Liris Ajeng Anggreini Laporan2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM METODE SEISMIK TG3105 MODUL KE – 02 SIMULASI AKUISISI DATA 2D SEISMIK REFRAKSI DAN INTERPRETASI MODEL KEDALAMAN Oleh: Liris Ajeng Anggreini



12117058



Asisten : Putu Pradnya Andika



12115017



M. Latif Biantoro



12115048



Mahardika Aji K



12116011



Trisnawati Juwita T



12116086



Nisrina Zalfa Syariefah



12116109



M Irvan



12116118



Alfian Fauzan AA



12116154



PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI, INDUSTRI DAN INFORMASI INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 2019



i.



Tujuan 1. Dapat memahami pengaruh model penampang geologi sintetik dengan rekaman data sintetik. 2. Dapat melakukan interpretasi model menggunakan metode ITM dan Plus-Minus.



ii.



Dasar Teori a. Metode ITM



Metode Intercept Time adalah metode T-X (waktu terhadap jarak) yang merupakan metode yang paling sederhana dan hasilnya cukup kasar. Berdasarkan hukum Snellius bahwa pada sudut kritis berlaku Bila dinotasikan waktu perambatan gelombang bias dari titik tembak A ke titik penerima P dengan TAP, waktu perambatan dari B ke P dengan TBP dan waktu perambatan dari A ke B dengan TAB. T’AP ditunjukkan oleh persamaan:



...(persamaan 1 &2) Pada pers T'ap adalah linier terhadap x, jika diambil x sebagai absis dan T’AP sebagai ordinat dan diplot titik-titik yang bersesuaian, maka garis lurus tersebut merupakan suatu short (bentuk baru yang lebih pendek) dari kurva travel time yang dikandung oleh titik-titik yang berhubungan Nilai T’AP dengan mudah dapat dihitung dari pers (2), dan kecepatan v2 pada lapisan bawah diperoleh dari kemiringan (slope) garis lurus. T’AP yang diperoleh dari pers (1) merupakan suatu besaran yang menunjukkan kecepatan pada lapisan bawah (velocitytravel-time). Dengan cara yang sama, dapat diperoleh :



...(persamaan 3) Bila jarak ke titik penerima adalah x, dengan mengambil titik B sebagai titik asal (referensi), maka diperoleh :



...(persamaan 4) Dalam pers (4), v1 dapat diperoleh dari kurva travel-time dari gelombang langsung dekat titik tembak. TAP, TBP, dan TAB diperoleh dengan cara observasi. Tetapi cos i tidak dapat dicari, karena v2 biasanya tidak diketahui. Jika harga v2 dapat diketahui, kedalaman hp dan titik penerima P dapat diperoleh dari :



...(persamaan 5) Harga dari T’AP atau T’BP yang berhubungan dengan TAP atau TBP dapat dibaca dari ektensi (memperpanjang) kurva T’AP atau T’BP. Jadi harga kadalaman hp dapat dihitung dari pers (6) dan (7).



...( pers 6, dan pers 7). b. Metode plus-minus Metode Plus-Minus merupakan metode intepretasi yang digunakan untuk menginterpretasikan bawah permukaan berdasarkan data seismik refraksi untuk kasus dua lapis yang lebih kompleks (Hagedoorn, 1958). Biasanya metode intepretasi ini digunakan untuk menyelesaikan kasus seperti: a. Bidang batas yang tidak rata (berundulasi). b. Mencari ketebalan lapisan lapuk (weathering layer). c. Menghitung koreksi statik (static correction) pada data seismik refleksi. Metode ini masih terbagi lagi menjadi dua yaitu: 1. Analisa Plus Time (T+) Plus time merupakan analisa dari jumlah waktu rambatan gelombang dari geophone sumber forward dan geophone dari sumber reverse dikurangi dengan travel time diantara keduanya pada window analisis. 2. Analisa Minus Time (T-)



Minus time merupakan analisa dari pengurangan waktu rambat antara gelombang dari geophone pada sumber forward dan geophone pada sumber reverse lalu dikurangi dengan travel time antara sumber keduanya. iii.



Langkah Kerja



1. Buka program Tesseral Pro dan create new model pada kiri atas.



2. Pilih simple model. Atur panjang penampang 125 m dan kedalaman 30 m. Atur compressional velocity pada base polygon sebesar 1600 m/s. 3. Tambahkan beberapa poligon baru dengan menggunakan ikon hingga membentuk 2 perlapisan masing-masing bernilai V1 = 400 m/s dan V2 = 1600 m/s (pada kotak dialog polygon properties, yang dicentang manual hanyalah kecepatan). Adapun model perlapisannya adalah sebagai berikut:



4. Setelah selesai membuat kedua model tersebut, aktifkan frame model 1, pilih menu Model, tekan submenu Acquisition Geometry 5. Pada kotak dialog, pilih Fixed receiver position lalu Next. Pilih All Parameters, isikan pada kotak dialog source untuk number 3, step 62.5 m, from 0 m, dan to 125 m lalu Next. Pada kotak dialog receivers (geophones), pilih all parameters dan isikan number 24, step 5 m, from 5 m dan to 120 m. Pada kotak dialog selanjutnya, set active geophone 24, lalu tekan Finish. 6. Pilih menu Run -> 2D Run Modeling. Apabila diminta untuk menyimpan model, maka simpan model terlebih dahulu. Setelah kotak dialog General



sudah muncul, pada shotgather record, isikan start 0 ms, stop 300 ms, dan step 0.5 ms lalu tentukan lokasi penyimpanan untuk hasil rekaman ke dalam direktori yang diinginkan, klik Next. Pada kotak dialog Wavelet, masukkan nilai frekuensi 100 Hz, klik Next. Pada kotak dialog Addition, centang kotak Attenuation, lalu klik Finish. Setelah muncul kotak dialog Run Modeling, klik tombol Run Modeling. Tunggu hingga proses selesai.



7. Kemudian file .sgy yang telah disimpan harus diplit dan di picking pada software Seira++ 8. Setelah mendapatkan hasl pick dari Seira++, lakukan perhitungan di excel.



iv. 



Hasil dan Pembahasan Hasil picking a. Near shot



b. Far shot



c. Middle shot







Hasil 1. ITM



2. Plus-Minus







Pembahasan Pada praktikum kali ini, digunakan data sintesis untuk simulasi akuisisi data seismik 2D. Digunakan software seira++ dan dari software ini dilakukan picking serta analisis kedalaman menggunakan metode ITM dan metode plus-minus. Dari gambar di atas dapat dilihat bagian direct wave dan refracted wave pada ketiga shot yaitu near shot, far shot dan midle shot. Sehingga diperoleh kedalaman yaitu 1.842 m/ms dan juga 0.612 m/ms. Dari metode ini kita dapat memprediksi kedalaman suatu wilayah.



v. 



Kesimpulan Metode Intercept Time adalah metode T-X (waktu terhadap jarak) yang merupakan metode yang paling sederhana dan hasilnya cukup kasar sehingga metode ini tidak hanya dapat digunakan pada struktur geologi yang tidak kompleks.







Metode Plus-Minus merupakan metode intepretasi yang digunakan untuk menginterpretasikan bawah permukaan berdasarkan data seismik refraksi untuk kasus dua lapis yang lebih kompleks.







Untuk mengetahui struktur bawah permukaan yang lebih kompleks, metode plus-minus adalah metode yang sesuai untuk digunakan.







Metode plus minus mempunyai dua analisa jumlah waktu yaitu plus time dan minus time



Daftar Pustaka 



Susilawati. 2004. Seismik Refraksi (Dasar Teori dan Akuisisi Data). Sumatera Utara: USU Digital Library.