Laporan UKS Raden Paku [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SDI RADEN PAKU SURABAYA



Oleh :



Kelompok D1 Profesi Komunitas



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N) FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2019



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan sektor kesehatan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pendidikan dan kesehatan yang dapat dilakukan melalui institusi pendidikan. Pendidikan kesehatan melalui anak-anak sekolah sangat efektif untuk merubah perilaku dan kebiasaan sebelumnya. Sekolah merupakan tempat promosi kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi warganya dan perlunya dibentuk program kesehatan sekolah untuk pembinaan warga dan lingkungan sekolah yang dikenal dengan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) (Efendi & Makhfudli, 2013). Usaha Kesehatan Sekolah adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolahsekolah dengan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak sekolah setinggi-tingginya (Azwar, 2012). Dasar pelaksanaan UKS adalah Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 45 ayat 1, yang kemudian diperbaharui melalui Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 79 yang berbunyi kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Pembentukan UKS diperlukan untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan sesuai dengan TRIAS UKS yaitu sebagai sarana pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pemeliharaan lingkungan sekolah yang sehat. Dengan diadakannya UKS ini berarti diperlukan sebuah tim pembinaan dan tim pelaksanaan. Program pembinaan yang dapat dilakukan oleh tim pelaksana antara lain program pembinaan peserta didik seperti pendidikan, seminar, loka karya untuk pembina UKS di sekolah, pelatihan dokter kecil, pembinaan sarana seperti ruang UKS, tensi meter, kotak P3K, dan buku pencatatan pemeriksaan dan



program pembinaan lingkungan baik pembinaan lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik. Berdasarkan hasil observasi dan kunjungan ke SDI Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya didapatkan bahwa sekolah telah memiliki UKS dengan penataan ruangan dan penggunaan sarana prasarana masih kurang optimal. Di dalam ruang UKS terdapat 1 tempat tidur, 1 lemari, 1 kursi, 1 kotak P3K dengan obat yang belum lengkap (minyak kayu putih dan betadin), 1 timbangan berat badan, dan 1 meteran tinggi badan. Buku registrasi siswa sakit belum terisi dengan optimal terkait belum ada petugas jaga yang berjaga di UKS. Pelayanan yang dilakukan di UKS yaitu pemberian terapi non farmakologis berupa teh hangat dan makanan, serta obatobatan dan apabila terdapat siswa dengan sakit yang tidak dapat ditangani di UKS maka akan dipulangkan atau di rujuk ke Rumah Sakit Haji Surabaya. Tidak terdapat program dokter kecil, namun terdapat follow up oleh Puskesmas Klampis Ngasem hanya bagi perwakilan siswa SDI Raden Paku Surabaya. Tidak ada sistem yang megharuskan siswa untuk jaga di UKS, untuk siswa yang sakit hanya dijaga oleh temennya sendiri dan guru UKS. Kegiatan rutin yang sudah dilakukan oleh Puskesmas Klampis Ngasem kepada SDI Raden Paku adalah pelatihan dokter kecil yang hanya diwakilkan oleh beberapa siswa saja dari kelas 4 dan 5. Puskesmas Klampis Ngasem melakukan skrining kesehatan siswa 1 tahun sekali. Sekolah telah mendapatkan penyuluhan kesehatan rutin dari Puskesmas Klampis Ngasem dalam program pembinaan peserta didik, namun penyuluhan tidak dapat diikuti oleh keseluruhan siswa karena keterbatasan tempat. Pelatihan yang sudah diberikan meliputi cuci tangan yang baik dan benar, pemeriksaan gigi, narkoba, imunisasi dan vaksin, serta kesehatan reproduksi. Kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan yang dilakukan secara rutin, yaitu pemeriksaan jentik nyamuk, kerja bakti setiap hari Jumat, dan kegiatan ngosek bersama. Keluhan terbanyak pengunjung UKS ialah pusing, demam, mual, dan muntah. Dan pernah terjadi siswa tertusuk paku dan mimisan. Berdasarkan adanya kasus tersebut menurut pembina UKS saat ini siswa memerlukan pelatihan pertolongan pertama pada siswa yang sakit.



Kebersihan lingkungan di SDI Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya berdasarkan pengamatan kamar mandi siswa sudah cukup, terdapat tempat sampah di setiap depan ruang kelas, dan ada beberapa wastafel di depan kelas. SDI Raden Paku Surabaya perlu adanya perbaikan dari UKS di sekolah untuk meningkatkan derajat kesehatan di sekolah termasuk dalam pemberian pendidikan kesehatan pada siswa yang menjadi salah satu peran primer masih minimal. Hal tersebut dikarenakan tenaga guru yang kurang memiliki pengetahuan tentang kesehatan dan keterbatasan waktu dari pelaksana UKS sehingga pelayanan UKS hanya dilaksanakan dengan cara yang sederhana dalam kondisi ringan. Pihak sekolah merujuk ke puskesmas atau rumah sakit untuk diberikan perawatan lebih lanjut pada siswa yang memiliki kondisi serius. Selain itu, masalah tersebut juga berdampak pada siswa yang memiliki minat kurang dalam pengetahuan tentang UKS yang akan berdampak pada kurang optimalnya pengembangan UKS di SDI Raden Paku Surabaya karena salah satu peran primer belum dapat dijalankan dengan baik. Upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di sekolah, perlu adanya perbaikan dari UKS disekolah. Upaya tersebut dapat menjadi dasar dalam pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan UKS yang ada dan mewujudkan dalam pelaksaan TRIAS UKS secara optimal dengan adanya pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan serta pembinaan lingkungan sekolah sehat. Pentingnya pengetahuan tentang UKS yang diberikan kepada siswa dapat meningkatkan minat dan kesadaran untuk berperan secara maksimal di UKS. Berdasarkan masalah di atas dan untuk membentuk sekolah yang sehat harus sesuai dengan landasan dari program pemerintah, perlu dilakukan optimalisasi dalam pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada serta pelatihan pertolongan pertama bagi siswa SDI Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya. Kegiatan tersebut diharapkan dapat mendukung terlaksananyan TRIAS UKS yang baik.



1.2 Tujuan Kegiatan 1.2.1 Tujuan Umum Setelah menyelesaikan kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas, siswa dapat menjalankan pelaksanaan TRIAS UKS yaitu pendidikan, pelayanan dan lingkungan sekolah sehat dan khususnya kegiatan pelatihan dokter kecil. 1.2.2 Tujuan Khusus Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas, siswa dapat: 1. Melaksanakan dan mempraktikan program UKS dengan pelatihan dokter kecil pada petugas UKS. 2. Mengetahui dan mempraktikkan tentang cara pembebatan 3. Mengetahui dan mempraktikkan tentang cara pembidaian 4. Mengetahui dan mempraktikkan tentang cara penanganan cedera 5. Mengetahui dan mempraktikkan tentang cara penanganan pingsan 1.3 Manfaat Kegiatan 1.3.1 Bagi mahasiswa 1) Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas pada anak usia



sekolah. 2) Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan



komunitas pada anak usia sekolah. 3) Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam



menghadapi dinamika pada anak usia sekolah.



1.3.2 Bagi warga sekolah 1. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya pembentukan Usaha Kesehatan Sekolah. 2. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan mamahami masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang ada pada anak usia sekolah. 3. Guru dan siswa menjadi bagian dari setiap program yang dilaksanakan oleh UKS.



1.3.3 Bagi pendidikan 1. Salah satu indikator keberhasilan program studi ilmu keperawatan fakultas keperawatan Universitas Airlangga Surabaya program profesi khususnya di bidang keperawatan komunitas pada anak usia sekolah. 2. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model praktek keperawatan komunitas pada anak usia sekolah selanjutnya. 1.3.4 Bagi profesi 1. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang professional, berpotensi secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan 2. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas pada anak usia sekolah sehingga profesi mampu mengembangkannya. 1.4 Ruang Lingkup Asuhan keperawatan komunitas pokja UKS dilaksanakan di SDI Raden Paku Surabaya dalam masalah kesehatan anak usia sekolah. 1.5 Metode Pendekatan Metode pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan penerapan metode pendekatan pada sasaran primer (peserta didik) serta sekunder; pengambil kebijakan (kepala sekolah) dan guru pembina UKS melalui asuhan keperawatan profesional yang meliputi biologis, psikologis, sosial dan kultural secara mandiri maupun kolaborasi lintas sektor. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dimulai pengkajian keperawatan, hasil analisis data, penapisan



masalah,



penentuan



prioritas



diagnosa



keperawatan,



keperawatan, implementasi, evaluasi keperawatan dan simpulan.



rencana



BAB 2 TINJAUAN TEORI



2.1 Konsep Dasar Keperawatan Komunitas Komunitas



merupakan



sekelompok



masyarakat



yang



mempunyai



persamaan nilai, perhatianyang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006). Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat



melalui



langkah-langkah



seperti



pengkajian,



perencanaan,



implementasi, dan evaluasi keperawatan (Irnanda, 2012). 2.2 Konsep Dasar Anak Usia Sekolah Anak usia sekolah menurut definisi WHO (2007) yaitu, golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 712 tahun. Pada usia sekolah anak mencari jati diri dan akan sangat mudah terpengaruh lingkungan, terutama teman sebaya yang pengaruhnya sangat kuat seperti anak akan merubah perilaku dan kebiasaan temannya, termasuk perubahan kebiasaan makan. Peranan orang tua sangat penting. Selama pertengahan tahun masa kanak-kanak, dasar peran dewasa dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Negara industri periode ini dimulai saat anak mulai masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun, pubertas sekitar usia 12 tahun merupakan tanda akhir masa kanak-kanak menengah. Tugas perkembangan pada masa anak usia sekolah berfokus pada kemampuan fisik, kognitif, dan psikososial (Gunarsa, 2008).



Sekolah atau pengalaman pendidikan memperluas dunia anak dan merupakan transisi dari kehidupan yang secara relatif bebas bermain ke kehidupan belajar, dan bekerja terstruktur. Sekolah dan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini membutuhkan penyesuaian dengan orang tua dan anakanak harus belajar menghadapi peraturan dan harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman sebaya. Orang tua harus membiarkan anak-anak membuat keputusan menerima tanggung jawab dan belajar dari pengalaman kehidupan (Gunarsa, 2008). 2.3 Konsep Dasar Usaha Kesehatan Sekolah 2.3.1 Pengertian Pengertian UKS dalam UU No.23 tahun 1992 Pasal 45 tentang Kesehatan Sekolah



ditegasan



bahwa



kesehatan



sekolah



diselenggarakan



untuk



meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan kembang secara harmonis dan optimal serta dapat menjadikan sumber daya yang berkualitas (Kemenkes RI, 2015). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat, dan akan menghasilkan derajat kesehatan yang optimal. UKS meliputi peserta didik pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan mulai dari TK/RA hingga SMA/SMK/MA (Kemendikbud, 2012). UKS menurut Mubarak & Chayatin (2009) merupakan bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah. 2.3.2 Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan



yang



sehat,



sehingga



memungkinkan



pertumbuhan



dan



perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya (Pedoman pelaksanaan UKS, 2014)



2. Tujuan khusus Memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang didalamnya mencakup : 1) Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat serta berpatisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan; 2) Sehat, baik dalam arti fisik, mental maupun sosial dan; 3) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan narkotika, obat-obatan dan bahan berbahaya, alkohol (minuman keras), rokok dan sebagainya (Pedoman pelaksanaan UKS, 2014) 2.3.3 Sasaran Menurut (Depkes, 2008) membagi sasaran pembinaan dan pengembangan UKS menjadi tiga sasaran meliputi 1. Sasaran Primer dalam hal ini adalah peserta didik 2. Sasaran Sekunder seperti Guru, Pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan serta Tim Pembina UKS di setiap jenjang pendidikan. 3. Sasaran Tersier adalah Lembaga Pendidikan mulai dari tingkat TK sampai SMA, termasuk pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi serta pondok pesantren beserta lingkungannya. 4. Adapun sasaran pembinaan UKS adalah peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana pendidikan serta pelayanan kesehatan, lingkungan (Lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar sekolah) (Pedoman Pelaksanaan UKS, 2014). 2.3.4 Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana UKS dijelaskan meliputi 1) ruang UKS atau klinik sekolah, 2) alat-alat pemeriksaan yang diperlukan, 3) alat-alat P3K, 4) Obatobatan sehari-hari yang diperlukan. Berdasarkan kelengkapannya dapat dibagi menjadi: 1. Sarana dan Prasarana sederhana meliputi tempat tidur, timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart, kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Paracetamol)



2. Minimal melaksanakan TRIAS UKS yaitu pendidikan kesehatan. 3. Memiliki kader Tiwisada sebanyak 5% dari jumlah siswa Sarana dan Prasarana lengkap meliputi: 1. Tempat tidur; Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart; Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Paracetamol); Lemari obat, buku rujukan KMS, poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid 2. Melaksanakan TRIAS UKS yaitu pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan 3. Memiliki kader Tiwisada sebanyak 6%-9% dari jumlah siswa Sarana dan Prasarana ideal meliputi: 1. Tempat tidur; Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart; Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Paracetamol); Lemari obat, buku rujukan KMS, poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid; Peralatan gigi dan unit gigi; Contohcontoh model organ tubuh 2. Melaksanakan TRIAS UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan hidup lingkungan kehidupan sekolah 3. Memiliki kader Tiwisada sebanyak 10% dari jumlah siswa 2.3.5 Ruang Lingkup UKS di Sekolah Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam Tiga Program pokok Usaha Kesehatan Sekolah/madrasah (Trias UKS) meliputi: a. Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan; b. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan; c. Pembinaan lingkungan Sekolah/madrasah Sehat. 2.3.6 Ruang Lingkup Pembinaan UKS 1. Penyusunan perencanaan program; 2. Pelaksanaan program; 3. Pengendalian program; 4. Penilaian dan penelitian; 5. Manajemen dan organisasi termasuk ketenagaan, sarana dan prasarana serta pembiayaan.



2.3.7 Tim Pembina dan Pelaksana UKS Untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan UKS secara terpadu dan terkoordinasi, maka dibentuk Tim Pembina UKS pada setiap jenjang pemerintahan, yaitu: 1. Tim Pembina UKS Tingkat Pusat; 2. Tim Pembina UKS Tingkat Provinsi; 3. Tim Pembina UKS Tingkat Kab/Kota; Tim Pelaksana UKS yaitu: Pembina



: Lurah/Kepala Desa;



Ketua



: Kepala Sekolah/madrasah;



Sekretaris I



: Guru Pembina UKS/Pembina UKS;



Sekretaris II



: Ketua Komite Sekolah/madrasah;



Anggota



:1. Komite Sekolah/madrasah; 2. Petugas UKS Puskesmas; 3. Guru; 4. Siswa.



2.3.8 Tugas dan Fungsi Tim Pelaksana UKS A. Tugas: 1) Melaksanakan tiga program UKS yaitu Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, dan Pembinaan Lingkungan Sekolah/madrasah Sehat. 2) Menjalin kerjasama dengan orang tua murid (komite sekolah/madrasah). 3) Mengadakan



pengendalian/evaluasi,



menyusun



program



dan



menyampaikan laporan ke TP UKS Kecamatan. 4) Melaksanakan ketatausahaan. B. Fungsi: Sebagai penanggungjawab dan pelaksana program UKS di Sekolah/ madrasah berdasarkan prioritas kebutuhan dan kebijakan yang ditetapkan TP UKS Kecamatan 2.3.9 Program Pembinaan dan Pengembangan UKS meliputi: a. Program Pembinaan Peserta Didik 1) Pendidikan kesehatan; 2) Pelayanan kesehatan.



b. Program Pembinaan Pembina UKS (ketenagaan) Peningkatan jumlah (kuantitas), melalui: 1) Pendidikan formal dan non formal; 2) Pelatihan, bimbingan teknis, seminar, dan lokakarya; 3) Monitoring dan evaluasi; 4) Pengawasan. c. Program Pembinaan Sarana Prasarana Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan. 1) Ruang UKS, tempat tidur, alat ukur Berat Badan dan Tinggi Badan, Obat-obatan sederhana, tensimeter, kartu snellen, media Komunikasi Informasi Edukasi (KIE), alat peraga kesehatan. 2) Buku pencatatan pemerikasaan kesehatan peserta didik, buku/lembar rujukan. d. Program Pembinaan lingkungan: 1) Lingkungan fisik (konstruksi ruang dan bangunan, pencahayaan, ventilasi, kebisingan, kepadatan, sarana air bersih dan sanitasi, halaman, jarak papan tulis, vektor penyakit, kantin, meja, kursi) 2) Lingkungan non fisik (perilaku tidak merokok, membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih mengalir, dan memilih makanan jajanan yang sehat) e. Program Pengembangan. Pihak Sekolah/Madrasah dapat melakukan program pengembangan dengan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait (stakeholder) dalam pelaksanaan program UKS. Disamping itu pihak sekolah/madrasah diharapkan dapat menularkan ke sekolah/madrasahsekolah/madrasah lain di lingkungannya. 2.4 Penyusunan Rencana Kegiatan UKS 2.4.1 Rencana Kegiatan UKS Tahunan Rencana Kegiatan UKS tahunan ialah rangkaian dan tahap kegiatan UKS yang disusun oleh Tim Pelaksana UKS yang akan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran oleh Tim Pelaksana UKS.



2.4.2 Rencana Kegiatan UKS/Rencana Anggaran Belanja UKS Merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS) dan Rencana Anggaran Belanja Sekolah/Madrasah (RABS). 2.4.3 Langkah pelaksanaan: a. Menyusun Rencana Kegiatan UKS dan Rencana Anggaran Belanja UKS; b. Mengajukan Rencana Kegiatan UKS dan Rencana Anggaran Belanja UKS tersebut pada rapat pengurus Komite Sekolah/madrasah untuk dimasukkan pada RKS dan RABS; c. Sekolah dan komite sekolah menetapkan dan mengalokasikan ke dalam RKS dan RABS. 2.4.4 Penyusunan Rencana Kegiatan UKS Dalam penyusunan Rencana Kegiatan UKS memperhatikan: A. Kegiatan Kegiatan mengacu pada program UKS yaitu: a. Program pendidikan kesehatan; b. Program pelayanan kesehatan; c. Program peningkatan mutu ketenagaan; d. Program pengadaan sarana prasarana; e. Program pembinaan lingkungan sekolah/madrasah sehat B. Jenis Kegiatan Kegiatan terdiri dari 2 jenis a. Kegiatan yang sudah baku dan rutin dilaksanakan dalam hal ini yang perlu direncanakan ialah: 1) Waktu pelaksanaan agar disesuaikan dengan kalender pendidikan; 2) Cara pelaksanaan agar tidak tumpang tindih dan perlu dilaksanakan secara terpadu; 3) Dana pelaksanaan. Contoh kegiatan ini adalah pemeriksaan rutin dan berkala b. Kegiatan yang perlu ditambahkan. Kegiatan



tambahan



diusulkan



berdasarkan



hasil



evaluasi/pengamatan agar sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan tambahan ini mengacu pada program UKS. Contoh penyusunan kegiatan berdasarkan kebutuhan yang diketahui dari hasil evaluasi/pengamatan, yaitu:



a) Bila banyak peserta didik yang menderita penyakit kulit, perlu dibuat kegiatan pendidikan kebersihan pribadi yang ditekankan pada kebersihan kulit dan upaya pengobatannya; b) Bila tingkat kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan masih kurang, maka perlu diadakan kegiatan peningkatan mutu (pengetahuan/kemampuan) guru umpamanya penataran (alih teknologi) oleh petugas Puskesmas; c) Bila kegiatan pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik karena kurangnya alat peraga, maka perlu diadakan alat peraga pendidikan kesehatan (kegiatan pengadaan alat peraga); d) Untuk



melaksanakan



pemeliharaan



keberhasilan



lingkungan



sekolah/madrasah diperlukan alat-alat kebersihan, maka perlu diperhitungkan macam dan jumlah alat/bahan yang dibutuhkan selama satu tahun ajaran; e) Bila lingkungan sekitar sekolah/madrasah dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, maka perlu diadakan kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). c. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Waktu pelaksanaan kegiatan diatur dan disesuaikan dengan kalender pendidikan. Kegiatan yang melibatkan peserta didik dan guru agar diatur sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar, serta tidak dilaksanakan pada masa ujian d. Dana Kegiatan Kegiatan yang memerlukan dana dipertimbangkan dan diatur sehingga dana yang diperlukan tidak memberatkan orang tua (disesuaikan dengan kemampuan). Sumber dana kegiatan pada sekolah/madrasah diperoleh dari orang tua peserta didik, dan sumbangan lain yang tidak mengikat, serta dana yang diusahakan oleh sekolah atau madrasah melalui kegiatan.



CONTOH RENCANA KEGIATAN UKS DI SD/MI Tahun Pelajaran



:…………………………….



SD/MI



: …………………………………………



Kecamatan



: ………………………………………… PROGRAM KEGIATAN UKS,



SASARAN DAN PEMBIAYAAN YANG DIPERLUKAN



No



Program Kerja



Sasaran



Pembiayaan



Keterangan



(1)



(2)



(3)



(4)



(5)



1) dicatat siapa/apa yang menjadi sasaran dan berapa target jumlahnya 2) dicatat biaya yang diperlukan masing-masing kegiatan . ……………………………………… Kepala SD/MI Selaku Ketua Tim Pelaksana



………………………………………



BAB 3 TINJAUAN LAPANGAN



Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa praktik profesi keperawatan komunitas Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Angkatan A14 periode 2 pada tanggal 8 Mei 2019 didapatkan data umum tentang SDI Raden Paku Surabaya melalui winshield survey dan wawancara langsung. Adapun data tersebut antara lain sebagai berikut: 3.1 Data Hasil Winshield Survey Berikut tabel data hasil winshileld survey yang dilakukan pada tanggal 8 Mei 2019 di SDI Raden Paku Surabaya sebagai berikut: Elemen Pelayanan Pembinaan Sekolah Sehat



Lingkungan Fisik Sekolah



1.



2. 3. 4. 5.



6.



Kebersihan Lingkungan



7. 1. 2. 3. 4. 5.



Deskripsi SDI Raden Paku berada di Jl. Klampis Ngasem No. 88A, Kelurahan Klampis Ngasem Gedung Sekolah Raden Paku bersebelahan tepat dengan TK Raden Paku. Bangunan sekolah dan lingkungannya permanen Gedung sekolah terdiri dari dua lantai, yang mana lantai 1 untuk dan lantai 2 untuk SMP Fasilitas sekolah cukup lengkap terdiri dari ruang guru, ruang UKS, ruang kelas, kamar mandi, mushola, kantin, perpustakaan dan halaman sekolah Pada halaman sekolah terdapat lapangan sarana olah raga, dan pos satpam Ruang UKS di sekolah ini permanen Terdapat tempat sampah di setiap depan kelas. Terdapat 7 kamar mandi yang cukup bersih Terdapat kran tempat mencuci tangan di depan kelas Secara umum lingkungan bersih Terdapat kantin



Pelayanan Pembinaan Sekolah Sehat



Sarana dan Prasarana UKS



Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan



1. Terdapat ruang UKS permanen dengan ukuran 3x4 m2 2. Ruang UKS terdiri dari 1 tempat tidur, 1 lemari, 1 kursi, 1 kotak P3K dengan obat yang belum lengkap (minyak kayu putih dan betadin), 1 timbangan berat badan, dan 1 meteran tinggi badan. 3. Buku administrasi terkait kunjungan UKS dan data rujukan puskesmas belum berjalan Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan oleh pihak Puskesmas Klampis Ngasem, namun pemberian penyuluhan kesehatan tidak dapat mencakup semua siswa. Pihak pelaksana UKS belum dapat maksimal dalam memberikan pendidikan kesehatan karena keterbatasan waktu dari pelaksana UKS. Selain itu kegiatan penyuluhan kesehatan biasanya dilakukan dari Universitas yang ada di Surabaya atau instansi tertentu.



3.2 Data Umum Sekolah Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa praktik profesi keperawatan komunitas Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Angkatan A14 gelombang 2 pada tanggal 8 Mei 2019 didapatkan data bahwa SDI Raden Paku Surabaya berada di wilayah Kelurahan Klampis Ngasem, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya. SDI Raden Paku Surabaya ini memiliki dua lantai terbagi menjadi SD dan SMP. Lantai 1 (wilayah SD) terdiri dari ruang guru, ruang UKS, ruang kelas, kamar mandi, mushola, kantin, perpustakaan dan halaman sekolah yang di dalamnya terdapat terdapat lapangan sarana olah raga, dan pos satpam. Jumlah siswa di SDI Raden Paku Surabaya sebanyak ±428 siswa. Pelatihan ataupun penyuluhan yang sudah diberikan terhadap siswa meliputi cuci tangan yang baik dan benar, pemeriksaan gigi, narkoba, imunisasi dan vaksin, serta kesehatan reproduksi. Kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan yang dilakukan secara rutin, yaitu pemeriksaan jentik nyamuk, kerja bakti setiap hari Jumat, dan kegiatan ngosek bersama.



BAB 4 ANALISA DATA KESEHATAN KOMUNITAS DI SDI RADEN PAKU SURABAYA KELURAHAN KLAMPIS NGASEM KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA



Berdasarkan data yang didapatkan dari Mahasiswa Profesi Keperawatan Komunitas Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga pada 8 Mei 2019, kemudian telah dilakukan pengumpulan data yang selanjutnya dianalisis dan ditentukan prioritas diagnosis keperawatan yang akan ditindak lanjuti. 5.1 Analisa Data Analisa data telah dilakukan antara lain: Data Subyektif Data Obyektif 1. Pembina UKS 1. Belum ada siswa mengatakan bahwa kader UKS, dan program UKS belum belum ada kegiatan berjalan dengan yang jelas maksimal 2. Ruang UKS terdapat 2. Pembina UKS tempat tidur, mengatakan untuk timbangan dan kotak administrasi UKS P3K yang belum terisi sudah memiliki buku standar untuk administrasi dan pertolongan pertama kotak P3K namun 3. Sudah ada struktur belum maksimal organisasi tim 3. Pembina UKS pelaksana UKS , mengatakan kejadian namun belum berjalan yang sering dialami dengan maksimal. siswa adalah pusing, pingsan, mual, muntah 4. Pembina UKS mengatakan sebagian besar guru mengerti tentang UKS secara umum, namun masih kurangnya peran guru dalam mendukung kegiatan terkait UKS.



Diagnosa Keperawatan Pemeliharaan Kesehatan SDI Raden Paku tentang ketidakmampuan dalam pengambilan tanggungjawab oleh pelaksana UKS Tidak Efektif



4.2 Penapisan Masalah



Dari hasil analisa data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah, adapun penapisan tersebut dapat dilihat sebagai berikut: No 1



Diagnosa Keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif



A 3



B 4



C 3



D 2



E 4



Keterangan F G 5 5



H 3



I 3



J 3



K 3



L 2



Jumlah 40



Keterangan Keterangan: A. Sesuai dengan peran perawat komunitas B. Jumlah yang berisiko C. Besarnya risiko D. Potensi pendidikan kesehatan E. Interest untuk komunitas F. Kemungkinan diatasi G. Relevan dengan program pemerintah H. Tersedianya tempat I. Tersedianya waktu J. Tersedianya dana K. Tersedianya SDM Keterangan Pembobotan: 1. Sangat rendah 2. Rendah 3. Cukup 4. Tinggi 5. Sangat tinggi



4.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan Berdasarkan scoring diatas, maka prioritas diagnosa keperawatan komunitas di SDI Raden Paku Surabaya Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo adalah sebagai berikut: 1 Pemeliharaan Kesehatan SDI Raden Paku tentang ketidakmampuan 1 dalam pengambilan tanggungjawab oleh pelaksana UKS Tidak Efektif



BAB 5 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI SDI RADEN PAKU SURABAYA KELURAHAN KLAMPIS NGASEM KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA POKJA UKS



Dari hasil analisa data maka telah didapatkan diagnosa keperawatan komunitas sesuai prioritas. Kami melakukan perencanaan bersama dengan guru dan siswa yang dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2019. Perencanaan yang akan kami laksanakan adalah sebagai berikut:



No 1.



Diagnosa Keperawatan Pemeliharaan Kesehatan SDI Raden Paku tentang ketidakmampuan dalam pengambilan tanggungjawab oleh pelaksana UKS Tidak Efektif



Tujuan



Kriteria Hasil



Jangka Panjang: Pelaksanaan pemeliharaan kesehatan oleh tim pelaksana UKS dan kader UKS menjadi efektif



Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan Kesehatan (1606) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x60 menit siswa dapat memahami peran dan tugas sebagai kader UKS



Intervensi Pembinaan siswa kelas IV meliputi: Pelatihan P3K, penanganan pingsan, penangan luka, penanganan mimisan, penanganan demam, dan penanganan



PJ Aisyah Kartika Sukmawati



Waktu



Tempat



Metode



Media



Penanggung 23 Mei jawab UKS 2019 SDI Raden Paku



Ruang Kelas IVA, IVB, dan Musholla SDI Raden Paku



Ceramah & Demonstrasi



PPT dan alat peraga



Kriteria hasil : mual muntah Jangka 1) Kader UKS diare. pendek: 1) Ruang mampu UKS memberikan memenuhi pertolongan standar petama 2) Kader 2) Meningkatnya UKS tanggung mengetahui jawab kader tugas dan UKS peran sebagai kader



BAB 6 IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI SDI RADEN PAKU SURABAYA KELURAHAN KLAMPIS NGASEM KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA POKJA UKS



Implementasi dilakukan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat antara mahasiswa praktik profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga dan pengurus UKS SDI Raden Paku Surabaya sehingga didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 6.1 Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas UKS No 1



Diagnosa Keperawatan Pemeliharaan Kesehatan SDI Raden Paku tentang ketidakmampu an dalam pengambilan tanggungjawab oleh pelaksana UKS Tidak Efektif



Kegiatan 1. Sosialisasi tentang UKS 2. Pelatihan P3K, penanganan pingsan, penangan luka, penanganan mimisan, penanganan demam, dan penanganan



Waktu dan Tempat Kamis, 23 Mei April 2019 pukul 08.00-11.00 WIB di Ruang Kelas IVA, IVB, dan Musholla SDI Raden Paku Surabaya



Pelaksanaan



Hambatan



Mahasiswa Keperawatan Universitas Airlangga



1. Musholla yang kurang luas sehingga siswa harus berdesakdesakan saat dilakukan berat badan, tinggi badan, dan skrining buta warna. 2. Siswa tidak dapat mempraktikkan penanganan luka di pos yang tersedia karena keterbatasan waktu.



Solusi 1. Sehari sebelum acara memesan ruangan yang lebih luas dan dapat menampung 20 siswa. 2. Materi yang disampaikan dimampatkan agar waktu yang tersedia cukup untuk pelatihan/praktik langsung.



mual muntah diare, dengan sistem simulasi di tiap pos



BAB 7 EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS



Berikut ini evaluasi dari implementasi yang telah kami laksanakan di SDI Raden Paku Surabaya melalui Analisa SWOT: Tabel 7.1 Evaluasi asuhan keperawatan komunitas UKS Diagnosa Keperawatan Pemeliharaan Kesehatan SDI Raden Paku tentang ketidakmampuan dalam pengambilan tanggungjawab oleh pelaksana UKS Tidak Efektif



Strength



Weakness



Opportunity



Threathened



Tindak Lanjut



Penanggung UKS sangat terbuka dengan kegiatan mahasiswa karena selama ini program UKS belum berjalan dengan optimal



Selain kegiatan pelayanan kesehatan, pelaksanaan kegiatan UKS lainnya seperti pendidikan kesehatan belum terlaksana dengan optimal karena terkendala Pembina UKS yang merangkap menjadi guru mata pelajaran



Sekolah sudah memiliki struktur tim pelaksana UKS. Siswa-siswi baru sudah mendapatkan pembekalan mengenai UKS sehingga pelaksanaan program UKS dapat dijalankan dengan mudah



1. Tempat skrining yang telah disediakan oleh sekolah dirasa kurang luas sehingga siswa harus berdesakan saat dilakukan skrining berat badan, tinggi badan, dan tes buta warna. 2. keterbatasan waktu karena tidak semua perasat praktek bisa di praktekkan langsung oleh siswa.



1. Memberikan pendidikan kesehatan bagi siswa sesuai dengan Trias UKS 2. Memberikan poster dan booklet kepada sekolah mengenai P3K, penanganan pingsan, penangan luka, penanganan mimisan, penanganan demam, dan penanganan mual muntah diare 3. Melakukan advokasi dengan Puskesmas Klampis Ngasem terkait hasil temuan masalah bahwa trias UKS mengenai pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan sekolah belum berjalan dengan optimal



BAB 8 PEMBAHASAN



UKS merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolahsekolah dengan sasaran utamanya adalah anak didik beserta lingkungan sekolah (Efendi&Makhfudli, 2013). Dasar pelaksanaan UKS adalah Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 45 ayat 1, yang kemudian diperbaharui melalui Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 79 yang berbunyi kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Menindaklanjuti kegiatan yang telah disusun dalam rencana keperawatan oleh mahasiswa profesi keperawatan komunitas periode 1 terhadap pengelolaan UKS di SDI Raden Paku Surabaya kegiatan yang dilakukan mengacu pada masalah yang ditemukan saat pengkajian dan telah dilakukan analisa data. Kegiatan tersebut diantaranya: 1. Sosialisasi P3K Sesuai dengan hasil wawancara dengan Pembina UKS bahwa pelaksanaan pendidikan kesehatan belum dapat telaksana dengan baik kepada siswa SDI Rade Paku Surabaya. Hasil wawancara dengan beberapa siswa didapatkan data bahwa siswa lupa mengenai pemahaman tentang P3K. Keterbatasan waktu dari Pembina UKS membuat rencana pembekalan kepada siswa kelas 4 dan 5 terkendala. Oleh karena itu, kami memberikan intervensi keperawatan dari masalah tersebut dengan memberikan sosialisasi terkait P3K kepada 72 siswa kelas IV di SDI Raden Paku Surabaya. Sosialisasi P3K yang dilaksanakan di SDI Raden Paku Surabaya dilakukan pada Kamis, 23 Mei 2019 pukul 08.00 WIB. Sosialisasi P3K yang kami laksanakan tidak hanya menyampaikan materi mengenai P3K saja, tetapi materi tentang penanganan pingsan, penangan luka, penanganan mimisan, penanganan demam, dan penanganan mual muntah diare menjadi salah satu



pelatihan atau tindakan yang secara sederhana dilakukan dan sering terjadi di lingkungan sekolah. Dalam pelaksanaannya kegiatan dapat berjalan dengan baik sesuai rencana awal. Para siswa sangat antusias dan merasa sangat senang dapat belajar bersama. 2. Pos-pos untuk tiap Pelatihan Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Mei 2019 di Ruang Kelas IVA, IVB, dan Musholla SDI Raden Paku Surabaya. Sesuai dengan hasil wawancara dengan Pembina UKS bahwa pelaksanaan pendidikan kesehatan belum dapat terlaksana dengan baik kepada siswa SDI Raden Paku Surabaya. Pelatihan pertolongan pertama pada luka menjadi salah satu kegiatan yang diberikan mahasiswa kepada siswa SDI Raden Paku Surabaya sebagai upaya untuk memenuhi program Trias UKS yaitu Pendidikan Kesehatan. Materi pelatihan pertolongan pertama pada luka secara sederhana, pertolongan pada pingsan serta penanganan mimisan, penanganan demam, dan penanganan mual muntah diare. Materi tersebut diberikan kepada siswa berdasarkan hasil wawancara dengan pembina UKS didapatkan hasil keluhan kesehatan yang paling banyak terjadi di SDI Raden Paku Surabaya yaitu siswa pingsan dan luka-luka lecet karena terjatuh. Maka dari itu, mahasiswa profesi keperawatan komunitas fakultas keperawatan Universitas Airlangga memberikan pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan kepada siswa baru mengenai pingsan dan perawatan luka sederhana. Dalam pelaksanaannya kegiatan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana awal. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah metode simulasi pada tiap-tiap pos. Pemilihan metode simulasi sangat efektif terlihat dari antusias siswa untuk terlibat secara langsung mempraktekan apa yang disampaikan oleh pemateri.



BAB 9 PENUTUPAN



9.1 Kesimpulan Setelah dilaksanakan pengkajian dan analisa data didapatkan satu diagnosa keperawatan yaitu Pemeliharaan Kesehatan SDI Raden Paku Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya tentang ketidakmampuan dalam pengambilan tanggungjawab oleh pelaksana UKS Tidak Efektif. Intervensi yang diberikan adalah berupa melakukan kegiatan musyawarah. Pada kegiatan ini didapatkan kesepakatan dan dukungan dari pihak Puskesmas Klampis Ngasem, kepala sekolah, para guru dalam kegiatan UKS. Beberapa kegiatan lain yang telah dilakukan antara lain sosialisasi dan pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Strategi yang dilakukan untuk mengaplikasikan intervensi adalah berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Klampis Ngasem, dosen Pembimbing dari Fakultas, dan guru UKS SDI Raden Paku Surabaya. Implementasi yang telah dilakukan antara lain pada tanggal 23 Mei 2019 yaitu pelatihan (Pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan, pertolongan pada pingsan serta penanganan mimisan, penanganan demam, dan penanganan mual muntah diare. Evaluasi pada kegiatan pelatihan hari Kamis, 23 Mei 2019 pukul 08.00 WIB dan berjalan dengan lancar. Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan waktu serta sehingga siswa tidak dapat mempraktikkan secara langsung penanganan luka yang telah disampaikan oleh pemateri serta disediakannya tempat skrining yang kurang luas sehingga siswa harus berdesakan saat skrining. 9.2 Saran 1. Mengaktifkan kembali kegiatan UKS di SDI Raden Paku dengan mengadakan kegiatan pelatihan serta menjadikan program UKS sebagai salah satu ekstrakulikuler di bidang kesehatan. 2. Mahasiswa pada praktik Keperawatan Komunitas dan Keluarga periode selanjutnya dapat berkoordinasi Puskesmas Klampis Ngasem dan sekolah



untuk melaksanakan program kegiatan yang telah disepakati bersama, serta dapat melakukan evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan.



DAFTAR PUSTAKA Depkes R.I., 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2013. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Kemenkes RI. (2015) Pedoman akselerasi pembinaan dan pelaksana UKS Kementerian pendidikan & Kebudayaan, 2012, Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar, Kemendikbud RI. Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman pelaksanaan UKS di sekolah. Jakarta : Departemen Kesehatan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan MenteriDalam Negeri Republik Indonesia No. 1/U/SKB/2003, No. 067/MENKES/VII/2000, No.MA/230 A/2003, No. 26 TAHUN 2003 tentang pembinaan dan pengembangan usahakesehatan sekolah. Jakarta: Dirjen BinaKesehatan Anak, Kemenkes RI. Mubarak, W.I, Chayatin. 2009. Ilmu kesehatan Masyarakat Teori & Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC Widyastuti, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitrama