10 0 181 KB
LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM INTEGUMEN DENGAN LUKA BAKAR
Oleh:
1. Putu Lydia Kusuma Riawan
P07120219078
2. Ni Nyoman Triyana Sari
P07120219079
3. Ni Putu Dyah Aditya Pradnyani
P07120219080
4. Ni Luh Sulistia Dewi
P07120219081
5. Ida Bagus Eka Utama Putra
P07120219082
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LUKA BAKAR
A. Konsep Dasar Penyakit 1. Definisi Luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh terutama kulit akibat langsung atau ekspose dengan sumber panas (thermal), kimia, elektrik dan radiasi (Joyce, MB, 1997). Luka bakar adalah injury pada jaringan yang disebabkan oleh suhu panas (thermal), bahan kimia, elektrik dan radiasi (Suryadi, 2001). Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia dan radiasi juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah (Masjoer, 2003). 2. Penyebab a. Luka bakar termal Agen pencedera dapat berupa api, air panas, atau kontak dengan objek panas, luka bakar api berhubungan dengan asap/cedera inhalasi (cedera terbakar, kontak dan kobaran api). b. Luka bakar listrik Cedera listrik yang disebabkan oleh aliran listrik dirumah merupakan inseden tertinggi pada anak-anak yang masih kecil, yang sering memasukkan benda konduktif kedalam colokan listrik dan menggigit atau mengisap kabel listrik yang tersambung (Herndon dkk, 1996). Terjadi dari tife/voltase aliran yang menghasilkan proporsi panas untuk tahanan dan mengirimkan jalan sedikit tahanan (contoh saraf memberikan tahanan kecil dan tulang merupakan tahanan terbesar). Dasar cedera menjadi lebih berat dari cedera yang terlihat. c. Luka bakar kimia Terjadi dari tife/kandungan agen pencedera, serta konsentrasi dan suhu agen. d. Luka bakar radiasi Luka bakar bila terpapar pada bahan radioaktif dosis tinggi. (Doenges, E.M, 2000).
3. Pohon Masalah Bahan Kimia
Biologis
Peningkatan kebutuhan metabolisme
Termis
Radiasi
Luka Bakar
Penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan intraseluler
Membran mukosa pucat
Serum albumin turun
Kehilangan cairan secara aktif
Defisit Nutrisi
Kekurangan intake cairan
Evaporasi
Risiko Hipovolemia
Listrik/ petir
Fisiologis
Risiko Ketidakseimbangan Cairan
4. Klasifikasi a. Kedalaman luka bakar Respons lokal terhadap luka bakar tergantung pada dalamnya kerusakan kulit. Adapun klasifikasinya sebagai berikut: 1) Luka bakar derajat I Epidermis mengalami kerusakan atau cedera dan Sebagian dermis turut cedera. Luka tersebut bisa terasa nyeri, tampak merah dan kering seperti luka bakar matahari atau mengalami lepuh/bullae. Karakteristik luka bakar derajat I adalah kering, tidak ada lepuh, merah muda, pucat bila ditekan dengan ujung jari berisi kembali bila tekanan dilepas. 2) Luka bakar derajat II Destruksi epidermis serta lapisan atas dermis dan cedera pada bagian dermis yang lebih dalam. Luka bakat tersebut terasa nyeri, tampak merah dan mengalami eksudasi cairan. Pemulihan jaringan yang terbakar diikuti oleh pengisian kembali kapiler, folikel rambut masih utuh. Karakteristik luka bakar derajat II adalah lembab, merah, berbentuk lepuh, sebagian pucat. 3) Luka bakar derajat III Destruksi total epidermis serta dermis dan pada sebagain kasus, ajringan yang berada di bawahnya. Warna luka bakar sangat bervariasi mulai dari warna putih hingga merah, coklat atau hitam. Daerah yang terbakat tidak terasa nyeri karena serabut-serabut sarafnya hancur. Luka bakar tersebut tampak seperti bahan kulit. Folikel rambut dan kelenjar keringat turut hancur. Karakteristik luka bakar derajat III adalah kering, pucat, berlilin tidak pucat. 4) Luka bakar derajat IV Jaringan yang terkena adlah semua yang diatas dan bagian dari lemak subkutan, dapat mengenai jaringan ikat, otot, tulang. Karakteristik luka bakar derajat IV yaitu kering disertai kulit mengelupas, pembuluh darah seperti arang terlihat dibawah kulit yang terkelupas. b. Tingkat kegawatan luka bakar 1) Luka bakar berat a) Cedera ketebalan parsial dengan LPTT >25% pada orang dewasa dan LPTT >20% pada anak. b) Cedera ketebalan penuh dengan LPTT ≥10%
c) Cedera inhalasi, sengatan listrik d) Mengenai muka, mata, telinga, tangan, kaki, perineum e) Luka pada orang yang sebelumnya telah memiliki penyakit (diabetes melitus, gagal jantung kongestif, GGK) 2) Luka bakar moderate/sedang a) Ketebalan parsial dengan LPTT >15%-25% pada orang dewasa b) LPTT >10%-20% pada anak c) Ketebalan penuh dengan LPTT 15% pada orang dewasa dan LPTT