LTM-K1-Makalah Model Pengkajian CAP Dan HPM-216070300111025 - Afiatur Rohimah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS



LAPORAN TUGAS MANDIRI MODEL TEORI PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS INTEGRASI MODEL COMMUNITY AS PARTNER DAN HEALTH PROMOTION MODEL



Oleh : Afiatur Rohimah NIM. 216070300111025



PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2021



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama tuhan yang maha pengasih dan maha penyayang. Puji syukur kepada tuhan yang maha kuasa atas rahmat dan hidayah-nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah Model Pengkajian keperawatan komunitas dengan judul :Model teori Community As Partner dan Health Promotion Model. Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapatkan berbagai macam bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak dengan memberikan masukan-masukan yang sangat berharga bagi penulis baik secara langsung maupun tidak langsung Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan masih jauh dariapa yang diharapkan. Untuk itu, penulis menerima saran yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan bagi siapapun yang membacanya.



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. Model community as partner merupakan salah satu dari model keperawatan komunitas yang berproses dalam komunitas sebagai mitra atau partner dalam menangani masalah kesehatan, meningkatkan derajat kesehatan dan pencegahan masalah keperawatan komunitas. Model Comunity as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri (1) inti komunitas (the community core), (2) Subsistes komunitas (the community subsystem), dan (3) persepsi (perseption). Model ini lebih berfokus pada perawatan kesehatan masyarakat untuk berpartisipasi penuh dalam meningkatkan kesehatannya. (Anderson, community as a partner). Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, social, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahangaya hidup saja, namun berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat. Pender’s Health Promotion Model (HPM) digunakan oleh profesi kesehatan termasuk perawat sebagai dasar dalam menolong klien untuk meningkatkan kesehatan sehingga mendukung kualitas hidup dan kesejathteraan klien. HPM adalah sebuah model yang berorientasi pada pendekatan yang memfokuskan pada pencapaian kesejathteraan dan aktualisasi diri tingkat tinggi.



1.2 Tujuan Mengetahui pengkajian keperawatan komunitas dengan model community as partner dan health promotion model 1.3 Manfaat Makalah dari review artikel ini untuk meningkatkan pengetahuan penerapan pengkajian dalam keperawatan komunitas dan kontribusi dalam mempengaruhi kesehatan masyarakat.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Community as partner Teori komunitas sebagai mitra (community as partner) adalah teori praktis yang diturunkan dari model teori konseptual sistem (Conceptual teori Sistem Model), yang dikembangkan dan dipublikasikan oleh Bety Neuman pada tahun 1970. Model sistem ini merefleksikan sifat klien sebagai sistem terbuka. Keahlian Neuman dalam bidang kesehatan jiwa, mendasari konsep utama yang membentuk model ini, adalah strressor, mekanisme pertahanan, dan homeostatis sebagai sebuah sistem yang dinamis. Rekasi dari sistem mengakibatkan suatu kondisi seimbang/equlibrium (sakit). Numan juga menggunakan konsep tiga tingkatan pencegahan sebagai pendekatan dalam intervensi keperawatan. Anderson dan Mc Farland mengawali pembentukan teori yang diberi nama komunitas sebagai klien (Comunity as a Client). Dalam perkembangannya, teori tersebut berubah menjadi komunitas sebagai mitra (Comunity as partner) atas dasar keyakinan bahwa komunitas adalah subjek asuhan yang memiliki potensi dan memiliki otonomi untuk menentukn status kesehatannya. Istilah partner lebih tepat karena memiliki nilai partisipasi aktif komunitas untuk mencapai tujuan bersama. 2.2 Konsep Community as partner Konsep utama teori Community as partner adalah roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan. Dua bagian utama dari konsep roda pengkaian komunitas meliputi inti komunitas (core) dan 8 subsistem. Core terdiri dari demografi, statistik penting, sejarah, etnis/budaya, dan persepsi terhadap kesehatan. Sedangkan subsistem terdiri dari 1) Lingkungan fisik, 2) pendidikan, 3) ekonomi, 4) keamanan dan transportasi. 5) politik dan pemerintah, 6) pelayanan kesehatan dan sosial, 7) komunikasi, 8) Rekreasi. Core dan sub sistem dikelilingi oleh garis pertahanan sebagai sistem respon yang ditampilkan oleh komunitas sebagai reaksi terhadap stressor yang masuk. Lingkaran utuh sebagai garis pertahanan normal adalah level kesehatan yang ditampilkan komunitas. Lingkaran putus-putus adalah garis pertahanan fleksibel yang mengelilingi komunitas sebagai “a buffer zone” yang menggambarkan suatu level kesehatan yang dimanis sebagai hasil dari respons sementara terhadap stressor. Delapan sub sistem dibagi oleh garis putus-putus sebagai garis pertahanan



resisten untuk menunjukan bahwa masing-masing mempunyai pengaruh dan dipengaruhi oleh yang lainnya. Stressor adalah tekanan yang menghasilkan stimulus berpotensi menyebabkan ketidakseimbangan. Status ketidakseimbangan dikenal sebagai derajat reaksi. Intervensi keperawatan dibedakan kedalam tiga tingkatan pencegahan. Pencegahan primer bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan komunitas melalui kegiatan promosi dan proteksi kesehatan. Pencegahan sekunder bertujuan untuk mencegah akibat lanjut atau kecacatan melalui kegiatan perawatan dan rehabilitas. Model konseptual adalah sintesis seperangkat konsep dan pernyataan yang mengintegrasikan konsep-konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model keperawatan dapat didefinisikan sebagai kerangka pikir, sebagai satu cara melihat keperawatan, atau satu gambaran tentang lingkup keperawatan. Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian komunitas; analisa dan diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan; primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999). Konsep Community as partner diperkenalkan Anderson dan McFarlane yang merupakan pengembangan dari model Neuman yang menggunakan pendekatan totalitas manusia untuk menggambarkan status kesehatan klien. Komunitas sebagai klien/partner berarti bahwa kelompok masyarakat tersebut turut berperan serta secara aktif dalam meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya.



2.3 Aplication Community as partner Inti Komunitas (core) mengidentifikasi 1) sejarah terjadinya atau perkembangan komunitas yang berkontribusi pada terjadinya isu dan kecenderungan masalah kesehatan komunitas; 2) demografi meliputi karakteristik komunitas (usia, jenis kelamin, agama, status perkawinan, latar belakang pendidikaan dan pekerjaan; 3) statistik penting (angka kelahiran, angka kesakitan, angka kematian, dll). 4) etnis dan budaya komunitas ( suku atau ras, adat atau kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan, bahasa yang digunakan). Metode pengkajian yang efektif dan efisien digunakan untuk mengkaji data inti komunitas meliputi: wawancara kepada informan kunci, angket dan data sekunder melalui profil kesehatan. Lingkungan fisik meliputi iklim atau cuaca, perumahan terkait dengan kepadatan, pencahayaan, ventilasi, bangunan (usia, bahan, arsitektur, lingkungan terbuka kuliatas dan kepemilikan), batas wilayah, dan tempat kumpul. Metode pengkajian melalui winshield survey, adalah berjalan mengelilingi komunitas menggunakan semua indra.



Pendidikan menkaji fasilitas pendidikan yang digunakan masyarakat berupa jenis fasilitas (milik pemerintah atau non pemerintah), tingkat institusi pendidikan (dasar, menengah, tinggi), karakteristik pengguna, layanan yang digunakan, disediakan, sumbersumber yang dimiliki, dan lokasi. Metode pengkajian yang efektif digunakan adalah wawancara, data sekunder, atau winshield survey. Ekonomi mengkaji karakteristik finansial dan karakteristik pekerja. Karakteristik finansial mengidentifikasi penghasilan keluarga berasarkan indikator Upah Minimal Regional (UMR). Karakteristik pekerja mengidentifikasi status pekerja, kategori pekerja dan kelompok khusus yang bekerja (seperti single parent dan anak). Metode pengkajian yang dapat digunakan adalah survey rumah tangga atau data sekunder melalui profil. Keamanan dan transportasi keamanan mengidentifikasi pelayanan dan perlindungan terhadap komunitas berkaitan dengan kebakaran, kepolisian, kritisenter dan sanitasi (air, limbah, sampah). Fasilitas yang penting dikaji adalah ketersediaan dan kemudahan akses terhadap nomor telepon dinas kebakaran dan dinas kepolisian. Pengelolaan sanitasi dapat menjadi sumber ancaman terhadap keamanan berkaitan dengan dampak wabah penyakit akibat tidak terjaminnya keamanan sanitasi lingkungan. Kajian transportasi meliputi kondisi jalan dan jenis kendaraan yang digunakan oleh komunitas baik transportasi umum maupun transportasi keluarga. metode pengkajian yang dapat digunakan untuk mengkaji data keamanan komunitas adalah survey, sementara transportasi menggunakan winshield survey. Politik dan pemerintahan mengidentifikasi partai politik dan partisipasinya dalam pelayanan kesehatan, jenis pemerintahan (RT atau RW, Kelurahan atau Desa) dan kebijakan kesehatan (pelayanan, dana sehat atau asuransi). Pelayanan kesehatan dan sosial meliputi ketersediaan, jenis, waktu pelayanan, sumber daya, karakteristik pengguna, dan pembiayaan pelayanan kesehatan dan sosial. Metode pengkajian yang efektif adalah wawancara kepada pimpinan unit terkait. Komunikasi mengidentifikasi berbagai cara komunitas untuk melakukan komunikasi, terdiri dari jenis (formal atau informal), bentuk (rapat, menggunakan sistem informasi dan teknologi, frekuensi, mingguan atau bulanan). Lingkup dan cara sirkulasi rekreasi mengidentifikasi jenis, lokasi, pengguna, dan biaya pengguna. Metode pengkajian komunikasi efektif menggunakan wawancara dan rekreasi efektif menggunakan metode winshield survey. Metode pengumpulan data lain yang umumnya digunakan pada pengkajian keperawatan komunitas adalah Focus Grup Discussion (FGD) / Diskusi kelompok dan skrining kesehatan. FGD harus memenuhi syarat yaitu homogen, jumlah 6-12 orang, waktu



pelaksanaan 30-90 menit, ada moderator dan perekam atau notulen FGD digunakan untuk mengidentifikasi fenomena spesifik menyangut sekelompok orang yang lebih efektif didapatkan datanya melalui diskusi, misalnya tentang praktik budaya, penyalahgunaan obat, perilaku kekerasan, dan perilaku lainnya yang dianggap sebagai perilaku penimpangan dalam komunitas. Skrining kesehatan bertujuan untuk mendeteksi faktor resiko kesehatan komunitas, dapat dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan fisik dan mental menggunakan instrumen khusus. Misalnya pemeriksaan perkembangan balita, pengukuran tekanan darah untuk mengidentifikasi hipertensi, pemeriksaan darah untuk mengukur kadar HB, gula, kolesterol, asam urat, pengukuran kepadatan tulang untuk mengidentifikasi osteoporosis dan pemeriksaan status mental lansia usia untuk mengidentifikasi status demensia. Metode pengumpulan data lainnya yang jarang digunakan pada penkajian komunitas adalah observasi (banyak digunakan pada penelitian ethnography) dan Delphy proses (Serial survey menggunakan media elektronik). 2.4 Pendekatan Paradigma Keperawatan Community as Partner Model komunitas sebagai mitra (community as partner) dikembangkan berdasarkan model Neuman dengan pendekatan totalitas manusia untuk menggambarkan masalah kesehatan yang ada. Model ini sekaligus menekankan bahwa primary health care (PHC) sebagai filosofi yang mendasari komunitas untuk turut aktif meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi masalah melalui upaya pemberdayaan komunitas dan kemitraan. Ada tiga pendekatan utama primary health care (PHC) yaitu memberikan pelayanan kesehatan dasar dengan teknologi tepat guna, menjalin kerja sama lintas sektoral dan meningkatkan peran serta masyarakat. Oleh karenanya model ini sangat menitik beratkan pada kemitraan, melalui kemitraan komunitas akan merasa masalah kesehatannya juga menjadi tanggung jawabnya. Pada model health care system menurut Neuman bahwa klien adalah sebagai sifat terbuka, dimana klien dan lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis dan memiliki tiga garis pertahanan, yaitu fleksible line of defense dan resistance defence. Dalam model community as partner ada dua komponen penting yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti (core) sebagai intrasistem terdiri dari demografi, riwayat, nilai dan keyakinan komunitas. Ekstrasistemnya terdiri dari delapan subsistem yang mengelilingi inti yaitu lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan



sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Sedangkan proses keperawatan yang dimaksud mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999; Anderson & Mc Farlane, 2000; Ervin, 2002).



2.5 pengkajian Keperawatan Community as Partner Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor (positif dan negatif) yang berhubungan dengan kesehatan dalam rangka membangun strategi untuk promosi kesehatan. (Anderson and Mc Farlane, 2000) yang dikaji meliputi demografi, riwayat, nilai keyakinan dan riwayat kesehatan individu yang dipengaruhi oleh subsystem komunitas yang terdiri dari lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Aspek-aspek tersebut dikaji melalui pengamatan langsung, data statistik, angket dan wawancara. a. Data inti 1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas Riwayat terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru). Tanyakan pada orang-orang yang kompeten atau yang mengetahui sejarah area atau daerah itu. 2. Data demografi



Karakteristik orang-orang yang ada di area atau daerah tersebut, distribusi (jenis kelamin, usia, status, perkawinan, etnis), jumlah penduduk. 3. Vital statistic Meliputi kelahiran, kematian, kesakitan dan penyebab utama kematian ataukesakitan. 4. Nilai dan kepercayaan Nilai yang dianut oleh masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan, kepercayaankepercayaan yang diyakini yang berkaitan dengan kesehatan, kegiatan keagamaan di masyarakat, kegiatan-kegiatan masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai kesehatan. b. Subsistem 1. Lingkungan fisik Catat lingkungan tentang mutu air, flora, perumahan, ruang, area hijau, binatang, orang-orang, bangunan buatan manusia, keindahan alam, air, dan iklim. 2. Pelayanan kesehatan dan sosial catat



apakah terdapat klinik,



rumah sakit, profesi kesehatan yang praktek,



layanan kesehatan publik, pusat emergency, rumah perawatan atau panti werda, fasilitas layanan sosial, layanan kesehatan mental, dukun tradisional/pengobatan alternatif. 3. Ekonomi Catat apakah perkembangan ekonomi di wilayah komunitas tersebut maju dengan pesat, industri, toko, dan tempat-tempat untuk pekerjaan, adakah pemberian bantuan sosial (makanan), seberapa besar tingkat pengangguran, rata-rata pendapatan keluarga, karakteristik pekerjaan. 4. Keamanan dan transportasi Apa jenis transportasi public dan pribadi yang tersedia di wilayah komunitas, catat bagaimana orang-orang bepergian, apakah terdapat trotoar atau jalur sepeda, apakah ada transportasi yang memungkinkan untuk yang cacat, jenis layanan perlindungan apa yang ada di komunitas (misalnya: pemadam kebakaran, polisi, dan lain-lain), apakah mutu udara di monitor, apa saja jenis kegiatan yang sering terjadi, apakah orang-orang merasa aman. 5. Politik dan pemerintahan Catat apakah ada tanda aktivitas politik, apakah ada pengaruh partai yang menonjol, bagaimana peraturan pemerintah terdapat komunitas (misalnya: pemilihan kepala desa,



walikota, dewan kota), apakah orang-orang terlibat dalam pembuatan keputusan dalam unit pemerintahan lokal mereka. 6. Komunikasi Catat apakah oaring-orang memiliki tv dan radio, apa saja sarana komunikasi formal dan informal yang terdapat di wilayah komunitas, apakah terdapat surat kabar yang terlihat di stan atau kios, apakah ada tempat yang biasanya digunakan untuk berkumpul. 7. Pendidikan Catat apa saja sekolah-sekolah dalam area beserta kondisi, pendidikan lokal, reputasi, tingkat drop-out, aktifitas-aktifitas ekstrakurikuler, layanan kesehatan sekolah, dan tingkat pendidikan masyarakat. 8. Rekreasi Catat dimana anak-anak bermain, apa saja bentuk rekreasi utama, siapa yang berpartisipasi, fasilitas untuk rekreasi dan kebiasaan masyarakat menggunakan waktu senggang. 2.6



Pender’s Health Promotion Model HPM mengintegrasikan beberapa gagasan. Pusat dari HPM adalah sosial learning theory dari Albert Bandura (1977 dalam Alligood, 2000) yang menyatakan pentingnya proses pengetahuan dalam merubah perilaku. Social learning theory, sekarang diubah menjadi social cognitive theory yang mencakup self beliefs: self-attribution, self evaluation, and self efficacy. Self efficacy merupakan gagasan utama dalam HPM. HPM sama dalam pengertiannya dengan Health belief model tetapi HPM tidak terbatas hanya dalam memaparkan tentang perilaku pencegahan penyakit. HPM berbeda dari health belief model yang mana HPM tidak memasukkan ketakutan dan ancaman sebagai sumber motivasi dalam perilaku kesehatan. Tetapi, HPM mengembangkan cakupan perilaku untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan untuk mengaplikasikannya sepanjang hidup. Pender’s Health Promotion Model (HPM) digunakan oleh profesi kesehatan termasuk perawat sebagai dasar dalam menolong klien untuk meningkatkan kesehatan sehingga mendukung kualitas hidup dan kesejathteraan klien. HPM bertujuan untuk menciptakan gaya hidup lebih sehat. Penerapan HPM dapat menurunkan biaya kesehatan sehingga jaminan kesehatan dari pemerintah dapat dialihkan kepada penyediaan bentuk pelayanan yang bersifat promotif dan preventif.



HPM sangat cocok untuk kebutuhan profesi perawat komunitas karena perawat komunitas umumnya bekerja di tempat pelayanan yang memerlukan pelayanan promotif seperti di keluarga, komunitas, sekolah, tempat kerja, panti, dan lembaga lain. Perawat juga telah diberikan keterampilan yang diperlukan dalam pelayanan promise kesehatan seperti pendidikan, konseling, dan advokasi. Kesehatan dalam perspektif HPM tidak membatasi pada tidak adanya penyakit atau keterbatasan dalam berfungsi atau beradaptasi. Kesehatan dalam konsep HPM bermakna luas, mengedepankan pada klien secara keseluruhan dan gaya hidupnya termasuk kekuatan, sumber, potensi dan kemampuan. Oleh karena itu, pandangan positif kesehatan HPM memberikan peluang pada perawat untuk mengembangkan intervensi keperawatan yang tidak terbatas pada menurunkan resiko penyakit tetapi bertujuan untuk memperkuat sumber, potensi, dan kemampuan klien. Perawat menolong klien untuk meningkatkan kesehatan, mengembangkan kemampuan berfungsi dan mencapai kualitas hidup yang baik. HPM didasarkan pada teori perilaku yang mengenalkan peran perilaku dalam pencegahan primer. Dalam konteks HPM, profesi kesehatan memberikan perhatian lebih untuk membantu klien mengadopsi perilaku sehat. Motivasi klien untuk melakukan perilaku sehat didasarkan pada keinginan untuk mencegah penyakit atau mencapai tingkat kesejathteraan dan aktualisasi yang lebih tinggi. HPM memiliki banyak konsep dan hubungan. Model tidak memberikan bantuan dalam menyeleksi konsep yang mana dan hubungannya yang sesuai dengan perilaku spesifik. Oleh karena itu, pengguna model yang harus memilih konsep dan hubungannya berdasarkan pada hasil penelitian , teori yang mendasari, pengalaman klinik atau praktik mengenai prilaku spesifik tersebut. Konsep yang membentuk model promosi kesehatan terdiri dari : a) Perilaku sebelumnya (yang berhubungan) dan karakteristik individu yang mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan kegiatan prilaku promosi kesehatan b) Komitmen untuk berpartispasi dalam perilaku yang memberikan manfaat bernilai secara personal c) Hambatan yang dirasakan dapat menjadi penghalang komitmen untuk bertindak, suatu mediator dari perilaku, seperti juga perilaku nyata d) Kompetesi atau efikasi diri yang dirasakan mengeksekusi perilaku meningkatkan kemungkinan komitmen untuk bertindak dan menampilkan perilaku nyata



e) Efikasi diri yang lebih besar menghasilkan perasaan hambatan yang lebih kecil pada perilaku kesehatan spesifik f) Sikap positif terhadap perilaku menghasilkan perasaan efikasi diri yang lebih besar, sebaliknya dapat menghasilkan peningkatan sikap positif g) Emosi atau sikap positif dihubungkan dengan perilaku, berpeluang pada peningkatan komitmen dan tindakan h) Klien lebih memungkinkan untuk komitmen pada dan terlibat dalam perilaku promosi kesehatan ketika model orang penting dari perilaku mengharapkan perilaku terjadi, dan memnberikan bantuan dan dukungan untuk memungkinkan untuk terjadinya perilaku i) Keluarga, sebaya, dan pemberi pelayan kesehatan adalah sumber penting dari pengaruh interpersonal yang dapat meningkatkan atau menurunkan komitmen untuk dan melibatkan diri dalam perilaku promosi kesehatan j) Pengaruh situasional dalam lingkungan eksternal dapat meningkatkan atau menurunkan komitmen untuk partisipasi dalam perilaku promosi kesehatan k) Makin tinggi komitmen pada perancanaan kegiataan spesifik, lebih memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan sepanjang waktu l) Komitmen pada perencanaan



kegiatan kurang memungkinkan untuk menghasilkan



perilaku yang diinginkan ketika tuntutan melebihi kemampuan individu mengontrol perilaku yang memerlukan perhatian segera m) Komitmen pada perencanaan kegiataan kurang memungkinkan untuk menghasilkan perilaku yang diinginkan ketika kegiatan lain lebih atraktif dan disiapkan melebihi target perilaku n) Individu dapat memodifikasi kognisi, sikap, dan lingkungan interpersonal dan fisik untuk menciptakan keuntungan kegiatan kesehatan 2.6 Aplikasi Model Teori Pender dalam Keperawatan Nola



J.



mendemontrasikan



Pender



mengembangkan



hubungan



antara



Health



Promotion



manusia dengan



Model



lingkungan



untuk



fisik dan



interpersonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini menggabungkan dua teori yaitu teori Nilai Pengharapan dan Teori Pembelajaran Sosial dalam perspekstif keperawatan manusia dilihat dari fungsi holistik. Konsep dalam teorinya dengan menekankan bahwa sakit membutuhkan biaya yang mahal dan perilaku promosi kesehatan adalah ekonomis. Pada beberapa bagian teorinya memiliki kesamaan pola pandang dengan teori lain seperti memandang bahwa fokus dari perawatan



adalah individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Teori ini dikemukakan dengan menampilkan contoh-contoh yang berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil



penelitian,



sehingga



dapat digeneralisasi



dan



konsep-konsep



yang



dikemukakan dalam teori dapat diaplikasikan. Teori Health Promotion Model dikembangkan berdasarkan atas riset kualitatif dan kuantitatif, baik di Amerika maupun negara lain. Bahkan teori ini saat ini terlibat dalam prakarsa kesehatan global dan telah diuji oleh para sarjana dari Jepang, China dan Taiwan untuk mempromosikan gaya hidup secara kultural sesuai dengan negara mereka. Selama perkembangan teori banyak



studi



yang



behubungan



dengan



pengaplikasian teori yang dapat dijadikan sebagai dasar riset. Riset yang berhubungan dengan Health Promotion Model memberikan kontribusi secara umum bagi pengembangan body of knowledge dari ilmu keperawatan. Pergeseran paradigma dari kuratif – rehabilitatif ke arah promotif dan preventif. Pender meyakini bahwa dengan mutu



kepedulian



terhadap



promosi



kesehatan akan memperbaiki sistem kesehatan secara integral. Peluang untuk melakukan praktek keperawatan dalam fokus promosi kesehatan akan sangat terbuka. Bagi Pender adalah sesuatu yang sangat menggairahkan untuk membawa praktek keperawatan untuk mengubah perilaku kuratif dan rehabilitatif ke arah perilaku promotif dan rehabilitatif. Pender menekankan practical nurse dapat memainkan suatu peran yang sangat penting dalam partnership antar ilmuan dan konsumen serta praktisi untuk mengembangkan strategi kepedulian sesuai dengan spesifikasi populasi. Health Promotion Model, menjadi sumber informasi penting dan bermanfaat bagi setiap orang yang ingin mengetahui bahwa promosi kesehatan seseorang sangat didukung oleh nilai yang diharapkan serta teori kognitif sosial yang menekankan pada self direction, self regulation dan persepsi terhadap self efficacy. Pengambilan keputusan, tindakan dan efficacy diri akan menentukan status kesehatan seseorang. Nola J. Pender telah



belajar



dari



pengalaman



pribadi



dan



hasil



penelitiannya untuk memunculkan teori ini. Teori ini sangat lengkap untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan tindakan promotif dan preventif. Namun, teori ini memiliki kelemahan, teori ini tidak dapat dilakukan oleh seseorang dengan cacat mental dan cela bawaan. Seseorang cacat mental kemungkinan tidak mampu memiliki harapan nilai dan kognitif sosial. Demikian juga dengan seseorang yang sudah



mendapat cacat bawaan sejak lahir seperti malfungsi sel-sel yang berperan untuk daya tahan tubuh. Teori ini juga sangat sulit diterapkan pada klien dengan ekonomi lemah dan tingkat pendidikan yang rendah karena seseorang dengan sosial ekonomi rendah lebih termotivasi atau cenderung untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dibandingkan dengan motivasi meningkatkan status kesehatannya. Membutuhkan role model yang sempurna untuk mempengaruhi masyarakat di sekitarnya. Tenaga kesehatan sendiri apakah telah mengetahui teori ini dan kalau telah mengetahui apakah telah mengamalkannya sehingga bisa mempengaruhi klien atau masyarakat. Selain itu, masyarakat masih lebih mempercayai budayanya sendiri yang menjadi hambatan dalam mensosialisasikan dan mengamalkan teori ini HPM menawarkan kerangka kerja untuk asuhan keperawatan efektif yang diarahkan pada peningkatan kesehatan dan kemampuan berfungsi. Metode pengkajian perilaku promosi kesehatan klien berdasarkan model ini mengarahkan perawat untuk mengkaji secara sistematis terhadap efikasi diri, hambatan, manfaat yang dirasakan, pengaruh interpersonal dan pengaruh situasional yang relevan untuk perilaku kesehatan tertentu. Model ini juga mengindentifikasi karakteristik klien sebagai target pengkajian, terdiri dari perilaku sebelumnya, karakteristik demografi, dan status kesehatan yang dirasakan.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa komunitas sebagai mitra (community as partner) merupakan pengembangan dari model health care system menurut Betty Neuman. Komunitas sebagai klien/partner berarti bahwa kelompok masyarakat turut berperan serta secara aktif dalam meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya. Teori pender memiliki konsep paradigma keperawatan adalah menggabungkan konsep manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan dengan pelayanan kesehatan dari kuratif ke arah promotif dan peventif. Teori Pender pertama menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan teori kognitif social (social cognitive theory). Pada revisi model promosi kesehatan menambahkan sikap yang berhubungan dengan aktivitas, komitmen pada rencana tindakan, dan adanya kebutuhan yang mendesak.