Laporan Survey Pembuatan Batu Bata [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Nadya
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN SURVEY PEMBUATAN BATU BATA DI TABEK TUHUA KOTA BUKITTINGGI



Oleh : Kelompok 4 Beta Kelas I C D3 TEKNIK SIPIL 1. Fahira Permata Nengsih



( 1901021051 )



2. Annisa Husni



( 1901022004 )



3. Felly Fachlevi Alvin



( 1901022008 )



4. Nadya Syafitri



( 1901022012 )



5. Dodi Arfandes



( 1901022021 )



Diajukan Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Bahan Bangunan I Semester Ganjil T.A 2019/2020 Disetujui Oleh: Instruktur



MUKHLIS,ST.,MT NIP: 19760623 200212 1 003



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak Mukhlis pada mata kuliah Bahan Bangunan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Proses Pembuatan Batu Bata bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Mukhlis, selaku dosen mata kuliah Bahan Bangunan dengan bidang studi Batu Bata yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.



Padang, 16 September 2019



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang I.II Rumusan Masalah I.III Tujuan dan Manfaat BAB II Tinjauan Lokasi BAB III Proses Pembuatan Batu bata III.I Alat dan Bahan III.II Proses pembuatan III.II.I Pengilingan III.II.II Pencetakan III.II.III Pengeringan III.II IV Pembakaran BAB IV Penutupan IV.I Kesimpulan IV.II Saran



BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Batu bata merupakan salah satu komponen yg penting pada suatu bangunan. Batu bata digunakan sebagai bahan utama rumah atau gedung dan dipilih sebagai bahan alternatif utama penyusun bangunan karena harganya yang relatif murah, mudah diperoleh, memiliki kekuatan yang cukup tinggi, tahan terhadap pengaruh cuaca dan api dengan suhu 800o C sehingga tidak hancur bila direndam dengan air. Sedangkan pembakaran menggunakan kayu bakar. Pembuatan batu bata merah sangat dipengaruhi oleh cuaca, apabila cuaca baik maka proses pembuatan batu bata dapat berlangsung selama satu bulan. Bahan dasar batu bata biasanya diambil dari galian tanah liat dan dapat merusak lingkungan lokal. Akibat galian tanah liat yang berlebihan. Pembuataan batu bata diperlukan peningkatan mutu yang dihasilkan secara efektif, ramah lingkungan praktis dan murah. Salah satu cara memperbaiki karakterisktik mekanis dan fisis batu bata atau menggunakan abu sekam padi dengan limbah karbit kedalam baham dasar. Disamping itu pemanfaatan limbah karbit dan abu sekam padi untuk bahan campuran batu bata untuk mengurangi penambangan tanah liat yang berlebihan dan merupakan salah satu solusinya. Pembuatan batu bata pun juga masih banyak menggunakan motede tradisional atau secara manual. Jika ingin menggunakan teknologi maka membutuhkan biaya yang cukup mahal.



I.II Rumusan Masalah 1. Apa saja Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan batu bata? 2. Bagaimana proses pembuatan batu bata? 3. Apa keuntungan pemakaian mesin spiral dalam pengilingan batu bata? 4. Apa saja manfaat penggunaan abu sekam padi pada pembakaran batu bata?



I.III Tujuan dan Manfaat Mencari tahu bagaimana proses pembuatan bata yang sebenarnya dan memberikan pengetahuan tentang pembuatan batu bata tersebut pada mahasiswa teknik sipil agar menguasai salah satu bahan bangunan yang sering dipakai dalam pembuatan bangunan selama ini. Selain itu juga untuk mengetahui apa ciri bata yang kuat untuk membuat bangunan, karena setiap batu bata mempunyai kekuatan sendiri.



BAB II TINJAUAN LOKASI



Rumah produksi batu bata ini terdapat di jalan Tabek Tuhua, Panganak, Bukittinggi. Nama pabrik pengolahan batu bata ini adalah HTS (Hasil Tangan sendiri). Pabrik ini telah memproduksi batu bata sekitar tahun 1993-an. Pabrik ini didirikan oleh ibuk Iyat beserta keluarganya, tanah pabrik ini adalah milik keluarga ibuk Iyat. Dipabrik ini, proses pengadukan bahan menggunakan mesin milik buk Iyat sendiri. Semenjak pabrik batu bata ini berdiri, yang mengerjakan proses pencetakan adalah beberapa pekerja serta ibuk Iyat sendiri. Proses pembuatan batu bata, tanah nya digiling dengan mesin, sedangkan pencetakannya dilakukan secara manual. Upah pekerja buk Iyat disesuaikan dengan banyaknya bata yang dibuat oleh pekerja dalam sehari, satu bata yang telah dibuat dibayar buk Iyat RP.250,00;/buah. Biasanya gaji pekerja dibayar perminggu tergantung penjualan batu bata.



BAB III PROSES PEMBUATAN BATU BATA III.I ALAT DAN BAHAN 1.



ALAT a. Mesin penggiling tanah / spiral b. Sekop/cangkul c. Tempat cetakan batu bata d. Gerobak e. Tempat pembakaran f. Alat cetak nama tempat produksi



2.



BAHAN



Bahan Utama : a. Tanah liat b. Sekam padi c. Air dan abu Bahan Tambahan : a. Pasir Pasir digunakan sebagai campuran tanah liat agar bata saat dipanggang tidak bengkok dan tidak lengket saat percetakan.



III.II PROSES PEMBUATAN III.II.I PENGGILINGAN



Pada tahap ini tanah liat digiling menggunakan mesin spiral/ mesin penggiling tanah. Caranya masukan tanah liat kedalam mesin menggunakan sekop sedikit demi sedikit lalu dicampurkan dengan air selama proses penggilingan hingga tanah siap untuk dicetak. Teori dasar: Penggunaan mesin spiral disini untuk mempermudah proses pengilingan dan dapat menghasilkan tanah giling dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat, serta tanah yang telah lumat dengan pengilingan mesin tidak perlu lagi diendapkan dan pengerjaannya lebih mudah dan praktis. Sedangkan kekurangan dengan mengunakan mesin ini adalah masalah teknis. Mesin yang sering rusak menyebabkan pengeluaran tak terduga. Sedangkan penggilingan secara manual harus diendapkan terlebih dahulu dan membutuhkan tenaga yang lebih banyak. III.II.II PENCETAKAN



Tanah liat yang dihaluskan diangkut menggunakan gerobak ke tempat proses pencetakan. Cetakan yang digunakan berbentuk balok yang memiliki panjang 22 cm, lebar 12 cm dan tebal 6 cm. Sebelum tanah liat dimasukan kedalam cetakan. Cetakan dan papan alas ditaburi dengan butiran tanah liat kerung yang berbentuk seperti pasir agar liat yang dicetak tidak lengket pada cetakan dan papan alas. Setelah itu tanah liat dimasukkan kedalam



cetakan dan dipadatkan dengan cara menekan tanah liat dengan menggunakan tangan, dan tanah yang berlebih pada atas cetakan dipotong menggunakan benang boflang. Hasil cetakan tersebut kemudian disusun ditempat yang telah disediakan. Teori dasar: Batu yang dihasilkan dalam proses manual ini biasanya lebih padat, lebih kuat dan bagus dipasaran. Serta keutuhan bata cukup besar karena kepadatan bata yang lumayan maximum. Sedangkan kekurangan dalam proses manual ini lamanya dalam penncetakan batu karena proses pembuatan dilakukan oleh tenaga manusia. Selain itu juga membutuhkan kesabaran dan ketelitian yang tinggi. Cara kerja yang dilakukan sangat tradisional, sehingga sulit pengerjaannya. Tempat produksi yang kami kunjungi tidak menggunakan mesin cetak batu bata karena masalah dana yang cukup besar untuk membeli mesin cetak batu bata yang lumayan mahal. III.II.III PENGERINGAN



Proses pengeringan dilakukan dengan cara menyusun bata dengan diberi celah disetiap batu bata yang akan disusun. Pada proses penyusunan ini memakai teknik penyusunan zigzag agar susunan pada batu bata menjadi kuat dan tidak mudah roboh. Proses pengeringan ini berlangsung selama 3-4 minggu apabila kondisi cuaca mendukung. Teori dasar: Batu bata yang disusun zigzag karena memudahkan untuk pengeringan karena sirkulasi udara yang masuk lancar. Selain itu agar penyusunannya batu bata kokoh. Kekurangan dalam penggunaan cara zigzag ini adalah tempat yang diperlukan cukup besar.



III.II.IV PEMBERIAN LOGO



Pada tahapan ini batu bata yang sudah dicetak disusun ditempat pengeringan, kemudian batu bata diberi nama dengan cara menekan alat pencetakan nama pada batu bata. Biasanya proses penamaan ini dilakukan setelah satu hari atau minimal 8 jam setelah pemerosesan pencetakan.



III.II.V PEMBAKARAN



Pembakaran batu bata berlangsung di oven yang terbuat dari susunan batu bata. Pembakaran menggunakan dadak/sekam padi. Proses pembakaran berlangsung selama 12 hari, selama itu kondisi api harus dijaga dan sekam harus ditambah secara teratur agar proses pembakaran pada batu bata menjadi merata.



Teori dasar: Keuntungan dari proses pembakaran dengan pengunaan sekam padi ini adalah proses pembakaran yang merata karena panas yang dihasilkan rendah. Sedangkan kekurangan dalam proses ini adalah proses pembakaran yang lama. Berbanding terbalik dengan proses pembakaran dengan sekam padi, pembakaran mengunakan kayu lebih singkat karena kalor yang dimiliki lebih tinggi mengakibatkan proses pembakaran lebih singkat. Sedangkan secara teori penambahan abu sekam padi dengan persentase dengan komposisi 5% sampai 15% dapat mempengaruhi sifat mekanik batu bata yaitu menurunkan porositas dan susut bakar serta meningkatkan kuat tekan batu bata. Hal ini disebabkan oleh susunan SiO2 yang terdapat pada tanah liat dan abu mencapai kestabilan susunan molekul, yang berartu penggabungan partikel semakin rapat karena pori-pori dapat terisi penuh. Sedangkan pada penambahan abu sekam padi sebanyak 10%-15% terjadi kenaikan porositas. Hal ini disebabkan oleh adanya rongga yangterdapat pada batu bata yang dihasilkan dari penambahan abu. Abu yang dibakar akan menguap dan meninggalkan rongga pada tanah liat sehingga menghasilkan porositas batu bata yang besar. Seiring penambahan persentase abu sekam padi maka rongga yang dihasilkan oleh sisa pembakaran semakin banyk sehingga porositas batu bata semakin meningkat. Dari hasil pengujian porositas, batu bata dengan komposisi abu sekam padi 5% dengan pembakaran selama 24 jam memiliki nilai porositas minimum yaitu sebesar 18,5%. Nilai kuat tekan optimum dicapai pada persentase abu sekam pado sebanyak 5% dengan pembakaran selama 24 ham yaitu sebesar 4,1 N/mm2.



BAB IV PENUTUP



IV. I KESIMPULAN Berdasarkan penilitian yang telah kami lakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan mesin spiral mempermudah pengrajin batu bata dalam mengolah tanah dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat. 2. Pembuatan batu bata secara manual biasanya menghasilkan batu bata yang lebih padat dan lebih kuat. 3. Batu bata yang disusun zigzag memudahkan pengeringan karena sirkulasi udara yang masuk lancar. 4. Penambahan abu sekam padi dengan persentase komposisi 5% sampai 15% dapat mempengaruhi sifat mekanik batu bata yaitu menurunkan porositas dna susut bakar serta meningkatkan kuat tekan batu bata. Sedangkan lama pembakaran batu bata juga berpengaruh terhadap sifat mekanik batu bata yaitu untuk poeositas, semakin lama pembakaran maka daoat menurunkan porositas batu bata. Pada susut bakar, semakin singkat lama pembakaran maka daoat menurunkan susut bakar batu bata. Pada kuat tekan, semakin lama pembakaran maka dapat menaikkan kuat tekan batu bata.



IV.II SARAN 1. Belilah bata yang berasal dari daerah yang sudah terkenal baik tanahnya. 2. Walaupun bata yang digunakan dalam jumlah ribuan, tidak ada salahnya dilakukan pengujian tanah untuk mengetahui kandungan atau komposisi di dalamnya.



3. Jika memang sudah terlanjur membelinya atau sudah terlanjur terpasanag tetapi kualitas bata kurang bagus, maka komponen beton anda yang dijaga kualitasnya.