LKPD Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LKPD FISIKA KELAS XI SMA ALAT-ALAT OPTIK PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA MATA



Kelompok



:



Anggota Kelompok :



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) SIKLUS III



Satuan Pendidikan



:



SMA



Mata Pelajaran



:



FISIKA



Kelas/Semester



:



XI/II



Materi Pokok



:



Alat-alat Optik



Sub Materi



:



Pembentukan Bayangan pada Mata



Alokasi Waktu



:



3 x 45 menit (1 x pertemuan)



RPP



PETUNJUK bagi Guru Untuk membantu peserta didik, guru hendaknya memerankan fungsi sebagai berikut: 1. Membantu peserta didik dalam memahami konsep dan menjawab pertanyaan/ kendala yang muncul dalam proses belajar 2. Membimbing peserta didik dalam menjawab pertanyaan dan melakukan tugas-tugas yang terdapat di dalam LKPD 3. Melaksanakan penilaian proses dan penilaian hasil belajar peserta didik secara holistik, baik penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan. 4. Menjelaskan kepada peserta didik mengenai bagian-bagian dari materi pelajaran yang terdapat dalam LKPD yang sulit dipahami. 5. Peran guru utama yang diharapkan dalam pembelajaran menggunakan LKPD adalah sebagai pembimbing, fasilitator dan penolong peserta didik yang menemukan masalah.



PETUNJUK bagi peserta didik 1. Berdoalah sebelum membaca dan memahami LKPD ini sesuai dengan kepercayaan masingmasing. 2. Bacalah LKPD ini dengan cermat. 3. Lakukan praktikum sesuai dengan petunjuk praktikum yang terdapat pada LKPD. 4. Baca buku-buku Fisika kelas XI SMA dan buku lain yang relevan berkaitan dengan materi alat optik dan prinsip kerja kamera untuk memperkuat konsep dan pemahaman Ananda. 5. Tanyakan pada guru pembimbing jika ada hal-hal yang kurang jelas.



A. KOMPETENSI INTI Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa. KI 3



: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasar-kan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,



kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab



fenomena dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prose-dural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minat-nya untuk memecahkan masalah. KI 4



: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.



B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR 4.11 : Membuat karya yang menerapkan prinsip pemantulan dan/atau pembiasan pada cermin dan lensa Indikator : 4.11.1 Merancang percobaan tentang pembentukan bayangan pada mata



D. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan percobaan tentang pembentukan bayangan pada mata, peserta didik diharapkan dapat: 1. Mendeskripsikan proses pembentukan bayangan pada model mata (normal) dengan tepat 2. Menentukan jarak terdekat dan jarak terjauh benda yang dapat ditangkap oleh retina mata berdasarkan data hasil percobaan



C. Materi pembelajaran PROSES PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA MATA 1. Proses Pembentukan Bayangan pada Mata Diagram mata manusia ditunjukkan oleh gambar 1. Pada dasarnya mata memiliki lensa cembung, dimana bayangan nyata benda yang terlihat akan terbentuk di retina, di belakang kelopak mata. Jarak antara lensa mata dan retina adalah tetap, sedangkan jarak benda yang dilihat sangat beragam mulai dari beberapa cm sampai tak Gambar 1. Diagram Mata Manusia



berhingga. Jika



jarak fokus mata tetap, maka sangat tidak mungkin terbentuk bayangan tajam pada retina kecuali untuk benda dengan jarak tertentu dari mata. Untuk alasan ini, lesa mata harus memiliki jarak fokus yang beragam. Dengan mengubah-ubah jarak fokus, bayangan benda yang terlihat dapat tepat terbentuk pada retina. Jarak fokus lensa dapat diubah-ubah dengan membuat lensa mata lebih cembung (jarak fokus lebih kecil) atau lebih pipih (jarak fokus lebih besar). Hal ini dilakukan oleh otot siliar. Ketika mata melihat benda jauh, otot siliar mengendur (relaks) sehingga lensa mata lebih pipih dan jarak fokus lebih besar, lalu bayangan jatuh tepat di retina. Ketika mata melihat benda dekat, otot-otot siliar menegang sehingga lensa mata lebih cembung atau jarak fokus lensa lebih kecil dan bayangan jatuh tepat di retina. Otot yang mengatur kecembungan lensa mata disebut otot akomodasi. Kemampuan otot tersebut untuk mengubah kecembungan lensa mata disebut daya akomodasi.



Perhitungan untuk hubungan antara jarak fokus mata, jarak benda dan jarak bayangan benda atau jarak retina ke lensa mata dapat menggunakan rumus sebagai berikut. 1 1 1 = + ā€² š‘“ š‘  š‘ 



Keterangan : f = jarak fokus mata s = jarak benda sā€™= jarak bayangan 2. Titik Dekat dan Titik Jauh Agar objek dapat terlihat jelas oleh mata, letak objek harus pada daerah penglihatan mata, yaitu daerah antara titik dekat dan ttik jauh mata tersebut. Titik dekat (punctum proksium = pp) adalah jarak yang paling dekat yang dapat dilihat dengan jelas oleh mata dengan akomodasi makslmum. Pada jarak ini kecembungan lensa mata mencapai maksimum. Titik jauh (punctum remotum = pr) adalah jarak yang paling jauh yang dapat dilihat dengan jelas oleh mata normal tanpa berakomodasi. Pada jarak ini lensa mata dalam keadaan sepipih-pipihnya. Jarak baca sekitar 25 cm, Sn = 25.



E. kegiatan pembelajaran Orientation Mengamati Coba Ananda perhatikan lingkungan sekitar! Ananda bisa melihat teman, guru, papan tulis dan benda lainnya yang terdapat di dalam kelas. Lalu jika memandang ke luar jendela kelas, Ananda juga dapat melihat pemandangan yang ada di luar kelas. Ananda dapat melihat benda dari yang jaraknya dekat hingga jarak terjauh sekalipun. Lalu, coba pejamkan mata Ananda sejenak! Maka hanya kegelapan yang dapat Ananda rasakan. Begitu pula halnya ketika kita berada di tempat yang terang, kita dapat melihat benda-benda yang terdapat di lingkungan sekitar. Namun, saat berada dalam ruangan yang gelap, kita tidak dapat melihat apapun. Untuk dapat melihat kembali kita harus menyalakan lampu sebagai sumber cahaya.



Conseptualization Menanya Kemukakanlah pertanyaan Ananda mengenai peristiwa di atas pada kolom berikut ini!



1. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. 2. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. Merumuskan Hipotesis Berdasarkan pertanyaan yang telah ditulis, rumuskanlah hipotesis/jawaban sementara Ananda pada kolom berikut ini!



1. ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ 2. ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................



Investigation Mencoba Untuk memahami tentang proses pembentukan bayangan pada mata, lakukanlah eksperimen berikut ini! ALAT DAN BAHAN No



Nama Alat



1



Jumlah



No



1



6



Nama Alat



Jumlah



3



Rel presisi Tumpakan berpenjepit



2



1



7



Diafragma anak panah



Pemegang slide diafragma



3



1



8



1



Kotak cahaya



Layar



4



1



1



9



2



Kabel penghubung Lensa f= + 50 mm



5



11



1



Lensa f = + 100 mm Lilin



10



1



Catu daya 1



Persiapan percobaan 1. Siapkan peralatan sesuai daftar pada tabel alat dan bahan 2. Susunlah peralatan seperti pada Gambar 2



Lensa f = +100 mm



Layar



Gambar 2. Rangkaian Alat Percobaan



3. Pasang ketiga tumpakan berpenjepit pada posisi 10 cm, 25 cm dan 35 cm pada rel presisi 4. Letakkan lensa f = + 100 mm pada tumpakan berpenjepit dengan posisi 25 cm dan layar tembus cahaya pada posisi 35 cm 5. Letakkan sumber cahaya (lilin) pada jarak kira-kira Ā± 2,5 m atau lebih, diukur dari ujung rel presisi. Aturlah letak lilin sedemikian sehingga posisinya segaris lurus dengan pemegang lensa dan layar. LANGKAH percobaan 1. Nyalakan lilin (sebagai objek 1 yang jauh letaknya) 2. Geser-geser lensa f = +100 mm menjauh/mendekati layar hingga didapat bayangan yang tajam pada layar. Bayangan yang terbentuk seharusnya terlihat jelas pada layar tembus cahaya. Ini menggambarkan mata melihat benda jauh tanpa akomodasi. 3. Ukur jarak lensa ke layar tembus cahaya sebagai jarak bayangan (sā€™). Kemudian ukur juga jarak lensa ke lilin sebagai jarak benda (s). Setelah didapat data jarak bayangan dan jarak benda, maka jarak fokus lensa mata saat tak berakomodasi dapat dihitung menggunakan persamaan (1). ļ‚· Jarak benda (s)



= 182 cm



ļ‚· Jarak bayangan (sā€™)



= 20 cm



ļ‚· Jarak fokus (f)



= 18,019 cm



Perumpamaan ļ‚· Lensa fokus +100 mm diumpamakan sebagai lensa mata ļ‚· Layar tembus cahaya diumpamakan sebagai retina mata 4. Pasang pemegang slide diafragma pada tumpakan berpenjepit pada posisi Ā± 15 cm dari lensa 5. Pasang diafragma anak panah pada pemegang slide diafragma (sebagai objek 2) 6. Letakkan sumber cahaya (kotak cahaya) di depan slide diafragma. Kemudian hubungkan kotak cahaya ke catu daya dengan menggunakan kabel penghubung. 7. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan PLN, lalu nyalakan catu daya. Pilihlah tegangan keluaran catu daya 9 V. 8. Amati keadaan bayangan objek 2 pada layar tembus cahaya. Apakah bayangan tetap tajam? Dalam keadaan ini mata berakomodasi minimum (bayangan tidak jelas) 9. Gantilah lensa f = +100 mm menjadi f = +50 mm. 10. Amati keadaan bayangan objek 2 pada layar tembus cahaya (retina mata). Apakah bayangan kembali menjadi tajam/jelas? Dalam keadaan sekarang mata disebut berakomodasi maksimum. ļ‚· Jarak benda (s)



= 10 cm



ļ‚· Jarak bayangan (sā€™)



= 20 cm



ļ‚· Jarak fokus (f)



= 6,67 cm



Menalar analisis data Pada model mata ini : 1. Jarak titik fokus lensa mata pada keadaan tak berakomodasi adalah 18,019 cm 2. Jarak titik fokus lensa mata pada saat berakomodasi maksimum adalah 6,67 cm 3. Jarak titik dekat model mata ini adalah 10 cm 4. Pada mata, jarak lenasa ke retina (layar) selalu tetap tetapi ukuran lensanya berubahubah 5. Sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik dan diperkecil



6. Berdasarkan percobaan yang telah Ananda lakukan, analogikan benda-benda yang dipergunakan pada percobaan dengan bagian-bagian mata manusia! Jawab : ļ‚· Lilin/lampu dianalogikan sebagai sumber cahaya yang dapat menyebabkan mata dapat melihat benda ļ‚· Benda (diafragma anak panah) dianalogikan dengan benda yang dilihat oleh mata ļ‚· Lensa cembung dianalogikan dengan lensa pada mata manusia. ļ‚· Layar tembus cahaya pada percobaan ini berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibiaskan oleh lensa cembung. Layar transparan dianalogikan dengan retina yang juga memiliki fungsi menangkap bayangan yang dibentuk oleh lensa mata. 7. Gambarkan jalannya cahaya pada mata manusia, sehingga manusia dapat melihat benda! Jawab:



ļ‚· Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea dan diteruskan melalui pupil. ļ‚· Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata. ļ‚· Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat pada retina, tepatnya di bintik kuning. ļ‚· Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian disampaikan ke otak. ļ‚· Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.



Conclusion Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, rumuskanlah kesimpulan mengenai Pembentukan Bayangan pada Mata pada kolom berikut dan bandingkanlah kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaan dengan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya serta sesuaikan dengan referensi!



1. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. 2. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. .................................................................................................................................



Discussion Mengkomunikasikan Presentasikanlah hasil diskusi kelompok Ananda dengan penuh semangat dan percaya diri!



SELAMAT BEKERJA



Tanggal



Nilai



Paraf Guru