Makala Pekerjaan Jalan Rigid [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN RIGID PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN TALANG BULUH GANDUS PROVINSI SUMATERA SELATAN TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN RIGID PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN TALANG PROVINSI SUMATERA SELATAN



LAPORAN MAKALAH Oleh : Nama Npm



:Mhd.Rizky :1807210121



ABSTRAK Latar BelakangJalan raya merupakan sarana transportasi darat yang membentuk jaringan transportasi untuk menghubungkan daerah-daerah, sehingga roda perekonomian dan pembangunan dapat berputar dengan baik. Oleh sebab itu pembangunan sebuah jalan haruslah dapat menciptakan keadaan yang aman bagi pengendara dan pejalan kaki yang memakai jalan tersebut. Seiring dengan bertambahnya kepemilikan kendaraan, serta kemajuan dibidang industri dan perdagangan, serta distribusi barang dan jasa menyebabkan meningkatnya volume lalu lintas. Terkadang peningkatan volume lalu lintas ini tidak diikuti dengan peningkatan jalan yang ada. Dengan meningkatnya perkembangan sektor perekonomian dan perindustrian, meningkat pula kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi jalan yang baik dan aman tetapi mempunyai nilai guna dan manfaat untuk masa yang akan datang. Perencanaan peningkatan jalan merupakan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan lalu lintas. Sehubungan dengan permasalahan lalu lintas, maka diperlukan penambahan kapasitas jalan yang tentu akan memerlukan metoda efektif dalam perancangan maupun perencanaan agar diperoleh hasil yang terbaik dalam memilih suatu perkerasan, tetapi memenuhi unsur kenyamanan, keamanan dan keselamatan pengguna jalan. Pembangunan prasarana perhubungan adalah salah satu rencana pembangunan nasional yang tercantum dalam rencana pembangunan lima tahun. Untuk mewujudkan rencana tersebut maka pemerintah membangun jaringan jalan raya. Pembangunan jaringan jalan raya dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga yang meliputi rehabilitasi, pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan jalan khususnya jalan baru.Dalam rangka peningkatan terhadap pelayanan transportasi masyarakat kota Palembang, Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga memprogramkan untuk melakukan peningkatan kualitas jalan di sejumlah titik di Kota Palembang pada tahun anggaran 2012. Salah satunya adalah proyek peningkatan jalan Talang Buluh - Gandus karena kondisi jalan yang sudah ada mengalami kerusakan sedang dan beberapa tempat terjadi kerusakan berat karena sering terjadi genangan air/banjir dan intensitas pengguna jalan yang rata-rata menggunakan kendaraan berat, sehingga mengakibatkan jalan sulit untuk dilewati dan waktu tempuh perjalanan semakin lama. Selain itu kedua daerah ini adalah kawasan yang potensial untuk agrobisnis dan agroindustri.



DAFTAR ISI 1. 2. 3. 4.



Sampul Depan Abstrak Daftar Isi Pendahuluan BAB I - 1.1 Latar Belakang - 1.2 Tujuan dan Manfaat a. Tujuan b. Manfaat - Rumusan Masalah - Metode Pengumpulan Data - Sistematika Pengumpulan



5.



Tinjauan Umum BAB II - Ruang Lingkup Usaha a. Data Umum Proyek b. Data Teknis Proyek - Sejarah Perusahaan



6.



Tinjau Pustaka BAB IIII - Depenisi Jalan - Klasifikasi Jalan



7.



Penutup



PALEMBANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan raya merupakan sarana transportasi darat yang membentuk jaringan transportasi untuk menghubungkan daerah-daerah, sehingga roda perekonomian dan pembangunan dapat berputar dengan baik. Oleh sebab itu pembangunan sebuah jalan haruslah dapat menciptakan keadaan yang aman bagi pengendara dan pejalan kaki yang memakai jalan tersebut. Seiring dengan bertambahnya kepemilikan kendaraan, serta kemajuan dibidang industri dan perdagangan, serta distribusi barang dan jasa menyebabkan meningkatnya volume lalu lintas. Terkadang peningkatan volume lalu lintas ini tidak diikuti dengan peningkatan jalan yang ada. Dengan meningkatnya perkembangan sektor perekonomian dan perindustrian, meningkat pula kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi jalan yang baik dan aman tetapi mempunyai nilai guna dan manfaat untuk masa yang akan datang. Perencanaan peningkatan jalan merupakan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan lalu lintas. Sehubungan dengan permasalahan lalu lintas, maka diperlukan penambahan kapasitas jalan yang tentu akan memerlukan metoda efektif dalam perancangan maupun perencanaan agar diperoleh hasil yang terbaik dalam memilih suatu perkerasan, tetapi memenuhi unsur kenyamanan, keamanan dan keselamatan pengguna jalan. Pembangunan prasarana perhubungan adalah salah satu rencana pembangunan nasional yang tercantum dalam rencana pembangunan lima tahun. Untuk mewujudkan rencana tersebut maka pemerintah membangun jaringan jalan raya. Pembangunan jaringan jalan raya dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga yang meliputi rehabilitasi, pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan jalan khususnya jalan baru. Dalam rangka peningkatan terhadap pelayanan transportasi masyarakat kota Palembang, Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga memprogramkan untuk melakukan peningkatan kualitas jalan disejumlah titik di Kota Palembang pada tahun anggaran 2012. Salah satunya adalah proyek peningkatan jalan Talang Buluh - Gandus karena kondisi jalan yang sudah ada mengalami kerusakan sedang dan beberapa tempat terjadi kerusakan berat karena sering terjadi genangan air/banjir dan intensitas pengguna jalan yang rata-rata menggunakan kendaraan berat, Sehingga mengakibatkan jalan sulit untuk dilewati dan waktu tempuh perjalanan semakin lama. Selain itu kedua daerah ini adalah kawasan yang potensial untuk agrobisnis dan agroindustri. Panjang total dari proyek peningkatan jalan ini adalah 7 km dengan menggunakan jenis perkerasan kaku (rigid pavement) dan perkerasan lentur (flexible pavement) dengan beberapa gorong–gorong, box culvert dan pasangan batu kali diruas jalan tersebut. Dengan adanya peningkatan jalan Talang Buluh - Gandus ini diharapkan dapat membantu meningkatkan



pelayanan dan dapat mempelancar pembaruan fasilitas jalan dari sarana transportasi (pengangkutan) bagi masyarakat dan perindustrian yang ada, serta dapat meningkatkan aksesibilitas (kemudahan mencapai tujuan) bagi semua sarana yang melaluinya. Politeknik Negeri Sriwijaya Pelembang khususnya Jurusan Teknik Sipil, konsentrasi bangunan transportasi, berusaha menghasilkan para lulusan yang berkualitas yang sesuai dengan tuntutan era globalisasi dan memiliki pengalaman praktek kerja lapangan, sehingga diharapkan lulusan Politeknik Negeri Sriwijaya dapat bersaing serta memanfaatkan ilmunya dengan baik pada dunia kerja. Dengan adanya mata kuliah praktek kerja lapangan atau yang lebih dikenal dengan magang, diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telahdidapatkan dibangku kuliah dan dapat mengaplikasikannya dilapangan,mendapatkan pengalaman dan ilmu yang tidak diperoleh dari bangku kuliah. Sesuai dengan konsentrasi bidang yang diambil penulis yaitu konsentrasi bangunan transportasi, maka penulis melakukan kerja praktek pada lokasi pembangunan Jalan Talang Buluh - Gandus. 1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan Secara umum proyek peningkatan jalan Talang Buluh - Gandus adalah untuk meningkatkan efektivitas peningkatan jalan tersebut untuk menjamin tingkat pelayanan serta memajukan kesejahteraan masyarakat disegala bidang kehidupan.  Secara khusus tujuan pelaksanaan proyek ini adalah : 1. Terciptanya jaringan jalan yang kapasitasnya sesuai dengan kebutuhanserta mempunyai nilai struktur yang baik, terpadu dan berkelanjutan. 2. Terwujudnya hasil penanganan jalan yang berkualitas sesuai denganspesifikasi, dengan sasaran tersedianya perencanaan teknis penangananjalan yang sesuai dengan aspek teknis dan lingkungan. 3. Untuk penguatan infrastruktur terutama dalam mengembangkan ekonomidaerah, sehingga masyarakat disekitar daerah Talang Buluh sampai Gandusmemperoleh kemudahan akses menjual hasil bumi mereka. 4. Dapat memperlancar arus komunikasi dan informasi antar daerah.  Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :  Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah : 1. Kebutuhan materil dilapangan sesuai dengan spesifikasi dan peralatan yangdigunakan di lapangan 2. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaanperkerasan rigid di lapangan 3. Proses pelaksanaan dilapangan yang nyata dan sebagai acuan dalam duniakerja serta menambah ilmu pengetahuan yang didapat selama kerja praktekyang dapat diterapkan di perkuliahan.



1.2.2 Manfaat Proyek peningkatan jalan Talang Buluh - Gandus ini diharapkan dapat membermanfaat yang sebesar-besarnya bagi penduduk disekitar proyek, dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian serta taraf hidup masyarakat. Bagi masyarakat umum agar memperlancar mobilitas transportasi untuk pengembangan infrastruktur kawasan Talang Buluh - Gandus. 1.3 Rumusan Masalah Pada waktu pelaksanaan kerja praktek di proyek peningkatan jalan Talang Buluh Gandus, penulis melihat berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan di lapangan diantaranya penghamparan lapis pondasi agregat kelas B, pemadatan agregat kelas B, perkerasan jalan beton, dan pembuatan drainase. Sehubungan waktu dalam melaksanakan Kerja Praktek Lapangan hanya 2 bulan, sehingga tidak memungkinkan penulis untuk mengambil permasalahan yang utuh. Ada dua jenis konstruksi perkerasan jalan yang umum kita kenal saat ini, yaitu konstruksi perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan konstruksi perkerasan kaku (Rigid Pavement). Agar konstruksi jalan dapat melayani arus lalu lintas sesuai dengan umur rencana,maka perlu dibuat perencanaan perkerasan yang baik. Mengingat hal tersebut diatas sangat penting maka perlu dirancang suatu jenis perkerasan yang tepat, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu tinjauan terhadap jenis perkerasan kaku (Rigid Pavement) yang digunakan pada proyek peningkatan jalan Talang Buluh - Gandus Provinsi Sumatera Selatan tersebut. 1.4 Metode Pengumpulan Data Pada penulisan laporan ini di jelaskan uraian umum serta uraian detail, yang dilengkapi dengan keterangan-keterangan teknis yang didapat dari berbagai pihak, sehingga diperoleh gambaran mengenai proyek ini. Dalam penyusunan dan pengkajian Laporan Kerja Praktek ini menggunakan metode deskriftif yang berdasarkan pada : Studi Lapangan, meliputi: - Pengamatan langsung dilapangan. - Tanya jawab dengan pelaksana proyek. - Penjelasan direksi pengawasan proyek. - Pedoman dari rencana kerja dan syarat–syarat pekerjaan (RKS) Studi Pustaka, dengan melakukan kajian terhadap literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang di bahas. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini disusun bab demi bab yang dimana tiap-tiap bab dibagi lagi menjadi beberapa bagian yang akan diuraikan lagi. Hal ini



dimaksudkan agar setiap permasalahan yang akan dibahas dapat segera diketahui dengan mudah. Adapun penguraiannya sebagai berikut:



Bab I Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan latar belakang, tujuan dan manfaat pelaksanaan proyek, perumusan masalah, metode pengumpulan data dan juga sistematika penulisan. Adapun dalam bab ini diberikan penjelasan secara umum dari garis besarnya. Bab II Tinjauan Umum Pembahasan dalam bab ini adalah mengenai data umum proyek, data teknis proyek, sejarah perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas serta ruang lingkup usaha perusahaan baik sebagai pemilik, kontraktor dan konsultan. Pengorganisasian merupakan suatu sistem yang harus dimiliki suatu proyek oleh karena itu, dalam bab ini dijelaskan struktur-struktur organisasi yang diperlukan serta tugas dan kewajiban setiap jabatan. Bab III Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini membahas seluruh bahan dan peralatan yang diperlukan dijelaskan dalam bab ini. Pembahasan mengenai jalan, jenis perkerasan jalan dan komponennya, jenis alat-alat yang digunakan dan fungsinya serta bahan yang dibutuhkan. Bab IV Pembahasan Dalam bab ini membahas tentang metode pelaksanaan pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B, prosedur pengujian sand cone, pekerjaan perkerasan rigid, pekerjaan bangunan pelengkap box culvert dan pasangan batu kali. Bab V Kesimpulan dan Saran Dalam bab penutup berisikan kesimpulan dari tujuan yang ingin dicapai dan materi yang diuraikan pada bab sebelumnya. Pada bab ini ditulis saran demi kesempurnaan dan perbaikan bagi semua pihak. BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Ruang Lingkup Usaha 2.1.1 Data umum proyek Nomor : 622/48/WIL.II/PU.BM/IV/2012 Tanggal : 23 April 2012 Nilai Kontrak : Rp. 17.881.549.000,00 (Tujuh belas milyar delapan ratusdelapan puluh satu juta lima ratus empat puluh sembilanribu rupiah)



Sumber Dana : APBD Kota Palembang Tahun Anggaran : 2012 Pelaksana : PT. Rotary Persada Pekerjaan : Peningkatan Jalan Talang Buluh - Gandus Lokasi : Provinsi Sumatera Selatan 2.1.2 Data teknis proyek 1. Beton K-300 :  Panjang Jalan : 1086 m  Lebar Jalan : 5 m  Panjang Jalan : 1086 m  Lebar Jalan : 5 m  Tebal Perkerasan : 0,25 m 2. Jenis Material :  Beton K-300 : Agregat Kelas B  Lapis Pondasi : Agregat Kelas B  Lapis Permukaan : Tanah 3. Uraian pekerjaan :  



Lapis Pondasi Agg. Kelas B : 879,66 M³ Perkerasan Kaku ( Beton K.300) : 1.357,5 M³



Perkerasan Kaku ( Beton K.300) : 1.357,5 M³ Masa Pelaksanaan : 180 hari Masa Pemeliharaan : 180 hari 2.2 Sejarah Perusahaan 2.2.1 PT. Rotari Persada Sesuai dengan kebutuhan akan peningkatan pembangunan untuk wilayahPalembang Metropolis dan sekitarnya, maka PT. Rotari Persada sebagai sebuah perusahan yang bergerak di bidang suplier ready mix dan aspal juga ikut berpartisipasi dalam kanca pembangunan dan pengembangan Kota Palembang dan sekitarnya guna mempercepat proses pembangunan . PT. Rotari Persada merupakan perusahaan dengan motto “Strenght Is Our Concern” yang berkonsentrasi pada produksi ready mix dan aspal untuk pembangunan jalan, lantai, gedung, jembatan dan lain sebagainya. Dengan selalu memperhatikan kualitas dan kuantitas beton ready mix dan aspal yang di produksi, serta mengacu pada Standar Nasional Indonesia dalam membuat campuran beton serta aspal. PT. Rotari Persada di dukung oleh tenaga ahli yang berpengalaman di bidang beton ready mix dan aspal, membuat PT. Rotari Persada siap berpatisipasi dalam meningkatkan perkembangan pembangunan kota Palembang dan sekitarnya.



Dalam pelaksanaan pelayanan purna jual untuk ready mix dan aspal, PT. Rotari Persada menyediakan ready mix dan aspal dengan speksifikasi tertentu sesuai dengan permintaan konsumen dalam memenuhi keperluan pengecoran baik dari segi mutu hingga kesesuaian beton dan aspal yang di produksi dengan Standar Nasional Indonesia. Proses pelaksanaan beton ready mix dengan pemanfaatan :



 Batching Plant Silo Kapasitas tampung material 150 ton. Kecepatan Produksi hingga 50 sampai dengan 60 m³/jam  Mobile Mini Plant Guna memenuhi permintaan ready mix, PT. Rotari Persada menyediakan Mobile Mini Plant khusus untuk pelaksanaan pengecoran luar kota dengan permintaan beton dalam jumlah tertentu.  Truck Mixer Pemanfaatan truck mixer dalam pelaksanaan produksi beton sebagai alat angkut beton dari lokasi batching plant ke lokasi pengecoran, dengan kapasitas angkut beton 5 m³ dan 7 m³ / truck mixer.  Truck Concrete Pump Pelaksanaan pengecoran menggunakan Concrete Pump sebagai alat khusus pemindah beton yang di angkut melalui Truck Mixer dan di pindahkan oleh Concrete Pump untuk pengecoran bangunan berlantai lebih dari satu lantai  Vibrator Alat yang di manfaatkan untuk pemadatan beton. PT. Rotari Persada bertempat di Palembang (Sumatera Selatan) dengan alamat Jalan Satibi Darwis, Musi II. Semakin banyak penyedia jasa konstruksi ini tentu saja membuat persaingan dibidang konstruksi semakin ketat. Untuk itu agar tetap eksis dalam dunia konstruksi, PT. Rotari Persada mendapatkan dan menerapkan system standarisasi mutu yang diakui secara internasional agar menjadi kontraktor terkemuka yang disegani. Dalam Proyek Peningkatan Jalan Talang Buluh - Gandus ini, PT. Rotari Persada selaku penyedia jasa kontraktor mengerjakan pekerjaan badan jalan sampai pekerjaan drainase. BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi Jalan Jalan adalah suatu kepentingan vital yang harus terpenuhi pada zaman sekarang. Seiring dengan perkembangan zaman, maka kebutuhan akan jalan juga berkembang. Maka mulailah manusia berusaha memenuhi kebutuhan tersebut.



Dalam rangka peranan penting jalan dalam mendorong perkembangan kehidupan bangsa, sesuai dengan UU. No. 13/1980 tentang jalan, pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan yang menjurus ke arah profesionalisme dalam bidang pengelolaan jalan, baik di pusat maupun daerah. Menurut pendapat beberapa ahli transportasi mengenai pengertian jalan adalah sebagai berikut:



Jalan merupakan jalur yang disediakan untuk keperluan membangun jalan Jalan merupakan jalur yang disediakan untuk keperluan membangun jalan  



Jalan merupakan jalur yang disediakan untuk keperluan membangun jalan yang tidak dapat lagi dipergunakan untuk keperluan lain (Ir. J. Honing, 1981) Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel (UU No. 38 Tahun 2004)



Adapun tujuan umum pembuatan struktur jalan adalah untuk mengurangi tegangan atau tekanan akibat beban roda sehingga mencapai tingkat nilai yang dapat diterima oleh tanah yang menyokong struktur tersebut. 3.2 Klasifikasi Jalan Klasifikasi jalan dapat dibagi oleh beberapa kelompok yaitu : A. Klasifikasi jalan menurut fungsinya :



Klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya, terdiri atas : 1. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi antara kota yang penting atau antara pusat produksi dan pusatpusat eksport, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. 2. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayaniangkutan pengumpul atau pembagi dengan perjalanan jarak sedang,kecepatan rata-rata sedang, jumlah jalan masuk dibatas serta melayanidaerah-daerah di sekitarnya. 3. Jalan Penghubung atau Jalan Lokal merupakan jalan keperluan aktivitasdaerah yang sempit juga dipakai sebagai jalan penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang lama atau yang belainan. Fungsi jalanpenghubung adalah untuk melayani lalu lintas yaitu memenuhi kebutuhanaktivitas masyarakat setempat biasanya jalan perkotaan. 4. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan ratarata rendah.



B. Klasifikasi Jalan menurut karakteristik kendaraan yang dilayani. B. Klasifikasi jalan berdasarkan karakteristik kendaraan, terdiri atas : 1. Kelas I Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk dapat melayani lalu lintas cepat dan berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi. 2. Kelas II Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan sekunder. Dalam komposisi Ialu lintasnya terdapat lalu lintas lambat dengan ukuran lebar tidak melebihi 2500 milimeter,ukuran panjang tidak melebihi 18 000 milimeter dan muatan sumbu terberat (MST) yang diizinkan 10 ton. 3. Kelas III Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan merupakan konstruksi jalan berjalur tunggal atau dua. Konstruksi permukaan jalan yang paling tinggi adalah pelaburan dengan aspal.



C. Klasifikasi jalan menurut status Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa. 1. Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam siste jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi dan jalan strategis nasional serta jalan tol; 2. Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yangmenghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten atau kota, atauantar ibu kota kabupaten atau kota dan jalan strategis provinsi; 3. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk dalam jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,antar ibu kota kecamatan, ibu kota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal,antarpusat kegiatan local serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten dan jalan strategis kabupaten; 4. Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan sekunder yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antara persil serta menghubungkan antar pusat permukiman yang berada di dalam kota; 5. Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan antar permukiman di dalam desa serta jalan lingkungan. D. Klasifikasi Jalan menurut medan tofografi Berdasarkan kondisi sebagian besar kelandaian – kemiringan medan yang di ukur tegak lurus terhadap garis kontur, maka untuk perencanaan geometrik medan jalan diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Medan datar, kemiringan medan < 3 % 2. Medan Perbukitan, kemiringan medan 3 – 25 % 3. Medan Pegunungan, kemiringan medan > 25 % E. Klasifikasi menurut tipe jalan Klasifikasi jalan menurut tipe jalan jalan terdiri atas: F. Klasifikasi jalan berdasarkan sfesifikasi penyediaan prasarana jalan Pengaturan kelas jalan menurut UU RI nomor 38 tahun 2004 berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas jalan bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang dan jalan kecil 3.3 Jenis Perkerasan dan Komponennya Perkerasan jalan merupakan lapis perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang



diharapkan, maka pengetahuan tentang sifat, pengadaan dan pengolahan dari bahan penyusun perkerasan jalan sangat diperlukan. Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai antara lain adalah batu pecah, batu belah, batu kali dan hasil samping peleburan baja. Sedangkan bahan ikat yang dipakai antara lain adalah aspal, semen dan tanah liat. 1. Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa marka jalan (terputus–putus atau menerus). 2. Jalan terbagi (B), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa bangunan, yang disebut median secara teknis berupa bangunan yang dilengkapi dengan taman atau sekedar pasangan kerb beton. 1. Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa marka jalan (terputus–putus atau menerus). 2. Jalan terbagi (B), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa bangunan, yang disebut median secara teknis berupa bangunan yang dilengkapi dengan taman atau sekedar pasangan kerb beton. 1. Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa marka jalan (terputus–putus atau menerus). 2. Jalan terbagi (B), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa bangunan, yang disebut median secara teknis berupa bangunan yang dilengkapi dengan taman atau sekedar pasangan kerb beton Perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya lentur terutama pada saat panas. Aspal dan agregat ditebar dijalan pada suhu tinggi (sekitar 1000C). Pada umumnya, perkerasan jalan lentur terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas, sebagai berikut : 1. Lapisan tanah dasar (Subgrade)



Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya.



Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai spesifikasi yang direncanakan makan tanah tersebut akan langsung dipadatkan dan digunakan. Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas



dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR). Pada umumnya CBR tanah dasar disyaratkan minimum 6% Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya. Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai



spesifikasi yang direncanakan makan tanah tersebut akan langsung dipadatkan dan digunakan. Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan



tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR). Pada umumnya CBR tanah dasar disyaratkan minimum 6% Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya. Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai spesifikasi yang direncanakan makan tanah tersebut akan langsung



dipadatkan dan digunakan. Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan



daya dukungnya (CBR). Pada umumnya CBR tanah dasar disyaratkan minimum 6% Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya. Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai spesifikasi yang direncanakan makan tanah tersebut akan langsung dipadatkan dan digunakan.



Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya. Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai spesifikasi yang direncanakan makan tanah tersebut akan langsung dipadatkan dan digunakan. Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya. Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai



spesifikasi yang direncanakan makan tanah tersebut akan langsung dipadatkan dan digunakan. Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya. Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai spesifikasi yang direncanakan makan tanah tersebut akan langsung dipadatkan dan digunakan.



Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya. Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai spesifikasi yang direncanakan makan tanah tersebut akan langsung dipadatkan dan digunakan. Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya. Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai



spesifikasi yang direncanakan makan tanah tersebut akan langsung dipadatkan dan digunakan. Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya. Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai spesifikasi yang direncanakan makan tanah tersebut akan langsung dipadatkan dan digunakan.



Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya. Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai spesifikasi yang direncanakan makan tanah tersebut akan langsung dipadatkan dan digunakan. 2. Lapisan pondasi bawah (Subbase course) 3. Lapisan pondasi atas (Base course) Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa marka jalan (terputus–putus atau menerus) Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa marka jalan (terputus–putus atau menerus) Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa marka jalan (terputus–putus atau menerus) Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa marka jalan (terputus–putus atau menerus) Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa marka jalan (terputus–putus atau menerus) Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa marka jalan (terputus–putus atau menerus) 1. Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa marka jalan (terputus–putus atau menerus).



2. Jalan terbagi (B), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa bangunan, yang disebut median secara teknis berupa bangunan yang dilengkapi dengan taman atau sekedar pasangan kerb beton. 4. Lapisan permukaan (Surface course - Lapis aspal beton (laston)



Gambar 3.1 Lapisan Perkerasan Jalan Lentur



a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air antara lain: a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan



kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan



kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan



kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan



kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan



kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan



kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan



kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan



kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air 3.4.1



Perkembangan perkerasan kaku



Pada awal mula rekayasa jalan raya, plat perkerasan kaku dibangun langsung di atas tanah dasar tanpa memperhatikan sama sekali jenis tanah dasar dan kondisi drainasenya. Pada umumnya dibangun plat beton setebal 6 – 7 inch. Dengan bertambahnya beban lalu lintas, khususnya setelah Perang Dunia ke II, mulai disadari bahwa jenis tanah dasar berperan penting terhadap unjuk kerja perkerasan,terutama sangat pengaruh terhadap terjadinya pumping pada perkerasan. Oleh karena itu, untuk selanjutnya usaha-usaha untuk mengatasi pumping sangat penting untuk diperhitungkan dalam perencanaan. Pada periode sebelumnya, tidak biasa membuat pelat beton dengan penebalan di bagian ujung atau pinggir untuk mengatasi kondisi tegangan struktural yang sangat tinggi akibat beban truk yang sering lewat di bagian pinggir perkerasan. Kemudian setelah efek pumping sering terjadi pada kebanyakan jalan raya dan jalan bebas hambatan, banyak dibangun konstruksi pekerasan kaku yang lebih tebal yaitu antara 9 – 10 inch. Guna mempelajari hubungan antara beban lalu lintas dan perkerasan kaku, pada tahun 1949 di Maryland USA telah dibangun Test Roads atau Jalan Uji dengan arahan dari Highway Research Board, yaitu untuk mempelajari dan mencari



hubungan antara beragam beban sumbu kendaraan terhadap unjuk kerja perkerasan kaku. 3.4.2 Komponen konstruksi perkerasan kaku Pada konstruksi perkerasan beton semen, sebagai konstruksi utama adalah berupa satu lapis beton mutu tinggi. Sedangkan lapis pondasi bawah (subbase berupa cement treated subbase maupun granular subbase) berfungsi sebagai konstruksi pendukung atau pelengkap. Adapun komponen konstruksi pekerasan kaku adalah sebagai berikut:  Tanah Dasar (Subgrade)  Lapis Pondasi (Subbase)  Sambungan (Joint)  Tulangan 3.4.3 Peralatan Alat-alat berat yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan factor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar. Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan, dimana jenis, jumlah, dan kapasitas alat merupakan factor-faktor penentu. Tidak setiap alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek konstruksi, oleh karena itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah diperlukan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi keterlambatan di dalam pelaksanaan, biaya proyek yang membengkak dan hasil yang tidak sesuai dengan rencana.Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi atas berikut ini.Di dunia Teknik Sipil khususnya pada konsentrasi transportasi, alat berat yang digunakan relatif cukup banyak. Karena ini menyangkut pembangunan konstruksi jalan raya yang kita ketahui mempunyai kapasitas pekerjaan yang sangat besar dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu diperlukannya alat berat untuk membantu pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan itu sendiri. Dalam pemindahan tanah secara mekanis, alat berat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Traktor terdiri dari: Bulldozer, Ripper, Scrapper, Motor Grade dan Loader. 2. Excavator terdiri dari: Back Hoe, Clam Shell, Power Shovel, Dragline, Mobile Crane. 3. Alat berat selain traktor dan excavator, terdiri dari: Dump Truck, Trailer, Alat pemadat,Compressor, Stone Crusher, Dredger. Tujuan alat berat pada pekerjaan konstruksi :



 memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya  hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah  waktu yang relatif lebih singkat.   



memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah waktu yang relatif lebih singkat



Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Berat Didalam pemilihan alat berat, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan sehingga kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut : 1 Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan dan lain–lain. 2 Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan. 3 Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertical) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan dan lainlain.



4



5 6 7



8 9



Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu lintas, biaya dan pembongkaran. Selain itu metode konsruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat berubah. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan pemeliharaan merupakan faktor penting di dalam pemilihan alat berat. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan,jembatan, irigasi, pembukaan hutan dan sebagainya. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di dataran rendah. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras atau lembek. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.



1. Dump truck Dump Truck berfungsi sebagai alat angkut material-material bangunan(tanah, besi tulangan, semen, batu bata) jarak jauh, namun dapat jugamengangkut material untuk jarak sedang.



Gambar 3.4 Dump Truck



2. Motor grader Motor grader adalah salah satu jenis traktor dengan fungsi sebagai perata bentuk permukaan tanah, biasanya digunakan dalam proyek jalan untuk membuat kemiringan tertentu suatu ruas jalan. Dengan blade yang dapat diatur tingkat kemiringannya.selain itu juga mempunyai fungsi antara lain :  Meratakan permukaan tanah. Memotong dan membentuk profil tanah.  Pengerukan untuk pembuatan saluran.  Pemotongan untuk pembuatan saluran.  Mencampur dan menghamparkan material di lapangan.



Gambar 3.5 Motor Grader



3.Tandem roller Tandem roller adalah mesin gilas roda dua alat pemadat yang digunakan untuk memadatkan tanah dan untuk, mengatur kembali susunan butiran tanah atau material agar menjadi lebih rapat sehingga tanah atau material menjadi lebih padat. ika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Alat Pemadat ada berbagai jenis, diantaranya; three wheel roller, tandem roller, pneumatic tired roller dan sheep foot roller.



Gambar 3.6 Tandem roller



4.Pneumatic tire roller Roda-roda penggilas jenis ini terdiri atas roda-roda ban karet yang ipompa (pneumatic). Susunan dari roda muka dan roda belakang selang-seling sehingga



bagian yang tidak tergilas oleh roda bagian depan akan digilas oleh roda bagian belakang. Roda-roda ini menghasilkan kneadingaction (tekanan) terhadap tanah sehingga membantu konsolidasi tanah. Tekanan yang diberikan oleh roda terhadap permukaan tanah dapat diatur dengan cara mengubah tekanan ban. Makin besar tekanan ban, makin besar pula tekanan yang terjadi pada tanah. Sumbu dari roda dapat bergoyang mengikuti perubahan permukaan tanah, hal ini dapat memperbesar kneading action tadi. Pneumatic tired roller sangat cocok digunakan pada pekerjaan penggilasan bahan granular, juga baik digunakan pada penggilasan lapisan hot mix sebagai penggilas antara. Sebaiknya tidak digunakan untuk menggilas lapisan yang berbatu dan tajam karena akan mempercepat kerusakan pada roda-rodanya. Bobotnya dapat ditingkatkan dengan mengisi zat cair atau pasir pada dinding-dinding mesin. Jumlah roda biasanya 9 sampai 19 buah, dengan konfigurasi 9 buah (4 roda depan dan 5 roda belakang), 11 buah (5 roda depan dan 6 roda belakang), 13 buah (6 roda depan dan 7 roda belakang), 15 buah (7 roda depan dan 8 roda belakang).



Gambar 3.7 Pneumatic Tire Roller



4.Excavator Excavator adalah alat berat yang mempunyai fungsi utama menggali,memuat, mengangkat material, dan membuat saluran air atau saluran pipa.Excavator mempunyai beberapa jenis, yaitu :  Front shovel  Dragline  Clamsheel Back hoe yaitu sejenis excavator dengan fungsi sebagai pengeduk dengan arah kebelakang. Alat berat ini merupakan alat berat yang paling dikenal oleh masyarakat, karena di setiap kegiatan pemindahan tanah mekanis selalu ada alat seperti ini. Sebuah backhoe loader, juga disebut penggali adalah alat berat kendaraan yang terdiri dari traktor dilengkapi dengan sekop atau ember di depan dan satu backhoe kecil di bagian belakang.Karena ukurannya yang kecil dan fleksibilitas,



backhoe loader sangat umum di rekayasa perkotaan. Backhoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari golongan shovel yang khusus dibuat untuk menggali material di bawah permukaan tanah atau di bawah tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah permukaan ini misalnya parit, lubang untuk pondasi bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya. Keuntungan backhoe ini jika dibandingkan dragline dan clamshell ialah karena backhoe dapat menggali sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena kekauan konstruksinya, backhoe ini lebih menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat dan memuatkan hasil galian ke truk.



Cara Kerja Backhoe - Cara Kerja Backhoe Sebelum mulai bekerja dengan backhoe sebaiknya kita pelajari lebih dahulu kemampuan alat seperti yang diberikan oleh pabrik pembuatnya,terutama mengenai jarak jangkauan, tinggi maksimal pembuangan dan dalamnya galian yang mampu dicapai, karena kemampuan angkat alat ini. tidak banyak berpengaruh terhadap kemampuan standar alatnya.Untuk mulai menggali dengan backhoe bucket dijulurkan ke depan ke tempat galian, bila bucket sudah pada posisi yang diinginkan lalu bucket diayun ke bawah seperti dicangkulkan, kemudian lengan bucket diputar ke arah alatnya sehingga lintasannya seperti terlihat pada gambar di bawah. Setelah bucket terisi penuh lalu diangkat dari tempat penggalian dan dilakukan swing, dan pembuangan material hasil galian dapat dilakukan ke truk atau tempat yang lain.



Gambar 3.8 Bachoe Loader



6.Asphalt Mixing Plant



Asphalt Mixing Plant digunakan sebagai mesin pencampuran aspal atau hot mixed bituminous material lainnya. Pengolah aspal dalam jumlah atau kapasitas yang sangat besar. Dimana agregat yang telah d uji dari laboratorium dicampur dengan aspal panas pada temperatur sekitar 150o sesuai dengan ketentuan dari job mix formula.



Gambar 3.9 Asphalt Mixing Plant



7.Asphalt finisher Asphalt finisher adalah alat untuk menghamparkan campuran aspal yang dihasilkan dari alat produksi aspal. Terdapat dua jenis asphalt finisher yaitu jenis crawler yang menggunakan roda kelabang dan jenis roda karet.Kelebihan dari asphalt finisher roda kelabang adalah dalam hal daya ambang (flotation), traksi dan penghamparannya lebih halus serta lebih datar dibandingkan asphalt finisher yang menggunakan roda karet dengan ukuran yang sama. Kelebihan dari asphalt finisher roda karet adalah dalam hal manuver yang lebih cepat.



Gambar 3.10 Asphalt Finisher



8.Vibration roller Vibration roller adalah termasuk tandem roller, yang cara pemampatannya menggunakan efek getaran dan sangat cocok digunakan pada jenis tanah pasir atau



kerikil berpasir. Efisiensi pemampatan yang dihasilkan sangat baik, karena adanya gaya dinamis terhadap tanah. Butir-butir tanah cenderung akan mengisi bagianbagian yang kosong yang terdapat di antara butir-butirya.Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemampatan dengan vibration roller ialah frekuensi getaran, amplitude dan gaya sentrifugal.



Gambar 3.11 Vibration roller



9.Asphalt sprayer Penggunaan peralatan penyemprot aspal tangan dapat dipakai sebagai pengganti distributor aspal. Fungsinya untuk menyemprot prime coat dan tack coat. Perlengkapan utama peralatan ini adalah :  Tangki aspal dengan alat pemanas.  Pompa yang yang memberikan tekanan ke dalam tangki aspal sehingga aspal dapat tersemprot keluar.  Batang semprot yang dilengkapi dengan lubang pengatur keluarnya aspal (nosel).



Gambar 3.12 Asphalt Sprayer



10. Water tank Water tank digunakan untuk mengangkut air, yang digunakan untuk menyiram permukaan material yang dipadatkan (jalan) atau untuk keperluan lainnya. Water tank yang digunakan pada proyek ini memiliki kapasitas sebesar 5.000 liter.



Gambar 3.13 Water Tank



11. Molen (ready mix) Alat ini merupakan mobil pengangkut campuran beton. Campuran beton diangkut dari tempat penakaran (batching plan) menuju lokasi kerja.



Gambar 3.14 Molen



3.5



Material Konstruksi



Pada proyek Peningkatan Jalan Talang Buluh – Gandus di provinsi Sumatera Selatan digunakan material yang di supply oleh pihak kontraktor yaitu PT. Rotari Persada 1 Tanah dasar (sub grade) Tanah dasar ialah jalur tanah bagian dari jalan tanah yang terletak dibawah pengerasan jalan. Kekuatan dan keawetan pengerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar. Oleh karena



2



itu, maka pada perencanaan pembuatan jalan baru harus diadakan pemeriksaan tanah yang teliti ditempat-tempat yang akan dijadikan tanah dasar yang berfungsi untuk mendukung pengerasan jalan. Lebih utama kalau diambil beberapa contoh tanah dari tanah dasar itu dan dikirimkan ke laboratorium penyelidikan tanah untuk diselidiki. Jenis- jenis tanah dapat dibedakan Agregat



Menurut Murdock dan K.M. Brook (1999), agregat dapat berupa kerikil, batu pecah, sisa-sisa bahan mentah bahan, agregat ringan buatan, pasir atau bahan sejenis lainnya. Sifat yang paling penting dari suatu agregat adalah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap benturan yang dapat mempengaruhi ikatannya dengan pasta semen, porositas dan karakteristik penyerapan air yang mempengaruhi daya tahan terhadap proses pembekuan waktu musim dingin dan agresi kimia, serta ketahanan terhadap penyusutan. Menurut Neville (1995), untuk beton kekuatan normal ukuran maksimum yang optimal biasanya antara 20 mm hingga 40 mm, sedangkan untuk beton berkekuatan tinggi biasanya berukuran yang paling baik adalah 10 mm.Pengelompokkan agregat.



Tabel 3.2 Gradasi lapis pondasi agregat



Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa marka jalan (terputus–putus atau menerus)



1. Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa marka jalan (terputus–putus atau menerus). 2. Jalan terbagi (B), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa bangunan, yang disebut median secara teknis berupa bangunan yang dilengkapi dengan taman atau sekedar pasangan kerb beton. 1. Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa



marka jalan (terputus–putus atau menerus). 2. Jalan terbagi (B), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa bangunan, yang disebut median secara teknis berupa bangunan yang dilengkapi dengan taman atau sekedar pasangan kerb beton. 1. Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa marka jalan (terputus–putus atau menerus).



2. Jalan terbagi (B), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa bangunan, yang disebut median secara teknis berupa bangunan yang dilengkapi dengan taman atau sekedar pasangan kerb beton. 1. Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa marka jalan (terputus–putus atau menerus). 2. Jalan terbagi (B), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa



bangunan, yang disebut median secara teknis berupa bangunan yang dilengkapi dengan taman atau sekedar pasangan kerb beton. 1. Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa marka jalan (terputus–putus atau menerus). 2. Jalan terbagi (B), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa bangunan, yang disebut median secara teknis berupa bangunan yang



dilengkapi dengan taman atau sekedar pasangan kerb beton. 1. Jalan tidak terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa marka jalan (terputus–putus atau menerus). 2. Jalan terbagi (B), yaitu ruas jalan yang pembatas jalurnya berupa bangunan, yang disebut median secara teknis berupa bangunan yang dilengkapi dengan taman atau sekedar pasangan kerb beton.