Makalah Administrasi Dakwah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 A. Latar belakang masalah ............................................................................................ 1 B. Rumusan masalah ................................................................................................... 2 C.



Tujuan penulisan ..................................................................................................... 2



D.



Manfaat penulisan ................................................................................................... 2



BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3 A.



Pengertian dan Ruang Lingkup Administrasi Dakwah ........................................... 3



B.



Prinsip-prinsip Administrasi Dakwah ..................................................................... 8



C.



Proses Administrasi dalam Dakwah ..................................................................... 10



D.



Pembuatan peta dakwah ........................................................................................ 18



BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 22 Kesimpulan ................................................................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 24



i



BAB I PENDAHULUAN



Latar belakang masalah Administrasi dakwah merupakan proses keseluruhan dan kegiatankegiatan bersama yang harus dilakukan oleh semua pihak yang ada sangkut pautnya dengan tugas-tugas dakwah. Adiministrasi dakwah mencakup kegiatan-kegiatan yang luas, seperti kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan khususnya dalam bidang dakwah yang diselenggarakan di masjid maupun acara keagamaan lainnya. Pada dasarnya administrasi dakwah bukan hanya sekedar kegiatan berdakwah seperti yang dilakukan di tempat acara keagamaan yang terdapat di lembaga agama maupun kantor kementrian agama yang lainnya. Namun pada hakekatnya administrasi dakwah adalah suatu ilmu tentang penyelenggaraan dakwah islam masjid atau tempat dakwah islam yang lain dengan harapan tercapainya tujuan dari dakwah itu sendiri di tempat- tempat penyelenggaraan keagamaan tersebut. Dalam berdakwah seperti telah kita ketahui bersama merupakan salah satu faktor penentu kemajuan sebuah umat muslim, apabila sistem keagamaan dalam berdakwah bagus maka kemungkinan agama islam dinegara itu juga semakin bagus dan maju, akan tetapi apabila sistem dari berdakwah kurang bagus maka kemajuan umat muslim di negaranya pun juga kemungkinan besar kurang maju. Dengan sistem dari berdakwah yang bagus di harapkan penduduk suatu Negara memiliki kemampuan yang lebih dan memiliki moral yang lebih bermartabat serta memiliki sudut pandang yang lebih luas dalam menghadapi suatu masalah ataupun perbedaan yang terjadi dalam kehidupannya. Didalam dunia islam sendiri banyak faktor yang mempengaruhi kemajuan atas agama itu sendiri seperti : Kurikulum keagamaan, Sarana dan Prasarana keagamaan dan Biaya keagamaan.



1



Peran serta Pemerintah atau Kebijakan Pemerintah atas Kualitas da’i dalam proses berdakwah memegang peranan strategis terutama dalam upaya



membentuk



watak



umat



manusia



melalui



pengembangan



kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan keagamaan dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat



A. Rumusan masalah 1. Apa pengertian dan ruang lingkup Administrasi Dakwah? 2. Apa prinsip-prinsip Administrasi Dakwah? 3. Bagaimana proses Administrasi dalam Dakwah? 4. Bagaimana pembuatan peta dakwah?



B. Tujuan penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup Administrasi Dakwah. 2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Administrasi Dakwah. 3. Untuk mengetahui proses Administrasi dalam Dakwah. 4. Untuk mengetahui pembuatan peta dakwah.



C. Manfaat penulisan 1. Menambah wawasan tentang pengertian dan ruang lingkup Administrasi Dakwah. 2. Menambah wawasan tentang prinsip-prinsip Administrasi Dakwah. 3. Menambah wawasan tentang proses Administrasi dalam Dakwah. 4. Menambah wawasan pembuatan peta dakwah.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian dan Ruang Lingkup Administrasi Dakwah 



Pengertian Administrasi Dakwah



A. Administrasi Adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasari atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Beberapa hal yang terkandung dari definisi diatas:  Administrasi sebagai seni adalah merujuk pada proses atau kegiatan yang menyangkut gaya orang dalam mengajak orang untuk melakukan kerjasama, atau cara-cara dan tehnik mengatur, mengajak dan mengendalikan  Administrasi memiliki unsur-unsur:  Adanya dua orang manusia atau lebih  Adanya tujuan yang hendak dicapai  Adanya tugas-tugas yang harus dilaksanakan  Adanya peralatan atau perlengkapan termasuk waktu dan tempat untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut.  Bahwa



administrasi



sebagai



proses



kerjasama



bukan



merupakan hal yang baru, ia timbul bersama peradaban manusia (Social Phenomenon).  Administrasi



dilihat



dari



Menentukan



tujuan



menyeluruh



segi



fungsional yang



yakni;



hendak



(1)



dicapai



(Organizational Goal), (2) Menentukan kebijaksanaan umum yang mengikat seluruh organisasi (General and Overall Policies)



Management



adalah



kemampuan



atau



keterampilan



untuk



memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui



3



kegiatan-kegiatan orang lain (manajemen merupakan inti dari administrasi). Manajemen; (1) Berfungsi untuk melakukan kegiatankegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum yang telah ditentukan pada tingkat administrasi, (2) Tujuan dan kebijaksanaan pada tingkat manajemen bersifat departemental atau sektoral. Leadership (Kepemimpinan) : Merupakan inti dari manajemen (motor atau daya penggerak) dari semua sumber-sumber dan alat-alat (resources) yang tersedia bagi suatu organisasi. Kemampuan seorang pemimpin



dalam



menggerakkan



resources



akan



menentukan



keberhasilannya dalm mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Human Relation: Keseluruhan rankaian hubungan, baik yang bersifat formil maupun non formil antara atasan dengan bawahan, atasan dengan atasan, bawahan dengan bawahan, yang harus dibina dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tercipta suatu teamwork dan suasana kerja yang intim dan harmonis dalam rangka pencapaian tujuan. Human relation merupaka inti dari kepemimpinan. Organisasi; Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama serta secara formal terikat dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan mana terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/beberapa orang yang disebut bawahan. Organisasi bersifat statis apabila dipandang sebagai wadah dan dapat bersifat dinamis apabila dipandang sebagi hierarchi



B. Dakwah Dalam bahasa Arab, da’wat atau da’watun biasa digunakan untuk arti-arti: undangan, ajakan dan seruan yang kesemua menunjukkan adanya komunikasi antara dua pihak dan upaya mempengaruhi pihak lain. ukuran keberhasilan undangan, ajakan atau seruan adalah manakal pihak kedua yakni yang diundang atau diajak memberikan rspon positif yaitu mau datang dan memenuhi undangan itu. jadi



4



kalimat dakwah mengandung muatan makna aktif dan menantang, berbeda dengan kalimat tanligh yang artinya menyampaikan. Ukuran keberhasilan seorang mubaligh adalah menekala ia berhasil menyampaikan pesan islam dan pesannya sampai (wama ‘alaina illa al balagh), sedangkan bagaimana respon masyarakat tidak menjadi tanggung jawabnya. Dari sini kita juga dapat menyebutkan apa sebenarnya tujuan dari dakwah itu sendiri? Adapun tujuan dari dakwah



adalah



untuk



menumbuhkan



pengertian,



kesadaran,



penghayatan dan pengalaman ajaran agama yang dibawakan oleh aparat dakwah/da’i. Dengan demikian maka dapat dirumuskan bahwa dakwah ialah usaha mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku seperti apa yang didakwahkan oleh Da’i. setiap da’i agama pun pasti berusaha mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan agama mereka.dengan demikian pengertian dakwah islam adalah upaya mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku islami (memeluk agama islam). Sebagai perbuatan atau aktifitas, dakwah adalah peristiwa komunikasi di mana da’I menyampaikan pesan melalui lambinglambang kepada Mad’u, dan mad’u menerima pesan itu, mengolahnya dan kemudian meresponnya. Jadi, proses saling mempengaruhi antara da’I dan mad’u adalah merupakan peristiwa mental. Dengan mengacu pada pengertian psikologi, maka dapat dirumuskan bahwa psikologi dakwah ialah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan mengendalikan tingkah laku manusia yang terkait dalam proses dakwah.



Psikologi



dakwah



berusaha



menyingkap



apa



yang



tersembunyi di balik perilaku manusia yang terlibat dalam dakwah, dan selanjutnya menggunakan pengetahuan itu untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan dari dakwah itu.



C. Administrasi Dakwah



5



Administrasi Dakwah yaitu suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan yang didalamnya ada upaya untuk mengajak atau menyeru orang pada jalan kebaikan/jalan yang benar yaitu agama Islam. 



Ruang lingkup Administrasi Dakwah Ruang lingkup administrasi dakwah meliputi: Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Kegiatan Dakwah, Fasilitas dan berbagai unsure lainnya. Unsur-unsur tersebut secara sistematis dijalankan melalui tiga fungsi kegiatan yakni: perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dan untuk mencapai keberhasilan tersebut memerlukan suatu proses, minimal meliputi perilaku manusia dalam berorganisasi sesuai dengan budaya yang berlaku sebagai alat komunikasi. Wilayah kerja Adminisrasi Dakwah dapat dilihat pada bagan berikut:



Garapanfungsi



SDM M



Da



SKD PJ



PD



SDF



MD



A



D



F



SH



Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan



Keterangan M



= Mad’u



D



= Dana



Da



= Da’I



F



= Fasilitas



PJ



= Pengguna Jasa



SH



= Stakeholder



PD



= Program Dakwah



TD



= Tujuan Dakwah



MD



= Metode Dakwah



A



= Alat/Media/Referensi



6



 Hakikat Dakwah  Dakwah merupakan proses interaksi manusia yang ditandai antara keseimbangan mad’u dan kewibawaan da’i  Dakwah



merupakan



usaha



penyiapan



mad’u



menghadapi



lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat  Dakwah berlangsung seumur hidup  Dakwah merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip keagamaan dalam kehidupan social bagi pembentukan manusia seutuhnya.  Hakikat Mad’u (Sasaran Dakwah)  Mad’u bertanggung jawab atas mempunyai hak atas informasi dan bantuan moril yang diterimanya sesuai dengan wawasan yang dimiliki mad’u itu sendiri  Mad’u memiliki potensi, baik fisik maupun psikologis yang berbeda-beda sehingga masing-masing mad’u merupakan insan yang unik  Mad’u pada dasarnya merupakan insan yang aktif menghadapi lingkungan hidupnya.  Hakikat Da’i (Subjek Dakwah)  Da’i merupakan agen pembaharuan  Da’i berperan sebagai pemimpin dan pendukung nilai-nilai masyarakat  Da’i sebagai fasilitator memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi mad’u untuk mendapatkan layanan moralnya  Da’i bertanggung jawab atas tercapainya hasil kemasan informasi bagi mad’u  Da’i dituntut untuk menjadi contoh dalam pengelolaan proses penyampaian informasi dan bantuan moral bagi para mad’u yang menjadi penerus dakwah islamiyah  Da’i



bertanggung



jawab



secara



professional



untuk



terus



meningkatkan kemampuannya  Da’i menjunjung tinggi nilai-nilai moral profesionalnya



7



 Hakikat Kegiatan Dakwah  Peristiwa dakwah terjadi apabila da’i secara aktif berinteraksi dengan lingkungan sekitar mad’u  Proses



dakwah



yang



efektif



memerlukan



strategi



dan



media/telnologi dakwah yang tepat  Program dakwah dirancang dan dimplikasikan sebagai suatu sistem  Pembentukan



kompetensi



professional



memerlukan



pengintegrasian fungsional teori dan praktik serta materi dan metodologi penyampaian.  Pembentukan kompetensi professional memerlukan pengalaman lapangan yang bertahap, mulai dari pengenalan medan, latihan keterampilan terbatas sampai dengan pelaksanaan penghayatan tugas-tugas dakwah secara lebih actual  Kriteria keberhasilan yang utama dalam dakwah professional adalah pendemonstrasian penguasaan kompetensi  Materi dakwah dan sisitem penyampaian selalu berkembang  Hakikat Kelembagaan Dakwah  Lembaga



Dakwah



merupakan



lembaga



professional



yang



melaksanakan kegiatan dakwah dan pengembangan ilmu dan teknologi bagi kepentingan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat  Lembaga Dakwah menyelenggarakan program-program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat baik kualitatif maupun kuantitatif  Lembaga Dakwah dikelola dalam suatu system pembinaan yang terpadu dalam rangka pengadaan para da’i dan pelaksanaan program dakwah  Lembaga Dakwah memiliki mekanismne balikan yang efektif untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat secara terus menerus



B. Prinsip-prinsip Administrasi Dakwah



8



Prinsip merupakan sesuatu yang dibuat sebagai pegangan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Diantara prinsip-prinsip administrasi pendidikan antara lain : 1. Adanya sumber daya manusia (SDM) atau sekelompok manusia (sedikitnya dua orang) untuk ditata dalam lingkup dakwah 2. Adanya tugas/fungsi yang harus dilaksanakan, maksudnya ada sebuah kerjasama dari sekelompok orang 3. Adanya penataan/pengaturan dari kerjasama tersebut 4. Adanya non manusia seperti peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dan yang harus ditata 5. Adanya tujuan yang hendak di capai bersama dari kerjasama tersebut. 6. Ada sebuah prinsip-prinsip administrasi yang menyinggung organisasi lembaga dakwah.



Hal Yang Penting Diantara Prinsip tersebut adalah : 



Memiliki tujuan yang jelas







Tiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut







Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan dan pikiran







Adanya kesatuan perintah (Unity of command); para bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung dari padanya menerima perintah atau bimbingan dan kepada siapa ia harus mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya.







Koordinasi tentang wewenang dan tanggung jawab, maksudnya ada keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab masing-masing anggota







Adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keahlian dan bakat masing-masing, sehingga dapat menimbulkan kerjasama yang harfmonis dan kooperatif.



9



C. Proses Administrasi dalam Dakwah 1) Perencanaan/planning kegiatan Dakwah Suatu perencanaan yang matang diperlukan dalam setiap kegiatan vang hendak dikerjakan. Tanpa perencanaan yang matang, kita tidak dapat mengharapkan kegiatan yang akan kita laksanakan akan berjalan lancar serta mencapai tujuan. Perencanaan merupakan suatu langkah persiapan pelaksanaan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu. Proses penyusunan rencana yang harus diperhatikan adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam mencapai tujuan, yaitu dengan mengumpulkan data, mencatat, dan menganalisis data serta merumuskan keputusan. Satu hal yang penting yang menentukan perencanaan adalah pembuatan keputusan yang merupakan proses yang mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pembuatan perencanaan. Pola pengambilan keputusan yang dapat dilakukan adalah pengumpulan data yang diperoleh dari pencatatan dan penelitian pengembangan data, penganalisisan data,pengambilan Keputusan, pengoperasian data, dan penentuan data operasional.



Dalam menentukan penganaiisisan data perlu diperhatikan: a) Perumusan tujuan kegiatan dakwah. Tujuan merupakan bagian dari perencanaan yang mengendalikan kegiatan. Perumusan tujuan ini akan menjadi tepat bila diambil dari hasil analisis yang akurat sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Hal yang perlu diingat dalam merumuskan tujuan adalah mengutamakan sifat praktis, jelas, dan tegas. b) Penentuan yang lengkap kegiatan untuk mencapai tujuan dakwah. Semua aspek yang tercakup dalam ruang lingkup ini harus terarah dan tidak boleh terpisah antara satu aspek dengan aspek lainnya. Masing-masing dari aspek tersebut harus saling menunjang dan saling melengkapi untuk meningkatkan



10



efisiensi pencapaian tujuan. Bila tidak demikian, maka tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai. c) Penentuan jangka waktu yang diperlukan dalam dakwah Jangka waktu yang diperlukan bergantung pada sifat dan jenis tujuan dan ruang lingkup yang ditetapkan. Penetapan jangka waktu ini harus memperhitungkan luasnya ruang lingkup kegiatan sehingga dapat mencapai tujuan. Bila jangka waktu yang ditentukan itu terbatas, maka ruang lingkup yang disediakan harus sesuai dengan jangka waktu yang ada. d) Menetapkan metode dan alat yang akan digunakan dalam dakwah Metode yang digunakan harus efektif, mudah, ringan, tidak membutuhkan waktu lama, tidak memboroskan waktu dan dana, serta berisiko ringan. Penetapam metode ini dipengaruhi pula oleh pikiran, tenaga, waktu, ruang, dana yang tersedia, jika semua itu dalam keadaan terbatas sebaiknya menggunakan metode yang mudah, sederhana, ringan, dan tidak mengandung risiko.Adapun yang termasuk alat adalah tenaga dan dana yang tersedia. Dalam hal ini, alat yang digunakan harus sesuai dengan metode yang ditentukan dan memudahkan pencapaian tujuan sehingga mampu memberikan hasil semaksimal mungkin. e) Merumuskan penilaian untuk mencapai tujuan (Evaluasi) dakwah Kegiatan ditujukan untuk menilai proses kerja secara keseluruhan, yaitu meliputi pengontrolan terhadap keserasian dan ketepatan alat yang dipergunakan serta kemampuan setiap orang yang terlibat dalam mewujudkan kerja. Selain itu, kegiatan ini diperlukan untuk menentukan apakah tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai dengan mempergunakan metode, alat, dan cara yang telah ditetapkan. langkah-langkah untuk menentukan perencanaan adalah:



11







Menentukan tujuan yang akan dicapai.







Mengadakan penelitian masalah.







Mengumpulkan data.







Menentukan langkah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan.







Mencari



upaya



pemecahan



masalah



dan



penyelesaian



pekerjaan. Adapun syarat-syarat dalam membuat perencanaan adalah: 



Memiliki tujuan yang jelas, namun sederhana, dan bersifat praktis.







Menghindari sikap untung-untungan dalam menentukan perencanaan



dan



menghindari



adanya



penduplikasian



perencanaan. 



Mengoordinasikan kegiatan yang akan dilakukan sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.







Mengatur



pelaksanaan



kegiatan



berdasarkan



urutan



kepentingan masing-masing sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lainnya. 



Melakukan penghematan tenaga, biaya, dan waktu dan me¬manfaatkan sumber daya yang tersedia dengan sebaikbaiknya dan menyesuaikan kegiatan dengan jumlah dana yang tersedia.



2) perorganisasian (organizing) Pada



dasarnya,



pengorganisasian



termasuk



dalam



kegiatan



penyusunan rencana untuk menciptakan hubungan kerja antar personal dalam suatu kegaiatan organisasi. Dengan demikian, dapat dikatakan



bahwa



fungsi



pengorganisasian



merupakan



fungsi



perencanaan. Dalam perencanaan dilakukan pengelompokkan bidangbidang kerja dalam ruang lingkup kegiatan tertentu. Pengelompokan bidang kerja ini harus dapat menciptakan hubungan kerja yang jelas agar antara satu bidang dengan bidang lainnya serta masing-masing



12



bidang tersebut saling melengkapi sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Organisasi adalah suatu kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Kerja sama tersebut hanya dapat terwujud bila orang-orang yang terlibat dalam organisasi saling berkomunikasi antara satu dengan lainnya dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Selain itu, beban tugas, wewenang, dan tanggungjawab yang diberikan kepada mereka sesuai dengan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman mereka. Dengan adanya komunikasi dan keselarasan di antara mereka maka tujuan organisasi dapat tercapai. Suatu organisasi harus memenuhi beberapa prinsip umum, di antaranya: 



Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas dan kesamaan pandangan seluruh personal yang terlibat dalam organisasi.







Organisasi



harus



memiliki



pimpinan



yang



mampu



mengarahkan para anggotanya serta mendelegasikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab kepada mereka sesuai dengan bakat, pengetahuan dan ke¬mampuan mereka. 



Organisasi memiliki struktur organisasi yang disusun sesuai dengan kebutuhan sehingga batasan wewenang pekerjaan antarpersonal menjadi jelas.



Adapun asas dalam organisasi, di antaranya adalah: 



Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan.







Organisasi



Pengelompokan



satuan



kerja



harus



menggambarkan pembagian kerja. 



Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab.







Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol. Rentangan kontrol ini dipengaruhi oleh jenis dan sifat pekerjaan, jarak



13



antara unit yang dikontrol, volume tugas dan stabilisasi organisasi. 



Organisasi harus mengandung Kesatuan perintah.







Organisasi harus fleksibel dan seimbang.



3) Pemberian bimbingan (counselling) Langkah awal dliam pemberian bimbingan adalah mencari sumber permasalahan yang utama sehingga permasalahan lain yang berkaitan dengan masalah utama tersebut dapat ikut terpecahkan. Bila perlu melakukan pengoreksian, maka pengoreksian tersebut harus ditujukan bagi kepentingan organisasi bukan untuk mencari kesalahan seseorang. Dengan demikian kegiatan bimbingan ini memberikan manfaat yang menyeluruh, baik bagi anggota yang melakukan kesalahan, maupun bagi anggota lainnya agar mereka tidak melakukan yang sama pada kemudian hari. Cara pemberian perintah pun harus dilakukan dengan ekstra hati-hati dan menghindarkan adanya unsur paksaan karena segala sesuatu yang dilakukan atas dasar paksaan tidak akan memberikan hasil yang baik. Setelah masalahnya diketahui, langkah selanjutnya adalah memberikan petunjuk praktis tentang cara menyelesaikan suatu pennasalahan. Dalam hal ini dapat memberikan kesempatan kepada seluruh anggota untuk memberikan sumbang saran sehingga mendapatkan cara yang tepat, di samping



merangsang



kreativitas



para



anggota



untuk



mengembangkan organisasi.



4) Pengordinasiaan (coordinating) Pengoordinasian dibutuhkan untuk menghindari adanya tumpang tindih dalam pekerjaan, pelimpahan wewenang dan penyelesaian permasalahan yang ada dalam organisasi. Dengan demikian, dapat diciptakan hubungan serasi antar semua orang yang terlibat dalam



14



organisasi. Karena itu, diperlukan tindakan pengoordinasian yang efektif agar kegiatan yang ada tidak berdiri sendiri-sendiri. Satu jenis kegiatan tidak boleh lebih diutamakan deripada kegiatan lainnya karena semua kegiatan memberikan kontribusi yang sama besar dalam pencapaian tujuan. Pengoordinasian ini tidak hanya dibutuhkan dalam unit kegiatan yang ada, melainkan jugaantarpersonal yang terlibat di dalam unit kegiatan. Dengan adanya pengoordinasian yang efektif akan timbul kerja sama yang efektif sehingga tujuan yang diharapkan dapat segera tercapai.



5) pengkomunikasian (communication) Berikut



ini



merupakan



unsur-unsur



yang



diperlukan



dalam



komunikasi, diantaranya adalah adanya: 



Pengirim berita (komunikator),







Berita atau informasi yanga akan disampaikan







Alat atau sarana untuk menyampaikan berita







Respon dari penerima berita (komunikan).



Komunikasi dapat dilakukan dalam dua macam hubungan, yaitu: 



Hubungan tegak (vertikal) iaiah proses penyampaian berita dari pimpinan kepada bawahan (vertikal ke bawah) maupun dari bawahan kepada pihak atasan (vertikal ke atas).







Hubungan datar (horizontal) hubungan antara para anggota yang memiliki kedudukan sejajar.



Komunikasi dapat dibedakan menjadi: 



Komunikasi lisan, yaitu komunikasi yang dilakukan secara lisan, baik yang dilakukan dalam vertikal ke atas, vertikal ke bawah ataupun horizontal.







Komunikasi lisan harus dilakukan dengan hati-hati agar berita atau pesan yang disampaikan benar-benar sesuai dengan



15



tujuan. Cara penyampaiannya pun lebih baik dengan cara yang baik dan tidak mengandung unsur pemaksaan. 



Komunikasi



tulisan, yaitu



komunikasi



yang dilakukan



secarajulisan, misalnya dalam bentuk surat. Dalam melakukan komunikasi secara tulisan harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebaiknya mengikuti kaidah ejaan yang disempurnakan. 



Komunikasi bebas, yaitu setiap personal bebas berkomunikasi dengan sesama anggota lainnya yang dibatasi oleh kedudukan dan jabatan dalam organisasi.







Komunikasi terbatas, yaitu komunikasi yang dilakukan hanya dengan orang tertentu saja yang setingkat kedudukannya dalam organisasi.



Selain itu, komunikasi juga dapat dibedakan atas: 



Komunikasi formal, yaitu komunikasi yang dilakukan secara menyeluruh ke semua arah, dari pimpinan hingga kepada personal yang paling rendah kedudukannya dalam organisasi, yang harus diketahui oleh seluruh anggota organisasi.







Komunikasi informal, yaitu komunikasi yang hanya dilakukan berdasarkan hubungan pribadi dan sosial para anggota. Komunikasi ini lebih diarahkan pada tuj uan-tujuan organisasi.







Komunikasi ekstern, yaitu penyampaian informasi ke luar organisasi. Dalam arti komunikasi dilakukan dengan orang atau badan di luar organisasi tersebut.







Komunikasi intern, yaitu penyampaian informasi antarsesama anggota organisasi.



Mills dan Standingford berpendapat bahwa dalam berkomunikasi perlu



memperhatikan



hal-hal



berikut,



yaitu:



Kecepatan,



Kecermatan, Keselamatan, Kerahasiaan, Warkat, Kesan, Biaya.



Adapun media komunikasi yang dapat digunakan adalah:



16







Media auditif, yaitu informasi yang disalurkan melalui indera pendengaran.







Media visual, yaitu informasi yang disalurkan melalui indera penglihatan.







Media audio visual, yaitu informasi yang disalurkan melalui indera penglihatan dan indera pendengaran.



6) Pengontrolan (controlling) Pengontrolan dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Pengontrolan yang dilakukan secara langsung dilakukan melalui kegiatan pengawasan ditempai Adapun pengontrolan yang dilakukan secara tidak langsung adalah pengontrolan yang dilakukan melalui kebijakan-kebijakan, pemberian instruksi melalui surat edaran, dan sebagainya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan pengontrolan 



Mengutamakan sikap objektivitas







Bersifat fleksibel







Mencegah agar penyimpangan yang terjadi tidak terulang kembali







melibatkan orang-orang yang dinilai sehingga dapat diketahui masalah yang sebenarnya yang memudahkan penemuan cara pemecahannya.



Adapun



faktor



yang



menyebabkan



diperlukannya



kegiatan



pengontrolan 



Adanya perbedaan tujuan antara organisasi dengan anggota personal administrasi







Adanya jangka waktu tertentu pada saat tujuan dirumuskan dan pada saat tujuan tercapai.



Tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengontrolan 



Melakukan pemeriksaan terhadap seluruh kegaiatan organisasi terlebih dahulu



17







Mengecek laporan pertanggungjawaban dari setiap unit kegiatan







Mengumpulkan semua informasi dari keseluruhan unit kegiatan



yang



dapat



dijadikan



sebagai



bahan



untuk



menentukan apakah kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan standar pokok yang telah ditentukan.



7) Penilaian (Evaluating) Penilaian sebaiknya dilakukan secara berkala sehingga dapat dijadikan landasan untuk melakukan perbaikan pada semua bidang administrasi. Penilaian ini juga harus didukung oleh fakta-fakta yang dapat membawa ke arah perubahan yang positif serta memberikan cara terbaik untuk membuat keputusan. Unsur objektivitas penilai juga turut berperan dalam memberikan penilaian. Selain itu, penilai harus memiliki pengetahuan tentang teknik-teknik penilaian yang baik, bersedia menerima kritikan konstruktif dari pihak lain. Beberapa tahap dalam penilaian 



menentukan aspek-aspek yang akan dinilai







menentukan kriteria penilaian







mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan kriteria tersebut.



Semua data yang terkumpul diakumulasikan sehingga diperoleh kesimpulan serta menyeluruh. Dari kesimpulan inilah dapat diketahui bagian mana saja dari kegiatan organisasi yang perlu dihilangkan, ditambah atau ditingkatkan dan bagian manakah yang perlu dipertahankan.



D. Pembuatan peta dakwah Peta dakwah adalah suatu gambaran sistematik dan terinci tentang subyek , obyek dan lingkungan dakwah pada satuan unit daerah . Satuan unitnya dapat meliputi tingkat RT, RW, kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten, bahkan propinsi. Luas dan besarnya satuan 18



unit yang akan diambil sangat tergantung kepada kebutuhan akan data serta dana dan tenaga yang tersedia. Sebaiknya dikoordinasi dan dilakukan secara kelembagaan. Adapun gambaran petanya meliputi: 1. Deskripsi keadaan Deskripsi ini dapat dituangkan dalam bentuk uraian, dan dalam bentuk tabel, grafik dan lainnya yang berkaitan dengan setiap komponen 2. Identifikasi masalah dakwah Tahapan Penyusunan Peta Dakwah Kegiatan penyusunan peta dakwah dilakukan melalui berbagai langkah yaitu: a. Persiapan 



Menyusun disain penelitian, minimal tentang tujuan, variable, cara penelitian (pendekatan, lokasi dan subyek, teknik pengumpulan data, analisis data)







Pengorganisasian penelitian dan kerja sama.







Penyusunan instrumen (angket, pedoman wawancara, daftar pengecekan/ check list, skala penilaian bertingkat (rating scala)



b. Pengumpulan data Hal ini disesuaikan dengan tujuan atau komponen dakwah yang akan dipetakan, apakah komponen subyek dakwah, obyek dakwah atau lingkungan dakwah, atau keseluruhannya. Juga batasan wilayah



yang



akan



dicakup.



Dalam



pengumpulan



data



menggunakan instrument sebagaimana ditetapkan dalam desain penelitian seperti angket, observasi, wawancara, dan atau dokumentasi. c. Proses Data Dilakukan dengan dua cara yaitu cara manual dan atau cara komputasi. Cara manual misalnya pembuatan tabel dan grafik. Komputasi dengan menggunakan program khusus. d. Penyajian dan Analisis Data 19







Data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel, grafik. Data kualitatif dianalisis secara deskripsi (menggambarkan apa adanya)







Analisis kondisi, kecenderungan, dan perkembangan yang menjadi fokus pemetaaan misalnya perkembangan jumlah penganut agamaagama, proses islamisasi , lembaga-lembaga keagamaan.



Variabel dan Indikator Penelitian Untuk Penyusunan Peta Dakwah 



Profil Sasaran Dakwah /Mad'u  Personal, meliputi data tentang: (1) paham keberagamaan, (2) pendidikan dan usia, (3) pegangan terhadap adat-istiadat, (4) keadaan sosial-ekonomi, (5) pekerjaan tetap dan sambilan, (6) kondisi keluarga (banyaknyak anak, kepala keluarga, (7) kebutuhan utama, (8) permasalahan yang dihadapi dalam sehari-hari  Kelompok, meliputi data tentang: (1) tingkat keberagamaan masyarakat, (2) lembaga sosial yang ada ( LMD, gotong royong dsb), (3) lapisan sosial -lapisan dalam masyarakat (4) norma-norma sosial yang berlaku (5) pola kepemimpinan sosial







Subyek Dakwah dan Kegiatannya a. Keadaan organisasi agama (Muhammadiah, non Muhammadiyah) b. Nama dan sifatnya (nasional, atau lokal), jumlahnya c. Bidang garapnya (pengajian, kesenian, sosial, ekonomi, budaya dsb) d. Frequensi kegiatan (aktif , kurang akif, pasif) e. Sasaran /obyek kegiatan f. Pendanaan g. Koordinasi dan kerja sama antar organisasi dakwah



20



h. Jangkauan daerah garapan 



Keadaam Subyek /Dai-Mubaligh a. Jumlah (keseluruhan, paham agamanya, daftar nama, usia, sekse, tingkat pendidikan, pekerjaan dan topik ceramahnya) b. Bidang garap /kegiatan penyiaran lisan dan non lisan c. Pengaruhnya dalam masyarakat (tingkat dusun, desa, dst) d. Wilayah garapannya e. Pemahaman tentang kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi umatnya (kebutuhan dan permasalahan mendesak , sehari-hari), tantangan dakwah (yang mendesak kini dan yang akan datang) f. Hubungan antar subyek atau penyiar agama ( pertemuan , frequensi, waktu, tempat dan tujuannya) g. Hubungan subyek atau penyiar agama dengan umatnya ( pertemuan, frequensi, waktu, tempat dan tujuannya)







Lingkungan Dakwah a. Geografis (batas, luas, keadaan tanah, air, ketinggian dsb) b. Demografis



(jumlah



penduduk,



penganut



agama,



tingkat



kepadatan, dan distribusi tiap wilayah, persebaran penganut agama berdasarkan lokasi) c. Tempat Ibadah (agama Islam dan agama lain, proporsi jumlah tempat ibadah dengan jumlah penganut agama, jumlah solat jamaah dan jum'at di tempat ibadah Islam dan gereja. d. Budaya lokal yang berkembang (kebiasaan, nilai-nilai, upacara, kesenian) e. Budaya yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan prinsip Islam f. Budaya local yang dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah g. Budaya luar yang berkembang (cara berpakaian, pola konsumtif dsb) h. Kondisi Pendidikan Sekolah i. Agama lain dan kegiatannya (nama lembaga dan tokohnya, bidang kegiatan, cara, frequensi, sasaran)



21



BAB III PENUTUP



Kesimpulan Administrasi yang merupakan hasil pemikiran dan penalaran manusia serta dihasilkan untuk menciptakan keteraturan menuju terwujudnya tujuan bersama, adalah salah satu ilmu yang banyak diminati masyarakat umum. Melalui kacamata filsafat, diharapkan masyarakat mengetahui esensi dasar dari ilmu administrasi tersebut. Filsafat



Administrasi



adalah



proses



berpikir



secara



matang,



berstruktur, dan mendalam terhadap hakikat dan makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi. Memang disadari atau tidak, sesungguhnya ilmu administrasi memfokuskan diri terhadap aspek manusia, terutama pelaksanaa aktifitas, dilakukan secara kerjasama. Dalam mewujudkan kerja sama diperlukan kematang pengaturan dan ketertiban dalam keteraturan agar upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat terwujud dengan baik dan memuaskan dari seluruh yang terlibat. Ontologi administrasi adalah pemikiran yang berdasarkan hakikat dan makna yang dikandung ilmu administrasi itu sendiri sebagai salah satu cabang ilmu administrasi. Ilmu pengetahuan di bidang administrasi adalah suatu pernyataan terhadap materi atau konten, bentuk atau form, serta objek formal dan materiilnya. Secara epistemologi, ilmu administrasi cenderung untuk membatasi diri pada hal-hal tentang persepsi dan pemahaman intelektual seseorang. Pengetahuan ilmu administrasi dapat membawa manusia kepada peristiwa kesadaran dari dari seluruh pemaknaan yang dikandung ilmu administrasi itu sendiri. Ilmu Administrasi Dakwah adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam angka pemanfaatan, atau dengan kata lain penerapan ilmu administrasi dakwah yang teratur dan produktif. Ilmu administrasi khusunya dalam nalar islam yang dimanfaatkan secara positif memungkinkan manusia lebih leluasan untuk berinteraksi dengan sesama manusia maupun dengan lingkungannya terutama dalam lingkungan islam. 22



Demikian juga bahwa ilmu administrasi dapat meningkatkan martabat manusia. Karena dengan memanfaatkan kebenaran ilmu administrasi dalam dakwah akan semakin teruji kualitasnya serta semakin tampak bahwa ilmuwan administrasi dakwah telah melahirkan ilmu terpenting di muka bumi.



23



DAFTAR PUSTAKA



http://ahmadsutisna.blogspot.co.id/2011/03/pengertian-administrasi.html http://anezthiencute8.blogspot.co.id/2010/10/resume-buku-administrasidakwah.html http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/04/seputar-pengertian-fungsi-prinsipRuang-lingkup-administrasi.html http://www.blog-guru.web.id/2012/12/proses-administrasi-pendidikan.html https://belajarilmuadministrasinegara.wordpress.com/2015/04/08/filsafatadministrasi/



24