LP Post Partum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN “POST PARTUM”



SITI MARIATI N202101138



PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI 2021



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN “POST PARTUM” DI RUANG KEBIDANAN “ASTER” RS.DR. R. ISMOYO



Laporan ini telah disahkan pada Hari



:



Tanggal



:



Mengetahui, Pembimbing Ruangan



Pembimbing Akademik



………………………



………………………. NIP



LAPORAN PERNDAHULUAN POST PARTUM



A. DEFISINI Post partum adalah masa pulih kembali seperti pra hamil yang di mulai setelah partus selesai sampai kelahiran plasenta dan berakhir ketika organ kandungan pulih kembali seperti semula. Masa nifas berlangsung kira – kira 6 minggu ( Sarwono, 2008, hlm. 40). B. TAHAP MASA NIFAS Nifas di bagi menjadi tiga tahap yaitu ( Yuli, 2017, hlm. 459 – 460 ) : 1. Puerperium dini Merupakan masa kepulihan yang dalam hal ini sudah di perblehkan berdiri. 2. Puerpurium intermedial Kepuliham menyeluruh alat – alat genetalia, yang lamamnya 6 -8 minggu. 3. Remote purperium Masa yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna, berlangsung selama berminggu – minggu, bulanan, bahakan tahunan. C. PATOFISIOLOGI Dalam masa post partum atau masa nifas, alat – alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur – angsung pulih kembali keadaan sebelum hamil. Perubahan alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi. Disampng involusi terjadi perubahan – perubahan penting lainnya yakni mekonsentrasi dan timbunya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar mamame. Otot- otot uterus berkontraksi segera post partum, pembuluh – pembuluh darah yang ada antara otot – otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta lahir. Perubahan – perubahan yang terdapat pada seviks ialah segera post partum, bentuk serviks agak mengaga seperti corong, bentuk ini di sebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin . Perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implamasi plasenta pada hari pertama yang kira – kira setebal 2 – 5 mm itu mempunyai permukaan yang kusus akibat pelepasan desidual dan selaput regenerasi endometrium terjadi dari sisa – sisa sel desidua basalis sampai 2 sampai 3 minggu. Ligamen – ligamen dan diagfragma pelbis seta fasia yang melenggang sewaktu kehamilan dan janin lahir berangsur angsung membaik (Asis, 2015, ¶14-15 & Yuli, 2017, hlm. 466). E. MANIFESTASI KLINIS



1. Tanda dan gejala pada masa nifas ( post partum) menurut Yuli ( 2017, hlm 460 – 465) yaitu : a. Tanda – tanda vital Suhu tubuh dalam 24 jam pertama > 38 ˚C. Jika sampai pada hari ke 10 > 38˚C hati hati adanya infeksi puerporalis, infeksi saluran kemih dll. b. Involusio Merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setalah bayi di lahirkan hingga mencapai kedaan sebelum hamil. 2. Perubahan psikologis Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam 3 tahap yaitu: a. Periode Taking In Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini terjadi  interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal yang romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan menciptakan hubungan yang baru. b. Periode Taking Hold Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air besar. c. Periode Letting Go d. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil tanggung jawab terhadap bayi. Sedangkan stres  emosional pada ibu nifas kadangkadang  dikarenakan kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu. Manifestasi ini disebut dengan post partum blues dimana terjadi pada hari ke 3-5 post partum. F. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Kondisi uterus : palpasi fundus, kontraksi TFU 2. Jumplah pendarahan : inspeksi perinium, laserasi, hematom 3. Pengeluaran loche 4. Kandung kemih : distensi bladder G. KOMPLIKASI



Komplikasi yang bisa terjadi pada ibu post partum menurut Yuli ( 2017, hlm. 467 – 468) yaitu : 1. Perdarahan post pastum (keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL selama 24 jam pertama sesudah kelahiran bayi) 2. Endometritis (radang edometrium) 3. Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus) 4. Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus) 5. Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjdi keras dan berbenjol-benjol) 6. Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan ;  Jika tidak ada pengobatan bisa terjadi abses) 7. Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicose superficial yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada kehamilan dan nifas, yang ditandai dengan kemerahan atau nyeri.) 8. Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur naik 38,3 °C, nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan pada tepi, pus atau nanah warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas H. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan menurut Siti ( 2009, hlm. 56) dan Yuli ( 2017, hlm. 466 – 467) yaitu : 1. Penatalaksanaan medis a. Pemeriksaan lab darah lengkap ( hemoglobin, hematokrit, leukosit ). b. Urinalisis : kadar urin c. Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia d. Berikan antibiotik bila ada indikasi 2. Penatalaksanaan keperawatan a. Mobilisasi dini b. Rawat gabung c. Pemeriksaan umum ( keluhan dan kesadaran) d. Pemeriksaan khusus ( TTV, fundus uteri, payudara, lochea, luka jahitan episiotomi). KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN



A. PENGKAJIAN 1. Biodata klien Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian. 2. Keluhan utama Hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alasan meminta pertolongan. 3. Riwayat haid Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi, siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal partus. 4. Riwayat perkawinan Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa ? Apakah perkawinan sah atau tidak, atau tidak direstui orang tua ? 5. Riwayat obstetri a. Riwayat kehamilan Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil Laboratorium : USG, Darah, Urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang diperoleh. b. Riwayat persalinan Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah abortus, umur kehamilan saat bersalin, jenis persalinan, penolong persalinan, BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat ini. c. Riwayat nifas pada persalinan lalu : Pernah mengalami demam, keadaan lochia, kondisi perdarahan selama nifas, tingkat aktifitas setelah melahirkan, keadaan perineal, abdominal, nyeri pada payudara, kesulitan eliminasi, keberhasilan pemberian ASI, respon dan support keluarga. d. Riwayat persalinan saat ini : Kapan mulai timbulnya his, pembukaan, bloody show, kondisi ketuban, lama persalinan, dengan episiotomi atau tidak, kondisi perineum dan jaringan sekitar vagina, dilakukan anastesi atau tidak, panjang tali pusat, lama pengeluaran placenta, kelengkapan placenta, jumlah perdarahan. e. Riwayat New Born : apakah bayi lahir spontan atau dengan induksi/tindakan khusus, kondisi bayi saat lahir (langsung menangis atau



tidak), apakah membutuhkan resusitasi, nilai APGAR skor, Jenis kelamin Bayi, BB, panjang badan, kelainan kongnital, apakah dilakukan bonding attatchment secara dini dengan ibunya, apakah langsung diberikan ASI atau susu formula. 6. Riwayat KB&perencanaan keluarga Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana penambahan anggota keluarga dimasa mendatang. 7. Riwayat penyakit dahulu 8. Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah penyakit tersebut diderita sampai saat ini atau kambuh berulang-ulang ? 9. Riwayat psikososial-kultural Adaptasi psikologi ibu setelah melahirkan, pengalaman tentang melahirkan, apakah ibu pasif atau cerewet, atau sangat kalm. Pola koping, hubungan dengan suami, hubungan dengan bayi, hubungan dengan anggota keluarga lain, dukungan social dan pola komunikasi termasuk potensi keluarga untuk memberikan perawatan kepada klien. Adakah masalah perkawinan, ketidak mampuan merawat bayi baru lahir, krisis keluarga. Blues : Perasaan sedih, kelelahan, kecemasan, bingung dan mudah menangis. Depresi : Konsentrasi, minat, perasaan kesepian, ketidakamanan, berpikir obsesif, rendahnya emosi yang positif, perasaan tidak berguna, kecemasan yang berlebihan pada dirinya atau bayinya. Kultur yang dianut termasuk kegiatan ritual yang berhubungan dengan budaya pada perawatan post partum, makanan atau minuman, menyendiri bila menyusui, pola seksual, kepercayaan dan keyakinan, harapan dan cita-cita. 10. Riwayat kesehatan keluarga Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara genetic, menular, kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah diderita oleh keluarga.



11. Profil keluarga



Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang terdekat, sibling, type rumah, community seeting, penghasilan keluarga, hubungan social dan keterlibatan dalam kegiatan masyarakat. 12. Kebiasaan sehari-hari 1) Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan (Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi snack (makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, freguensi,. 2) Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum). 3) Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa talut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet. 4) Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan wajah. 5) Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui. 6) Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan relaks. 13. Sexual Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan pasangan meliputi freguensi koitus atau hubungan intim, pengetahuan pasangan tentang seks, keyakinan, kesulitan melakukan seks, continuitas hubungan seksual. Pengetahuan pasangan kapan dimulai hubungan intercourse pasca partum (dapat dilakukan setelah luka episiotomy membaik dan lochia terhenti, biasanya pada akhir minggu ke 3). Bagaimana cara memulai hubungan seksual berdasarkan pengalamannya, nilai yang



dianut, fantasi dan emosi, apakah dimulai dengan bercumbu, berciuman, ketawa, gestures, mannerism, dress, suara. Pada saat hubungan seks apakah menggunakan lubrikasi untuk kenyamanan. Posisi saat koitus, kedalaman penetrasi penis. Perasaan ibu saat menyusui apakah memberikan kepuasan seksual. Faktor-faktor pengganggu ekspresi seksual : bayi menangis, perubahan mood ibu, gangguan tidur, frustasi yang disebabkan penurunan libido. 14. Konsep Diri Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui, persepsi ibu tentang tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama kehamilan, perasaan klien bila mengalami opresi SC karena CPD atau karena bentuk tubuh yang pendek. 15. Peran Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan tugas-tugas perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan involusi uterus, perubahan fungsi blass dan bowel. Pengetahan tentang keadaan umum bayi, tanda vital bayi, perubahan karakteristik faces bayi, kebutuhan emosional dan kenyamanan, kebutuhan minum, perubahan kulit. Ketrampilan melakukan perawatan diri sendiri (nutrisi dan personal hyhiene, payu dara) dan kemampuan melakukan perawatan bayi (perawatan tali pusat, menyusui, memandikan dan mengganti baju/popok bayi, membina hubungan tali kasih, cara memfasilitasi hubungan bayi dengan ayah, dengan sibling dan kakak/nenek). Keamanan bayi saat tidur, diperjalanan, mengeluarkan secret dan perawatan saat tersedak atau mengalami gangguan ringan. Pencegahan infeksi dan jadwal imunisasi. 16. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran. 2) BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi cardy, suhu 36,2-38, Respirasi 16-24) 3) Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi pengecapan; pendengaran, dan leher. 4) Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar getah bening diketiak.



5) Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus, konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi uterus, nyeri, perabaan distensi blas. 6) Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina (licin, kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr alba), Anus : hemoroid dan trombosis pada anus. 7) Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi, kekuatan otot. 17. Pemeriksaan Laboratorium 1) Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10 g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit. 2) Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI 1. Dx 1 : Nyeri akut b.d agent cidera fisik Tujuan : setelah di lakukan tinfakan keperawatan selama 1 x 7 jam di harapakan nyeri berkurang. Kriteria Hasil : - Pasien mengetahui tanda – tanda dan penyebab nyeri - Tanda – tanda vital dalam keadaan norma - Dapat mengunakan tehnik non farmokologis untuk mengurangi nyeri - Skala nyeri berkurang menjadi 2 Intervensi a. Manajeman nyeri 1) Kaji secara kompersensif tanda tanda nyeri ( lokasi, onset, durasi, frekuensi, kualitas, faktor pencentus). 2) Ajarkan tehnik non farmakologi ( relaksasi nafas dalam) 3) Tingkatkan istirahat 4) Observasi isyarat non verbal dalam merasakan nyeri



2. Dx 2: Risisko Infeksi Tujuan : setelah di laukan tindakan keperawatan selam 1 x 7 jam di harapkan dapat meningkatkan pertahanan tubuh Kriteria Hasil : -



Tidak ada tanda – tanda infeksi



-



Tanda – tanda vital normal



-



Tidak ada peningkatan leukosit



-



Luka di daerah perinium tidak ada pus Intervensi a. Kontrol infeksi 1) Lakukan perawatan vulva dan perinium 2) Ajarkan klien untuk mengganti pembalut setiap kotor 3) Tingkatkan asupan nutrisi 4) Anjurkan istirahat 5) Ajarkan klien dan keluarga tetang mencegah infeksi b. Proteksi Infeksi 1) Monitor tanda dan gejala infeksi sitemik 2) Pertahankan tehnik aseptik



3. DX 3 :Gangguan eliminasi BAK b.d trauma perinium Tujuan : setalah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam di harapakan eliminasi urine kembali normal Kriteria hasil : -



Klien dapat BAK secara normal



-



Klien tidak mengalami nyeri saat BAK



-



Urine output normal



-



Klien tidak takut untuk BAK Intervensi : a. Urinary Elimination Managemant (Manajeman eliminasi urin)



1) Monitor eliminasi urin termasuk frekuensi, konsentrasi, bau, volume, dan warna 2) Ajarkan klien tanda dan gejlaa infeksi saluran kemih 3) Anjurkan klien banyak minum 4. Dx 4 : Risisko gangguan proses parenting b.d kurangnya pengetahuan tentang cara merawat bayi Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan tida terjadi gangguan proses parenting. Kriteria Hasil : -



Klien dapat dapat mengidentifikasi strategi untuk melindungi anak dari kelalaian



-



Pengetahuan klien tetang cara perawatan bayi meningkat



-



Klien dapat merawat bayi Intervensi : a. Family intergrity Promotion Childbayring 1) Cipkatakan hubungan salng percaya 2) Berikan dukungan verbal langkah demi langkah dengan tenang 3) Observasi situasi keluarga saat ini 4) Observasi hubungan pasangan terhadap kelahiran bayi b. Family intergryti promotion 1) Jadi pendengar yang baik untuk anggota keluarga 2) Tentukan pemahaman klien mengenai penyebab sakit.



DAFTAR PUSTAKA Sarwono, P. (2008). Ilmu kebidananan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Saifudin, Abdul, Bari. (2008). Buku panduan praktek kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : Trisada Saleha, Siti. (2009). Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika Aziz,



Achmad, N. (2015). https://www.academia.edu20780577/asuhan_keperawatan_post_partum_ spontan, di akases tanggal 18 Juli 2017



Yuli, Reni. (2017). Buku ajar asuhan keperawatan maternitas amplikasi nanda nic noc. Jakarta: CV Trans Infomedia Maritalia D, 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika Riskesdas. (2014). Hasil Riskesdas 2013. http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas %202013.pdf diperoleh tanggal 24 Juli 2017. Kneale, Julia D. (2011). Keperawatan ortopedik dan trauma edisi kedua. Jakarta: EGC Potter & Perry. (2010). Fundamental keperawatan. Jakarta: EGC.