Laporan Uji Kuat Tarik Tidak Langsung [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN MEKANIKA BATUAN ‘’Uji Kuat Tarik Tidak Langsung



Oleh:



Doly Dakhyar Hutasuhut NIM :19137073



JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2020



A. Tujuan Pengujian Kuat Tekan Uniaxial Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kuat tarik batuan secara tidak langsung, pengertian secara tidak langsung ini, dikarenakan specimen diberikan pembebanan terhadap arah diameteral sehingga gaya yang diberikan akan di distribusikan secara diameteral (ditarik). B. Landasan Teori Kekuatan tarik (tensile strength, ultimate tensile strength) adalah tegangan maksimum yang bisa ditahan oleh sebuah bahan ketika diregangkan atau ditarik, sebelum bahan tersebut patah. Kekuatan tarik adalah kebalikan dari kekuatan tekan, dan nilainya bisa berbeda. Beberapa bahan dapat patah begitu saja tanpa mengalami deformasi, yang berarti benda tersebut bersifat rapuh atau getas (brittle). Bahan lainnya akan meregang dan mengalami deformasi sebelum patah, yang disebut dengan benda elastis (ductile). Kekuatan tarik umumnya dapat dicari dengan melakukan uji tarik dan mencatat perubahan regangan dan tegangan. Titik tertinggi dari kurva tegangan-regangan disebut dengan kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile strength). Kekuatan tarik material batuan biasanya didefinisikan sebagai tegangan tarik maksimum yang dapat dialami oleh suatu material dalah hal ini batuan atau beton. Material batuan biasanya memiliki kekuatan tarik rendah, yang dapat ditentukan dengan metode langsung dan tidak langsung. Uji brazilian adalah salah satu pengujian kekuatan tarik secara tidak langsung (Tensile Strength Test), yang paling populer dilakukan untuk mengetahui



kuat tarik batuan, pengujian ini lebih sering digunakan, karena lebih mudah dan sederhana dibanding dengan uji kuat tarik batuan secara langsung yang prosesnya rumit dalam hal sample preparation-nya. Secara kronologis, pencipta metode uji kuat tarik tidak langsung ini adalah



Carneiro



(1943),



yang



memperkenalkan



metode



uji



untuk



mendapatkan nilai kekuatan tarik beton dan menciptakan rumus untuk menghitung kekuatan tarik sampel dalam bentuk silinder yang dibebani konstant secara perlahan hingga sampel batuan menunjukkan bidang keruntuhan. τ = P/(π .r.h)



Rumus :



Ket



:



P = gaya Π = 3,14 r = Jari-jari sampel h = Ketinggian sampel



Pengujian kuat tarik tidak langsung menggunakan alat kuat tekan uniaksial, dimana percontoh batuan diletakkan diantara dua platen kemudian diberi beban sehingga beban mengalami failure. Pemberian beban dilakukan pada bagian diameterikal percontoh batuan Percontoh batuan dibuat dengan geometri ; tinggi (tebal) percontoh setengah dari diameternya. Pada pengujian kuat tarik tidak langsung (brazilian test) tekanan yang diberikan pada suatu



titik (P) yang menyebabkan gaya yang terjadi pada suatu titik (P) pada conto membuat conto menjadi failure ketika conto diberi tekanan maka conto tersebut menerima tekanan atau gaya yang diberikan atau ditimbulkan oleh tekanan (P) vertikal maka sisi samping conto atau bergerak ke sisi samping secara horizontal. C. Alat- alat yang digunakan 1.



Sampel Batuan



2.



Alat uji Brazillian Test



3.



Jangka Sorong



4.



Mistar



D. Prosedur 1.



Contoh batuan yang akan digunakan dalam uji ini disiapkan dengan ukuran dimensi panjang sama dengan setengah kali diameter.



2.



Plat baja bagian bawah diletakkan ditengah-tengah plat form mesin kuat tekan.



3.



Specimen diletakkan ditengahnya (diantara plat baja atas dan plat baja bawah), kemudian sedikit demi sedikit ditekan dengan plat form atas dengan mesin kuat tekan dengan diberikan pembebanan.



4.



Pasang dial gauge untuk mengukur deformasi axial.



5.



Contoh batuan diberikan pembebanan, diusahakan laju pembebanan tersebut konstan yaitu 200 N/detik.



6.



Pembacaan pembebanan dilakukan setiap penambahan gaya 2 KN dan catat angka pembebanan aksial hingga dicapai gaya maksimum (speciment pecah).