Low Cost Hospital Yaslis Ilyas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Low Cost Hospital, Mungkinkah? 1.Pendahuluan Suatu perubahan manajemen luar biasa telah terjadi pada bisnis penerbangan nasional dan internasional. Bisnis penerbangan yang mewah dan mahal semakin ditinggalkan oleh industri penerbangan dunia. Japan Air Line yang dulunya merupakan airline yang banyak diminati oleh pebisnis sekalipun semakin ditinggalkan karena tidak mampu bersaing harga dengan pesainganya. Malahan, banyak perusahan penerbangan yang bangkrut tidak mampu merespons perubahan pasar yang terjadi seperti: American Airline dan Adam Air . Banyak perusahaan penerbangan yang terus merugi seperti: Merpati Airline. Garuda Indonesian Airline masih merupakan perusahan yang terus merugi kalau saja hutang pada pemerintah tidak dirubah menjadi dana investasi. Pada lima tahun terakhir ini, semakin banyak perusahaan mengembangkan industri penerbangan murah dan aman sehingga hampir semua orang dapat menikmati terbang dengan murah dan aman. Yang paling menonjol saat ini adalahAir Asia yang menawarkan penerbangan domestik maupun internasional paling murah dikelasnya dengan motto Now everyone can fly. Air Asia merupakan perusahaan penerbangan yang fenomenal yang telah memberikan jasa penerbangan domestik, regional dan antar benua. Pesatnya kemajuan Air Asia sampai-sampai Pemerintah Malaysia memerintahkan manajemen Malaysian Airline untuk belajar kepadanya bagaimana jasa penerbangan dibuat sedemikian rupa murah tapi tetap aman sehinggga trend penumpang terus meningkat. Perusahaan penerbangan Indonesia juga mengembangkan jasa penerbangan murah seperti Lion Air, Batavia Airline dan Mandala Air yang baru sadar dari koma. Pada 5 tahun terakhir ini bisnis penerbangan murah telah juga dinikmati masyarakat kita. Kalau dulu naik pesawat sesuatu yang mewah dan mahal sekarang harganya relatif terjangkau. Kalau kebetulan penulis terbang dengan pesaswat non Garuda tampak banyak common people terbang untuk bisnis maupun pulang kampung. Sekarang bandara Cengkarang Soekarno-Hatta penuh sesak seperti stasiun bus saja layaknya, kadang menjadi tidak nyaman karena berisik dan banyak yang merokok serta WC bandara tidak mampu dibuat bersih. 2. Bagaimana Strategi Manajemen Low Cost Carier (LCC) Konsep berpikir manajemen LCC adalah menghapus biaya yang membebankan konsumen dan memang dapat dilakukan. Dengan kata lian, menajemen tidak akan menambahkan item biaya yang tidak diperlukan sehingga tarif jadi tidak kompetitif, murah dan terjangkau. Strategi dasar LCC adalah menciptakan jasa penerbangan yang efisien, murah dan aman. Strateginya adalah penurunan harga sehingga jasa penerbangan terjangkau sehingga mampu dibeli oleh lebih banyak orang sehingga volume bisnis menjadi besar. Produk LCC ini dilakukan dengan menekan biaya operasional sehingga dapat bersaing pada segmen pasar menengah atau bawah yang mangsanya lebih luas diantaranya adalah mengurangi layanan didalam perjalanan penerbangan seperti cathering, penyediaan newspaper atau magazine, in flight entertainment,in flight shop dan lain sebagainya. LCC ini juga merupakan suatu jasa penerbangan dengan pelayanan yang serba efisien, sederhana,dan singkat. Bila waktu perjalanan relatif lama bila penumpang membutuhkan snack, lunch dan dinner mereka menjual dengan harga yang wajar dan terjangkau. Yang juga menarik adalah setiap pembelian in advance harga yang ditawarkan jauh lebih murah bisa diskon sampai 30% - 50% dari schedule tarif. Sehingga banyak pelancong merencanakan liburan mereka setahun sebelumnya dan mendapatkan potongan biaya penerbangan yang cukup besar. 3. Bagaimana Karakteristik Jasa LCC? Keinginan tahuanlah yang membawa penulis melakukan explorasi informasi tentang LCC di internet. Dari berbagai sumber didapatkan ciri-ciri manajemen LCC sebagi berikut: 



Tidak adanya penerbangan dengan kelas VIP atau Bisnis.



      



Kapasitas penumpang lebih banyak sehingga terlihat sedikit berdesak-desakkan Maskapai hanya memiliki 1 tipe pesawat untuk memudahkan training & meminimize biaya maintenance dan penyediaan spare part cadangan. Memberlakukan penanganan gound handling yang cepat dan pesawatnya mempunyai utilisasi jam terbang yang tinggi. Penjualan tidak menggunakan tiket konvensional, cukup secarik kertas berupa kupon untuk mengurangi ongkos cetak tiket. Sekarang sudah berkembang menjadi e-ticket. Seringkali maskapai melakukan promosi besar-besaran untuk memperkuat positioning dan komunikasi karena menerapkan strategi direct sales. Maskapai menerapkan pola tarif yang sangat sederhana pada satu tarif atau tarif sub class dengan harga mulai dari tarif diskon hingga mencapai 90%. Rute yang diterbangi sangat sederhana biasanya point ke point untuk menghindari miss conection di tempat transit dan dampak delay dari akibat delay flight sebelumnya.



4. Apakah Strategi Manajemen LCC dapat Diterapkan di Rumah Sakit? Pertanyaan diatas menjadi hal yang penting kalau stake holder jasa rumah sakit masih memegang konsep biaya jasa kesehatan terjangkau. Apalagi, kalau dikaitkan dengan rencana besar bangsa ini menciptakan pelayanan kesehatan untuk seluruh penduduk pada tahun 2014 dengan skema Jaminan Kesehatan Nasional. Dapatkah, cita-cita mulya dicapai dengan industri rumah sakit bercirikan kapitalis? Impian penulis dan mayoritas penduduk Indonesia adalah mendapatkan pelayanan cepat, terjangkau dan aman. Realitas biaya rumah sakit kita tidak terjangkau oleh mayoritas penduduk. Konsep biaya industri rumah sakit kita membebankan sebanyak mungkin item kepada struktur tarif. Sistem imbalan fee for services without ceiling income, biaya obat, biaya penunjang dan lainnya menimbulkan inflasi tinggi biaya pelayanan kesehatan. Sekarang ini profesi perawat minta diperlakukan sama dengan dokter dengan menuntut imbalan fee for services untuk setiap tindakan keperawatan di rumah sakit. Cukuplah sudah, manajemen rumah sakit terjerat dengan sistem fee for services untuk imbalan dokter spesialis yang berdampak buruk terhadap complicatednya mengelola dokter spesialis dan menimbulkan biaya tinggi pelayanan kesehatan. Belajar dari pengalaman LCC semestinya kita dapat menciptakan Low Cost Hospital (LCH) yang dapat terjangkau oleh kemampuan kantong mayoritas penduduk Indonesia. LCH bukan sekedar murah tetapi berkualitas dan aman serta pro rakyat. Dengan demikian, perlu kaji ulang konsep dasar penghitungan unit cost jasa pelayanan. Dari berpikir menambahitem-item biaya kepada menghapus item-item biaya yang tidak diperlukan. Menghapus biaya operasional yang tidak diperlukan sehingga menyederhanakan struktur biaya. Sebagai contoh: bedah kecil dan sedang yang dapat dilakukan di ruang poly bedah seharusnya tidak dilakukan di operation room yang meningkatkan biaya. Masih banyak item-item biaya operasional yang dapat dihapus baik pada pelayanan medis, keperawatan , laboratorium, alkes, suplai material dan administrasi yang dihapus sehingga menurunkan tarif pelayanan rumah sakit. Tentunya semua ini, berakar kepada konsepcost containment pelayanan kesehatan dengan roh 5 dasar budaya Kementerian Kesehatan R.I. yaitu: bersih, efisien, anti KKN, jujur, dan pro rakyat. Konsep LCH seharusnya dapat diterapkan pada rumah sakit pemerintah maupun swasta non-profit dan charitas. 5. Bagaiamana Bentuk Strategi LCH Terlebih dahulu kita mengetahui pengertian biaya adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan untuk memproduksi atau memperoleh suatu komoditi yang dijuga disebut produk atau jasa. Pada rumah sakit produk adalah jasa pelayanan kesehatan, misal di rumah sakit produk/outputnya adalah pelayanan rawat jalan, rawat inap, laboratorium, radiologi, kamar bedah dan lain-lain.Adapun komponen biaya rumah sakit terdiri dari biaya tetap maupun biaya operasional dengan item biaya sebagai berikut : A. Biaya Investasi  



Gedung Alat Medis dan Non Medis







Alat Penunjang medis



B. Biaya Operasional dan Pemeliharaan          



Gaji Obat/Bahan Medis Alat Medis Habis Pakai Makanan/ Gizi Bahan/Alat Non Medis habis pakai Loundry Pemeliharaan (gedung, alat medis & non medis) Umum Listrik, air, telepon, BBM Pelatihan, perjalanan dll



Memperhatikan kiat strategi manajemen LCC dan struktur komponen biaya rumah sakit, terlihat masih banyak peluang untuk menghapus dan menurunkan item biaya rumah sakit. Tentunya, perlunya perubahan paradigma berpikir dari menambah item menjadi menghilangkan dan mengurangi item biaya jasa layanan rumah sakit. Konsep LCH bukanlah tidak mempunya margin¸ tapi peningkatan margin didapatkan melalui volume produk dengan tarif yang wajar, tanpa menambahkan item biaya operasional yang tidak perlu apalagi tindakan fraud. Berikut disampaikan kiat strategi opersional LCH untuk menurunkan biaya produk layanan rumah sakit. 



  







  



  



Menghitung jumlah personel secara akurat sesuai kompetensi dan beban kerja atau output rumah sakit. Rumah sakit harus melakukan analisis beban kerja setiap unit sehingga didapatkan tenaga yang akurat. Merubah sistem imbalan dari Fee services kepada biaya berdasarkan paket layanan seperti yang telah dilaksanakan di R.S. Jantung Harapan Kita, Jakarta. Rumah sakit hanya membeli alkes dengan type yang sama untuk memudahkan training & meminimize biayamaintenance dan penyediaan spare part cadangan. Membuka waktu kerja rawat jalan lebih panjang dimulai jam 9.00 – 17.00 untuk menghindari tumpukan pasien di pagi hari dan mencegah pasien memanfaatkan Emergency Unit yang tidak diperlukan. Dengan jam buka klinik yang panjang maka volume pasien rawat jalan akan meningkat dengan tinggi dan berdampak peningkatan Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit. Pemberian obat berdasarkan formularium nasional yang dibuat Kementerian Kesehatan R.I. dengan memperioritaskan obat generik. Dapat juga menggunakan formularium DPHO yang dikembangkan PT ASKES dengan memperkaya jenis obat yang sangat dibutuhkan dengan memepertimbangkan efektifitas dan efesiensi sertapatent safety. Semua pemeriksaan yang tidak benar-benar dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa dan terapi harus dihilangkan. Semua tindakan bedah yang dapat dilakukan di poly bedah tidak boleh dilakukan di operation room. Dimasa depan rumah sakit pemerintah, Charitas dan non-profit untuk rawat inap hanya mempunyai 3 klas Private, Semi Provate dan non-private sehingga penentuan tarif lebih sederhana. Kalau memungkinkan rumah sakit pemerintah hanya mempunyai 2 klas rawat inap yaitu : Semi Provate dan non-private room. Dengan demikian, dapat menerapkan pola tarif yang lebih sederhana pada dua klas tarif pelayanan rawat inap. Melakukan kerjasama dengan pihak Asuransi Kesehatan untuk mendapatkan supply pasien dan mengamankan pendapatan rumah sakit. Melakukan kerjasama dengan pabrik obat, dan alkes untuk mendapatkan harga diskon untuk pembelian anggaran satu tahun berjalan. Melakukan kerjasama dengan pemasok bahan makanan dan loundry untuk mendapatkan harga diskon untuk pembelian anggaran satu tahun berjalan.



Masih banyak peluang untuk menurunkan dan menghilangkan item biaya layanan rawat jalan dan rawat inap rumah sakit. Tentunya, pimpinan rumah sakit lebih mengetahui dengan rinci kemungkinan yang dapat dilakukan untuk menghapus dan penurunan item biaya operasional rumah sakit. Hal ini terbilang kepada pemangku kepentingan rumah sakit Indonesia apakah konsep pro rakyat hanya lip service atau berubah menjadi suatu tindakan atau gerakan? Semoga terjadi perubahan di rumah sakit kita.... Penulis : DR. Yaslis Ilyas, DRG. MPH. HIA. MHP. AAK