Lima Disiplin Dalam Organisasi Pembelajaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LIMA DISIPLIN DALAM ORGANISASI PEMBELAJARAN



A. Latar Belakang Learning organization (LO) atau organisasi pembelajar adalah organisasi yang memberikan kesempatan dan mendorong setiap individu yang ada dalam organisasi tersebut untuk terus belajar dan memperluas kapasitas dirinya. Dia merupakan organisasi yang siap menghadapi perubahan dengan mengelola perubahan itu sendiri (managing change). Untuk memulai mentransformasikan organisasi di mana kita berada sekarang, berikut komponen penting yang harus ada dalam organisasi pembelajar : 1. Learning (Belajar) 2. Organization (Organisasi) 3. People (Orang) 4. Knowlegde (Pengetahuan) 5. Technology (Teknologi) Secara kasat mata, kelima komponen tersebut ada dalam organisasi manapun, baik organisasi konvensional maupun organisasi modern yang sudah menerapkan prinsip-prinsip pengembangan organisasi. Organisasi Pembelajar didasarkan atas beberapa ide dan prinsip yang integral kedalam struktur organisasi. Dr. Peter Senge dalam hal ini menyebutkan bahwa inti dari Organisasi Pembelajar adalah Lima Disiplin (The Fifth Discipline), kelima disiplin itu adalah: 1.



Keahlian Pribadi (Personal Mastery)



2. Model Mental (Mental Model) 3.



Visi Bersama (Shared Vision) 1



4. Pembelajaran Tim (Team Learning) 5.



Pemikiran Sistem (System Thinking). Menurut Miarso (2002) dalam Prawiradilaga (2004) mengemukakan beberapa



alasan mengapa saat ini diperlukan organisasi belajar, yaitu (1) dalam rangka pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, kita tidak lagi mengandalkan tersedianya tenaga kerja yang banyak dan murah, melainkan tenaga yang terdidik, terlatih dan menguasai informasi dengan baik, (2) pengembangan informasi yang lebih berorientasi pada lingkungan internal dianggap tidak tepat lagi. Sejalan dengan masyarakat informasi, maka organisasi perlu menguasai informasi mengenai lingkungan secara konferhensif.



B. Pembahasan Individu yang merupakan asset terbesar di dalam perusahaan dituntut dapat terus belajar untuk mengembangkan karakter pribadi dan juga memberdayakan keseluruhan potensi yang dimiliki yang nantinya akan berpengaruh besar terhadap kemajuan organisasi. Ketika organisasi mendukung dengan aktif seluruh proses pembelajaran dan juga eksplorasi pengetahuan yang dilakukan oleh individu yang ada di dalamnya, maka organisasi tersebut dapat dikatakan sebagai organisasi pembelajar. Organisasi Pembelajar adalah organisasi yang mampu mendorong individu di dalamnya untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensi diri sehingga para individu yang ada di dalamnya dapat mendorong organisasi untuk terus maju dan berkembang Pedler, Boydell dan Burgoyne mendefinisikan bahwa organisasi pembelajar adalah sebuah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan secara terus menerus mentransformasikan diri. Sedangkan Marquardt mengartikan 2



organisasi pembelajar adalah organisasi yang anggotanya mempunyai kemampuan dan keinginan belajar yang tinggi dan dilakukan bersama untuk memperbaiki kinerja secara berkelanjutan. Sebagai organisasi pembelajar, suatu organisasi harus dapat mendorong para anggotanya untuk terus beradaptasi untuk menghadapi setiap perubahan lingkungan dan kemajuan yang ada. Peter Senge (1992) menyebutkan untuk menjadi organisasi pembelajar, organiasi dapat mengaplikasikan lima disipin ilmu atau yang sering dikenal dengan The Fifth Discipline, yaitu :



1. Personal Mastery / Penguasaan Pribadi Organisasi hanya dapat berkembang apabila para anggota yang berada di dalamnya memiliki keinginanan dan kemampuan untuk terus belajar. Dengan disiplin penguasaan pribadi berarti individu di dalam organisasi terus memfokuskan diri untuk meningkatkan kemampuan dan kapabilitas diri dengan belajar dan memfokuskan energi untuk terus menerus memperdalam visi pribadi. Disiplin ini sangat diperlukan, karena untuk tetap dapat bersaing di era global, perusahaan harus memiliki anggota yang memiliki kompetensi yang tinggi. Penguasaan pribadi atau Personal Mastery yang merupakan prinsip bagi seseorang untuk secara terus menerus memfokuskan diri untuk meningkatkan kapabilitas diri dengan memperdalam visi pribadi, memfokuskan energi, mengembangkan kesabaran dan melihat realitas secara obyektif, sehingga dengan adanya pengembangan dari masing individu dapat meningkatkan kinerja organisasi.



3



Personal Mastery bukanlah sesuatu yang sudah sesorang miliki dan juga bukan sesuatu yang diberikan oleh organisasi, tapi merupakan sebuah proses, sehingga dibutuhkan komitmen yang tinggi dari setiap anggota tim untuk terus menerus mempertahankan dan mengembangkannya. Personal Mastery juga bukan berarti kita membatasi diri, namun merupakan pemahaman mengenai diri sendiri. Personal Mastery mengajarkan seseorang untuk tidak menurunkan visi dirinya dalam merespon keadaan dan mendorong seseorang untuk bisa memilih, karena memilih adalah tindakan yang akan menentukan nasib selanjutnya. setiap orang memiliki kemampuan khusus yang khas, dimana keahlian individual ini akan menjadi nyata ketika setiap individu di organisasi memberikan komitmen tinggi dalam proses pembelajaran dirinya sendiri sehingga menjadi pakar di bidangnya yang nantinya akan membawa manfaat besar dalam organisasi. Dapat disimpulkan bahwa Organisasi hanya dapat berkembang apabila para anggota yang berada di dalamnya memiliki keinginan dan kemampuan untuk terus belajar. Dengan disiplin penguasaan pribadi berarti individu di dalam organisasi terus memfokuskan diri untuk meningkatkan kemampuan dan kapabilitas diri dengan belajar dan memfokuskan energi untuk terus menerus memperdalam visi pribadi. Disiplin ini sangat diperlukan, karena untuk tetap dapat bersaing di era global, perusahaan harus memiliki anggota yang memiliki kompetensi yang tinggi.



2. Mental Model / Model Mental



4



Mental model merupakan suatu disiplin yang menggambarkan proses penilaian pribadi berdasarkan asumsi dan generaliasasi yang ditangkap yang dapat mempungaruhi individu dalam melakukan sebuah tindakan dan pengambilan keputusan.



Disiplin



mental



model



ini



melatih



individu



untuk



dapat



mengkomunikasikan pemikiran atau asumsi secara efektif sehingga dapat mempengaruhi orang lain. Sebuah proses mental yang dimiliki bersama oleh seluruh anggota organisasi dengan belajar nilai-nilai yang sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi dan membuang nilai-nilai yang tidak relevan serta menghambat. Kerangka berpikir/ persepsi/ paradigma/ generalisasi ataupun gambaran/ imajinasi dapat mempengaruhi cara seseorang melihat dunia dan mempengaruhi perilakunya. Merubah perilaku belajar dari seseorang hanya dapat dicapai apabila belajar tersebut diakui (cognitive) dan dirasakan (affective) bermanfaat bagi dirinya. Seorang individu tidak sadar bahwa perilakunya sangat ditentukan oleh pola pikirnya. Proses pembelajaran dari suatu organisasi merupakan suatu proses belajar di mana team manajemen dari organisasi tersebut belajar merubah kerangka berfikir melalui sugesti dan stimulasi berdasarkan visi misi organisasi. Karenanya, perubahan mental model terhadap belajar dari seseorang sangat penting dalam merubah perilakunya menjadi pembelajar.



3. Shared Vision / Membagi visi



5



Disiplin ini menggambarkan begitu besar dan pentingnya peranan seorang pemimpin sebagai penentu arah organisasi. Membagi tujuan organisasi dengan cara mengkomunikasikannya kepada seluruh anggota organisasi yang ada di dalamnya adalah tugas penting pemimpin. Karena dengan mengkomunikasi visi organisasi, pemimpin sudah menumbuhkan kesadaran jangka panjang para anggota organisasi untuk terus maju dan berkembang Organisasi terdiri atas berbagai orang yang berbeda latar belakang pendidikan, kesukuan, pengalaman serta budayanya, maka akan sangat sulit bagi organisasi untuk bekerja secara terpadu kalau tidak memiliki visi yang sama. Kegiatan organisasi belajar melatih tim anggota untuk membangun visi-misi bersama. Membangun rasa komitmen dalam suatu kelompok, dengan mengembangkan gambaran bersama tentang masa depan yang akan diciptakan, prinsip dan praktek yang menuntun cara kita mencapai tujuan masa depan tersebut. visi yang dimiliki oleh semua orang dalam organisasi. Visi ini bukanlah sesuatu yang dipaksakan oleh pimpinan organiasasi melainkan sebuah visi yang bisa diterjemahkan di setiap level sehingga dapat diakui sebagai visi bersama. Visi ini akan menciptakan fokus dan energi dalam proses pembelajaran. Karenanya, kemampuan untuk membangun visi-misi individu dalam kegiatan organisasi menjadi prinsip-prinsip mendasar dan pedoman bersama, sehingga melatih antar anggota untuk bekerjasama dalam membangun sebuah organisasi. Manfaat dari kegiatan ini adalah anggota tim dapat leluasa untuk bertukar fikiran, sehingga dapat menggapai visi misi ideal yang dapat dikembangkan dalam jangka waktu yang panjang (visioner).



6



4. Team Learning / Pembelajaran Kelompok Disiplin pembelajaran tim akan efektif jika para anggota kelompok tersebut memiliki rasa saling membutuhkan satu dengan yang lainnya untuk dapat bertindak sesuai dengan rencana bersama. Kemampuan untuk bertindak merupakan prasyarat untuk menciptakan nilai tambah organisasi, karena rencana tanpa diikuti tindakan nyata merupakan ilusi belaka. Masalahnya, kemampuan untuk bertindak sesuai dengan rencana bersama sering terhambat hanyalah karena kita tidak mampu berkomunikasi dan berkoordinasi secara benar dengan pihak lain. Untuk itu, semangat berdialog, keterampilan bekerjasama tim, kemampuan belajar dan beradaptasi, serta usaha untuk meningkatkan partisipasi, merupakan disiplin yang dibutuhkan untuk membangun disiplin pembelajaran tim, akumulasi pengetahuan dari pembelajaran setiap individu yang kemudian dibagi kepada anggota organisasi lainnya sehingga menjadi pengetahuan tim. Dengan adanya proses pembelajaran secara bersama-sama, organisasi telah mempererat ikatan bagi seluruh anggota didalamnya dengan melakukan dialog dan mentransfer ilmu yang dimiliki secara perseorangan. Dan dengan adanya dialog tersebut para anggota dapat terus meningkatkan kompetensinya masing-masing. Peter Senge menyebutkan bahwa, bukan hanya menciptakan hasil yang baik untuk organisasi, tetapi anggota dengan bersama-sama dapat lebih cepat menyerap informasi dan tumbuh lebih cepat dari pada melakukan proses pembelajaran secara pribadi atau perseorangan.



5. System Thinking / Berfikir Sistem



7



Berfikir



sistem



merupakan



landasan



terpenting



yang



dapat



mengintegerasikan setiap individu, kegiatan, serta disiplin yang ada di dalam organisasi. Karena tanpa mengaplikasikan berfikir sistem, individu di dalam organisasi hanya melihat segala sesuatu yang ada secara parsial tanpa melihat dengan cara keseluruhan. Sehingga individu tidak dapat melihat sebuah organisasi sebagai sebuah proses yang dinamis. adanya keterkaitan dan saling tergantung diantara seluruh fungsi-fungsi di organisasi, dimana semuanya bekerja dalam satu kesatuan dalam satu sistem. Berpikir sistemik merupakan syarat mutlak untuk mengendalikan setiap komponen yang ada dalam percepatan gerakan dunia saat ini. Semua hal yang terdapat di sekitar kita dan kejadian yang terjadi di dunia ini merupakan sebuah sistem yang saling berkaitan dan terhubung satu dengan lainnya. Banyak unsur dan elemen-elemen yang terkait satu dengan lainnya. Sistem merupakan suatu susunan elemen yang membentuk suatu kegiatan atau suatu prsedur/skema yang berorinetasi kea rah tujuan yang sama. Dalam sistem ada suasana berinteraksi, saling terkait, dan saling ketergantungan guna membentuk suatu kelompok yang kompleks dan terpadu. Melalui pendekatan system thinking, pemimpin dapat mengoptimalkan karakter kepemimpinan transformasional pada ranah praktis. System thinking dapat secara praktis diterapkan dalam mengontrol dan mengembangkan karakter kepemimpinan seseorang. Peter M. Senge (1994) berpendapat bahwa salah satu masalah utama adalah bahwa kerangka kerja yang agak sederhana diterapkan untuk sebuah sistem yang kompleks. Orang cenderung untuk berfokus pada bagian parsial daripada melihat keseluruhan, dan gagal untuk melihat organisasi sebagai proses dinamis dan saling 8



terhubung, para peserta diajak untuk berpikir sistemik dalam melihat sebuah situasi belajar dalam sudut pandang global yang saling berkesinambungan. Cara berpikir sistemik ini merupakan suatu kerangka berpikir, suatu ilmu dan sekaligus instrumen yang dikembangkan untuk melihat segala sesuatu secara penuh keseluruhan, sehingga membantu seseorang memperjelas keadaan yang sesungguhnya. Sebagai contoh yaitu Upaya pemerintah membuat masyarakat sadar hukum diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang mengerti hukum serta taat agar tidak melanggar, akan tetapi pemecahan masalah tersebut juga berdampak pada peningkatan kasus penuntutan hukum. Dari contoh ini jelaslah bahwa Peter Senge mengingatkan bahwa dalam berfikir sistem kita hendaknya memperhatikan berbagai aspek yang terkait, baik pemecahan masalah saat ini yang harus dipersiapkan dampaknya dimasa mendatang. Solusi yang dilakukan secara menyeluruh dalam sistem akan mengantisipasi munculnya permasalahan lain yang akan terjadi sebagai dampak dari tindakan yang dilakukan.



KESIMPULAN: Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud organisasi pembelajaran ialah pembelajaran individu dan kelompok dalam organisasi agar menjadi yang paling unggul di antara pesaingnya. Dalam praktiknya organisasi pembelajaran ialah bagaimana organisasi memecahkan permasalahannya secara sistematis dan komprehensif, percobaan pendekatan baru, belajar dari pengalaman sendiri dan masa lalu, belajar dari keberhasilan orang lain, melakukan transfer ilmu pengetahuan secara tepat, cepat, hemat ke seluruh jajaran anggota organisasi. 9



Ada



tiga



hal



yang



ingin



dikemukakan



oleh



Peter



Senge.



Pertama, sebuah organisasi yang menerapkan Learning Organization selalu memasok organisasinya dengan ide-ide baru dan informasi baru. Yang bersumber dari lingkungan sekitarnya, pengembangan pegawai dan sumber lain yang relevan. Kedua, pengetahuan mengenai ide dan informasi baru tersebut hendaknya dapat ditransfer ke seluruh elemen dalam organisasi. Ketiga, perilaku organisasi hendaknya berubah sebagai akibat dari pengetahuan baru yang diterima. Menurut kelompok kami, sebuah organisasi pembelajar tidak jauh dengan pola pikir bahwa hanya manajemen senior yang dapat dan melakukan semua pemikiran untuk seluruh perusahaan. Organisasi belajar menantang semua karyawan/pegawai untuk memanfaatkan sumber daya batin dan potensi mereka, dengan harapan bahwa mereka dapat membangun komunitas mereka sendiri berdasarkan prinsip kebebasan, kemanusiaan, dan keinginan kolektif untuk belajar.



10