LSA Training Manual [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

COMBINE



SOLAS TRAINING MANUAL (INDONESIAN VERSION)



PT WARUNA NUSA SENTANA



KATA PENGANTAR



Amandement International Konvension SOLAS 1974 mulai diberlakukan I July 2008 dan relevan dengan peraturan-peraturan di Indonesia, karena Indonesia termasuk negara yang telah meratifikasinya. Karena itu maka Solas Training Manual Ch. III Sec. VIII Reg. 51 menjadi keharusan bagi kapal- kapal armada kita. Sesuai dengan maksudnya maka Solas Training Manual harus bisa dengan mudah dimengerti oleh para awak kapal, rnaka dengan ini kami usahakan agar Solas Training Manual dalarn bahasa Indonesia. Kami menyadari setiap kapal mempunyai Life Saving Appliances yang berbeda-beda dan mempunyai kondisi yang. berbeda-beda pula. Oleh karena itu merupakan hambatan yang cukup sulit diatasi bila setiap kapal harus mempunyai Solas Training Manual yang tersendiri. Oleh karena itu Solas Training Manual yang kami buat ini sifatnya umum dan kami minta kepada para Nahkoda untuk mempelajarinya dan bila ada alat-alat yang sesuai dengan buku agar diberi tanda yang jelas dan dipelajari serta diberikan latihannya kepada seluruh ABK agar betul-betul mereka familiar akan penggunaan dari alat-alat yang ada. Bila ada alat-alat dikapal dan tidak ada dalam buku agar dimasukkan dalarn binder buku ini dan dilatih. Untuk penyempurnaan buku ini diharapkan agar instruksi manual dari alatalat tersebut dikirimkan copynya ke kantor. Hormat Kami



Capt. I. Hardiawan



Page 2 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA I.



Skema Mempertahankan Hidup



1. Operasi Penyelamatan di laut Pada saat kapal mengalami keadaan darurat seperti kecelakaan di laut, dan memerlukan operasi penyelamatan, maka laksanakanlah urutan berikut ini. Kecelakaan dilaut terjadi



Laksanakanlah operasi penyelamatan darurat



Bila dinilai bahwa menyelamatkan kapal tidak mungkin



Laksanakan persiapan untuk meninggallkan kapal



Laksanakan operasi meninggalkan kapal



Berpindahlah ketempat dimana pertolongan diharapkan



Laksanakan keyakinan untuk dapat diselamatkan



Berhasil diselamatkan



Page 3 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA 2. Prinsip Dasar Penyelamatan Untuk dapat diselamatkan melalui keberhasilan operasi penyelamatan adalah sangat penting untuk mengikuti persyaratan - persyaratan berikut ini.



Mempunyai keyakinan yang kuat untuk diselamatkan



Mengetahui teknik penyelamatan



Telah berhasil diselamatkan



Mempunyai alat-alat penyelamatan yang selalu dijaga/ dirawat agar selalu dalam kondisi yang baik



Kemauan yang kuat untuk dapat bertahan hidup adalah merupakan hal yang sangat penting untuk dapat diselamatkan. Pengetahuan dan teknik penyelamatan berarti harus familiar dengan butir-butir berikut ini: 1. 2. 3. 4.



Penggunaan dengan benar akan peralatan life-saving, Tindakan yang harus dilaksanakan pada saat meninggalkan kapal, Pengetahuan dan teknik penyelamatan yang diperlukan pada saat menghanyut. Sikap berhati-hati yang diperlukan bagi seseorang yang sedang diangkat dari laut.



Page 4 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA 3. Pentingnya drill dan training Hukum pelayaran menetapkan perlu adanya drill dan training. Pengaruh drill dan training adalah makin sering dilaksanakan makin besar kemungkinan diselamatkan



Pembentukan susunan organisasi kapal. Garis komando dan perintah perintah ditetapkan dan peran setiap individu dijelaskan



Menambah pengetahuan dan teknik Tindakan dalam keadaan darurat harus efektif dan sesuai. Drill dan Training Pengetahuan tentang alat- alat life-saving Kondisi tidak hanya didapat dari pemeriksaan secara normal tetapi dengan pemeliharaan secara efektif Tingkat keterampilan Penguasaan didapat melalui latihan berulang-ulang untuk dapat bertindak secara effektif dan tepat walaupun dalam keadaan yang tidak menguntungkan seperti malam hari cuaca buruk waktunya sangat pendek dan lain-lain. 4. Muster List, Drills, dan Training Diatas Kapal 4.1. Muster List Hukum pelayaran meminta bahwa untuk kapal-kapal tertentu harus menyiapkan Muster List dan dipajang, yang dapat menjelaskan pengaturan ABK dalam menghadapi keadaan darurat dan tindakan langsung dari ABK dan penumpang pada saat menghadapi keadaan darurat, untuk menjaga keselamatan orang-orang diatas kapal, 1) Kapal-kapal diminta untuk menyiapkan Muster List (Kapal-kapal berikut ini diminta untuk rnenyiapkan Muster List). 1. Kapal-kapal penurnpang (Tidak berlaku bagi kapal-kapal penumpang yang melayani area perairan yang tenang, tetapi berlaku pada kapal-kapal penumpang yang melayani pelayaran yang ditentukan oleh Departemen Perhubungan Laut). 2. Kapal-kapal yang melayani perairan pantai atau samudra selain dari kapal penumpang. Page 5 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA 3. Kapal-kapal ikan (kecuali yang dioperasikan didaerah eksklusif sepanjang pantai). 2) Hal-hal yang perlu dijelaskan dalam Muster List 1. Pengetahuan ABK untuk pengoperasian berikut ini : a. Pengoperasian untuk mencegah kebanjiran seperti penutupan pintu-pintu kedap air dan peralatan lainnya, dan pompa keluar. b. Pengoperasian alat-alat pemadarn kebakaran seperti penutupan pintu-pintu tahan air, penutupan ventilasi dan penanganan instalasi alat-alat pemadam kebakaran serta kelengkapannya. c. Pemuatan rangsum, perlengkapan nautika, perlengkapan lain yang ada dalam sekoci, dan menurunkan serta mengolah gerak sekoci. d. Penggunaan alat-alat yang ada di sekoci penolong, Menurunkan dan mengolah gerak sekoci penolong, Operasi penyelamatan. e. Penggunaan alat pelempar tali, pelampung penolong, dan peralatan lain dari life- saving. f. Menjamin keselamatan penumpang – penumpang, mengajarkan pernakaian pelampung penolong dan lain-lain). 2. Pemimpin dan lain-lain a. Memimpin secara langsung dilapangan dan wakil pemimpin dari pemadaman kebakaran dan pengoperasian untuk mencegah kebanjiran. b. Menunjuk seorang pemimpin dan wakilnya dari setiap sekoci (Untuk pesawat selain dari sekoci dan sekoci untuk kapal penumpang yang berlayar di perairan yang aman / tenang harus menunjuk seseorang sebagai pemimpin) c. Untuk sekoci dan sekoci penolong dengan mesin, peralatan radio dan lampu sorot, orang-orang yang mengoperasikan perlengkapan tersebut harus ditunjuk. 3. Hal-hal lain yang dijelaskan dibawah ini: a. Tanda yang akan digunakan pada saat darurat (a). Tanda yang digunakan untuk mengumpulkan (stationing) ABK. (b). Tanda yang digunakan untuk mengarahkan penumpang. b. Tindakan yang perlu diambil oleh ABK dan penumpang pada saat mendengar tanda tersebut. c. Tanda meninggalkan kapal. d. Sekoci-sekoci yang disiapkan untuk penumpang bila dalam keadaan darurat. e. Nama dan jumlah dari barang-barang yang perlu dimuat dalam sekoci dan sekoci penolong. f. Perwira - perwira yang bertugas untuk, memeriksa serta merawat life-saving dan alat-alat pemadam kebakaran. Hukum laut menjelaskan bahwa hal-hal tersebut diatas harus secara jelas terlihat dalam Muster List,



Page 6 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



Contoh Muster List



Page 7 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA 4.2. Drills (latihan) Kapal-kapal diminta memajang satu Muster List (daftar kumpul) yang akan dilaksanakan latihannya seperti yang tertera dibawah ini untuk persiapan menghadapi keadaan darurat.



Sebagai latihan tambahan yang tersebut melaksanakan pengoperasian berikut ini



diatas,



semua



kapal



diminta



untuk



Pemeriksaan dan perawatan escape route dan alat-alat keselamatan (lift- saving appliances):



Sekali sebulan



Pemeriksaan secara visual perlengkapan launching dari sekoci dan boat penolong; Start dan pelaksanaan maju/mundur mesin, pemeriksaan alat-alat tanda alarm.



Sekali seminggu



Page 8 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA 4.3. Latihan di atas kapal dan training diatas kapal, Permintaan di kapal-kapal untuk memajang Muster List (daftar kumpul), latihan diatas kapal berikut ini dan instruksi-instruksi harus dilaksanakan sebagai tambahan dari drill. Daftar Training Diatas Kapal, dan selang waktu pelaksanaan



Instruksi instruksi diatas kapal



Training diatas kapal



II.



Penggunaan alat alat keselamatan dan alat alat pemadam kebakaran Pelatihan bertahan hidup di laut (Survival at sea) Penggunaan liferaft dan system HRU pada saat darurat



- Sekali sebulan - untuk crew baru maksimal 2 minggu setelah naik keatas kapal Sekali sebulan sekali setiap 4 bulan



Meninggalkan Kapal



1. Hal-hal yang harus dilaksanakan sebelum meninggalkan kapal Dalam keadaan darurat seperti kecelakaan laut, Nahkoda kapal akan melaksanakan yang terbaik untuk menyelamatkan orang-orang terlebih dahulu kemudian kapal dan muatannya. Namun jika kapal berada pada situasi dimana orang-orang tinggal terancam bahaya mereka harus meninggalkan kapal secepatnya.



Page 9 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



1) Menentukan waktu untuk meninggalkan kapal, Menentukan waktu untuk meninggalkan kapal, dipertimbangkan.



hal-hal



berikut



ini



perlu



1. Biasanya Nahkoda akan mengambil keputusan terakhir berdasarkan faktorfactor berikut ini: a. b. c. d. e.



Besarnya kerusakan Harapan berhasilnya tindakan darurat Kondisi dari kapal Keadaan cuaca dan kondisi laut Kemungkinan ditolong dan tersedianya komunikasi dengan organisasi penolong f. Saat-saat terakhir meninggalkan kapal dengan berhasil menggunakan alat-alat penolong. g. Saat terakhir yang paling effektif menggunakan alat-alat keselamatan berdasarkan kondisi dan waktunya 2. Harus diingat bahwa kapal adalah suatu alat yang paling aman untuk bertahan hidup sampai perintah meninggalkan kapal diberikan. 3. Perintah meninggalkan kapal tidak akan diberikan sampai Nahkoda telah menilai bahwa itu diperlukan, Karena itu, tidak ada seseorang yang boleh bertindak tanpa pengarahan Nahkoda. 2) Memilih alat-alat keselamatan Nahkoda akan rnemilih alat-alat keselamatan yang paling effektif digunakan pada saat darurat, dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini: a. Besarnyaa bahaya yang akan dihadapi oleh kapal (seperti besarnya kebakaran atau tergenang) b. Kondisi dari kapal (seperti kemiringan kapal dan besarnya kerusakan) c. Keadaan termasuk cuaca dan kondisi laut (seperti angin dan permukaan laut, udara dan temperature air d. Posisi relative dari kapal terhadap organisasi penyelamat e. Karakrer dari alat alat keselamatan: Alat-alat keselamatan yang dibawa di kapal-kapal ada kelas-kelasnya seperti tersebut dibawah ini. Alat – alat yang harus dibawa sesuai dengan tipe, ukurannya dan area dimana kapal berlayar. Karena dayaguna dan karakter dari setiap peralatan berlainan. Maka ABK harus familiar akan daya guna dan karakternya .



Page 10 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



Sekoci



Tipe Terbuka



Hanya berlaku untuk kapal kapal yang dibangun sebelum 1 juli 1986



Tipe tertutup penuh



Kebanyakan digunakan oleh kapal cargo



Tipe sebagian tertutup



Kebanyakan digunakan oleh kapal Penumpang



Tipe yang udaranya disupply sendiri



Tipe Perlindungan terhadap kebakaran



Digunakan dilaut dimana ada kebocoran gas beracun. Ini adalah sekoci tipe tertutup penuh dengan system dengan udara didalamnya disupply sendiri



Digunakan oleh kapal kapal tanker dengan muatan yang flash pointnya tidak lebih dari 61oC. sekoci tipe ini adalah tipe udara yang disupply sendiri



Alat alat keselamatan Liferaft yang konstruksinya sesuai dengan persyaratan Solas Tipe Inflatable Liferaft yang konstruksinya sesuai dengan persyaratan yang setara dengan tipe konvensional A Sekoci



Tipe Padat



* Ada 2 sistem untuk penempatan liferaft dengan system alat launching dan system di lempar.



Tipe Padat Peralatan buoy Tipe Ditiup



Lifebuoy, life jacket, immersion suit, thermal protective aid Perahu , hanya digunakan bagi kapal kapal yang dibangun sebelum 1 juli 1986 Sekoci penolong ; sasaran dari sekoci ini adalah untuk menolong kapal lain atau menyelamatkan jiwa manusia. Klas klas dari sekoci ini yaitu ada tipe padat, tipe inflatable, dan tipe kombinasi Perahu pembantu liferaft sasaran dari perahu ini untuk membantu liferaft sebagai pemimpin rombongan.



Page 11 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



Open tipe lifeboat



Enclosed lifeboat



Partially enclosed lifeboat



Class 1 Inflatable Liferaft



Davit Launched Liferaft



Page 12 of 51



PT WARUN P NA NUSA SENTANA S



Rigid Bouyant B Appparatus Infl flatable Bouyyant Apparattus



Lifebuuoy



T Lifejackket Tipe Page 13 of o 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



Lifejacket lamp



Thermal protective aid



Immersion suit



Page 14 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



3) Baju (yang dipakai) pada Waktu Meninggalkan Kapal I. Paling penting tebal dan baju yang panas i. Bila sentral suhu badan seseorang turun dibawah 35°C akan terjadi hypothermia. Hypothermia adalah penyebab terbesar kematian setelah meninggalkan kapal. ii. Jam-jam dari seseorang dapat bertahan kesadarannya didalam air yang dapat dilihat pada grafik dibawah ini:



Walaupun jumlah jam seseorang dapat bertahan hidup sangat tergantung dari individu namun perkiraan jumlah jam untuk dapat bertahan hidup dari seseorang yang berpakaian normal adalah sebagai berikut:



Page 15 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA iii. Sama halnya, adalah penting memakai baju yang tebal bukan hanya di air tctapi juga di lifeboat atau liferaft untuk memperpanjang jam-jam untuk bertahan . Menggunakan baju tebal sangat diperlukan di dacrah pcrairan panas dan juga perairan dingin. II. Baju pada waktu meninggalkan kapal Untuk mencegah turunnya temperatur tubuh adalah dianjurkan untuk mcngenakan baju dan perlengkapan seperti dibawah ini bila meninggalkan kapal. ABK dianjurkan menyimpan baju-baju tersebut siap digunakan dalam keadaan darurat. Kebanyakan panas tubuh dapat hilang melalui tangan, kaki dan kepala, maka alat-alat ini cukup efektif untuk mencegah hilangnya panas. Bila mungkin. lebih diinginkan untuk memakai baju tahan air hujan dan baju water proof.



4) Alat-alat Keselamatan Perorangan Alat keselamatan pcrorangan harus digunakan apabila meninggalkan kapal termasuk baju penolong harus dipakai sebagai tarnbahan pada baju tcbal / baju panas.



Page 16 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA (1) Baju penolong (life-jacket) Baju penolong harus selalu dipakai bila hendak meninggalkan kapal karena efektivitasnya sebagai berikut: i. Baju penolong mencegah hilangnya panas badan, karena akan meyebabkan baju akan lebih berhubungan dengan badan (close contact). ii. Hilangnya energy dapat lebih diperkecil dan mencegah menurunnya panas badan karena baju pcnolong akan mcngapungkan si pemakai tanpa berenang. iii. Baju penolong akan mengapungkan si pemakai walaupun dalam keadaan tidak sadar. iv. Baju penolong dilengkapi dengan material yang mcmantulkan cahaya, Lampu baju penolong, suling, dan lain-lain yang dapat berguna untuk mudah ditemukan.



Page 17 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



Page 18 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



(2) Immersion suits dan Thermal Protective Aids (TPA) Kapal-kapal tipe I (kapal penumpang yang rnelayari pelayaran International) dan kapal-kapal tipe 3 (kapal cargo tidak kurang dari 500 GT dan melayari pelayaran International) mengharuskan rnembawa Immersion suits sesuai persyaratan. Kapal-kapal (yang dibuat pada dan sebelum 1986) mcngharuskan membawa immersion suits dan TPA sesuai pcrsyaratan. Benda-benda ini dapat ditempatkan di boat dek, dilokasi sekoci dan lain-lain. I.



Immersion suit Immersion suit mencegah menurunnya temperatur badan di air. Disimpan di dek di lokasi sekoci penolong dan sekoci. Pada kapal-kapal penyelamat (kecil). jumlah immersion suits harus sama dengan kapasitas yang dapat diangkut dan pada setiap sekoci, harus disimpan 3 immersion suits (kecuali ada pcmbebasan).



Baju ini dibuat dari bahan waterproof menutupi seluruh badan kecuali muka Dapat dipakai dalam waktu 2 menit tanpa dibantu Dapat bertahan dalam nyala api selama 2 detik dan cukup fleksibel o Bila seseorang melompat kedalam air dengan temperaturnya 2 C pada ketinggian 4.5 m dan memakai immersion suit temperatur badan tidak akan menurun selama 6 jam



Persyaratan dari daya apung baju adalah sebanding dengan orang yang memakai baju penolong



Page 19 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



II.



Thermal Protective Aids (TPA) TPA disiapkan untuk orang-orang yang tidak kebagian immersion suits karena jumlahnya kurang. Digunakan di sekoci dan lain-lain untuk mencegah hilangnya panas badan. Juga ditetapkan sebagai peralatan sekoci (Jumlahnya 10% dari kapasitas angkut setiap sekoci dan lain-lain atau 2 buah dimana yang besar.)



5) Mengumpulkan ABK di Muster Station (1) Perintah "Semua orang meninggalkan kapal" Menempatkan ABK ( untuk memanggil penumpang, Tanda keadaan darurat dari alarm, suling dan sirene harus dibunyikan atas perintah Nahkoda. Sebagai tambahan order berikut ini harus diberikan melalui system pemberitahuan (public addressers, pengeras suara) atau dengan teriakan, (Dalam latihan, kata "latihan" harus, selamanya ditambahkan pada perintah) "Semua orang ke dek! Semua orang menuju ke station meninggalkan kapal!" (2) Tindakan dari ABK sehubungan dengan perintah 1. Mengenakan pakaian yang memadai (baju tebal dan immersion suits). 2. Mengenakan baju penolong (kalau waktunya pendek dibawa saja). 3. Membawa barang-barang sesuai yang tertera dalam Muster List. 4. Berkumpul di tempat yang sebelumnya telah ditentukan. Pada saat bertindak, perintah harus dibuat untuk diketahui semua orang dcngan berteriak mengulangi katakata yang artinya sama dengan perintah tersebut. 5. Pada tempat; yang telah ditentukan, komandan rombongan harus bertindak seperti berikut ini dan melapor ke Nahkoda. Page 20 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



a. Menghitung anggotanya, berapa orang yang ada. b. Memeriksa barang-barang yang dibawa. c. Periksa bahwa semua orang telah memakai baju penolong (lifejacket) (3) Perintah adakan persiapan untuk meninggalkan kapal Nahkoda akan memberikan perintah persiapan untuk menurunkan sekoci dan lain-lain tergantung situasi, Dalam beberapa kasus perintah persiapan dapat diberikan pada saat setelah menerirna perintah berkumpul di station.



6) Mengarahkan Penumpang (1) Informasikan kepada seseorang tentang perintah evakuasi Hukum laut menentukan untuk menjamin keselamatan penumpang dan operasi penyelamatan dcngan aman pada saat keadaan darurat, 1. Butir-butir berikut ini harus dijelaskan dalam Muster List. a. Station (tempat berkumpul) dan ABK untuk mengarahkan penumpangpenumpang. Mengarahkan mereka, memastikan untuk mengenakan lifejacket dengan benar dan persiapan untuk pengamanan dengan selamat dari penumpang. b. Sirine untuk mengumpulkan penumpang dan tindakan yang perlu dilaksanakan oleh ABK dan penumpang setelah mendengar Sirine. 2. Kapal - kapal yang melayari pelayaran International. latihan untuk memanggil dan evakuasi dari penumpang harus dilaksanakan antara 24 jam setelah penumpang naik. 3. Nahkoda dari kapal – kapal penumpang yang melayari pelayaran di pelabuhan dalam negeri harus melaksanakan tindakan - tindakan berikut ini.



Page 21 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA a. Memasang pengumuman tentang prosedur evakuasi, dimana life-jacket disimpan dan bagairnana memakai life-jacket dan tempat - tempat yang perlu perhatian dari penumpang,'.



OPERASI MANUAL



∆ PERHATIAN 1. Sebelum diluncurkan tutup semua pintu rnasuk dari semua lobang-lobang (hatch). 2. Lashing-lah semua item-item dan pakailah sabuk pengaman sesuai ukuran anda. 3. Jangan rnengenakan life-jackets pada saat meluncur bebas. Gagal melaksanakan prosedur ini akan dapat menyebabkan terluka atau kematian. 4. Menjauhlah dari propeller. 5. Kaki dan tangan usahakan supaya selalu bebas bila berada dekat dengan benda yang bergerak atau mesin yang berputar. 6. Sebelum mesin di-start bacalah terlebih dahulu instruksi manualnya. 7. Pyrotechnics yang berada di kotak inventaris adalah benda mudah meledak, 8. Pada saat pengoperasian davit, harus berhati-hati dengan rantai yang panjang, snap hook, penyeimbang berat (counter weight). 9. Janganlah mernbuka filler penutup air pendingin mesin bila panas. 10. Sebelum melepas lashing belakang untuk masuk ke sekoci guna perawatan atau latihan, ikatlah falls dari dewi2 / crane ke mata rantai yang panjang dari sling pengangkat sekoci. Setelah perawatan atau latihan, ikatlah lashing kembali dan sesudah itu lepaslah sling pengangkat dari falls.



Page 22 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



PEMBUATNYA DAN NOMOR PEMBUATNYA lnformasi yang diberikan dalam manual ini didasarkan dari pengalaman kami yang cukup lama mengenai "know-how" membangun sekoci tertutup penuh, Dalam keadaan darurat adalah sangat penting bagi penumpang (ABK) mengetahui bagaimana manangani sekoci dan perlengkapannya Semua personil harus mernpelajari manual ini pada saat latihan sekoci, untuk membiasakan mereka dengan system, agar lebih cepat dan aman meluncurkannya pada saat darurat. Spesifikasi mengenai teknik tidak mengikat – disini karena dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya, Bila ada pertanyaan sehubungan dengan sekoci yang ada mohon dikutip detail-detail yang telah diberikan dibawah ini.



Tipe sekoci



: __________________



No. Pernbuatan



: __________________



Page 23 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



PENGENDALIAN DAN PENGGUNAAN FREEFALL-LIFEBOAT PADA WAKTU PELUNCURAN : 1. Penumpang / ABK harus selalu menggunakan tempat duduk yang sama, 2. Dalam situasi darurat sekoci harus diluncurkan dengan mesin yang sudah dihidupkan. Pada waktu latihan sekoci dilakukan, hidupkanlah mesinnya dan jalankanlah dalam waktu yang pendek, kemudian di switch-off sebelum sekoci diluncurkan. Start kembali mesinnya pada waktu sudah mengapung. 3. Janganlah rnemakai life-jacket pada saat sekoci diluncurkan, tetapi harus diambil dari kapal dan tempatkan dalam sekoci secepatnya pada saat sekocl telah terapung. Mernakai life jacket saat sekoci diluncurkan akan cenderung terluka. 4. Periksa sebelum diluncurkan bahwa area ternpat sekoci menubruk air bebas dari benda benda yang terapung. 5. Pada waktu (periode) diluncurkan (sekoci-dilepas sampai mengapung), penumpang sekoci harus yakin bahwa kepalanya tetap dekat dengan tempat kepala yang telah disiapkan pada setiap tempat duduk. . 6. Secepatnya setelah sekoci telah mengapung, pelepas piston hydraulic harus segera dikembalikan pada posisi rumahnya.



MENAIKKAN SEKOCI KEMBALI KE KAPAL: 1. Sebelum meninggalkan tempat duduk, lepaskanlah sabuk pengarnan. 2. Sling pengangkat sekoci harus ditempatkan pada hook crane dari plat-form belakang. Janganlah berdiri diatas atap dari cabin. 3. Sebelum rnenempatkan sekoci kembali pada launching ramp hook pengunci pada ramp cross strut harus diternpatkan pada posisi terbuka. 4. Setelah sekoci telah kembali pada launching ramp, ikat, buka lobang angin, sarnbunglah kable untuk battery charger (bila ada) start-lab chargernya.



Page 24 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA DISKRIPSI TENTANG FREE FALL -BOAT



Hull dan Canopy: Sekoci seluruhnya dibuat dengan menggunakan material GRP yang tahan api. Hull-nya dari konstruksi round-frame berkecepatan tinggi dengan karakter free immersion yang baik, Sekoci mempunyai transom stern dengan rescue plat form yang dibuat di permukaan garis air, untuk membantu naik ke sekoci. Canopy-nya dikonstruksi double skin, sebagai tambahan apung agar sekoci akan tegak dengan sendirinya walaupun sebagian telah terbenam, Bagian bawah sebelah dalam dilengkapi palka kecil untuk tempat penyimpanan alat- alat dan kornpartemen dari mesin. Hull bagian luar dan canopy-nya berwarna orange (RAL 2004) sedangkan perrnukaan bagian dalam hijau muda (RAL 6019). MESlN: Mesinnya dilengkapi dengan pendingin dari air (system tertutup) mesin diesel dan ditempatkan dibawah dari cabin sole dan kecepatan sekoci lebih dari enam knots.



Page 25 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



Page 26 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA TANDU



Sesuai Solas 74 (83) Bab III peraturan 41, bahwa sekoci harus dibuat sedemikian rupa sehingga orang-orang yang terluka dapat dinaikan ke sekoci apakah dilaut atau diatas tandu. Didalam sekoci, tandunya diikat pada empat titik di lantai sekoci dua sabuk lashing ada didalam loker alat-alat, Semua penanganan dan penggunaan tandunya terdapat didalam instruksi yang dibuat oleh pabriknya.



Page 27 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



SISTEM INSTRUKSI PELUNCURAN



Sekoci akan rneluncur kebawah di launching ramp dan akan menubruk permukaan air, lalu menyelam, dan dalam waktu yang singkat, timbul lalu bergerak menjauhi buritan kapal lnstruksi untuk prosedur meluncur jatuh bebas dapat dilihat pada buku manual freefall Lifeboat.



Page 28 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



OPERASI MANUAL LIFEBOAT



Page 29 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



ALARM



A



A + B Alarm



B



. . . . . . .___



Bila ada Alarm semua orang segera menuju ketempat mereka berkumpul, dengan dilengkapi perlengkapan masing-masing .



PERIKSALAH BAHWA SEMUA ORANG TELAH HADIR - Ikatlah painter - Siapkan dewi dewi untuk menurunkan sekoci (Pelajarilah instruksi pabrik pembuat dewi dewi / crane) - Keluarkan lashingnya - Turunkan ujung terluar tempat boat diletakkan bila diperlukan



Page 30 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA Naik Ke Sekoci (tunggu sampai ada perintah) ayunkan keluar dewi dewinya - Penumpang mengambil tempat sesuai dengan yang telah diberi tanda, Harus berhati- hati akan trim yang baik pada saat sekoci tergantung di sling-nya. - Letakkan EPIRB dan SART kedalam sekoci - Ayunkan keluar dewi-dewinya (pelajari instruksi dan pabrik pembuatnya) . - turunkan ujung terluar tempat boat diletakkan bila diperlukan



MENURUNKAN SEKOCI DAN MENGHIDUPKAN MESIN Dengan remote kontrol, akan memungkinkan pengoperasian winch sekoci dari dalarn sekoci, (Pelajarilah juga instruksi dari pabrik pembuat winch) Untuk prosedur menghidupkan mesin lihat pada handbook dari pabrik pembuat



MELEPAS HOOK PENGANGKAT DAN PAINTER Melepas hook pengangkat setelah sekoci terapung di-air.  Peganglah seling-nya (kalau tidak, akan jatuh kebawah).  Instruksi selanjutnya teragantung dari jenis hook yang dipergunakan,  Pelajarilah instruksi didalam buku atau pada davitnya. (Lihat juga manualnya)  Melepas Painter dengan menarik talinya



Page 31 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA Masukkan gigi mesin, kedepan dan jalankan rnesin outboard dengan kecepatan tinggi serta kemudikan menjauh dari kapal.



Dalam perlengkapan sekoci ini ada juga search light. 1. Search Light disimpan dalam loker inventaris, 2. Untuk kegunaannya pasanglah stop kontaknya pada soket dari outboard mesin. Perhatian: Search light bekerja bila mesin dihidupkan.



Page 32 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA Contoh Prosedur Untuk Evakuasi Pengetahuan yang diperlukan pada saat keadaan darurat Kepada semua penumpang di kapal Kapal ini dilengkapi dengan alat alat nautik yang cukup canggih dan dioperasikan dengan mengutamakan keselamatan. Untuk persiapan menghadapi keadaan darurat. Penumpang/ABK diminta untuk memperhatikan hal-hal berikut ini terIebih dahulu, I.



Alarm – alarm ini akan dibunyikan bila dalam keadaan darurat, a. Alarm untuk memanggil penumpang . . . . . . . ____ tujuh suling pendek diikuti oleh satu suling panjang dengan suling atau ,sirene dan berulang - ulang. Sebagai tambahan, instruksi untuk penumpang diumumkan melalui system publik addressor. Para penurnpang diminta agar segera berkumpul sesuai instruksi yang tertera di kamar. b. Alarm untuk meninggalkan kapal. __ satu suling panjang dengan suling atau sirene dan berulang-ulang, Sebagai tambahan perintah untuk orang-orang yang di kapal akan diumumkan melalui system publik addressor.



II. Dalam keadaan darurat, ABK yang bertugas akan mernberikan arahan dan akan mengumpulkan penumpang didalam ruangan. Serta akan memandu cara - cara evakuasi. Para penumpang diminta agar bergerak cepat dan tenang mengikuti instruksi - instruksi dari perwira. Dalam pelaksanaan evakuasi, harus diperioritaskan terlebih dahulu dan diberi perlindungan kepada orang-orang tua, perempuan dan anak-anak. III. Stasiun berkurnpul bila dalam keadaan darurat lokasinya di dek. IV. Bila meninggalkan kapal, penumpang harus berpakaian setebal mungkin dan lifejacket ditempatkan di cabinet yang ada pada kedua sisi dari kamar penumpang. ABK yang bertugas harus memastikan bahwa life-jacket dipakai dengan benar oleh penumpang. Tidak boleh mcmbawa barang-barang selain barang berharga. V. Semua penumpang diminta untuk mempelajari bagaimana memakai life-jacket yang benar dengan melihat gambar (model) yang terpasang. Anak-anak yang umumya dibawah 12 tahun harus menggunakan life-jacket ukuran anak-anak.



Nahkoda, MT/MV ___________



Page 33 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



(2) Mengarahkan penumpang Tidak mudah bagi ABK untuk mengarahkan para penumpang dengan baik dan menjamin keselamatannya bila dalarn situasi yang memerlukan tindakan cepat. Dalam situasi yang demikian, para penumpang cenderung panic yang membuat ABK tidak mungkin mengarahkan mereka. Untuk mencegah para penurnpang agar tidak panik, ABK diminta untuk memperhatikan hal-hal berikut ini, 1. Informasi harus diberikan dengan cara yang memadai dengan cara yang tidak memberikan kesan krisis. walaupun keadaannya krisis. 2. ABK harus secara pasti bila mengarahkan pcnumpang. Pendekatan dengan semangat adalah lebih effektif daripada lemah lembut. 3. Para penumpang sebaiknya diarahkan dalarn kelompok-kelompok yang kecil bila memungkinkan. . 4. Memberikan peran pada penumpang adalah ide yang baik untuk memberikan kesan bahwa suasana normal. Sebagai contoh adalah bijaksana bila pemimpin rombongan, untuk memperhatikan orang tua dan anak-anak dan mernbantu mengarahkan penumpang lain. 5. Pengumuman di kapal adalah yang paling efektif untuk meredam penumpang yang lagi histeris dan menjamin perkembangan yang tertib. Bila memberikan pengumuman hal-hal berikut ini yang perlu diperhatikan. a. Umumkan secara tenang tanpa membingungkan dan kesalahan b. Hindari memakai bahasa teknik sedapat mungkin dan hicaralah secara jelas. Ulangi hal hal yang penting. c. Lanjutkan memberikan pengumuman bila memungkinkan. d. Berikanlah instruksi disertai tindakan yang jelas. 6. Prioritaskan orang-orang yang tua, wanita dan anak-anak. 7. Perhatikanlah kebangsaan dari penumpang. Informasikan bahwa pemberitahuan dek akan mcnggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka.



7)



Bawalah barang-barang yang penting (1) Barang-barang yang tertera dalam Muster List harus didapat dan dibawa oleh setiap orang tanpa terlupa, (2) Yang paling penting adalah untuk membawa alat-alat radio keselamatan di sekoci dan lain-lain karena kernungkinan diselamatkan adalah pengaruh terpenting dari adanya perlengkapan tersebut.  Satelit EPIRB  Radar transponder (SART)  Portable two-way radio (3) Barang-barang lain yang perlu dibawa didaftar dibawah ini agar diberikan prioritas:  Blanket dan baju-baju tebal  Air tawar dan ransurn  Teropong, peta-peta dan alat bantu penentu posisi, alat Bantu navigasi.  log book dan dokumen dokumen penting, Page 34 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA * Minuman beralkohol dan rokok Membawa minuman beralkohol dan rokok di sekoci dan lain-lain tidak disarankan dengan alasan-alasan berikut ini: Minum alkohol (Panduan dari IMO menyatakan tidak disarankan)  Minum, mempercepat penurunan panas tubuh karena darah akan mendingin  Akibat pembesaran pembuluh darah dan bertarnbahnya peredaran darah sekitar pembuluh darah,  Minum, menstimulasi syaraf, melemahnya tahanan terhadap dingin.  Minum. mempercepat berkurangnya air, menyebabkan bertambahnya rasa haus. Merokok:  Di daerah dingin, merokok menyebabkan merosotnya peredaran darah ditangan dan kaki, karena itu orang-orang akan cenderung damam akibat kedinginan.  Merokok menambah rasa haus.  Hubungan antara si perokok dan tidak merokok memburuk.



Operasi Meninggalkan Kapal Meninggalkan Kapal di Sekoci yang terbuka (I) Persiapan menurunkan sekoci Perintah dari komandan sekoci (Ia selalu menempatkan dirinya ditempat yang dapat melihat semua pengoperasian) diberikan pada nomor-nomor yang dibawah ini), dan pekerjaan yang diperintahkan, harus dilaksanakan sesuai perintah. Narnun, pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilaksanakan bersama-sama dengan ABK yang lain akan dapat selesai terlebih dahulu. Perintah dari komandan sekoci, ABK harus menjawabnya dengan mengulangi katakata yang sama. Setelah pekerjaan selesai mereka harus melapor ke komandan sckoci. 1. Keluarkan tutup sekoci Penutup dari winch sekoci, tangga embarkasi . lampu sorot darurat dan lain-lain harus dikeluarkan dan diatur sedemikian rupa agar tidak akan mengganggu pengoperasian. 2. Siapkan Life-line Life-line yang terpasang pada span dewi-dewi harus disiapkan tergantung di sekoci. Catatan: Walaupun peraturan menjelaskan bahwa life line setiap sekoci dua, tetapi lebih diinginkan lebih dari dua. Lifeline harus terikat tetap pada span dewi-dewi sehingga tidak dapat bergeser, Disarankan agar dibuat beberapa pegangan seperti beberapa simpul dengan jarak interval yang memadai untuk pengamanan. 3. Pasang daprahnya! Daprah harus digantung antara sekoci dan kapal. Catalan: Di sekoci biasanya ada skates disisi yang menghadap ke kapal dan beberapa daprah kecil juga terpasang disisinya, Namun lebih diinginkan untuk menyiapkan dua daprah yang besar untuk setiap sekoci.



Page 35 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA 4. Pasang sumbat sekoci Tutup dari sekoci harus terpasang. Umumnya, lubang bawah tersedia didepan dan belakang (sebelah kanan atau kiri dari lunas) sekoci dan tutup lubang dratnya searah jarum jam.



5. Ambillah painter yang panjang Setelah persiapan,painter panjang haws terikat dilinggi depan dan belakang. Painter panjang tidak saja diikat pada linggi depan tetapi juga dibelakang, salah satu ujung dari painter harus terbelit pada thwart dengan menggunakan toggle. Salah satu ujungnya harus dapat dipindah-pindahkan ke depan (belakang) disisi kapal mengarah ke sekoci dan diikat pada holder kapal. Posisi yang sesuai di dek yang ujung painternya diikatkan harus ditentukan terlebih dahulu. 6. Turunkan tripping line Ujung dari tripping line (bousing line) harus telah terpasang pada cleat yang ada di dewi- dewi sekoci. Bila tripping line tidak ada, maka tali (diameter 20 mm) dengan panjang tertentu (termasuk marginnya cukup untuk sekoci diluncurkan) dapat diikat paaa cincin dari block fall, untuk mencegah sekoci rolling pada waktu diturunkan,



Page 36 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA (II) Operasi menurunkan sekoci (sampai ke gunwale dan kapal) 1.



Turunkan penopang linggi Penopang yang menahan sekoci disekitar bagian tengah sekoci harus diturunkan (Iihat gambar). 2. Keluarkan grips Semua grips dari lashing sekoci harus dikeluarkan (lihat gambar). Mengeluarkan grips harus berhati-hati agar tidak akan tersangkut pada badan sekoci pada saat diturunkan, (Catatan) Setelah gripsnya dikeluarkan rolling dari sekoci akan bertambah. Orangorang yang ada dalarn sekoci harus extra hati-hati jangan sampai terjatuh. 3. Keluarkan stopper dari cradle Stopper yang menahan cradle depan dan belakang harus dikeluarkan. (Catatan) Stopper dari cradle selamanya telah terpasang. Jadi orang-orang cenderung lupa untuk melepaskannya pada saat hendak menurunkan sekoci. Karena itu..sebaiknya sebelumnya dicat dengan warna yang menyolok. 4. Pindahkan lifeline samping! Bila dilengkapi dengan lifeline samping disisi kapal. dan merupakan rintangan untuk menurunkan sekoci, rnaka harus dilepas. (Catatan) Pastikan pengoperasian yang aman. Lifeline sarnping harus dilepas sebelum sekoci diturunkan (lihat gambar).



Page 37 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



5.



Menyiapkan winch sekoci Yakinkan bahwa tuas kopling dari winch sekoci pada posisi netral (OFF). Yakinkan bahwa tuas rem pada posisi terendah (jelaskan pada saat mana rem digunakan). Tuas manual dan winch sekoci yang mengendalikan as terlebih dahulu harus dikeluarkan (Catatan) Komandan sekoci harus selamanya memastikan bahwa rem tangan pada posisi terendah dan bukan hanya pada saat persiapan tetapi juga pada saat diturunkan. Oleh karena itu dianjurkan bahwa rem tangan dan tuas kopling dicat dengan warna yang menyolok.



6.



Menurunkan ABK dalam sekoci segera keluar dari sekoci ke kapal. Rem tangan dari winch sekoci dipasang untuk menurunkan sekoci. Bila sekoci mulai turun, rem tangan segera diturunkan,untuk meyakinkan bahwa kerjanya cukup effektif.



7.



Menahan Bila gunwale dari sekoci telah sama tinggi dengan gunwale dari kapal (permukaan dek). Rem tangan harus diturunkan untuk menahan sekoci tidak turun. Selama pelaksanaannya, harus berhati-hati jangan sampai tali-tali yang lain melingkar pada bagian-bagian yang bergerak.



8.



Mengabsen. Bila komandan sekoci member order ini, maka wakilnya akan memanggil ABK untuk diabsen, Pada saat wakilnya mengabsen maka komandan sekoci akan memeriksa pakaian dan baju berenang yang dipakai oleh setiap ABK. Komandan sekoci akan melaporkan bahwa anggota telah diabsen ke nahkoda. Page 38 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



9.



Naik ke sekoci Nahkoda setelah menerima laporan dari komandan sekoci bahwa sekoci telah siap untuk diturunkan, akan memberikan order untuk menurunkan sekoci, Gunakanlah kesempatan ini dengan baik. Setelah menerima order ini, maka komandan sekoci, akan melaksanakan order ini, 1. ABK untuk bekerja naik ke sekoci Sekurangnya 2 anggota termasuk wakil komandan akan naik ke sekoci untuk memeriksa keselamatan orang-orang yang akan naik. 2. Penumpang sekoci naik ke sekoci Orang -orang yang ditunjuk oleh komandan sekoci, naik ke sekoci (bila penumpang sudah ada di kapal. perioriraskan kepada orang-orang tua, wanita-wanita dan anak-anak), Orang-orang yang telah naik akan duduk pada bangku melintang pertahankan agar posisinya tetap rendah dan tangannya berpegang pada grab lifelines. .



Page 39 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA 3. Turunkan tangga Bila pemimpin petugas sekoci telah naik, ujung bawah dari tangga harus diangkat masuk ke sekoci. Ujung dari tangga harus diikat dibagian dari kapal. 4. Melepaskan tali pendant (atau tali tricing)! Bila penumpang sekoci telah naik, tali tripping harus dikencangkan. Setelah dikencangkan tali pendant angsur dilepas. Dengan demikian,sekoci tergantung pada fallnya saja, sehingga sekoci tergantung vertical. Untuk mencegah sekocinya rolling. adalah penting untuk menahan tali tripping perlahan-lahan.



5. Operasi penurunan (Launching) Bila orang-orang telah naik, pekerjaan berikut ini harus dilaksanakan dibawah komando komandan sekoci, dan secara garis besarnya sebagai berikut: 1. Turunkan sekoci Rem tangan dari winch sekoci harus diangkut untuk menurunkan sekoci. ABK yang bekerja, tetap di kapal dan menyetel painter panjang dan tali tripping untuk mencegah sekoci rolling. Orang-orang yang daIam sekoci akan tetap merendah dan berpegang pada grab lifeline pada saat sekoci diturunkan. Page 40 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA 2. Tahan! Bila Lunas dari sekoci berada sekttar 30 - 45 cm diatas puncak gelombang, rem tangan dari sekoci harus diturunkun untuk menyetop gerakan turun dari sekoci sebagai tindakan pencegahan



3. Let go! Komandan sekoci akan menjaga pergerakan kapal dan pergerakan vertical dari gelombang dengan penuh hati-hati dan berikan order sebelum puncak gelombang datang dibawah lunas sekoci. Blok dari fall depan dan belakang dengan serempak dilepaskan untuk membebaskan sekoci, (Catatan) a. System release muatan berat tidak dibolehkan seseorang menyentuh pin untuk stopper, safety pin.dan tuas release sampai komandan memberi order, karena pengoperasian yang tidak benar dapat menyebabkan sekoci jatuh. Untuk alasan ini, bagian - bagian ini agar dicat dengan warna yang rnenyolok sebelumnya. b. Sistem release yang bukan muatan berat,sekoci dapat dilepaskan apabila telah menyentuh air dan tidak ada beban lagi pada hooknya. c. Disamping system melepas secara serempak, ada system fix yang melepaskan blok berat fall dari hook sekoci langsung dengan tangan, Sistem ini rem tangan dari winch sekoci diangkat untuk menurunkan sekoci dengan cepat bila perintah "Let go" diberikan, Setelah sekoci diturunkan. blok belakang harus dilepas terlebih dahulu dari hooknya, kemudian blok bagian depan. kecuali sekoci (atau kapalnya) bergerak mundur .



Page 41 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA Sketsa dari blok boat fall system release serempak 1.



Sistem release muatan berat



1. Tarik keluar pin pengaman dan tarik tuas pin stopper searah jarum jam, 2. Putar turn; release kearah panah, 3. Pergerakan dari tuas release sampai ke hook blok depan dan belakang melalui batang (tangkai) dan akan rnenyebabkan pen penyanggah jatuh sehingga pawl bergerak ke bawah dan hook akan bergerak kearah atas, Akibatnya boat full secara serempak akan terlepas muka dan belakang sekoci, 2.



Sistem release bukan muatan berat



Tariklah tuas bila tidak ada lagi beban pada hook setelah sekoci diturunkan. Pergerakan dari tuas disampaikan ke blok depan dan belakang melalui rantai, menyebabkan gerakan kearah panah. Akibatya blok-blok dari baut tali sekoci secara serempak depan dan belakang terlepas.



Page 42 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA 4. Tripping line ditarik kedalam ABK yang sedang bekerja dan masih tetap berada diatas kapal akan menarik kedalam tripping line yang telah diikatkan pada blok sekoci sebelumnya, lalu diikatkan ketempat yang memadai. Langkah ini untuk mencegah agar blok tldak akan terhempas dan melukai orang-orang yang ada disekoci. 5. Semua orang-orang naik ke sekoci Semua orang yang masih di kapal akan naik ke sekoci melalui tangga, Naik dengan tangga akan dilaksanakan bila puncak gelombang dating setelah memperhatikan pergerakkan dari sekoci dan gelombang dengan hati-hati, Anggota yang telah naik ke sekoci akan memegang pada bagian bawah tangga untuk membantu anggota lain yang hendak ke sekoci. (Catatan) Orang-orang yang sudah di sekoci dalam keadaan bagaimanapun tidak akan meletakkan tangan dan kaki mereka diatas gunwale sekoci sampai sekocinya telah bebas jauh dari sisi kapal.



Orang-orang yang berada di sekoci tidak akan memegang sisi bawah tangga untuk menggantikan life line, Harus dipertahankan agar sisi kapal dan sekoci mempunyai jarak yang cukup untuk membantu mereka yang memanjat / turun dengan menggunakan tangga.



Page 43 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA 6. Operasi Pelaksanaan meninggalkan kapal a. Mesin di start Mesin sekoci akan di-start dengan kopling pada kedudukan OFF. Bila sekoci diturunkan, mesinnya boleh distart di bawah pengarahan wakil komandan sekoci walaupun komundannya belum berada di sekoci. b. 'Let go' painter panjang di haluan Painter panjang pada haluan dapat dilepas pada saat hendak meninggalkan kapal. Harus berhati-hati jangan terbelit pada propeller sekoci, c. Painter panjang haluan ditarik Painter panjang haluan ditarik dengan titik tumpu di bagian belakang tengah-tengah sekoci. Pergerakkan maju dari sekoci sebagai akibat tarikan tersebut diatas serta dibantu dengan kemudi, akan menghasilkan haluan sekoci menjauh dari sisi kapal dan akhirnya sekoci bebas dari sisi kapal. d. Mesin digerakkan maju Sekoci harus dipertahankan bebas dari sisi kapal akibat tindakan (C), dan pergerakkan maju dari mesin (bila mesinnya gagal, gunakanlah dayung) dan kemudikanlah dengan benar.



e. 'Let go' painter panjang dihaluan Bila sckoci sudah cukup jauh dari sisi kapal dan mesin telah dapat digunakan lepaskan painter haluan, Namun. tidak akan dilepas sebelum yakin bahwa tenaga mesinnya mampu untuk mencegah sekoci tersenggol oleh kapal dan dapat dengan aman meninggalkan kapal.



Page 44 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



7. Bagaimana menggunakan mesin dan bagaimana menangani sekoci, a. Setelah dengan aman meninggalkan lambung kapal, sekoci akan menuju ketempat dimana tidak ada pengaruh yang merugikan yang dapat disebabkan karena tenggelamnya kapal atau hanyut. b. Selama tindakan dilaksanakan, skate yang menghambat pergerakan sekoci harus dikeluarkan dan dibuang ke laut. (Bilamana hanya drill. maka skatenya jangan dikeluarkan.) c. Harus diusahakan supaya tetap berkelompok dengan sekoci dan liferaft yang lain. Bila ada orang-orang yang terapung di laut dan hanyut, haruslah diselamatkan terlebih dahulu. d. Volume bahan bakar yang ada dalam sekoci terbatas sampai 24 jam bernavigasi, Oleh karena itu, lebih dianjurkan bahwa sekoci tetap berada disekitar kejadian (atau biarkanlah terapung dan hanyut akibat angin dan arah) dengan bergerak tanpa ada alasan. Dengan pertimbangan fakta ini, dianjurkan bahwa menggunakan mesin sekoci sedapat mungkin dihindari. e. Mesin sekoci harus selalu dalam kondisi baik. Skema Prosedur menjalankan mesin sekoci terlihat pada gambar dibawah ini.



Page 45 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



Meninggalkan kapal dengan Sekoci Tertutup Penuh (I) Tipe dan ciri-ciri sekoci tertutup Disamping sekoci terbuka telah dijelaskan, ada 4 tipe sekoci yang digunakan di laut sebagai life-saving appliances. a. Sekoci tertutup penuh b. Sekoci dengan self-contained air support system c. Sekoci yang dilindungi dari kebakaran, d. Sekoci dengan sebagian tertutup, Semua sekoci ini, kecuali sekoci dengan sebagian tertutup mempunyai struktur dengan tutup kedap air dibuat dari bahan tahan api sepanjang Iambungnya. (II) Sekoci tertutup penuh Ciri-ciri utama sebagai berikut: a. Disebabkan sekoci tertutup penuh dengan penutup tetap, embarkasi dilaksanakan pada sama sekoci masih berada pada dewi-dewi. b. Embarkasi dilaksanakan melalui pintu masuk yang kedap air, dapat dibuka dan ditutup dari dalam dan dari luar. Setelah embarkasi. mereka duduk ditempat masing - masing dan mengenakan safety belt kecuali bagi orang-orang yang sedang bekerja melakukan tugasnya. c. Walaupun sekoci terbalik dengan kondisi penuh muatan, akan dapat secara otomatis tegak kembali dan operasi dari mesin tidak terpengaruh, d. Setelah semua telah embarkasi, semua pengoperasian seperti menghidupkan mesin, menurunkannya, dan peluncuran sekoci, serta mengolah gerak dapat dikontrol dari dalam sekoci. e. Sekoci mempunyai kekuatan untuk dapat bertahan dengan kekuatan lateral 3,5 m/detik dengan muatan penuh termasuk perlengkapannya serta keselamatan orang-orang didalam terjamin,Tambahan pula tidak akan ada kerusakan akibat sekoci dijatuhkan dari kertinggian 3 m ke permukaan laut. f. Sekoci yang sedang penuh muatan termasuk perlengkapannya akan mampu bernavigasi di perairan tenang dengan kecepatan 6 knot selama 24 jam terus menerus atau lebih. (III) Sekoci dengan self contained air support system Sekoci ini tertutup penuh dengan tekanan konstruksi dibuat untuk digunakan dilaut bila tertutup dengan gas beracun, Dengan sifat ini konstruksi udara untuk bernafas dan pengoperasian mesin dapat bertahan lebih dari 10 menit. (IV) Sekoci yang terlindung terhadap kebakaran Sekoci ini tertutup penuh (total enclosed), dilengkapi dcngan water spray system pendingin seperti self contained air support yang telah diterangkan diatas. Sekoci ini menjamln keselamatan orang di kapal walaupun mengalami area yang diselimuti oleh api selama 8 jam. (V) Sekoci yang tertutup sebagian, Persyaratan dasar dari tipe ini adalah sesuai dengan 3 tipe yang telah diterangkan sebelumnya. Sekoci dari tipe ini dipasang penutup tahan api mencakup ujung depan sampai dengan ujung belakang sekitar 20% atau lebih panjang Page 46 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA keseluruhan dan awning. tahan cuaca, dengan mudah dilipat dan dibentangkan menutupi bagian lain.



Pelaksanaan menurunkan sekoci tertutup penuh Seri Prosedur pekerjaan untuk sekoci yang dijelaskan dalam Prosedur operasi meninggalkan kapal dibawah dapat digunakan sebagai panduan dan dapat meninggalkan kapal secara sukses. a. Persiapan untuk menurunkan sekoci a. Apel dan panggil orang-orang, pastikan bahwa jaket keselamatan dipakai dengan benar dan periksalah bahwa semua barang-barang dibawa, b. Lepaskan setiap per dari dewi-dewi, lasingan tali dan stopper dari winch sekoci. c.Nyalakan lampu sorot pada malam hari atau pada cuaca yang jarak nampaknya terbatas. b. Naik ke sekoci, d. Naik ke sekoci pada saat posisinya masih di dewi-dewi dan duduklah pada tempat duduk sesuai dengan Muster List. e. Semua orang kecuali yang sedang bertugas harus memakai seat belt. f. Setelah yakin bahwa semua orang telah naik, tutuplah pintu masuk



Page 47 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA Illustrasi bagaimana menggunakan safety belt (4 titik).



Menurunkan sekoci sampai mengapung di air a. Komandan sekoci mengoperasikan dewi-dewi dengan menarik tali rent winch yang mengarah ketempat duduk kontrol. Pada saat talinya ditarik, remnya akan bebas dan kalau talinya dilepas remnya akan mengerem. Oleh karena itu, komandan sekoci akan mencoba menurunkan dengan cepat dan aman serta meluncurkannya dengan mengontrol talinya dengan baik. Ada 2 tipe yang menggunakan handling rope system tarik ialah system handle dan tipe single rope. Dengan tipe kedua-duanya,gerakan tarik dari handling rope untuk membebaskan rem winch, membuat dewi-dewi sekoci swing out dan sekoci turun,



b. Setelah cradle swing out, sekoci diturunkan dengan mengendurkan fall dari sekoci. c. Pada saat sekoci diturunkan dan telah terikat diair. komandan sekoci memerintahkan semua orang bersiap-siap untuk meluncur dan perintahkan kepada orang tertentu Page 48 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA untuk mereview prosedur untuk meregang dengan painter agar sekoci dapat bebas segera untuk meluncur. d. Mesin distart pada saat sekoci mendekat permukaan air (kopling pada posisi normal), dan kemudl lengah tengah. e. Keadaan gelombang dan kondisi rolling dan sekoci harus dicoba untuk mengoperasikan system release dengan kondisi yang baik dan keberhasilan peluncuran. Pengoperasian melepaskan hook dengan release mechanism Perhatian  Ikutilah perintah dari perwira untuk operasi melepas.  Jangan pindahkan segel snap dan jangan ditarik tuas release sebelum mencapai permukaan laut. Pengoperasian melepaskan hook  Setelah konfirmasi bahwa sekoci telah berada diatas permukaan air, pindahkan snap dan segel.  Tariklah sepenuhnya tuas release  Kemudian hook akan berputar otomatis dan sambungan fall akan terlepas Dalam keadaan darurat operasi melepaskan dapat dilaksanakan sebelum menyentuh air. Tindakan ini dapat dilaksanakan atas perintah perwira.



Catatan : Dalam hal hook tidak dapat berputar bukalah painter lubang depan dan belakang lalu lepaskan sambungan dengan fall secara manual.



Setelah sekoci terbenam di air, ikutilah Prosedur yang perlu dilaksanakan agar dapat dengan aman berangkat dari kapal.  Lepaskan painter Page 49 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA     



Kemudian sekoci menjauh kapal Majulah Pastikan bahwa sekoci terbenam dan tidak ada yang abnormal Pastikan keselamatan orang orang di sekoci Pengoperasian rem sekoci melalui operating rope dapat ditinggalkan, karena secara otomatis akan bebas pada saat berjalan pada panjang tertentu



Alat pelepas painter panjang



Pemeriksaan setelah berada diarea yang aman Bila sekoci tiba diarea yang aman, komandan sekoci akan memberikan instruksi setelah dipastikan telah tiba di area aman a. Lepaskan sabuk keselamatan. b. Pastikan tidak ada air masuk ke sekoci. c. Stel SART. d. Pasang radar reflector. e. Pintu kedap air termasuk lubangnya dibuka dan tutup bila telah diperiksa gerbangnya dan untuk ventilasi. Sementara itu orang yang bertugas mengemudi akan melaksanakan berikut ini : i. ii.



iii.



Pastikan bahwa katub dari bahan bakar dan air pendingin inlet dibuka setetah naik ke sekoci. Hidupkan mesinnya sebelum terbenam di air. Namun. koplingnya harus di-netral dan propeller tidak akan berputar. (Kebanyakan mesin dihidupkan dengan baterai.) sekoci tipe tertutup penuh, Di sekoci dengan system self-contained air support dan sekoci dilindungi dari kebakaran. katub udara bernafas secara otomaris akan terbuka sekalipun mesinnya hidup dengan semua pembukaan tertutup, untuk melindungi ABK-nya terhadap akibat tekanan rendah. Sekocinya dibuat sedemikian rupa agar dapat bertahan pada tekanan -10hPa. Masukkan kopling mesin sebelum painter panjang dilepas setelah diluncurkan Dalam hal sekoci tahan api disekitarnya nyala, kopling untuk menjalankan sprinkler pompa air laut harus segera dijalankan setelah sekoci terbenam di air.



Page 50 of 51



PT WARUNA NUSA SENTANA



Page 51 of 51