Lengkap Proposal Rori Reviza 123 Revisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENERAPAN EDUKASI PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENTENG TAHUN 2022



PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH



Di susun untuk memenuhi syarat mata kuliah Karya Tulis Ilmiah Pada Program Diploma III Keperawatan



RORI REVIZA NIM : 191440134



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PANGKAL PINANG PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN BANGKA BELITUNG MARET 2022



PENERAPAN EDUKASI PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENTENG TAHUN 2022



PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH



Di susun untuk memenuhi syarat mata kuliah Karya Tulis Ilmiah Pada Program Diploma III Keperawatan



RORI REVIZA NIM : 191440134



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PANGKAL PINANG PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN BANGKA BELITUNG MARET 2022



PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Rori Reviza Nim



: 191440134



Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Proposal Karya Tulis Ilimah ini adalah hasil plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.



Pangkal Pinang, 21 Maret 2022 Yang membuat pernyataan,



Rori Reviza



ii



LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING “Proposal KaryaTulis Ilmiah” ini disusun oleh : Nama



: Rori Reviza



Nim



: 191440134



Judul



: Penerapan Edukasi Pencegahan Demam Berdarah Dengue Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Tahun 2022



Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada : Hari



:



Tanggal :



Mengetahui, Pembimbing I



Pembimbing II



Ns. Tajudin, MM



Ns. Kartika, S.Kep.,M.Sc



iii



LEMBAR PENGESAHAN “Proposal Karya Tulis Ilmiah” ini disusun oleh : Nama



: Rori Reviza



Nim



: 191440134



Judul



: Penerapan Edukasi Pencegahan Demam Berdarah Dengue Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Tahun 2022



Telah diterima dan disahkan pada : Hari



:



Tanggal : Tim Penguji Ns. Abdul Kadir Hasan, S.ST., M.Kes



Ketua Penguji



(



)



Ns. Tajuddin, MM



Anggota Penguji 1



(



)



Ns. Kartika, S.Kep., M.Sc



Anggota Penguji 2



(



)



iv



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini dengan judul“ Penerapan Edukasi Pencegahan Demam Berdarah Dengue Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Tahun 2022”. Penyusunan proposal ini tidak lepas dari pengarahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak dalam bentuk moril maupun material, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Bapak



Akhiat,



SKM,.M.Si



selaku



Direktur



Poltekkes



Kemenkes



Pangkalpinang. 2. Ibu Erni Chaerani, MKM selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang. 3. Bapak Ns. Abdul Kadir Hasan, S.ST., M.Kes selaku penguji yang telah bersedia memberikan arahan dan masukan dalam proposal ini. 4. Bapak Ns. Tajudin, MM selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan proposal ini. 5. Ibu Ns. Kartika, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan proposal ini. 6. Seluruh Staf dan PLP di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang. 7. Kedua orang tua saya Bapak Jon Hendri dan Ibu Muriana terimakasih atas kasih sayang yang tak terhingga dan dukungan yang diberikan, serta saudara/saudari saya Gizza Kirana dan Naufal Amizar Adha. 8. Seluruh teman-teman Prodi Keperawatan angkatan X Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang yang sudah berjuang bersama selama 3 tahun. 9. Kakak-kakak asuh saya Ellena Febriafena Amd.Kep dan Desti Lara Amd.Kep yang selalu memberkan semangat. 10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulisan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian proposal ini.



v



Penulis menyadari bahwa penyusunan proporsal ini masih banyak kekurangan, baik dari isi maupun cara penulisan dan masih jauh dari kata sempurna. Dengan demikian penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sebagai perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata penulis berharap proposal ini dapat membantu dan bermanfaat bagi semua pihak khususnya mahasiswa/mahasiswi Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang.



Pangkalpinang, 21 Maret 2022



Rori Reviza



vi



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DEPAN ................................................................. HALAMAN SAMPUL DALAM ............................................................... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..........................iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................v HALAMAN KATA PENGANTAR .........................................................vi HALAMAN DAFTAR ISI .......................................................................Vii HALAMAN DAFTAR TABEL / SKEMA .............................................viii HALAMAN DAFTAR ISTILAH..............................................................xi HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN.........................................................x BAB 1 PENDAHULUAN ..........................................................................1 A. Latar Belakang..............................................................................................1 B. Rumusan Masalah.........................................................................................3 C. Tujuan Studi Kasus.......................................................................................3 D. Manfaat Studi Kasus.....................................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKAN .............................................................5 A. Teori Dasar....................................................................................................5 1. Konsep kebutuhan dasar (Pengetahuan).................................................5 a. Pengertian Pengetahuan....................................................................5 b. Tingkat Pengetahuan.........................................................................6 c. Faktor yang Memperngaruhi Pengetahuan.......................................7 2. Konsepdasar Demam Berdarah Dengue (DBD).....................................8 a. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)...................................8 b. Etiologi Demam Berdarah Dengue (DBD).......................................9 c. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue (DBD)..................................9 d. Patofisiologi Demam Berdarah Dengue (DBD)...............................9 e. Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD).......................9 f. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue (DBD)........................10 3. Konsep asuhan keperawatan..................................................................11



vii



a. Pengkajian........................................................................................11 b. Diagnosa Keperawatan....................................................................15 c. Intervensi Keperawatan...................................................................18 d. Implementasi Keperawatan..............................................................20 e. Evaluasi Keperawatan......................................................................21 4. Konsep Edukasi.....................................................................................23 a. Pengertian Edukasi ..........................................................................23 b. Manfaat Edukasi .............................................................................23 c. Tindakan Prosedur ..........................................................................23 B. Kerangka Teori............................................................................................26 C. Kerangka Konsep.........................................................................................27 BAB III METODE PENULISAN ............................................................28 A. Desain karya tulis ilmiah.............................................................................28 B. Tempat dan waktu studi kasus.....................................................................28 C. Subjek studi kasus/partisipan.......................................................................28 D. Fokus studi...................................................................................................29 E. Definisi operasional.....................................................................................29 F. Instrumen studi kasus...................................................................................30 G. Metode analisis data ....................................................................................31 H. Etika studi kasus..........................................................................................31 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



viii



DAFTAR TABEL / SKEMA Tabel



Halaman



2.1 Komposisi Anggota Keluarga...............................................................12 2.2 Skala untuk Menentukan Prioritas Askep Keluarga.............................18 2.3 Format Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga...........................20 2.4 Format Implementasi Askep Keluarga.................................................21 2.5 Format Pelaksanaan Evaluasi...............................................................22 2.6 Prosedur Tindakan PSN........................................................................24 2.7 Skema Kerangka Teori.........................................................................26 2.8 Skema Kerangka Konsep......................................................................27



ix



DAFTAR ISTILAH Aedes Aegypty



:



Jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Nyamuk macan Asia atau nyamuk hutan, nyamuk asli daerah tropis dan subtropis. Afektivitas adalah kemampuan untuk menyatakan emosi, berdasar pengalaman sendiri, khususnya untuk Sebuah nama informal utuk berbagai virus yang di bawa oleh vektor atropoda. Case Fatality Rate (Tingkat kematian kasus) adalah angka kematian yang disebabkan oleh penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus dari penyakit tersebut. Insiden Rate adalah jumlah kasus baru di populasi dan periode waktu tertentu. Mendorong, menggiatkan.



Aedes Albopictus



:



Affective



:



Arbovirus



:



CFR



:



IR



:



Menstimulasi



:



Subtropis



:



Syok hipovolemik



:



Trombositipenia



:



Tropis



:



Volume replacement



: Penggantian cairan adalah praktik medis untuk mengisi kembali cairan tubuh yang hilang melalui keringat, perdarahan, perubahan cairan atau proses patologis lainnya.



Cuaca yang terdapat 4 jenis musim, yaitu musim salju, semi, panas, dan musim dingin. Ketidakmampuam jantung memasok darah yang cukup ke tubuh akibat adanya kekurangan volume darah. Istilah dalam medis yang digunakan untuk menggambarkan penurunan jumlah platelet darah dibawah batas minimal. Musim penghujan dan kemarau.



x



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat pengantar pengambilan data di Puskesmas Benteng Bangka Tengah. 2. Surat persetujuan pengambilan data dari Puskesmas Benteng Bangka Tengah. 3. Lembar bimbingan I proposal Karya Tulis Ilmiah. 4. Lembar bimbingan II proposal Karya Tulis Ilmiah. 5. Data Rekam Medis Demam Berdarah Dengue (DBD) Puskesmas Benteng Bangka Tengah. 6. Format Asuhan Keperawatn Keluarga. 7. Kuesioner angket Asuhan Keperawatan Keluarga.



xi



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue dapat didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan (Kunoli, 2012). Demam Berdarah Dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes Aegepty atau Aedes Albopictus (Kementerian Kesehatan RI, 2017). World Health Organization (WHO) menyatakan pada tahun 2019, sekitar 390 juta orang di dunia terinfeksi virus dengue per tahun. Sebanyak 3,9 miliar penduduk di 128 negara berisiko terinfeksi virus dengue dengan 70% resiko paling banyak di temukan di Asia. Filipina menempati peringkat pertama dengan kasus demam berdarah tertinggi yaitu 52%. Peringkat ke dua yaitu negara Thailand sebesar 30% dan Indonesia menempati urutan ke tiga dengan kasus Demam Berdarah Dengue sebanyak 29%. Di Indonesia tahun 2019 sebanyak 138.127 kasus, Insiden Rate (IR) sebanyak 51,53/100.00 penduduk Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,67 dan sebanyak 919 orang diantaranya meninggal dunia. Pada tahun 2019 di Indonesia Demam Berdarah Dengue mengalami kenaikan yang signifikan jika dibandingkan pada tahun 2018 sebanyak 65.602 kasus IR sebanyak 27,73/100.000 penduduk, Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,70 dan sebanyak 462 orang diantaranya meninggal dunia (Kemenkes RI, 2019). Kasus Demam Berdarah Dengue di Provinsi Bangka Belitung pada Deesember tahun 2019 Profil Kesehatan Kepulauan Bangka Belitung menyatakan berjumlah 140 orang dan tidak ada yang meninggal. Namun pada Januari 2020, kasus Demam Berdarah Dengur berjumlah 241 orang dan terdapat 2 kasus meninggal (Profil Kesehatan Bangka Belitung, 2020). Angka Kejadian berdasarkan data daerah Puskesmas Benteng Bangka Tengah (2022) pada tahun 2019 jumlah pasien Demam Berdarah Dengue



1



sebanyak 19 pasien, tahun 2020 sebanyak 25 pasien dan tahun 2021 sebanyak 21 pasien. Berdasarkan data tersebut setelah mengalami kenaikan pada tahun 2019 dan 2020 yaitu 7 pasien, jumlah pasien Demam Berdarah Dengue pada tahun 2020 dan 2021 mengalami penurunan sebanyak 4 pasien. Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang sama dengan demam dengue dengan gejala lain seperti sakit/nyeri pada ulu hati terus menerus, pendarahan pada hidung, mulut, gusi, atau memar pada kulit. Penyakit DBD dapat menyerang segala usia, umumnya penyakit DBD terjadi pada anakanak dengan usia kurang dari 15 tahun (Kemenkes RI, 2017). Penyakit DBD dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat yang meliputi pengetahuan, sikap, dan perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Lingkungan tempat potensial untuk perindukan nyamuk Aedes aegypti adalah tempat penampungan Air (TPA) yang digunakan sehari-hari, yaitu drum, bak mandi dan WC, gentong, ember dan lain-lain. Keluarga merupakan komponen penting dalam upaya pencegahan penyakit selain peran dari kualitas lingkungan dan sarana serta prasarana kesehatan. Keluarga juga merupakan tempat pertama kali kehidupan social dan pendidikan yang di dapatkan oleh anak, termasuk pendidikan terkait kesehatan. Perilaku hidup sehat yang didapatkan sejak dini akan memicu kesadaran terhadap pentingnya kesehatan baik di keluarga maupun masyarakat, saat ini banyak yang terkena Demam Bedarah Dengue (DBD) karena ketidaktahuan mayarakat tentang DBD, kurangnya perilaku hidup sehat, dan cara menjaga lingkungan agar tetap bersih (Kemenkes RI, 2017). Tingginya angka kejadian DBD salah satunya di sebabkan oleh rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai DBD mulai dengan perilaku masyarakat tentang kondisi kesehatan lingkungan, penyebab perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti, cara penularan, gejala penyakit, hingga penanganan penyakit DBD. Perilaku masyarakat yang belum menerapkan perilaku sehat menjadi salah satu faktor penyebab kejadian DBD. Perilaku kesehatan merupakan suatu respon atau tindakan seseorang terhadap lingkungan yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu penyakit seperti DBD. Perilaku kesehatan



2



yang berkaitan dengan kejadian DBD yaitu perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) diantaranya membersihkan lingkungan rumah, buang sampah pada tempatnya, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, mengubur botol atau kaleng bekas, serta tidak menggantung pakaian setelah digunakan. Perilaku-perilaku tersebut merupakan upaya untuk menghilangkan tempat perindukan dan tempat peristirahatan nyamuk Aedes Aegypti secara fisik. Perilaku kesehatan lingkungan akan memutus siklus vektor DBD yaitu nyamuk Aedes Aegypti sehingga angka kejadian DBD dapat ditekan (Angraeni,2018). Berdasarkan penelitian Lia F dkk (2021) membuktikan bahwa hasil penelitian didapatkan ada hubungan pengetahuan, perilaku upaya kesehatan pemberantasan sarang nyamuk dan faktor lingkungan terhadap kejadian demam berdarah Berdasarakan dari penjelasan tersebut penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul “ Penerapan Edukasi Pencegahan Demam Berdarah Dengue Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Benteng”. B. Rumusan Masalah “Bagaimanakah Penerapan Edukasi Pencegahan Demam Berdarah Dengue Terhadap Peningkatan Pengetahuan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Benteng?” C. Tujuan Studi Kasus Tujuan studi kasus ini adalah untuk memberikan gambaran Penerapan Edukasi Pencegahan Demam Berdarah Dengue Terhadap Peningkatan Pengetahuan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Benteng.



3



D. Manfaat Studi Kasus a)



Untuk Masyarakat Studi kasus diharapkan dapat memberikan gambaran tentang Penerapan Edukasi Pencegahan Demam Berdarah Dengue Terhadap Peningkatan Pengetahuan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Benteng.



b)



Bagi Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang Studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Penerapan Edukasi Pencegahan Demam Berdarah Dengue Terhadap Peningkatan Pengetahuan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Benteng.



c) Bagi Penulis Studi kasus ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis mengenai Penerapan Edukasi Pencegahan Demam Berdarah Dengue Terhadap Peningkatan Pengetahuan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Benteng.



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Dasar 1. Konsep Kebutuhan Dasar (Konsep Pengetahuan) a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan



adalah



suatu



hasil



tahu



dari



manusia



atas



penggabungan atau kerjasama antara suatu subyek yang mengatahui dan objek yang diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek tertentu (Suriasumantri dalamNurroh 2017). Menurut Notoatmodjo dalam Yuliana (2017), pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal yang diperoleh seseorang melalui panca indera. b. Tingkat Pengetahuan Menurut Sulaiman (2015) tingkatan pengetahuan terdiri dari 4 macam, yaitu pengetahuan deskriptif, pengetahuan kausal, pengetahuan normatif dan pengetahuan esensial. Pengetahuan deskriptif yaitu jenis pengetahuan yang dalam cara penyampaian atau penjelasannya berbentuk secara objektif dengan tanpa adanya unsur subyektivitas. Pengetahuan kausal yaitu suatu pengetahuan yang memberikan jawaban tentang sebab dan akibat. Pengetahuan normatif yaitu suatu pengetahuan yang senantiasa berkaitan dengan suatu ukuran dan norma atau aturan. Pengetahuan esensial adalah suatu pengetahuan yang menjawab suatu pertanyaan tentang hakikat segala sesuatu dan hal ini sudah dikaji dalam bidang ilmu filsafat. Sedangkan menurut Daryanto dalam Yuliana (2017), pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda, dan menjelaskan bahwa ada enam tingkatan pengetahuan yaitu sebagai berikut:



5



1. Pengetahuan (Knowledge) Tahu diartikan hanya sebagai recall (ingatan). Seseorang dituntut untuk mengetahui fakta tanpa dapat menggunakannya. 2. Pemahaman (comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui. 3. Penerapan (application) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek tersebut dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada situasi yang lain. 4. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen yang terdapat dalam suatu objek. 5. Sintesis (synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. 6. Penilaian (evaluation) Yaitu suatu kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada suatu kriteria atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. c. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Fitriani dalam Yuliana (2017), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:



6



1. Pendidikan Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut untuk menerima sebuah informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui akan



menumbuhkan



sikap



positif



terhadap



objek



tersebut.



pendidikan tinggi seseorang didapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. 2. Media massa/ sumber informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (immediatee impact), sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Kemajuan teknologi menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang informasi baru. Sarana komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-lain yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. 3. Sosial budaya dan Ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh



7



terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada pada lingkungan tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi timbal balik yang akan direspon sebagai pengetahuan. 5. Pengalaman Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan. 6. Usia Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak. 2. Konsep Dasar Demam Berdarah Dengue (DBD) a. Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue dapat didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan (Kunoli, 2012). Demam Berdarah Dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes Aegepty atau Aedes Albopictus (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh serotipe virus dengue, dan ditandai dengan empat gejala klinis yaitu demam tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian (Wirayoga MA, 2013).



8



b. Etiologi Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Hadinegoro, dkk (2004) DBD diketahui disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan RNA virus dengan nukleokapsid ikosahedral dan dibungkus oleh lapisan kapsul lipid. Virus ini termasuk kedalam kelompok arbovirus B, famili Flaviviridae, genus Flavivirus. Flavivirus merupakan virus yang berbentuk sferis, berdiameter 45-60 nm, mempunyai RNA positif sense yang terselubung, bersifat termolabil, sensitif terhadap inaktivasi oleh dietil eter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu 70C. Virus dengue mempunyai 4 serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4. Manifestasi klinis dengue selain dipengaruhi oleh virus dengue itu sendiri, terdapat 2 faktor lain yang berperan yaitu faktor host dan vektor perantara. Virus dengue dikatakan menyerang manusia dan primata yang lebih rendah. Penelitian di Afrika menyebutkan bahwa monyet dapat terinfeksi virus ini. Transmisi vertikal dari ibu ke anak telah dilaporkan kejadiannya di Bangladesh dan Thailand. Vektor utama dengue di Indonesia adalah Aedes aegypti betina, disamping pula Aedes albopictus betina. Ciri-ciri nyamuk penyebab penyakit demam berdarah (nyamuk Aedes aegypti) : a. Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih b. Hidup di dalam dan di sekitar rumah c. Menggigit/menghisap darah pada siang hari d. Senang hinggap pada pakaian yang bergantungan dalam kamar e. Bersarang dan bertelur di genangan air jernih di dalam dan di sekitar rumah bukan di got/comberan f. Di dalam rumah: bak mandi, tampayan, vas bunga, tempat minum burung, dan lain-lain. c. Patofisiologi Demam Berdarah Dengue (DBD) Walaupun demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus yang sama, tapi mekanisme patofisiologis



9



nya yang berbeda yang menyebabkan perbedaan klinis. Perbedaan yang utama adalah hemokonsentrasi yang khas pada DBD yang bisa mengarah pada kondisi renjatan. Renjatan itu disebabkan karena kebocoran plasma yang diduga karena proses imunologi. Pada demam dengue hal ini tidak terjadi. Manifestasi klinis demam dengue timbul akibat reaksi tubuh terhadap masuknya virus. Virus akan berkembang di dalam peredaran darah dan akan ditangkap oleh makrofag. Segera terjadi viremia selama 2 hari sebelum timbul gejala dan berakhir setelah lima hari gejala panas mulai. Makrofag akan segera bereaksi dengan menangkap virus dan memprosesnya sehingga makrofag menjadi APC (Antigen Presenting Cell). Antigen yang menempel di makrofag ini akan mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag lain untuk memfagosit lebih banyak virus. T-helper akan mengaktifasi sel T-sitotoksik yang akan melisis makrofag yang sudah memfagosit virus. Juga mengaktifkan sel B yang akan melepas antibodi. Ada 3 jenis antibodi yang telah dikenali yaitu antibodi netralisasi, antibodi hemagglutinasi, antibodi fiksasi komplemen (WHO, 2009). Proses diatas menyebabkan terlepasnya mediator-mediator yang merangsang terjadinya gejala sistemik seperti demam, nyeri sendi, otot, malaise dan gejala lainnya. Dapat terjadi manifestasi perdarahan karena terjadi agregasi trombosit yang menyebabkan trombositopenia, tetapi trombositopenia ini bersifat ringan. Imunopatogenesis DBD dan DSS masih merupakan masalah yang kontroversial. Dua teori yang digunakan untuk menjelaskan perubahan patogenesis pada DBD dan DSS yaitu teori virulensi dan hipotesis infeksi sekunder (secondary heterologous infection theory). Teori virulensi dapat dihipotesiskan sebagai berikut : Virus dengue seperti juga virus binatang yang lain, dapat mengalami perubahan genetik akibat tekanan sewaktu virus mengadakan replikasi baik pada tubuh manusia maupun pada tubuh nyamuk. Ekspresi fenotipik dari perubahan genetik dalam genom virus dapat menyebabkan peningkatan



10



replikasi virus dan viremia, peningkatan virulensi, dan mempunyai potensi untuk menimbulkan wabah. Renjatan yang dapat menyebabkan kematian terjadi sebagai akibat serotipe virus yang paling virulen (Mansjoer, Arif, & Suprohaita, 2000). Secara



umum



hipotesis



secondary



heterologous



infection



menjelaskan bahwa jika terdapat antibodi yang spesifik terhadap jenis virus tertentu maka antibodi tersebut dapat mencegah penyakit, tetapi sebaliknya apabila antibodi terdapat dalam tubuh merupakan antibodi yang tidak dapat menetralisasi virus, justru dapat menimbulkan penyakit yang berat. Antibodi heterolog yang telah ada sebelumnya akan mengenai virus lain yang akan menginfeksi dan kemudian membentuk kompleks antigen-antibodi yang akan berikatan dengan Fc reseptor dependent enhancement (ADE), suatu proses yang akan meningkatkan infeksi dan replikasi virus dengue di dalam sel mononuklear. Sebagai respon terhadap infeksi tersebut, terjadi sekresi mediator vasoaktif yang kemudian menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, sehingga mengakibatkan keadaan hipovolemia dan syok (Buchy, 2006). d. Tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) Tanda dan gejala DBD yaitu demam selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas; manifestasi perdarahan dengan tes tourniquet positif, mulai dari petekie positif sampai perdarahan spontan seperti mimisan, muntah darah atau keluar kotoran darah hitam dari anus; tanpa atau dengan gejala renjatan seperti nadi lemah, cepat, kecil sampai tidak teraba, kulit teraba dingin dan lembab terutama daerah akral yaitu ujung hidung, jari dan kaki, sianosis disekitar mulut; kriteria laboratoris yaitu hasil trombosit menurun (normal 150.000-300.000µL), hematokrit meningkat (normal: pria