Luting Agent [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. LUTING AGENT Luting Bahan luting merupakan suatu bahan yang kental yang diletakkan diantara struktur gigi dengan protesa untuk melekatkan keduanya, yang mengeras melalui reaksi kimia. Kata luting mengimplikasikan penggunaan suatu bahan yang dapat dibentuk untuk menutup ruang atau untuk menyemenkan dua komponen menjadi satu. Sejumlah perawatan dental mengharuskan perlekatan antara gigi dengan protesa dan alat-alat, dengan bantuan bahan luting. 1,2 Syarat Semen sebagai Luting3 1. 2. 3. 4. 5.



Biokompatibilitas Antibakteri Memiliki Retensi yang baik Radiopacity Estetik baik



Zinc Oxide Eugenol (ZOE) dan Non-Eugenol Komposisi Komposisi utama bubuk semen ini adalah zink oksida. White rosin ditambah untuk mengurangi kerapuhan semen yang telah set. Zinc stearate ditambahkan sebagai plasticizer, dan zink asetat untuk meningkatkan kekuatan semen. Eugenol dan olive oil merupakan cairan semen ini yang berfungsi sebagai plasticizer. Semen zinc oxide non-eugenol biasanya mengandung suatu aromatic oil dan zinc oxide. Dapat juga dilakukan penambahan bahan lain seperti olive oil, oleic acid dan beeswax. 1,2 Tipe Semen ZOE dan Non-Eugenol 



Tipe I, semen luting ZOE sementara Kekuatan semen sementara harus cukup rendah untuk memudahkan penyingkiran restorasi tanpa menyebabkan trauma pada gigi dan merudak restorasi. 1,2







Tipe II, semen luting ZOE jangka panjang



Sebagian besar semen komersial dibuat berdasarkan dua sistem untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan terhadap abrasi. Sistem pertama menggantikan cairan eugenol dengan asam



orthoethoxybenzoic (EBA), dan penambahan alumina dibubuknya. Sistem kedua terdiri dari bubuk yang mengandung fine partikel polimer dan partikel zink oksida yang telah mendapatkan perlakuan permukaan dengan asam karboksilik, dengan eugenol sebagai cairannya. Aplikasi yang baik dari semen ini untuk luting jangka pendek atau menengah mahkota dan gigi tiruan cekat pada akrilik sementara. 1,2 



Tipe III, Bahan restotasi dan Basis



Setting Reaksi Pada reaksi setting, dua molekul eugenol bereaksi dengan hidrolisa ZnO untuk membentuk khelasi zinc eugenolate. Kelebihan zinc oxide selalu digunakan sehingga material yang telah set terdiri dari matriks zink eugenolate amorphous yang mengikat partikel zinc oxide yang tidak bereaksi. Air diperlukan untuk menginisiasi reaksi dan air juga merupakan produk sampingan reaksi tersebut. EBA juga membentuk khelasi dengan zinc oxide, dan keberadaan EBA juga dapat membentuk kristal zinc eugenolate yang akan menambah kekuatan semen. Setting time semen ini adalah 7-8 menit. 1,2 2. Macam-macam bahan sementasi A. Zinc Phosphate Cement Zinc phosphate terdiri atas bubuk dan cairan di dua botol terpisah. Bahan utama dari bubuknya adalah oksida seng (90%) dan oksida magnesium (10%). Cairannya mengandung larutan asam fosfat (45-64%), air, alumunium fosfat. Waktu pengerasan dari zinc phosphate cement adalah antara 5 sampai 9 menit, seperti ditentukan dalam Spesifikasi ADA No 8.4 Kelebihan dari zinc phosphate cement sebagai luting adalah:5  Memiliki compressive strength yang baik  Film thickness yang memadai  Dapat digunakan di daerah dengan beban kunyah tinggi atau long span prosthesis



Kekurangan zinc phosphate cement sebagai luting adalah:5,6  Tingkat keasaman yang tinggi sehingga dapat mengganggu struktur gigi dan iritasi pulpa bila digunakan pada gigi yang masih vital.  Tensile strength rendah



 Larut dalam cairan rongga mulut



Gambar 1. Merk zinc phosphate cement sebagai luting agent yang beredar dipasaran B. Zinc Oxide Eugenol Cement Menurut Combe EC, komposisi dari semen ZOE terdiri dari bubuk dan cairan. Bubuknya berupa zinc oxide, magnesium oxide dalam jumlah kecil, bahan ini bereaksi dengan eugenol dengan cara yang sama seperi zinc oxide, zinc acetate (garam lainnya) dalam jumlah sampai dengan 1% digunakan sebagai akselerator unuk setting reaksi. Serta cairan yang terdiri dari Eugenol, merupakan konstitusi utama minyak cengkeh, Olive oil,sampai 15%, Kadang-kadang asam asetat yang bertindak sebagai akselerator.7 Seperti pada semua semen lain, rasio bubuk : cairan dari ZOE akan mempengaruhi kecepatan pengerasan. Semakin tinggi rasio bubuk : cairan, semakin cepat pengerasannya. Pendinginan alas aduk (glass slab) akan memperlambat waktu pengerasan kecuali temperaturnya di bawah titik pengembunan. Di bawah titik embun ini, kondensat akan bergabung dengan adukan dan reaksi pengerasan akan dipercepat.1 Kelebihan zinc oxide eugenol adalah:8,9 o Zinc Oxide Eugenol memilik efek paliatif terhadap pulpa gigi



o Memiliki kemampuan untuk meminimalkan kebocoran mikro o Memberikan perlindungan terhadap pulpa. o Memiliki sifat antibakteri sehingga dapat menghambat perkembangan bakteri pada dinding kavitas Kekurangan zinc oxide eugenol adalah:10 o Kerapuhan dan kelarutan yang tinggi.



C. Zinc Silicophosphate Cement Semen ini diperkenalkan pada tahun 1878. Bubuknya adalah kombinasi dari zinc oxide dan kaca silikat (mengandung fluoride 12-25%) dan cairannya yaitu asam fosfat pekat.5 Kelebihan Zinc Silicophosphate Cement5 o Translusen o Memiliki kekuatan yang tinggi o Mampu melepaskan fluoride o Memiliki kelarutan yang rendah. Kekurangan5 o pH awal yang tinggi dari semen seng fosfat, sehingga tidak biokompatibel o Film thickness yang tinggi (88 m) o Waktu kerja pendek



D. Zinc Polycarboxylate cement Cairannya adalah larutan air dari asam polikrilat atau kopolimer dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak jenuh. Bubuk mengandung 4% stannous fluoride. Semen ini terikat secara kimiawi dengan struktur gigi. Semen polikarboksilat bersifat hidrofilik sehingga mampu membasahi permukaan dentin. Waktu kerja semen polikarboksilat jauh lebih pendek daripada zinc phosphate cement, yaitu sekitar 2,5 menit dibanding 5 menit untuk zinc phosphate. Temperatur alas aduk (glass slab) yang dingin dapat menyebabkan asam polikrilat mengental. Daya larut dalam air rendah, tetapi jika terpajan asam-asam organik dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya meningkat sangat besar.1 Kelebihan zinc polycarboxylate cement:5,6 o Berikatan secara kimiawi o Biokompatibel dengan pulpa gigi o Memiliki tensile strength yang baik (8–12 mpa) o Resistensi cukup untuk pemutusan air o Pelepasan ion fluorida sedikit



Kekurangan5,6 o Tidak tahan terhadap pelepasan asam o Tingkat kelarutan tinggi o Adhesi rendah o Memiliki kekerasan yang rendah



Gambar 2. Contoh merk Zinc Polycarboxylate cement E. Glass Ionomer Cement Pada tahun 1969, Wilson dan Kent mengembangkan semen translusen baru berdasarkan reaksi asam-basa antara bubuk aluminosilikat kaca dan larutan polimer dan kopolimer dari asam akrilik, termasuk itaconic, maleat, dan asam trikarboksilat. Semen tersebut diberi nama glass ionomer cement.5 GIC tipe I berguna untuk merekatkan crown atau bridge, tumpatan tuang dan alat-alat ortodonti cekat. Semen perekat ini mencegah kebocoran tepi restorasi dan lapisan semen harus dibuat setipis mungkin agar tidak terlarutkan oleh cairan mulut.1 Komposisi:1 Bubuk GIC adalah kaca kalsium fluoroaluminosilikat yang larut dalam asam. Cairan untuk glass ionomer cement adalah larutan dari asam poliakrilat dengan konsentrasi 50%. Cairan ini cukup kental dan cenderung menjadi gel dengan berjalannya waktu. Pada GIC terbaru, cairan asamnya berada dalam bentuk kopolimer dengan asam itakonik, maleic, atau trikarboksilik. Asam-asam ini cenderung meningkatkan reaktivitas dari cairan, mengurangi kekentalan, dan mengurangi kecenderungan untuk menjadi gel.



Sebagai semen yang sudah diaduk, semen ini mampu membentuk lapisan setebal 25 m atau lebih tipis. Waktu kerja biasanya lebih singkat dari zinc phosphate, kisarannya adalah 3-5 menit. Waktu pengerasan biasanya antara 5 dan 9 menit. Semen-semen yang menggunakan air memiliki pengerasan awal yang lebih cepat daripada yang menggunakan cairan poliasam. Kelarutan di dalam air selama 24 jam pertama cukup tinggi. Sangatlah penting bahwa semen dilindungi dari kontaminasi cairan selama periode 24 jam ini.1 Kelebihan glass ionomer cement:5,6 o Berikatan secara kimiawi o Translusen, dapat digunakan dengan mahkota porselen o Resistensi cukup untuk disolusi asam o Antikariogenik o Adhesi terhadap struktur gigi dan logam Kekurangan glass ionomer cement:5 o Modulus elastisitas lebih rendah dari zinc phosphate o pH yang rendah menyebabkan reaksi sensitif saat sementasi o Tidak cukup tahan terhadap keausan



Gambar 3. Contoh bahan GIC F. Resin Cement



Jenis semen yang diaktifkan secara kimia dipasok sebagai sistem dua komponen: bubuk dan cairan, atau dua pasta. Inisiator peroksida terkandung di dalam salah satu komponen, sementara activator amina terkandung di komponen lainnya.. kedua komponen digabungkan dengan mengaduknya di atas kertas aduk khusus selama 20-30 detik.1 Semen dengan pengerasan sinar (light cured) adalah sistem komponen tunggal, sama seperti resin penambalan dengan pengerasan sinar. Semen ini banyak digunakan untuk menyemen porselen dan restorasi kaca-keramik, serta untuk ikatan langsung dari bracket ortodontik keramik. Waktu penyinaran yang dibutuhkan untuk polimerisasi semen resin tergantung pada sinar yang dipancarkan melalui restorasi keramik atau bracket dan lapisan semen polimerik. Namun lama penyinaran tidak boleh kurang dari 40 detik.1



Gambar 3. Contoh bahan semen resin Semen dengan pengerasan ganda (dual-cured) adalah sistem dua komponen dan memerlukan pengadukan yang sama dengan sistem semen yang diaktifkan secara kimia. Aktivasi kimianya berjalan lambat dan memberikan waktu kerja yang panjang sampai adukan semen dikenai sinar, pada saat mana semen akan memadat dengan cepat. Semen akan terus meningkat kekuatannya selama jangka waktu yang panjang karena polimerisasi yang diaktifkan secara kimia.1,11 Kelebihan resin cement:5 o Compressive and tensile strengths yang baik (20-50 mpa) dengan kelarutan rendah o Berguna untuk kasus-kasus di mana preparasi terlalu pendek atau sangat tapered. Kekurangan resin cement:5



o Teknik manipulasi teliti dan kritis o Ketebalan film tinggi o Kebocoran marginal karena polimerisasi pengerutan o Reaksi pulpa parah bila diterapkan untuk memotong dentin vital o Penggunaan agen luting sementara berbasis eugenol menghambat polimerisasi lengkap dari semen resin



3. DENTAL PORSELEN Porselen adalah bahan keramik putih yang bersifat rapuh, tetapi mempunyai sifat translusen, korosi yang rendah, dan mengkilat, dimana pembakarannya dengan temperature yang tinggi. Porselen adalah bahan yang terbuat dari jenis keramik yang dibakar dengan suhu tinggi dari bahan lempung murni yang tahan api. Terdiri dari senyawa logam dan non logam yang diproses dengan pemanasan suhu tinggi. Porcelain adalah bahan keramik yang terbuat dari kaolin, feldspar, silica, dan berbagai pigmen. 1,2 Sifat-sifat Porcelain:1,2 



Sifat fisis Keuletan dan tegangan geseknya rendah tetapi tegangan tariknya tinggi. Thermal



ekspansi dari dental porselen sama dengan thermal ekspansi substansi gigi yaitu sekitar 4,1 x 10 mm/C³. selain itu sifat insulatornya juga baik yakni penghantar panas yang rendah, difusi panas yang rendah, dan penghantar listrik yang rendah. 



Sifat kimia Suatu porselen memiliki sifat kelembapan kimia, dimana kelembapan kimia ini



merupakan karakteristik yang penting karena memastikan bahwa permukaan restorasi gigi tidak melepaskan elemen-elemen yang berbahaya selain mengurangi risiko dari kekerasan permukaan serta meningkatnya kerentanan terhadap adhesi bakteri.Selain itu sifat kimia yang penting ini ialah porselen merupakan bahan yang biokompatibel dengan lingkungan rongga mulut dan juga tidak dapat dirusak oleh lingkungan.







Sifat mekanis Porselen adalah suatu bahan yang getas, oleh karena itu perkembangan porselen lebih



mengarah pada perbaikan sifat mekanis, antara lain dengan penambahan alumina yang dapat memperkuat bahan. Selain itu sebagian besar keramik memiliki sifat refraktori, kekerasan dan kerentanan terhadap fraktur karena rapuh. Untuk kekerasan keramik disini saat sebelum diaplikasikan menjadi suatu bahan restorasi memang memiliki kekuatan yang lebih besar daripada enamel. Akan tetapi pada saat telah diaplikasikan, kekerasanya sangat diharapkan sama dengan enamel untuk meminimalkan keausan pada restorasi keramik dan mengurangi kerusakan akibat keausan yang terjadi pada enamel karena adanya restorasi keramik. 



Sifat estetik Sifat estetik adalah salah satu sifat yang sangat penting karena keramik mampu meniru



penampilan dan menyamai gigi asli. 



Sifat porus Pada saat pembakaran dapat terjadi gelembung-gelembung udara yang tidak dapat



dihindari sehingga menyebabkan terbentuknya rongga diantara partikel porselen.Hal ini menyebabkan porselen ini mudah pecah karena kepadatan dari porselen itu sendiri kurang. Untuk mengurangi porusitas tersebut, beberapa peneliti menganjurkan cara sebagai berikut): a. Pembakaran pada tungku hampa tekanan untuk mengeluarkan air. b. Pembakaran dengan adanya suatu gas yang dapat merembes keluar dari porselen. c. Pendinginan dibawah tekanan untuk mengurangi resultan besarnya pori-pori. 



Sifat thermal



Jenis-jenis Porselen dalam Kedokteran Gigi A. All Porselen All porselen merupakan restorasi yang digunakan di kedokteran gigi yang bahannya berasal dari porselen murni tanpa ada campuran bahan lainnya.1,2 Keuntungan all porselen: 1,2 -



Sangat estetis. Warna stabil dalam pemakaian.



-



Tidak mudah aus jika pembuatannya baik. Tidak memiliki bau. Tidak bereaksi dengan cairan rongga mulut. Tidak menimbulkan alergi karena bersifat biokompatible. Bahan isolator panas yang baik. Permukaannyayang mengkilap dan licin sehingga akan mempersulit retensi plak, debris, dan sisa-sisa makanan ketika diaplikasikan dalam rongga mulut.



Kekurangan All porselen: 1,2 -



Mudah pecah jika diberi tekanan yang berlebihan. Pembuatannya yang cukup sulit. Kurang kuat. Dapat menyebabkan gigi antagonisnya mengalami aus jika restorasi kurang baik. Harganya yang lebih mahal jika dibandingkan dengan restorasi metal porselen.



B. Porcelain Fused to Metal Pada crown dengan bahan Porcelain Fused to Metal (PFM), kekuatan diperoleh dari substruktur metal dan estetik didapatkan dari veneer porcelain. Crown PFM digunakan untuk mengembalikan gigi yang rusak sangat parah untuk melindungi struktur gigi yang tersisa, dan juga untuk mempertahankan oklusi dan menawarkan estetik. Crown PFM dapat diaplikasikan pada gigi anterior maupun gigi posterior. Pada crown PFM terdiri dari beberapa lapis bubuk porselen dalam air yang kemudian difusikan dengan kerangka dari metal, melalui pembakaran (firing). Lapisan-lapisan ini memiliki tiga tingkatan translusensi yang berbeda. Lapisan pertama merupakan lapisan opaque yang digunakan untuk menutupi substrat metal yang gelap. Lapisan intermediate, disebut juga sebagai dentin, adalah konstruksi utama dari struktur gigi artifisial dan juga digunakan untuk menyediakan translusensi pada porselen. Lapisan paling atas atau superfisial, adalah lapisan paling translusen yang disebut sebagai porselen email atau insisal.1,2 Keuntungaan PFM sebagai bahan crown adalah: 1,2 o o o o o o



Tahan terhadap tekanan mastikasi dan resisten terhadap fraktur. Tahan lama di dalam rongga mulut. Metal yang di lapisi dengan porselen membuat estetis Dapat digunakan dengan kavitas yang luas dan besar. Cocok untuk digunakan pasien yang memiliki kebiasaan bruxism. Warna PFM sebagai crown dapat bertahan lama (tidak dapat berubah warna)



Kekurangan PFM dalam bidang kedokteran gigi: 1,2 o Lebih banyak jaringan gigi yang harus dihilangkan o Harga lebih mahal C. Mahkota Pigura Facing Porcelain Mahkota Pigura (dengan Facing Porselen) adalah suatu restorasi yang menyelubungi seluruh permukaan klinis gigi dan terbuat dari logam campur, di mana bagian labial / bukal dilapisi dengan bahan sewarna gigi porselen.1,2



Macam-Macam Mahkota Pigura Facing Porcelain: 1,2 a. b. c. d.



Mahkota Tuangan Penuh (FullCast Crown). Mahkota Pigura (dengan Facing Akrilik) Mahkota Jaket (Jacket Crown). Mahkota Pasak.



Indikasi Mahkota Pigura Facing Porcelain: 1,2 o Kebutuhan estetik yang tinggi, biasanya untuk gigi anterior dengan gigitan dalam. o Karies proksimal atau fasial yang tak dapat direstorasi menggunakan resin komposit. o Gigi dengan tepi insisal yang masih relatif utuh Kontraindikasi Mahkota Pigura Facing Porcelain: 1,2 o o o o o o



Pasien dengan indeks karies tinggi Pasien dengan kebiasaan buruk bruxism. Premolar atau molar pertama (molar kedua tidak dibutuhkan estetik) Gigi dengan mahkota klinis pendek karena sulit dipakai untuk retensi. Gigi dengan kekuatan kurang terutama di bagian oklusal, sehingga mudah pecah Pasien dengan oral hygiene buruk



Klasifikasi Dental Porcelain 



Dental porcelain diklasifikasikan atas tiga jenis menurut ketinggian temperature yang diperlukan agar terjadi penyatuan pada porcelain (fusing) tersebut, sebagai berikut:1,2 1. High fusing dental porcelain



Dengan fusing temperature diantara 13000 C. High fusing porcelain digunakan membuat enamel gigi tiruan. Porcelain jenis high fusing ini digunakan untuk konstruksi gigi palsu tetapi komposisi yaqng mirip dapat digunakan untuk konstruksi mahkota jaket porcelain dan memerlukan waktu lima menit atau lebih untuk melebur temperature tersebut.



2. Medium fusing dental porcelain Dengan fusing temperature diantara 11010-13000 C. Medium fusing porcelain digunakan untuk membuat elemen gigi tiruan.kegunaan porcelain ini sama dengan high fusing porcelain. 3. Low fusing dental porcelain Dengan fusing temperature diantara 850o-1100oc (1562of). Low fusing porcelain digunakan untuk pembuatan mahkota dan jembatan.  Bedasarkan kegunaannya dental porcelain dapat dibagi atas: 1. Porcelain untuk inti Bahan dasar untuk jaket crown, harus memiliki sifat mekanis yang baik. 2. Porcelain untuk dentin atau body Jenis ini lebih translusen, ini sangat menentukan bentuk dan warna restorasi. 3. Porselen untuk enamel Porselen jenis ini membentuk bagian luar mahkota, dan agak translusen.  Berdasarkan cara pembakaran 1. Pembakaran pada tekanan atmosfir 2. Pembakaran pada tekanan yang dikurangi atau hampa tekanan Manipulasi Porselen 1.



Proses pencampuran porselen. Untuk pencampuran serbuk porselen digunakan air destilasi yang mempunyai kekentalan



yang rendah dan tekanan permukaan yang sangat tinggi. Air destilasi ini merupakan perantara yang efisien dalam pencampuran partikel porselen untuk menghasilkan massa yang homogeny. Serbuk porselen diaduk dengan spatula kering kemudian ditambahkan air destilasi. 1,2



2.



Pemadatan (Compaction)



Ada 3 macam serbuk porselen yg digunakan: 1,2 a. Opaque Shade (lapisan opaque) Untuk menutup warna jaringan di bawahnya, warna buram b. Dentin Shade (lapisan untuk dentin atau body) Lebih translusen dari pada opaque shade, menentukan warna dan bentuk restorasi c. Enamel Shade Membentuk bagian luar mahkota, translusen warna bisa disesuaikan dengan gigi asli. 3.



Pembakaran (Firing)



Pembakaran dilakukan pada tungku listrik. Elemen pemanasnya dapat terbuat dari: 1,2 a.



Alloy Ni-Cr untuk pembakaran porselen low fushing



b.



Platinum atau Alloy Platinum, apabila dibutuhkan suhu lebih tinggi



Ada 3 tahapan : 1,2 o Tahap low bisque atau low bscuit, tahap ketika bahan menjadi sedikit kaku dan fluxe mulai mengalir. o Tahap medium bisque atau medium bisquit, ketika telah terjadi sedikit pengerutan dan terdapat kohesi yang lebih besar antara partikel. o Tahap high bisque (high biscuit), pada tahap ini tidak ada lagi terjadi pengerutan. 4.



Glazing Keramik di glazing untuk menghasilkan permukaan yang licin dan berkilat menjaga agar



sisa sisa makanan tidak melekat. Glazing dilakukan dengan cara memoles dengan kit pemoles porselen. Permukaaan yang lebih halus akan mengurangi kerusakan akibat abrasi gigi atau restorasi gigi antagonis. Glazing juga efektif dalam mengurangi perkembangan retak dan menutupi porus yang terjadi saat pembakaran. 1,2 5.



Pendinginan



Harus dilakukan secara perlahan dan merata kalau tidak akan terjadi derajat pengerutan yang berbeda pada bagian bagian restorasi keramik yang cenderung mendorong terbentuknya stress dan menimbulkan retak sehingga mengurangi kekuatan.1,2



4. CARA MANIPULASI CEMENT Manipulasi GIC Untuk mencapai restorasi yang tahan lama dan prostesis yang tetap kuat, kondisi-kondisi untuk GIC berikut harus dipenuhi:1,12  



permukaan gigi yang disiapkan harus bersih dan kering konsistensi campuran semen harus memungkinkan untuk dapat melapisi seluruh



  



permukaan yang bergelombang dan dudukan prostesis semen yang berlebih harus dikeluarkan pada waktu yang tepat, permukaan harus selesai tanpa pengeringan yang berlebihan perlindungan permukaan restorasi harus dipastikan untuk mencegah retak atau disolusi. Kondisi-kondisi ini serupa untuk aplikasi luting, tetapi tidak dibutuhkan finishing



permukaan. Semen Ionomer Kaca merupakan sistem bubuk-cairan yang dikemas di dalam botol atau kapsul. Botol bubuk harus disentak dengan lembut sebelum pengeluaran. Bubuk dan cairan dikeluarkan pada paper pad atau glass slab. Bubuk dibagi menjadi dua bagian yang sama. Bagian pertama dari bubuk dicampur dengan spatula kaku ke dalam cairan sebelum bagian berikutnya ditambahkan. Waktu pencampuran antara 30 hingga 60 detik, tergantung pada produk. Semen digunakan segera karena working time setelah pencampuran sekitar 2 menit pada 22 derajat celcius. Pendinginan mixing slab memperlambat setting reaction dan memberikan tambahan working time. Semen tidak boleh digunakan dalam bentuk ”kulit” pada permukaan atau ketika konsistensi terasa menjadi lebih tebal. Hindari kontak dengan air selama aplikasi ruangan harus diisolasi sepenuhnya. Semen set di dalam mulut sekitar 7 menit dari awal pencampuran.1,12 Reaksi Pengerasan Semen Ionomer Kaca Reaksi pengerasan dimulai saat cairan asam polielektrolit berkontak dengan permukaan kaca aluminosilikat yang kelak akan menghasilkan pelepasan sejumlah ion.1,12



5. PENATALAKSANAAN ENAMEL CRACK Cracked Tooth Syndrome mengacu pada sakit gigi yang disebabkan oleh gigi patah (gigi fraktur) tanpa rongga berhubungan atau penyakit gusi lanjut. Menggigit pada area gigi fraktur dapat menyebabkan nyeri tajam parah. Patah tulang ini biasanya karena mengunyah atau menggigit benda keras seperti permen keras, pensil, kacang, dll dokter gigi Anda biasanya dapat mendeteksi fraktur dengan mengecat pewarna khusus pada gigi retak atau bersinar lampu khusus pada gigi. Pengobatan biasanya melibatkan melindungi gigi dengan mahkota penuh cakupan yang terbuat dari porselen. Namun, jika menempatkan sebuah mahkota tidak meringankan gejala nyeri, prosedur saluran akar mungkin diperlukan.



Daftar Pustaka 1. Phillips. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi 10th ed, Jakarta. EGC, 2003: 444-61. 2. Syafiar L, Rusfian, Sumadhi S, Yudhit A, Harahap KI, Adiana ID. Bahan Ajar Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran gigi. 1st ed, Medan. USU Press, 2011: 135-59. 3. Macorra, JC., Pradies, G. Conventional and adhesive luting cements. Clin Oral Invest (2002) 6:198–204 4. Anusavie, KJ. Phillips Buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi. Jakarta: EGC; 2004 5. Ladha, K., Verma, M. Conventional and Contemporary Luting Cements: An Overview. J Indian Prosthodont Soc (Apr-June 2010) 10(2):79–88 6. Konings, M., Krueger, D. Choosing and using permanent using cement. Sullivan-Schein; 2004. 7. Combe EC. Notes and Dental Materials. 5th ed.London : Churchill Livingstone,1986 : 131. 8. Baum, Phillips, Land. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta : EGC, 1997. 9. Kim S,et al. Pathways of The Pulp. 6th ed. St.Louis : The C.V Mosby Company, 1994 : 425.



10. Lad,PP., Kamath, M., Tarale,K., Kusugal, PB. Practical clinical considerations of luting cements: A review. Journal of International Oral Health 2014; 6(1):116120



11. Santos, GC., Jr., Santos, MJ., Rizkalla, AS. Adhesive Cementation of Etchable Ceramic Esthetic Restorations. JCDA • www.cda-adc.ca/jcda • June 2009, Vol. 75, No. 5. p. 37984



12. Saunders Company, Pennsylvania.Craig, Robert G., Powers, John M., Wataha, John C.



2004. Dental Materials Properties and Manipulation 9th Edition. Mosby Elsevier, Missouri.