Latar Belakang Model Picture and Picture [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses atau aktivitas yang bertujuan agar tingkah laku manusia yang mengalami pendidikan tersebut terjadi perubahanperubahan. Tingkah laku yang dimaksud adalah respon atau aktivitas seseorang. Beberapa tingkah laku tersebut dapat dilihat dan ada pula yang dapat disimpulkan atas dasar tingkah laku yang kelihatan misalnya menyenangi dan membenci. Karena hakikat pendidikan tidak terlepas dari hakikat manusia, oleh sebab itu pemahaman terhadap hakikat manusia sudah menjadi keharusan baginya. Semakin dalam pemahaman seorang guru terhadap hakikat manusia, maka prilaku guru akan semakin baik dalam menyelenggarakan pendidikan pengajaran. Maka guru juga harus dapat memahami psikologi pendidikan dan penampilan prilaku anak didik yang diharapkan setelah mempelajari bahan pengajaran. Dalam hal ini, artinya seorang guru tidak hanya harus dapat untuk menguasai materi pelajaran dan menyajikan secara baik dan tepat, tetapi juga harus dapat melihat serta menilai kinerja dan prilaku peserta didik. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam prilaku atau potensi prilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dapat menunjukkan perubahan prilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada peserta didik, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan peserta didik



terhadap



stimulus



yang



diberikan



guru



tersebut



(sumber:



https://id.m.wikipedia.org/wiki/Belajar ). Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku peserta didik yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran. Perubahan tersebut meliputi aspek kognitif (kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi), afektif (penerimaan,



partisipasi,



penilaian,



organisasi,



dan



karakterisasi)



dan



psikomotorik (persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan



kompleks dan kreativitas). Hasilnya dituangkan dalam bentuk angka dan nilai (sumber: https://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-danfaktor.html?m=1 ). Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi,



baik



lisan



maupun



tulis.



(sumber:



https://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/pembelajaran-bahasaindonesia/ ). Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/ diurutkan menjadi urutan logis. (sumber: https://sekolahmelana.sch.id/2020/07/06/metode-pembelajaran-picture-andpicture-dan-praktiknya/ ). Berdasarkan pengalaman terkhusus dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk tingkat SD, terbiasa guru mengajar lebih sering menggunakan metode ceramah dan tugas, serta tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat, akibatnya siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan menimbulkan minat siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi rendah. Untuk mendapat hasil belajar peserta didik mat apelajaran Bahasa Indonesia dalam materi Manusia dan Lingkungan siswa kelas V SD Negeri 1 Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin, peneliti menggunakan model pembelajaran Picture and Picture, dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik serta mengetahui pola pikir peserta didik dalam menyampaikan pendapatnya terhadap suatu permasalahan. Penelitian ini penting dilaksanakan untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas antar guru dan peserta didik untuk memperbaiki hasil belajar di kelas V SD Negeri 1 Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin, peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana keberhasilan penggunaan model pembelajaran Picture and Picture dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kegiatan pembelajaran ini terangkum dalam sebuah kegiatan tindakan kelas dengan judul:



“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Manusia dan Lingkungannya Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture dan Penggunaan Alat Peraga di Kelas V SD Negeri 1 Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin” 1. Identifikasi Masalah Dengan landasan keterangan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, terdapat sejumlah masalah yang nantinya akan dipakai sebagai bahan dari diadakannya sebuah penelitian. 1) Rendahnya hasil belajar peserta didik pada materi manusia dan lingkungannya. 2) Model pembelajaran yang diterapkan kurang bervariasi di dalam kegiatan pembelajaran. 3) Kurangnya media pembelajaran. 4) Kurangnya perhatian dari orang tua selama belajar daring. 2. Analisis Masalah Dari identifikasi masalah di atas didapatkan data melalui latihan dan tugas yang diberikan. Diketahui faktor penyebab rendahnya penguasaan materi tentang manusia dan lingkungannya disebabkan oleh: 1) Guru hanya terfokus pada materi yang disampaikan dengan metode ceramah dan tugas sehingga peserta didik menjadi bosan dan tidak tertarik dengan materi pembelajaran. 2) Peserta didik tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran karena hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa memberi respon saat guru mengajukan pertanyaan maupun saat diberi kesempatan bertanya. 3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah dapat disimpulkan bahwa masalah yang terjadi di atas merupakan akibat dari kurangnya cara atau metode guru dalam memberikan pembelajaran. Dalam memecahkan masalah tersebut, sebaiknya guru mencoba menggunakan model pembelajaran Picture and Picture



yang dapat menarik perhatian peserta didik, agar dapat memudahkan mereka memahami materi yang disampaikan. Dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture, dapat meningkatkan peran aktif peserta didik dalam pembelajaran serta dapat mengurangi permasalahan yang ada pada peserta didik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang diharapkan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang ada, maka untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan sebagai berikut: Apakah melalui model pembelajaran Picture and Picture dan penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran Bahasa Indonesia materi manusia dan lingkungannya di SD Negeri 1 Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin? C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Penelitian tindakan kelas yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik mengenai materi manusia dan lingkungannya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 1 Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin. D. Manfaat penelitian  Manfaat bagi Guru 1. Memiliki pengalaman belajar dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh sehingga menjadikan pembelajaran menjadi dinamis, menarik dan menantang bagi guru maupun peserta didik. 2. Mempunyai kemampuan untuk menilai kekuatan dan kelemahan diri sendiri dalam merancang dan melakukan pembelajaran, serta melakukan berbagi upaya untuk memperbaiki kekurangan dalam mengajar. 3. Terbiasa dalam mengambil keputusan dan melakukan perbaikan pembelajaran



berdasarkan



dipertanggungjawabkan.



kaidah-kaidah



keilmuan



yang



dapat



 Manfaat bagi Peserta Didik Meningkatkan kreatifitas, menarik dan menantang dalam kegiatan pembelajaran, mengajar menentukan masa depan peserta didik sebab apa yang



mereka



terima



dalam



pembelajaran



dapat



mempengaruhi



perkembangan dan prilaku mereka dalam kehidupan selanjutnya.  Manfaat bagi Sekolah Meningkatkan mutu lulusan sekolah sebagai dorongan peserta didik agar mampu bersaing dengan sekolah lain.  Manfaat bagi Lembaga 1. Guru diharapkan dapat melakukan unjuk kerja pembelajaran pada jenjang pendidikan sekolah yang sesuai dengan tugasnya. 2. Menghasilkan peserta didik yang berkualitas sehingga mempengaruhi kualitas lembaga, menandakan bahwa guru yang profesional.



BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam prilaku atau potensi prilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dapat menunjukkan perubahan prilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada peserta didik, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan peserta didik



terhadap



stimulus



yang



diberikan



guru



tersebut



(sumber:



https://id.m.wikipedia.org/wiki/Belajar ). Djamarah dan Zain (2010) belajar adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap



aspek



organisme



atau



pribadi



(sumber:



https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-belajar/ ). Menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003 pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (sumber: https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2003/20TAHUN2003UU.htm ). Tercapainya keberhasilan dalam belajar akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi, senang, serta termotivasi untuk belajar lagi. Karena belajar tidak hanya meliputi mata pelajaran tetapi juga penguasaan, kebiasaan, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan dan cita-cita. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku peserta didik yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran. Perubahan tersebut meliputi aspek kognitif (kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi), afektif (penerimaan,



partisipasi,



penilaian,



organisasi,



dan



karakterisasi)



dan



psikomotorik (persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativitas). Hasilnya dituangkan dalam bentuk angka dan nilai



(sumber: https://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-danfaktor.html?m=1 ). Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru. Depdikbud (Sesiria.2005:12) menyatakan hasil belajar adalah suatu penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan dalam proses pembelajaran, lazimnya ditunjukkan dari nilai tes atau angka. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:381) mengartikan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang diadakan oleh adanya usaha belajar. Adapun menurut Keller yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman mengatakan bahwa hasil belajar merupakan prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar yang diperoleh melalui usaha dalam menyelesaikan tugas belajar. Bukti keberhasilan usaha yang telah dicapai setelah seseorang mengikuti kegiatan pembelajaran melalui pengukuran serta penilaian usaha belajar. Seseorang bisa dikatakan berprestasi jika dia telah memperoleh sesuatu kemajuan atas usaha yang telah dilakukannya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa jhasil belajar bukan saja sejumlah pengetahuan yang diperoleh siswa, melainkan juga adanya perubahan prilaku dan sikap siswa. Jadi yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila kompetensi dasar yang diinginkan tercapai (dalam Surmaini, 2018: 6-7). B. Pembelajaran Bahasa Indonesia Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan



dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pembelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan. Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (1999) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Untuk mencapai tujuan di atas, pembelajaran bahasa harus mengetahui prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya, serta menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajarannya. Prinsip-prinsip belajar bahasa dapat disarikan sebagai berikut. Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila (1)  diperlakukan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat, (2) diberi kesempatan berapstisipasi dalam penggunaan bahasa secara komunikatif dalam berbagai macam aktivitas, (3) bila ia secara sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada bentuk, keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses pemerolehan bahasa, (4) ia disebarkan dalam data sosiokultural dan pengalaman langsung dengan budaya menjadi bagian dari bahasa sasaran, (5) jika menyadari akan peran dan hakikat bahasa dan budaya, (6) jika diberi umpan balik yang tepat menyangkut kemajuan mereka, dan (7) jika diberi kesempatan untuk mengatur pembelajaran mereka sendiri (Aminuddin, 1994). (Sumber:



https://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/pembelajaran-



bahasa-indonesia/). C. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Pembelajaran bahasa Indonesia di SD dilaksanakan secara terpadu. Pembelajaran secara terpadu seharusnya dilaksanakan sesuai dengan cara anak memandang dan menghayati dunianya. Oleh karena itu dalam pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa dapat memahami secara rasional serta konsepkonsep yang terkait dengan pembelajaran bahasa Indonesia. 



Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran mendasar yang sudah diajarkan sejak TK sampai dengan perguruan tinggi. Bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Kurikulum bahasa Indonesia di SD mempunyai karakteristik :  a. Menggunakan pendekatan komunikatif keterampilan proses, tematis integratif, dan lintas kurikulum. b. Mengutamakan variasi, kealamian, kebermaknaan fleksibelitas. c. Penggunaan metode. d. Memberi peluang untuk menggunakan berbagai sumber belajar (Djuanda, 2006: 53). Pelajaran bahasa Indonesia mulai dikenalkan di tingkat sekolah dasar sejak kelas 1 SD. Mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan di semua jenjang pendidikan formal. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia bersumber pada hakikat pembelajaran bahasa yaitu belajar bahasa (belajar berkomunikasi) dan belajar sastra (belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengupayakan peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta menghargai karya cipta bangsa Indonesia (Hartati, 2003). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di SD adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara terpadu. Selain itu juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi peserta didik. (Sumber:



http://pengertianahlidaninfo.blogspot.com/2016/09/pengertian-dan-



tujuan-bahasa-indonesia.html). D. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Picture And Picture Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan gambaran sistematis untuk melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar peserta didik dalam tujuan tertentu yang ingin dicapai. Artinya, model pembelajaran merupakan gambaran umum namun tetap mengerucut pada tujuan khusus. Hal tersebut membuat model pembelajaran berbeda dengan metode pembelajaran yang sudah



menerapkan langkah atau pendekatan pembelajaran yang justru lebih luas lagi cakupannya. (sumber: https://serupa.id/model-pembelajaran-pengertian-ciri-jenismacam-contoh/ ) Menurut (Istarani:2004) Model pembelajaran picture and picture adalah pembelajaran yang menyisipkan gambar-gambar pada suatu materi sebagai media pembelajaran, dari mediaini diuraikan dan dikembangkan sesuai materi yang akan disampaikan oleh guru kepada anak didik. Dengan itu dapat memunculkan ide-ide serta pemikiran dalam pembelajaran. Dalam penggunaan media gambar dalam model pembelajaran Picture and Picture ini sebaiknya menggunakan gambargambar yang logis atau benar-benar fakta atau kejadian yang benar terjadi. Maka syarat utama dalam dalam penggunaan media gambar dalam penggunaan model Picture and Picture adalah sebagai berikut: 1) Gambar yang benar-benar terjadi sesuai fakta atau kejadian. Gambar jangan direkayasa sebab akan menimbulkan kebohongan dalam proses pembelajaran. 2) Rentetan gambar yang berurutan yang sesuai kejadian dari awal hingga akhir 3) Perkiraan gambar kejadian, jika kejadian itu terus berlangsung, atau bisa jadi gambar imajinasi dari seseorang yang memperkirakan kejadian yang akan terjadi pada masa yang akan datang. 2. Ciri-Ciri Model Picture and Picture Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif dan menyenangkan. Model pembelajaran selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu dapat menarik perhatian minat peserta didik. Kreatif, setiap pembelajaran harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah. Dan menyenangkan setiap pembelajaran harus diciptakan suasana yang menyenangkan agar pembelajaran tidak membuat peserta didik bosan yang bisa berdampak tidak memahami pelajaran. Model ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran.



3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture Menurut (Istarani:2004) ada beberapa kekurangan dari model picture and picture yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menyampaikan materi pembelajaran pada kelas. a. Kelebihan 1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskankompetensi yang dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu. 2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambargambar 3) Dapat meningkatkan daya nalar atau pikir peserta didik sebab ia disuruh guru untuk menganalisis gambar yang ada. 4) Dapat meningkatkan tanggung jawab peserta didik 5) Pembelajaran lebih berkesan sebab peserta didik dapat secara langsung mengamati gambar yang telah disiapkan guru b. Kekurangan 1) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus atau berkualitas 2) Sulit menemukan gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi peserta didik yang telah dimikinya 3) Baik guru maupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utamanya dalam membahas suatu materi pelajaran 4) Tidak tersedianya dana khusus untuk enemukan atau mengadakan gambargambar yang diinginkan.



BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN



A. Subjek Penelitian a. Lokasi dan Nama Sekolah Perbaikan pembelajaran dilakukan di SD Negeri 1 Pulau Rimau yang berlokasi di Parit 6 Desa Teluk Betung, Kecamatan Pulau Rimau, Kabupaten Banyuasin. b. Subjek Subjek perbaikan pembelajaran ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri 1 Pulau Rimau yang berjumlah 14 orang, terdiri dari 9 anak perempuan dan 5 anak laki-laki. c. Tema Materi pembelajaran dalam penelitian ini yaitu tema 8 (Lingkungan Sahabat Kita) subtema 1 (manusia dan lingkungan). d. Waktu Penelitian Perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada tahun ajaran 2020/2021 semester genap. Penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 22 April 2021 sampai dengan tanggal 05 Mei 2021, dengan jadwal pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran seperti terlihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran No



Tanggal



Kegiatan



1



22 April 2021



Analisis video GPO



2



28 April 2021



Siklus I



3



05 Mei 2021



Siklus II



Sumber : Data primer yang diolah B. Deskripsi Per Siklus



Materi Yang ada di video Manusia dan Lingkungannya Manusia dan Lingkungannya



Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Classroom Action Research atau metode Penelitian Tindakan kelas (PTK), yaitu suatu kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas (Wardhani, 2011:13 dalam Surmaini, 2018). Penelitian ini dilakukan melalui dua siklus perbaikan pembelajaran, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V di SD Negeri 1 Pulau Rimau pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi : 1. Perencanaan Yaitu rencana tindakan yang dilakukan untuk perbaikan pembelajaran dengan materi pembelajaran Manusia dan Lingkungannya, meliputi : a. Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 b. Menentukan metode perbaikan pembelajaran yang akan digunakan c. Menyiapkan alat dan bahan perbaikan pembelajaran d. Menyiapkan lembar observasi/pengamatan (tidak dilaksanakan dikarenakan pandemik Covid-19) e. Menyiapkan lembar penilaian praktik pembelajaran di kelas (APKG), tidak dilaksanakan dikarenakan pandemik Covid-19. f. Menyiapkan lembar penilaian siswa yang akan dilakukan secara daring. Menurut Arikunto, (2006:17) dalam tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. PTK dilakukan secara berpasangan atau kolaborasi. Pihak pertama melakukan tindakan dan pihak kedua yang mengamati proses jalannya tindakan (dalam Surmaini, 2018:12). Tetapi pengamatan proses jalannya tindakan ini tidak dapat dilaksanakan dikarenakan pandemik Covid-19 yang terjadi. 2. Pelaksanaan Implementasi atau pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang



diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan. Pengertian Implementasi atau Pelaksanaan merupakan akifikas atau usahausaha yang dilaksanakan yang dikemukakan oleh Abdullah (1987:5) bahwa Implementasi adalah suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang ditetapkan semula (Sumber : http://ekhardhi.blogspot.com/2010/12/pelaksanaan.html). Prioritas penelitian ini ialah upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai materi manusia dan lingkungannya yang menjadi permasalah guru sebagai peneliti untuk diselesaikan. 3. Pengamatan Sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto, (2006:19) Tahap pengamatan berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan tindakan. Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat atau observer (dalam Surmaini, 2018:13). Tetapi dengan adanya pandemik Covid-19 tidak dapat dilaksanakan. Mengutip World Health Organization (WHO), COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan



oleh



virus



corona



yang



baru



ditemukan



(Sumber



:



https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/2020/03/22/1830002 69/apa-itu-virus-corona). Sebagai tidakan untuk memutus penularan Covid-19 inilah yang menjadi alasan kuat tidak dilaksanakannya observasi ini. 4. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru sebagai peneliti sudah selesai melakukan tindakan perbaikan pembelajaran, kemudian dengan hasil refleksi tersebut guru sebagai peneliti dapat melakukan tindak lanjut sebagai langkah selanjutnya untuk menyusun tindakan perbaikan.



Desain atau model yang diterapkan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas V SD Negeri 1 Pulau Rimau pada laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) akan disajikan pada gambar 1 berikut. Gambar 1. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran Perencanaan



Refleksi



Siklus I



Pelaksanaan



pengamatan



Perencanaan



Refleksi



Siklus II



Pelaksanaan



pengamatan



Sumber : Suharsimi Arikunto, 2006 Desain prosedur perbaikan pembelajaran pada gambar 1 diatas akan diuraikan sebagai berikut : a. Siklus 1 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 26 April 2021, tahap perencanaan simulasi perbaikan pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut : a. Guru menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus 1.



b. Guru menyiapkan perlengkapan dan peralatan pembelajaran sesuai yang dibuat dalam RPP, seperti alat peraga berupa gambar dan buku pelajaran. c. Guru menyiapkan instrumen pengumpulan data, seperti lembar tes siswa, dan lembar penilaian siswa (daftar nilai) yang akan dilakukan secara daring. 2. Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 28 April 2021, tahap pelaksanaan simulasi perbaikan pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut : 1) Kelas dimulai dengan guru mengucap salam, mengajak berdoa dan mengecek kehadiran peserta didik. 2) Guru menginformasikan tema yang yang akan dipelajari yaitu tentang “manusia dan lingkungan” 3) Guru mengulang kembali sekilas mengenai materi manusia dan lingkungannya. 4) Peserta didik mengamati gambar tentang kegiatan manusia di lingkungan. 5) Guru menjelaskan materi dan memberikan contoh tentang pengaruh kegiatan kegiatan manusia terhadap alam. 6) Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab. 7) Guru melakukan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran. 8) Kelas diakhiri dengan mengucap salam.



3. Pengamatan Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengamatan terhadap simulasi perbaikan pembelajaran siklus 1 adalah guru sebagai peneliti membuat video pembelajaran berdurasi 5 menit yang di kirim kepada tutor selaku Supervisor 1 yaitu Bapak Lukman Haryadi, S.Pd.,M.Si. untuk menilai kegiatan simulasi perbaikan pembelajaran yang dilakukan.



4. Refleksi Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi terhadap simulasi perbaikan pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut : Kelebihan : 1. Suara jelas terdengar. 2. Penggunaan alat peraga dilakukan cukup baik. 3. Langkah-langkah model pembelajaran sudah sesuai dengan yang ada di dalam materi. 4. Memberi arahan kepada peserta didik cukup baik. Kelemahan :. 1. Pada saat menjelaskan alat dan bahan tidak beraturan. 2. Media yang menjadi contoh terlalu kecil. 3. Ada beberapa perkataan yang salah pada saat menunjukkan alat dan bahan. 4. Waktu sedikit terbuang dikarenakan terlalu lama membuka ringkasan materi. b. Siklus 2 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 4 Mei 2021, tahap perencanaan simulasi perbaikan pembelajaran siklus 2 adalah sebagai berikut : a. Guru menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus 2. b. Guru menyiapkan perlengkapan dan peralatan pembelajaran sesuai yang dibuat dalam RPP, seperti alat peraga berupa gambar dan buku pelajaran. c. Guru menyiapkan instrumen pengumpulan data, seperti lembar tes siswa, dan lembar penilaian siswa (daftar nilai) yang akan dilakukan secara daring.



2. Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 05 Mei 2021, tahap pelaksanaan simulasi perbaikan pembelajaran siklus 2 adalah sebagai berikut : 1) Kelas dimulai dengan guru mengucap salam, mengajak berdoa dan mengecek kehadiran peserta didik. 2) Guru menginformasikan tema yang yang akan dipelajari yaitu tentang “manusia dan lingkungan” 3) Guru mengulang kembali sekilas mengenai materi manusia dan lingkungannya. 4) Peserta didik mengamati gambar tentang kegiatan manusia di lingkungan. 5) Guru menjelaskan materi dan memberikan contoh tentang pengaruh kegiatan kegiatan manusia terhadap alam. 6) Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab. 7) Guru melakukan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran. 8) Kelas diakhiri dengan mengucap salam.



3. Pengamatan Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengamatan terhadap simulasi perbaikan pembelajaran siklus 2 adalah guru sebagai peneliti membuat video pembelajaran berdurasi 5 menit yang di kirim kepada tutor selaku Supervisor 1 yaitu Bapak Lukman Haryadi, S.Pd.,M.Si. untuk menilai kegiatan simulasi perbaikan pembelajaran yang dilakukan. 4. Refleksi Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi terhadap simulasi perbaikan pembelajaran siklus 2 adalah sebagai berikut : Kelebihan : 1. Suara jelas terdengar. 2. Penggunaan alat peraga berupa gambar dilakukan cukup baik. 3. Menyebutkan bahan dan alat secara berurutan.



4. Langkah-langkah pembelajaran sudah sesuai 5. Memberi arahan kepada peserta didik untuk memperbaiki tugas yang telah diberikan. Kelemahan : 1. Pada saat kegiatan awal (pembukaan) tidak menyebutkan tujuan pembelajaran 2. Beberapa kali menyebutkan ini itu pada saat menjelaskan ataupun menunjukkan gambar yang membuat sedikit membingungkan peserta didik. C. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik kuantitatif berupa penghitungan berdasarkan data nilai hasil tes peserta didik yang diperoleh pada setiap akhir pertemuan. Tes digunakan untuk memperoleh data kognitif berupa data prestasi belajar siswa. Tes diberikan dalam bentuk soal. Ketuntasan belajar siswa diperoleh dengan rumus menurut Suharsimi Arikunto (dalam Ike Retnawati, 2010:18) sebagai berikut : Ketuntasan Belajar=



∑ Skor yang diperoleh x 100 % ∑ Skor Maksimal



Peserta didik dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai > 75 sesuai dengan standar Nilai Ketuntasan Belajar (NKB) di SD Negeri 1 Pulau Rimau. Sedangkan ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal dihitung dengan rumus sebagai berikut : Ketuntasan Klasikal=



∑ Siswa y ang tuntas belajar x 100 % ∑ Seluruh siswa



Indikator ketuntasan belajar siswa secara klasikal apabila lebih dari atau sama dengan 75% dari seluruh jumlah siswa dinyatakan tuntas belajar (dalam Surmaini, 2018:20). Jadi dapat disimpulkan analisa data dilakukan sebagai dasar



pelaksanaan siklus berikutnya. Adapun kriteria kelulusan belajar peserta didik dalam bentuk persen (%) dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Peserta Didik dalam % Tingkat Keberhasilan (%) 90% - 100%



Arti Sangat tinggi



80 % - 89%



Tinggi



65% - 79%



Sedang



55% - 64%



Rendah



0% - 54%



Sangat rendah



BAB IV



HASIL DAN PEMBAHASAN A. PELAKSANAAN SIKLUS 



Deskripsi hasil pengamatan simulasi perbaikan pembelajaran persiklus a. Perencanaan Sebelum melakukan kegiatan simulasi guru sebagai peneliti telah menyiapkan rencana simulasi perbaikan pembelajaran pada materi pembelajaran Briket Pengganti BBM. b. Pelaksanaan Kegiatan simulasi pembelajaran dilakukan dengan cara guru sebagai peneliti membuat video pembelajaran yang akan dikirim pada WA Grup orang tua peserta didik. Langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai peneliti selanjutnya sebagai berikut: o Pelaksanaan pada siklus I 1) Kelas dimulai dengan mengucap salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran peserta didik. 2) Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan, tujuan kegiatan belajar, dan rencana penilaian. 3) Guru menjelaskan materi pembelajaran secara utuh dengan metode demonstrasi dan ceramah. 4) Guru melakukan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran. 5) Guru memberi arahan kepada peserta didik untuk mengerjakan soal tertulis (essay) yang terdapat pada Buku Siswa dan meminta peserta didik mengirim jawabannya melalui WA Grup orang tua peserta didik. 6) Kelas diakhiri dengan mengucap salam. o Pelaksanaan pada siklus II 1) Kelas dimulai dengan mengucap salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran peserta didik. 2) Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan, tujuan kegiatan belajar, dan rencana penilaian.



3) Guru menjawab pertanyaan mengenai materi briket pengganti BBM. 4) Peserta didik memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru. 5) Sebelum melakukan demonstrasi guru memberikan penghargaan (balikan) untuk usaha yang telah dilakukan peserta didik dalam mengerjakan tugas. 6) Guru melakukan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran. 7) Guru mengarahkan agar peserta didik untuk memperbaiki jawaban pertanyaan yang dilakukan dipertemuan sebelumnya. 8) Kelas diakhiri dengan mengucap salam. c. Pengamatan Dari pengamatan simulas yang dilakukan terhadap perbaikan pembelajaran berlangsung diperoleh data sebagai berikut: 



Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi terhadap simulasi perbaikan pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut : Kelebihan : 1. Suara jelas terdengar. 2. Demonstrasi dilakukan cukup baik. 3. Langkah-langkah demonstrasi sudah sesuai dengan yang ada di dalam materi. 4. Memberi arahan kepada peserta didik.



Kelemahan : 1. Terlalu fokus pada demonstrasi yang dilakukan sehingga pada saat menjelaskan tidak terselesaikan penjelasannya, bahkan mengganti penjelasan yang lain. 2. Pada saat menjelaskan alat dan bahan tidak beraturan. 3. Media yang menjadi contoh terlalu kecil. 4. Waktu melebihi batas maksimal sebanyak 54 detik.



5. Ada beberapa perkataan yang salah pada saat menunjukkan alat dan bahan. 6. Waktu sedikit terbuang dikarenakan terlalu lama membuka ringkasan materi. 



Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi terhadap simulasi perbaikan pembelajaran siklus 2 adalah sebagai berikut : Kelebihan : 1. Suara jelas terdengar. 2. Demonstrasi dilakukan cukup baik. 3. Menyebutkan bahan dan alat secara berurutan. 4. Langkah-langkah demonstrasi sudah sesuai dengan yang ada di dalam materi. 5. Memberikan jawaban untuk pertanyaan peserta didik yang diajukkan melalui WA Grup. 6. Memberikan penghargaan dari usaha yang telah dilakukan oleh peserta didik. 7. Memberi arahan kepada peserta didik untuk memperbaiki tugas yang telah diberikan. Kelemahan : 1. Pada saat kegiatan awal (pembukaan) tidak menyebutkan tujuan pembelajaran melainkan diganti dengan membaca pertanyaan peserta didik yang diajukkan pada WA Grup. 2. Waktu melebihi batas maksimal sebanyak 32 detik. 3. Beberapa kali menyebukan itu pada saat menjelaskan ataupun menunjukkan benda yang membuat sedikit membingungkan peserta didik.







Hasil Tes



Hasil tes atau evaluasi yang disajikan dalam bentuk soal tertulis (essay) digunakan untuk memperoleh data kognitif berupa data prestasi belajar peserta didik. Pada penelitian perbaikan pembelajaran ini akan penulis sajikan pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Perbedaan hasil belajar peserta didik pada siklus I dan siklus II



KKM : 75 No



Nama Siswa



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15



L/P



Aldi Saputra L Amira Sinta P Aulia Zahra P Budi Utomo L Chika Maharani P Elsi Riana P Fahri Apriliansyah L Ilham L Irman Saputra L Lyonel Messy L Rizkiy Adam L Ruli Pratama L Tia Amelia P Winda Zainudin P Windi Zainudin P Jumlah Rata-rata Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas Persentase Ketuntasan Persentase Ketidaktuntasan KETERANGAN : TIDAK TUNTAS



Nilai SIKLUS I 80 60 40 80 90 100 85 80 75 80 40 60 60 60 80 1070 71,33333 9 6 60% 40%



SIKLUS II 90 75 65 85 90 100 95 85 85 90 70 80 75 80 90 1255 83,66667 13 2 86,7% 13,3% TUNTAS



Sumber : Data primer yang diolah



Tabel 3. Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Belajar Peserta Didik



Pada Penelitian Perbaikan Pembelajaran Tuntas Jumlah Kegiatan Persentase Siswa Siklus 1 9 60% Siklus 2 13 86,7% Sumber : Data primer yang diolah



Tidak Tuntas Jumlah Persentase Siswa 6 40% 2 13,3%



Berdasarkan tabel 3 diatas jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka akan tampak seperti pada gambar 2 berikut ini.



Gambar 2. Grafik Ketuntasan Belajar Peserta Didik Kelas III pada Penelitian Perbaikan Pembelajaran



90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%



86.70% 60.00% 40.00%



TUNTAS TIDAK TUNTAS 13.30%



SIKLUS I SIKLUS II



Berdasarkan tabel 3 serta gambar 2 diatas dapat di deskripsikan bahwa ketuntasan belajar peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dari siklus pertama hingga siklus kedua menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai peserta didik yang telah memenuhi Nilai Ketuntasan Belajar (NKB) yang telah ditetapkan sebesar >75. Perolehan nilai siswa yang sudah mencapai NKB berpengaruh terhadap ketuntasan belajar peserta



didik secara klasikal yaitu sebesar 60% pada perbaikan pembelajaran siklus pertama, untuk itu perbaikan pembelajaran dilanjutkan pada siklus kedua. Pada siklus kedua diperoleh persentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal sebesar 86,7%. Nilai persentase ini telah melampaui dari target ketuntasan belajar yang diharapkan guru sebagai peneliti yaitu sebesar lebih dari atau sama dengan 75%, sehingga disimpulkan perbaikan pembelajaran berhasil dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.



A. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian perbaikan pembelajaran yang telah dijelaskan pada deskripsi hasil penelitian maka didapatkan hasil bahwa dengan menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas III SDN 20 Sembawa terdapat peningkatan hasil belajar siswa. 1. Siklus 1 Pada kegiatan simulasi perbaikan pembelajaran siklus pertama diperoleh data tentang hasil belajar peserta didik yang kurang memuasksn, yaitu dari 15 peserta didik kelas III SDN 20 Sembawa hanya 9 orang yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan KKM yaitu 75, dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal hanya 60%. Beberapa faktor yang menjadi penyebab utama kegagalan peserta didik dalam simulasi perbaikan pembelajaran siklus pertama sebagai berikut: 1. Terlalu fokus pada demonstrasi yang dilakukan sehingga pada saat menjelaskan tidak terselesaikan penjelasannya, bahkan mengganti penjelasan yang lain. 2. Pada saat menjelaskan alat dan bahan tidak beraturan. 3. Media yang menjadi contoh terlalu kecil. 4. Ada beberapa perkataan yang salah pada saat menunjukkan alat dan bahan. 2. Siklus 2 Setelah pelaksanaan simulasi perbaikan pembelajaran siklus kedua diperoleh data tentang hasil belajar peserta didik lebih dari atau sama dengan KKM yaitu 75, sebanyak 13 orang dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 86,7%, artinya persentase pencapaian ketuntasan belajar



klasikal meningkat sebesar 26,7% dibanding siklus pertama yaitu hanya sebesar 60%. Artinya kegiatan pembelajaran yang berlangsung setelah perbaikan pembelajaran siklus kedua sudah berhasil secara klasikal, karena persentase hasil belajar sudah mencapai hasil yang melebihi dari 75%, oleh karena itu kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan sudah berhasil.



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



A. KESIMPULAN Penelitian Tindakan Kelas tentang Penggunaan Metode Demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik mengenai materi Briket Pengganti BBM pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah dilaksanakan dalam 2 siklus simulasi perbaikan pembelajaran, didapatkan hasil refleksi sebagai berikut. 



Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap video simulasi praktik perbaikan pembelajaran siklus 1, terdapat : Kelebihan : 1. Suara jelas terdengar. 2. Demonstrasi dilakukan cukup baik. 3. Langkah-langkah demonstrasi sudah sesuai dengan yang ada di dalam materi. 4. Memberi arahan kepada peserta didik.



Kelemahan : 1. Terlalu fokus pada demonstrasi yang dilakukan sehingga pada saat menjelaskan tidak terselesaikan penjelasannya, bahkan mengganti penjelasan yang lain. 2. Pada saat menjelaskan alat dan bahan tidak beraturan. 3. Media yang menjadi contoh terlalu kecil. 4. Waktu melebihi batas maksimal sebanyak 54 detik. 5. Ada beberapa perkataan yang salah pada saat menunjukkan alat dan bahan. Waktu sedikit terbuang dikarenakan terlalu lama membuka ringkasan materi. Dari hasil belajar siswa yang dilaksanakan secara daring melalui WA Grup, diperoleh rerata hasil belajar sebesar 71,3 atau hanya 60% siswa yang telah mencapai KKM. Dari hasil tersebut maka akan dilakukan perbaikan di siklus II.







Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap video simulasi praktik perbaikan pembelajaran siklus 2, terdapat : Kelebihan : 1. Suara jelas terdengar. 2. Demonstrasi dilakukan cukup baik. 3. Menyebutkan bahan dan alat secara berurutan. 4. Langkah-langkah demonstrasi sudah sesuai dengan yang ada di dalam materi. 5. Memberikan jawaban untuk pertanyaan peserta didik yang diajukkan melalui WA Grup. 6. Memberikan penghargaan dari usaha yang telah dilakukan oleh peserta didik. 7. Memberi arahan kepada peserta didik untuk memperbaiki tugas yang telah diberikan.



Kelemahan : 1. Pada saat kegiatan awal (pembukaan) tidak menyebutkan tujuan pembelajaran melainkan digantikan dengan membaca pertanyaan peserta didik yang diajukkan pada WA Grup. 2. Waktu melebihi batas maksimal sebanyak 32 detik. 3. Beberapa kali menyebukan



itu pada saat menjelaskan ataupun



menunjukkan benda yang membuat sedikit membingungkan peserta didik. Dari hasil belajar siswa yang dilaksanakan secara daring melalui WA Grup, diperoleh rerata hasil belajar sebesar 83,66667 atau 86,7% siswa yang telah mencapai KKM. Dari hasil tersebut maka perbaikan di siklus II yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah pelaksanaan simulasi perbaikan pembelajaran siklus kedua diperoleh data tentang hasil belajar peserta didik lebih dari atau sama dengan KKM yaitu 75, sebanyak 13 orang dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 86,7%, artinya persentase pencapaian ketuntasan belajar klasikal meningkat sebesar 26,7% dibanding siklus pertama yaitu hanya sebesar 60%. B. SARAN



Berdasarkan kesimpulan terdapat beberapa hal yang sebaiknya dilakukan guru sebagai peneliti untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu: 1. Guru harus dapat menggatur waktu pada saat melakukan pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan dalam pelaksanaan demonstrasi. 2. Guru harus cermat dalam membimbing peserta didik pada saat pelaksanaan demonstrasi. 3. Guru



harus



melakukan



perbaikan



pembelajaran/tindak



lanjut,



jika



pembelajaran yang dilaksanakan tidak memperoleh hasil yang diinginkan. 4. Pada saat pelaksanaan demonstrasi berlangsung guru harus memberikan kesempatan untuk peserta didik mengamati demonstrasi tersebut dengan baik dan bertanya jika ada yang belum dimengerti. 5. Guru harus mampu menentukan alat dan bahan yang sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan pada peserta didik. 6. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan perbaikan pembelajaran, agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.