LP Anak Malnutrisi Ely [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS MALNUTRISI DI RUANG SAKURA RSUD KABUPATEN BULELENG PADA TANGGAL 23 OKTOBER 2017



Oleh Putu Ely Prayunika Dewi, S.Kep NIM: 17089142035



PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG 2017



Lembar Pengesahan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Malnutrisi Di Ruang Sakura RSUD Kabupaten Buleleng Pada Tanggal 23 Oktober 2017



Telah Diterima Dan Disahkan Oleh Clinical Teacher (CT) dan Clinical Instructure (CI) Stase Anak Sebagai Syarat Memperoleh Penilaian Dari Departement Stase Anak STIKes Buleleng.



Singaraja, …… September 2017 Clinical Instruktur (CI), Ruang Sakura RSUD Kabupaten Buleleng



Clinical Teacher (CT), Stase Anak STIKes Buleleng,



Desak Putu Silawati, A.Md.Keb NIP. 1970 1001 199103 2 007



…………………………………….



NIK ………………………….



LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KEKURANGAN ENERGI PROTEIN (KEP) / PROTEIN ENERGI MALNUTRITION (PEM)



1.1 Tinjauan Teori Penyakit 1.1.1 Definisi Kekurangan Energi Protein (KEP) / Protein



Energi Malnutrition



(PEM) adalah keadan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (Soetjiningsih, 2008). Kurang Energi Protein (KEP) merupakan masalah gizi kurang akibat konsumsi pangan tidak cukup mengandung energi dan protein serta karena gangguan kesehatan (Ngastiyah, 2011) Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan seharihari sehingga tidak memenuhi Angka Kebutuhan Gizi (AKG). 1.1.2 Etiologi KEP disebabkan oleh masukan energi dan protein yang tidak mencukupi kebutuhannya, yang disebabkan oleh multi faktor yang saling terkait antara lain sebagai berikut : a. Masukan yang tidak adekuat dihubungkan dengan ketidakmampuan (kemiskinan) penyakit menyebabkan anoreksia, prosedur di RS yang memuaskan bayi dan tekanan psikologis. b. Meningkatnya kebutuhan energi karena infeksi, demam, ruda paksa/trauma neoplasma, hipertiroid dan distres pada jantung dan pernafasan.



c. Meningkatnya energi yang terbuang dapat disebabkan muntah, diare



dan sindrome malabsorbsi juga menurunkan retensi energi. Menurut Soetjiningsih, 2008 faktor-faktor penyebab kurang energi protein dibagi menjadi dua, yaitu : 1) Primer a. Susunan makanan yang salah b. Penyedia makanan yang kurang baik c. Kemiskinan d. Ketidaktahuan tentang nutrisi e. Kebiasan makan yang salah 2) Sekunder a. Gangguan pencernaan (seperti malabsorbsi, gizi tidak baik, kelainan struktur saluran) b. Gangguan psikologis.



1.1.3 Klasifikasi Kekurangan Energi Protein (KEP) dibagi menjadi tiga, yaitu : a. KEP Ringan Bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak pada pita warna kuning di atas garis merah, atau BB / U 70% – 80% baku median WHO-NCHS. b. KEP Sedang Bila hasil penimbangan berat badan pada KMS dibawah garis merah atau BB / U 60% – 70% baku median WHO-NCHS. c. KEP Berat Secara garis besar dapat dibedakan menjadi : 1) Kwashiokor : kekurangan protein Tanda-tanda : a) Edema umumnya diseluruh tubuh terutama pada kaki b) Wajah membulat dan sembab c) Perubahan status mental : cengeng, rewel kadang apatis d) Anak sering menolak jenis makanan e) Rambut berwarna kemerahan, kusam dan mudah dicabut f) Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk, anak lebih sering berbaring g) Sering disertai infeksi, anemia serta diare



h) Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas i) Pandangan mata anak tampak sayu 2) Marasmus: kekurangan energi dan protein Tanda-tanda : a) Anak tampak kurus, tinggal tulang terbungkus kulit b) Cengeng, rewel dan perut cekung c) Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada d) Wajah seperti orang tua e) Sering disertai diare kronik / konstipasi serta penyakit kronik lainnya f) Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan kurang 3) Marasmus – Kwashiokor Tanda-tandanya merupakan gabungan dari ke dua jenis KEP di atas (Moehji, 2013) 1.1.4 Tanda dan Gejala Gejala klinis untuk KEP ringan dan sedang yang ditemukan hanya anak tampak kurus. Gejala klinis berat/gizi buruk secara garis besar dapat dibedakan sebagai marasmus kwashiorkor atau marasmic kwashiorkor, adapun gejala-gejalanya adalah : a. Manifestasi klinik pada marasmus adalah : 1) Badan kurus kering 2) Tampak seperti orang tua 3) Lethargi 4) Kulit keriput 5) Ubun-ubun cekung pada bayi 6) Jaringan subkutan hilang



7) Turgor kulit jelek 8) Malaise 9) Apatis 10) Kelaparan b. Manifestasi klinik pada kwashiorkor 1) Muka sembab 2) Lethargi 3) Edema 4) Jaringan otot mengecil 5) Jaringan sub kutan tipis dan lembut 6) Warna rambut pirang atau seperti rambut jagung 7) Kulit kering dan bersisik 8) Anorexia 9) Gagal dalam tumbuh kembang 10) Tampak anemia c. Manifestasi klinik marasmic kwashiorkor Merupakan campuran dari beberapa gejala klinik kwashiorkor dan marasmus, dengan BB/U < 60% Baku Median WHO NCHS disertai oedem yang mencolok. Gambaran klinis yang timbul dari diare yaitu: 1) Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair 2) Suhu tubuh meningkat, nafsu makan menurun 3) Demam,



mual,



muntah,



anoreksia,lemah, pucat



kram



abdominal,



nyeri



tekan,



4) Gejala dehidrasi 5) Berat badan menurun 6) Mukosa bibir kering 1.1.5



Patofisiologi Makanan yang tidak adekuat, akan menyebabkan mobilisasi berbagai



cadangan



makananuntuk



menghasilkan



kalori



demi



penyelamatan hidup, dimulai dengan pembakaran cadangankarbohidrat kemudian cadangan lemak serta protein dengan melalui proses katabolic.Kalau terjadi stress katabolic (infeksi) maka kebutuhan akan protein akan meningkat,sehingga dapat menyebabkan defisiensi protein yang relative, kalau kondisi ini terjadi terusmenerus maka akan menunjukkan manifestasi kwashiorkor ataupun marasmus. Kwashiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitasnya. Kekurangan protein dalam makanan akan mengakibatkan kekurangan asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintetis dan metabolisme terutama sebagai petumbuhan dan perbaikan sel, makin berkurangnya asam amino dalam serum menyebabkan berkurangnya produksi albumin oleh hati, kulit akan tampak bersisik dan kering karena depigmentasi. Anak dapat mengalami gangguan pada mata karena kekurangan vitamin A. kekurangan mineral khususnya besi, kalsium dan seng. Edema yang terjadi karena hipoproteinemia yang mana cairan akan berpindah dari intravaskuler kompatemen ke rongga interstisial yang



kemudian menimbulkan asites. Gangguan gastrointestinal seperti adanya perlemakan pada hati dan atropi pada sel acini pancreas. Marasmus adalah suatu penyakit ang disebabkan kekurangan kalori dan protein. Pada marasmus ditandai dengan atropi jaringan, terutama lapisan sub kutan dan badan tampak kurus seperti orang tua. Pada marasmus metabolisme lemak kurang terganggu dari pada kwashiorkor, sehingga kekurangan vitamin biasanya minimal atau tidak ada pada marasmus tidak ditemukan edema akibat dari hipoalbuminemia dan atau retensi sodium. Pemenuhan kebutuhan dalam tubuh masih dapat dipenuhi dengan adanya cadangan protein sebagi sumber energi



1.1.6



Web Of Caution



Status sosial ekonomi rendah



----- + -----



Kurang pengetahuan



----- + -----



Sistem dukungan sosial tidak memadai



Defisiensi Protein



Defisiensi Sumber Kalori Katabolisme Protein & Lemak ↑



Defisiensi Asam Amino Esensial



Defisiensi energi fisik



Gangguan Sintesis Sel Ggn pertumbuhan fisik - ukuran antropometrik