Laporan Verifikasi Metode Glukosa [PDF]

  • Author / Uploaded
  • ovie
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA



: SULISTIANI



NIM



: 2134028P



Tanggal



:



01 desember 2021



Praktikum ke



:



1



Judul



:



Verifikasi Metode Pemeriksaan Glukosa



Tujuan



: Untuk membuktikan bahwa laboratorium mampu melakukan pengujian dengan metode tersebut dengan hasil yang valid



Prinsip



: Melakukan pemeriksaan / test dengan benar



Alat



: Cobas c 311



Reagen



:



Glukosa HK Gen 2



Bahan



:



Precicontrol Clinchem Multi 2



Sampel



:



Bahan control



Cara kerja 1. Verifikasi Metode a. Periksa bahan kontrol secara bersamaan seperti pengerjaan pembacaan sampel sampai 20 kali pembacaan. b. Catat nilai yang didapat pada formulir sehingga didapat hasil presisi akurasi yang diinginkan. c. Hitung presisi (Koefisien variasi): KV(%) =



SD x 100 ´x



d. Semakin kecil nilai KV(%), semakin teliti sistem/metode tersebut e. Hitung Akurasi (d%) : d (%) =



x−NilaiTengah x 100 Nilai tengah



f. Hasil pembacaan bahan kontrol kemudian di plot ke dalam formulir uji presisi dan akurasi (RS Siloam, 2018) 2.



Menyalakan Instrumen a.



Nyalakan alat (tombol power samping kanan alat)



b.



Nyalakan computer control unit



c.



Isi operator ID dan Pasword



d.



Instrument akan melakukan inisialisasi dan meintanance rutin secara otomatis sampai standby



e.



Cek konsumabel alat C311 (RS Siloam, 2020)



Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 1



3. Pengerjaan kontrol a. Dari menu QC → status → pelih jenis pemeriksaan yang akan dikontrol dan level kontrolnya → klik select b. Klik Save ( parameter yang terpilih akan ditandai warna hijau) c. Tentukan letak control pada sampel disk : QC → control → Position assignment → tentukan posisinya →’ add →’ save d. Letakkan bahan control disampel disk yang telah ditentukan klik Start e. Lihat di menu workplace → data review untuk meihat apakah control terbaca dan dikerjakan oleh alat. Status P menandakan control sedang diproses f. Lihat dimenu QC → run status untuk melihat apakah control masuk dalam chart -2 s.d +2 SD (control kimia valid bila berada dalam range -2 s.d + SD g. Lihat dimenu QC → individual → chart → pilih jenis test untuk melihat hasil control dichart secara lebih spesifik (RS Siloam, 2020) 4. Verifikasi dilakukan bila metode yamg sudah tervalidasi akan digunakan secara rutin a. Prosedur pemeriksaan tervalidasi yang digunakan tanpa modifikasi harus dilakukan verifikasi independent oleh laboratorium sebelum digunakan pada pemeriksaan rutin b. Laboratorium harus memperoleh informasi dari manufaktur tentang metode untuk mengkonfirmasikan spesifikasi kinerja dari prosedur c. Laboratorium harus mendokumentasikan prosedur yang digunakan untuk verifikasi dan mencatat hasil yang diperoleh d. Staf dengan kewenangan yang sesuai harus mengikuti hasil verifikasi dan merekam hasil kajian (Barnali Das, 2011) 5. Verifikasi yang dilakukan a. Verifikasi akurasi pemeriksaan b. Verifikasi presisi



Hasil pemeriksaan: Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 2



Parameter Alat Metode



: Glukosa : cobas c311 : HK GEN 2 HEMOLYSATE



Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 3



Bahan Satuan Nilai Tengah Range No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20   Total n Rata-rata (x) SD CV Bias CV (%)* Bias (%)*



Catatan



: Precicontrol Clinchem Multi 2 : mg/dl : 240 : 252,42-277,58 Hasil 245,4 251,5 246,9 244,3 238,2 249 249,3 245,1 249,2 248,7 251,3 247 248,1 249 238,2 243,7 243,2 241,5 240,5 240,6



  4910,7 20 245,54 4,14 1,68 2,31 7,7 10



: CV (%)* adalah batas CV maksimum (Kemenkes RI, 2011) Bias (%)* adalah batas bias maksimum (Pengantar Pemantapan Kualitas Lab. Klinik, Bundesaerztekammer)



Pembahasan:



Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 4



Gula



darah terdiri



monosakarida



dari



yang



glukosa,



paling



fruktosa



dominan



dan



galaktosa. Glukosa



merupakan



dan digunakan sebagai bahan bakar. Kadar



gula darah bergantung pada waktu pengukuran (sebelum atau sesudah makan), jenis makanan



dan metode yang digunakan dalam pemeriksaanya.Kadar



glukosa



darah



dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen yaitu humoral factor seperti hormon insulin glukagon, kortisol, sistem reseptor di otot dan sel hati. Faktor eksogen antara lain jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi serta aktivitas fisik yang dilakukan.Seiring



arus



globalisasi



menyebabkan



terjadinya perubahan pola hidup



yang cenderung mengacu pada gaya hidup tidak sehat Bila level gula darah menurun terlalu rendah, berkembanglah kondisi yang bisa fatal yang disebut hipoglikemia. Gejala gejalanya adalah perasaan lelah, fungsi mental yang menurun, rasa mudah tersinggung, dan kehilangan kesadaran. Bila levelnya tetap tinggi, yang disebut hiperglikemia, nafsu makan akan tertekan untuk waktu yang singkat. Hiperglikemia dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah-masalah kesehatan yang berkepanjangan pula yang berkaitan dengan diabetes, termasuk kerusakan pada mata, ginjal, dan saraf. Peningkatan rasio gula darah disebabkan karena terjadi percepatan laju metabolisme glikogenolisis dan gluconeogenesis yang terjadi pada hati. Akurasi (ketepatan) adalah kemampuan untuk mengukur dengan tepat sesuai dengan nilai benar (true value) setelah dilakukan secara berulang. Nilai replika analisis semakin dekat dengan sampel yang sebenarnya maka semakin akurat. Akurasi dapat diukur secara kuantitatif, mengukur inakurasi dengan melakukan pengukuran terhadap bahan kontrol yang telah diketahui kadarnya. Perbedaan antara hasil pengukuran Anda dengan nilai benar bahan kontrol merupakan indikator inakurasi pemeriksaan. Semakin kecil d (%), maka semakin tinggi akurasi pemeriksaan yang Anda lakukan.. Pengukuran bias menjadi landasan penilaian pemeriksaan-pemeriksaan selanjutnya. Pemeriksaan yang memiliki bias yang besar atau akurasinya rendah akan selalu memberikan hasil yang menyimpang dari nilai benar.



Perbedaan ini disebut sebagai bias (d%) yang dapat dihitung dengan persamaan:



d (%) =



x−NilaiTengah x 100 Nilai tengah



Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 5



X = hasil pemeriksaan bahan control NA = Nilai Aktual/ sebenarnya dari bahan control.



Nilai presisi menunjukkan seberapa dekat suatu hasil pemeriksaan bila dilakukan berulang dengan sampel yang sama. Presisi atau precision adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Secara kuantitatf, presisi disajikan dalam bentuk impresisi yang diekspresikan dalam ukuran koefisien variasi. Apabila alat memiliki presisi yang tinggi, maka pengulangan pemeriksaan terhadap sampel yang sama akan memberikan hasil yang tidak berbeda jauh. Presisi dapat dinyatakan sebagai repeatability (keterulangan) atau reproducibility (ketertiruan). Cara menghitung Presisi (Koefisien Variasi) :



KV(%) =



SD x 100 ´x



SD



= Standar Deviasi (simpangan baku)



´x



= Rata-rata hasil pemeriksaan berulang. Repeatability merupakan keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh



tenaga laboratorium yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek. Repeatability dinilai melalui pelaksanaan penetapan terpisah lengkap terhadap sampelsampel identik yang terpisah dari batch yang sama, jadi memberikan ukuran keseksamaan pada kondisi yang normal. Sedangkan reproducibility merupakan keseksamaan metode jika dikerjakan pada kondisi yang berbeda. Biasanya analisis dilakukan dalam laboratorium laboratorium yang berbeda menggunakan peralatan, pereaksi, pelarut, dan tenaga laboratorium yang berbeda pula. Analisis dilakukan terhadap sampel-sampel yang diduga identik yang dicuplik dari batch yang sama. Reproducibility dapat juga dilakukan dalam laboratorium yang sama dengan menggunakan peralatan, pereaksi, dan tenaga laboratorium yang berbeda. Presisi diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi). Semakin nilai CV (%) maka semakin teliti sistem/metode tersebut dan sebaliknya. Presisi menandakan kesalahan acak (random error). Kesalahan analitik acak sering kali disebabkan oleh hal-hal berikut ini yaitu : (1). Instrumen yang tidak stabil Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 6



(2) Variasi temperature (3) Variasi reagen dan kalibrasi (4) Variasi teknik prosedur pemeriksaan: pipetasi, pencampuran, waktu inkumbasi (5) Variasi operator. (Siregar, 2018) Pada lahan praktik data pengujian verifikasi metode di ambil dari pemeriksaan bahan control dengan pemeriksaan control selama 20 hari kerja. 1. Pre analitik Bahan control berasal dari bahan control pabrikan berbentuk serbuk dalam botol kaca gelap. Bahan control level 2 (Abnormal) dengan No. LOT 410044, tanggal expired 31 Juli 2022, merk Roche. Persiapan bahan control yaitu penambahan 5 ml aquabidest ke dalam bahan control pabrikan,. dihomogenisasi dan dipisahkan dalam vial-vial (cup serum) untuk sekali pembacaan bahan control dengan stabilitas bahan control disuhu 15-25 0C selama 12 jam, suhu 2-80C selama 5 hari, suhu (-15) – (-25) 0C selama 28 hari (Roche, 2017)



Identitas Yang harus ada



Temuan



No. Lot Sesuai Merk Sesuai Tanggal Expired Belum expired Kesimpulan : Bahan control layak untuk digunakan



Spesimen/ Bahan kontrol Syarat keberterimaan specimen/ bahan



Temuan



kontrol untuk pemeriksaan : Stabilitas Sesuai Bahan control liquid siap pakai Sesuai Kesimpulan : Keberterimaan bahan control layak untuk diperiksa



2.



Analitik



Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 7



Metode glukosa oksidase (GOD) merupakan metode yang umum digunakan di laboratorium dalam pengujian untuk mengukur kadar glukosa darah.Glukosa oksidase sangat spesifik untuk β-D-glukosa, dalam reaksinya akan diproduksi H2O2, dan pada reaksi kedua digunakan enzim peroksidase sebagai katalisis agar H2O2 mengoksidasi senyawa kromogen kemudian menghasilkan warna dan menyebabkan pergeseran absorbansi yang dapat diukur secara



spektrofotometri



dan



hasilnya



setara



dengan



jumlah



glukosa



dalam



spesimen.Berdasarkan Standar Nasional ISO 15189 dan ISO 17025 setiap laboratorium harus menggunakan metode standar yang telah divalidasi, dan setiap metode baku yang dimodifikasi perlu divalidasi agar dapat diterapkan di laboratorium. Metode analisis diperlukan sebagai konfirmasi bahwa suatu metode telah memenuhi persyaratan untuk tujuan penggunaannya berdasarkan tindakan penilaian dan percobaan terhadap parameter tertentu. (Nurhayati.dkk,2019) Bahan control berbentuk serbuk berasal dari pabrikan. Bahan control pabrikan/ Assayed yaitu diketahui nilai rujukannya serta batas toleransi menurut metode pemeriksaannya. Hanya bahan kontrol ini lebih mahal. Bahan kontrol ini dapat digunakan untuk akurasi kontrol, selain itu dapat digunakan untuk menilai alat dan cara baru. Faktor pengganggu/interferensi dapat diperoleh dari kesalahan pemipetan sampel stabilitas bahan kontrol yang melebihi masa stabilitas, bahan kontrol telah memasuki masa expired date.Sebelum melakukan pemeriksaan kontrol, alat harus dalam keadaan terkalibrasi dengan baik. Reagen dan bahan kontrol berada dalam suhu ruang. Verifikasi Preanalitik Temuan Persiapan Alat Sesuai prosedur Kalibrasi Alat Terkalibrasi Persiapan Reagen Sesuai prosedur Persiapan Bahan Kontrol Sesuai prosedur Analitik Pembacaan Verifikasi Metode Sesuai prosedur Pasca analitik Penulisan/penginputan Hasil Sesuai prosedur Penghitungan Sesuai prosedur Kesimpulan : Dari tahapan analitik, disimpulkan bahwa semua dilakukan sesuai prosedur dan terdokumentasi. analitik



Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 8



3.



Pasca



Verifikasi adalah tindakan pencegahan terjadinya kesalahan dalam melakukan kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik sampai dengan melakukan pencegahan ulang setiap tindakan atau proses pemeriksaan. Validasi hasil merupakan upaya untuk memantapkan kualitas hasil pemeriksaan yang telah diperoleh melalui proses pra analitik sampai pasca analitik dan verifikasi hasil. Tahapan verifikasi a. Tahap pranalitik 1) Persiapan bahan kontrol (suhu bahan kontrol, jenis bahan kontrol) 2) Penanganan bahan kontrol (volume bahan kontrol) b. Tahap analitik 1) Persiapan reagen (stabilitas, masa kadaluarsa, pemipetan) 2) Pipetasi reagen dan bahan kontrol 3) Pemeriksaan (alat terkalibrasi dan dalam keadaan baik) 4) Pembacaan hasil (pengukuran dan perhitungan) c. Tahap pasca analitik 1) Pelaporan hasil (kesesuaian hasil yang didapat dan yang diinput, sesuai dengan nilai rujukan) Validasi Verifikasi Hasil Sesuai prosedur Validasi Hasil Sesuai prosedur Kesimpulan : Verifikasi telah sesuai dilakukan dari tahapan preanalitik sampai analitik. Validasi telah dilakukan, sehingga hasil verifikasi metode dinyatakan baik dan dapat digunakan untuk pemeriksaan sampel Kesimpulan: Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapat CV (presisi) 1,68 % kurang dari 7,7% dengan bias (akurasi) yang didapat 4,14 % kurang dari 10%. Dengan demikian disimpulkan bahwa akurasi presisi pada pemeriksaan Cholesterol dengan metode GOD-PAP "BAIK"



Tanda tangan



Sulistiani Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 9



Refrensi : Gilang Nugraha.2021. Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratoriun klinik. Trans Info Media, Jakarta Nurhayati dkk.2019 ,VAlidasi metode GOD-PAP pada pemeriksaan glukosa darah dengan pemakaian setengan volume sempel dan reagent JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG Volume 11 No 1



Barnali Das, 2011. Validation Protocol: First Step of a Lean – Total Quality Management Principle in a New Laboratory Set-Up in a Tertiary Care Hospital in India. Ind J Clin Biochem (July-Sept 2011) 26 (3) : 235 - 243 Kemenkes RI. Pedoman Pemeriksaan Kimia Klinik. Jakarta : Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Dan Sarana Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, 2011 Roche, 2017. Kit insert Precicontrol Clinchem Universal 1, Germany : Roche Diagnostic RS Siloam. 2020. Standar Operasional Prosedur Alat Cobas C-311. Palembang : Rs Siloam RS Siloam, 2020. Standar Operasional Prosedur Kimia Klinik. Palembang : Rs Siloam Siregar, Maria Tuntun; dkk, 2018, Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM) Kendali Mutu, Kemenkes RI, 529 halaman. Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia KlinikPage 10



Westgard JO, Westgard SA. 2008. An assessment of σ metrics for analytic quality using performance data from proficiency testing surveys and the CLIA criteria for acceptable performance. J Vet Diagn Invest 2008;20:536-44.



Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia KlinikPage 11