LP Waham Yah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM



DI SUSUN OLEH : NUR YAHYA 200104063



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA 2021



LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM



A. DEFINISI Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat atau terus-menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham adalah termasuk gangguan isi pikiran. Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti apa yang ada didalam isi pikirannya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita skizofrenia (Yusuf, 2015). Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998 dalam Direja 2011). Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Depkes RI, 2000 dalan Direja 2011). B. PENYEBAB Waham merupakan salah satu gangguan orientasi realitas. Gangguan



orientasi



realitas



adalah



ketidakmampuan



menilai dan berespons pada realitas. Klien t i d a k membedakan eksternal,



tidak



rangsangan dapat



klien dapat



internal



membedakan



lamunan



dan dan



kenyataan. Klien tidak mampu memberi respons secara akurat, sehingga tampak perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan. Gangguan orientasi realitas disebabkan oleh 1ungsi otak yang terganggu yaitu fungsi kognitif dan isi fikir. Fungsi persepsi, fungsi emosi, fungsi motorik dan fungsi s o s i a l . G a n g g u a n p a d a



fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan kemampuan menilai



dan



menilik



terganggu.



Gangguan



fungsi



e m o s i , m o t o r i k d a n s o s i a l mengakibatkan kemampuan b e r e s p o n s t e r g a n g g u y a n g t a m p a k d a r i p e r i l a k u n o n verbal (ekspresi muka, gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial). Oleh karena gangguan orientasi realitas terkait dengan fungsi otak maka gangguan atau respons yang timbul disebut pula respons neurobiologik.



C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Faktor Perkembangan Hambatan



perkembangan



akan



mengganggu



hubungan



interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif. 2. Faktor Sosial Budaya Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham. 3. Faktor Psikologi Hubungan



yang harmonis,



peran



ganda/



bertentangan,



dapat



menimbulkan ansietas dan berakhir dengan peningkaran terhadap kenyataan. 4. Faktor Biologis Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak atau perubahan pada sel kortikal dan limbic. 5. Faktor Genetik



D. FAKTOR PRESIPITASI 1. Faktor Sosial Budaya Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau diasingkan dari kelompok. 2. Faktor Biokimia Dopamin, neropineprin dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi penyebab waham pada seseorang. 3. Faktor Psikologi Kecemasan yang memandang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang menyenangkan.



E. JENIS WAHAM 1. Waham Kebesaran Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau kkelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh “saya ini pejabat di kementrian kesehatan!”atau “saya punya perusahaan paling besar di dunia lho”. 2. Waham Agama Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh “kalau saya mau masuk surga saya harus memakai pakaian serba putih dan mengalungkan tasbih setiap hari” atau “saya adalah than yang bisa mengendalikan makhluk”.



3. Waham Curiga Keyakinan seseorang atau sekelompok orang berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh “saya tahu, semua keluarga saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka semua iri dengan kesuksesan yang dialami saya”. 4. Waham Somatik Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh “saya menderita kanker” (padahal hasil pemeriksaan lab tidak ada sel kanker pada tubuhnya). 5. Waham Nihilistik Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh “ini alam kubur kan ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”.



F. MANIFESTASI KLINIS Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses pikir : waham menurut Direja (2011) adalah sebagai berikut : 1. Menolak makan 2. Tidak ada perhatian pada perawatan diri 3. Ekspresi wajah sedih/ gembira/ ketakutan 4. Gerakan tidak terkontrol 5. Mudah tersinggung



6. Isi pembcaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan 7. Menghindar dari orang lain 8. Mendominasi pembicaraan 9. Berbicara kasar 10. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan



G. PENATALAKSANAAN Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan karena, kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental. Tetapi jangan memandang klien dengan waham pada gangguan skizofrenia ini sebagai pasien yang tidak dapat disembuhkan lagi atau orang yang aneh dan inferior bila sudah dapat kontak maka dilakukan bimbingan tentang halhal yang praktis. Biar pun klien tidak sembuh sempurna, dengan pengobatan dan bimbingan yang baik dapat ditolong untuk bekerja sederhana di rumah ataupun di luar rumah. Keluarga atau orang lain di lingkungan klien diberi penjelasan (manipulasi lingkungan) agar mereka lebih sabar menghadapinya. Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako terapi, ECT dan terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik, terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki prilaku klien dengan waham pada gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah rehablitasi sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.



H. PSIKOPATOLOGI/ POHON MASALAH Proses terjadinya waham disebabkan karena orang tersebut mengalami isolasi sosial yang akan mengakibatkaan seseorang akan mengalami waham dan apabila itu tidak cepat diatasi akan dapat mengakibatkan resiko mencederai diri/orang lain dan lingkungan.perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang berhubungan dengan respon neurobiologist yang mal adaptif meliputi : 1. Regresi            : Berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengatasi ansietas. 2. Proyeksi          : Sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi 3. Menarik diri 4. Pada keluarga : mengingkari Effect



Resiko tinggi perilaku kekerasan



Case problem



Perubahan sensori waham



Causa



Harga diri rendah kronis Sumber : Fitria (2009)



I. ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham, yaitu pasien menyatakan dirinya sebagai seorang besar mempunyai kekuatan, pendidikan, atau kekayaan luar biasa, serta pasien menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang. Selain itu, pasien menyatakan perasaan mengenai penyakit yang ada dalam tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, rasa curiga yang berlebihan,



kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak apatis, suara memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa tidak percaya kepada orang lain, dan gelisah. Menurut Yusuf (2015) beberapa hal yang harus dikaji antara lain sebagai berikut : a. Status mental 1) Pada pemeriksaan status mental, menunjukkan hasil yang sangat normal, kecuali bila ada sistem waham abnormal yang jelas. 2) Suasana hati (mood) pasien konsisten dengan isi wahamnya. 3) Pada waham curiga didapatkannya perilaku pencuriga. 4) Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas diri dan mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal. 5) Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas depresi ringan. 6) Pasien dengan waham tidak memiliki halusinasi yang menonjol/menetap kecuali pada pasien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa pasien kemungkinan ditemukan halusinasi dengar. b. Sensorium dan kognisi 1) Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang memiliki waham spesifik tentang waktu, tempat, dan situasi. 2) Daya ingat dan proses kognitif pasien dengan utuh (intact). 3) Pasien waham hampir seluruh memiliki daya tilik diri (insight) yang jelek. 4) Pasien



dapat



dipercaya



informasinya,



kecuali



jika



membahayakan dirinya, keputusan yang terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi pasien adalah dengan menilai perilaku masa lalu, masa sekarang, dan yang direncanakan.



c. Tanda dan gejala waham dapat juga dikelompokkan sebagai berikut: 1) Kognitif a) Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata. b) Individu sangat percaya pada keyakinannya. c) Sulit berpikir realita. d) Tidak mampu mengambil keputusan. 2) Afektif a) Situasi tidak sesuai dengan kenyataan. b) Afek tumpul. 3) Perilaku dan hubungan sosial a) Hipersensitif b) Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal c) Depresif d) Ragu-ragu e) Mengancam secara verbal f) Aktivitas tidak tepat g) Streotif h) Impulsif i) Curiga d. Fisik 1) Kebersihan kurang 2) Muka pucat 3) Sering menguap 4) Berat badan menurun 5) Nafsu makan berkurang dan sulit tidur



Masalah Keperawatan Perubahan proses pikir : Waham



Data yang perlu dikaji Subjektif : 1. klien mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang paling hebat 2. klien mengatakan bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus Objektif : 1. klien terlihat terus ngoceh tentang kemampuan yang dimiliki 2. pembicaraan klien cenderung berulang 3. isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan



2. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL a. Resiko tinggi perilaku kekerasan b. Perubahan proses pikir : waham c. Isolasi sosial d. Harga diri rendah



3. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Perubahan proses pikir : waham



4. FOKUS INTERVENSI KEPERAWATAN a. Perubahan proses pikir : waham Tujuan Pasien mampu : 1. Berorientasi kepada realitas secara bertahap 2. Mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan 3. Menggunakan obat dengan prinsip 6 benar



Kriteria Evaluasi Setelah…x pertemuan pasien dapat memenuhi kebutuhannya



Intervensi SP 1 : 1. Identifikasi kebutuhan pasien 2. Bicara konteks realita (tidak mendukung atau membnatah waham) 3. Latih pasien untuk



4. Setelah… x pertemuan pasien mampu 1. menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan 2. mampu menyebutkan serta memilh kemampuan yang dimiliki



SP 2 : 1.



Setelah… x pertemuan pasien dapat menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan dan mampu memilih kemampuan lain yang dimiliki



SP 3 : 1.



2.



3.



2.



3. Keluarga mampu : 1. Mengidentifikasi waham pasien 2. Memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhannya 3. Mempertahankan program pengobatan pasien secara optimal



Setelah… x pertemuan, keluarga mampu mengidentifikasi masalah dan menjelaskan cara merawat pasien



SP 1 : 1.



2. 3.



4. 5. Setelah… x pertemuan keluarga mampu: 1. menyebutkan yang sesuai dilakukan 2. mampu memperagakan cara merawat pasien



SP 2 : 1. 2.



memenuhi kebutuhan dasarnya Masukkan dalam jadwal harian pasien Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1) Identifikasi potensi/ kemampuan yang dimiliki Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien Evaluasi kegiatan pasien lalu (SP 1 dan 2) Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang dimiliki Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien Jelaskan proses terjadinya waham Jelaskan tentang cara merawat pasien waham Latih (simulasi) cara merawat RTL keluarga/ jadwal merawat pasien Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1) Latih keluarga cara merawat pasien (langsung ke



Setelah… x pertemuan keluarga mampu mengidentifikasi masalah dan mampu menjelaskan cara merawat pasien.



3. SP 3 : 1. 2. 3.



pasien) RTL keluarga Evaluasi kemampuan keluarga (SP 2) Evaluasi kemampuan pasien RTL keluarga (follow up/ rujukan)



DAFTAR PUSTAKA



Dalami, Ermawati. (2010). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Trans Info Media Direja, A.H.S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan. Jakarta : Salemba Medika Kusumawati, Farida dan Yudi Hartono. (2010). Buku Ajar keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika Yusuf, A, Fitryasari, R dan Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika