List Pertanyaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

List pertanyaan 1. Pada saat melakukan analisis BEP, apakah dapat melakukan “asumsi”, semisal jika pada periode selanjutnya terjadi kenaikan biaya tetap 15% atau adanya penurunan 15%? Apabila bisa, seberapa besar pengaruhnya terhadap titik impas? Apa pengaruhnya dalam pengambilan keputusan oleh manajer? Jawab : Tentu saja bisa, namun dalam hal ini perlu adanya kehati-hatian. Mengingat fungsi dari BEP itu sendiri adalah untuk menentukan harga jual, aktivitas produksi dan penjualan minimal. Maka dari itu diperlukan data yang valid,akurat,tepat dan terpecaya. Ketika ingin melakukan asumsi maka sebaiknya melakukan forecasting terlebih dahulu, agar data yang digunakan sesuai dan juga valid. Ketika mengasumsikan kenaikan atau penurunan sebesar 15% pada biaya tetap tentunya akan sangat mempengaruhi titik impas, dimana total cost dan total revenue belum tentu seimbang. Juga berpengaruh terhadap keputusan manajer , jika total cost yang lebih besar daripada total revenue maka manajer akan mengantisipasi biaya produksi, atau mengantisipasi sesuai dengan kebijakan perusahaan, agar perusahaan tetap memperoleh laba. 2. Asumsi apa saja yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam melakukan analisis BEP? Jawab: Asumsi yang mendasari analisis break even point menurut Horngren et all. (2006) adalah sebagai berikut: ● Satu-satunya faktor yang memengaruhi biaya adalah perubahan volume. ● Manajer menggolongkan setiap biaya ( atau komponen biaya gabungan ) baik sebagai biaya variabel maupun biaya tetap. ● Beban dan pendapatan adalah linier di seluruh cakupan volume relevannya. ● Tingkat persediaan tidak akan berubah. ● Penjualan atas gabungan produk tidak akan berubah. Penjualan gabungan merupakan kombinasi produk yang membentuk total penjualan. Sedangakan, menurut Hansen dan Mowen (2009) mengatakan bahwa asumsi atau anggapan dasar yang digunakan dalam analisis break even point adalah sebagai berikut : ● Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linier. ● Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap dan biaya variabel per unit dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan. ● Analisis mengasumsikan apa yang diproduksi dapat dijual. ● Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan (sales mix) diketahui. ● Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti 3. apa keuntungan perusahaan yang diterima perusahaan ketika menjalankan analisis BEP ini? Jawab: a. Dengan BEP, perusahaan bisa mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar terhindar dari kerugian



b. Menggunakan BEP, perusahaan dapat mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai agar memperoleh keuntungan. c. Perusahaan dapat mengetahui nilai berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. d. Perusahaan dapat mengetahui dampak perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan. e. Perusahaan dapat menentukan ragam produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat keuntungan yang telah ditargetkan dalam perencanaan. 4. Terkait dengan Analisi Break-Even yang memegang peranan penting bagi manajer untuk dapat melakukan penjualan secara efektif dan efisien, bagaimana cara agar manajemen dapat melakukan penginterpretasian dan pengimplementasian hasil analisis break-even dengan tepat seiring dengan terus berubahnya selera masyarakat akan produkproduk di pasar ataupun konflik yang mungkin muncul dari internal? Jawab: Dalam menginterpretasikan hasil analisis BEP , manajer dapat memperhatikan elemen pembentuk BEP yaitu meliputi biaya tetap, biaya variabel, harga jual produk. Masalah dalam BEP ini akan muncul apabila suatu perusahaan di samping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi, sedangkan besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan.Dalam penerapan BEP, dengan menggunakan korelasi dari metode break even point dan break even analysis, manajer produksi dapat mengetahui berapa banyak unit yang harus terjual agar perusahaan mendapat keuntungan yang di inginkan. Untuk mengatasi masalah selera masyarakat atau konflik internal, manajer produksi yang baik akan terus memperhatikan biaya yang diperlukan dalam proses produksi atau proses manufaktur. Terutama biaya tetap dan biaya variabel. Jika perusahaan meningkatkan harga jual produknya maka akan merubah margin kontribusi, yang akhirnya akan mempengaruhi jumlah atau nilai break even point yang dibutuhkan perusahaan.Urusan produksi sebuah perusahaan dapat mengunakan beberapa strategi agar dapat menekan biaya variabel yang dibutuhkan. Biaya varibel yang lebih rendah berarti margin kontribusi akan semakin tinggi, keuntugan per unit pun akan semakin tinggi dan jumlah produk yang harus terjual juga menjadi lebih rendah.Perusahaan dapat menggunakan mesin dan mengadopsi teknologi terbaru atau dapat juga dengan menggunakan outsourcing sebagai salah satu strategi produksinya