LP KDP (Gangguan Rasa Aman Nyaman) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI



ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI PADA An. E DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) DIRUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI



OLEH : KADEK AYU ISTANANDA NIM : 01.3.21.00493



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI TAHUN AKADEMIK 2021/2021



STIKES RS BAPTIS KEDIRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA NERS PROGRAM PROFESI



LEMBAR PENGESAHAN NAMA NIM JUDUL



: : :



KADEK AYU ISTANANDA 01.3.20.00493 ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI PADA An. E DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGUAN RASA NYAMAN (NYERI) DI RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI



Kediri, 1 November 2021 Dosen Pembimbing



Putu Indraswari A, S.Kep., Ns., M.Kep



BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Teori 1.1.1 Definisi Rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri) (Potter & Perry, 2013). Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2014). Keamanan adalah suatu kondisi aman, dan tentram, bebas dari cedera fisik dan psikologis serta suatu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2013). Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial (SDKI, 2018) 1.1.2 Etiologi 1. Gejala penyakit 2. kurang pengendalian situasional/ lingkungan 3. kedidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial dan pengetahuan 4. kurangnya privasi 5. gangguan stimulus lingkungan 6. Efek samping terapi 7. Gangguan adaptasi kehamilan 1.1.3



Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan a. Emosi Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan b. Status mobilisasi



Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury c. Gangguan persepsi sensory Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan d. Keadaan imunitas Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang penyakit e. Tingkat kesadaran Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan f. Gangguan tingkat pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya 1.1.4



Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan nyaman a. Jatuh Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami pasien lansia b. Oksigen Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan mempengaruhi keamanan pasien c. Pencahayaan Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan pasien rawat inap



1.1.5



Manifestasi Klinis Gejala dan tanda mayor: 1. Mengeluh tidak nyaman 2. Gelisah Gejala dan tanda Minor: 1. Mengeluh sulit tidur 2. Tidak mampu rileks



3. Mengeluh kedinginan/ kepanasan 4. Merasa gatal 5. Mengeluh mual 6. Mengeluh lelah 7. Menunjukkan gejala distress 8. Tampak merintih/menangis 9. Pola eliminasi berubah 10. Postur tubuh berubah 11. Iritabilitas 1.1.6



Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti : a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi b. Menggunakan skala nyeri 1) Ringan



= Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat



berkomunikasi dengan baik 2) Sedang



= Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat



menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan 3) Berat



= Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa



merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan. 4) Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.. 1.1.7



Penatalaksanaan a. Relaksasi Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi



terbimbing



klien



menciptakan



kesan



dalam



pikiran,



berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya. b. Teknik imajinasi Biofeedback



merupakan



terapi



perilaku



yang



dilakukan



dengan



memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah.Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri



melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi



persepsi



nyeri



adalah



suatu



cara



sederhana



untuk



meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri. c. Teknik Distraksi Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual (melihat pertandingan, menonton televise,dll), distraksi pendengaran (mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi pernafasan ( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu). d. Terapi dengan pemberian analgesic Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan



menurunkan tingkatan



inflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri. e. Immobilisasi Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti decubitus 2.1 Tinjauan Asuhan Keperawatan 2.1 Pengkajian 2.1.1 Riwayat keperawatan 1. Riwayat penyakit sekarang Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman. Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien. 2. Riwayat penyakit dahulu



Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien 3. Riwayat penyakit keluarga Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri. 4. Pola aktivitas sehari – hari 1) Nutrisi Menggambarkan masukan nutrisi keseimbangan cairan dan elektrolit 2) Eliminasi Ekskresi usus dan kandung kemih 3) Aktivitas atau Latihan Menggambarkan pola latihan dan aktivitas 4) Istirahat dan Tidur Menggambarkan pola tidur, istirahat 5) Seksualitas atau Reproduksi Menggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual atau di rasakan dengan seksualitas. 5. Keadaan atau Penampilan atau Keadaan Umum Pasien Menggambarkan gambaran secara umum, misalnya kurus, gemuk, lemah, gaya hidup, ekspresi wajah, distress, keadaan umum. 6. Tanda- tanda Vital Diambil saat melakukan pengkajian yang meliputi suhu tubuh, denyut nadi, nafas, dan tekanan darah. (Carpenito, 2006). 2.1.2 Pemeriksaan fisik: data focus Pemeriksaan Kepala dan Leher 1) Rambut



Inspeksi: Warna( hitam, merah), jumlah(banyak, sedikit),



alopecia



atau tidak, kebersihan rambut. Palpasi: Kering, berminyak, mudah rontok atau tidak. 2) Kepala Inspeksi: Tidak ada lesi, kepala simetris Palpasi: Ada nyeri tekan atau tidak 3) Mata Inspeksi: Simetris, kelopak mata bengkak atau tidak, sklera mata putih atau putih kekuningan (iterik), cowong atau tidak, konjungtiva merah muda atau putih pucat (anemis), pupil mengecil (miosis), atau membesar (midriasis), ukuran pupil kanan dan kiri sama (isokor) atau tidak anisokor. 4) Hidung Inspeksi: Lubang kanan dan kiri simetris, bentuk hidung normal, hidung bersih, tidak ada polip. Palapasi: Tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan irontalis sinus slenoidalis lacrimalisethmoidalis. 5) Mulut Inspeksi: Mulut bersih, gigi ada karies atau tidak, bentuk gigi normal, mukosa bibir kering, bibir pecah- pecah. 6) Telinga Inspeksi: Bentuk simetris, ada lesi, telinga ada sekret. Palpasi: Ada benjolan, ada nyeri tekan. 7) Leher Insprksi: Bersih, tidak ada lesi Palpasi: Tidak ada pembesaran kelenjar kelenjar tiroid dan limfe. 2. Pemeriksaan Kulit dan Kuku 1) Kulit



Inspeksi: Kulit sawo matang, tidak ada lesi, kulit bersih Palpasi: Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, turgor



kulit