LP Ispa Keluarga (Kanu) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga pada An. N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita Puskesmas Dasan Agung” Untuk itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan laporan pendahuluan ini , Akhir kata penulis berharap laporan pendahuluan ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan pihak yang telah membacanya.



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang ISPA menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia.hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun,98% nya disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan bagian bawah,kelompok yang paling resiko adalah balita, anak-anak,dan orang lanjut usia,terutama dinegara-negara dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah. kasus ispa di Indonesia penempati urutan peratama penyebab kematian bayi yaitu sebesar 24,46% (tahun 2013) ,29,47% (tahun 2014) dan 63,45 % (tahun 2015). Oleh sebab itu penyakit ini perlu ditangani oleh tenaga medis secepat mungkin guna menurunkan angka kematian akibat ISPA,selain itu perlu dilakukan upaya promosi kesehatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar hidup sehat dan mampu mengembangkan kesehatan serta terciptanya lingkungan yang kondusif.



1.2 Tujuan           Penulis Makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dan dapat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa. Secara terperinci tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. untuk mengetahui konsep medis ISPA 2. Mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga dengan penyakit ISPA



BAB II KONSEP DASAR MEDIS A. DEFINISI ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) merupakan penyakit infeksi akut yang menyerangsalah satu bagian atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung (saluran atas ) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adeneksanya seperti sinus,rongga telingan tengah dan pleura. (Marni, 2014) B. KLASIFIKASI 1. Ringan Batuk tanpa pernafasan cepat atau kurang dari 40 kali per menit, hidung tersumbat atau berair, tenggorokan merah, telinga berair. 2. Sedang Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari telinga keluar cairan kurang dari 2 minggu. Faringitis, purulen dengan pembesaran kelenjar limfe leher yang nyeri tekan ( adentis sevikal ). 3. Berat Batuk dengan nafas cepat dan stridor, membran keabuan bifaring, kejang-kejang, apnea, dehidrasi berat /tidur terus, tidak ada sianosis. 4. Sangat berat Batuk dengan nafas cepat, stridor dan sianosis serta tidak dapat minum. (Marni, 2014)



C. ETIOLOGI 1. Mikoplasma . 2. Bakteri, misalnya dari genus Streptoccocus, Staphylococcus, Haemophilus, Bordetella, Corynebacterium. 3. Virus, misalnya golongan mikrovirus (seperti virus influenza dan virus campak), adenovirus, koronavirus, pikornavirus, herpesvirus. 4. Daya tahan tubuh. 5. Kondisi lingkungan rumah. (Wijayaningsi, 2013)



D. PATOFISIOLOGI Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, oleh karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab. Saluran pernapasan atas (akut) secara langsung terpajang lingkungan namun infeksi relatif jarang terjadi berkembang menjadi infeksi saluran pernapasan bawah yang mengenai bronkus dan aveoli. Silia bergerak dengan retmis untuk mendorong mokus dan semua mikroorganisme yang terperangkap didalam mokus, keatas nasofaring tempat mokus tersebut dapat dikeluarkan melalui hidung lalu ditelan. Apabila dapat lolos dari mekanisme pertahanan tersebut ke saluran pernapasan atas maka mikroorganisme akan dihadang oleh lapisan pertahanan yang ke tiga (sistem imun) untuk mencegah mikroorganisme tersebut sampai disaluran napas bawah. Respon ini diperantarai oleh limfosit, tetapi juga melibatkan sel-sel darah putih lainnya, misalnya makrofak, niotrofil, dan sel mast yang tertarik ke daerah tempat proses peradangan berlangsung. (Wijayaningsi, 2013) E. MANIFESTASI KLINIS 1. Demam : sering tampak sebagai tanda infeksi pertama. Paling sering terjadi pada usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5ºC bahkan dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euforia (perasaan senang berlebihan) dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan cepat kecepatan yang tidak biasa. 2. Anoreksia : merupakan hal yang umum disertai dengan penyakit masa kanakkanak sering kali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit. Muntah : merupakan suatu reflek yang tidak dapat dikontrol untuk mengeluarkan isi lambung dengan paksa melalui mulut. Biasanya anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang merupakan petunjuk untuk awitan infeksi 3. Batuk : merupakan gambaran umum dari penyakit pernapasan. Dapat menjadi bukti hanya selama fase akut. Sakit tenggorokan : merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan per oral.



4. Keluar sekret cair dan jernih dari hidung, sering menyertai infeksi pernapasan. Mungkin encer dan sedikit atau kental dan purulen, tergantung pada tipe atau tahap infeksi (Rahmawati, 2012)



F. PATHWAY



G. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Pemeriksaan radiologi (foto torak)adalah untuk mengetahui penyebab dan mendiagnosa sacar tepat. b. Pemeriksaan RSV adalah untuk mendiagnosis RSV (respiratori sinisial virus). c. Gas darah arteri yaitu untuk mengkaji perubahan pada system saluran pernafasan kandungan oksigen dalam darah. d. Jumlah sel darah putih normal atau meningkat. (Rahmawati, 2012) H. KOMPLIKASI



1. Laringitis : peradangan pada laring (pangkal tenggorokan). Laring terletak dipuncak saluran udara yang menuju ke paru-paru. Disebabkan oleh saluran pernapasan bagian atas. 2. Bronkitis : suatu peradangan yang terjadi pada bronkus (saluran udara ke paruparu yang disebabkan oleh virus dan bakteri). 3. Sinusitis  : suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas (misalnya pilek). (Marni, 2014)



I. PENATALAKSANAAN Klien dengan infeksi saluran pernapasan atas hanya sakit ringan dan dapat ditangani di unit rawat jalan., kecuali jika penyakit menjadi lebih parah dan butuh perawatan. Penatalaksanaan keperawatan untuk kondisi ini lebih ditekankan pd penyuluhan kesehatan, yang mencakup istirahat, banyak minum, dan pencegahan infeksi lebih lanjut. Kotak displai 3-1 menyajikan pedomn penyuluhan kesehatan untuk klien dengan infeksi saluran pernapasan atas. (Wijayaningsi, 2013)



J. PENCEGAHAN dan PENANGANAN 1. Kenali tanda-tanda darurat pada anak yang terkena ISPA. 2. Istirahat yang cukup, setidaknya 8 jam sehari. 3. Makan makanan yang bergizi tinggi. Berikan makanan dalam porsi sedikit namun lebih sering dari biasanya, apalagi jika muntah. 4. Berikan asupan cairan seperti air dan buah-buahan lebih banyak karena hal ini dapat membantu mengencerkan dahak. 5. Tetap berikan ASI, bila anak masih menyusu. 6. Jika terjadi panas, berikan parasetamol. 7. Kompres dengan kain bersih dan air hangat.



8. Jika demam, dianjurkan memakai pakaian yang tipis, dan tidak terlalu ketat. Tidak dianjurkan menggunakan pakaian dan selimut yang terlau tebal. 9. Untuk bayi di bawah umur 2 bulan, jika mengalami demam, maka harus segera dirujuk ke dokter. 10. Jangan memberikan antibiotik tanpa izin dari dokter. Antibiotik tidak diperlukan untuk ISPA yang disebabkan oleh bakteri. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat meningkatkan kekebalan bakteri tersebut. (Rosmiyanti, 2016)



BAB III



KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA 1.PENGKAJIAN Format pengkajian keluarga model Friedman yang diaplikasikan ke kasus dengan masalah utama Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) menurut (Andarmoyo, 2012) meliputi : a. Data umum Menurut (Andarmoyo, 2012) data umum yang perlu dikaji adalah : 1) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat, jenis kelamin, umur, pekerjaan dan pendidikan. Pekerjaan yang terlalu sibuk bagi orang tua mengakibatkan perhatian orang tua terhadap tumbuh kembang anak tidak ada dan keadaan rumah juga tidak terurus jika orang tua terlalu sibuk dengan pekerjannya. 2) Tipe keluargaMenjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga (Andarmoyo, 2012). Biasanya keluarga yang mempunyai balita dengan infeksi saluran pernafasan akut mempunyai jumlah anggota keluarga yang banyak sehingga kebutuhan tidak terpenuhi. 3) Status sosial ekonomiStatus sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga (Andarmoyo, 2012).Pada pengkajian status sosial ekonomi diketahui bahwa tingkat status social ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang. Dampak dariketidakmampuan keluarga membuat seseorang enggan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan (Andarmoyo, 2012). Biasanya keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akutmempunyai sosial ekonomi yang rendah, sehingga kemampuan untuk menyediakan rumah yang sehat, kemampuan untuk pengobatan anggota keluarga yang sakit dan kemampuan menyediakan makanan dengan gizi yang seimbang tidak terpenuhi.



b.Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Data ini ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti (Jhonson, 2010). Biasanya keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah. 2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Data ini menjelaskan mengenai tugas dalam tahap perkembangan keluarga saat ini yang belum terpenuhi dan mengapa belum terpenuhi (Jhonson, 2010). Biasanya keluarga belum mampu memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman, mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar), kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak. 3. Riwayat keluarga inti Data ini menjelaskan mengenai penyakit keturunan, riwayat kesehatan masingmasing anggota keluarga, status imunisasi, sumber kesehatan yang biasa digunakan serta pengalamannya menggunakan pelayanan kesehatan (Jhonson, 2010). Biasanya keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut status imunisasi pada balita tidak terpenuhi dan tidak mendapatkan ASI eksklusif yang memadai (Jhonson, 2010). c.Pengkajian lingkungan 4. Karakteristik rumah Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah, jumlah ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan, tanda cat yang sudah mengelupas, serta dilengkapi dengan denah rumah (Susanto, 2012)Biasanya keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut mempunyai keuangan yang tidak mencukupi kebutuhan sehingga luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela dan sumber air minum yang digunakan tidak sesuai dengan jumlah anggota keluarga. d.Fungsi keluarga 5. Fungsi afektif Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling mendukung, hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan rasa empati, perhatian terhadap perasaan (Susanto, 2012)Biasanya keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut jarang memperhatikan kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian pada anak, serta tidak mau memperhatikan kondisi di sekitar lingkungan tempat tinggal. 6. Fungsi sosialisasi



Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman, serta memberi dan menerima cinta (Susanto, 2012). Biasanya keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut tidak disiplin terhadap aktivitas bermain pada balita. 7. Fungsi keperawatan a. Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan : menjelaskan nilai yang dianut keluarga, pencegahan, promosi kesehatan yang dilakukan dan tujuan kesehatan keluarga (Susanto, 2012)Biasanya keluarga tidak mengetahui pencegahan yang harus dilakukan agar balita tidak mengalami infeksi saluran pernafasan akut. b. Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit yang dirasa : keluarga mengkaji status kesehatan, masalah kesehatan yang membuat kelurga rentan terkena sakit dan jumlah kontrol kesehatan (Susanto, 2012). Bisanya keluarga tidak mampu mengkaji status kesehatan keluarga. c. Praktik diet keluarga : keluarga mengetahui sumber makanan yang dikonsumsi, cara menyiapkan makanan, banyak makananyang dikonsumsi perhari dan kebiasaan mengkonsumsi makanan kudapan (Jhonson, 2010)Biasanya keluarga tidak terlalu memperhatikan menu makanan, sumber makanan dan banyak makanan yang tersedia. d. Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri : tindakan yang dilakukan dalam memperbaiki status kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan keluarga dirumah dan keyakinan keluarga dalam perawatan dirumah (Jhonson, 2010). Biasanya keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut tidak tau cara pencegahan penyakit dan mengenal penyakit. e. Tindakan pencegahan secara medis : status imunisasi anak, kebersihan gigi setelah makan, dan pola keluarga dalam mengkonsumsi makanan (Jhonson, 2010) Biasanya keluarga tidak membawa anaknya imunisasi ke posyandu.



4. Fungsi reproduksi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah : berapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga (Suprajitno, 2004). 5.Fungsi ekonomi Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga dalam memenuhi sandang, pangan, papan, menabung, kemampuan peningkatan status kesehatan (Suprajitno, 2004). Biasanya keluarga belum bisa memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan balita. B.Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang di gunakan pada pemeriksaan fisik head to toe untuk pemeriksaan fisik untuk infeksi saluran pernafasan akut adalah sebagai berikut : 1. Status kesehatan umum Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda - tanda vital.Bisanya balita mempunyai BB rendah dan pernafasan yang cepat. 2. Kepala dan leher Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah.Biasanya balita yang mengalami infeksi saluran pernafasan akut terlihat pucat karena penurunan pada nafsu makannya. 3. Sistem pulmonal Biasanya sesak nafas, dada tertekan, pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif), sputum banyak, pernafasan diafragma dan perut meningkat, laju pernafasan meningkat dan anak biasanya cengeng. 4. Sistem kardiovaskuler Biasanya



anak



mengalami



sakit



kepala,



denyut



nadi



meningkat,



takikardi/bradikardi, dan disritmia, pemeriksaan CRT. 5. Sistem neurosensori Biasanya anak gelisah, terkadang ada yang mengalami penurunan kesadaran, kejang, refleks menurun/normal, letargi. 6. Sistem genitourinaria Biasanya produksi urine normal dan tidak mengalami gangguan.



7. Sistem digestif Biasanya anak mengalami mual, kadang muntah, konsistensi feses normal. 8. Sistem muskuloskeletal Biasanya lemah, cepat lelah, tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru, penggunaan otot aksesoris pernafasan. 9. Sistem integumen Biasanya balita mempunyai turgor kulit menurun, kulit pucat, sianosis, banyak keringat, suhu tubuh meningkat dan kemerahan. 2.Kemungkinan Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis ke system keluarga dan subsistemnya serta merupakan hasil pengkajian keperawatan.Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan pendidikan dan pengalaman (Susanto, 2012). Tipologi dari diagnosa keperawatan adalah: 1) Diagnosakeperawatan keluarga aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan). 2) Diagnosa keperawatan keluarga resiko (ancaman) dirumuskan apabila sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. 3) Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera (potensial) merupakan suatu keadaan dimana keluarga dalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dengan ISPA menurut problem (NANDA, 2015-2017) adalah : 1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas 2) Ketidakefektifan pola nafas 3) Gangguan pertukaran gas 4) Hipertemi 5) Kekurangan volume cairan 6) Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 7) Intoleransi aktivitas 8) Defisit pengetahuan



Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga yang mengalami ISPA dengan pneumonia mengacu pada problem (NANDA, 2015-2017) dan etiologi (Suprajitno, 2004)adalah : 1. Ketidakefektifanbersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah. 2. Hipertermia berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. 3. Resikoketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. 4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah. Tabel 2.3 Skala prioritas masalah keluarga Kriteria 1) Sifat masalah : (1) Aktual (tidak/kurang sehat) (2) Ancaman kesehatan (3) Keadaan sejahtera 2) Kemungkinan masalah dapat diubah : a. Mudah b. Sebagian c. Tidak dapat 3) Potensi masalah untuk dicegah : a. Tinggi b. Cukup c. Rendah



Skor 3 2 1 2 1 0 3 2 1



Bobot 1



2



1



Keterangan : Total Skor didapatkan dengan :Skor (total nilai kriteria) x Bobot =Nilai Angka tertinggi dalam skor Cara melakukan Skoring adalah : a. Tentukan skor untuk setiap kriteria b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot c. Jumlah skor untuk semua kriteria D.Tentukan



skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosakeperawatan keluar Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga yang mengalami ISPA dengan pneumonia mengacu pada problem (NANDA, 2015-2017) dan etiologi (Suprajitno, 2004)adalah : 1. Ketidakefektifanbersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.



2. Hipertermia berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. 3. Resikoketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. 4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah. Tabel 2.3 Skala prioritas masalah keluarga Kriteria 1) Sifat masalah : (1) Aktual (tidak/kurang sehat) (2) Ancaman kesehatan (3) Keadaan sejahtera 2) Kemungkinan masalah dapat diubah : a. Mudah b. Sebagian c. Tidak dapat 3) Potensi masalah untuk dicegah : a. Tinggi b. Cukup c. Rendah



Skor 3 2 1 2 1 0 3 2 1



Bobot 1



2



1



Keterangan : Total Skor didapatkan dengan :Skor (total nilai kriteria) x Bobot =Nilai Angka tertinggi dalam skor Cara melakukan Skoring adalah : a. Tentukan skor untuk setiap kriteria b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot c. Jumlah skor untuk semua kriteria D.Tentukan



skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosakeperawatan keluar



1.



RencanaKeperawatan Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga, dengan merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan sumber, serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010). Tabel 2.4 Intervensi Keperawatan pada Keluarga dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut



No 1.



Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah



Tujuan



Umum Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 5 x 45 menit keluarga mampu mengenal masalah kesehatan tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut



Khusus 1. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu mengenal masalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut



Evaluasi



Kriteria a. Keluarga mampu menyebutkan defenisi Infeksi Saluran PernafasanAkut



Rencana Keperawatan Standar a.Infeksi Saluran a. Kaji pengetahuan Pernafasan Akut tentang Infeksi Saluran adalah masuknya Pernafasan Akut b. Diskusikan dengan mikroorganisme keluarga tentang (bakteri, virus, pengertian Infeksi riketsi) ke dalam Saluran Pernafasan saluran pernapasan Akut dengan yang menimbulkan menggunakan leafleat/ gejala penyakit yang lembarbalik dapat berlangsung c. Evaluasi kembali sampai 14hari pengertian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada keluarga d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban



yang benar b. Keluarga mampu b.Penyebab : a. Mengakaji menyebutkan rendahnya asupan pengetahuan tentang penyebab dari antioksidan, status penyebab Infeksi Infeksi Saluran gizi kurang, dan Saluran Pernafasan PernafasanAkut buruknya sanitasi Akut lingkungan b. Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut c. Evaluasi kembali penyebab dan faktor resiko Infeksi Saluran Pernafasan Akut d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yangbenar. pengetahuan c. Keluarga mampu c. Tanda dan gejala a. Kaji tentang tanda dan menyebutkan :Pilek biasa, keluar gejala Infeksi Saluran tanda dan gejala sekret cair dan jernih Pernafasan Akut Infeksi Saluran dari hidung, kadang b. Diskusikan dengan PernafasanAkut bersin-bersin, sakit keluarga tentang tanda tenggorokan, batuk, dan gejala Infeksi sakit kepala, sekret Saluran Pernafasan menjadi kental,



demam, mual, muntah dan kurang nafsumakan



Akut dengan menggunakan leaflet/ lembarbalik c. Evaluasi kembali tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada keluarga d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar. a. Kaji keputusan yang diambil olehkeluarga b. Diskusikan dengan keluarga tentang keputusan yang telah dibuat c. Evaluasi kembali tentang keputusan yang telahdibuat d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yangbenar



2. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat klien



Keluarga mampu memutuskan merawat keluarga yang sakit



Keluarga memberi keputusan untuk merawat keluarga yang sakit



3. Setelah dilakukan kunjungan1 x 45 menit



Keluarga mampu memberikan ramuan obat untuk anggota keluarga



a.Keluarga dapat a. Jelaskan pada keluarga menjelaskan tentang cara membuat ramuan cara membuat obat untukanggota ramuan obatdengan keluarga yang sakit



yang sakit keluarga mampu merawatang gota keluarga yang sakit dengan mendemons trasikan cara membuat ramuan obat dengan campuran jeruk nipis dankecap 4. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu memodifika si lingkungan untuk mencegah terjadinya



Keluarga mampu memodifikasi lingkungan



campuran jeruk nipis b. Demonstrasikan dan kecap bersama keluarga cara b.Keluarga dapat membuat ramuanobat mendemontrasikan c. Beri kesempatan pada kembali dengan keluarga untuk benar : cara mendemonstrasikan membuat ramuan kembali obat dengan d. Beri pujian atas campuran jeruk nipis keberhasilankeluarga dankecap



Keluarga memperlihatkan lingkungan sekitar rumah yang telah di modifikasi



a. Jelaskan pentingnya lingkungan dalam mencegah terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut kembali b. Mendiskusikan dengan keluarga cara memodifikasi lingkungan c. Motivasi keluarga untuk memodifikasi



Infeksi Saluran Pernafasan Akut kembali



2.



Hipertermia berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit



Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 5 x 45 menit keluarga mampu mengenal masalah kesehatan tentang Infeksi



d.



Keluarga membawa anak ke pelayanan kesehatan untuk di periksakan kondisi dan mendapatkan pengobatan



lingkungan Beri pujian atas penataan yang telah dilakukan



a. Jelaskan pada keluarga tentang kondisibalita b. Motivasi keluarga untuk membawa balita ke pelayanan kesehatan c. Beri pujian atas tindakan yang dilakukankeluarga



5. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 20 menit keluarga mampu memanfaatk an fasilitas kesehatan



Keluarga mampu membawa balita ke fasilitas kesehatan



1. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu mengenal masalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut



a. Keluarga a.Infeksi Saluran a. Kaji pengetahuan mampu Pernafasan Akut tentang Infeksi Saluran menyebutkan adalah masuknya Pernafasan Akut defenisi Infeksi mikroorganisme b. Diskusikan dengan Saluran (bakteri, virus, keluarga tentang PernafasanAkut riketsi) ke dalam pengertian Infeksi saluran pernapasan Saluran Pernafasan yang menimbulkan Akut dengan gejala penyakit yang menggunakan leafleat/ dapat berlangsung lembarbalik c. Evaluasi kembali sampai 14hari pengertian Infeksi



Saluran Pernafasan Akut



Saluran Pernafasan Akut pada keluarga d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar b. Keluarga mampu b.Penyebab : a. Mengakaji pengetahuan tentang menyebutkan rendahnya asupan penyebab Infeksi penyebab dari antioksidan, status Saluran Pernafasan Infeksi Saluran gizi kurang, dan Akut PernafasanAkut buruknya sanitasi b. Diskusikan dengan lingkungan keluarga tentang penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut c. Evaluasi kembali penyebab dan faktor resiko Infeksi Saluran Pernafasan Akut d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yangbenar. c. Keluarga mampu c.Tanda dan gejala a. Kaji pengetahuan tentang tanda dan menyebutkan :Pilekbiasa,keluar sekret gejala Infeksi Saluran tanda dangejala cair danjernih Pernafasan Akut Infeksi Saluran dari hidung, kadang



Pernafasan Akut



2. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat klien



Keluarga mampu memutuskan merawat keluarga yang sakit



bersin-bersin, sakit b. Diskusikan dengan tenggorokan, batuk, keluarga tentang tanda sakit kepala, sekret dan gejala Infeksi menjadi kental, Saluran Pernafasan demam, mual, Akut dengan muntah dan kurang menggunakan leaflet/ nafsumakan lembarbalik c. Evaluasi kembali tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut padakeluarga d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yangbenar. Keluarga memberi keputusan untuk merawat keluarga yang sakit



a. Kaji keputusan yang diambil olehkeluarga b. Diskusikan dengan keluarga tentang keputusan yang telah dibuat c. Evaluasi kembali tentang keputusan yang telahdibuat d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yangbenar



3. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu merawatang gota keluarga yang sakit dengan mendemons trasikan cara membuat ramuan obat dengan campuran jeruk nipis dankecap



Keluarga mampu memberikan ramuan obat untuk anggota keluarga yang sakit



a. Keluarga dapat menjelaskan tentang cara membuat ramuan obat dengan campuran jeruk nipis dankecap b. Keluarga dapat mendemontrasikan kembali dengan benar : cara membuat ramuan obat dengan campuran jeruk nipis dankecap



a. Jelaskan pada keluarga cara membuat ramuan obat untuk anggota keluarga yangsakit b. Demonstrasikan bersama keluarga cara membuat ramuanobat c. Beri kesempatan pada keluarga untuk mendemonstrasikan kembali d. Beri pujian atas keberhasilankeluarga



4. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu memodifika si



Keluarga mampu memodifikasi lingkungan



Keluarga memperlihatkan lingkungan sekitar rumah yang telah di modifikasi



a. Jelaskan pentingnya lingkungan dalam mencegah terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut kembali b. Mendiskusikan dengan keluarga cara



memodifikasi lingkungan c. Motivasi keluarga untuk memodifikasi lingkungan d. Beri pujian atas penataan yang telah dilakukan



lingkungan untuk mencegah terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut kembali



3.



Resiko ketidakseimbanga n nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan



Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 5 x 45 menitkeluarga mampu mengenal,



a. Jelaskan pada keluarga tentang kondisibalita b. Motivasi keluarga untuk membawa balita ke pelayanan kesehatan c. Beri pujian atas tindakan yang dilakukankeluarga



5. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 20 menit keluarga mampu memanfaatk an fasilitas kesehatan



Keluarga mampu membawa balita ke fasilitas kesehatan



Keluarga membawa anak ke pelayanan kesehatan untuk di periksakan kondisi dan mendapatkan pengobatan



1. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu mengenal, memutuska



Keluarga mampu menjelaskan pengertian gizi kurang, menyebutkan dua penyebab gizi kurang dan menyebutkan 2



a. Gizi kurang atau a. Gali pengetahuan kurang gizi (sering keluarga tentang gizi kali tersebut kurang malnutrisi) muncul b. Diskusikan bersama akibat asupan energi keluarga tentang dan makronutrien pengertian gizikurang kepada yang tidakmemadai. c. Jelaskan b. Penyebab gizi keluarga penyebabgizi



keluarga merawat anggota keluarga yang sakit



memutuskan, dan merawat anggota keluarga dengan ketidakseimba ngan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh



n, dan tanda dan gejala gizi kurang. merawat anggota keluarga dengan ketidakseim bangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh



2. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi



Keluarga mampu memutuskan masalah



kurang yaitu kurangnya asupan nutrisi, pola makan asuhan anak kurang memadai,yankes kurangmemadai c. Tanda dan gejala gizi kurang yaitu badan kurus, rambut kecoklatan, BB pada KMS berada BGK/BGM d.Dampak yang ditimbulkan, balita mengalami keterlambatan tumbuhkembang



kurang d. Jelaskan tanda dan gejala gizi kurang pada balita e. Jelaskan dampak yang ditimbulkan pada balita dengan gizi kurang f. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya g. Bantu keluarga untuk mengulangi apa yang telahdijelaskan h. Beri pujian atas prilaku yangbenar



Keluarga menyatakan keputusan dalam mengatasi gizi kurang pada balita



a. Jelaskan pada keluarga mengenai tindakan yang harus dilakukan saat anak menderita kekurangangizi b. Bimbing dan motivasi keluarga untuk mengambilkeputusan dalam menangani masalah gizi kurang



kondisi ketidakseim bangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh 3. Setelah Keluarga mampu dilakukan memberikan diit kunjungan 1 sesuai anjuran x 45 menit keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan mendemontr asikan cara membuat makanan menarik



c.



Beri pujian atas keputusan yang diambil untuk mengatasi masalah gizi kurang pada balita



a. Keluarga dapat a. Jelaskan pada keluarga menjelaskan tentang cara meningkatkan cara merawat balita nafsu makan anak : dengan gizi kurang menyajikan makanan yaitu dengan dalam bentuk yang pemberian diit tinggi menarik, memberikan energi tinggi protein makan sedikit tapi (TETP) sering, pelihara b. Keluarga dapat kebersihan gigi dan mendemontrasikan mulut, sajikan kembali dengan makanan yang hangat benar : cara dan tingkatkan menyusun menu aktivitasanak makanan dan b. Demontasikan menyajikan bersama keluarga cara makanan membuat makanan yang menarik c. Beri kesempatan pada keluarga untuk



mendemontrasikan kembali d.Beri pujian atas keberhasilankeluarga 4. Setelah Keluarga mampu dilakukan memodifikasi kunjungan 1 lingkungan x 45 menit keluarga mampu menciptaka n lingkungan yang lebih kondusif untuk meningkatk an nafsu makananak



Keluarga memperlihatkan dekorasi ruang makan



a. Jelaskan pentingnya lingkungandalam memenuhi asupan nutrisi balita b. Mendiskusikan dengan keluarga cara memodifikasi ruang makan yang menyenangkan bagi balita c. Motivasi keluarga untuk menata ruang makan d. Beri pujian atas penataan yang telah dilakukan



5. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu



Keluarga membawa anak ke pelayanan kesehatan untu melakuakn penimbangan BB dan



a. Jelaskan pada keluarga tentang kondisibalita b. Motivasi keluarga untuk membawa balita ke pelayanan kesehatan



Keluarga mau membawa anak ke fasilitas kesehatan



pengukuran TB



membawa balita kepelayanan kesehatan terdekat 4.



Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah



Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 5 x 45 menit keluarga mampu mengenal masalah kesehatan tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut



1. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu mengenal masalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut



a. Keluarga mampu menyebutkan defenisi Infeksi Saluran PernafasanAkut



c.



Beri pujian atas tindakan yang dilakukankeluarga



a. Infeksi Saluran a. Kaji pengetahuan Pernafasan Akut tentang Infeksi Saluran adalah masuknya Pernafasan Akut mikroorganisme b. Diskusikan dengan (bakteri, virus, keluarga tentang riketsi) ke dalam pengertian Infeksi saluran pernapasan Saluran Pernafasan yang menimbulkan Akut dengan gejala penyakit yang menggunakan leafleat/ dapat berlangsung lembarbalik c. Evaluasi kembali sampai 14hari pengertian Infeksi Saluran Pernafasan Akut padakeluarga d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yangbenar



b. Keluarga mampu b. Penyebab : a. Mengakaji pengetahuan tentang menyebutkan rendahnya asupan penyebab Infeksi penyebab dari antioksidan, status Saluran Pernafasan Infeksi Saluran gizi kurang, dan



PernafasanAkut



buruknya lingkungan



sanitasi



Akut b. Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut c. Evaluasi kembali penyebab dan faktor resiko Infeksi Saluran Pernafasan Akut d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yangbenar.



pengetahuan c. Keluarga mampu c. Tanda dan gejala a. Kaji tentang tanda dan :Pilek biasa, keluar menyebutkan gejala Infeksi Saluran sekret cair dan jernih tanda dan gejala Pernafasan Akut dari hidung, kadang Infeksi Saluran dengan bersin-bersin, sakit b. Diskusikan PernafasanAkut keluarga tentang tanda tenggorokan, batuk, dan gejala Infeksi sakit kepala, sekret Saluran Pernafasan menjadi kental, Akut dengan demam, mual, menggunakan leaflet/ muntah dan kurang lembarbalik nafsumakan c. Evaluasi kembali tanda dan gejalaInfeksi Saluran Pernafasan



Akut pada keluarga d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar. 2. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menitkeluar ga mampu mengambil keputusan untuk merawat klien



Keluarga mampu memutuskan merawat keluarga yang sakit



Keluarga memberi keputusan untuk merawat keluarga yang sakit



a. Kaji keputusan yang diambil olehkeluarga b. Diskusikan dengan keluarga tentang keputusan yang telah dibuat c. Evaluasi kembali tentang keputusan yang telahdibuat d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yangbenar



3. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menitkeluar ga mampu merawatang gota keluarga yang sakit



Keluarga mampu memberikan ramuan obat untuk anggota keluarga yang sakit



a. Keluarga dapat a. Jelaskan pada keluarga menjelaskan tentang cara membuat ramuan cara membuat obat untuk anggota ramuan obat dengan keluarga yangsakit campuran jeruk nipis b. Demonstrasikan dankecap bersama keluarga cara b. Keluarga dapat membuat ramuanobat c. Beri kesempatanpada mendemontrasikan keluarga untuk kembali dengan benar : cara mendemonstrasikan



dengan mendemons trasikan cara membuat ramuan obat dengan campuran jeruk nipis dankecap 4. Setelah Keluarga mampu dilakukan memodifikasi kunjungan 1 lingkungan x 45 menitkeluar ga mampu memodifika si lingkungan untuk mencegah terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut kembali



membuat ramuan kembali obat dengan d.Beri pujian atas campuran jeruk nipis keberhasilankeluarga dankecap



Keluarga memperlihatkan lingkungan sekitar rumah yang telah di modifikasi



a. Jelaskan pentingnya lingkungan dalam mencegah terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut kembali b. Mendiskusikan dengan keluarga cara memodifikasi lingkungan c. Motivasi keluarga untuk memodifikasi lingkungan d. Beri pujian atas penataan yang telah dilakukan



5. Setelah Keluarga mampu dilakukan membawa balita ke kunjungan 1 fasilitas kesehatan x 45 menitkeluar ga mampu memanfaatk an fasilitas kesehatan



Keluarga membawa anak ke pelayanan kesehatan untuk di periksakan kondisi dan mendapatkan pengobatan



a. Jelaskan pada keluarga tentang kondisibalita b. Motivasi keluarga untuk membawa balita ke pelayanan kesehatan c. Beri pujian atas tindakan yang dilakukankeluarga



4. Implementasi Keperawatan Implementasi adalah suatu proses pelaksanaan terapi keperawatan keluarga yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui pemanfaatan sumber-sumber yang dimiliki keluarga. Implementasi di prioritaskan sesuai dengan kemampuan keluarga dan sumber yang dimiliki keluarga implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam keluarga dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. Keluarga di didik untuk dapat menilai potensi yang dimiliki mereka dan mengembangkannya melalui implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk mengenal masalah kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan yang dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai kondisi kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat.(Andarmoyo, 2012) Menurut (Andarmoyo, 2012)guna membangkitkan minat keluarga dalam berperilaku hidup sehat, maka perawat harus memahami teknik-teknik motivasi. Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini: a. Menstimulasi kesehatan atau penerimaan keluarga mengenai kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi kehidupan dan harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah. b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi kensekuensi untuk tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan. c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga melakukan perawatan. d. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat dengan menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin. e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga cara menggunakan fasilitas tersebut.(Andarmoyo, 2012)



5.Evaluasi Keperawatan Evaluasi berdasarkan pada seberapa efektif intervensi yang dilakukan keluarga, perawat dan lainnya.Keberhasilan lebih ditentukan oleh hasil pada sistem keluarga dan anggota



keluarga



(bagaimana



anggota



berespons)



daripada



intervensi



yang



diimplementasikan.Evaluasi merupakan kegiatan bersama antara perawat dan keluarga. Evaluasi merupakan proses terus menerus yang terjadi setiap saat perawat memperbarui rencana asuhan keperawatan , evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi merupakan sekumpulan metode dan keterampilan untuk menentukan apakah program sudah sesuai dengan rencana dan tuntutan keluarga, evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga. (Andarmoyo, 2012)



PENUTUP 1.Kesimpulan Penyakit ISPA adalah penyakit yang banyak diderita oleh bayi dan anak-anak ,penyebab kematian ,klasifikasi penyakit ISPA tergantung kepada pemriksaan dan tanda-tanda bahaya yang diperlihatnkan oleh penderita.penatalaksanaan dan pemberantasan ISPA diperlukan kerja sama oleh semua pihak ,yaitu keluarga,dokter,para medis dan kader kesehatan untuk menunjang keberhasilan menurunkan angka kesakitan sesuai pembangunan nasional. 2.Saran Diharapkan penyakit ISPA menanganannya dapat diprioritaskan sehubung dengan angka kematian yang tinggi akibat penyakit ini,disamping itu penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit ISPA perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara berksinambungan,serta penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA yang sudah dilaksanakan sekarang ini ,diharapkan lebih ditingkatkan lagi.



DAFTAR PUSTAKA



Andarmoyo, S. (2012). buku keperawatan keluarga . yogyakarta: Graha Ilmu. Jhonson. (2010). buku keperawatan keluarga. yogyakarta: Nuha Medika. Marni. (2014). Asuhan keperawatan anak dengan gangguan pernafasan. Yogyakarta: Gosyen publishing. Rahmawati, R. H.-D. (2012). Gangguan Pernafasan Pada Anak :ISPA. Yogyakarta: Nuha Medika. Rosmiyanti, Y. M. (2016). 45 penyakit yang sering hinggap pada anak. Yogyakarta: Rapha Publishing. Suprajitno. (2004). buku asuhan keperawatan keluarga. jakarta: EGC. Susanto, T. (2012). buku ajar keperawatan keluarga, aplikasi teori pada praktik asuhan keperawatan keluarga . DKI Jakarta: CV Trans Info Medika. Wijayaningsi, K. S. (2013). Asuhan keperawatan anak. Jakarta Timur: CV.Trans Info Media.