3 0 193 KB
LAPORAN PENDAHULUAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN
Dosen Pembimbing: Ns. Eka Malfasari, M. Kep. Sp. Kep. J
Oleh: Elsi Lestari 17301010
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN STIKes PAYUNG NEGERI PEKANBARU 2020
KONSEP TEORI A. Definisi RPK Menurut Herdman dan Kamitsuru (2014) risko perilaku kekerasan adalah risiko perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain secara fisik, emosional, dan atau seksual. Masalah RPK ini merupakan salah satu diagnosis atau maslaah keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan gangguan jiwa berat. Perilaku kekerasan adalah hasil dari marah yang ekstrim (kemarahan) atau kekuatan (panic) sebagai respon terhadap perasaan terancam, baik berupa ancaman serangan fisik atau konsep diri (Stuart & Laraia, 2013). Keliat, Helena dan Nurhaeni (2012) menyatakan bahwa perilaku kekerasan adalah salah satu respon marah yang diekspresikan dengan melakukan ancaman, mencederai orang lain dana tau merusak lingkungan. Perasaan terancam ini dapat berasal dari stressor eksternal (penyerangan fisik, kehilangan orang berarti dan kritikan dari orang lain) dan internal (perasaan gagal ditempat kerja, perasaan tidak mendapatkan kasih sayang dan kekuatan penyakit fisik). Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesalatau marah kesalatau marah yang yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 2010). B. Etiologi RPK A. Faktor Predisposisi Faktor-faktor yang mendukung terjadinya maslaah perilaku kekerasan adalah factor biologis, psikologis dan sosiokultural. 1. Faktor Biologis : a. Instinctual drive theory ( teori dorongan naluri) Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang sangat kuat. b. Psychosomatic theory
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
Pengalaman marah adalah akibat dari respons psikologis terhadap stimulus eksternal, internal maupun lingkungan. Dalam hal ini system limbik berperan sebagai pusat untuk mengekspresikan maupun menghambat rasa marah. 2. Faktor Psikologis a. Frustration aggression theory (teori agresif – frustasi) Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari akumulasi frustasi. Frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal atau terhambat. Keadaan tersebut dapat mendorong individu berprilaku agresif karena perasaan frustasi akan berkurang melalui berprilaku kekerasan. b. Behavarial theory (teori perilaku) Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas / situasi yang mendukung. c. Existensial theory (teori eksistensi) Bertingkah laku adalah kebutuhan dasar manusia, apabila kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi melalui berprilaku konstruktif, maka individu akan memnuhinya melalui berprilaku dekstruktif. 3. Faktor social kultural Lingkungan social akan mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan marah. Norma budaya dapat mendukung individu untuk berespons asertif atau agresif. B. Faktor presipitasi Fisik, kehilangan, kematian dan lain-lain. Stresor yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu bersifat unik. Stressor tersebut dapat disebabkan dari luar maupun dalam. Contoh stressor yang berasal dari luar antara lain adalah serangan. Sedangkan stressor yang berasal dari dalam adalah putus hubungan dengan orang yang berarti kehilangan rasa cinta, kekuatan terhadap penyakit fisik. Selain itu lingkungan yang terlalu rebut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan dapat memicu perilaku kekerasan.
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
C. Tanda dan Gejala RPK Menurut Keliat & Akemat, 2006; Fontaine, 2009; Varcarolis & Halter, 2010) tanda dan gejala perilaku kekerasan adalah sebagai berikut : Tanda dan gejala utama pasien akan melakukan perilaku kekerasan yakni hiperaktifitas (mondar-mandir, gelisah, sulit untuk diminta duduk), mengepalkan tangan, mengatupkan rahang dengan kuat, muka merah, dan ekspresi wajah tegang, bergumam sendiri (nafas pendek, berkeringat, nadi cepat), berbicara keras, berteriak, menjerit dan berkata kasar seolah-olah berusaha semua orang disekitarnya mendengar, pandangan tajam, dan lama atau menghindari kontak mata dengan orang lain. Pasien mengancam secara verbal atau fisk, melempar atau memukul benda atau orang lain, merusak barang atau benda, dan tidak memiliki kemampuan mencegah atau mengendalikan perilaku kekerasan. D. POHON MASALAH Risiko Perilaku Kekerasan
Halusinasi
Isolasi sosial
Harga diri rendah
Waham
Koping individu tidak efektif
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko Perilaku Kekerasan
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
Defisit perawatan diri
F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN No
Tujuan Tujuan umum :
Intervensi Pencegahan Perilaku Kekerasan
Membantu pasien menyadari
-
kondisinya sehingga dapat mengatasi rasa marah dengan
Monitor adanya benda yang berpotensi membahayakan
-
asertif dan adaptif
Monitor keamanan barang yang dibawa oleh pengunjung
-
Monitor selama penggunaan barang yang dapat membahayakan
-
Pertahankan lingkungan bebas dari bahaya secara rutin
-
Libatkan keluarga dalam perawatan
-
Anjurkan pengunjung dan keluarga mendukung keselamatan pasien
-
Libatkan keluarga dalam perawatan
-
Latih cara mengungkapkan perasaan secara asertif
-
Latih mengurangi kemarahan secara verbal dan nonverbal
Kemandirian pasien untuk mengatasi risiko perilaku kekerasan dapat dicapai dengan optimal jika melibatkan peran keluarga dalam merawatnya. Oleh karena itu, tujuan tindakan keperawatan pada keluarga pasien RPK meliputi:
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
1. Keluarga mampu mengenali masalah risiko perilaku kekerasan (penyebab, tanda dan gejala, dampak serta manajemen marah bagi pasien) 2. Keluarga memiliki keterampilan dalam merawat pasien dengan baik 3. Keluarga mampu mengenali tanda dan gejala kekambuhan serta akses rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan jika diperlukan 4. Keluarga mampu mengatasi beban fisik, emosional, sosial maupun finansial yang dialaminya ketika merawat pasien dengan halusinasi G. Tindakan Keperawatan Tindakan keperawatan untuk mencapai kemandirian pasien dengan risiko perilaku kekerasan tidak hanya ditujukan pada pasien saja tetapi juga keluarga atau care giver. Tindakan keperawatan juga dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Menurut Stuart (2013), beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengontrol risiko perilaku kekerasan meliputi: distraksi; jika dikarenakan bagian dari dampak gejala psikosis harus dengan pengobatan, latihan asertif, latihan asertif. Tindakan keperawatan pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien secara individu sebagai berikut: 1. Strategi pelaksanaan (SP) 1: tindakan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan yaitu: a. Bantu pasien untuk mengenal masalahnya (penyebab, tanda dan gejala, dampak, dan upaya yang dilakukan pasien untuk mengatasinya). b. Jelaskan cara yang dapat dilakukan pasien untuk mengontrol risiko perilaku kekerasan (distraksi fisik: latihan tarik nafas dalam, pukul bantal atau kasur, kepatuhan pengobatan, latihan asertif, melakukan kegiatan). c. Ajarkan kepada pasien cara distraksi fisik: latihan tarik nafas dalam/ pukul bantal/ pukul kasur. Prinsip tindakan yang dipilih tidak membahayakan pasien. d. Bantu pasien menyusun jadwal kegiatan latihan tersebut 2. Strategi pelaksanaan (SP) 2: tindakan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan yaitu:
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
a. Evaluasi jadwal latihan SP 1 dan berikan pujian pada pasien b. Latih pasien minum obat dengan prinsip 8 benar obat (nama pasien, nama obat, dosis obat, waktu minum obat, cara meminum obat, benar manfaat atau respon, benar dokumentasi, benar informasi obat) c. Bantu pasien menyusun jadwal kegiatan latihan distraksi fisik dan kepatuhan minum obat 3. Strategi pelaksanaan (SP) 3: tindakan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan yaitu: a. Evaluasi hasil kegiatan harian pasien sesuai SP 1 dan SP serta berikan pujian pada pasien b. Latih pasien cara berbicara dengan asertif c. Bantu pasien menyusun jadwal kegiatan latihan berbicara asertif . 4. Strategi pelaksanaan (SP) 4: tindakan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan yaitu: a. Evaluasi hasil kegiatan harian pasien sesuai SP 1, SP 2, dan SP 3 serta berikan pujian pada pasien. b. Latih pasien untuk melakukan 2 aktivitas harian untuk mengontrol risiko perilaku kekerasan. c. Bantu pasien menyusun jadwal kegiatan 2 aktivitas harian. d. Berikan pujian Tindakan keperawatan pasien dengan risiko perilaku kekerasan melalui asuhan keperawatan pada keluarga pasien/ caregiver yang bersangkutan. Tindakan keperawatan tersebut antara lain: 1. Strategi pelaksanaan (SP) I pada keluarga pasien risiko perilaku kekerasan yaitu: a. Identifikasi masalah yang dialami saat merawat pasien b. Edukasi pada keluarga tentang mengenal masalahnya (penyebab, tanda dan gejala, dampak, dan upaya yang dilakukan pasien untuk mengatasinya). c. Edukasi menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif,
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
d. Edukasi peran keluarga cara merawat pasien untuk mengontrol risiko perilaku kekerasan: menghardik, kepatuhan pengobatan, bercakap-cakap, melakukan kegiatan, e. Latih keluarga tentang cara merawat pasien risiko perilaku kekerasan yaitu peran keluarga jika pasien berlatih latihan tarik nafas dalam, f. Edukasi keluarga untuk membantu pasien melaksanakan jadwal latihan pasien, g. Edukasi keluarga tentang tanda dan gejala kekambuhan yang disegerakan untuk rujuk, 2. Strategi pelaksanaan (SP) 2 pada keluarga pasien risiko perilaku kekerasan yaitu: a. Evaluasi hasil kegiatan SP 1 dan berikan pujian pada keluarga pasien b. Jelaskan cara merawat mengontrol risiko perilaku kekerasan pasien dengan kepatuhan minum obat pada pasien (8 benar) c. Latih keluarga memberikan obat pada pasien d. Edukasi keluarga untuk membantu pasien melaksanakan jadwal pengobatan pasien, e. Edukasi keluarga tentang tanda dan gejala kekambuhan yang disegerakan untuk rujuk, 3. Strategi pelaksanaan (SP) 3 pada keluarga pasien risiko perilaku kekerasan yaitu: a. Evaluasi hasil kegiatan SP 1 dan SP 2 dan berikan pujian pada keluarga pasien; b. Latih keluarga untuk berbicara asertif dengan pasien; c. Edukasi keluarga untuk membantu pasien melaksanakan jadwal latihan berbicara asertif pasien; d. Edukasi keluarga tentang tanda dan gejala kekambuhan yang disegerakan untuk rujuk. 4. Strategi pelaksanaan (SP) 4 pada keluarga pasien risiko perilaku kokerasan yaitu: a. Evaluasi hasil kegiatan dari SP 1, SP 2, dan SP 3 serta berikan pojian pada keluarga pasien;
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
b. Latih keluarga untuk melakukan kegiatan schari-hari dengan c. Edukasi keluarga untuk membantu pasien melaksanakan jadwal kegiatan pasien; d. Edukasi keluarga tentang tanda dan gejala kekambuhan yang disegerakan untuk rujuk; DAFTAR PUSTAKA Keliat, Budi Anna. 2006. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta : FIK, Universitas Indonesia Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika Muhith, Abdul, (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa; Penerbit CV Andi Offset,Yogyakarta. Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC . Stuart GW, Sundeen.2010. Principles and Practice of of Psykiatric Nursing (5 th ed.). St.Louis Mosby Year Book
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
LAPORAN KASUS WAHAM
Dosen Pembimbing: Ns. Eka Malfasari, M. Kep. Sp. Kep. J
Oleh: Elsi Lestari 17301010
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN STIKes PAYUNG NEGERI PEKANBARU 2020
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
Skenario Kasus Seorang laki-laki berusia 25 tahun diantar oleh keluarga ke Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru dengan alasan sudah satu minggu gelisah, kurang tidur, marah-marah dan merusak barang-barang dirumah. Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan setahun yang lalu, namun sudah seminggu ini obat pasien habis dan hanya berobat kedukun kampung. Pasien mempunyai riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa yaitu adik kandung. Pasien mengatakan bahwa dirinya memiliki ilmu dan dikuasai ilmu tarikat yang membuatnya tersiksa sampai saat ini, dan kadang mengakibatkan dia mengamuk bahkan menghancurkan semua yang ada disekitarnya. Pasien mempunyai keyakinan terhadap agama yang dianutnya, tetapi jarang untuk mengamalkannya. Pasien mengatakan bahwa dia merupakan utusan tuhan yang datang untuk menyelamatkan umat manusia. Pasien mengatakan dia datang ke RSJ ini dengan turun dari langit dan atas perintah tuhan.
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU
RUANG RAWAT
: Sebayang
IDENTITAS KLIEN Inisial : Tn. X RM. No. : 12345678 Tanggal masukRS : 05 Januari 2021 Tanggal Masuk Ruang: 05 Januari 2021 Tanggal pengkajian : 05 Januari 2021 Tgl Lahir/ Umur : 01 Januari 1996/25 Tahun Status Perkawinan : Belum menikah Pendidikan : SMA Pekerjaan : WIraswasta Agama : Islam Suku bangsa : Melayu Alamat Klien : Jl. Mirama 1, Tuah Karya Ujung Sumber informasi : Keluarga Pasien
I.
KONDISI/ KELUHAN SAAT INI Sudah 1 minggu gelisah, kurang tidur, marah-marah dan merusak barangbarang dirumah. II. ALASAN MASUK/ FAKTOR PRESIPITASI Sudah seminggu obat pasien habis dan hanya berobat kedukun kampung. III. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? √ Ya Tidak Pengobatan sebelumnya Berhasil √ Kurang berhasil Tidak berhasil 2. Trauma Usia Pelaku Korban Saksi Aniaya fisik …… ……… ……… ……… Aniaya seksual …… ……… ……… ……… Penolakan …… ……… ……… ……… Kekerasan dalam keluarga …… ……… ……… ……… Tindakan kriminal …… ……… ……… ………
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
Jelaskan ……………………………………………………………………................. ........................................... 4. Anggota keluarga yang ganguan jiwa √ Ada Tidak Jika ada : Hubungan keluarga : Adik kandung pasien Gejala : Riwayat pengobatan : 5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ? Pernah masuk Rumah Sakit Jiwa setahun yang lalu IV. Pemeriksaan Fisik 1. Tanda Vital : TD 110/90 mmHg HR 85 X/min S 37oC RR 20 x/min 2. Ukur : BB 50 Kg TB 165 cm 3. Keluhan fisik : Tidak ada V. Psikososial Genogram :
Jelaskan : Pasien merupakan anak ke 1 dari 3 bersaudara. Pasien memiliki seorang adik laki-laki yang mempunyai riwayat gangguan jiwa dan seorang adik perempuan 1. Konsep Diri a. Citra Tubuh : Keluarga mengatakan pasien menyukai seluruh anggota tubuhnya b. Identitas : Keluarga mengatakan pasien belum menikah dan masih tinggal bersama kedua orang tua c. Peran :
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
Pasien mengatakan bahwa dirinya memiliki ilmu dan dikuasai ilmu tarikat d. Ideal diri : Pasien mengatakan bahwa dia merupakan utusan tuhan yang datang untuk menyelamatkan umat manusia e. Harga Diri : Pasien sering marah-marah tidak jelas 2. Hubungan sosial a. Orang yang berarti : Keluarga b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat : Pasien jarang mengikuti aktivitas kelompok/masyarakat c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Tidak ada 3. Spiritual a. Nilai dan keyakinan : Pasien mempunyai keyakinan terhadap agama yang dianutnya b. Kegiatan ibadah Pasien jarang mengamalkan kegiatan ibadahnya VI. Status Mental 1. Penampilan √ Tidak rapi √ Penggunaan pakaian tidak sesuai Cara berpakaian tidak seperti biasanya 2. Pembicaraan Cepat √ Keras Gagap √ Inkoherensi
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan
3. √ √
Aktivitas motorik Lesu Tik Tegang Grimasem Gelisah Tremor Agitasi Kompulsif
4. Alam perasaan √ Sedih
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebihan
5. √
Afek Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
6. Interaksi selama wawancara Bermusuhan √ Defensif Tidak kooperatif √ Mudah tersinggung Kontak mata kurang Curiga 7. Persepsi Halusinasi/Ilusi Pendengaran Penglihatan Perabaan Pengecapan Penghidu Jelaskan : 8. Isi Pikir Obsesi Phobia Hipokondria Waham : √ Agama Somatik Kebesaran Curiga Jelaskan :
9. Proses pikir
Depersonalisasi Ide yang terkait √ Pikiran magis
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
√
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
Sirkumstansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of idea Blocking Pengulangan pembicaraan/ perseverasi
Jelaskan : 10. Tingkat kesadaran √ Binggung Disorientasi waktu Sedasi Disorientasi orang Stupor Disorientasi tempat Jelaskan : 11. Memori Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek Gangguan daya ingat saat ini √ Konfabulasi Jelaskan: 12. Tingkat konsentrasi dan berhitung √ Mudah beralih Tidak mampu berkosentrasi Tidak mampu berehitung sederhana Jelaskan : 13. Kemampuan penilaian Gangguan ringan √ Gangguan bermakna Jelaskan : 14. Daya titik diri √ Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar dirinya Jelaskan : VII.Kebutuhan Perencanaan Pulang 1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
√ Makanan Keamanan Perawatan kesehatan √ Pakaian Transportasi Tempat tinggal Uang Jelaskan : 2.
Kegiatan hidup sehari – hari a. Perawatan diri BT BM Mandi …… ….. Kebersihan …… ….. Makan …… ….. BAK / BAB …… ….. Ganti pakaian …… ….. Jelaskan : b. Nutrisi Apakah anda puas dengan pola makan anda ? Ya Tidak Frekuensi makan sehari : …… x Frekuensi kedapan sehari : …… x Nafsu makan Meningkat Menurun Berlebihan √ Sedikit – sedikit Berat badan : Meningkat Menurun BB terendah : …………. Kg
c.
BB tertinggi : ……Kg
Jelaskan ………………………………………………………….................... ............................. Tidur Apakah ada masalah tidur ? Ya / Tidak Apakah merasa segar setelah bangun tidur ? Ya / Tidak Apakah ada kebiasaan tidur siang ? Ya / Tidak
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
Lama tidur siang : ……… jam Apa yang menolong tidur ? …………………………................................................ Tidur malam jam : …………., berapa jam :…………… Apakah ada gangguan tidur ? √ Sulit untuk tidur Bangun terlalu pagi Somnambulisme Terbangun saat tidur Gelisah saat tidur Berbicara saat tidur Jelaskan : 3.
Penggunaan Obat √
4.
Bantuan Minimal
Bantuan Total
Pemeliharaan Kesehatan Ya Perawatan lanjutan
Tidak
√
Sistem pendukung
5.
Aktivitas di dalam rumah Ya
Tidak
Mempersiapkan makanan
√
Menjaga kerapian rumah
√
Mencuci pakaian
√
Jelaskan : 6. Aktivitas di luar Rumah Ya
Tidak
Belanja
√
Transportasi
√
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
Lain-lain
√
Jelaskan : VIII.
Mekanisme Koping Adaptif : √ Bicara dengan orang lain Mampu menyelesaikan masalah Tehnik relokasi Aktivitas konstruktif Olah raga Lainnya : … …
Maladaptif : Minum alkohol Reaksi lambat/berlebih Bekerja berlebihan Menghindar Mencederai diri Lainnya : … … …
IX. Masalah Psikososial Dan Lingkungan Masalah dengan dukungan kelompok/keluarga, uraikan Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan Masalah dengan pendidikan, uraikan Masalah dengan pekerjaan, uraikan Masalah dengan perumahan, uraikan Masalah dengan ekonomi, uraiakan Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraiakan Masalah dengan lainnya, uraiakan
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
X. Analisa Data Data
Masalah Keperawatan
Subjektif : Waham b.d 1. Pasien mengatakan bahwa dirinya memiliki keturunan ilmu dan dikuasai ilmu tarikat 2. Pasien mengatakan bahwa dia merupakan utusan tuhan yang datang untuk menyelamatkan umat manusia 3. Pasien mengatakan bahwa dia datang ke RSJ ini dengan cara turun dari langit dan atas perinta tuhan 4. Keluarga mengatakan sudah seminggu obat pasien habus dan hanya berobat kedukun kampung 5. Keluarga mengatakan memiliki riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa
faktor
biologis:
Objektif : 1. Pasien terlihat gelisah 2. Pasien berbicara berlebihan 3. Pasien menunjukkan sikap menentang atau permusuhan 4. Isi pikiran pasien tidak sesuai realitas 5. Flight of idea 6. Pasien terlihat tidak mampu merawat diri
Subjektif : 1. Pasien mengatakan bahwa dirinya memiliki Resiko perilaku kekerasan ilmu dan dikuasai ilmu tarikat yang pemikiran waham/delusi membuatnya tersiksa sampai saat ini dan kadang mengakibatkan dia mengamuk bahkan menghancurkan semua yang ada disekitarnya Objektif : 1. Keluarga mengatakan pasien merusak barangbarang dirumah 2. Keluarga mengatakan pasien marah-marah tidak jelas
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
b.d
XI. Pohon masalah Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan Perubahan proses pikir : Waham Harga diri rendah
XII. Diagnosa Keperawatan 1. Waham b.d faktor biologis: keturunan 2. Resiko perilaku kekerasan b.d pemikiran waham/delusi XIII. ASPEK MEDIK Diagnosa Medik : Waham Terapi Medik : Chlorpromazine, haloperidol DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN Klien Gangguan Jiwa : 1. Risiko perilaku kekerasan 2. Gangguan sensori persepsi : halusinasi (pendengaran, dll) 3. Isolasi sosial 4. Harga diri rendah kronis 5. Defisit perawatan diri 6. Waham 7. Risiko bunuh diri Pekanbaru, 05 Januari 2021
Elsi Lestari
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
Intervensi Keperawatan No 1.
Diagnosa keperawatan Waham b.d faktor biologis: keturunan/genetik
Tujuan
Intervensi
Setelah dilakukan tindakan Manajemen Waham (I. 0929 keperawatan 2x24 jam status Observasi orientasi membaik - Monitor waham yan Kriteria hasil : membahayakan diri - Verbalisasi waham orang lain dan lingkunga menurun - Monitor efek terapeutik - Perilaku waham samping obat menurun Terapeutik - Perilaku sesuai realita membaik - Bina hubungan inter - Isi pikir sesuai relita saling percaya membaik - Tunjukkan sikap - Pembicaraan membaik menghakimi secara kons - Kemampuan - Diskusikan waham mengambil keputusan berfokus pada perasa membaik mendasari waham - Hindari perdebatan keyakinan yang keliru, n keraguan sesuai fakta - Hindari memperkuat waham - Sediakan lingkungan am nyaman - Berikan aktivitas rekre pengalihan sesuai kebutu - Lakukan in pengontrolan perilaku w Edukasi -
-
Anjurkan mengungkap memvalidasi waham realitas) dengan oran dipercaya Anjurkan melakukan harian secara konsisten Latihan manajemen stre Jelaskan tentang waha penyakit terkait
Kolaborasi
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
-
Kolaborasi pemberian o
Orientasi Realita (I. 09297) Observasi -
Monitor perubahan orien Monitor perubahan kog perilaku
Terapeutik -
-
Perkenalkan nama saat interaksi Orientasikan orang, tem waktu Hadirkan realitas perdebatan) Sediakan lingkungan rutinitas secara konsisten Atur stimulus sensor lingkungan (mis ku pemandangan, pencahayaan, bau, sentuhan) Gunakan simbol mengorientasikan lin (mis tanda, gambar, war Libatkan dalam terapi k orientasi Berikan waktu istirahat yang cukup Fasilitasi akses informas
Edukasi 2.
Resiko perilaku kekerasan b.d pemikiran waham/delusi
Anjurkan perawatan di mandiri Ajarkan keluarga perawatan orientasi reali
Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Perilaku Keker keperawatan 2x24 jam 14544) kontrol diri meningkat Observasi Kriteria hasil: - Monitor adanya bend - Perilaku agresif/amuk berpotensi membahayak menurun - Monitor keamanan bara
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
-
Perilaku lingkungan menurun
merusak sekitar
-
dibawa oleh pengunjung Monitor selama pen barang yang membahayakan
Terapeutik -
Pertahankan lingkunga dari bahaya secara rutin Libatkan keluarga perawatan
Edukasi -
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
Anjurkan pengunjun keluarga untuk me keselamatan pasien Latih cara mengun perasaan secara asertif Latih mengurangi ke secara verbal dan n (mis relaksasi, bercerita)