Lingkungan - Membuat MOL Dari Nasi Basi - Bagas Fajriansyah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Makalah Calon Angkatan XXXVI PPIPM UNP Membuat MOL (Mikroorganisme Lokal) Dari Nasi Sisa Subtema: Lingkungan



Dibuat oleh:



Bagas Fajriansyah (21029139/ 2021)



UNIVERSITAS NEGERI PADANG PADANG 2021



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan Makalah Membuat MOL (Mikroorganisme Lokal) Dari Nasi Basi ini dengan baik. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Terselesainya makalah ini saya harapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dalam meningkatkan nilai guna dari sampah organik rumah tangga agar dapat digunakan kembali dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu saya mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah selanjutnya. Kepada Allah SWT. Saya minta ampun, lebih dan kurangnya saya ucapkan terima kasih.



Padang, 6 November 2021



Penulis



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i KATA PENGANTAR......................................................................................... ii DAFTAR ISI........................................................................................................ iii BAB I. PENDAHULUAN A. B. C. D.



Latar Belakang........................................................................................... Rumusan Masalah..................................................................................... Tujuan........................................................................................................ Manfaat Penulisan.....................................................................................



1 2 2 2



BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori.......................................................................................... 4 B. Pemecahan Masalah yang Pernah Dilakukan............................................ 7 BAB III. METODE PENULISAN A. Pendekatan Penulisan................................................................................ 8 B. Teknik Pengumpulan Data dan Informasi................................................. 8 BAB IV. PEMBAHASAN A. Persiapan Pembuatan MOL Nasi............................................................... 9 B. Proses Pembuatan MOL Nasi.................................................................... 9 C. Cara Mengaplikasikan MOL Nasi............................................................. 11 BAB V. PENUTUP A. Simpulan.................................................................................................... 13 B. Saran.......................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14



iii



BAB I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Bahan organik memiliki peranan penting sebagai sumber karbon, dalam pengertian luas sebagai sumber pakan dan juga sebagai sumber energi untuk mendukung kehidupan dan berkembang biaknya berbagai jenis mikroba dalam tanah (Sisworo, 2006). Penurunan kandungan bahan organik tanah menyebabkan mikroba dalam tanah mengalami defisiensi karbon sebagai pakan sehingga perkembangan populasi dan aktivitasnya terhambat. Hal ini mengakibatkan proses mineralisasi hara menjadi unsur yang tersedia bagi tanaman akan terhambat. Tanah yang mengalami defisiensi sumber energi bagi mikroba menjadi berstatus lelah atau fatigue (Pirngadi, 2009). Kondisi tersebut berdasarkan salah satu indicator kesuburan tanah adalah kandungan C-organik. Komponen C-organik dari 65% tanah di Indonesia dibawah 1%, yang harusnya diatas 2%. Hal tersebut lebih diperburuk dengan kondisi dimana pertambahan input pada tanah sebagai media tanam tidak lagi mampu meningkatkan produksi tanaman (levelling off). Permasalahan diatas menimbulkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan suatu sistem pertanian yang ramah lingkungan untuk suatu keberlanjutan. Selain itu didukung pula oleh berkembangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan yang menjadikan produk organik sebagai tren bahan makanan yang dikonsumsi. Konsep pertanian berkelanjutan yang diterapkan dalam era Revolusi Hijau Lestari (RHL) yang dicetuskan sejak tahun 2006 yaitu peningkatan produktivitas tanaman dengan mengacu sistem agroekologi alamiah yang secara lestari dapat mendukung kehidupan biota diatasnya. Secara alamiah, siklus karbon biologis dan unsur lainnya terjadi secara in situ, sehingga berdampak terhadap keberlanjutan kehidupan biota tanah dapat berasal dari: asli tanah (indigeneous nutriens), endapan lumpur di wilayah hulu, dari pengairan, dari air hujan, dari pupuk organik, dari pupuk anorganik (sintesis), dari residu tanaman dan penambahan N oleh tanaman legum, tumbuhan air dan mikroba, dan bahkan dari debu, abu gunung dan kilat. Hara yang berasal dari dekomposisi mikroba, hewan rendah dan hewan tinggi juga merupakan sumber hara yang legitimate pada teknologi Revolusi Hijau Lestari. Penerapan pertanian organik merupakan pilihan yang bijaksana untuk mewujudkan pertanian lestari. Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang ramah lingkungan yang bersifat hukum pengembalian (law of return) yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu dan limbah pertanian maupun ternak yang selanjutnya bertujuan



1 iv



untuk memenuhi makanan pada tanah yang mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah. Limbah organik seperti sisa-sisa tanaman dan kotoran ternak tidak bisa langsung diberikan kepada tanaman. Limbah organik harus dihancurkan/dikomposkan terlebih dahulu oleh mikroba tanah menjadi unsur hara yang dapat diserap tanaman. Proses pengomposan secara alami memerlukan waktu yang lama sehingga diperlukan mikroba decomposer yang mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Mikroorganisme Lokal (MOL) banyak ditemukan di lapangan dan sudah terbukti bermanfaat sebagai dekomposer, pupuk alami, dan pestisida alami. Kemudian, pembuatan MOL dari nasi basi ini juga dilatarbelakangi oleh banyaknya limbah-limbah nasi dari rumah makan atau restoran hingga di rumah tangga yang biasanya terbuang sia-sia. Nasi sisa atau nasi basi ini bisa dimanfaatkan lebih lanjut sebagai media untuk mikroorganisme ini berkembang. Setelah tumbuh mikroorganisme ini akan dijadikan sebagai bahan baku Mikroorganisme Lokal. B. Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Apa yang dimaksud dengan Mikroorganisme lokal (MOL)? Apa kegunaan dari Mikroorganisme Lokal? Bagaimana proses pembuatan Mikroorganisme Lokal? Bagaimana kualitas pupuk cair yang terbuat dari MOL? Bagaimana cara mengaplikasikan MOL sebagai bioaktivator? Bagaimana cara mengaplikasikan MOL sebagai pupuk organik cair?



C. Tujuan 1. Menjelaskan pengertian mikroorganisme lokal. 2. Menjelaskan kegunaan mikroorganisme lokal di bidang pertanian dan bagi lingkungan hidup. 3. Mendeskripsikan urutan proses pembuatan mikroorganisme lokal. 4. Menjelaskan perbedaan kualitas pupuk cair yang terbuat dari MOL dengan pupuk biasa. 5. Menjelaskan cara mengaplikasikan MOL sebagai bioaktivator. 6. Menjelaskan cara mengaplikasikan MOL sebagai pupuk organic cair. D. Manfaat Penulisan 1. Dapat memanfaatkan nasi sisa kemarin/nasi basi dengan baik dan agar tidak terbuang sia-sia. 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk dapat memproduksi pupuk organik secara mandiri dengan bahan-bahan yang sederhana. 3. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesuburan tanah dan mikroorganisme didalamnya. v



4. Memudahkan para petani/pekebun dalam menghasilkan produk-produk organik yang sehat dan berkualitas. 5. Mengurangi limbah-limbah organik rumah makan/restoran maupun di rumah tangga. 6. Menjaga kelestarian lingkungan dan membantu proses penguraian bahan organik. 7. Semua orang dapat membuat pupuk kompos sendiri di rumah.



vi



BAB II. TINJAUAN PUSTAKA



A. Landasan Teori 1. Mikroorganisme Lokal (MOL) Mikroorganisme lokal adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah organik seperti air cucian beras, singkong, kentang, gandum, rumput gajah, dan daun gamal. Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air tebu sebagai sumber energi serta nasi sisa atau nasi basi sebagai sumber mikroorganisme. Larutan MOL yang telah mengalami proses fermentasi dapat digunakan sebagai decomposer dan pupuk cair untuk meningkatkan kesuburan tanah dan sumber unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil, mikroorganisme digolongkan ke dalam golongan protista yang terdiri dari bakteri, fungi, protozoa, dan algae (Darwis, 1992). Larutan MOL mengandung unsur hara makro, mikro dan mengandung mikroorganisme yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan agen pengendali hama dan penyakit pada tanaman sehingga baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan pestisida organik. MOL sangat diperlukan dalam sistem pertanian organik untuk menciptakan produk pertanian yang berkualitas dan sehat serta menciptakan pertanian berkelanjutan (Kesumaningwati, 2015). Dale (2003) menyatakan larutan MOL harus mempunyai kualitas yang baik sehingga mampu menghasilkan kesuburan tanah, dan pertumbuhan tanaman secara berkelanjutan. Kualitas merupakan tingkat yang menunjukkan serangkaian karakteristik yang melekat dan memenuhi ukuran tertentu. Faktor-faktor yang menentukan kualitas larutan MOL antara lain media fermentasi, kadar bahan baku atau substrat, bentuk dan sifat mikroorganisme yang aktif di dalam proses fermentasi, pH, temperature, lama fermentasi, dan rasio C/N larutan MOL (Seni dkk., 2013). 2. Manfaat Mikroorgnasime Lokal (MOL) Pemanfaatan MOL dalam pertanian sangatlah baik, karena selain ramah lingkungan MOL juga dapat memelihara kesuburan tanah, meningkatkan



vii



produktivitas tanah sekaligus memberikan banyak nutrisi bagi tanaman. Mikroorganisme Lokal pada tanah memiliki peran penting, antara lain: a. Sebagai Decomposer Mikroorganisme menguraikan bahan-bahan organik seperti tumbuhan dan hewan yang telah mati menjadi fragmen-fragmen yang lebih sederhana. b. Pendorong Pertumbuhan Tanaman Berdasarkan Intermountain Herbarium, pembusukan oleh bakteri dan jamur ataupun mikroorganisme pada tanah lainnya akan melepaskan nitrogen dari tubuh/baigan makhluk hidup yang telah mati ke tanah. Nitrogen merupakan salah satu zat yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh. Tanaman akan tumbuh subur pada tanah yang mengandung cukup nitrogen. Selain itu, mikroorganisme tanah juga membatu tanaman dalam proses penyerapan nutrien dari tanah oleh akar. c. Menguraikan Polutan Tanah Mikroorganisme tanah dapat menguraikan segala bentuk polutan tanah, mulai dari zat cair, zat padat, bahkan bahan kimia sekalipun. Kegiatan mikroorganisme ini berperan penting dalam proses penguraian bahan kima tersebut sehingga kesehatan tanah tetap terjaga. d. Menjaga Kebersihan Air Tanah Peran mikroorganisme tanah dalam menguraikan makhluk hidup mati maupun polutan tanah akan menjaga kebersihan air tanah yang berada pada lapisan batuan akuifer. Jika mikroorganisme tanah tidak menguraikan makhluk hidup mati dan polutan tanah, maka zat-zat tersebut akan terserap ke bawah tanah hingga ke batuan akuifer. Hal ini akan menyebabkan tercemarnya air tanah, memberikan bau, warna, bahkan bahaya kesehatan jika digunakan oleh manusia. 3. Fermentasi Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai tinggi (Muhiddin dkk., 2001) Fermentasi dapat terjadi karena ada aktivitas mikroorganisme penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai, proses ini dapat mengubah sifat bahan tersebut. Waktu fermentasi MOL berbeda-beda antara satu jenis bahan MOL dengan bahan MOL lainnya. Waktu fermentasi MOL ini dipengaruhi oleh ketersediaan makananyang dijadikan sebagai sumber energi dan metabolisme bagi



viii



mikroorganisme. Waktu fermentasi MOL nasi basi mencapai hasil maksimal pada fermentasi hari ke-14 hingga hari ke-27. 4. Kualitas Pupuk Cair Mikroorganisme Lokal Larutan MOL apabila telah mengalami fermentasi dapat digunakan sebagai decomposer dan pupuk cair untuk meningkatkan kesuburan tanah serta sebagai sumber unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Larutan MOL yang baik sehingga mampu meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman secara berkelanjutan (Hadinata, 2008). Batara (2015) menyatakan bahwa MOL mempunyai sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi MOL. MOL sebagai suatu larutan mempunyai sifat-sifat fisik yang berhubungan dengan kehidupan mikroorganisme misalnya waktu, suhu dan warna. Juanda dkk., (2011) menemukan bahwa waktu pembuatan yang dibutuhkan MOL 3 minggu karena bahan baku MOL sudah hancur atau terurai dengan sempurna. Lama pembuatan juga berpengaruh besar terhadap suhu MOL. Suhu tertinggi yang dicapai adalah 290C. hal ini ada kaitannya dengan aktivitas mikroorganisme dalam mendekomposisi bahan organic yang menghasilkan energi dalam bentuk panas. Setelah mencapai puncak, suhu mulai menurun, diduga karena aktivitas mikroorgnaisme dalam mengurai bahan organic semakin berkurang. MOL juga menghasilkan warna yang berbeda-beda tergantung pada bahan organiknya. Warna MOL adalah warna yang dihasilkan oleh kandungan organic dan anorganik. Warna bahan-bahan organik misalnya tannin, liginin dan asam humus yang berasal dari dekomposisi bahan baku MOL. Warna ini tidak hanya disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan tersuspensi (Effendi, 2003). Pupuk organik cair dari MOL sangatlah baik bagi tanaman, selain mudah diserap oleh tanaman, pupuk organik cair dari MOL juga dapat membasmi hamahama pada tanaman. Selain itu, pupuk ini juga ramah lingkungan sehingga tidak akan merusak ekosistem. Berbeda dengan pupuk kimia yang dapat membahayakan beberapa mikroorganisme pada tanah. 5. Nasi Berdasarkan Kajian Konsusmsi Bahan Pokok pada tahun 2017 menunjukkan bahwa total konsumsi beras selama tanun 2017 di Indonesia mencapai 29,18 juta ton. Sehingga konsumsi beras perkapita per tahunnya menjadi 111,58 kg. Hal ini tidak lepas dari anggapan penduduk Indonesia bahwa beras merupakan sumber kalori dan protein yang utama. Selain itu, beras juga dianggap memiliki citra pangan yang lebih baik secara sosial. Namun ada kalanya dimana proses konsumsi beras/nasi yang bersisa. Nasi sisa ini biasanya tidak enak lagi dimakan karena masyarakat pada umumnya lebih ix



senang mengkonsumsi nasi dalam keadaan hangat. Biasanya nasi sisa ini digunakan oleh peternak sebagai tambahan pakan ternak, seperti ayam dan bebek atau biasanya dibuang saja sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan merusak lingkungan. Akan tetapi masyarakat belum tahu bahwa nasi sisa ini juga dapat diolah sebagai bahan baku pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL). MOL ini sangat baik untuk digunakan oleh petani organik sebagai pupuk cair organik bagi tanamannya. Selain itu MOL juga berperan sebagai pestisida alami yang dapat membasmi hama yang membahayakan tanaman. MOL juga dapat digunakan sebagai bioaktivator dalam pembuatan pupuk organik. B. Pemecahan Masalah yang Pernah Dilakukan Penelitian tentang MOL yang pernah dilakukan diantaranya hasil penelitian Muriani (2010), menyatakan bahwa kualitas MOL terbaik sebagai pupuk cair terdapat pada konsentrasi 300gram daun gamal memiliki lama fermentasi selama 3 minggu. Penelitian Harizena (2012) menyatakan bahwa MOL nasi basi dengan konsentrasi 300gram nasi basi baik digunakan sebagai aktivator pembuatan kompos dengan dosis 200 ml nasi basi.



x



BAB III. METODE PENULISAN



A. Pendekatan Penulisan Pendekatan penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan. Menurut Sugiyono (2016:9) metode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci Teknik pengumpulan data dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. B. Teknik Pengumpulan Data dan Informasi Teknik pengumpulan data atau informasi yang digunakan pada makalah ini adalah teknik literature review atau dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder menurut Sugiyono (2016:137) adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media, dan keterangan lain yang berhubungan dengan Mikroorganisme Lokal (MOL), seperti pengertian MOL, manfaat MOL, dan proses pembuatan MOL.



xi



BAB IV. PEMBAHASAN



A. Persiapan Pembuatan MOL Nasi Hanya ada sedikit persiapan dalam proses pembuatan MOL nasi ini. Hal ini bertujuan untuk mengurangi limbah dan tidak membuang sia-sia bahan-bahan organik yang mungkin dapat digunakan lagi. Adapun peralatan yang akan digunakan dalam proses pembuatan MOL ini sebagai berikut. 1. Toples plastik bertutup. 2. Mangkuk plastik. 3. Spatula. Kemudian, bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan mol ini antara lain: 1. 200 gram nasi sisa atau nasi basi yang telah berjamur sebagai sumber mikroorganisme sekaligus sebagi sumber karbohidrat yang dibutuhkan oleh mikroorganisme tersebut. 2. 100 gram gula merah atau gula pasir, sebagai sumber glukosa. 3. 500 ml air leri (air cucian beras) atau air kelapa sebagai sumber karbohidrat dan sumber protein bagi mikroorganisme. B. Proses Pembuatan MOL Nasi Jenis mikroorganisme dalam MOL tergantung pada bahan utama sumber mikrobanya yang biasanya tidak tunggal/satu jenis saja. Dalam nasi basi biasanya tumbuh beragam jamur seperti: 











Rhizopus oligosporus, biasanya berwarna oranye, penghasil enzim protease dan fitase, mampu menguraikan protein, memfermentasi substrat lain dan mengolah limbah. Jamur Trichoderma, berwarna hijau. Trichoderma bersifat antagonis bagi jamur-jamur pathogen, jadi bisa digunakan untuk melindungi tanaman dari serangan jamur. Jamur Aspergillus niger, berwarna hitam, yang mampu menguraikan bahan organik, penghasil berbagai asam organik dan enzim-enzim yang penting bagi tanaman.



Oleh karena itu, MOL nasi memiliki manfaat yang luar biasa bagi lingkungan, seperti membantu menguraikan bahan-bahan organik di alam, menguraikan polutan, menjaga kualitas air tanah, memberikan nutrisi kepada tanah dan menyuburkan tanaman.



xii



Langkah pembuatan MOL nasi yaitu sebagai berikut: 1. Kumpulkan nasi-nasi sisa atau nasi basi dalam satu wadah, misalnya menggunakan mangkuk plastik. Tutup mangkuk plastik menggunakan tisu dan ikat dengan karet. Hal ini bertujuan agar nasi tetap mendapatkan udara sehingga mikroorganisme akan tumbuh di atas media nasi dan tidak dihinggapi lalat. Lalu simpan sekitar 3-5 hari.



2. Setelah 3-5 hari kemudian, sudah terlihat banyak jamur yang tumbuh di atas nasi.



3. Larutkan 100 gram gula merah dan 500 ml air cucian beras dalam toples.



xiii



4. Setelah itu masukkan nasi basi ke dalam toples tersebut, lalu lumatkan.



5. Setelah nasi lumat, tutup toples namun jangan terlalu rapat, hal ini bertujuan agar tidak ada udara yang masuk kedalam toples karena proses fermentasi ini menggunakan bakteri anaerob (tidak membutuhkan udara) dan agar masih memiliki sedikit celah untuk gas karbondioksida yang dihasilkan keluar. Hal ini juga bertujuan agar toples tidak bertekanan tinggi. Lalu simpan toples di tempat gelap selama 2-3 minggu. C. Cara Mengaplikasikan MOL Nasi 1. Sebagai Aktivator Kompos  Untuk penggunaan MOL sebagai bioaktivator kompos, dosis yang digunakan adalah 1 : 2. Maksudnya, untuk setiap 1 takaran MOL nasi akan ditambahkan 2 takaran air. Misalnya dengan menggunakan takaran gelas, maka untuk 1 gelas MOL dilarutkan dengan 2 gelas air.  Air yang digunakan merupakan air alami seperti air sumur, air hujan dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar tidak ada bahan kimia yang akan merusak mikroba yang ada di dalam MOL. Kemudian tambahkan sedikit larutan gula (boleh gula pasir, boleh gula aren). Larutan gula ini sifatnya optional yang bertujuan sebagai sumber energi tambahan bagi MOL.  Bahan-bahan yang digunakan sebagai pupuk kompos bisa diperoleh dari limbah organik rumah tangga sehingga mengurangi pencemaran lingkungan. Limbah organik yang mengandung karbon misalnya kotoran hewan, daun-daun kering, kertas, tisu, dan karpet telur. Kemudian diseimbangkan dengan limbah organik yang mengandung nitrogen, seperti sisa buah-buahan, kulit buah, sisa sayuran dan sampah organik basah lainnya.



xiv











Simpan bahan-bahan organik didalam ember tertutup. Kemudian siramkan larutan MOL dengan dosis 1 : 2 tadi secara menyeluruhan diatas sampah-sampah organik. Tutup ember dengan rapat agar tidak dihinggapi lalat sehingga timbul belatung. Kemudian simpan di tempat yang tidak terpapar cahaya matahari langsung selama 2-3 bulan.



2. Sebagai Pupuk Cair Tanaman  Dosis MOL yang digunakan adalah 1 : 10. Maksudnya untuk setiap 1 takaran MOL nasi tambahkan 10 takaran air. Misalnya 1 gelas MOL nasi dicampurkan dengan 10 gelas air.  Kemudian, siram larutan mol tadi ke media tanam sekitar 1-2 gelas. Mikroorganisme didalam MOL akan memberikan nutrisi baru dan merombak kembali bahan-bahan organik yang terkandung dalam tanah.



xv



BAB V. PENUTUP



A. Simpulan 1. MOL dari nasi basi/sisa memberi banyak manfaat bagi lingkungan. Selain menyuburkan tanah, MOL juga dapat digunakan sebagai bioaktivator dalam pembuatan pupuk kompos. 2. Pupuk cair yang terbuat dari MOL nasi basi memiliki kualitas yang lebih baik daripada pupuk kimia. Hal ini disebabkan karena MOL nasi sepenuhnya mengandung mikroorganisme yang menyuburkan tanah sekaligus membantu menguraikan zat-zat polutan dan juga sebagai pembasmi hama yang membahayakan tanaman. Bahkan pupuk cair dari MOL nasi akan memperbanyak mikroorganisme pengurai didalam tanah. Sedangkan pupuk kimia walaupun mengandung nutrisi, akan tetapi pupuk kimia juga memiliki zat-zat yang berbahaya bagi mikroorganisme didalam tanah. Selain itu, pupuk kimia juga menghasilkan zat-zat polutan yang membahayakan tanah dan mencemari lingkungan. B. Saran 1. Diharapkan pembuatan MOL juga dapat dibuat dari limbah rumah tangga lainnya. Sehingga pembuatan MOL ini nantinya akan mengurangi limbah-limbah yang mencemari lingkungan. 2. Diharapkan pembuatan MOL ini dapat dilakukan dalam skala besar dengan mengumpulkan limbah-limbah organik rumah tangga sebagai bahan dasar lalu dijadikan pupuk. Hal ini juga bertujuan agar pencemaran lingkungan semakin berkurang. 3. Diharapkan dengan adanya MOL ini masyarakat akan mengurangi pemakaian pupuk kimia yang sebenarnya mengandung zat-zat polutan bagi tanah yang merusak sumber air tanah.



xvi



DAFTAR PUSTAKA



https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/12/132233469/peranmikroorganisme-tanah?page=all_5 November 6, 2021 https://ikalaily.blogspot.com/2017/03/makalah-pemanfaatan-nasi-basi.html November 6, 2021 https://adoc.pub/i-pendahuluan-larutan-mikroorganisme-lokal-mol-terbuatdari-.html November 6, 2021



xvii