Makalah Agen Agen Infeksius [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

 



MAKALAH AGEN-AGEN INFEKSIUS



Mata Kuliah :Patofisiologis



Oleh:



REGINA NIM: B0218513



FAKULT AKULTAS AS ILMU KESE KESEHAT HATAN AN UNIVERSIT UNIVERSI TAS SULA SULAWESI WESI BARA BARAT T TAHUN AKADEMIK 2019 KATA KAT A PENGANTAR  PEN GANTAR  i



 



Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayahnya hiday ahnyalah, lah, saya telah mampu menyelesaika menyelesaikan n sebuah makalah yang berjudul berjudul “AGEN-AGEN INFEKSIUS” .



Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu



tugas mata kuliah “ILMU DASAR KEPERAWATAN II”. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan  pengalaman bagi pembaca. Sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah Makala h ini, bukanlah karya yang sempurna sempurna karena masih memiliki memiliki banyak  banyak  kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab seb ab itu, itu, saya saya sangat sangat mengha mengharap rapkan kan kritik kritik dan saran saran dari dari teman-t teman-tema eman n yang yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi saya dan pembaca.



Majene, 2 April 2019 Penulis



DAFTAR ISI



ii



 



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 1.1 Lata Latarr Bel Belak akan ang g ……… ……….… .……… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ……… …



2



1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………



2



1.3 Tuj Tuju uan ……… ……….… .……… ……..………… ……………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ……



3



1.4 Manfaat ……….……………………………………………………



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Definisi Agen-agen infeksius ……………………………………..….



4



2.2 De Definisi Vi Virus …… …………………………………………………..…….



4



2.3 De Definisi Ba Bakteri …… ……………………………………….……….........



7



2.4 Defi Defin nis isii Jam Jamur ur ………… ……………… ………… ………… ………… ………… ………. ….…… ………. …... .... .... .... .... .... ....... ...



8



2.5 Definisi Parasit ……………………………………….……….



9



.........



2.6 Defin finisi Riketsi siaa ……………………………………….………... ...........



11



2.7 Defin finisi Clamida …………………………………….…………... ...........



13



2.8 Agen en-a -age gen n In Infe feks ksii Op Opu urt rtun unis isti tik k ………… ……………… ……… …….…… ….………… …….. .... .... .... .... .....



14



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………



17



3.2 Sa Saran …… …………………………………………………………………….



17



DAFTAR PUSTAKA



iii



 



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Latar Belakang Belakang



Tubuh ubuh kita kita sepanja sepanjang ng waktu waktu terpapa terpaparr dengan dengan bakter bakteri, i, virus, virus, jamur jamur,, dan  parasit, semuanya terjadi secara normal dan dalam berbagai tingkatan pada kulit, mulut, jalan napas, saluran cerna, membran yang melapisi mata, dan bahkan saluran kemih. Banyak dari agen infeksius ini mampu menyebabkan kelainan fungsi fisiologis yang serius atau bahkan kematian bila agen infeksius tersebut masuk ke jaringan yang lebih dalam. Tub ubuh uh manu manusi siaa telah telah dicip dicipta taka kan n de deng ngan an be berb rbag agai ai macam macam siste sistem m ya yang ng  berfungsi sebagai pertahanan tubuh. Selain itu juga terdapat respon-respon tubuh terhadap benda asing yang bersifat merugikan. Apabila terjadi cedera jaringan yang yan g dikaren dikarenaka akan n oleh oleh bakteri bakteri,, trauma trauma,, bahan bahan kimia, kimia, panas, panas, atau atau fenome fenomena na lainny lainnyaa maka maka jaring jaringan an yang yang cedera cedera itu akan akan melepa melepaska skan n berbag berbagai ai zat yang yang menimbulka menim bulkan n perubahan perubahan sekunder sekunder yang sangat dramatis dramatis disekelilin disekeliling g jaringan jaringan yang tidak mengalami cedera. Dewasa ini penyakit penyakit infeksi sudah merupakan merupakan penyakit dimana para sarjana Kedokteran Kedok teran telah mengemban mengembangkan, gkan, baik terapi maupun maupun penelitian-p penelitian-peneliti enelitian an tentang perkembangan, pencegahan dan pengobatan infeksi maupun penyakit penyakit, yang berhubungan dengan infeksi.



1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah



Berdasarakan latar belakang Berdasarakan belakang diatas, kelompok kelompok dapat mengambil mengambil rumusan rumusan masalah sebagai berikut, yaitu: 1. Bagaimana Definisi Agen-agen infeksius ? 2. Bagaimana Pembahasan Virus ? 3. Bagaimana Pembahasan Bakteri ? 4. Bagaimana Pembahasan Jamur ? 5. Bagaimana Pembahasan Parasit ? 6. Bagaimana Pembahasan Riketsia ? 7. Bagaimana Pembahasan Clamida ? 8. Apa Agen-agen Infeksi Opurtunistik ? 1



 



1.3 Tujuan ujuan



Berdasarakan rumusan masalah diatas, kelompok dapat mengambil tujuan masalah sebagai berikut, yaitu:



1.3.1. Tujuan Umum Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan 2. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk Mengetahui Definisi Agen-agen infeksius ? 2. Untuk Mengetahui Pembahasan Virus ? 3. Untuk Mengetahui Pembahasan Bakteri ? 4. Untuk Mengetahui Pembahasan Jamur ? 5. Untuk Mengetahui Pembahasan Parasit ? 6. Untuk Mengetahui Pembahasan Riketsia ? 7. Untuk Mengetahui Pembahasan Clamida ? 1.4 Manfaat



Dapat mengetahui dan memahami Definisi Agen-agen Infeksius, yang berupa Virus, Bakteri, Jamur, Parasit, Riketsia, Clamida.



2



 



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Agen-agen infeksius



Infeksi merupakan Infeksi merupakan peristiwa masuk dan pengganda penggandaan an mikroorg mikroorganisme anisme di dalam tubuh pejamu (Pronggoutomo, 2002). Sedangkan agen infeksius adalah mikroo mikr oorg rgan anism ismee ya yang ng da dapa patm tmen enim imbu bulk lkan an in infe feks ksi. i. Mikr Mikroo oorg rgan anis isme me ya yang ng termasuk dalam agen infeksi antara lain virus, bakteri, jamur, parasit, riketsia, dan clamidia. Agen pencetus infeksi terdiri atas beberapa jenis dengan kemampuan yang  berbeda-beda dalammenimbulkan infeksi progresif dan penyakit. Sebagai contoh, pada satu ujung spektrum, satu mikroorganismehidup mungkin cukup untuk unt uk menimb menimbulk ulkan an penyak penyakit it (misal (misal Richet Richettsia tsia tsutsug tsutsugamu amushi shi), ), sedang sedangkan kan mikr mi krob obaa lain lain,s ,sej ejut utaa or orga gani nism smee atau atau le lebi bih h mung mungki kin n ba baru ru di dipe perl rluk ukan an un untu tuk  k  meni me nimb mbul ulka kan n pe peny nyak akit it (misa (misall Salm Salmon onel ella la ty typh phi). i). Hany Hanyaa du duaa sifat sifat umum umum diperlukan oleh suatu agen infeksi agar menimbulkan penyakit. 1. Agen Agen in infe feks ksii ters terseb ebut ut haru haruss mamp mampu u mela melaku kuka kan n meta metabo boli lism smee da dan n memperbanyak diri di dalam jaringan hospes. Agen infeksi tersebut harus mam ma mpu men mendapa dapatk tkan an teka tekan nan ok oksi sig gen en,, pH ya yan ng se sesu suai ai,, su suh hu, danlingkungan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya. 2. Agen Agen in infek feksiu siuss pa pato toge gen n ha haru russ memi memili liki ki ke kema mamp mpua uan n un untu tuk k mena menaha han n mekanisme pertahanan hospesyang cukup lama untuk mencapai jumlah kritis yang diperlukan sehingga agen tetap dapat menimbulkan penyakit. Setiap Set iap ada ganggu gangguan an dari dari mekani mekanisme sme pertah pertahana anan n ho hospe spess jelas jelas akan akan membantu terjadinya prosesinfeksi (Herold, 1994). 2.1 Virus irus 2.2.1 Sejarah



Virus merupakan suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah ia termasu termasuk k makhlu makhluk k hidup hidup atau atau benda benda mati. mati. Virus irus diangg dianggap ap benda benda mati mati karena ia dapat dikristalkan, sedangkan virus dikatakan benda hidup, karena virus dapat memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh inang. Para Para ah ahli li biol biolog ogii teru teruss meng mengun ungk gkap ap ha haki kika katt vi viru russ in inii sehin sehingg ggaa akhirn akh irnya ya partik partikel el tersebu tersebutt dikelo dikelompo mpokka kkan n sebaga sebagaii makhlu makhluk k hidup hidup dalam dalam dunia tersendiri yaitu virus.Virus merupakan organisme non-seluler, karenaia tidak memilki kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa membelahdi memb elahdiri ri sendiri. sendiri. Penyelidik Penyelidikan an tentang tentang objek-objek objek-objek berukuran berukuran sangat kecil di mulai sejak ditemukannyamikroskop oleh Antony Van Leeuwenhoek  (1632-172 (163 2-1723) 3) perkembanga perkembangan n mikroskop mikroskop inmendoron inmendorong g berbagai berbagai penemuan penemuan 3



 



dibidang biologi dibidang biologi salah satunya satunya partikel partikel mikroskopi mikroskopikyait kyaitu u virus. Beberapa tokoh dalam penemuan virus pertama yaitu: 1. Adoft Mayer (1883, Jerman) Perc Percob obaa aan n diaw diawali ali da dari ri munc muncul ulny nyaa pe peny nyak akit it bi bint ntik ik ku kuni ning ng pa pada da da daun un tembakau. Iamencoba menyemprotkangetah tanaman sakit ke tanaman sehat, hasilnyatanaman 2. Dmitri Ivanovski (1892, Rusia) Ia menc mencob obaa meny menyari aring ng ge geta tah h tana tanama man n ya yang ng sakit sakit de deng ngan an filt filter er ba bakt kter erii sebelu seb elum m disemp disemprot rotkan kan ke tanama tanaman n sehat. sehat. Hasilny Hasilnya, a, tanama tanaman n sehat sehat tetap tetap tertular. Iamenyimpulkan bahwa ada partikel yang lebih kecil lagi dari bakteri yang lolossaringan yang menularkan penyakit. 3. Martinus W. W. Beijerinck (1896, Belanda) Ia men menemu emukan kan bahwa bahwa partik partikel el itu dapat dapat berepr bereprodu oduksi ksi pada pada tanama tanaman, n, tapi tapi tidak pada medium pertumbuhan bakteri. Ia menyimpulkan bahwa partikel itu hanya dapat hidup pada makhluk hidup yang diserangnya. 4. Wendel Wendel M. Stanley (1935, Amerika) Ia berhasil mengkristalkan partikel tersebut. Partikel mikroskopis itu lalu dinamai TMV (Tobacco Mosaic Virus).



2.2.2 Definisi



Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi selorganisme biologis. Secara umum virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang  berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar  tubuh tubu h inang. inang. Virus Virus memiliki memiliki sifat hidup dan mati. Sifat hidup hidup (seluler) (seluler) yaitu memiliki asam nukleat namun tidak keduanya (hanya DNA atau RNA), dapat  bereproduksi dengan replikasi dan hanya dapat dilakukan didalam sel inang (parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di kristalkan dan dicairkan. Struktur berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel.



2.2.3 Bentuk dan Ukuran Virus



Bentuk virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk dan komposisi kimiawinya. Bentuk virus ada yang berbentuk bulat, oval, memanjang, silindariis, dan ada 4



 



 juga yang berbentuk T. T. Ukuran V Virus irus sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, ukuran virus lebih kecil daripada bakteri. Ukurannya berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 µm = 1/1000 mm). Unit pengukuran virus biasanya dinyatakan dalam nanometer  (nm). 1 nm adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta milimeter. Virus cacar  merupakan salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm, dan virus polio merupakan virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm. 2.2.4 Susunan Tubuh 1. Kabsid Kapsid adalah lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas protein. Kapsid terdiri dari sejumlah kapsomer yang terikar satu sama lain. Fungsi: a. Memberi bentuk virus  b. Pelindung dari kondisi lingkungan lingkungan yang merugikan c. Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel 2. Isi Terdapat di sebelah dalam kapsid kapsid berupa berupa materi genetik/ molekul pembawa pembawa sifatt keturu sifa keturunan nan yaitu yaitu DNA atau RNA. RNA. Virus irus hanya hanya memili memiliki ki satu asam nukleat nuk leat saja saja yaitu yaitu satu DNA/ satu satu RNA saja, saja, tidak tidak keduakedua-dua duanya nya.. Asam nukleat nuk leat sering sering bergab bergabung ung dengan dengan protei protein n disebu disebutt nukleo nukleopro protei tein. n. Virus irus tanaman/ hewan berisi RNA/ DNA, virus fage berisi DNA. 3. Kepala Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid tersusun oleh satu unit protein yang disebut kapsomer. 4. Ekor  Se Sera rabu butt ekor ekor adal adalah ah bagi bagian an yang yang be beru rupa pa ja jaru rum m da dan n be berf rfun ungs gsii un untu tuk  k  menemp men empelk elkan an tubuh tubuh virus virus pada pada sel inang. inang. Ekor ini meleka melekatt pada pada kepala kepala kaps kapsid id.. Stru Strukt ktur ur vi viru russ ad adaa 2 maca macam m ya yait itu u vi viru russ te tela lanj njan ang g da dan n vi viru russ terselubung terselu bung (bila terdapat terdapat selubung selubung luar (envelope) (envelope) yang terdiri terdiri dari protein dan lipid). Ekor virus terdiri atas tabung tabung bersumbat yang dilengkapi dilengkapi benang benang atau ata u serabut serabut.. Khusus Khusus untuk untuk virus virus yang yang mengin menginfek feksi si sel eukario eukariotik tik tidak  tidak  memiliki ekor. ekor. 2.2.5 Pengembangbiakan Virus



5



 



Virus irus memanf memanfaatk aatkan an metabo metabolism lismee sel penjam penjamu u untuk untuk memban membantu tu sintesis protein virus dan virion baru; jenis sel yang dapat diinfeksi oleh virus dapat dap at sediki sedikitt dapat dapat banyak banyak.. Untuk Untuk tujuan tujuan diagno diagnosti, sti, sebagia sebagian n besar besar virus virus ditumb dit umbuhk uhkan an dalam dalam biakan biakan sel, baik baik turuna turunan n sel sekunde sekunderr atau atau kontin kontinu; u;  pemakaian telur embrionik dan hewan percobaan untuk membiakan virus hany hanyaa dila dilaku kuka kan n untu untuk k inve invest stig igas asii kh khus usus us.. Je Jeni niss bi biak akan an se sell un untu tuk  k  mengem men gemban bangbi gbiaka akan n virus virus sering sering berasal berasal dari dari jaringa jaringan n tumor tumor,, yang yang dapat dapat digunakan secara terus menerus. 2.2.6 Klasifikasi Virus



 Nama famili ditandai dengan akhiran viridae. Nama subfamili diberi akhiran virinae Nama akhiran genus diberi akhiran virus. Lwoff, Horne & Tournier adl ahli dlm taksonomi virus, berdasarkan criteria: 1. Jenis asam nukleat (DNA/ RNA) berantai ganda/ tunggal. 2. Ukuran & morfologi tmsk tipe simetri kapsid. 3. Adanya enzim spesifik, terutama polimerase RNA & DNA yang penting  bagi replikasi genom. 4. Kepekaan thd zat kimia & keadaan fisik. 5. Cara penyebaran alamiah. 6. Gejala2 yang timbul. 7. Ada tidaknya selubung. 8. Banyaknya kapsomer untuk virus ikosohedarial/ diameter nukleokapsid untuk virus helikoidal. Saat ini telah lebih dari 61 famili virus diidentifik diidentifikasi, asi, 21 diantaranya diantaranya mempunyai anggota yang mampu menyerang mns & binatang. Menurut RNA, famili virus dibagi menjadi: - Picontohrnaviridae - Orthomyxoviridae - Rhabdoviridae - Bunyaviridae - Caliciviridae - Reoviridae - Filoviridae - Arenaviridae - Togaviridae Togaviridae - Retroviridae - Paramyxoviridae - Contohronaviridae - Flaviviridae Menurut DNA, famili virus dibagi menjadi: 6



 



- Adenoviridae - Papovaviridae - Herpesviridae - Parvoviridae - Hepadnaviridae - Poxviridae Selain itu tdpt kelompok virus yang belum dpt diklasifikasikan (unclassified virus) karena banyak sifat biologiknya belum diketahui. 2.2.7 Peran Virus Didala Did alam m kehidu kehidupan pan,, virus virus memilik memilikii 2 peran, peran, yaitu yaitu peran peran virus virus sebaga sebagaii



mikroorganisme yang menguntungkan, maupun yang merugikan. 1. Virus yang menguntungkan: Virus Virus berperan penting dalam bidang rekayasa genetika karena dapat digunakan untuk cloning gen(reproduksi DNA yang secara seca ra geneti genetiss identi identik). k). Sebaga Sebagaii contoh contoh adalah adalah virus virus yang yang membaw membawaa gen untuk untu k mengendali mengendalikan kan pertumbuh pertumbuhan an serangga. serangga. Virus juga digunakan digunakan untuk  untuk  terapi gen manusia sehingga diharapkan penyakit genetis, seperti diabetes dan kanker dapat disembuhkan. 2. Virus yang merugikan: Virus yang dapat merugikan karena menyebabkan  berbagai jenis penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan tumbuhan



2.2.8 Penyakit-penyakit Penyakit-penyakit Akibat Virus



Proses infeksi virus dpt melalui berbagai jaringan. 1. Melalui saluran pernafasan contoh : virus influenza penyebab influensa, virus rubeola penyebab campak, ronavi ron avirus rus penyeb penyebab ab SARS, SARS, virus virus variol variolaa penyeb penyebab ab penyak penyakit it cacar cacar,, virus virus varicella penyebab penyakit cacar air. 2. Melalui saluran pencernaan co cont ntoh oh : viru viruss he hepa pati titi tiss A, A,B, B, po poli liom omye yelit litis is pe peny nyeb ebab ab po poli lio, o, ro rotav tavir irus us  penyebab diare



3. Melalui kulit & mukosa genitalia contoh con toh : virus virus herpes herpes simple simplex1 x1 penyeb penyebab ab stomat stomatiti itis, s, flavivi flavivirus rus penyeb penyebab ab DBD, rabies penyebab rabies, cytomegalovirus penyebab hepatitis 4. Melalui plasenta contoh : virus rubella, cytomegalovirus c ytomegalovirus



7



 



2.2.9 Beberapa Virus yang Merugikan



1. Virus Hepatitis Hepatitits adalah istilah umum yang berarti radang hati dan dapat disebabkan diseb abkan oleh berbagai virus yang berbeda seperti virus hepati hepatitis tis A, B, C, D, E. Karena perkembangan penyakit kuning merupakan fitur karakteristik   penyakit hati. 2. Human Immunodeficiency Virus (HIV) Merupakan Merup akan anggota anggota subfamili subfamili lentivirinae lentivirinae dari famili retroviridae. retroviridae. Vir irus us RNA RNA be berse rselu lubu bung ng.. Deng Dengan an di diam amet eter er 10 1000-15 150 0 nm. nm. HIV HIV ad adal alah ah retrovirusyang biasanya menyerang organ vital system kekebalan manusia sepertisel T CD4+ (sejenissel T), makrofaf, dan sel dendritik. Bereplikasi melalui DNA perantana menggunakan DNA polimer yang dikendalikan oleh RNA (reverse transcriptase). Terdapat 2 tipe yaitu: HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 dibagi menjadi 3 kelompok: kelompok M, O, N. 3. Virus Dengue Virus Dengue hanya dapat hidup dalam sel hidup, merupakan salah satu virus yang termasuk dalam famili Flavividae. Virion Dengue merupakan  partikelsferis dengan diameter nukleokapsid 30nm dan ketebalan selubung 10 mm, sehingga diameter virion kira-kira 50 nm. Genon virus Dengue terdiri darii asam ribonu dar ribonuleat leat bersera berseratt tungga tunggall , panjan panjangny gnyaa kira-k kira-kira ira 11 kiliba kilibasa. sa. Genon terdiri dari protein structural dan protein non structural, yaitugen C mengkode sintesa nukleokapsid (Capsid), gen M mengkode sintesa protein M(Membran) dangan E mengkode sentesa glikoprotein selubung (Envelope).



Virus dengue mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN 2, DEN-3, dan DEN-4.. Masing-masin DEN-4 Masing-masing g tipe mempunyai mempunyai subtipe subtipe (strain) (strain) yang jumlahnya jumlahnya ratusan, sesuai daeraah atau asal virus itu. Serotipe DEN-2 dan DEN-3 adalah  penyebab wabah demam berdarah di Asia Tenggara. Infeksi DD/DBD dapat ditularkan ditul arkan padamanusia padamanusia melalui gigitan gigitan vector vector nyamuk nyamuk Aedes aegyptidan aegyptidan Aedes albopictus albopictus betina. betina. Virus dengue dengue mampu berkembang berkembang biak didalam tubuh hospes (manusia, monyet, simpanse, kelinci, mencit, marmut, tikus, hamster serta serangga khususnya nyamuk).



8



 



Kontrol dan pencegahan virus dengue dilakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras atau larvasida dan penyemprotan nyamuk dewasa insekt ins ektisid isida. a. Kontro Kontroll epidem epidemii yang yang terpen terpentin ting g adalah adalah dengan dengan membun membunuh uh nyamuk vektor betina dewasa. Menghambat perkemabangan nyamuk.



4. Virus Polio Virus polio merupakan penyebab penyakit polio. Penyakit polio terutama menyerang pada anak-anak kecil. Polio dapat menyebabkan demam, sakit kepala, muntah,sakit perut,nyeri otot,kekakuan pada leherdan punggung,serta kelumpuhan.Kebanyakanpasien akan pulih,namun dalam kasus yang parah,  penyakit ini dapat menyebabkan cacat permanen dan kematian. Penyakit ini sangat menular. Polio menyebar dari orang ke orang,terutama melalui rute dari tinja ke mulut.Virus memasuki tubuh melalui rute mulut dan akhirnya menyerang system saraf pusat. Masa inkubasi 7-14 hari, dengan kurun waktu antara 3-35 hari. Orang yang diduga terinfeksi harus dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut dan isolasi. Dewasa ini,tidak ada perawatan  penyembuhan untuk penyakit penyakit tersebut. 2.2 Bakte Bakteri ri 2.3.1 Definisi



Bakteri merupakan organisme prokariot, yaitu memiliki kromosom tunggal dan tidak memiliki nukleus. (Gillespie et al, 2007) Bakteri adalah nama sekelempok mikroorganisme yang termasuk prokariotik yang bersel satu. Istilah I stilah bakteri dari bahasa Yunani Yunani dari kata bekterion berarti tongkat atau batang dan umumnya tidak berklofrofil. Berkembang biak dengan membela diri dan bahan – bahan genetiknya tidak terbungkus dalam membran inti. (BIMA, 2005) Bakteri mempunyai struktur sel yang penting, antara lain: 1. Kapsul Kapsul : Merupa Merupakan kan struktu strukturr polisa polisakar karida ida longgar longgar yang melindu melindungi ngi sel dari fagositosis dan desikasi (kekurangan). 2. Lipop ipopol olis isak akar arid idaa : me meli lin ndu dung ngii bak akte teri ri Gram Gram-n -neg egat atif if dari dari lisi lisiss yan ang g diperantarai oleh komplemen. Merupakan stimulator pelepasan sitokin poten. 3. Fi Fimb mbria ria atau Pili Pili : Bulu Bulu-b -bul ulu u tipi tipiss kh khus usus us yang memba membant ntu u ad adhe hesi si ke se sell  pejamu dan kolonisasi. Eschercia coli yang uropatogenik memiliki fimbria 9



 



terspesialisasi (fimbria P) yang terikat ke reseptor manosa pada sel epitel urete ureterr. Anti Antige gen n fimbr fimbria ia serin sering g be bersi rsifa fatt im imun unog ogen enik ik tetap tetapii be berv rvari arias asii antarst ant arstatin atin sehing sehingga ga dapat dapat terjadi terjadi infeksi infeksi ulang ulang (misaln (misalnya ya pada pada Neisser Neisseria ia gonorrhoeae). 4. Flagel Flagelaa : Organ Organ perger pergeraka akan n (lokom (lokomasi) asi) bakteri, bakteri, membua membuatt or organ ganism ism mampu mampu untuk untu k menemukan menemukan sumber nutrisi nutrisi dan menembus mukus pejamu. pejamu. Flagela Flagela dapat tunggal atau multipel, dapat berada di salah satu ujung sel (polar) atau di banyak tempat (peritrik). Pada beberapa spesies (misalnya Treponema), flagela terfiksasi secara kuat di dalam dinding sel bakteri. 5. Lendir Lendir : Materi Materi polisak polisakari arida da yang disekre disekresik sikan an oleh beberap beberapaa bakteri bakteri yang yang tumbuh dalam lapisan biofilm, melindungi organisme tersebut dari serangan imunitas dan eradikasi oleh antibiotik. 6. Spor Sporaa : Suat Suatu u bent bentuk uk yang yang in iner ertt se seca cara ra meta metabo boli lik, k, di dipi picu cu ol oleh eh ko kond ndis isii lingkungan yang tidak cocok; sebagai adaptasi untuk kelangsungan hidup  jangka panjang, sehingga memungkinkan memungkinkan bakteri untuk tumbuh kembali pada kondisi yang sesuai.(Gillespie et al, 2007)



2.3.2 Klasifikasi



Tujuan dari klasifikasi Tujuan klas ifikasi mikroorganisme adalah untuk menentukan potensi dari patogeniknya. Beberapa bakteri memiliki kemampuan untuk menyebar secara luas di komunitas dan menyebabkan penyakit yang serius.Bakteri dapat diidentifikasi  berdasarkan serangkaian sifat-sifat, imunologis fisik atau sifat-sifat molekuler. 1. Reaksi Gram : Bakteri Bakteri Gram-positi Gram-positiff dan bakteri bakteri Gram-negatif Gram-negatif member member respons terhadap antibiotik yang berbeda. Bakteri lain (misalnya Mikobakteria) mungkin memerlukan teknik pewarnaan khusus. 2. Bentuk Bentuk Sel Sel : Kokus Kokus,, basilu basilus, s, at atau au spiral spiral.. 3. Endospora Endospora : Keberad Keberadaan, aan, bentuk bentuk,, dan posisin posisinya ya di dalam dalam sel bakteri bakteri (terminal, subterminal, atau sentral). 4. Preferensi Preferensi atmosfer atmosfer : Organ Organisme isme aerob aerob memerluk memerlukan an oksigen; oksigen; organ organism ism anaerob memerlukan atmosfer dengan sangat sedikit atau tanpa oksigen. 5. Kekhususan Kekhususan (fastidi (fastidioudn oudness) ess) : Kebutuha Kebutuhan n akan media khusu khususs atau  pertumbahan intraselular khusus. 6. Enzim Kunci : Tidak Tidak adanya adanya ferment fermentasi asi laktosa laktosa membantu membantu identifi identifikasi kasi salmonela, urease membantu identifikasi Helicobacter.



10



 



7. Reaksi Serologis Serologis : Interaks Interaksii antara antibodi antibodi dengan dengan struktur struktur permuk permukaan aan (misalnya subtipe dari Salmonela, Haemophilus, Meningokokus, dan banyak lagi) 8. Sekuens Sekuens DNA : Sekuens Sekuens DNA ribosom ribosom 16S saat saat ini merupak merupakan an elemen elemen kunci dalam klasifikasi. (Gillespieet al, 2007) 2.3.3 Identifikasi Bakteri Terdapat beberapa cara untuk identifikasi bakteri antara lain



a. Pemeriksaan Mikroskopis Peme Pemerik riksaa saan n lang langsu sung ng digu diguna naka kan n un untu tuk k meng mengam amat atii pe perg rgera eraka kan, n, da dan n  pembelahan secara biner, mengamati bentuk dan ukuran sel yang alami, yang  pada saat mengalami fiksasi panas serta selama proses pewarnaan mengakibatkan beberapa perubahan (Koes Irianto, 2006).  b. Pembiakan Bakteri Pembenihan Pembe nihan atau media yaitu campuran campuran bahan-bahan bahan-bahan tertentu yang dapat menumbuhkan bakteri, jamur ataupun parasit, pada derajat keasaman dan inkuba ink ubasi si terten tertentu. tu. Pembia Pembiakan kan diperlu diperlukan kan untuk untuk mempel mempelajar ajarii sifat sifat bakteri bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi, atau differensiasi jenis jenis yang ditemukan. Medium pembiakan terdiri dari : 1) Medium pembiakan dasar  Pembiakan dasar adalah medium pembiakan sederhana yang mengandung  bahan yang umum diperlukan diperlukan oleh sebagian besar mikroorganisme dan dipakai juga sebagai komponen dasar untuk membuat medium pembiakan lain. agar diperoleh apa yang dinamakan agar nutrisi aatau tau bulyon agar. 2) Medium pembiakan penyubur (Euriched Medium) Medium pembiakan penyubur dibuat dari medium pembiakan dasar dengan  penambahan bahan lain untuk mempersubur mempersubur pertumbuhan bakteri tertentu yang pada medium pembiakan dasar tidak dapat tumbuh dengan baik. 3) Medium pembiakan selektif  Medium pembiakan selektif digunakan untuk menyeleksi bakteri yang diperlukan dari campuran dengan bakteri-bakteri lain yang terdapat dalam  bahan pemeriksaan.



2.3 2.3 Ja Jamu murr 11



 



2.4.1 Definisi



Istilah jamur Istilah jamur berasal berasal dari dari bahasa bahasa Yunani, unani, yaitu yaitu fungu funguss (mushr (mushroom oom)) yang yang  berarti tumbuh dengan subur. subur. Istilah ini selanjutnya ditujukan kepada jamur yang memilik mem ilikii tubuh tubuh buah buah serta serta tumbuh tumbuh atau muncul muncul di atas tanah tanah atau atau pepoho pepohonan nan (Tjitrosoepomo, 1991). Organisme yang disebut jamur bersifat heterotrof, dinding sel spora mengandung kitin, tidak berplastid, tidak berfotosintesis, tidak bersifat fagotrof, fagotr of, umumny umumnyaa memili memiliki ki hifa hifa yang yang berdin berdindin ding g yang yang dapat dapat berint berintii banyak  banyak  (multinukleat), atau berinti tunggal (mononukleat), dan memperoleh nutrien dengan cara absorpsi (Gandjar, et al., 2006). Jamur mempunyai dua karakter yang sangat mirip dengan tumbuhan yaitu dinding sel yang sedikit keras dan organ reproduksi yang disebut spora. Dinding sel  jamur terdiri atas selulosa dan kitin sebagai komponen yang dominan. Kitin adalah  polimer dari gugus amino yang lebih memiliki karakteristik seperti tubuh serangg daripa dar ipada da tubuh tubuh tumbuh tumbuhan. an. Spora Spora jamur jamur teruta terutama ma spora spora yang yang diprod diproduks uksii secara secara seksual berbeda dari spora tumbuhan tinggi secara penampakan (bentuk) dan metode  produksinya (Alexopoulus (Alexopoulus dan Mimms, 1979). 2.4.2 Klasifikasi Jamur



Mc-Kane (1996) mengatakan setiap jamur tercakup di dalam salah satu dari katego kat egori ri takson taksonomi omi,, dibeda dibedakan kan atas dasar dasar tipe tipe spora, spora, morfol morfologi ogi hifa hifa dan siklus siklus seks seksua ualn lnya ya.. Kelo Kelomp mpok ok-k -kel elom ompo pok k ini ini ad adal alah ah:: Oomy Oomyce cete tes, s, Zygo Zygomy myce cete tes, s, Asco As com mycet ycetes es,, Ba Basi sid dio iom mycet ycetes es dan dan Deut Deuter erom omyc ycet etes es.. Ter erk kec ecua uali li unt ntu uk  deuteromycetes, semua jamur menghasilkan spora seksual yang spesifik. Berikut ini disajikan Tabel Tabel 1 untuk membedakan 5 kelompok jamur. a. Oomycetes Dikatakan sebagai jamur air karena sebagian besar anggotanya hidup di air  atau di dekat badan air. Hanya sedikit yang hidup di darat. Miseliumnya terdiri atas hifa yangdan tidak bercabang, dan mengandung banyak inti. Hidup sebagai saprofit adabersekat, juga yang parasit. Pembiakan aseksualnya dengan zoospora, dan dengan den gan sporan sporangiu gium m untuk untuk yang yang hidup hidup di darat. darat. Pembia Pembiakan kan seksua seksualny lnyaa dengan dengan oospora. Beberapa contoh dari kelompok ini antara lain: Saprolegnia sp., Achya sp., Phytophtora sp (Alexopoulus dan Mimms, 1979).  b. Zygomycetes Kelompok Kelomp ok Zygomy Zygomycete cetess terkada terkadang ng disebu disebutt sebaga sebagaii “jamur “jamur rendah rendah”” yang yang dicirikan dengan hifa yang tidak bersekat (coneocytic), dan berkembang biak secara aseksual asek sual dengan dengan zigosp zigospora ora.. Kebany Kebanyaka akan n anggot anggotaa kelomp kelompok ok ini adalah adalah saprof saprofit. it. Pilob Pil obolu olus, s, Mucor Mucor,, Absidi Absidia, a, Phycom Phycomyce ycess termasu termasuk k kelomp kelompok ok ini (Walla (Wallace, ce, et al.,1986). Rhizopus nigricans adalah contoh dari anggota kelompok ini, berkembang



12



 



 biak juga melalui hifa yang koneositik dan juga berkonjugasi dengan hifa lain. Rhizopus nigricans juga mempunyai sporangiospora. c. Ascomycetes Golong Golo ngan an jamu jamurr in inii dicir dicirik ikan an de deng ngan an spor sporan anya ya ya yang ng te terl rleta etak k di da dala lam m kantung yang disebut askus. Askus adalah sel yang membesar, yang di dalamnya terbentuk yang disebut askuspora. Setiap biasanya menghasilkan 2-8 askos ask ospo pora ra spora (Dwi (Dwidj djos osep eput utro ro,, 19 1978 78). ). Kela Kelas s in inii askus umum umumny nyaa memi memili liki ki 2 stad stadiu ium m  perkembangbiakan yaitu stadium askus atau stadium aseksual. d. Basidiomycetes Basidio Basid iomy mycet cetes es dici diciri rika kan n memp mempro rodu duks ksii spora spora seksu seksual al ya yang ng di diseb sebut ut  basidiospora. Kebanyakan anggota basiodiomycetes adalah cendawan, ce ndawan, jamur payung dan cendawan berbentuk bola yang disebut jamur berdaging, yang spora seksualnya menyebar di udara dengan cara yang berbeda dari jamur berdaging lainnya. Struktur  tersebut berkembang setelah fusi (penyatuan) dari dua hifa haploid hasil dari formasi sel dikaryotik. Sebuah sel yang memiliki kedua inti yang disumbangkan oleh sel yang yan g kompat kompatibe ibell secara secara seksual seksual.. Sel-sel Sel-sel yang yang diploi diploid d membel membelah ah secara secara meiosi meiosiss menghasilkan basidiospora yang haploid. e. Deuteromycetes Mc-Kanee (1996) Mc-Kan (1996) mengat mengatakan akan,, ada bebera beberapa pa jenis jenis jamur jamur belum belum diketah diketahui ui siklus reproduksi seksualnya (disebut fase sempurna). Jamur ini “tidak sempurna” karena belum ada spora seksual mereka yang ditemukan. Anggota kelompok ini  berkembang biak dengan klamidospora, arthrospora, konidiospora, pertunasan juga terjadi. Deuteromycetes juga memiliki hifa yang bersekat (Tortora, et al., 2001). 2.4.3 Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan jamur



a. Kelembaban Kelembaba Kelemb aban n tanah tanah diarti diartikan kan sebagai sebagai aktifi aktifitas tas air di dalam dalam tanah tanah (water  (water  activity). Rasio aktifitas air ini disebut juga kelembaban relatif (relatif humidity). Ketersediaan air di lingkungan sekitar jamur dalam bentuk gas sama pentingnya dengan ketersediaan air dalam bentuk cair. Hal ini menyebabkan hifa jamur dapat menyebar ke atas permukaan yang kering atau muncul di atas permukaan substrat (Carlile dan Watkinson, Watkinson, 1995).  b. Suhu Menurut Carlile dan Watkinson Watkinson (1995), suhu maksimum untuk kebanyakan  jamur untuk tumbuh berkisar 30°C sampai 40°C 40°C dan optimalnya pada suhu 20 20°C °C sampai 30°C. Jamur- jamur kelompok Agaricales seperti Flummulina spp, Hypsigius spp, dan Pleurotus spp, tumbuh optimal pada suhu 22°C (Kaneko dan Sugara, 2001) 13



 



dalam Panji (2004). Sementara jamur-jamur Coprinus spp, tumbuh optimal pada kisaran suhu 25°C sampai 28°C (Kitomoro, et al., 1999). c. Intensitas cahaya Umumnya cahaya menstimulasi atau menjadi faktor penghambat terhadap  pembentukan struktur alat-alat reproduksi dan spora pada jamur. jamur. Walaupun Walaupun  prosesreproduksi memerlukan cahaya, hanya fase tertentu saja yang memerlukan cahaya, atau secara bergantian struktur berbeda di dalam sporokarp dapat memberi respon berbeda terhadap cahaya. d. pH Menurut Bernes, et al., (1998), jamur yang tumbuh di lantai hutan umumnya  pada kisaran pH 4-9, dan optimumnya optimumnya pada pH 5-6. Konsentrasi pH pada sub subsrat srat  bisa mempengaruhi pertumbuhan meskipun meskipun tidak langsung tetapi berpengaruh terhadap ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan atau beraksi langsung pada  permukaan sel.



2.5 Parasit



Parasit menginvasi imunitas protektif dengan mengurangi imunogenisitas dan menghambat respon imun host. Parasit yang berbeda menyebabkan imunitas  pertahanan yang berbeda. 1. Parasit mengu mengubah bah permukaan permukaan antigen antigen mereka mereka selama selama siklus siklus hidup dalam host host vertebrata. 2. Parasit menjadi menjadi resisten resisten terhadap terhadap mekanis mekanisme me efektor efektor imun imun selama selama berada berada dalam host. 3. Parasit protozo protozoaa dapat bersembu bersembunyi nyi dari sistem sistem imun imun dengan dengan hidup hidup di dalam dalam sel host atau membentuk kista yang resisten terhadap efektor imun. Parasit dapat menyembunyikan mantel antigeniknya secara spontan ataupun setelah terikat pada antibodi spesifik. Parasit menghambat respon imun dengan  berbagai mekanisme untuk masing-masing parasit. 2.6 Riketsia



Riketsia merupakan golongan bakteri, karena itu riketsia memiliki sifat yang sama dengan bakteri, termasuk bakteri Gram negatif. Riketsia mempunyai enzim yang penting untukmetabolisme. Dapat mengoksidasi asam piruvat, suksinat, dan glutamat serta merubah asam glutamat menjadi asam aspartat.Riketsia tumbuh dalam  berbagai bagian dari sel. Riketsia prowazekii dan Riketsia typhi tumbuh dalam sitoplasma sel. Sedangkan golongan penyebab spotted fever tumbuh di dalam inti sel. Riketsia dapat tumbuh subur jika metabolisme sel hospes dalam tingkat yang 14



 



rendah, misalnya dalam telur bertunas pada suhu 320 C. Pada umumnya riketsia dapat dimatikan dengan cepat pada pemanasan danpengeringan atau oleh bahan bahan bakterisid. 2.7 Clamidia



Clamidia termasuk bakteri, memiliki ribosom, RNA, dan DNA, dinding sel da dari ri pe pept ptid idog ogli lika kan n ya yang ng meng mengan andu dung ng asam asam muram muramat at.. Di Dike kena nall ju juga ga de deng ngan an Miyagawanellla atau Bedsonia, termasuk Gram negatif, berukuran 0,2-1,5 mikron,  berbentuk sferis, tidak bergerak dan merupakan parasit intrasel obligat. Clamidia  berkembang melalui beberapa stadium mulai dari badanelementer yang infeksius,  berbentuk sferis dengan garis tengah 0,2-0,4 mikron, memiliki satu inti dan sejumlah ribosom. Badanelementer kemudian berubah menjadi badan inisial dan kemudian  badan intermedier. Siklus perkembangan Clamidia memakan waktu 24-48 jam. Cl Clam amid idia ia memp mempun unya yaii 2 jeni jeniss an anti tige gen n ya yaitu itu an anti tige gen n gr grup up da dan n an anti tige gen n spes spesie ies. s. Keduanya terdapat di dalam dinding sel. Antigen spesies tetap dalam dinding sel mesk me skip ipun un se seba bagi gian an besa besarr gr grup up tela telah h di dile lepa pask skan an de deng ngan an fluo fluoro roca carb rbon on at atau au deoksikho deok sikholat. lat. Clamidia Clamidia dapat dibeda-bedakan dibeda-bedakan atas dasar patologenitas patologenitas dan jenis hospes yang diserangnya. Dua spesies yang terpenting adalah 1. Clamid Clamidia ia psitta psittaci, ci, membentu membentuk k badan badan iklusi iklusi intrasit intrasitopl oplasm asmaa yang yang terseb tersebar  ar  secara difus dan tidak mengandung glikogen. Penyebab penyakit Psitttacosis  pada manusia, omitosisi pada burung dan lain-lain. 2. Clamid Clamidia ia trachom trachomatis atis,, memben membentuk tuk badan badan iklusi iklusi intrasito intrasitopla plasma sma yang padat dan mengandun mengandung g glikogen. glikogen. Dapat menyebabkan menyebabkan pneumoniti pneumonitiss pada tikus. tikus. Pada manusia dapat menyebabkan penyakit trachoma, tr achoma, konjungtivitas induksi, non-spesifik, salpingitis, servistik, dan pneumonitis.



2.8 Agen Infeksi Opportunistik 



Definisii Infeksi Definis Infeksi op oport ortuni unistik stik adalah adalah penyak penyakit it yang yang jarang jarang terjad terjadii pada pada orang orang sehat seh at,, tetap tetapii meny menyeb ebab abka kan n in infek feksi si pa pada da in indi divi vidu du ya yang ng siste sistem m ke keke keba bala lann nnya ya tergangg terg anggu, u, termasuk termasuk infeksi infeksi HIV. HIV. Organisme-o Organisme-organ rganisme isme penyakit penyakit ini sering hadir  dalam tubuh tetapi umumnya dikendalikan oleh sistem kekebalan tubuh yang sehat. Ketika seseorang terinfeksi HIV mengembangkan infeksi oportunistik, tahapannya masuk ke diagnosis AIDS. Peny Penyeb ebab ab utam utamaa morb morbod odit itas as da dan n mort mortil ilita itass di dian anta tara ra pa pasie sien n de deng ngan an stadi stadium um lanjutinfeksi HIV adalah infeksi oportunistik, yaitu infeksi berat yang diinduksi agen yang yan g jarang jarang menyeb menyebabk abkan an penyak penyakit it serius serius pada pada indivi individu du yang yang imunik imunikomp ompeten eten.. Infeksioportunistik biasanya tidak terjadi pada pasien yang terinfeksi HIV hingga  jumlah sel T CD4 turun dari kadar normal sekitar 1.000 sel/μl menjadi kurang dari



15



 



200 sel/μl. Infeksi oportunistik yang paling sering terjadi pada pasien AIDS yang tidak dapatdiobati yaitu : 1. Protozoa: Protozoa: Toxop Toxoplasma lasma gondii, gondii, Isospora Isospora belli, belli, spesies spesies cryptosporid cryptosporidium. ium. 2. Fungi: Fungi: Candida Candida albican albicans, s, Cryptoco Cryptococcus ccus neoform neoformans,Co ans,Coccidio ccidiodes des immitis,Histoplasma capsulatum, Pneumocytis jiroveci. 3. Bakteri: Bakteri: Mycoba Mycobacterium cterium tuberculosi tuberculosis, s, Mycobact Mycobacterium erium avium intracellulare,Listeria monocytogenes, spesies salmonella. 4. Virus: Cytom Cytomegalov egalovirus, irus, virus virus herpes herpes simpleks, simpleks, virus vacella vacella zoster,adenovirus, virus poliomavirus JC, virus hepatitis B dan C



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimp Kesimpula ulan n



16



 



3.1.1



Agen infeksius infeksius adalah adalah mikroorg mikroorganisme anisme yang dapatmenim dapatmenimbulka bulkan n infeksi. infeksi. Mikroorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain virus,  bakteri, jamur, parasit, riketsia, dan clamidia.



3.1.2



Infeksi Infeksi oportunis oportunistik tik adalah adalah penyak penyakit it yang yang jarang jarang terjadi terjadi pada pada orang orang sehat, sehat, tetapi menyebabkan infeksi pada individu yang sistem kekebalannya terganggu, termasuk infeksi HIV



3.2 3.2 sara saran n



Demikian sedikit Demikian sedikit informasi informasi dari kelompok 2. Tentu masih banyak banyak sekali kekura kek uranga ngan n yang yang jauh jauh dari dari sempur sempurna. na. Maka Maka dari dari itu kritik kritik dan saran yang yang membangun masih sangat kami butuhkan demi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini. Ucapan terima kasih layaknya pantas kami persembahkan  bagi dosen pembimbing kami dan para pembaca. Terakhir, ucapan maaf yang sebesar – besarnya perlu kami ucapkan jika dalam penulisan ini kami banyak  melontarkan kata – kata yang kurang berkenan.



DAFTAR PUSTAKA



Staf Penagajar FK UI, (1993). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara Pringngoutomo, S., Himawan, S. & Tjarta, A. (2002). Buku Ajar Patologi 1 (Umum). Jakarta: Sangung Seto. 17



 



http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/351 http://repository .usu.ac.id/bitstream/123456789/35135/4/Chapter%20II.pdf  35/4/Chapter%20II.pdf  http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/BAB_IV_virus.pdf  https://mikrobia2.files.wordpress.com/2008/05/rickettsia-typhi-new.pdf  http://digilib.unila.ac.id/5690/11/13.BAB%20II.pdf  http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/559 http://repository .usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter%20II.pdf  04/4/Chapter%20II.pdf  http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20870/4/Chapter%20II.pdf



18