Lendra Agustian - Perbandingan Software Pix4D Dengan Agisoft [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Reka Geomatika



©[Jurusan] Itenas | No.x | Vol.x [bulan tahun]



Jurnal Online Institut Teknologi Nasional



Pembuatan Peta Orthophoto Dan DEM Menggunakan Dua Software Pengolahan Foto Udara Dari Data Hasil Pemotretan Unmanned



Aerial Vehicle



LENDRA AGUSTIAN1 Jurusan Teknik Geodesi, FTSP Institut Teknologi Nasional Bandung Email: [email protected] ABSTRAK



Teknologi pemrosesan foto udara semakin berkembang dengan banyaknya software untuk pemrosesan foto udara. Penelitian ini menggunakan software Agisoft Photoscan dan Pix4Dmapper untuk mengetahui perbedaan nilai ketelitian data spasial yang dihasilkan serta waktu pemrosesan yang dibutuhkan. Data yang digunakan adalah foto udara format kecil sebanyak 320 foto dengan 5 titik kontrol tanah. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah persiapan, akuisisi data dan pengolahan data. Hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya orthophoto dan DEM. Dari hasil uji akurasi yang dilakukan pada orthophoto, didapatkan bahwa Agisoft Photoscan memberikan akurasi 93,56%, sedangkan Pix4Dmapper memberikan akurasi 93,67%. Dari segi waktu pemrosesan, Agisoft Photoscan membutuhkan 478 menit dengan pengaturan high resolution, sedangkan Pix4Dmapper membutuhkan 547 menit dengan pengaturan optimal resolution. Kata kunci: Foto Udara Format Kecil, Wahana Udara Tanpa Awak, Agisoft ..Photoscan, Pix4Dmapper ABSTRACT



Aerial photo processing technology is growing with the number of software for processing. This study use Agisoft Photoscan and Pix4Dmapper to know the difference spatial data accuracy and processing time required. Data used are small format aerial photos as much 320 photos with 5 ground control points. Activities undertaken in this study is preparation, data acquisition and data processing. The result of this study is orthophoto and DEM. The accuracy of the test results performed on the orthophoto, it was found that Agisoft Photoscan provide accuracy of 93.56%, while 93.67% Pix4Dmapper providing accuracy. In terms of processing time, Agisoft Photoscan takes 478 minutes with high resolution settings, while Pix4Dmapper takes 547 minutes with medium resolution settings. Keywords: Small Format Aerial Photo, Unmanned Aerial Vehicle, Agisoft Photoscan, Pix4Dmapper



Reka Geomatika-1



Agustian



1



1. PENDAHULUAN Dalam ilmu pemetaan, terdapat berbagai metode survei dan pemetaan yang dapat dilakukan, salah satunya adalah metode fotogrametri. Seiring berkembangnya teknologi, dikembangkan wahana udara tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle) untuk pemetaan fotogrametri. Hasil dari survei pemetaan menggunakan metode fotogrametri UAV juga memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan metode fotogrametri UAV memiliki tingkat kedetilan visual yang lebih baik jika dibandingkan dengan citra satelit. Teknologi pemrosesan foto udara yang semakin berkembang tentunya di iringi dengan software yang dapat digunakan untuk membantu penelitian manusia dalam menyelesaikan suatu masalah. Saat ini pemanfaatan data serta pengolahan data foto udara digital yang semakin meluas dengan didukung berbagai software yang memadai. Beberapa software yang sudah di kenal dapat mengolah foto udara format kecil antara lain Agisoft Photoscan dan Pix4Dmapper. Berbekal wahana udara tanpa awak/UAV, foto udara yang diambil dengan wilayah studi Desa Cimenyan Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung di proses menjadi peta orthophoto dan Digital Elevation Model (DEM) dengan menggunakan software Agisoft Photoscan dan Pix4DMapper. Kedua software ini dapat digunakan untuk mengolah data foto udara sehingga perlu ditinjau lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan dari nilai ketelitian data spasial yang dihasilkan dan waktu yang dibutuhkan untuk pemrosesan oleh kedua software tersebut. 2. METODOLOGI Metodologi penelitia merupakan hal yang harus ada dalam sebuah penelitian. Metodologi penelitian ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan dan tersusun secara sistematis, mulai dari akuisisi data, pengolahan data dengan software Agisoft Photoscan dan Pix4Dmapper sampai dengan hasil berupa orthophoto, DEM, dan analisis data yang dihasilkan dari software Agisoft PhotoScan dan Pix4Dmapper. Tahapan pelaksanaan pekerjaan secara garis besar dapat dilihat pada Gambar 1.



Desain Jalur Terbang



Perencanaan



Desain Distribusi GCP



Orientasi Lapangan



A



Reka Geomatika-2



B



Pembuatan Peta Orthophoto dan DEM Menggunakan Dua Software Pengolahan Foto Udara Dari Data Hasil Pemotretan Unmanned Aerial Vehicle



A



B



Akuisisi Data



Pemasangan GCP



Pengukuran GCP



Pemotretan Udara



Koordinat GCP



Foto Udara



Pengolahan Data



Pengolahan Fotogrametri



DEM



Agisoft Photoscan



Pix4D Mapper



Orthophoto



Orthophoto



Akurasi



DEM



Tidak



Ya



Analisis



Kesimpulan



Gambar 1. Metodologi Penelitian



3. ISI 3.1. Desain Jalur Terbang Pembuatan jalur terbang harus memperhatikan aspek seperti GSD (Ground Sample Distance), skala foto serta besar overlap dan sidelap. Hal tersebut akan berpengaruh pada jarak antar jalur dan tinggi terbang UAV. Untuk rencana pembuatan jalur terbang, tinggi terbang, serta besarnya overlap dan sidelap pada penelitian ini menggunakan software Pix4D Capture. Pada software Pix4D Capture terdapat 4 jenis desain jalur terbang, salah satunya yaitu grid mission yang digunakan untuk pengambilan data foto udara untuk penelitian ini. Jalur terbang dibuat Reka Geomatika-3



Agustian



1



sesuai dengan batasan area yang sudah di tentukan yaitu seluas 11,5 hektar. Desain jalur terbang dapat dilihat pada Gambar 2.



Gambar 2. Desain Jalur Terbang



1. Tinggi Terbang Pemotretan menggunakan UAV dilakukan pada ketinggian terbang rata-rata 100 meter yang di hitung dari permukaan tanah pada saat inisialisasi UAV. Ketinggian 100 meter dipilih untuk menghasilkan ketajaman foto yang baik dan meminimalisir bahaya yang tidak diinginkan saat UAV sedang terbang. 2. Overlap dan Sidelap Overlap dan sidelap juga berpengaruh dalam pembentukan grid pada jalur terbang. Pertampalan yang digunakan masing-masing yaitu 80 % untuk pertampalan overlap dan 70% untuk sidelap. overlap dan sidelap dengan nilai tersebut di pilih untuk menghindari pertampalan yang kurang ketika UAV terbawa angin saat terbang serta presisi dalam mebentukan DEM dan mosaik foto. 3.2. Ground Control Point Ground Control Point (GCP) dibutuhkan pada saat proses orientasi absolut atau transformasi koordinat model ke koordinat bumi sebenarnya. Penempatan titik GCP tidak boleh terkumpul disatu sisi pada desain persebarannya. Persebaran titik GCP harus didesain dengan baik sehingga menutupi area pemotretan. Dengan kata lain tersebar merata pada daerah pemotretan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kesalahan pada hasil orthophoto. Semakin baik penyebaran titik GCP maka pengikatan titik GCP terhadap ortofoto akan semakin baik. Pembuatan GCP perlu memperhatikan ukuran premark yang di letakan pada GCP sehingga pada saat pemotretan, titik premark akan kelihatan pada hasil foto yang diperoleh. Pembuatan GCP harus memperhatikan aspek warna dari GCP tersebut. Warna yang dipilih haruslah berbeda dengan warna tanah atau tanaman yang berada pada daerah pemotretan dan warna yang dipilih haruslah warna yang cerah dan bentuk premark GCP lebih baik dibuat berbentuk silang agar mudah saat melakukan identifikasi premark pada foto. 1. Desain Distribusi GCP Penentuan distribusi GCP diletakkan secara merata dan pada daerah yang mempunyai ruang pandang kelangit terbuka. Penentuan lokasi distribusi GCP di desain menggunakan bantuan Google Earth. Visualisasi rencana disitribusi GCP dapat dilihat pada Gambar 3.



Reka Geomatika-4



Pembuatan Peta Orthophoto dan DEM Menggunakan Dua Software Pengolahan Foto Udara Dari Data Hasil Pemotretan Unmanned Aerial Vehicle



Gambar 3. Desain Distribusi GCP



2. Pengukuran dan Pengolahan GCP Pengukuran GCP dilakukan berdasarkan desain yang telah dibuat. Pengukuran GCP dilakukan dengan menggunakan receiver GPS Hi-Target 8200X sebanyak dua receiver, kedua receiver dijadikan rover dengan titik kontrol menggunakan base station CORS yang berada di BIG (Badan Informasi Geospasial). Kegiatan pengukuran GCP dapat dilihat pada Gambar 4.



GCP Station 1



GCP Station 7



Gambar 4. Pengukuran GCP



Pengukuran dilakukan pada 5 lokasi GCP yang semuanya terletak di wilayah RW 14 Desa Cimenyan. Setiap pengukuran terhadap titik (1 baseline) dilakukan selama 30 menit Sebaran titik kontrol tanah/GCP diperoleh melalui pengamatan GPS, dengan menggunakan metode diferensial statik singkat. Data yang diperoleh dari receiver GPS Hi-Target, selanjutnya di convert ke format RINEX agar bisa dilakukan pengolahan menggunakan software Trimble Business Center. Hasil pengolahan data GCP dengan nilai koordinat dalam sistem UTM dapat dilihat pada Tabel 1.



Reka Geomatika-5



Agustian



1



Tabel 1. Koordinat GCP Hasil Pengamatan GPS



No. 1 2 3 4 5



Nama Titik GCP1 GCP2 GCP3 GCP4 GCP5



Koordinat UTM (meter) x y 795541.551 9242460.680 795310.181 9242559.103 795454.278 9242802.170 795578.467 9242666.131 795501.680 9242563.429



Tinggi 1320.567 1331.774 1317.891 1324.740 1335.218



3.3. Pemotretan dengan UAV Proses penerbangan UAV dilakukan ditempat yang terjangkau dari area yang di potret. Pemilihan tempat penerbangan berdasarkan daya jelajah UAV dan luasnya lokasi pemotretan. UAV pada saat melakukan penjelajahan akan berubah ke mode autopilot sehingga posisi UAV hanya dapat diamati melalui layar smartphone. Pemotretan dengan menggunakan UAV sangat dipengaruhi oleh cuaca seperti angin dan suhu sehingga terbang menjadi kurang stabil, selain itu cakupan waktu terbang juga terbatas (berkisar 10 sampai 20 menit). Oleh karena itu dalam pemaanfaatan UAV/pesawat tanpa awak perlu diketahui karakteristik terbang dan kondisi cuaca yang baik sehingga pemotretan udara menjadi efektif dan efisien serta menghasilkan data foto digital dengan kondisi baik. Pergerakan UAV/pesawat tanpa awak dalam pemotretan udara menyebabkan variasi perubahan pada foto udara yang dihasilkan. Format foto yang diperoleh yaitu .jpg, kenampakan foto udara yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 5.



Gambar 5. Foto Udara yang Diperoleh Menggunakan UAV DJI Phantom 4



3.4. Pengolahan Fotogrametri Pengolahan fotogrametri terbagi menjadi dua tahapan, yaitu: tahap pertama pemrosesan menggunakan software Agisoft Photoscan, tahap kedua pemrosesan menggunakan perangkat software Pix4D Mapper. Pengolahan fotogrametri menggunakan Agisoft Photoscan dan Pix4D Mapper dilakukan secara otomatis. Software Agisoft Photoscan melakukan proses dengan algortima bernama structure from motion (SfM). Sedangkan Pix4D Mapper melakukan proses dengan algoritma bernama proprietary. Secara menyeluruh proses pengolahan fotogrametri dijelaskan dalam diagram alir pada Gambar 6.



Reka Geomatika-6



Pembuatan Peta Orthophoto dan DEM Menggunakan Dua Software Pengolahan Foto Udara Dari Data Hasil Pemotretan Unmanned Aerial Vehicle Pengolahan Fotogrametri



Koordinat GCP



Software Agisoft Photoscan



Software Pix4D Mapper



Add Photos



Add Images



Align Photos



Initial Processing



Place Marker



Place Marker Build Dense Cloud Dense Cloud Clasification



Build Mesh



DSM and Orthophoto



Build DEM



Point Cloud Clasification



Build Orthomosaic



Generate DTM



Orthophoto



Orthophoto



and Mesh



Build Texture



1. Export DEM 2. Export



DEM



Point Cloud



1. Export DEM 2. Export



3. Generate Report



Orthophoto 3. Generate Report



Report



DEM



Orthophoto



Report



Gambar 6. Diagram Alir Pengolahan Fotogrametri



1. Pengolahan Fotogrametri Menggunakan Agisoft Photoscan Pengolahan fotogrametri menggunakan Agisoft Photoscan dilakukan secara otomatis. Software Agisoft Photoscan melakukan proses dengan prinsip structure from motion (SfM). Langkah pengolahan dimulai dengan: 1. Align Photos 2. Build Mesh 3. Pembentukan Tekstur Foto 3D 4. Identifikasi GCP (Ground Control Point) 5. Place Marking 6. Pembuatan DEM (Digital Elevation Model) 7. Pembuatan Orthophoto 8. Export DEM 9. Export Orthophoto Hasil pengolahan menggunakan Agisoft Photoscan dapat dilihat pada Gambar 7 untuk hasil DEM dan Gambar 8 untuk hasil orthophoto. Reka Geomatika-7



Agustian



Gambar 7. Hasil DEM



1



Gambar 8. Hasil Orthophoto



2. Pengolahan Fotogrametri Menggunakan Pix4Dmapper Pengolahan fotogrametri menggunakan Pix4dmapper dilakukan secara otomatis. Software pix4dmapper melakukan proses dengan algoritma proprietary. Langkah pengolahan dimulai dengan: 1. Initial Processing 2. Place Marking 3. Point Cloud and Mesh 4. DSM, Orthomosaic and Index 5. Point cloud classification 6. Generate DTM 7. Export orthophoto 8. Export DEM



Gambar 9. Hasil DEM



Gambar 10. Hasil Orthophoto



3. Nilai Error Dari GCP Adapun nilai kesalahan dari proses triangulasi udara dan penempatan titik GCP terangkum pada Tabel. 2 yang diperoleh Agisoft Photoscan dan Tabel. 3 yang diperoleh Pix4Dmapper.



Reka Geomatika-8



Pembuatan Peta Orthophoto dan DEM Menggunakan Dua Software Pengolahan Foto Udara Dari Data Hasil Pemotretan Unmanned Aerial Vehicle



Tabel 2. Kesalahan Dari GCP yang Diberikan Terhadap Foto di Agisoft Photoscan Name



X Error (m) Y Error (m) Z Error (m) Total (m)



GCP 1



-0.100



-0.011



GCP 2



-0.036



GCP 3



-0.089



GCP 4



0.042



Image (Pix)



0.008



0.101



0.023



-0.056



0.028



0.072



0.021



-0.036



-0.021



0.043



0.015



0.009



0.073



0.085



0.018



GCP 5



0.105



0.090



-0.092



0.166



0.038



Total



0.069



0.051



0.055



0.102



0.023



Tabel 3. Kesalahan Dari GCP yang Diberikan Terhadap Foto di Pix4Dmapper Name



X Error (m) Y Error (m) Z Error (m) Total (m) Image (Pix)



GCP 1



0.088



-0.034



-0.037



0.017



0.057



GCP 2



0.076



0.063



-0.047



0.092



0.044



GCP 3



0.015



0.078



0.017



0.110



0.044



GCP 4



-0.119



-0.017



-0.106



-0.242



0.048



GCP 5



-0.056



-0.080



0.190



0.054



0.075



Total



0.053



0.048



0.017



0.031



0.269



Nilai error dari proses place marking GCP dengan Agisoft Photoscan dapat diketahui bahwa nilai dari residual X sebesar 0,069 meter dan residual Y sebesar 0,051 meter. Sedangkan nilai yang diperoleh dengan Pix4Dmapper untuk residual X sebesar 0,040 meter dan residual Y sebesar 0,010 meter. Hasil dari mosaik foto dengan menggunakan Agisoft Photoscan dan Pix4Dmapper dalam segi geometri cukup baik sehingga memenuhi akurasi peta skala 1:2500. 3.5. Uji Akurasi Pengujian akurasi perlu dilakukan agar data yang didapatkan dari foto udara bisa dikatakan sesuai dengan kondisi di lapangan. Secara teknis perhitungan akurasi dilakukan dengan memperbandingkan data hasil pemrosesan dengan kondisi lapangan. Pada tahap uji akurasi, dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan Omisi dan Komisi. Omisi adalah kondisi dimana hasil intepretasi lebih pendek/sempit dari lapangan sedangkan Komisi adalah kondisi dimana hasi intepretasi lebih panjang/luas dari lapangan (Ibrahim, 2014). Adapun persamaan yang digunakan sebagai berikut:



Dimana: ∆ = Ukuran pada foto – Ukuran lapangan Pengukuran dilakukan secara interpretasi foto dan lapangan. Terdapat 10 lokasi pengukuran yang dilakukan untuk uji akurasi masing-masing diambil satu objek (Atap rumah dan lebar jalan). Pada Tabel 4 dan Tabel 5 dapat diketahui hasil ukuran objek hasil pengukuran interpretasi dan lapangan.



Reka Geomatika-9



Agustian



1



Tabel 4. Hasil yang Diperoleh Agisoft Photoscan



No



Nama Objek



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15



Panjang Atap Rm1 Lebar Atap Rm 1 Panjang Atap Rm 2 Lebar Atap Rm 2 Panjang Atap Rm 3 Lebar Atap Rm 3 Panjang Atap Rm 4 Lebar Atap Rm 4 Panjang Atap Rm 5 Lebar Atap Rm 5 Lebar Jalan 1 Lebar Jalan 2 Lebar Jalan 3 Lebar Jalan 4 Lebar Jalan 5



Hasil Ukuran Interpretasi Lapangan Foto (m) (m) 8.89 9.21 9.17 8.72 9.62 9.27 8.13 7.73 8.64 8.25 8.58 8.12 8.65 8.14 5.80 5.38 5.87 5.47 5.42 5.15 2.24 2.40 2.08 2.30 2.88 2.52 5.15 5.47 4.45 4.20







Akurasi



(m) -0.32 0.45 0.35 0.40 0.39 0.46 0.51 0.42 0.40 0.27 -0.16 -0.22 0.36 -0.32 0.25



(%) 97% 95% 96% 95% 95% 94% 94% 92% 93% 95% 93% 90% 86% 94% 94%



Tabel 4. Hasil yang Diperoleh Pix4Dmapper



No



Nama Objek



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15



Panjang Atap Rm1 Lebar Atap Rm 1 Panjang Atap Rm 2 Lebar Atap Rm 2 Panjang Atap Rm3 Lebar Atap Rm 3 Panjang Atap Rm 4 Lebar Atap Rm 4 Panjang Atap Rm 5 Lebar Atap Rm 5 Lebar Jalan 1 Lebar Jalan 2 Lebar Jalan 3 Lebar Jalan 4 Lebar Jalan 5



Hasil Ukuran Interpretasi Lapangan Foto (m) (m) 8.94 9.21 9.12 8.72 9.53 9.27 8.13 7.73 8.62 8.25 8.44 8.12 8.38 8.14 5.76 5.38 5.82 5.47 5.44 5.15 2.12 2.40 1.94 2.30 2.72 2.52 5.14 5.47 3.87 4.20







Akurasi



(m) -0.27 0.40 0.26 0.40 0.37 0.32 0.24 0.38 0.35 0.29 -0.28 -0.36 0.20 -0.33 -0.33



(%) 97% 95% 97% 95% 96% 96% 97% 93% 94% 94% 88% 84% 92% 94% 92%



Nilai ∆ (delta) adalah selisih dari interpretasi dan pengukuran lapangan. Nilai minus pada delta tidak mempengaruhi perhitungan, dikarenakan persamaan Komisi dan Omisi memuat tanda mutlak. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan metode Omisi dan Komisi, didapatkan bahwa objek memiliki akurasi yang cukup tinggi. Hasil uji akurasi menunjukkan bahwa pengambilan data UAV di Desa Cimenyan dengan menggunakan metode Omisi dan Komisi menunjukkan bahwa ketelitian rata-rata data yang dihasilkan adalah 93,56% untuk orthophoto Agisoft Photoscan dan 93,67% untuk orthophoto Pix4Dmapper. Reka Geomatika-10



Pembuatan Peta Orthophoto dan DEM Menggunakan Dua Software Pengolahan Foto Udara Dari Data Hasil Pemotretan Unmanned Aerial Vehicle



4. Kinerja Software Dari semua tahapan pemrosesan menggunakan software Agisoft Photoscan dan Pix4Dmapper. Pada Tabel 4 merupakan ringkasan kinerja software pada hardware/PC yang dipakai. Tabel 4. Kinerja Dari Software Agisoft Photoscan dan Pix4Dmapper No



1



Agisoft Photoscan (High Resolution)



Software Pix4Dmapper (Optimal Resolution)



1. Align Photos



23 menit



Lama Pemrosesan



2. Dense Cloud



420 menit



2. Point Cloud and Mesh



450 menit



Menggunakan



3. Build Texture



28 menit



3. DSM and Orthomosaic



71 menit



320 Data Foto



4. Build DEM



3 menit



Total waktu



5. Orthomosaic (High Resolution)



Format Data



(Optimal Resolution)



547 menit



Format Data:



(*.psx), (*.psz)



Export/Import Data



26 Menit



4 menit 478 menit



Format Data:



2



1. Initial Processing



(*.p4d)



Export Data:



Export Data:



(*.Tiff), (*.BIL), (*.csv), (*.txt), (*.jpeg), (*.png) (*.Tiff), (*.csv), (*.txt), (*.jpeg), (*.png), (*.pdf) (*.kmz), (*.kml)



(*.kmz), (*.kml), (*.dxf), (*.shp), (*.laz), (*.las)



Import Data: (*.csv), (*.txt), (*.xml), (*.tel), (*.log)



Import Data: (*.csv), (*.txt), (*.xml) Processor Ryzen 5 1500X



3



Spesifikasi PC



Memory RAM 8GB, HDD 1TB



yang Dipakai



VGA GTX 1050 Ti 8GB OS Windows 10 64-bit



Untuk waktu dan kecepatan pemrosesan menggunakan Agisoft PhotoScan Pro membutuhkan waktu 478 menit untuk pemrosesan data dengan pengaturan high resolution. Sedangkan Pix4Dmapper membutuhkan waktu pemrosesan 547 menit dengan pengaturan optimal resolution. Pix4Dmapper pada spesifikasi PC yang dijelaskan pada Tabel 2 tidak sanggup melakukan pemrosesan data dengan high resolution, karena kemampuan processor dan RAM yang terdapat pada PC yang kurang mendukung untuk melakukan proses pengolahan dengan pengaturan high resolution pada Pix4Dmapper. 4. KESIMPULAN Pada penelitian dengan judul Pembuatan Orthphoto Dan DEM Menggunakan Software Agisoft Photoscan Dan Pix4Dmapper Dari Data Foto Udara Hasil Pemotretan UAV yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Resolusi spasial orthophoto yang dihasilkan Pix4Dmmaper lebih baik dengan nilai resolusi 4,13 cm/pix dibandingkan dengan Agisoft PhotoScan Pro dengan nilai resolusi spasial 4,43cm/pix 2. Uji ketelitian orthophoto dengan data pembanding hasil ukuran di lapangan menunjukan hasil dari orthophoto yang diproses menggunakan software Pix4Dmapper lebih baik dengan nilai sebesar 0,50 meter. Adapun nilai ketelitian yang diberikan Agisoft PhotoScan Pro sebesar 0,61 meter 3. Hasil uji akurasi dengan persamaan Omisi dan Komisi menunjukkan ketelitian Pix4Dmapper lebih baik dengan nilai akurasi 93,56 % sedangkan Agisoft PhotoScan Pro dengan nilai akurasi 93,67 % 4. Kinerja software Agisoft PhotoScan Pro lebih baik dilihat dari waktu dan kecepatan proses pengolahan data membutuhkan waktu 478 menit dengan pengaturan high resolution dan 428 menit dengan pengaturan medium resolution. Pada Pix4Dmapper membutuhkan waktu 547 menit dengan pengaturan optimal resolution.



Reka Geomatika-11



Agustian



1



UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Institut Teknologi Nasional Bandung yang telah menyediakan wadah dalam pelaksanaan penelitian ini, PT. Multi Areal Planing yang bersedia meminjamkan alat untuk melaksanakan penelitian ini, dan teman-teman Mahasiswa yang sudah membantu dalam pengambilan data lapangan. DAFTAR RUJUKAN Aber, James., Marzolff, Irene., Ries, Johannes B., 2010, Small Format Aerial Photography: Principles, Tehniques and geoscience Applications., Netherland. BAKOSURTANAL., 1996, Laporan Penelitian Pengembangan Model Pemetaan Dengan Small Format Aerial Photography (SFAP) Sebagai Kompolemen Survey Dan Pemetaan. Horas, P., 2016. Pembuatan Peta Ortofoto Pelabuhan Perikanan Pantai Sadeng Dengan Menggunakan Wahana Udara Tanpa Awak, Skripsi, Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta. Ibrahim, F., (2014). Teknik Klasifikasi Berbasis Objek Citra Penginderaan Jauh untuk Pemetaan Tutupan Lahan Sebagian Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman. Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Maulana Edwin. 2016. Uji Akurasi Foto Udara dengan Menggunakan Data UAV Pada Kawasan Padat Pemukimak Penduduk, Prosiding Seminar Nasional Inderaja 2016. Depok, Jawa Barat.



Reka Geomatika-12