LP Hamil Patologis PE Ringan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ R ” UK 40 MINGGU G1P0A0 DENGAN PREEKLAMPSIA RINGAN DI PUSKESMAS GEMARANG



DISUSUN OLEH : DEWI PUSPITASARI 201801010



STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN PRODI D-III KEBIDANAN Tahun Ajaran 2020/2021



LEMBAR PENGESAHAN



Lembar Asuhan Kebidanan pada Ny “R” UK 40 minggu G 1P0A0 dengan preeklampsia ringan di Puskesmas Gemarang Kabupaten Madiun. Dibuat sebagai Laporan Asuhan Kebidanan oleh : Nama : Dewi Puspitasari Nim



: 201801010



Telah disahkan dan disetujui pada : Hari



:



Tanggal :



Mahasiswa



(Dewi Puspitasari) Mengetahui, Pembimbing Akademik



(Heny Eka Puji Lestari,S.ST.,M.Kes)



Pembimbing Ruangan



(Sulistyowati



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saaat fertilisasi hingga lahirnya bayi kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan internasional (Prawirohardjo,2018). Menurut manuaba, 2010. Tanda pasti kehamilan adalah adanya gerak janin dalam rahim, teraba bagian-bagian janin, terdengar jelas denyut jantung janin. Sedangkan tanda dugaan hamil adalah amenore (terlambat datang bulan), mual dan muntah (emesis), ngidam, sinkope atau pingsan, payudara tegang, sering miksi, konstipasi atau obstipasi, pigmentasi kulit, epulis dan varises. Kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologis antara lain perubahan fisik, sistem pencernaan, respirasi, sirkulasi darah, metabolisme. Pada umumnya kehamilan berkembang normal namun kadang tidak sesuai yang diharapkan. Sulit diprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu, hamil normal dan mendeteksi kelainan yang menyertai kehamilan sehingga dapat dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinan. Kunjungan antenatal sebaiknya paling sedkit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dua kali saat trimester ketiga. Dalam pelayanan antenatal terdapat standart minimal termasuk “7T yaitu (timbang) berat badan, ukur (tekanan darah), ukur (tinggi fundus uteri), pemberian imunisasi TT, pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual, temu wicara dalam rangka rujukan (Prawirohardjo,2018). Kehamilan terbagi dalam tiga trimester dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke- 13 hingga minggu ke- 27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke- 28 hingga minggu ke-40). Komplikasi yang mungkin terjadi pada trimester pertama adalah



mual dan muntah yang berlebihan (hiperemesis gravidarum), perdarahan (abortus), nyeri perut yang berlebihan (kehamilan ektopik terganggu). Pada trimester kedua adalah pusing berlebihan, pandangan mata kabur dan oedema menetap pada wajah dan tangan, trimester ketiga nyeri perut yang berlebihan tanpa perdarahan (solutio plasenta), varises dan oedema. Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra, dan postpartum. Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat. Pembagian preeklampsia menjadi berat dan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab seringkali ditemukan penderita dengan preeklampsia ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam koma. Secara teoritik urutan-urutan gejala yang timbul pada preeklampsia ialah edema, hipertensi dan proteinuria. Dari semua gejala tersebut, timbulnya hipertensi dan proteinuria merupakan gejala yang paling penting, namun penderita seringkali tidak merasakan perubahan ini, bila penderita sudah mengeluh adanya gangguan nyeri kepala, gangguan penglihatan, atau yeri epigastrium maka penyakit ini sudah cukup lanjut (Prawirohardjo,2018). B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu melaksanakan dan menerapkan secara alamiah dalam bentuk asuhan kebidanan kehamilan normal. 2. Tujuan Khusus Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal, maka mahasiswa diharapkan mampu : a. Melakukan pengkajian data b. Mengidentifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan c. Menentukan rencana tindakan d. Melakukan tindakan sesuai dengan rencana e. Mengevaluasi asuhan yang diberikan



C. Manfaat 1. Bagi Mahasiswa Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah. Serta mendapatkan pengalaman dalam melakukan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu hamil. 2. Bagia Pasien / klien Agar klien mendapatkan perawatan atau penanganan khusus sesuai asuhan kehamilan dan asuhan kebidanan. 3. Bagi Penulis Selanjutnya Sebagai tambahan informasi atau masalah bagi petugas medis karena dalam meningkatkan kualitas pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil.



BAB II TINJAUAN TEORI A. Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke- 13 hingga minggu ke- 27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke28 hingga minggu ke-40) (Prawirohardjo, 2018). Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, pelepasan ovum, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterem (Manuaba,2010). 2. Tanda Pasti Kehamilan a. Gerak janin dalam rahim b. Teraba atau terlihat gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin c. Denyut jantung janin terdengar jelas (Manuaba,2010). 3. Tanda Tidak Pasti Kehamilan a. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya kehamilan b. Pemeriksaan



tes



biologis



kehamilan



positif.



Tetapi



sebagian



kemungkinan positif palsu (Manuaba,2010). c. Kontraksi Braxton Hiks yang terjadi akibat peregangan miometrium yang disebabkan oleh terjadinya pembesaran uterus. d. Tanda Chadwick adalah perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina, dan serviks



e. Tanda Goodell adalah perubahan konsistensi (yang dianalogikan dengan konsistensi bibir) serviks dengan konsistensi kenyal (dianalogikan dengan ujung hidung) pada saat tidak hamil. f. Tanda hegar adalah pelunakan dan kompresibilitas ismus serviks sehingga ujung-ujung jari seakan dapat ditemukan apabila ismus ditekan dari arah yang berlawanan g. Ballotement positif, jika dilakukan pemeriksaan palpasi diperut ibu dengan cara menggoyang-goyangkan salah satu sisi, maka akan terasa pantulan disisi yang lain (Prawirohardjo,2018). 4. Tanda Dugaan Kehamilan a. Amenorea (terlambat datang bulan) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan dolikel de graff dan ovulasi b. Mual dan muntah (emesis) Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness c. Ngidam d. Sinkope atau pingsan Terjadi gangguan sirkulasi darah ke daerah kepala menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu e. Payudara tegang f. Sering miksi Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang g. Konstipasi atau ostipasi Pengaruh progesteron dapat menghambat peristalik usus, menyebabkan kesulitan untuk BAB h. Pigmentasi kulit i. Epulis, hipertrofi gusi yang disebut epulis



j. Varises ( Manuaba,2010). 5. Perubahan Anatomi dan Fisiologis Pada Ibu Hamil a. Uterus Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofis dan hiperplasia, sehingga menjad seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin. Perubahan pada isthmus uteri (rahim) menyebabkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh. 1). Pada usia kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion, dimana desidua kapsularis dan parietalis telah menjadi satu. Tinggi rahim adalah setengah dari jarak simpisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya 2). Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus uteri terletak dua jari dibawah pusat sedangkan pada usia 24 minggu tepat ditepi atas pusat 3). Pada usia kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 3 jari diatas pusat atau sepertiga jarak anatara pusat dan prosesus xipoideus 4). Pada usia kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri adalah setengah jarak prosesus xipodeus dan pusat 5). Pada usis kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri sekitar satu jari dibawah prosesus xipodeus dan kepala bayi belum masuk pintu atas panggul 6). Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun setinggi tiga jari dibawah prosesus xipodeus (Manuaba,2010) b. Serviks Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks. Serviks bersifat



seperti katup yang bertanggung jawab menjada janin didalam uterus sampai akhir kehamilan dan selama persalinan. Pada perempuan yang tidak hamil berkas kolagen pada serviks terbungkus rapat dan tidak beraturan. Selama kehamilan kolagen secara aktif disintesis dan secara terus menerus diremodel oleh kolagenase, yang disekresi oleh sel serviks dan neutrofil. Pada akhir trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus. Hal ini terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan. Pada saaat kehamilan mendekati kolagen onsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang relatif dilusi dalam keadaan menyebar (dispersi) dan termodel menjadi serat (Prawirohardjo,2018). c. Vagina Vagina dan vula mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebirubiruan (tanda chadwick) d. Ovarium Dengan terjadinya kehamilan indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuk plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili korealis yang mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang mirip dengan hormon hipofisis anterior. e. Payudara Payudara dan mammae membesar tegang serta glandula montgomery makin jelas, kolostrum mulai keluar. Masa ini dipersiapkan untuk laktasi, teraba naduli-naduli karena hipertrofi dari kelenjar alveoli, bayangan vena biru, hyperpigmentasi areola dan papila, kalau diperas seperti kolostrum. f. Sirkulasi Darah Volume darah dalam kehamilan bertambah secara psialogik dengan adanya pencairan darah yang disebut hemodelusi kurang lebih 25% dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang



meninggi kurang lebih 30% protein albumin darah yang kian meningkat perlahan pada kehamilan akhir (Manuaba,2010). g. Sistem Respirasi Pada kehamilan, terjadijuga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu, terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20 sampai 25% dari pada biasanya. h. Kulit Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang (Manuaba,2010) 6. Tanda Bahaya Pada Kehamilan Tanda



bahaya



pada



kehamilan



adalah



tanda



gejala



yang



menunjukkan ibu atau bayi yang dikandung dalam keadaan bahaya atau mengancam, umumnya gangguan ini dapat terjadi mendadak dan tidak diperkirakan sebelumnya. Adapun tanda bahaya kehamilan diantaranya : perdarahan dari jalan lahir (kehamilan muda dan kehamilan lanjut), mual muntah berlebihan, sakit kepala hebat, gangguan penglihatan, bengkak pada wajah dan ekstermitas yang menetap, gerakan janin berkurang, nyeri perut hebat, keluar air ketuban sebelum waktunya, kejang dan demam tinggi (Hatini,2018). 7. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Oksigen, personal hygiene, nutrisi, pakaian, eliminasi, seksual. 8. Kebutuhan Psikologis Pada Masa Kehamilan Support keluarga, support tenaga medis, rasa aman dan nyaman, persiapan sibling. 9. Standart Asuhan Kehamilan



Kunjungan Awal ANC a. 1x pada TM I (Uk 0-13 minggu) b. 1x pada TM II (Uk 14-27 minggu) c. 2x pada TM III (Uk 28-40 minggu) Pelayanan standart yaitu 7T, sesuai kebijakan depkes, standart minimal pelayanan pada ibu hamil adalah & bentuk, antara lain : a. Timbang BB b. Ukur TD c. Ukur TFU d. Pemberian imunisasi TT e. Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan f. Lakukan tes penyakit menular g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan 10. Perubahan Psikologis Pada Masa Kehamilan a. Pada TM I (1-13 minggu) Pada TM pertama ini merasa kurang sehat dan sering memberikan kehamilannya yang disebabkan oleh rasa mual dan muntah, kebutuhan sex menurun. b. Pada TM II (14-27 minggu) Ibu terbiasa oleh kadar hormon yang lebih tinggi sehingga merasa sehat, ibu sudah menerima kehamilannya dan merasakan kehadiran bayinya dengan gerakan janin. Ibu merasa lapar, rasa kecemasan dan libidonya meningkat. c. Pada TM III (28-40 minggu ) TM III merupakan fase yang membutuhkan perhatian khusus karena pada TM ini mungkin komplikasi sangat mudah terjadi. Ukuran janin yang sudah mulai besar dan juga keseimbangan tubuh juga sudah muali terganggu. B. Preeklampsia Pada Kehamilan 1. Pengertian Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra, dan postpartum. Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat



dibagi menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat. Pembagian preeklampsia menjadi berat dan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab seringkali ditemukan penderita dengan preeklampsia ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam koma. Secara teoritik urutan-urutan gejala yang timbul pada preeklampsia ialah edema, hipertensi dan proteinuria. Dari semua gejala tersebut, timbulnya hipertensi dan proteinuria merupakan gejala yang paling penting, namun penderita seringkali tidak merasakan perubahan ini, bila penderita sudah mengeluh adanya gangguan nyeri kepala, gangguan penglihatan, atau yeri epigastrium maka penyakit ini sudah cukup lanjut (Prawirohardjo,2018). 2. Preeklampsia Ringan a. Definisi Preeklamsia ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel. b. Diagnosis Diagnosis preeklamsia ringan ditegakkan berdasarkan atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/ atau edema setelah kehamilan 20 minggu. 1). Hipertensi: sistolik/diastolik > 140/90 mmHg. Kenaikan sistolik > 30 mmHg dan kenaikan diastolik > 15 mmHg tidak dipakai lagi sebagai kriteria preeklampsia. 2). Proteinuria: > 300 mg/24 jam atau > 1 + dipstik 3). Edema: edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria preeklampsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisata c. Manajemen umum preeklamsia ringan Pada setiap kehamilan disertai penyulit suatu penyakit, maka selalu dipertanyakan bagaimana: 1). Sikap terhadap penyakitnya, berarti pemberian obat-obatan atau terapi medika mentosa 2). Sikap terhadap kehamilannya, berarti mau diapakan kehamilan ini



a). Apakah kehamilan akan diteruskan sampai aterm ? Disebut perawatan kehamilan “konservatif” atau “ekspektatif” b). Apakah kehamilan akan diakhiri (ditermnasi)? Disebut perawatan kehamilan “aktif” atau “agresif” d. Tujuan umum perawatan preeklamsia Mencegah kejang, perdarahan intrakranial, mencegah gangguan fungsi organ vital dan melahirkan bayi sehat. e. Rawat jalan (ambulasi) Ibu hamil dengan preeklampsisa ringan dapat dirawat secara rawat jalan. Dianjurkan ibu hamil banyak istirahat (berbaring/tidur miring), tetapi tidak harus mutlak selalu tirah baring. Pada umur kehamilan di atas 20 minggu, tirah baring dengan posisi miring menghilangkan



tekanan



rahim



pada



kava



inferior,



sehingga



meningkatkan aliran darah balik dan akan menambah curah jantung. Hal ini berarti pula meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital. Penambahan aliran darah ke ginjal akan meningkatkan filtrasi glomeruli dan meningkatkan diuresis. Diuresis dengan sendirinya meningkatkan eksresi natrium, menurunkan



reaktivitas



kardiovaskular,



sehingga



mengurangi



vasospasme . Peningkatan curah jantung akan meningkatkan pula aliran darah rahim, menambah oksigen plasenta, dan memperbaiki kondisi janin dalam rahim. Pada preeklampsia tidak perlu dilakukan restriksi garam sepanjang fungsi ginjal masih normal. Diet yang mengandung 2 g natrium atau 4-6 g NaCl (garam dapur) adalah cukup. Kehamilan sendiri lebih banyak membuang garam lewat ginjal, tetapi pertumbuhan janin justru membutuhkan lebih banyak konsumsi garam. Bila konsumsi garam hendak dibatasi, hendaknya diimbangi dengan konsumsi cairan yang banyak, berupa susu atau air buah. Diet diberikan cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, garam secukupnya. Tidak diberikan obat diuretik, antihipertensi dan sedatif. Dilakukan pemeriksaan laboratorium Hb, hematokrit, fungsi hati, urin lengkap, dan fungsi ginjal. f. Rawat Inap (dirawat di RS)



Pada keadaan tertentu ibu hamil dengan preeklampsia ringan perlu dirawat di RS. Kriteria preeklampsia ringan dirawat di RS ialah bila tidak ada perbaikan tekanan darah, kadar proterinuria selama 2 minggu, adanya satu atau lebih gejala dan tanda-tanda preeklamsia berat. Selama di RS dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorik. Pemeriksaan kesejahteraan janin, berupa pemeriksaan USG dan Doppler khususnya untuk evaluasi pertumbuhan janin dan jumlah cairan amnion. Pemeriksaan nonstress test dilakukan 2x seminggu dan konsultasi dengan mata, jantung g. Perawatan Obstetrik yaitu sikap terhadap kehamilannya Menurut Williams, kehamilan preterm ialah kehamilan antara 22 minggu sampai < 37 minggu. Pada kehamilan preterm (37 minggu), persalinan ditunggu sampai terjadi onset persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal persalinan. Persalinan dapat dilakukan secara spontan, bila perlu memperpendek kala II. 3. Preeklampsia Berat a. Definisi Preeklampsia berat ialah preeklampsia dengan tekanan darah sitolik > 160 mmHg dan diastolik >110 mmHg disertai proteinuria 5 g/24 jam b. Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasar kriteria preeklampsia berat sebagai berikut: 1). Tekanan darah sistolik >160 mmHg dan diastolik >110 mmHg. Tekanan darah ini tidak bisa turun meski ibu hamil telah dirawat di RS 2). Proteinuria lebih 5g/24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan kualitatif 3). Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500 cc/24 jam 4). Kenaikan kadar kreatinin plasma



5). Gangguan visual dan serebral, penurunana kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan pandangan kabur 6). Nyeri epigastrum atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen 7). Edema paru-paru dan sianosis 8). Hemolisis mikroangiopatik 9). Trombosinopenia berat: 10gr/dL.



b). Golongan darah: Untuk mempersiapkan calon pendonor darah jika



sewaktu-waktu



diperlukan



karena



adanya



situasi



kegawatdaruratan c). USG: Pemeriksaan USG dapat digunakan pada kehamilan muda untuk mendeteksi letak janin, perlekatan plasenta, lilitan tali pusat, gerakan janin, denyut jantung janin, mendeteksi tafsiran berat janin dan tafsiran tanggal persalinan serta mendeteksi adanya kelainan pada kehamilan. d). Protein urine dan glukosa urine: Urine negative untuk protein dan glukosa 2. Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan Perumusan diagnosa kehamilan disesuaikan dengan nomenklatur kebidanan, seperti G2P1A0 usia 22 tahun usia kehamilan 30 minggu fisiologis dan janin tunggal hidup. Perumusan masalah disesuaikan dengan kondisi ibu. Menurut Bobak, dkk (2005) dan Prawirohardjo (2010), keluhan yang muncul pada kehamilan trimester III meliputi sering kencing, nyeri pinggang dan sesak napas akibat pembesaran uterus serta rasa khawatir akan kelahiran bayinya dan keselamatannya. Selain itu, konstipasi dan sering lelah merupakan hal wajar dikeluhkan oleh ibu hamil (Mochtar, 2011). Contoh kebutuhan TM III adalah perubahan fisik dan psikologis ibu TM III, tandatanda persalinan, tanda bahaya kehamilan TM III, persiapan persalinan, pengurang rasa nyeri saat persalinan, pendamping persalinan, ASI, cara mengasuh bayi, cara memandian bayi, imunisasi dan KB. 3. Perencanaan Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi ibu, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif. Sesuai dengan Kemenkes RI (2013), standar pelayanan antenatal merupakan rencana asuhan pada ibu hamil yang minimal dilakukan pada setiap kunjungan antenatal, antara lain timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur LILA, ukur TFU, tentukan status imunisasi dan berikan imunisasi TT sesuai status imunisasi, berikan tablet tambah darah, tentukan presentasi janin dan hitung DJJ, berikan konseling mengenai



lingkungan yang bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat dan rekreasi, perawatan payudara, body mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan eliminasi, senam hamil, serta persiapan persalinan dan kelahiran bayi, berikan pelayanan tes laboratorium sederhana, dan lakukan tatalaksana. 4. Pelaksanaan Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan dengan rencana asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada ibu dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Asuhan kebidanan pada ibu hamil itu meliputi menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur tekanan darah, mengukur LILA, mengukur TFU, menentukan status imunisasi dan memberikan imunisasi TT sesuai status imunisasi, memberikan tablet tambah darah, menentukan presentasi janin dan menghitung DJJ, memberikan konseling mengenai lingkungan yang bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat dan rekreasi, perawatan payudara, body mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan eliminasi, senam hamil, serta persiapan persalinan dan kelahiran bayi, memberikan pelayanan tes laboratorium sederhana, dan melakukan tatalaksana. 5. Evaluasi Penilaian atau evaluasi dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai dengan kondisi ibu kemudian dicatat, dikomunikasikan dengan ibu dan atau keluarga serta ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi ibu. a. Telah dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, tekanan darah, LILA, dan TFU. b. Status imunisasi tetanus ibu telah diketahui dan telah diberikan imunisasi TT sesuai dengan status imunisasi. c. Telah diberikan tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan. d. Telah didapat presentasi janin dan denyut jantung janin. e. Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali mengenai lingkungan yang bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat dan rekreasi, perawatan payudara, body mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan eliminasi, senam hamil, serta persiapan persalinan dan kelahiran bayi.



f. Telah dilakukan pemeriksaan laboratorium. g. Telah diberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai dengan permasalahan yang dialami. 6. Dokumentasi Pencatatan atau pendokumentasian dilakukan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan atau kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada formulir yang tersedia dan ditulis dalam bentuk SOAP. a. S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa dengan klien. b. O adalah data obyektif, mencatat hasil-hasil pemeriksaan terhadap klien. c. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan maalah kebidanan. d. P



adalah



penatalaksanaan,



mencatat



seluruh



perencanaan



dan



penatalaksanaan yang sudah dilakukan, seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi dan rujukan. DAFTAR PUSTAKA Handayani, S. 2017. Dokumentasi Kebidanan. Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. Hatini, E. 2018. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Malang: Wineka Media. Manuaba, I.,dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan Ed 2. Jakarta:EGC. Prawirohardjo, S . 2018. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.