8 0 149 KB
LAPORAN PENDAHULUAN IBU HAMIL DENGAN ANEMIA
Pembimbing Klinik : Rohayati, S.Kep, M.Kes
Disusun Oleh : NABILA SYAFIRA 1814401066 TINGKAT 2 REGULER 2
PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG TAHUN AJARAN 2020/2021 LAPORAN PENDAHULUAN IBU HAMIL DENGAN ANEMIA 1
A.
Definisi Anemia Pada Ibu Hamil Center for deases control and prevention (CDC) mendefenisikan anemia sebagai kadar hemoglobin lebih rendah dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 d/dL pada trimester kedua(Leveno,2009). Berdasarkan WHO, anemia pada ibu hamil adalah bila Hb kurang dari 11 gr% (manuaba, 2007). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II ( Depkes RI, 2009 ). Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney, 2006 ). Hemoglobin ( Hb ) yaitu komponen sel darah merah yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme.
B.
Etiologi Anemia Pada Ibu Hamil a. Perdarahan (jelas atau samar). Perdarahan yang jelas(dari perdarahan pervagina, epistaksis dan sebagainya) menjadi penyebab/ keterangan yang nyata untuk anemia. Perdarahan samar dapat karena perdarahan gastrointestinal yang diperiksa melalui feses. b. Defesiensi gizi(factor nutrisi). Akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi yang tidak baik( makanan yang mengandung serat, rendah vitamin C. dan rendah daging) c. Kebutuhan zat besi yang meningkat untuk prematuritas janin. d. Gangguan absorbs zat besi seperti gastrektomi, colitis kronis. 2
e. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel- sel darah. f. Kelainan darah. C.
Tanda dan Anemia Pada Ibu Hamil a. Mengeluh cepat lelah b. Pusing c. Mata berkunang- kunang d. Malaise e. Lidah luka f. Nafsu makan turun(anoreksia) g. Konsentrasi hilang h. Nafas pendek(pada anemia parah) i. Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
D. Patofisiologi Kadar
hemoglobin untuk wanita tidak hamil biasanya adalah 13,5 g/dL.
Namun kadar hemoglobin selama trimester kedua dan ketiga kehamilan berkisar 11,6 g/dL sebagai akibat pengenceran darah ibu karena peningkatan volume plasma. Ini disebit sebagai anemia fisiologis dan merupakan keadaan yang normal selama kehamilan. Selama kehamilan, zat besi tidak dapat dipenuhi secara adekuat dalam makanan sehari- hari. Zat dalam makanan seperti susu, teh dan kopi menurunkan absorbs besi. Selama kehamilan, tambahan zat besi diperlukan untuk meningkatkan sel- sel darah ibu dan transfer ke janin untuk penyimpanan dan produksi sel- sel darah merah. Janin harus menyimpan cukup zat besi pada 4 sampai 6 bulan terkhir setelah kelahiran. Selama trimester ketiga, jika supan besi wanita tersebut tidak memadai, hemoglobin tidak akan meningkat sampai nilai 12,5 g/dL dan dapat terjadi anemia karena nutrisi. Ini akan mengakibatkan penurunan transfer zat besi kejanin.
3
Hemoglobinopati, seperti thalasemia, penyakit sel sabit, dan G-6-PD mengakibatkan anemia melalui hemolisis atau peningkatan penghancuran sel- sel darah merah. Secara umum dengan kehilangan zat besi hal ini akan menyebabkan cadangan besi menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted state. Apabila kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang, sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara klinik belum terjadi, keadaan ini disebut
iron deficient
erythropoesis. Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut sebagai iron deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epiter serta beberapa enzim yang dapat menimbulkan manifestasi anemia.
E.
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium dasar ditemui
Pemeriksaan Hb sahli, kadar Hb < 10 mg/%
Kadar Ht menurun (normal 37%- 41%)
Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik)
Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi.
Terdapat pansitopenia, sum- sum tulang kosong diganti lemak.
a. Jumlah darah rutin. Sampel darah yang diambil dari urat di lengan dinilai untuk darah hitungan. Anemia terdeteksi jika tingkat hemoglobin lebih rendah daripada normal. b. Mungkin ada lebih sedikit sel darah merah daripada normal. Di bawah mikroskop sel mungkin tampak kecil dan pucat daripada biasanya dalam kasus besi kekurangan anemia. c. Ukuran kecil disebut microcytic anemia. Dalam vitamin B12 folat kekurangan sel mungkin tampak pucat tetapi lebih besar daripada ukuran mereka biasa. Ini disebut macrocytic anemia. 4
d. Feritin toko-feritin adalah protein yang toko besi. Jika tingkat darah feritin rendah menunjukkan rendah besi toko dalam tubuh dan membantu mendeteksi besi kekurangan anemia. e. Tes darah termasuk berarti sel volume (MCV) dan lebar distribusi sel darah merah (RDW). f. Retikulosit adalah ukuran dari sel muda. Ini menunjukkan jika produksi RBC tingkat normal. g. Vitamin B12 dan folat tingkat dalam darah-ini membantu mendeteksi jika anemia jika karena kekurangan vitamin ini. h. Analisis sumsum tulang untuk mendeteksi sel dewasa terlalu banyak seperti yang terlihat dalam aplastic anemia atau kanker darah. Kurangnya besi dalam sumsum tulang juga menunjuk ke arah besi kekurangan anemia.
5
F. Penatalaksanaan Anemia Pada Ibu Hamil 1) Medis Terapi oral
Pemberian tablet zat besi mengandung ferosulat, besi glukonat
Asam folik 15- 30 mg perhari
Vitamin B12 3x1 tablet perhari
Sulfas ferosus 3x1 tablet perhari
Terapi parenteral Secara intramuscular di injeksikandextran besi(imferon) atau sorbitol besi 2) Keperawatan Memberikan penyuluhan klien dan keluarga mengenai supplement besi dan peningkatan sumber- sumber besi dalam makanan sesuai indikasi. Pada klien yang menderita thalasemia atau pembawa sifat tersebut, beri dukungan khususnya jika wanita tersebut telah mengetahui bahwa ia pembawa. Juka kaji apakah ada tanda- tanda infeksi selama kehamilan. Pada klien yang menderita sel sabit, kaji simpanan besi dan folat, dan hitung retikulosit; skrining lengkap untuk hemolisis; berikan konseling diet dan supplement asam folat; dan observasi apakah ada tanda- tanda infeksi. Pada klien yang menderita G-6-PD, berikan supplement besi dan asam folat dan konseling nutrisi, dan jelaskan kebutuhan menghindari obatobatan oksidasi. G. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil Pada ibu hamil yang anemia dapat mengalami: 1. Keguguran. 2. Lahir sebelum waktunya 3. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). 4. Perdarahan sebelum dan pada waktu persalinan. 6
5. Dapat menimbulkan kematian.
H.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Pengkajian yang biasa dilakukan pada ibu hamil dengan anemia, meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Pengumpulan data a. Identitas klien/biodata 1) Identitas klien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, alamat, no RM, Dx medis, tanggal masuk RS dan tanggal pengkajian 2) Identitas
penanggung jawab meliputi nama, usia, pendidikan,
pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien b. Keluhan utama Keluhan utama meliputi 5L, letih, lesu, lemah, lelah lalai, pandangan berkunang-kunang. c. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan pada ibu hamil dengan anemia meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Riwayat kesehatan sekarang Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari anemia, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan apa yang terjadi. (Ignatavicius, Donna D, 1995). 2) Riwayat kesehatan yang lalu Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab anemia. Penyakit-penyakit
tertentu
memungkinkan terjadinya anemia I.
Riwayat kesehatan keluarga 7
seperti infeksi
dapat
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit darah merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya anemia yang cenderung diturunkan secara genetik (Ignatavicius, Donna D, 1995). J. Riwayat Psikososial Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat (Ignatavicius, Donna D, 1995) Pengkajian pasien dengan ibu hamil yang mengalami anemia antara lain : 1) Aktifitas Keletihan, kelemahan, malaise umum Kehilangan produktivitas, kehilangan semangat untuk bekerja. 2) Sirkulasi Riwayat kehilangan darah kronis Palpitasi CRT lebih dari 2 detik 3) Eliminasi Konstipasi Sering kensing 4) Makanan/ cairan: nafsu makan menurun, mual/ muntah 5) Nyeri/ kenyamanan: di daerah abdomen dan kepala 6) Pernapasan: napas pendek pada saat istirahat maupun aktivitas 7) Seksual Dapat terjadi perdarahn pervagina Perdarahan akut sebelumnya Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya
8
B. Diagnosa Keperawatan 1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah dit 2.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan 3.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan atau kelemahan 4.Risiko cidera terhadap janin berhubungan dengan penurunan suplai nutrisi ke janin
9
C. Intervensi Keperawatan Diagnosa
Tujuan & KH
1.Perubahan
nutrisi Setelah
Intervensi
dilakukan
asuhan
Rasional
1. Tentukan
1.
kurang dari kebutuhan keperawatan selama 1 x 24 jam
keadekuatan
tubuh
kebiasaan
berhubungan diharapkan kebutuhan nutrisi
dengan mual, muntah
klien terpenuhi.
nutrisi
Dengan Kriteria Hasil :
sekarang
Berat
badan
tergantung pada nutrisi ibu asupan
selama kehamilan.
dulu/ dengan
menggunakan
klien
batasan
dalam batas normal Klien
kesejahteraan janin dan ibu
24
Perhatikan
tidak
menunjukkan
rambut
penurunan nafsu makan
kulit.
kondisi
kuku
2. Tentukan
Mual dan muntah klien
jam. dan
tingkat
pengetahuan tentang 2.
berkurang
kebutuhan diet. 3. Berikan
10
kebutuhan
belajar khusus.
informasi
tertulis/ verbal yang 3. tepat
menentukan
tentang
diet
meningkatkan kemungkinan klien memilih
prenatal
dan
diet seimbang saat dirumah.
supplement vitamin/ zat besi. 4. Tinjau
ulang
frekuensi
dan
beratnya
mual/
muntah.
4.
mual/
muntah
pada
trimester
pertama
dapat
berdampak status
negative nutrisi
pada
prenatal,
khususnya pada periode kritis 2.Gangguan perfusi
Setelah
diberikan
asuhan
jaringan berhubungan
keperawatan selama 1 x 24 jam
1.
Perhatikan
fisiologis
dengan penurunan suplai perfusi ke jaringan/ ke sel
sirkulasi
oksigen ke jaringan
darah.
efektif.
ibu, dan
status status volume
perkembangan janin. 1. kejadian perdarahan potensial merusak
hasil
kemungkinan hipovolemia
kehamilan, menyebabkan
atau
hipoksia
uteroplasenta. Dengan kriteria hasil :
2.
Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit( rambut,
11
Lakukan
2. keadaan capillary refill test
pemeriksaan fisik CRT
yang tidak kembali dalam
dengan menekan kuku
waktu kurang dari 2 detik
kuku, kelembapan)
pasien
Tidak terdapat kebiruan
3.
Auskultasi
laporkan
pada kulit CRT
dapat menandakan anemia.
dalam
batas
normal(kembali
dalam
DJJ,
dan catat
3. mengkaji
berkelanjutan
brakikardi, atau takikardi.
hipoksia janin. Pada awalnya
Catat
pada
janin berespon pada penurunan
janin(hipoaktif
kadar oksigen dengan takikardi
perubahan
kurun waktu kurang dari 2
aktivitas
detik)
dan hiperaktif)
dan peningkatan gerakan. Bila tetap
4.
Catat kemungkinan
kehilangan darah ibu dan adanya kontraksi uterus 5.
Anjurkan
tirah
baring pada posisi miring kiri
deficit
brakikardi
akan
dan
terjadi
penurunan
aktivitas 4. kehilangan darah ibu secar berlebihan menurunkan perfusi plasenta 5. menghilangkan tekanan vena cava
inferior
meningkatkan plasenta
atau
dan sirkulasi
janin
dan
pertukaran oksigen. 3.Intoleransi aktivitas
Setelah
diberikan
asuhan
1. Jelaskan
12
alasan 1.mempertahankan janin jauh dari
keperawatan selama 1 x 24 jam
perlunya tirah baring, servik dan meningkatkan perfusi
diharapkan
penggunaan
pasien
dapat
posisi uterus
beraktivitas dengan baik.
rekumben lateral kiri/
Dengan criteria hasil :
miring dan penurunan
Berpartisipasi aktifitas
fisik
disertai berhubungan dengan keletihan atau kelemahan
aktivitas.
dalam tanpa
2. Kaji adanya factor yang
peningkatan
tekanan darah, nadi dan
bisa
RR.
kelelahan
menyebabkan 2. menentukan intervensi lanjutan yang tepat
Mampu
melakukan
3. Monitor pola tidur dan
kgiatan
sehari-
lamanya tidur/ istirahat
hari(ADL)
secara
pasien
1.
meningkatkan
istirahat,
mencegah kelelahan
mandiri. 4. Bantu
Keseimbangan aktivitas
klien
untuk
mengidentifikasi
dan istirahat.
aktifitas yang mampu 4.
-
dilakukan
menghindari
yang
mampu meningkatkan kelelahan klien
13
aktivitas
Setelah
dilakukan
asuhan
1. Perhatikan kondisi ibu
1. factor yang mempengaruhi
keperawatan selama 1x 24 jam
yang berdampak pada
atau menurunkan sirkulasi/
diharapkan risiko cedera pada
sirkulasi janin.
oksigenasi ibu mempunyai
janin dapat tertanggulangi.
dampak yang sama pada
Dengan criteria hasil : 4.Risiko cidera terhadap janin berhubungan dengan penurunan suplai nutrisi ke janin
DJJ
2. Ajari
untuk
mengobservasi
dalam
kadar oksigen janin/ plasenta. 2. jika janin tidak bergerak
pergerakan janin
batas normal Hasil
ibu
perlu
diwaspadai
terjadi
cedera pada janin akibat
USG 3. Bantu dalam screening
tidak
dan kelainan genetic.
menunjukkan
kekurangan nutrisi. 3.
kelainan seperti anemia sel
tanda-tanda
sabit mengharuskan tindakan
abnormalitas.
yang mencegah
Tinggi
khusus
untuk
efek
negative
dalam perumbuhan janin.
fundus uteri sesuai umur kehamilan
14
DAFTAR PUSTAKA Barbara, Stright. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Ibu-Bayi baru lahir. Jakarta: EGC
Bothamley, judy dan Maureen boyle. 2011. Patofisiologi Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC Handayani, Wiwik. 2008. Asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta. Salemba medika.
Kusuma, Hardi dan Amin Huda Nurarif. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis dan NANDA. Levero, Kenneth J dkk. 2009. Obstetric Williams. Jakarta: EGC Manuaba, Ida dkk.2007. Pengantar Kuliah obsetri. Jakarta: EGC Manuaba, Ida.1998.Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan.Jakarta : EGC M, Judith wilkinson dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta: EGC
15