LAPRES ACARA 1 AGRONOMI - Koreksi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AGRONOMI ACARA I PENGENALAN BENIH DAN MACAM PERBANYAKAN VEGETATIF



Disusun Oleh: Sinung Gilang Akbar P.



16313



Anggit Maya Fatmawati



16372



Ainun Takhsin Afidati



16372



Angela Nugraheni Putri H.



16373



Arwida Albarizki Widodo



16375



Golongan/Kelompok



: A5.2/6



Asisten



: Mytha Chaerunnisa



LABORATORIUM MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN DEPARTEMEN BUBIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2019



ACARA I PENGENALAN BENIH DAN MACAM PERBANYAKAN VEGETATIF



I.



A.



PENDAHULUAN



Latar Belakang Biji adalah bagian dari tumbuhan untuk memperbanyak tanaman secara ilmiah. Benih



merupakan biji tumbuhan yang terpilih digunakan oleh manusia untuk memperbanyak tanaman dan sudah ada campur tangan dari manusia. Bibit adalah benih yang telah berkecambah. Berdasarkan sifat fisiologis atau tingkat kadar airnya, benih dikelompokkan menjadi tiga, yaitu benih ortodoks, benih intermediet, dan benih rekalsitran. Pertumbuhan tanaman diawali dengan perkecambahan biji. Perkecambahan adalah awal tumbuhnya embrio yang sebelumnya dalam keadaan istirahat (dormansi). Teknik perbanyakan tanaman dikelompokkan menjadi dua, yaitu generatif (perbanyakan dengan biji) dan vegetatif. Perkembangbiakan dengan generatif membutuhkan waktu yang lama. Perkembangbiakan vegetatif dilakukan dengan cara penggunaan benih apokmisis, dengan cara induksi akar dan pucuk adventif (cangkok dan setek), serta penggunaan benih struktur vegetatif khusus. Perbanyakan tanaman secara vegetatif menghasilkan banyak keuntungan dibandingkan dengan perbanyakan secara generatif. Perbanyakan tanaman secara vegetatif lebih mudah dan cepat daripada perbanyakan dengan biji. Selain itu, hasil perbanyakan vegetatif relatif sama dengan induknya. Oleh karena itu, pada praktikum ini mempelajari cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.



B.



Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi bermacam-macam



benih, mengetahui penggolongan benih berdasarkan sifat fisiologis dan jumlah kotiledon, mempelajari viabilitas benih, memahami prinsip-prinsip dasar perbanyakan tanaman secara vegetatif, serta menguasai teknik-teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif.



II.



TINJAUAN PUSTAKA



Benih merupakan biji tanaman yang dirawat untuk tujuan budidaya. Benih mempunyai karakteristik yang bermacam-macam. Tentu karakteristik yang bermacam-macam tersebut juga mempunyai perlakuan yang berbeda. Itu sebabnya benih digolongkan menjadi tiga, yaitu benih ortodoks, benih rekalsitran, dan benih intermediet. Ketiga jenis benih tersebut mempunyai ciri khasnya masing-masing. Faktor yang mempengaruhi benih itu berkualitas bagus atau tidak bukan dari benihnya saja, tetapi juga dari faktor eksternal, seperti cahaya, air, tanah, kelembaban, dan pH. Cahaya merupakan faktor yang paling penting dalam keberlangsungan pertambahan benih, seperti untuk proses fisiologi benih menjadi tanaman dewasa, untuk fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Dengan mendapatkan cahaya dan air yang cukup, benih akan menjadi biji yang berkualitas. Mutu benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang baik pula. Mutu benih ditentukan oleh tiga faktor, yaitu mutu fisiologis, mutu fisik, dan mutu genetis. Mutu fisiologis mencakup laju kemunduran dan vigor benih, mutu fisik ditentukan kebersihan fisik (Ichsan, 2006 cit. Tustiyani et al, 2016) dan mutu genetis dipengaruhi oleh derajat kemurnian genetis (Sadjad, 1999 cit. Tustiyani et al, 2016). Dari kondisi sumber benih yang telah terseleksi atau teruji mutunya dimungkinkan dapat menghasilkan produktivitas yang bagus (Nurhasybi et al, 2006 cit. Tustiyani et al, 2016) Tempat pembibitan benih perlu diperhatikan apabila ingin mendapatkan hasil benih yang berkualitas. Lokasi pembibitan yang strategis yaitu, tempat yang dekat dengan sumber air agar proses penyiraman dapat dilakukan dengan mudah, dekat dengan jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan, lahan yang datar dan mudah dijangkau, drainase yang baik, dan yang tidak kalah penting yaitu terhindar dari gangguan hewan ternak. Benih juga dapat disimpan jika masih lama digunakan. Proses penyimpanan benih yang tepat juga akan menghasilkan benih yang berkualitas. Para petani benih menyimpan benihnya karena produksi yang terlalu banyak atau karena benih itu tidak laku terjual. Pada saat penyimpanan, deteriorasi benih akan ditekan supaya kualitas benih turun. Perkecambahan biji dapat dicegah oleh sifat biji itu sendiri, yaitu sifat dormansi biji (Black et al, 2006). Dormansi merupakan fase istirahat biji sebelum biji memulai berkecambah. Dormansi akan berhenti ketika keadaan lingkungan biji sudah cocok untuk melakukan perkecambahan. Benih rekalsitran tidak mempunyai fase dormansi yang panjang. Jika benih



Commented [m1]: Before-after dibuat 0



rekalsitran ditanam pada tempat yang tidak sesuai dengan karakteristik benih tersebut, maka benih itu akan mati. Berbeda dengan benih ortodoks yang mempunyai fase dormansi yang panjang, benih ortodoks mampu berkecambah hingga menunggu lingkungan sekitar cocok untuk melakukan perkecambahan. Untuk memperoleh anakan dari tanaman, dapat dilakukan perbanyakan tanaman. Perbanyakan tanaman ada dua macam, yaitu generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif menggunakan biji tanaman itu sendiri secara alami yang mempertemukan benang sari dan kepala putik, bisa dengan bantuan angina dan serangga. Sedangkan perbanyakan secara vegetatif ada bermacam-macam, seperti penyambungan, mencangkok, dan setek. Penyambungan merupakan penggabungan dua tanaman yang sudah dipotong (stock dan scion) yang nantinya akan menjadi satu tanaman utuh. Mencangkok merupakan perbanyakan tanaman dengan menguliti kambium pada batang taaman kemudian dibungkus dengan tanah supaya akarnya tumbuh (Sholikah et al, 2015). Tidak semua tanaman bisa dicangkok, hanya tumbuhan dikotil dan berbiji terbuka saja. Perbanyakan stek merupakan perbanyakan dengan cara memotong bagian daun, batang, atau akar. Perbanyakan ini sebaiknya dilakukan pada media pasir karena drainase dan airase akan berjalan dengan baik. Aerasi dalam media pasir akan mempermudah pertumbuhan jumlah akar dan juga perpanjangan akar yang cukup signifikan (Gehlot et al, 2014 cit. Nagalakshmi et al, 2018 ).



Commented [m2]: Before-after dibuat 0



III.



METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM



Praktikum Dasar-Dasar Agronomi Acara 1 yang berjudul “Pengenalan Benih dan Macam



Commented [m3]: Hayooooo



Perbanyakan Vegetatif” dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Agustus 2019 pada pukul 13.30 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman (Gedung A2.A lantai 2), Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini, antara lain : tanah, IBA 2000 ppm, air kelapa, benih kacang tanah, kacang hijau, kedelai, tanaman alpukat, tanaman lidah mertua(Sancivera sp.), dan jeruk (Citrus sp.). Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini,



Commented [m4]:



antara lain : pisau cutter, plastic pembungkus, tali karet, kertas label, gelas ukur, pinset, petridish, kertas saring, dan alat tulis. Kegiatan yang dilakukan pada praktikum ini adalah identifikasi benih, mengecambahkan benih, sambung pucuk, stek daun, stek batang, dan mencangkok. Pada kegiatan mengidentifikasi benih, langkah yang pertama benih diamati bagian ekstenalnya kemudian benih digambar dan ditunjukkan bagian-bagiannya. Pada kegiatan mengecambahkan benih, langkah yang pertama yaitu benih kacang tanah dan kedelai dikecambahkan masing-masing 50 benih kemudian dihitung Indeks Vigor dan Gaya Berkecambah. Pada kegiatan sambung pucuk, langkah yang pertama yaitu dua tanaman alpukat dipilih yang cabangnya sama besar, berdaun hijau putih untuk scion dan berdaun hijau untuk stock. Kemudian pucuk scion dipotong 10-15 cm tergantung besarnya cabang dan bagian pangkal scion dipotong dengan huruf V atau dibentuk baji. Lalu stock ke bawah dibelah sepanjang 1-2 cm tergantung besarnya cabang, scion disisipkan ke dalam stock kemudian diikat dengan tali (tidak boleh terlalu kuat atau kendor). Langkah terakhir dibungkus dengan plastik agar transpirasi pada daun scion berkurang. Pada kegiatan stek daun, langkah yang pertama yaitu daun tanaman lidah mertua (Sancivera sp.) dan media tanah disiapkan terlebih dahulu. Kemudian daun dipotong menjadi tiga bagian (ujung, tengah, dan pangkal), masing-masing bagian stek daun ditanam ke dalam media tanah yang telah disiapkan. Tanah disiram agar pertumbuhannya cepat. Lalu stek daun disungkup dengan plastik rapat agar penguapan berkurang. Tingkat keberhasilan dibandingkan dengan jumlah akar antar perlakuan. Pada kegiatan stek batang, langkah yang pertama yaitu bagian tanaman yang dijadikan bahan stek dipilih dengan panjang 10-15 cm dan disisakan satu daun saja. Kemudian bagian pangkal dipotong dengan sudut kemiringan 45°, ukuran luas daun dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan ½ bagian. Lalu bahan stek dicelupkan ke dalam air (untuk perlakuan A), dicelupkan ke dalam air kelapa muda 50% (untuk perlakuan B), dan



Commented [m5]: Before, after = 0



dicelupkan ke dalam ZPT IBA 2000 ppm (untuk perlakuan C). Masing-masing perlakuan stek batang ditanam pada media yang telah disediakan. Selanjutnya, stek batang disiram hingga tanah berada pada kondisi kapasitas lapang. Stek batang disungkup, dibungkus dengan plastik yang rapat agar penguapan berkurang. Tanaman dipelihara dengan cara dijaga agar media tanam selalu berada pada kapasitas lapang. Langkah yang terakhir, dibandingkan antara tingkat keberhasilan, jumlah tunas, dan jumlah akar antar perlakuan. Pada kegiatan mencangkok yang dilaksanakan secara mandiri berkelompok, langkah yang pertama dipilih batang pohon jambu yang tegak dan bagus. Kemudian batang dikuliti hingga kambium seluas 5-10 cm. Lalu dicampurkan ZPT dengan air sehingga menjadi seperti pasta. Setelah berbentuk pasta, campuran ZPT dengan air dioleskan ke kambium. Sebelum mencangkok, mos direndam terlebih dahulu dengan air. Ketika mencangkok, mos ditutupkan pada kambium. Lalu ditutup dengan menggunakan plastik dan ditali. Kegiatan mencangkok didokumentasikan dalam bentuk video yang dikumpulkan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti responsi.



IV.



A.



HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Commented [m6]: Sinkronkan: A.Hasil Pengamatan B.Pembahasan



Hasil Pengamatan



Tabel 1.1 Tingkat keberhasilan sambung pucuk pada tanaman alpukat Keberhasilan (berhasil/tidak) 1



2



3



4



Rata-rata 5



6



Tidak Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil



Berhasil



Commented [m7]: Namanya di sesuai bab Contoh: Tabel 4.1. Tingkat…….



Tingkat keberhasilan 83%



Tabel 1.2 Tingkat kebehasilan stek daun pada tanaman lidah mertua (Sancivera sp.) Keberhasilan (berhasil/tidak)



Perlakuan 1



2



Ujung



Berhasil



Tidak berhasil



3



Tengah



Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil



Pangkal



Berhasil



Tidak berhasil



4



Berhasil Berhasil



Berhasil Berhasil



Rata-rata



Tingkat keberhasilan



5



6



Tidak berhasil



Tidak berhasil



Imbang



50%



Tidak Berhasil Berhasil



Berhasil



83%



Tidak berhasil



Tidak berhasil



67,00%



Berhasil



Tabel 1.3 Jumlah akar hasil stek daun pada tanaman lidah mertua (Sanciviera sp.) Keberhasilan (berhasil/tidak)



Ujung



0



0



2



8



0



0



Ratarata 1,67



Tengah



6



2



4



6



0



4



3,67



Pangkal



16



0



17



9



0



5



7,83



Perlakuan



1



2



3



4



5



6



Tabel 1.4 Tingkat Keberhasilan stek batang pada tanaman jeruk ( Citrus sp.) Keberhasilan (berhasil/tidak)



Perlakuan Air



1 Berhasil



2



3



4



5



Ratarata



Tingkat keberhasilan



Tidak berhasil



33%



6



Tidak Tidak Tidak Tidak Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil



Air kelapa 50 %



Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil



Tidak Tidak Berhasil Berhasil Berhasil



67%



IBA 2000 ppm



Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil



17%



Tabel 1.5 Jumlah akar hasil stek batang pada tanaman jeruk (Citrus sp.) Perlakuan Air Air kelapa 50% IBA 2000 ppm



1 0



Keberhasilan (berhasil / tidak) 2 3 4 5 0 0 0 0



6 0



0



0



0



1



0



0



0,17



0



0



0



0



0



0



0



Rata- rata 0



Tabel 1.6 Jumlah tunas hasil stek batang pada tanaman jeruk (Citrus sp.) Perlakuan Air Air kelapa 50% IBA 2000 ppm



1 1



Keberhasilan (berhasil / tidak) 2 3 4 5 0 1 0 0



6 0



0



1



1



1



0



0



0,5



0



0



0



1



0



0



0,17



Tabel 1.7 Tabel keberhasilan cangkok Kelompok 1 2 3 4 5 6



Keberhasilan Tidak berhasil Tidak berhasil Tidak berhasil Tidak berhasil Tidak berhasil Tidak berhasil



Tingkat Keberhasilan (%)



0%



Rata- rata 0,3



Tabel 1.8 Indeks Vigor pada beberapa kacang-kacangan Benih



Kacang Tanah



Kelompok Ulangan



1



1



3



2



0



0



0



0



0



0



0



4



3



0



0



0



0



0



0



0



6



4



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0,035



1 3 4 6



1 2 3 4 Rata-rata



Kacang Hijau



2 2 5 5



1 2 3 4 Rata-rata



Kedelai



Indeks vigor 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0



Rata-rata



2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0



3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0



4 0 0 0 0 0 0 0 4 1,25 1,3125 0



5 0 0 0 0 0 6,6 6,6 1 2,6 4,2 0



6 0 4,17 0 0 1,0425 1 1,83 2 1,8 1,6575 0



7 0,71 2,57 0 0 0,82 1 0,42 3,5 2,14 1,765 0,14



Tabel 1.9 Gaya Berkecambah pada beberapa kacang-kacangan



Benih



Kacang tanah



Kacang Hijau



Kedelai



Gaya Ulangan berkecambah (%) 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4



10% 86% 0% 0% 92% 94% 96% 74% 2% 0% 0% 0%



Ratarata



24,00%



89,00%



0,50%



B.



PEMBAHASAN Dalam praktikum ini membahas mengenai perbanyakan vegetatif. Perbanyakan vegetatif



atau dikenal juga dengan perbanyakan aseksual merupakan perbanyakan yang dilakukan dengan tanpa menggunakan biji. Perbanyakan vegetatif dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah sambung pucuk, stek daun, stek batang, dan mencangkok. Bagian tumbuhan yang digunakan untuk perbanyakan vegetatif meliputi akar, batang, daun, umbi, ranting, dan cabang. Perbanyakan vegetatif mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan perbanyakan generatif, diantaranya adalah lebih cepat berbuah, sifat anakan yang diturunkan dari induknya relative sama, waktu yang dibutuhkan tidak lama dan lebih mudah dilakukan. Proses perbanyakan vegetatif dibagi menjadi tiga yaitu vegetatif alamiah, vegetatif buatan, dan gabungan vegetatif-generatif. Perbanyakan alamiah merupakan perbanyakan tanpa campur tangan manusia. Sedangkan perbanyakan buatan adalah suatu teknik untuk menghasilkan individu baru tanpa melalui perkawinan dan dilakukan dengan campur tangan manusia. Dalam praktikum ini dilakukan beberapa cara untuk mempelajari perbanyakan vegetatif buatan. Diantaranya adalah sambung pucuk, stek daun, stek batang, dan mencangkok. Teknik sambung pucuk dilakukan dengan cara menyambungkan menggabungkan batang atas dan batang bawah. Adapun tanaman yang digunakan untuk praktikum sambung pucuk adalah tanaman alpukat (Persea americana). Stek adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan potongan batang, akar, atau daun. Berdasarkan bagian tanaman yang di stek itulah dikenal dengan stek batang, stek akar, dan stek daun. Tujuan dari stek adalah untuk membentuk akar dan tunas baru. Pada praktikum kali ini hanya membahas mengenai stek daun dan stek batang. Adapun tanaman yang digunakan dalam praktikum stek daun adalah tanaman lidah mertua (Sancivera sp.) dan tanaman yang digunakan untuk praktikum stek batang adalah tanaman jeruk (Citrus sp.). Mencangkok adalah upaya untuk memperbanyak tanaman dengan cara menanam batang atau dahan yang diusahakan berakar terlebih dahulu di pohon yang digunakan untuk mencangkok sebelum dipotong dan ditanam di tempat lain. Adapun pohon yang digunakan dalam praktikum mencangkok adalah pohon jambu (Psidium guajava).



Hasil yang diperoleh untuk berbagai macam perlakuan pada tiap-tiap metode dapat dilihat dalam bentuk diagram berikut ini. Tingkat Keberhasilan Sambung Pucuk pada Tanaman Alpukat (Persea americana)



Tingkat Keberhasian



100% 80% 60% 40% 20% 0% Berhasil



Diagram 1.1 Tingkat keberhasilan sambung pucuk pada tanaman alpukat (Persea



Commented [m8]: Gambar 4.1. Histogram tingkat…..



americana). Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa pada perobaan sambung pucuk tanaman alpukat (Persea americana) diperoleh tingkat keberhasilan yang lumayan tinggi. Hal tersebut dapat dilihat bahwa presentase keberhasilan sambung pucuk pada tanaman alpukat (Persea americana) adalah 83%. Hal tersebut telah sesuai dengan teori bahwa perbanyakan vegetatif dengan sambung pucuk mempunyai persentase tumbuh lebih tinggi dan produktifitasnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif lainnya (Lukman, 2004 cit. Syukri et al, 2019).



Tingkat keberhasilan



Tingkat Keberhasilan Stek Daun pada Tanaman Lidah Mertua (Sanciviera sp.)



83% 67.00%



50%



Ujung



Tengah



Pangkal



Diagram 1.2 Tingkat keberhasilan stek daun pada tanaman lidah mertua (Sanciviera sp.).



Commented [m9]: Desain gambarnya disamakan dengan yg lainnya.



Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa tingkat keberhasilan stek daun pada tanaman lidah mertua (Sancivera sp.) adalah pada bagian ujung dengan tingkat keberhasilan sebesar 50%, tingkat keberhasilan pada bagian tengah adalah 83%, dan tingkat keberhasilan pada bagian pangkal adalah 67%. Tanaman lidah mertua (Sancivera sp.) dapat diperbanyak dengan cara stek yang diambil bagian daun tanaman lidah mertua dan dipacu pertumbuhan tunas dan akarnya dengan menggunakan ZPT, akan tetapi pertumbuhan tunas dapat terhambat apabila konsentrasi penggunaan ZPT tidak sesuai atau berlebihan (Utama et al, 2016).



Commented [m10]: Commented [m11R10]: Hayoooo di garis bawah atau di italic?



Rata-rata jumlah akar



Rata- rata Jumlah Akar Stek Daun Tanaman Lidah Mertua (Sanciviera sp.) 10 8 6 4 2 0 Ujung



Tengah Perlakuan



Pangkal



Diagram 1.3 Rata-rata jumlah akar hasil stek daun tanaman lidah mertua (Sanciviera sp.) Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa stek daun pada bagian ujung, jumlah akar yang dihasilkan adalah 1,67. Pada bagian tengah sebanyak 3,67. Pada bagian pangkal sebanyak 15,67. Jumlah rata-rata akar terbanyak terdapat pada bagian pangkal, kemudian pada bagian tengah, dan yang terakhir adalah bagian ujung. Bagian tanaman yang paling aktif membelah adalah meristem apikal yang terletak di ujung akar dan tunas sehingga pada bagian pangkal akan menghasilkan pertumbuhan akar yang lebih banyak karena adanya meristem apikal tersebut. Awal terbentuknya akar dimulai dari metabolisme cadangan nutrisi berupa karbohidrat yang menghasilkan energi yang selanjutnya mendorong pembelahan sel dan membentuk sel-sel baru dalam jaringan (Utama et al, 2016).



Tingkat Keberhasilan



Tingkat Keberhasilan Stek Batang pada Tanaman Jeruk (Citrus sp.) 80% 60% 40%



20% 0% Air



Air kelapa 50 % IBA 2000 ppm



Diagram 1.4 Tingkat keberhasilan stek batang pada tanaman jeruk (Citrus sp.). Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa tingkat keberhasilan paling tinggi diperoleh pada stek batang dengan menggunakan air kelapa 50% yang memiliki tingkat keberhasilan 58%, dilanjutkan dengan stek batang yang menggunakan air dengan tingkat keberhasilan sebesar 25%, dan terakhir adalah stek batang dengan menggunakan ZPT IBA 2000 ppm dengan tingkat keberhasilan sebesar 8%. Hal ini sesuai dengan teori bahwa terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan jeruk yaitu media tanam yang mengandung banyak unsur hara dan zat pengatur tumbuh (Kuncoro et al, 2019).



Rata-rata jumlah akar



Rata -rata Jumlah Akar Hasil Stek Batang pada Tanaman Jeruk (Citrus sp.) 0.2 0.15 0.1 0.05 0 Air



Air kelapa 50 % IBA 2000 ppm



Diagram 1.5 Rata-rata jumlah tunas hasil stek batang pada tanaman jeruk (Citrus sp.) Berdasarkan diagram diatas diperoleh data bahwa jumlah akar stek batang pada tanaman jeruk (Citrus sp.) dengan menggunakan air kelapa 50% adalah sebanyak 0,17. Sedangkan dengan menggunakan air dan ZPT IBA 2000 ppm adalah 0. Perkembangan akar berjalan baik jika ditunjang dengan struktur tanah yang baik, sehingga penyerapan air dan unsur hara mampu memenuhi kebutuhan tanaman untuk proses pertumbuhan (Kuncoro et al, 2019).



Rata-rata Jumlah Tunas



Rata-rata Jumlah Tunas Hasil Stek Batang pada Tanaman Citrus sp. 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Air



Air kelapa 50 %



IBA 2000 ppm



Diagram 1.6 Rata-rata jumlah tunas hasil stek batang pada tanaman jeruk (Citrus sp.) Berdasarkan diagram diatas diperoleh data bahwa jumlah tunas yang dihasilkan pada metode stek batang dengan menggunakan air kelapa 50% adalah sebanyak 0.5, dengan menggunakan air sebanyak 0.3 dan dengan menggunakan ZPT IBA 2000 ppm sebanyak 0.15. Menurut (Kuncoro et al, 2019) panjang tunas juga dipengaruhi oleh banyaknya jumlah akar pada stek serta panjang akar mampu menyerap unsur hara di dalam tanah menjadi lebih banyak.



Tingkat Keberhasilan



Tingkat Keberhasilan Cangkok 100% 80% 60% 40% 20%



0%



0%



Jambu



Jeruk



0%



Diagram 1.6 Tingkat keberhasilan cangkok pada tanaman jambu dan jeruk. Pada percobaan mencangkok masing-masing kelompok menunjukkan hasil 0%. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa praktikum mencangkok golongan A5.2 dapat dikatakan tidak berhasil. Mayoritas teman-teman golongan A5.2 mencangkok dalam kurun waktu 2 minggu. Menurut teori keberhasilan mencangkok dapat dilihat pada minggu ke-3 setelah proses pencangkokan (Pakpahan, 2015).



V.



KESIMPULAN



Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa perbanyakan secara vegetatif (aseksual) adalah perbanyakan dengan melibatkan regenerasi sel jaringan vegetatif tanaman yang menggunakan akar, batang, daun, cabang, ranting, dan pucuk. Keberhasilan perbanyakan secara vegetatif diketahui berdasarkan metode perbanyakan yang digunakan. Dalam praktikum ini, tingkat keberhasilan paling banyak terdapat dalam metode sambung pucuk dan stek.



DAFTAR PUSTAKA Arya, P., dan R. Gothalwal. 2017. Seed Dormancy and Germination Frequency Determination of Psoralea corylifolia L., an Endangered Medicinal Plant. Tropical plant research an international journal : 50 Kuncoro, Y. W., dan Elfarisna. 2019. Respons Pertumbuhan Stek Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia swingle) Terhadap Media Vermikompos. Jurnal agribisnis perikanan. 12 (1) Nagalakshmi, MAH., S. Vishwanath., dan KT. Prasanna. 2018. Vegetatif Propagation and Initial Growth Performance Of Streblus asper L. _a Tropical Medicinal Tree. Journal of experimental biology and agricultural sciences : 607 Pakpahan, T. E. 2015. Kajian Tekhnik Mencangkok Perbanyakan Jambu Kristal (Psidium guava). Agrica extensia. 9 (2) : 28 Solikhah, S. A., I. Anggraeni., L. B. Prakoso., M. F. Airlangga., A. V. Nastiti., A. Fathurrobi., F. Firmansyah., V. Rhezamayye., Y. S. Putra., A. D. Kustanto., dan J. I. Dacosta. 2015. Perbanyakan Vegetatif Cara Cangkok : 1 Syukri., B. A. Juanda., dan Supriyadi. 2019. Pengaruh Defoliasi dan Lama Penyimpanan Entres Terhadap Keberhasilan Sambung Pucuk Bibit Kakao (Theobroma cacao L.). Jurnal penelitian. 6 (1) : 61 Tustiyani, I., R. A. Pratama., D. Nurdiana. 2016. Pengujian Viabilitas dan Vigor dari Tiga Jenis Kacang-Kacangan yang beredar di Pasaran Daerah Semarang, Garut. (8) : 1 Utama, M. H. R., S. Hasibuan., dan Maimunah. 2016. Respon Penggunaan Zat Perangsang Tumbuh Sintetik dan Alami Pada Pertumbuhan Stek Tanaman Hias Lidah Mertua (Sansevieria spp). Jurnal agroteknologi dan ilmu pertanian. 1 (2) : 82 - 83



Commented [m12]: Urutkan abjad



LAMPIRAN



Gambar 1. Proses pembelahan stock.



Gambar 2. Membungkus sambung pucuk dengan plastik.



Gambar 3. Memotong pangkal scion membentuk V



Gambar 4. Mengikat scion dengan tali