Laprak Kimmmtiikkk-2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK MODUL TITRASI ASAM BASA Disusun Oleh : Vanessa Keysia Imanuella Mampow 05221022 Program Studi Teknik Kimia Kelas Genap/Kelompok XII



Dosen Pengampu : Dr.Moch. Purwanto, S.SI., M.Si. Ashadi Sasongko, S.SI., M.Si. Asisten Laboratorium : Anas Ghozali



PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI DAN PROSES INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN BALIKPAPAN 2022



I.



TUJUAN Tujuan dilakukannya praktikum pada modul titrasi asam basa ini yaitu : 1. Mengetahui cara standarisasi larutan NaOH dengan cara titrasi menggunakan larutan asam oksalat. 2. Menentukan kadar asam asetat dengan cara titrasi menggunakan NaOH.



II.



METODE EKSPERIMEN 2.1. Alat dan Bahan 2.1.1



Alat Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain : 1. Botol pencuci 250 ml 2. Erlenmeyer 250 ml 3. Labu takar 100 ml 4. Pipet tetes 5. Spatula 6. Batang pengaduk 7. Kaca arloji 8. Buret 9. Statif 10. Klem 11. Neraca analitik 12. Gelas beaker 100 ml 13. Pipet ukur 10 ml 14. Karet penghisap 15. Corong kaca



2.1.2. Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain : 1. Akuades. 2. Asam asetat (CH3COOH). 3. Asam oksalat dihidrat (C2H4O2). 4. Phenolphthalein Indicator (PP). 5. Natrium Hidroksida (NaOH). 2.2. Diagram Alir II.2.1. Standarisasi larutan NaOH dengan bahan baku primer asam oksalat.



Mulai



Alat dan bahan



630 gram asam oksalat dihidrat ditimbang



Sampel asam oksalat yang sudah ditimbang dilarutkan dalam gelas beaker



Larutan dimasukkan kedalam labu takar 50 ml



Tambahkan H2O sampai tanda tera lalu dikocok hingga homogen



Molaritas asam oksalat dan H+ yang dihasilkan dihitung



Asam oksalat dipipet sebanyak 5 ml kedalam erlenmeyer dan ditambah akuades lalu tambah 2-3 tetes indikator PP



NaOH 0,1 M dimasukkan dalam buret lalu dicatat skala awal dan akhirnya



Larutan dititrasi sampai larutan berubah warna menjadi merah muda



A



A



Tahap sebelumnya diulang sebanyak 2 kali



mol OH- dan molaritas NaOH



Selesai Gambar 2.2.1 diagram alir standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat. II.2.2.



Penentuan kadar asam asetat dalam cuka.



Mulai



Alat dan bahan



1 ml asam asetat dipipet, dan masukkan kedalam labu ukur 50ml



B



B



Asam asetat diencerkan dengan akuades sampai batas tera



Asam asetat yang telah diencerkan dipipet sebanyak 10ml kedalam erlenmeyer



2-3 tetes indicator PP ditambahkan kedalam larutan



Dilakukan titrasi sampai larutan berubah warna menjadi merah muda



Dilakukan percobaan diatas secara duplo



Molaritas CH3COOH sebelum cuka pengenceran , 0/0 w/v



Selesai



Gambar 2.2.2 diagram alir penentuan kadar asam asetat.



III.



PEMBAHASAN Telah di lakukan praktikum modul 1 Kimia Analitik yang berjudul Titrasi Asam Basa. Dengan tujuan praktikum yaitu mengetahui cara standarisasi larutan NaOH dengan cara titrasi menggunakan larutan asam oksalat dan menentukan kadar asam asetat dengan cara titrasi menggunakan NaOH. Titrasi merupakan salah satu analisis kimia kuantitatif yang dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara tepat. Pengukuran volume dalam titrasi memegang peranan yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini banyak orang yang menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri (Ralph, H. 2008). Titrasi di lakukan dengan cara volume zat penitrasi (titran) yang digunakan untuk bereaksi dengan zat yang di titrasi (titrat). Dalam titrasi dikenal titik ekivalen dan titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan. Oleh karena pengukuran volume berperan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga disebut dengan analisis volumetrik. Menurut Raymond Chang, reaksi kimia yang digunakan sebagai dasar titrasi adalah (1) reaksi yang melibatkan asam kuat dan basa kuat, (2) reaksi yang melibatkan asam lemah dengan basa kuat, dan (3) reaksi yang melibatkan asam kuat dan basa lemah. Titrasi adalah suatu cara untuk menentukan konsentrasi asam atau basa



dengan



menggunakan



konsentrasi



asam



atau



basa



dengan



menggunakan larutan standar. Larutan standar dapat berupa asam atau basa yang telah diketahui konsentrasinya dengan teliti. Larutan standar asam diperlukan untuk menetapkan, konsentrasi basa dan larutan basa diperlukan untuk menetapkan Tentukan molaritas asam asetat dalam cuka dapur yang telah dititrasi Diperoleh molaritas asam asetat sebelum cuka diencerkan dan nyatakan dalam %w/v Selesai konsentrasi asam. Keadaan dengan jumlah ekivalen asam sama dengan basa disebut titik ekivalen. pH larutan mengalami perubahan selama titrasi dan titrasi diakhiri pada saat pH titik ekivalen telah tercapai (Supardi & Luhbandjono; 2006). Titrasi asam-basa memanfaatkan perubahan besar dalam pH, untuk menetapkan kapan titik



kesetaraan itu dicapai. Terdapat banyak asam dan basa organik lemah yang bentuk ion dan bentuk tak terdiosiasinya menunjukkan warna yang berlainan. Pada praktikum ini alat yang digunakan yaitu erlenmeyer, sebagai wadah larutan yang akan di titrasi, kemudian labu takar sebagai wadah untuk mengencerkan larutan. Kemudian pipet tetes untuk meneteskan larutan yang volumenya sangat kecil, berikutnya spatula, kemudian batang pengaduk untuk memudahkan proses pelarutan bahan padat kemudian kaca arloji dan neraca analitik untuk menimbang bahan yang sifatnya padatan. Dan alat yang utama yaitu buret, statif beserta klem, buret berfungsi meneteskan sejumlah cairan (titran) buret memiliki garis ukur dan sumbatan keran pada bawahnya kemudian statif sebagai pegangan buret. Selanjutnya bahan



yang



kami



asetat(CH3COOH),



gunakan lalu



yaitu asam



akuades(H 2O), oksalat



kemudian



asam



dihidrat(H2C2O4.H2O),



NaOH(Natrium hidroksida) dan terakhir indikator pp, fenolftalein termasuk senyawa golongan ftalein yang bersifat asam lemah. Fenolftalein umumnya dipakai sebagai indikator dalam menentukan titik akhir titrasi adsam kuat dan basa kuat. Pada praktikum ini terdapat dua percobaan. Percobaan pertama langkahnya adalah menyiapkan alat dan bahan yang digunakan, bahannya yaitu asam oksalat dihidrat (H2C2O4.2H20) dan NaOH (natrium hidroksida). Buatlah terlebih dahulu larutan NaOH sebanyak 50 ml lalu masukkan ke dalam buret. Kemudian sebanyak 630 mg (0,63 g) asam oksalat dihidrat ditimbang dengan teliti. Lalu larutkan asam oksalat yang telah ditimbang pada gelas beaker. Selanjutkan masukkan larutan ke dalam labu takar 50 ml sampai tanda tera dan kocok hingga larutan homogen. Kemudian hitung molaritas asam oksalat dan H+ yang dihasilkan. Didapatkan molaritas H2C2O4 sebesar 0,1 M dan molaritas H+ sebesar 0,2 M. Kemudian 5 ml larutan di pipet dan dimasukkan dalam erlenmeyer lalu di tambahkan 5 ml akuades dan 2 tetes indikator pp. Lalu lariutan di titrasi dengan NaOH sampai larutan tersebut berubah warna menjadi merah muda. Skala awal pada buret adalah 0 ml dan skala akhirnya adalah 10,4 ml sehingga



diketahui volume NaOH yang terpakai adalah 10,4 ml. Proses titrasi di lakukan secara duplo atau 2 kali percobaan. Pada proses titrasi kedua skala awal pada buret adalah 10,4 ml serta skala akhirnya adalah 19,9 ml dan dapat diketahui volume NaOH yang terpakai adalah 9,5 ml. Rata-rata volume NaOH pada 2 kali proses titrasi adalah 9,95 ml dan dapat di tentukan molaritas H+ adalah 0,2 M dan molaritas OH- nya adalah 0,1 M. Berikutnya untuk titrasi yang kedua menggunakan asam asetat. Pertama pipet 1 ml CH3COOH dan di masukkan ke labu takar 50 ml lalu di tambah akuades sampai tanda tera lalu di bolak-balikkan hingga homogen. Setelah itu pipet 10 ml CH3COOH yang sudah di encerkan dan dimasukkan dalam erlnemeyer lalu di tambahkan 3 tetes indikator pp kemudian larutan CH3COOH di titrasi dengan NaOH sampai berubah warna menjadi merah muda. Larutan dititrasi secara duplo dengan cara yang sama seperti sebelumnya namun tidak perlu membuat larutan lagi karena masih ada sisa larutan yang berada di labu ukur. Pada titrasi yang pertama skala awal buret adalah 0 ml dan skala akhirnya 32,6 ml sehingga volume NaOH yang digunakan adalah 32,6 ml. Kemudian pada titrasi kedua skala awalnya adalahh 0 ml dan skala akhirnya adalah 30 ml sehingga volume NaOH yang digunakan adalah 30 ml. Rata-rata volume NaOH yang digunakan untuk 2 kali titrasi adalah 31.3 ml. Sehingga molaritas H+ nya adalah 0.313 M, untuk nilai molaritas CH3COOH sama dengan nilai molaritas H+. Lalu untuk nilai molaritas CH3COOH sebelum pengenceran yaitu 15,65 M. Konsentrasi CH3COOH jika dihitung dalam %w/v adalah 2,1%. Kesalahan yang kami lakukan selama praktikum kali ini yaitu kurang memahami cara titrasi yang benar dan juga kurang memperhatikan titik akhir titrasi sehingga hasil salah satu hasil titrasi kami warnanya pekat, seharusnya berwarna merah muda. Kami juga kurang mengerti mengenai perhitungan. Pada saat praktikum kami juga tidak begitu memahami prosedur sehingga pada saat melakukan praktikum tidak sesuai prosedur yang ada. Terjadi juga kesalahan saat praktikum dimana saat menuangkan NaOH terlalu penuh pada buret sehingga larutan NaOH tumpah.



Gambar 3.1 Percobaan pertama titrasi menggunakan asam asetat



Gambar 3.2 Percobaan kedua titrasi menggunakan asam asetat



Gambar 3.3 Percobaan pertama titrasi menggunakan asam oksalat



Gambar 3.4 Percobaan kedua titrasi menggunakan asam oksalat



IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dihasilkan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut : 1. Praktikkan mampu mengetahui cara standarisasi larutan NaOH dengan cara titrasi menggunakan larutan asam oksalat. Dengan cara melarutkan NaOH sebagai titran yang berada dalam buret menggunakan asam oksalat sebagai titrat yang berada dalam labu Erlenmeyer. Dan titrasikan larutan hingga berubah warna menjadi merah muda. Setelah melakukan praktikum standarisasi NaOH menggunakan larutan asam oksalat secara duplo, didapatkan ukuran NaOH dalam mentitrasi larutan asam oksalat secara berturut-turut yaitu 10,4 ml dan 9,5 ml dengan rata-rata volume NaOH yang terpakai sebanyak 9,95 ml. Juga didapatkan molaritas H+ dan molaritas OH- secara berturut-turut adalah 0,2 M dan 0,1 M. 2. Praktikkan mampu menentukan kadar asam asetat dengan titrasi menggunakan NaOH. Menentukan kadar asam asetat tersebut dapat ditentukan setelah menentukan massa larutan dan volume akhir larutan setelah pengenceran yang di dikalikan dengan 100% sehingga didapatkan kadar asam asetat sebesar 2,1%.



V. Daftar pustaka Tati Setiawati. Titarasi asama basa. KEMDIKBUD PPPPTK IPA Supardi, KI. & Gatot Luhbandjono. 2006. Kimia Dasar II. Semarang: UPT UNNES Press. Hal 7 Petrucci, H. Ralph; Wiliam, S. Harwood; Geoffrey, F, Herring; dan Jeffrey D. Madura. 2008. Kimia Dasar ( Prinsip – Prinsip dan Aplikasi Modern) Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta : Erlangga.