LP HDR [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH



Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Keperawatan Jiwa di Ruang 23 Empati RS. Dr. Saiful Anwar Malang



Disusun oleh: VITARA DARU RAHMI 190070300111026



PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019



HARGA DIRI RENDAH



1. Pengertian Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Harga diri rendah kronik merupakan evaluasi diri negatif atau perasaan negatif tentang diri sendiri atau kemampuan diri yang berlangsung minimal tiga bulan (Herdman & Kamitsuru, 2018). Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa. Harga diri rendah muncul akibat dari penilaian internal individu maupun penilaian eksternal yang negatif. Penilaian internal adalah penilaian yang berasal dari diri individu sendiri, sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian dari luar diri individu (misalnya lingkungan) yang mempengaruhi penilaian individu tersebut. 2. Rentang respon Konsep diri seseorang terletak pada suatu rentang respons antara ujung adaptif dan ujung maladaptif, yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan identitas, dan depersonalisasi (Yusuf dkk, 2015).



Respon Maladaptif



Respon Adaptif Aktualisasi diri



Konsep diri positif



Harga diri rendah



Kerancuan identitas



Depersonalisasi



Aktualisasi diri : Pernyataan diri tentang konsep diri yang (+) dengan latar belakang pengalaman nyata yg sukses dan diterima. Konsep diri positif : Konsep diri (+) apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi social. Harga diri rendah : Transisi antara respon konsep diri adaptif dengan konsep diri maladaptif. Merasa diri tidak berharga, terhina dan terhempas dalam kehidupan, selalu gagal dan salah.



Kerancuan identitas : Kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas masa kanak-kanak kedalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis. Depersonalisasi : Perasaan yg tidak realistis dan asing thd diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan, serta tidak



dapat membedakan



dirinya dengan orang lain.



3. Penyebab Proses terjadinya harga diri rendah pada pasien akan dijelaskan dengan menggunakan konsep stress adaptasi Stuart



yang meliputi stressor dari faktor



predisposisi dan presipitasi, yaitu : a.



Faktor Predisposisi Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya harga diri rendah, meliputi: 1) Faktor Biologis Pengaruh faktor biologis meliputi adanya faktor herediter anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, riwayat penyakit atau trauma kepala. 2) Faktor Psikologis Pada pasien yang mengalami harga diri rendah, dapat ditemukan adanya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, seperti penolakan dan harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang; kurang mempunyai tanggungjawab personal; ketergantungan pada orang lain; penilaian negatif pasien terhadap gambaran diri, krisis identitas,peran yang terganggu, ideal diri yang tidak realistis; pengaruh penilaian internal individu. 3) Faktor Sosial Budaya Pengaruh sosial budaya meliputi penilaian negatif dari lingkungan terhadap pasien yang mempengaruhi penilaian pasien,sosial ekonomi rendah, riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak, dan tingkat pendidikan rendah.



b.



Faktor Presipitasi Faktor presipitasi harga diri rendah antara lain: 1) Trauma : penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan. 2) Ketegangan peran : berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi. a) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan.



b) Transisi peran situasi :



terjadi



dengan



bertambah



atau



berkurangnya



anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian. c) Transisi peran sehat-sakit : sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat dan keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh; perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal; prosedur medis dan keperawatan. Harga diri rendah dapat terjadi secara: 1) Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba- tiba misalnya: kecelakaan, putus sekolah, perceraian, PHK, perasaan malu karena sesuatu terjadi pada dirinya (perkosaan atau pernah dipenjara). Hal ini terjadi karena: -



Privasi klien yang kurang diperhatikan



-



Harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh tidak sesuai harapan karena penyakit yang dialami



-



Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai privacy klien misalnya: berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan sebelumnya



2) Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung sebelum sakit/dirawat, dimana klien mempunyai cara berpikir yang negatif



4. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala harga diri rendah dapat dinilai dari ungkapan pasien yang menunjukkan penilaian negatif tentang dirinya dan didukung dengan data hasil wawancara dan observasi. a. Data Subjektif: Pasien mengungkapkan tentang: -



Hal negatif diri sendiri atau orang lain



-



Perasaan tidak mampu



-



Pandangan hidup yang pesimis



-



Penolakan terhadap kemampuan diri



b. Data Objektif: -



Penurunan produktivitas



-



Tidak berani menatap lawan bicara



-



Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi



-



Bicara lambat dengan nada suara lemah



5. Pohon Masalah Isolasi Sosial: Menarik Diri



Affect



Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah



Core Problem



Koping Individu: Tidak Efektif



Presipitasi - Ditinggal orang yang dia cintai - Kehilangan - Musibah alam



Predisposisi - Kepribadian introvert - Genetik - Sosial budaya



Causa



6. Diagnosa Keperawatan Harga diri rendah situasional/kronik 7. Rencana Tindakan Keperawatan Tujuan : 



Tujuan untuk Pasien: –



Dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki







Dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan







Dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan







Dapat melatih kegiatan yang yang sudah dipilih sesuai kemampuan







Dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih



Tindakan Keperawatan : Membina hubungan saling percaya, dengan cara: a)



Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien.



b)



Perkenalkan diri dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang Perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien yang disukai.



c)



Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini.



d)



Buat kontrak asuhan: apa yang Perawat akan lakukan bersama pasien, berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya dimana.



e)



Jelaskan bahwa Perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi.



f)



Tunjukkan sikap empati terhadap pasien.



g)



Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan.



1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah : a) Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat daftar kegiatan)



b) Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang negatif setiap kali bertemu dengan pasien. 2) Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah : a) Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar kegiatan): buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini. b) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien. 3) Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan daftar kegiatan yang dapat dilakukan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah : a) Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat pertemuan. b) Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan. 4) Melatih kegiatan yang telah dipilih pasien sesuai kemampuan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah : a) Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya). b) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari. c) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan pasien. 5) Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah : a) Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan. b) Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari. c) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktivitas. d) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga. e) Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan. f) 



Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan pasien.



Tujuan untuk keluarga : –



Dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien







Memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien







Memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien







Menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien



Tindakan Keperawatan: 1)



Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien



2)



Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga diri rendah dan mengambil keputusan merawat pasien



3)



Melatih keluarga cara merawat harga diri rendah



4)



Membimbing keluarga merawat harga diri rendah



5)



Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri pasien



6)



Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan



7)



Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.



Kriteria Hasil : 







Pasien : –



Dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif dirinya







Dapat menyusun rencana kegiatan/ aktivitas yang akan dilakukannya







Dapat melakukan kegiatan sesuai rencananya



Keluarga : – Keluarga mendukung aktivitas pasien – Keluarga dapat memberikan pujian/reward terhadap pasien



STRATEGI PELAKSANAAN HARGA DIRI RENDAH PASIEN SP 1 1. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat daftar kegiatan) 2. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan



KELUARGA SP 1 1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien. 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya harga diri rendah (gunakan booklet). 3. Jelaskan cara merawat harga diri



yang dapat dilakukan saat ini



rendah terutama memberikan pujian



3. Bantu pasien memilih salah satu



semua hal yang positif pada pasien.



kegiatan yang dapat dilakukan saat ini untuk dilatih 4. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya) 5. Masukkan pada jadual kegiatan untuk



4. Latih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan yang dipilih pasien: bimbing dan beri pujian. 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan cara memberikan pujian



latihan dua kali per hari



SP 2



SP 2



1. Evaluasi kegiatan pertama yang dipilih



1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam



dan berikan pujian. 2. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih



membimbing pasien melaksanakan kegiatan kebersihan diri, beri pujian. 2. Bersama keluarga melatih pasien dalam



3. Latih kegiatan kedua (alat dan cara)



melakukan kegiatan kedua yang dipilih



4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk



pasien



latihan: dua kegiatan masing-masing dua kali per hari



3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian



SP 3



SP 3



1. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua



1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam



yang telah dilatih dan berikan pujian. 2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih



membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih, beri pujian. 2. Bersama keluarga melatih pasien dalam



3. Latih kegiatan ketiga (alat dan cara)



melakukan kegiatan ketiga yang dipilih



4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk



pasien



latihan: tiga kegiatan, masing-masing



3. Anjurkan membantu pasien sesuai



dua kali per hari



SP 4 1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua, dan



jadual dan memberi pujian



SP 4 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam



ketiga yang telah dilatih dan berikan



membimbing pasien melaksanakan



pujian.



kegiatan, beri pujian.



2. Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih 3. Latih kegiatan keempat (alat dan cara) 4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: empat kegiatan, masingmasing dua kali per hari



2. Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan keempat yang dipilih pasien 3. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian



SP 5



SP 5



1. Evaluasi kegiatan latihan dan berikan



1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam



pujian. 2. Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak terhingga. 3. Nilai kemampuan yang telah mandiri. 4. Nilai apakah harga diri pasien meningkat



membimbing pasien melakukan kegiatan yang dipilih oleh pasien, beri pujian. 2. Nilai kemampuan keluarga membimbing pasien. 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke PKM.



Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan pada Pasien Harga Diri rendah SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian



Orientasi : “Assalamualaikum, bagaimana keadaan T hari ini ? ”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah T lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T dilakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih” ”Dimana kita duduk? bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit Kerja : ” T, apa saja kemampuan yang T dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapu? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang T miliki “. ”T, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini. ”Sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”. “O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur T”. Mari kita lihat tempat tidur T. Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?” “Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !” ” T sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”



“ Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau T lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak) melakukan Terminasi : “Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat tidur ? Yach, T ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah T praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.” ”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. T, mau berapa kali sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00” ”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”



SP 2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien Orientasi : “Assalammua’laikum, bagaimana perasaan T pagi ini ? Wah, tampak cerah” ”Bagaimana T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ Tadi pagi? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi), sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu T?” ”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini” ”Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!” Kerja : “T, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu sabut untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas, T bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan” “Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya” “Setelah semuanya perlengkapan tersedia, T ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian T bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabun, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu T bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah



tersedia di dapur. Nah selesai… “Sekarang coba T yang melakukan…” “Bagus sekali, T dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap tangannya”



Terminasi : ”Bagaimana perasaan T setelah latihan cuci piring ?” “Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari” “T. Mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci piring tiga kali setelah makan.” ”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel” ”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”



SP 1 Pada Keluarga Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat



Orientasi : “Assalammu’alaikum..” “Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?” “Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat T? Berapa lama waktu Bp/Ibu? 30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara”



Kerja : “Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah T” “Ya memang benar sekali Pak/Bu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada T, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila terus menerus seperti itu, T bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya T jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri” “Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?” “Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti” “Setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk T” ”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki T? Ya benar, dia juga mengatakan hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan T) ” T ini telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan T untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. Tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”. ”Selain itu, bila T sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan T. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa T ke puskesmas/rumah sakit”



”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada T” ”Temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang yang mengatakan: Bagus sekali T, kamu sudah semakin terampil mencuci piring” ”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”



Terminasi : ”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?” “Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi T dan bagaimana cara merawatnya?” “Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.” “Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi pujian langsung kepada T” “Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.



DAFTAR PUSTAKA



Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, 2018-2020. Jakarta: EGC. Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas(CMHN - Basic Course). Jakarta: EGC. Stuart, G.W.& Laraia, M.T. (2005). Principles and Practice of Psychiatric Nursing.8thedition. Missouri: Mosby. Yusuf, A., Fitryasari, R., Nihayati, H. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.