LP Hiperemesis Gravidarum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM Mata kuliah: Maternitas Dosen pembimbing: Rodiyah, S,Kep.,Ns.,M.Kes



Oleh: SINTA KUMALA NIM:171201059



SEKOLAH TINGGI ILMU KESESEHATAN PEMKAB JOMBANG PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2020/2021



LEMBAR PENGESAHAN



Laporan kasus sebagai tugas Praktik Pra Profesi Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES PEMKAB JOMBANG. Nama



: Sinta Kumala



NIM



: 171201059



Telah dikonsulkan dan di revisi sebagai laporan kasus Praktik Pra Profesi Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES PEMKAB JOMBANG pada : Hari



: kamis



Tanggal



: 10 Desember 2020 Jombang, 2020



Pembimbing Akademik



Mahasiswa



Rodiah, S.Kep,Ns.,M.Kes



Sinta Kumala



NIK.



NIM. 171201059



LAPORAN PENDAHULUAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM



1. Konsep Kehamilan A. Definisi Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan adalah penyatuan spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan implantasi. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, di mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu, dan trimester ketiga 13 minggu (Saifuddin, 2009). Kehamilan juga merupakan keadaan yang diawali dengan bertemunya sel sperma dan ovum kemudian membentuk zigot, dalam proses selanjutnya zigot akan berubah menjadi morulla, blastula, blastokist, yang akan melakukan nidasi pada endometrium. Kemudian hasil konsepsi (janin dan plasenta) akan tumbuh dan berkembang sampai aterim dan di akhiri persalinan. (Sastrawinata, 1983:100). B. Klasifikasi Kehamilan 1) Trimester pertama (minggu ke 1-13) 2) Trimester kedua (minggu ke 14-27) 3) Trimester ketiga (minggu ke 28-41) C. Tanda - Tanda Kehamilan 1) Tanda dugaan hamil a. Tidak datang bulan (amenorrhea) b. Buah dada sakit/nyeri c. Perasaan ngidam, mual dan muntah d. Gangguan pencernaan dan perkemihan e. Pigmentasi kulit (kulit wajah, sekitar payudara, dinding perut) 2) Tanda kemungkinan hamil a. Pembesaran Rahim dan perut



b. Pemeriksaan memberikan petunjuk adanya kehamilan (terdapat kontraksi rahimsaat diraba dan reaksi pemeriksaan kehamilan positif) 3) Tanda pasti hamil a. Pemeriksaan USG b. Dengan metode konvensional (teraba bagian janin, teraba gerakan janin, terdengar detak jantung janin) D. Perubahan Fisiologi Kehamilan Menurut Manuaba tahun 1998perubahan fisiologis selama kehamilan meliputi: 1) Rahim atau uterus Rahim yang semula sebesar ibu jari atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hyperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti perbesaran Rahim karena pertumbuhan janin. 2) Vagina Vagina mengalami hipervaskularisasi dan vulva kelihatan lebih merah atau kebiruan 3) Ovarium Terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus liteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuk plasenta yang sempurna pada usia kehamilan 16 minggu 4) Dinding perut Perbesaran Rahim menimbulkan peregangan, menyebabkan robekan serabut elastis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum 5) Sirkulasi darah ibu Kebutuhan sirkulasi dara meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan perekmbangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.



2. Hyperemesis Gravidarum Kehamilan merupakan suatu proses yang akan menyebabkan terjadinya perubahan fisik, mental, dan sosial yang dipengaruhi beberapa faktor fisik, psikologis, lingkungan, social budaya serta ekonomi. Pada masa kehamilan dapat terjadi berbagai komplikasi atau masalah-masalah, seperti halnya mual dan muntah yang sering dialami pada ibu hamil yang merupakan salah satu gejala paling awal pada kehamilannya (Tira, 2009). Kurang dari 80% perempuan hamil akan mengalami keluhan mual dan muntah ini yang umunya terjadi pada usia kehamilan 6-12 minggu, tetapi dapat juga terjadi dari usia kehamilan yang lebih awal dan bias bertahan sampai usia kehamilan 16, 20 atau bahkan 22 minggu. Hiperemesis gravidarum juga adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief



B, 2009). Hipermesis gravidarum juga



merupakan keadaan mual dan muntah berlebihan sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk menjadi buruk. Terdapat trias untuk mendiagnosis hyperemesis gravidarum yakni jika mual dan muntah pada kehamilan menyebabkan kehilangan berat badan lebih dari 5% dari berat badan sebelum hamil, dehidrasi dan ketidakseimbanagan elektrolit. 3. Etiologi Etiologi hyperemesis gravidarum adalah multifaktoral. Utamanya penyebab hyperemesis gravidarum erat kaitannya dengan peningkatan kadar hormone yang berkaitan dengan kehamilan seperti hCG, esterogen, dan progesterone. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan : 1) Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.



2) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik. 3) Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik. 4) Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien 4. Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Hiperemesis gravidarum terbagi menjadi tiga (3) tingkatan, yaitu : 1) Hiperemesis gravidarum tingkat I Hiperemesis gravidarum tingkat I mempunyai gejala seperti: lemah, nafsu makan menurun; berat badan menurun; nyeri epigastrium; penurunan tekanan darah sistolik; lidah kering; turgor kulit kurang; dan mata cekung. 2) Hiperemesis gravidarum tingkat II Hiperemesis gravidarum tingkat II mempunyai gejala seperti: mual muntah hebat; keadaan umum lemah; apatis; nadi cepat dan kecil; lidah kering dan kotor; suhu badan meningkat (dehidrasi); mata cekung dan ikterik ringan; oliguria dan konstipasi; nafas bau aseton dan aseton dalam urin. 3) Hiperemesis gravidarum tingkat III Hiperemesis gravidarum tingkat III mempunyai gejala seperti: keadaan umum jelek; mual muntah berhenti; kesadaran menurun (somnolen hingga koma); nadi kecil, cepat dan halus; suhu badan meningkat; dehidrasi hebat; tekanan darah turun sekali; ikterus dan terjadi



komplikasi fatal ensefalopati Wernicke (nistagmus, diplopia, perubahan mental). 5. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala umum hyperemesis gravidarum selama kehamilan trimester 1 (satu) antara lain: 1) Muntah yang hebat 2) Sakit kepala 3) Dehidrasi 4) Konstipasi 5) BB menurun (>1/10 normal) 6) Keadaan umum menurun 7) Peningkatan suhu tubuh 8) Ikterik 9) Gangguan kesadaran, delirium 10) Biasanya terjadi pada minggu ke 6-1 Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu : 1) Tingkat I a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :  Dehidrasi : turgor kulit turun  Nafsu makan berkurang  Berat badan turun  Mata cekung dan lidah kering b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esophagus c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit e. Tampak lemah dan lemas 2) Tingkat II a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :  Turgor kulit makin turun



 Lidah kering dan kotor  Mata tampak cekung dan sedikit ikteris b. Kardiovaskuler  Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit  Nadi kecil karena volume darah turun  Suhu badan meningkat  Tekanan darah turun c. Liver Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan icterus d. Ginjal Dehidrasi



menimbulkan



gangguan



fungsi



ginjal



yang



yang



menyebabkan :  Oliguria  Anuria  Terdapat timbunan benda keton aseton. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss. 3) Tingkat III a. Keadaan umum lebih parah b. Muntah berhenti c. Sindrom mallory Weiss d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma e. Terdapat ensefalopati werniche :  Nistagmus  Diplopia  Gangguan mental f. Kardiovaskuler Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat g. Gastrointestinal



 Ikterus semakin berat  Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam h. Ginjal Oliguria semakin parah dan menjadi anuria. 6. Patofisologi Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan mual terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat. Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang.Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih.Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik.Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal,



bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan 7. Komplikasi Mual dan muntah secara berlebihan akan menyebabkan ibu hamil kehilangan banyak cairan, sehingga beresiko mengalami dehidrasi dan gangguan elektrolit. Jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisi tersebut dapat menimbulkan trombosis vena dalam pada ibu hamil. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi antara lain adalah: 1) Dehidrasi 2) Takikardi 3) Malnutrisi 4) Alkalosis 5) Gangguan fungsi hati dan ginjal 6) Perdarahan di kerongkongan (esofagus), akibat muntah yang terjadi terus menerus 7) Menarik diri, depresi 8) Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia, perubahan mental 8. Penatalaksanaan 1) Pemberian antiemetik 2) Monitor intake dan output 3) Obat-obatan Obat yang diberikan biasanya sedatif adalah fenobarbital, vitamin yang dianjurkan vitamin B1, dan vitamin B6. 4) Isolasi Penderita diberikan kamar yang tenang, tetapi cerah dan sirkulasi udara yang baik, catat cairan yang keluar dan masuk. 5) Terapi psikologik Penderita perlu diyakinkan bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.



6) Cairan parenteral Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% sampai 10% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter/hari. 9. Pencegahan Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi hiperemesis adalah : 1) Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi 2) Memperbanyak istirahat untuk meredakan stress dan menghilangkan rasa lelah 3)  Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering) 4)  Hindari makanan berminyak dan berbau 5) Mengkonsumsi makanan tinggi protein, rendah lemak dan bertekstur halus agar mudah ditelan dan dicerna 6) Memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi 7) Mengkonsumsi suplemen kehamilan untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan zat besi selama hamil 8) Defekasi (BAB) teratur Ada 3 macam diet pada hiperemisis gravidarum, yaitu : 1) Diet hiperemisis gravidarum I



Diet ini diberikan kepada klien dengan hiperemisis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. 2) Diet hiperemisis gravidarum II



Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi. 3) Diet hiperemisis gravidarum III



Diberikan kepada klien dengan hiperemisi gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan klien, dan minuman boleh diberikan



bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi. 10. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan pada pasien hyperemesis gravidarum antara lain: 1) USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta. 2) Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN 3) Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT, dan kadar LDH 11. Pathway Faktor elergi



Faktor predisposisi



Emesis gravidarum



Penyesuaian



Komplikasi



Hyperemesis Gravidarum



Peningkatan esterogen



Penurunan pengosongan lambung Peningkatan tekanan gaster



Kehilangan cairan berlebihan



Intake nutrisi menurun



Dehidrasi Penyesuaian nutrisi berlebih



Defisit nutrisi



Cairan seluler dan plasma



Homo konsentrasi



Resiko ketidakseimbangan elektrolit



Aliran darah kejaringan menurun



Metabolism intra sel menurun



Perfusi jaringan otak



Otot lemah Kelemahan tubuh Intoleransi aktifitas



Penurunan kesadaran



TEORI ASUHAN KEPERAWATAN



A. Pengkajian Langkah pertama dalam pengkajian ibu Hiperemesis Gravidarum adalah mengumpulkan data (Mitayani, 2009). Data-data yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut : a. Data riwayat kesehatan 1) Riwayat kesehatan sekarang Pada riwayat kesehatan sekaranf terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan muntah terus menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardi, mata cekung, dan ikterus. 2) Riwayat kesehatan dahulu -



Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya.



-



Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah.



3) Riwayat kesehatan keluarga Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga. b. Data fisik biologis Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum adalah mamae membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae, terdapat kloasma gravidarum, mukosa membran dan bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik, ibu tampak pucat dan lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran. c. Riwayat menstruasi



1) Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun.2) 2) Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah. d. Riwayat perkawinan Kemungkinan terjadi pada perkaawinan usia muda. e. Riwayat kehamilan dan persalinan 1) Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan. 2) Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat badan, tekanan darah, dan tingkat kesadaran. f. Data psikologi Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat memperberat mual dan muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan perawat. g. Data sosial ekonomi Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi, namun pada umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki. h. Data penunjang Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan urine. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat



menunjukkan



hemokonsentrasi



yang



berkaitan



dengan



dehidrasi. Pemeriksaan urinalisis yaitu urine yang sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam urine. B. Diagnosa Keperawatan 1) Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien 2) Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan muntah



3) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan



C. Intervensi 1) Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil : 1. Verbalisasi nutrisi meningkat 2. Berat badan normal 3. Asupan cairan normal 4. Asupan nutrisi normal Intervensi : a. Manajemen nutrisi - Monitor asupan makanan - Monitor berat badan - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan b. Promosi berat badan -



Identifikasi kemungkinan penyebab berat badan kurang



-



Monitor berat badan



-



Monitor adanya mual dan muntah



c. Pemantauan cairan -



Monitor tekanan darah



-



Monitor elastisitas atau tugor kulit



-



Monitor intake dan output cairan



d. Pemantauan nutrisi -



Monitor mual dan muntah



-



Monitor warna konjungtiva



-



Monitor hasil lab



e. Manajemen cairan -



Monitor status hidrasi



-



Monitor berat badan harian



-



Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan



f. Pemantauan TTV -



Monitor tekanan darah



-



Monitor tekanan nadi



-



Monitor pernafasan



-



Monitor suhu tubuh



2) Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan muntah Tujuan : kebutuhan asupan nutrisi dan cairan terpenuhi Kriteria hasil 1. Asupan cairan meningkat 2. Dehidrasi menurun 3. Kelembaban membrane mukosa 4. Tekanan darah normal 5. Tugor kulit normal Intervensi : a. Pemantauan elektrolit -



Monitor mual muntah



-



Monitor kehilangan cairan



b. Manajemen cairan -



Monitor status hidrasi



-



Monitor berat badan harian



-



Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan



c. Manajemen mual -



Identifikasi dampak mual terhadap nafsu makan



-



Monitor mual (frekuensi, durasi dan tingkat keparahan)



-



Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup



d. Manajemen muntah -



Monitor efek menejemen muntah secara menyeluruh



-



Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit



-



Control lingkungan penyebab muntah (bau)



-



Atur posisi untuk mencegah aspirasi



e. Pemantauan cairan -



Monitor tekanan darah



-



Monitor elastisitas atau tugor kulit



-



Monitor intake dan output cairan



3) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan Tujuan : kecukupan energy untuk melakuakn aktifitas Kriteria hasil 1.



Kemudahan dalam melakukan aktifitas sehari-hari



2.



Saturasi oksigen normal



3.



Tekanan darah normal



4.



Vebrilasi kepulihan energy meningkat



Intervensi : a. Manajemen energy -



Monitor kelelahan fisik dan emosional



-



Monitor pola dan jam tidur



-



Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap



b. Pemantauan ttv -



Monitor tekanan darah



-



Monitor tekanan nadi



-



Monitor pernafasan



-



Monitor suhu tubuh



c. Promosi berat badan -



Identifikasi kemungkinan penyebab berat badan kurang



-



Monitor berat badan



-



Monitor adanya mual dan muntah



d. Manajemen nutrisi -



Monitor asupan makanan



-



Monitor berat badan



-



Identifikasi alergi dan intoleransi makanan



e. Terapi relaksasi otot progresif -



Monitor secara berkala untuk memastikan otot rileks



-



Monitor adanya indicator tidak rileks



D. Implementasi Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tindakan keprawatan harus mendetail agar semua tenaga keperawatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat langsung memberikan pelayanan kepada ibu dan/atau dapat juga didelegasikan kepada orang lain yang dipercayai dibawah pengawasan yang masih seprofesi dengan perawat. Bentuk implementasi keperawatan adalah sebagai berikut : a. Bentuk perawatan dan pengkajian untuk mengidentifikasi masalah baru b. Pengajaran dan pendidikan kesehatan pada ibu dengan komplikasi kehamilan Hiperemisis Gravidarum c. Bentuk penatalaksanaan secara spesifik untuk memecahkan masalah kesehatan d. Membantu ibu seminimal mungkin dalam melakukan aktifitas sendiri. Untuk klien dengan Hiperemisis Gravidarum, perawat harus memantau asupan dan keluaran klien secara hati-hati selama berada di rumah sakit. Secara umum, asupan oral dibatasi; namun setelah muntah berhenti, pemberian makan per oral diberikan. Sedikit makanan kering (roti kering atau biskuit) dapat diberikan setiap jam, yang diselingi air dalam jumlah yang sedikit pula. Apabila klien menrima pengganti cairan IV atau nutrisi parenteral, perawatan dan pemantauan infus sangatlah penting dilakukan.Lingkungan yang bersih merupakan faktor yang penting bagi klien. Tindakan menghilangkan muntahan dari kamar klien dan penggunaan pengharum ruangan akan menurunkan bau tidak sedap yang dapat mengganggu nafsu makan dan mengurangi keinginan untuk makan.



Dukungan psikologis yang paling efektif diberikan oleh perawat yang menunjukkan pemahaman dan perilaku empatik. Sikap tenang dan tidak menghakimi akan mempermudah klien untuk mengungkapkan konflik psikologis yang berkaitan. E. Evaluasi Keperawatan Evaluasi keperawatan merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan adalah menilai hasill yang diharapkan terhadap perubahan perilaku ibu dan untuk mengetahui sejauh mana masalah ibu dapat teratasi. Disamping itu, perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika yang ditetapkan belum tercapai dan proses keperawatan segera modifikasi. Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah sebagai berikut : a.



Klien dapat menyebutkan efek hiperemisis gravidarum pada hasil akhir perinatal dan terapi untuk mencegah komplikasi.



b.



Klien dapat memberikan respon terhadap nutrisi oral atau perifer dan berhenti muntah.



c.



Klien dapat memperlihatkan kenaikan berat badan yang positif.



d.



Klien dapat mempertahankan integritas kulit.



ASUHAN KEPERAWATAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM Tempat Praktek



:-



Nama Mahasiswa



: Sinta Kumala



NIM



: 171201059



Tanggal Pengkajian : 09 Desember 2020 KASUS : Seorang perempuan berusia 32 tahun G3P1A1H1 hamil 12 minggu datang ke rumah sakit dengan keluhan mual dan muntah terus menerus serta mengalami penurunan berat badan. Klien dinyatakan mengalami penyakit hiperemesis gravidarum selama kehamilan trimester 1 dan dianjurkan untuk dirawat inap hasil tanda-tanda vital TD=110/70 mmHg, frekuensi nadi= 98 x/mnt, frekuensi nafas 22 x/mnt, suhu 36°C. A. PENGKAJIAN I. IDENTITAS PASIEN



SUAMI



Nama



: Nyonya Y



Tuan X



Umur



: 32 Tahun



34 Tahun



Suku/Bangsa : Indonesia



Indonesia



Agama



: Islam



Islam



Pendidikan



: Tamat SMA



Tamat SMA



Pekerjaan



: Ibu rumah tangga



Petani



Alamat



: Ds Sidowarek



Ds Sidowarek



Rt/rw 05/01



rt/rw 05/01



1.



Tgl.MRS



: 09 Desember 2020



No.RM



: 289821



Keluhan Utama: Mual dan selalu muntah



2.



Riwayat Kehamilan Sekarang Klien hamil anak ke 3 dengan usia kehamilan 12 minggu. Klien merasakan mual dan muntah berlebihan lebih dari 5 kali dalam 24 jam. Klien mengalami penurunan berat badan selama sakit. Tugor kulit kering. Klien tampak lemah dan lesu.



3.



4.



Riwayat Obstetri: a.



Menarche



: 13 tahun



b.



Cyclus / lama / jumlah



: normal 28 hari/ 6 hari/ 50 cc



c.



Dysmenorhe



d.



Hari pertama haid terakhir: Tgl. 15 September 2020



e.



Tafsiran persalinan



: Tgl. 22 Juni 2021



f.



Fluor albus



: Ya



: Ya



Riwayat Pernikahan: Menikah 1 kali, lama pernikahan dengan suami sekarang 7 tahun. Menikah pertama kali usia 25 tahun.



5.



Riwayat KB a.



Jenis kontrasepsi: suntik 3 bulan



b.



Lamanya: 2 tahun



c.



Keluhan: tidak ada



d.



Rencana yang akan datang: kontrasepsi mantab



6.



Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan KB yang lalu



N o



Suami



Kehamilan Umur



1.



Tuan X



Aterm 37 mg



2.



Tuan X



Abortus



Peny ulit -



Spo ntan



Persalinan Tinda Ope kan rasi



Peno long







-



-



Bida n



-



-



-



Bida n



Hiper tensi



Keadaan Hidup Mati Um Jenis Um Jeni ur ur s 6 lakitahu laki n -



. 3.



Hamil ini



7. Riwayat Kesehatan a



Penyakit yang pernah diderita o Penyakit infeksi kronis



: tidak



o Pernah operasi



: tidak



o Kecelakaan / trauma



: tidak



o Penyakit keturunan



: tidak



b



c



Kebiasaan-kebiasaan o



Minum jamu



: tidak



o



Minum obat-obatan



: tidak



o



Minum-minuman beralkohol



: tidak



o



Kebiasaan merokok



: tidak



Riwayat kesehatan keluarga o Penyakit infeksi kronis



: tidak



o Keturunan: Gemelli



: tidak



5 bula n



Bel um tau



Penye bab



Ket



-



-



Hiper tensi



150/80 mmHg



o Hypertensi



: tidak



o Diabetes Mellitus



: ya



8. Pola Kebutuhan Sehari-hari a



Kebutuhan nutrisi o



Frekwensi



: 2 kali sehari



o



Porsi makan



o



Makanan yang disukai



o



Makanan pantangan



: makanan dan



Kebiasaan minum sehari-hari



: tidak ada



: sedikit : opor ayam



minuman manis o b



Kebutuhan istirahat o Lama tidur



: 5-6 jam sehari



o Kebiasaan tidur



: tidak ada



o Gangguan tidur



: tidak ada



c



Kebersihan Diri o



Kebiasaan mandi



: tidak ada



o



Frekwensi



: 2x sehari



o



Kebiasaan gosok gigi



o



Kebiasaan cuci rambut



o



Penggunaan parfum / deodoran / dll



: 2x sehari : 3 hari sekali :



menggunakan



parfum dan deodoran d



Pola eliminasi



BAB



BAK o



Frekwensi



: 1 x sehari



8-10 kali sehari



o



Warna



: coklat



kuning bening



o



Jumlah



:-



-



o



Konsistensi



: lunak



o



Gangguan



:-



-



o



Upaya mengatasi : -



-



-



e



Pola sexual: Sebelum hamil melakukan hubungan seksual sebanyak 3 kali dalam 1 minggu, saat hamil melakukan hubungan seksual sebanyak 1 kali dalam 2 minggu.



9. Data Psikososial a. Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya b. Ibu mengatakan suami mendukung kehamilannya c. Ibu mengatakan lingkungan aman untuk kehamilannya d. Ibu mengatakan masih ada ketakutan akan terjadi keguguran kembali dikehamilannya II. DATA OBYEKTIF 1. Pemeriksaan Fisik a.



Keadaan umum



b.



Vital sign



: Sedang



: Suhu Axila: 36°C



Nadi: 98 x/mnt, Respirasi 22 x/mnt Tekanan darah: 120/70 mmHg c.



Tinggi Badan / BB : 156 cm/ 50 Kg (BB sebelum hamil: 53 Kg)



d.



Inspeksi Kepala: o



Warna rambut : hitam



o



Bentuk simetris



o



Mata: Conjuntiva anemia tidak icterus



o



Hidung: simetris, tidak ada benjolan, tidak ada bekas luka



o



Mulut: simetris, tidak ada bekas luka, tidak terdapat benjolan, bibir terlihat pucat



o



Telinga: simetris, tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan, telinga bersih



o e.



Muka: tidak ada bekas luka, wajah terlihat pucat Inspeksi Leher: Luka bekas operasi : tidak



Pembesaran kelnjar gondok: tidak f.



Inspeksi Dada: Putting susu: menonjol Colustrum: tidak Hyperpigmentasi areola mamae dan papila mamae: Ya



g.



Inspeksi Perut: Pembesaran perut: normal Strie gravidarum lividae : normal agak gelap Strie gravidarum albican: normal agak gelap Luka bekas operasi: tidak



h.



Inspeksi genetalia: Cairan pervaginam: tidak ada bekas luka dan tidak ada cairan atau darah yang keluar dari vagna Oedem



: tidak



Varices



: tidak



Condiloma : tidak i.



Ekstremitas: Oedem: tidak Varises: tidak



j.



Palpasi Leopold I



: fundus 1-2 jari di atas symphysis pubis



Leopold II



: belum teraba



Leopold III



: belum teraba



Leopold IV



: belum etraba



Osborn/Mc Donald: TFU setinggi 21 cm k.



Auskultasi : Cortonen/DJJ: -



l.



Perkusi



: Reflek patela: normal



2. Pemeriksaan Panggul Luar: a.



Distansia Spinarum : 25 cm



b.



Distansia Cristarum: 29 cm



c.



Cojugata Eksterna : 19 cm



d.



Lingkar Panggul: 73 cm



B. Analisa Data No 1



DATA DS: -



Klien mengatakan: ”merasa



MASALAH



ETIOLOGI



Resiko



Output yang



ketidakseimbanga



berlebihan dengan



-



mual dan muntah sejak 4 hari n cairan elektrolit



muntah dan intake



yang lalu”



yang tidak adekuat



Klien mengatakan: ”muntah



dengan tidak



hingga 5x dalam sehari setiap



mengkonsumsi air



kali



sesuai kebutuhan



selesai



makan



atau



minum” -



Klien



tubuh



mengatakan:



”sehari



hanya bisa menghabiskan air minum botol sedang 600 ml” DO:



2



-



Keadaan umum sakit sedang



-



Klien tampak lemah dan lesu



-



TD=120/70 mmHg



-



Nadi = 98x/mnt



-



Suhu= 36°C



-



Mukosa bibir kering



-



Turgor kulit kering



-



Minum



yang



dihabiskan



600cc DS: -



Klien



Defisit nutrisi mengatakan:



”tidak



nafsu makan karena merasa mual dan ingin muntah setiap habis memakan makanan” -



Klien mengatakan: ”makanan yang habis hanya 4 sendok saja”



-



Klien



mengatakan:



”berat



badan sebelum hamil 53 kg menjadi 50 kg saat ini” DO: -



Makanan



yang



dihabiskan



Intake yang tidak adekuat



seperempat porsi



3



-



Konjungtiva anemis



-



BB= 50 kg,



- Tb 156 cm DS: -



Klien mengatakan: ”merasa



Intoleransi



Kelemahan



fisik



aktifitas



akibat nutrisi yang tidak adekuat



lemah ketika di buat berjalan dan melaksanakan kegiatan sehari-hari” -



Klien mengatakan: ”seperti sempoyongan ketika dibuat berjalan”



-



Klien mengatakan: ”terkadang sering meminta bantuan untuk membantu kebutuhan aktifitas sehari-harinya”



DO: -



Keadaan umum= lemas



-



TD= 120/70 mmHg



-



Nadi = 98 x/mnt



-



Respirasi= 22 x/mnt



C. Diagnosa 1.



Resiko



ketidakseimbangan



elektrolit



berhubungan dengan muntah 2.



Deficit



nutrisi



berhubungan



dengan



ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien 3.



Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan



D. Intervensi



No.



Diagnosa



Kriteria hasil



Intervensi



1.



Dx: Resiko



1. Asupan



ketidakseimbangan



meningkat



elektrolit berhubungan



terpenuhi



dengan muntah



cairan



1. manajemen cairan



atau -



2. Dehidrasi



-



menurun 3. Kelembaban membrane



2. -



mukosa 4. Tekanan darah normal



-



5. Tugor kulit normal



-



3. -



-



2.



Dx: Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien



1. veebalisasi nutrisi meningkat 2. berat badan normal 3. asupan cairan terpenuhi 4. asupan nutrisi terpenuhi



Monitor status hidrasi Monitor berta badan harian Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan Manajemen mual Identifikasi dampak mual terhadap nafsu makan Monitor mual (frekuensi, durasi, tingkat keparahan) Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup Manjemen muntah Monitor efek menejemen muntah secara menyeluruh Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit Control lingkungan penyebab muntah Atur posisi untuk mencegah aspirasi



1. Menejemen nutrisi - Monitor asupan makanan - Monitor berat badan - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan 2. Pemantauan cairan - Monitor tekanan darah - Monitor elastisitas atau tugor kulit - Monitor intake dan output cairan



3.



Dx: Intoleransi



1. dapat melakukan



aktifitas berhubungan



aktifitas sehari-



dengan kelemahan



hari 2. saturasi oksigen normal 3. tekanan darah normal 4. vebrilasi kepulihan energy meningkat



3. Pemantauan nutrisi - Monitor mual dan muntah - Monitor warna konjungtiva - Monitor hasil lab 1. Menejemen energi - Monitor kelelahan fisik dan emosional - Monitor pola dan jam tidur - Anjurkan melakukan aktifitas bertahap 2. Promosi berat badan - Identifikasi penyebab berat badan kurang - Monitor berat badan - Monitor mual dan muntah



E. Implementasi No Dx.KEP 1 Resiko



TGL/JAM 09 Desember 2020



-



IMPLEMENTASI Monitor status hidrasi



ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan muntah



08.00 WIB -



2



Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien



09 Desember 2020 08.30 WIB



-



3



Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan



09 Desember 2020 09.15 WIB



-



No Dx.KEP 1 Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan muntah



TGL/JAM 10 Desember 2020 08.00 WIB



-



-



Monitor berta badan harian Identifikasi dampak mual terhadap nafsu makan Monitor mual (frekuensi, durasi, tingkat keparahan Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit Control lingkungan penyebab muntah Monitor asupan makanan Monitor berat badan Identifikasi alergi dan intoleransi makanan Monitor tekanan darah Monitor elastisitas atau tugor kulit Monitor intake dan output cairan Monitor kelelahan fisik dan emosional Monitor pola dan jam tidur Anjurkan melakukan aktifitas bertahap



IMPLEMENTASI Monitor status hidrasi Monitor berta badan harian Identifikasi dampak mual terhadap nafsu makan Monitor mual (frekuensi, durasi, tingkat keparahan Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit Control lingkungan



2



Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien



10 Desember 2020 08.30 WIB



-



3



Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan



10 Desember 2020 09.15 WIB



-



penyebab muntah Monitor asupan makanan Monitor berat badan Identifikasi alergi dan intoleransi makanan Monitor tekanan darah Monitor elastisitas atau tugor kulit Monitor intake dan output cairan Monitor kelelahan fisik dan emosional Monitor pola dan jam tidur Anjurkan melakukan aktifitas bertahap