16 0 146 KB
PENDAHULUAN
A. Pengertian Bayi baru lahir adalah bayi segera setelah lahir sampai dua puluh delapan hari. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini terhadap faktor-faktor yang memperlemah kondisi seorang ibu hamil perlu diprioritaskan, seperti gizi yang rendah, anemia, dekatnya jarak antara kehamilan dan buruknya hygiene. Disamping itu perlu dilakukan pula pembinaan kesehatan prenatal yang memadai dan penanggulangan faktorfaktor yang menyebabkan kematian perinatal yang meliputi : 1) perdarahan, 2) hipertensi, 3) infeksi, 4) kelahiran preterm/bayi berat lahir redah, 5) asfiksia dan 6) hipotermia ( Saifuddin, 2006 : 132 ) Adapun ciri bayi normal dan sehat adalah sebagai berikut : 1. Berat badan 2300-4000 gram 2. Panjang badan lahir 48-53 cm 3. Lingkar dada 30-38 cm 4. Lingkar kepala 33-37 cm 5. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180x/ menit, kemudian menurun sampai 120-140x/menit 6. Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80x/menit, kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40x/menit 7. Kulit kemerah-merahanndan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi verniks caseosa 8. Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna 9. Kuku telah agak panjang dan biasanya lemas 10. Genitalia : labia mayora sudah menutup labia minora (pada perempuan), testis sudah menurun pada laki-laki. 11. Refleks hisap dan meneran sudah terbentuk dengan baik 2
12. Refleks
moro
sudah
baik,
bayi
bila
di
kagetkan
akan
memperlihatkan gerakan seperti memeluk 13. Graff refleks sudah baik, apabila diletakkan pada suatu benda di atas telapak tangan bayi akan menggenggam atau adanya gerakan refleks 14. Eliminasi baik, urin dan mekonium akan keluar pada 24 jam pertama, mekonim berwarna hitam kecokelatan urut
Pusdiknaskes
(2004)
perubahan
fisiologi
pada
BBL
merupakan suatu proses adaptasi dengan lingkungan luar atau dikenal dengan kehidupan ekstra uteri. Sebelumnya bayi cukup hanya beradaptasi dengan kehidupan intrauteri. B. Adaptasi Pernafasan Pernafasan
bayi baru
lahir
tidak
teratur,
kedalamannya,
kecepatannya dan bervariasi 30 – 60 x/mnt. Rangsangan gerakan nafas pertama kali karena tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir sehingga terjadi kehilangan setengah dari jumlah cairan yang ada di paruparu, sehingga sesudah lahir cairan yang hilang diganti. Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan CO2 merangsang masuknya darah dari paru-paru kedalam atrium kiri, menyebabkan foramen ovale menutup, sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.Kemoreseptor pada sinus karotis atau rangsangan dingin didaerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan.
C. Adaptasi Kardiofaskuler Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru lahir yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses pengantaran o2 keseluruh jaringan tubuh, maka didapat perubahan, yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan duktus arteiosis antara arteri dan aorta. Perubahan ini terjadi akbat adanya tekanan pada seluruh sistem pembuluh darah mengubah tenaga dengan cara mengikatkan atau 3
mengurani resistensi, perperubahan tekanan sistem pembuluh darah dapat terjadi saat tali pusat dipotong. Resistensinya akan meningkat dan tekanan atrium kanan akan menurun karena supali darah ke atrium kanan berkurang yang dapat menyebabkan volume dan juga tekanan atrium kanan juga menurun . Perubahan lain adalah menutupnya vena umnilikus dan duktus, venosus, dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup sec.fungsional dalam beberapa menit setelah tali pusat dikelm dan penutupan jaringan fibrosa membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan(Betz & Sowden, 2005). Perbedaan sirkulasi darah dan fetus : 1. Sirkulasi darah fetus a.Struktur tambahan pada sirkulasi fetus 1) vena umbilikalis : membawa darah yang mengalami deoksigenasi dari plasenta kepermukaan hepar 2) duktus venosus : meninggalkan vena umbilikalis sebelum mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar darah dari yang mengalami oksigenasi kedalam vena cava inferior. 3) Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dekstra kedalam vebtriculue sinistra. 4) Duktus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari ventrikulus dekstra dan aorta desendens. 5) arteri hypogastrika : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus keplasenta b. Sistem sirkulasi fetus 1) vena umbilikalis : membawa darah yang kaya oksigen dan plasenta kepermukaan dalam hepar. 2) duktus venosus adlah cabang-cabang dari vena umbilikalis dan mengeluarkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi kedalam vena cava inferior
4
3) vena cava inferior : mengalirkan darah yang telah berdar dan ekstremitas inferior dan badan fetus. 4) foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami oksigenasi dalam ventrikulus dekstra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah melewati falvula mitralis ventrikulus sinistra dan kemudian melalui aorta masuk kedalam cabang assendennya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. 5) vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium dekstra. 6) arteri pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru-paru yang nonfungsional, yang hanya memerlukan nutrien sedikit. 7) duktus anteriosus : mengalirkan sebagain besar darah dari vena ventrikulus dekster kedalam aorta deseenden untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis, ekstremitas interior. 8) arteria hipodistrika : merupakan lanjutan dari arteria iliaka insternal, membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung lebih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah dan maternal. 2. Perubahan pada saat lahir a. penghentian pasokan darah dari plasenta b. Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru c. penutupan foramen ovale d. fibrosis vena umbilikalis, duktus venosus, arteria hipogastrika, duktus anteriosus D. Perubahan Termoregulasi dan Metabolik Sistem Pengaturan Tubuh Segera setelah bayi lahir, bayi akan berada ditempat yang suhu lingkungannya lebih rendah dari lingkungan dalam rahim, suhu tubuh
5
neonatus normal berkisar 36,5oC sampai 37oC. Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar (penguapan), konveksi dan radiasi sebanyak 200 kalori/kg. BB/menit,sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya per sepuluh darijumlah kehilangan panas diatas, dalam waktu yang bersamaan. Hal ini menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 2oC dalam waktu 15 menit.Akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan akan meningkat dan berakibat lebih mudah terjadinya asidosis metabolik berat sehingga kesehatan oksigen meningkat. Selain itu hipotermi pada neonatus dapat menyebabkan hipoglikemia. E. Adaptasi Neurologis(Maryuami, 2010) Pada trimester akhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih sempurna, sehingga janin diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan mata janin sangat sensitive terhadap cahaya. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi yang baru lahir : a. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat. b. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera mungkin segera setelah melahirkan badan bayi. c. Sambil secara cepat menilai pernapasannya, letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu. d. Dengan kain bersih dan kering atau kassa, lap darah atau lendir dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi. F. Adaptasi Gastrointestinal(Menurut Pusdiknakes (2003) Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir. 6
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand. G. Adaptasi Sistem Imun (Menurut Pusdiknakes (2003) protein
yang
mengandung
anti
bodi)
diantaranya:
IgG,
Pembentukan sel plasma dan anti bodi gamma A,G dan gamma M. IgA telah dibentuk saat kehamilan dua bulan dan baru dapat ditemukan segera setelah lahir, IgM ditemukan pada kehamilan 5 bulan, produksinya meningkat setelah lahir. H. Kebutuhan Nutrisi Bayi Baru Lahir Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi baru lahir, baik bayi yang dilahirkan cukup bulan (matur) maupun kurang bulan (prematur), WHO merekomendasikan pemberian ASI secara eksklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama, dan rekomendasi serupa jaga didukung oleh American Academi of pedriatrics (AAP). Asi eksklusif adalah pemberian asi tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan (M.Sholeh Kasim, 2007). I. Asuhan Keperawatan PENGKAJIAN Tanggal pengkajian : Waktu pengkajian : A. IDENTITAS Klien Nama
: 7
Jenis Kelamin : Waktu Lahir
:
Penanggung jawab Nama Ibu
:
Usia
:
Pendidikan terakhir
:
Alamat
:
Nama ayah
:
Usia
:
Pendidikan terakhir
:
Alamat
:
B. Riwayat Obstetri Ibu Usia Kehamilan
:
Pemeriksaan Antenal : Komplikasi Antenatal : C. Riwayat Perkawinan Perkawinan ke
:
Usia waktu menikah
:
Lama perkawinan
:
D. Riwayat Persalinan BB/TB ibu
:
Keadaan umum ibu
:
Jenis persalinan
:
Indikasi
:
Komplikasi persalinan
:
Lamanya ketuban pecah
:
Tempat persalinan
:
TTV
:
E. Keadaan bayi saat lahir Lahir tanggal
:
Jenis kelamin
:
8
Kelahiran
:
APGAR SCORE 0 Tdk ada
1 100
tanda Denyut jantung Pernafasa
Tdk ada
Tdk
Baik
Lemah Tdk ada
teratur Sedang Meringis
n Baik Tonus otot Menangis Peka
Biru/puti
Merah
Merah
h
jambu,
jambu
rangsang Warna
ujung biru Total Tindakan resusitasi
:
Plasenta
:
F. Pemeriksaan Fisik Umur
:
BB
:
PB
:
Lingkar kepala
:
Lingkar dada
:
TTV
:
Keadaan Umum
:
Kepala
:
Mata
:
Hidung
:
Mulut
:
Telinga
:
Leher
:
9
Dada
:
Abdomen
:
Lanugo
:
Vernik
:
Ekstremitas
:
Genetalia
:
Status neurologis
:
G. Pengkajian sistem Aktivitas/istirahat
:
Eliminasi
:
Nutrisi
:
II. ANALISA DATA No
Tanggal/jam Data
Problem
Etiologi
TTD
Fokus
3. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 4. RENCANA KEPERAWATAN No Dx
Dx kep
Tujuan
Intervensi
TTD
Respon
TTD
5. TINDAKAN KEPERAWATAN Tgl/jam
No Dx
Implementasi
6. CATATAN KEPERAWATAN Tgl/jam
No Dx
Evaluasi
TTD
10
Diagnosa Keperawatan 1. Hipotermi berhubungan dengan BBL, lingkungan dingin 2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi tertahan di bronkus 3. Resiko infeksi b.d trauma pemotongan tali pusat J. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Diagnosa No . 1.
Tujuan
Perencanaan
Keperawatan Hipotermi
Setelah dilakukan asuhan
berhubungan
keperawatan selama 1x1
dengan
jam
BBL,
diharapkan
lingkungan
termoregulasi
dingin
kembali efektif dengan
Nadi
dan
dalam Status
Rencanakan suhu
secara kontinyu 3.
Monitor vital sign
4.
Monitor
warna
kulit
Rr
Monitor
tanda-
tanda
batas
hipertermi/hipotermi 6.
hidrasi
adequate
suhu
monitoring
5.
normal
2.
Suhu tubuh dalam rentang normal
Monitor
minimal 2jam sekali
klien
criteria hasil:
1.
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
7.
Segera
selimuti
Tidak gelisah
bayi/klien
Warna kulit tidak
mencegah kehilangan
tampak pucat
panas 8.
Atur
untuk
lingkungan
yang nyaman 9.
Berikan
11
penghangat
sesuai
suhu tubuh 10.
Pakaikan
topi,
kaos kaki pada bayi supaya hangat 2
Bersihan jalan
Setelah dilakukan asuhan 1. Pastikan oral/trachea
nafas
keperawatan selama 1x30
tidak
suctioning
efektif
menit
berhubungan
sirkulasi pernafasan klien
sebelum dan setelah
dengan sekresi
kembali efektif dan jalan
suctioning
tertahan
nafas
klien
efektif
dengan
bronkus
di
diharapkan 2. Auskultasi suara nafas
kembali 3. Berikan O2 dengan criteria
hasil:
menggunakan untuk
nasal
memfasilitasi
suction nassotrakeal
Tidak sianosis
ada 4. Gunakan dan setiap
dipsneu
tindakan
Menunjukkan jalan nafas yang
alat
steril
melakukan
5. Monitor
status
oksigen klien
paten (klien tidak 6. Hentikan suction dan merasa tercekik) berikan oksigen Irama nafas, apabila klien frekuensi menunjukkan pernafasan dalam
bradikardi
batas normal
peningkatan
Tidak ada suara
O2
abnormal
saturasi
7. Buka jaln nafas 8. Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi
12
9. Lakukan
fisioterapi
dada jika perlu 10. Auskultasi suara nafas catat
adanya
suara
tambahan. 3.
Resiko infeksi
Setelah dilakukan asuhan 1. Bersihkan lingkungan
b.d
keperawatan
trauma
selama diharapkan
setelah dipakai pasien
pemotongan
3x24jam
tali pusat
system kekebalan tubuh 2. Pertahankan klien kembali adequate dengan criteria hasil:
lain teknik
iolasi 3. Instruksi
pada
pengunjung
Klien bebas dari
mencuci tangan saat
tanda-tanda
berkunjung
gejala infeksi
untuk
Jumlah dalam normal
dan
dan
setelah berkunjung
leukosit 4. Gunakan sabun anti batas mikroba untuk cuci tangan 5. Cuci
tangan
setiap
sebelum dan sesudah tindakan 6. Tingkatkan
intake
nutrisi 7. Berikan
terapi
antibiotic kalau perlu 8. Monitor
tanda
dan
gejala infeksi sistemik dan local 9. Monitor
hitung
granulosit, WBC
13
10. Berikan kulit
perawatan pada
area
epidema 11. Inspeksi kondisi luka.
DAFTAR PUSTAKA
14
Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta. Dewi vivian nanny.2010.Asuhan neonatus,bayi,balita.Jakarta:Salemba Medika. Rukiyah, AI yeyn&lia yulianti.2010 Asuhan neonatus,bayi &anak balita, Jakarta: Trans info medika. Saefuddin,B.A.2001.Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Yayasan
Bina
Winknjosastro,H.2000.Ilmu Prawirohardjo:
Pustaka
Sarwono
Kebidanan.Yayasan
Bina
Prawirohardjo:Jakarta. Pustaka
Sarwono
Jakarta.
.
15