Legenda Simardan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • boy
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LEGENDA SIMARDAN



Prolog Pada zaman dahulu hiduplah satu keluarga yang sangat miskin. Semenjak Ayah simardan meninggal sang Ibu harus membesarkan kedua anaknya sendirian. Setiap hari Simardan harus mencari kayu bakar demi membantu ibu, sedangkan sang adik membantu pekerjaan Ibu. Suatu malam Simardan menatap bulan purnama dan berharap semoga kelak menjadi orang kaya. Simardan pun tertidur. Ia bermimpi melihat sekotak harta karun di dalam goa. Simardan terbangun. Simardan : Seperti nyata sekali mimpi tadi. Apakah ini sebuah petuah? Ya. Aku yakin ini pasti sebuah petuah dari Tuhan, besok aku harus kesana. Keesokkan harinya, Simardan pun bersiap-siap menuju Goa yang ia mimpikan. Ibu : mau kemana kau nak, pagi-pagi begini sudah berkemas? Mardan : Ibu, aku mendapat petuah bu. Aku akan membawakan banyak harta untuk keluarga kita bu. Ibu : apa kau yakin nak? Simardan : tentu bu, doakanlah aku bu Ibu : ibu selalu mendoakan mu nak Simardan pun pergi menuju goa tersebut setelah berpamitan dengan Ibu dan Adiknya. Setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh, Simardan pun menemukan goa tersebut. Simardan : benar, itu goa yang aku mimpikan. (tak lama kemudian Simardan memasuki goa dan menemukan harta karun tersebut) Simardan : Hahahaha ini benar benar emas, aku kaya, aku kaya. Kemudian Simardan keluar dari dalam goa dan pulang ke rumahnya. Namun, ditengah perjalanan Simardan berhenti, sembari melihat kapal besar di pesisir pantai. Simardan : kalau aku pulang, harta ini akan habis begitu saja. Ah, aku akan berusaha di sini dulu, kemudian pulang. (Lagipula Ibu pasti paham pikir Mardan). Simardan pun berlayar hingga ke negeri seberang (Penang, Malaysia). Kemudian ia membeli pakaian yang sangat bagus dan membeli barang dagangan untuk dijual kembali. Sang Raja yang sedang berkeliling istana tidak sengaja menemui Simardan.



Raja : wahai sudagar, sepertinya kau sangat rajin dan pemberani. Aku sangat membutuhkan sudagar-saudagar kaya untuk menjamu tamu-tamuku. Apakah kau bersedia bekerja bersamaku di istana? Simardan : tentu saja Tuanku Raja. Raja : berkemaslah. Besok pagi temui aku di istana. Simardan : baik Tuanku Raja. Keesokkan harinya, Simardan pun masuk ke dalam istana. Simardan bekerja dengan sangat tekun selama bertahan-tahun. Sang Raja sangat tertarik dengan Simardan, sehingga Raja berniat menikahkan Simardan dengan Putrinya. Raja : Simardan, kau sangat berjasa dan selalu membantuku. Aku lihat kau benar benar rajin dan jujur. Apakah kau bersedia menikahi Putriku? Simardan : menikahi Putri Tuanku Raja? Tentu saja Tuanku. Putri mu sangatlah cantik, siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh hati padanya. Raja : tetapi, aku ingin bertanya kepadamu, Mardan. Apakah kau dulunya hidup miskin? Kau tentu tahu, mana mungkin seorang Putri Raja menikahi seorang rakyat biasa. Mendengar kata-kata Raja tersebut, Simardan pun berbohong untuk menutupi masa lalunya supaya bisa hidup dengan Putri Raja dan hidup bahagia. Simardan : Tuanku, hamba adalah sudagar. Tentu bukan berasal dari keluarga biasa walaupun saya hanya hidup sebatang kara. Raja : benar, benar. Waktu pertama kali aku melihatmu, pakaianmu sangatlah bagus. Baiklah, aku merestui pernikahan kalian. Siapkan pesta yang paling megah untuk Putriku dan Simardan. Simardan dan Putri Raja pun menikah. Kemudian setelah pernikahan mereka, terdengar kabar bahwa Pantai di Tapanuli sangatlah indah dan berita tersebut sampai kepada sang Putri. Istri : Suamiku, aku dengar banyak pantai dan tempat yang indah di pesisir Tapanuli. Aku sangat ingin pergi ke sana suamiku. Simardan : istriku, tempat itu tidaklah sebagus perkiraanmu. Cari tempat lain saja untuk berbulan madu. Istri : tetapi aku sangat ingin pergi kesana suamiku, aku mohon. Simardan : baiklah istriku, besok kita akan pergi kesana!.



Sesampainya di Tapanuli. Masyarakat yang mengenali Simardan langsung memberitahu kepada Ibu Simardan. Penduduk : Simardan sudah pulang Bu, dia berada di pesisir pantai dan terlihat sangat kaya dan membawa istrinya. Ibu : benarkah? Terima kasih nak, aku akan segera menemuinya. Ibu Simardan pun berkemas menuju pesisir. Ia ditemani banyak warga untuk menemui Simardan. Ibu : Mardan, Simardan!! Anakku pulang.. Kau sudah pulang nak? Simardan yang sudah bersumpah kepada Raja kemudian menolak panggilan ibunya dan berkata kasar padanya. Simardan : siapa kau wanita tua? Aku tidak kenal denganmu! Ibu : nak, ini ibumu nak, Ibu yang sudah melahirkan dan membesarkan mu. Simardan : bohong!! Ibuku sudah lama mati! Ibu : sungguh kejam kau Mardan! Simardan pun mengajak istrinya untuk kembali ke kapal dan meninggalkan pesisir pantai. Ibu Simardan sangat sakit hatinya. Kemudian ia menangis hingga terisak isak lalu mengadakan tangan dan berdoa. Ibu : sungguh aku telah melahirkan dan membesarkannya. Aku bersumpah jika dia bukan anakku dia akan selamat dan akan memperoleh kebahagiaan selamanya. Namun, jika dia anakku dia tidak akan selamat! Petir mulai menyambut dan angin datang dengan sangat deras dan menakutkan. Kemudian Simardan yang berada di kapal tersambar petir dan jatuh ke dalam lautan. Simardan berubah menjadi sebuah pulau. Istri dan semua pengawalnya berubah menjadi kera putih. Kemudian pulau tersebut diberi nama Pulau Simardan. Tamat