Makalah Analisis Struktur Modal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ANALISIS STRUKTUR MODAL Dosen Pengampu: Karnila Ali, B.BUS., M.PA.



DISUSUN OLEH: DHEA TRISIYANA PUTRI



NPM19650010



PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN DAN KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAAMDIYAH METRO TAHUN 2021/2022



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Analisis Struktur Modal ini tepat pada waktunya. Makalah tentang Analisis Struktur Modal Keuangan ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi penulis dan pembaca pada umumnya.



Metro, 19 November 2021



Penyusun



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 2 C. Tujuan ...................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pendekatan Teoiritis atas Struktur Modal ................................. 4 B. Tujuan Struktur Modal .............................................................. 7 C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal ................. 8 D. Pendekatan-Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal ..... 10 E. Pengukuran Struktur Modal ...................................................... 17 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 19 B. Saran ........................................................................................ 19 DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Struktur modal perusahaan merupakan bagian dari struktur keuangan perusahaan yang mengulas tentang cara perusahaan mendanai aktivanya struktur modal mengarah pada pendanaan perusahaan



yang menggunakan utang jangka panjang, saham



preferen ataupun modal pemegang saham. Pada hakikatnya, struktur modal merupakan kombinasi utang dan ekuitas dalam struktur



keuangan



jangka



panjang



perusahaan



lebih



menggambarkan target komposisi utang dan ekuitas dalam jangka panjang pada suatau perusahaan (Bernstein dan Wild, 1998). Struktur modal pada tiap perusahaan ditetapkan dengan memperhitungkan



berbagai



aspek



atas



dasar



kemungkinan



akses dana, keberanian perusahaan menanggung risiko, rencana strategis pemilik, serta analisis biaya dan manfaat yang diperoleh dari setiap sumber dana. Pada setiap sumber dana yang dapat dipergunakan



oleh



perusahaan



melekat



kelebihan



dan



kekurangannya terkait status perusahaan. Perusahaan yang belum berstatus perseroan terbatas, berstatus perseroan terbatas, perusahaan tertutup dan terbuka, memiliki kemampuan akses dana yang berbeda. Perusahaan yang berstatus terbuka (go publik), memiliki



akses



terhadap



sumber



pendanaan yang lebih luas dengan pertimbangan sahamnya dapat dijual kepada



masyarakat



luas. Ketatnya persaingan



dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya karena baik buruknya performa perusahaan akan



berdampak pada nilai pasar perusahaan dan juga



mempengaruhi minat investor untuk menanamkan atau menarik investasinya dari suatu perusahaan, hal ini akan mempengaruhi ketersediaan dan besarnya dana.



Modal merupakan suatu elemen penting dalam suatu perusahaan, disamping sumber daya manusia, mesin, material dan sebagainya. Suatu perusahaan selalu membutuhkan modal dan tetap dibutuhkan jika perusahaan bermaksud melakukan expansi oleh karena itu perusahaan harus menentukan berapa modal



yang



Kebutuhan



diperlukan



untuk



membiayai



besarnya usahanya.



dana bisa dipenuhi dari berbagai sumber, pada



dasarnya sumber modal diklasifikasikan



dalam dua jenis yaitu



utang dan ekuitas. Komposisi keduanya dalam struktur pendanaan jangka



panjang



suatu



perusahaan



disebut



struktur



modal



perusahaan (Brigham, 1999). Keputusan struktur modal dalam perusahaan merupakan hal yang penting pentingnya struktur modal ini karena adanya pilihan kebutuhan antara memaksimalkan return atau menimilkan biaya modal dengan kemampuan perusahaan



dalam



menghadapi



lingkungan bisnis yang kompetitif. Struktur modal perusahaan adalah kombinasi dari saham-saham yang berbeda (saham biasa dan saham preferen) atau bauran seluruh sumber pendanaan jangka panjang (ekuitas dan utang) yang digunakan perusahaan. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja pendekatan-pendekatan secara teoritis yang termasuk dalam struktur modal! 2. Apa saja tujuan dari struktur modal! 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal 4. Bagaimana Pendekatan-Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal! 5. Apa saja Pengukuran Struktur Modal! C. Tujuan 1. Mengetahui pendekatan teoritis apasaja yang termasuk dalam struktur modal. 2. Mengetahui Apa saja tujuan dari struktur modal.



3. Mengetahui Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. 4. Mengetahui Pendekatan-Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal. 5. Mengetahui Pengukuran Struktur Modal.



BAB II PEMBAHASAN A. Pendekatan Teoiritis atas Struktur Modal 1. Pengertian Modal dan Struktur Modal Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir, 2001).1 Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu Modal Aktif (Debet) dan Modal Pasif (Kredit). Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa jugadengan penyertaan kepemilikan perusahaan. Struktur modal adalah perimbangan/perbandingan hutang jangka panjang dengan modal (Riyanti, 2001). Struktur modal merupakan



cermin



dari



kebijaksanaan



perusahaan



dalam



menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan, karena masalah struktur



modal



adalah



erat



hubungannya



dengan



masalah



kapitalisasi, dimana disusun dari jenis-jenis funds yang membentuk kapitalisasi adalah struktur modalnya. Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang



berasal



dari



para



kreditur



dan



pemilik



perusahaan.



Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik 1



Weston, J Fred and Thomas E. Copeland, 1986, Manajemen Keuangan, Terjemahan, Edisi kedelapan, Jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta (terjemahan).Hlm. 68



merupakan modal sendiri. Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat pengembalian. Penambahan utang akan memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus



juga



memperbesar



tingkat



pengembalian



yang



diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Sruktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan kesimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham (Brigham dan Houston, 2001).2 2. Teori Struktur Modal a. Agency Theory Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976 ( Horne dan Wachowich, 1998 dalam Saidi, 2004), yang menyebutkan bahwa manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Biaya yang ditimbulkan dari pengawasan yang dilakukan oleh manajemen disebut biaya agensi. Biaya agensi menurut Horne dan Wachowich dalam Saidi (2004) adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk menyakinkan bahwa manajemen bertindak



konsisten



sesuai



dengan



perjanjian



kontraktual



perusahaan dengan kreditur dan pemegang saham. b. Signaling Theory Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek



2



Weston, J Fred and Thomas E. Copeland, 1986, Manajemen Keuangan, Terjemahan, Edisi kedelapan, Jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta (terjemahan).Hlm. 68



yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan utang yang melebihi target struktur modal yang normal. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.3 c. Pecking Order Theory Pecking order theory mengasumsikan bahwa perusahan bertujuan



untuk



memaksimumkan



kesejahteraan



pemegang



saham. Perusahaan berusaha menerbitkan sekuritas pertama dari internal, retained earning, kemudian utang berisiko rendah dan terakhir ekuitas (Myers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004). Pecking order theory memprediksi bahwa pendanaan utang eksternal didasarkan pada defisit pendanaan internal. Model pecking order theory memfokuskan pada motivasi manejer korporat, bukan pada prinsip-prinsip penilaian pasar modal. Pecking order theory mencerminkan persoalan yang diciptakan oleh asimetrik informasi. Dasar pemikirannya didasarkan pada penjelasan berikut ini, (Myers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004): 1) Para manejer mengetahui lebih banyak tentang perusahaan daripada investor luar, namun mereka enggan untuk menerbitkan saham ketika percaya saham mereka adalah undervalued. 2) Investor memahami bahwa para manajer mengetahui lebih banyak dan mereka mencoba menerbitkan sesuai waktu yang tepat.



3



Weston, J Fred and Thomas E. Copeland, 1986, Manajemen Keuangan, Terjemahan, Edisi kedelapan, Jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta (terjemahan).Hlm. 68



3) Para



manejer



menginterpresentasikan



keputusan



untuk



menerbitkan ekuitas sebagai bad news, dan perusahaan dapat menerbitkan ekiutas hanya pada harga discount. 4) Perusahaan yang bekerja berdasarkan filosofi pecking order theory dan membutuhkan ekuitas eksternal kemungkinan tidak akan memanfaatkan kesempatan investasi yang baik, karena saham tidak dapat dijual pada “fair Price”.4 3. Teori-teori Kapitalisasi a. Teori kapitalisasi terbagi ke dalam dua golongan, yaitu: 1) Berdasarkan pendapatan atau earning nilai suatu perusahaan dapat ditentukan berdasarkan pendapatan yang didapatkan setiap tahunya dikalikan dengan multiplayer tertentu. 2) Berdasarkan pengeluaran atau cost kapitalisasi perusahaan didasarkan pada cost dari fixed capital yang digunakan dalam suatu perusahaan. b. Over Capitalization Over capitalization akan terjadi apabila: 1) Earning tidak cukup besar untuk mendapatkan fair of return dari jumlah modal yang diinvestasikan, atau dengan kata lain average rate of return lebih kecil dari pada fair rate of return. 2) Jumlah nilai securities yang ada di dalam peredaran lebih besar daripada nilai riil dibandingkan dengan nilai assetnya. c. Under Capitalization Under capitalization terjadi apabila: 1) Average rate of return dari perusahaan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rate of return dari modal yang diinvestasikan dalam perusahaan yang sejenis lainya. 2) Jumlah nilai security yang tercantum dalam nereca jauh lebih kecil daripada nilai riil daripada assetnya.



4



Weston, J Fred and Thomas E. Copeland, 1986, Manajemen Keuangan, Terjemahan, Edisi kedelapan, Jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta (terjemahan).Hlm. 68



B. Tujuan Struktur Modal Tujuan manajemen struktur modal adalah memadukan sumber-sumber dana permanen yang digunakan perusahaan untuk operasionalnya yang akan memaksimalkan nilai perusahaan itu sendiri. Pencarian struktur modal yang optimal merupakan pekerjaan yang sangat mengarah kepada pemegang



sulit, karena adanya konflik yang



biaya agensi. Konflik lama terjadi antara



saham dan



pemegang



struktur modal optimal suatu mengurangi



kemungkinan



obligasi dalam



penetapan



perusahaan. Maka



untuk



manajemen menanggung risiko



berlebihan atas nama pemegang saham, perlu memasukkan beberapa batasan protektif.5 C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Adapun Empat faktor utama yang memengaruhi keputusan struktur modal adalah(1) Risiko bisnis, (3)



Fleksibelitas



Keuangan,



(2)



dan



Posisi



Perpajakan,



(4) Konservatisme atau



keagresifan manajemen. Selain itu, ada beberapa faktor lainnya yang dapat memengaruhi Struktur Modal antara



lain struktur



aktiva



atau



tangibility, growth opportunity, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan resiko bisnis. Berikut adalah masing-masing penjelasannya: 1. Struktur Aktiva (Tangibility) Menurut Weston dan Brigham, Struktur aktiva adalah perimbangan



atau perbandingan antara aktiva tetap dan



aktiva. Sedangkan menurut Syamsudin, struktur



aktiva



total adalah



penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva baik aktiva tetap maupun aktiva lancar. Kebanyakan perusahaan industri modalnya tertanam dalam aktiva tetap



5



yang sebagian besar akan mengutamakan



Eugene F. Brigam dan Joel.Houston, 2006, DasaR-dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta (terjemahan). Hlm.33



pemenuhan modalnya dari modal permanen yaitu modal sendiri, sedangkan utang bersifat pelengkap. Perusahaan yang semakin besar aktivanya dan terdiri



dari aktiva



lancar akan cenderung



mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan.6 2. Growth Opportunity Menurut Mai, 2006: Growth opportunity adalah peluang perusahaan tumbuh dimasa depan. Sedangkan menurut Kartini dan Arianto, 2008: Definisi lain growth opportunity adalah perubahan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Kesempatan



perusahaan



untuk



melakukan



investasi



pada hal-hal yang menguntungkan. Teori agensi menggambarkan hubungan yang negatif antara growth opportunity dan leverage. Di mana, perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan dalam berinvestasi



pada



kesempatan investasi yang menguntungkan. 3. Ukuran Perusahaan (Firm Size) Perusahaan



besar



cenderung



akan



melakukan



diversifikasi usaha lebih banyak dari pada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau kebangkrutan akan lebih kecil. Ukuran sering dijadikan kebangkrutan



indikator bagi



bagi



kemungkinan



perusahaan terjadinya



suatu perusahaan, di mana perusahaan



dalam ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya. 4. Profitabilitas Profitabilitas atau kemampuan meperoleh laba adalah suatu



6



ukuran



dalam presentase



yang



digunakan



untuk



Eugene F. Brigam dan Joel.Houston, 2006, DasaR-dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta (terjemahan). Hlm.33 Eugene F. Brigam dan Joel. Houston, Op. Cit., 6-7.



menilai



sejauh



mana



perusahaan



mampu menghasilkan laba



pada tingkat yang dapat diterima. Teori Pecking Order mengatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal funding. Perusahaan dengan Profitalitas yang tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan profitalitas rendah. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi



investasi menggunakan utang yang



relative kecil (Bringham & Houston, 2001). 7 Tingkat untuk



pengembalian



yang



membiayai sebagian besar



dengan



dana



yang



dihasilkan



tinggi



memungkinkan



kebutuhan secara



pendanaan



internal. Hal



ini



menunjukkan bahwa profitalitas berpengaruh terhadap struktur modal



perusahaan, semakin tinggi keuntungan yang diperoleh



berarti semakin rendah utang. 5. Risiko Bisnis Risiko



Bisnis



akan



mempersulit



melaksanakan pendanaan eksternal,



perusahaan



sehingga



dalam



secara



teori



akan berpengaruh negatif terhadap leverage perusahaan. D. Pendekatan-Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal Dalam teori struktur modal diasumsikan bahwa perubahan struktur modal berasal dari penerbitan obligasi dan pembelian kembali saham biasa atau penerbitan saham baru. Selanjutnya perlu dikaji bagaimana pengaruh perubahan struktur modal tersebut terhadap nilai perusahaan dan apakah ada pengaruh struktur modal terhadap harga saham perusahaan sebagai pencerminan nilai perusahaan. Apabila ada pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana struktur modal yang optimal bagi perusahaan. Dalam analisis struktur modal ini digunakan beberapa asumsi, yaitu: 7



Eugene F. Brigam dan Joel.Houston, 2006, DasaR-dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta (terjemahan). Hlm.33 Eugene F. Brigam dan Joel. Houston, Op. Cit., 6-7.



-



Tidak ada pajak penghasilan



-



Tidak ada pertumbuhan laba



-



Pembayaran seluruh laba kepada pemegang saham yang berupa dividen



-



Perubahan struktur modal terjadi dengan menerbitkan obligasi dan membeli kembali saham biasa atau dengan menerbitkan saham biasa dan menarik obligasi.8 Adapun dalam pembahasan selanjutnya, untuk menghitung



besarnya biaya modal dalam kaitannya dengan struktur modal dan nilai perusahaan digunakan beberapa rumus sebagai berikut (perlu diingat kembali bahwa biaya modal sama dengan return yang diharapkan oleh investor, sehingga menghitung biaya modal sebenarnya sama dengan menghitung return modalnya) : 1. Rumus pertama untuk menghitung return obligasi :



Dimana : Ki = Return dari obligasi Ki =



I = Bunga hutang obligasi tahunan B = Nilai pasar obligasi yang beredar



2. Rumus kedua untuk menghitung return saham biasa :



Dimana : Ke =



Ke = Return dari saham biasa E = Laba untuk pemegang saham biasa S = Nilai pasar saham biasa yang beredar



3. Rumus ketiga untuk menghitung return bersih perusahaan :



Dimana : 8



Eugene F. Brigam dan Joel.Houston, 2006, DasaR-dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta (terjemahan). Hlm.33 Eugene F. Brigam dan Joel. Houston, Op. Cit., 6-7.



Ko = Return bersih perusahaan (sebesar biaya modal rata-rata minimal).



Ko =



O = Laba operasi bersih V = Total nilai perusahaan9 Perlu diketahui bahwa nilai perusahaan sama dengan nilai pasar obligasi ditambah nilai pasar saham atau V = B + S, sedangkan ko merupakan tingkat kapasitas total perusahaan dan diartikan sebagai rata-rata tertimbang biaya modal. Oleh karena itu ko dapat dirumuskan sebagai berikut :  B   S  ko = ki  + ke    B + S  B + S



Apakah terjadi perubahan ki, ke, dan ko apabila leverage keuangan mengalami perubahan dapat dianalisis dengan beberapa pendekatan, yaitu pendekatan laba operasi bersih, pendekatan tradisional dan pendekatan Modigliani – Militer yang akan dibahas pada sub bab berikut. a. Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net Operating Income Approach) Pendekatan laba operasi bersih dikemukakan oleh David Durand pada tahun 1952. Pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa investor memiliki reaksi yang berbeda terhadap penggunaan hutang perusahaan. Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang bersifat konstan berapa pun tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaan. Dengan demikian, pertama, diasumsikan bahwa biaya hutang konstan. Kedua, penggunaan hutang yang semakin besar oleh pemilik modal senidri dilihat sebagai 9



peningkatan



risiko



perusahaan.



Artinya



apabila



Eugene F. Brigam dan Joel.Houston, 2006, DasaR-dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta (terjemahan). Hlm.33 Eugene F. Brigam dan Joel. Houston, Op. Cit., 6-7.



perusahaan menggunakan hutang yang lebih besar, maka pemilik saham akan memperoleh bagian laba yang semakin kecil. Oleh karena itu tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkatnya risiko perusahaan. Akibatnya biaya modal rata-rata tertimbang akan berubah. 10 b. Pendekatan tradisional (Traditional Approach) Pada pendekatan tradisional diasumsikan terjadi perubahan struktur modal yang optimal dan peningkatan nilai total perusahaan melalui penggunaan financial leverage (hutang dibagi modal sendiri atau B/S) sebagai contoh dapat dijelaskan sebagai berikut : c. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM Aproach) Franco Modigliani dan MH. Miller (disingkat MM) menentang pendekatan tradisional dengan menawarkan pembenaran perilaku tingkat kapitalisasi perusahaan yang konstan. MM berpendapat bahwa risiko total bagi seluruh pemegang saham tidak berubah walaupun struktur modal perusahaan mengalami perubahan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pembagian struktur modal antara hutang dan modal sendiri selalu terdapat perlindungan atas nilai investasi. Yaitu karena nilai investasi total perusahaan tergantung dari keuntungan dan risiko, sehingga nilai perusahaan tidak berubah walaupun struktur modalnya berubah. Asumsi-asumsi yang digunakan MM adalah : -



Pasar modal adalah sempurna, dan investor bertindak rasional



-



Nilai yang diharapkan dari distribusi probabilitas semua investor sama



-



Perusahaan mempunyai risiko usaha (business risk) yang sama



-



Tidak ada pajak Pendapat MM didukung oleh adanya proses arbitrase, yaitu



proses mendapatkan dua aktiva yang pada dasarnya sama dan



10



Eugene F. Brigam dan Joel.Houston, 2006, DasaR-dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta (terjemahan). Hlm.33 Eugene F. Brigam dan Joel. Houston, Op. Cit., 6-7.



membelinya dengan harga yang termurah serta menjual lagi dengan harga yang lebih tinggi. 1) Model Tanpa Pajak Nilai perusahaan yang menggunakan utang



11



akan sama dengan



nilai perusahaanyang tidak menggunakan utang sebagai berikut ini: VL = VU Dimana VL : nilai untuk perusahaan yang menggunakan utang (value for leveraged companies) VU : nilai untuk perusahaan yang tidak menggunakan utang (100% saham 2) Model dengan Pajak Nilai perusahaan dengan utang akan sama dengan nilai perusahaan tanpa



utangplus penghematan pajak karena bunga



utang.Formula untuk pernyataan tersebut yaitu: VL



= VU + Tc.B



= EBIT (1-Tc) + Tc.Kb.B Ko



Kb



Dimana Tc



: tingkat pajak (perusahaan)



B



: besarnya utang



Ks



: tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham



Kb



: tingkat keuntungan utang (tingkat bunga)



Ko : tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham perusahaan tanpa utang EBIT : pendapatan sebelum pajak dan bunga



11



George Foster, 1996, Financial Statemen Analysis, Prentice Hall Internasional Hlm. 65.



3) Model dengan Utang Tahun



1976,



Miller



menyajikan



suatu



teori



struktur



modal yang juga meliputipajak untuk pengasilan pribadi. Pajak pribadi ini adalah pajak penghasilan dari sahamdan pajak pengasilan dari obligasi.Menurut Miller nilai perusahaan yang menggunakan utang, setelah memasukkanpajak personal adalah sebagai berikut :12 VL = VU + {1 – [(1-Tc)(1-Ts)]}B (1-Tb) Dimana : VL VU Tc Ts Tb B



= nilai perusahaan dengan utang = nilai perusahaan tanpa utang = tingkat pajak perusahaan = tingkat pajak pemegang saham = tingkat pajak untuk pemegang utang = utang



d. Financial Distress and Agency Costs Financial mengalami



distress



kesulitan



adalah



kondisi



keuangandan



dimana



terancam



perusahaan



bangkrut.



Jika



perusahaan mengalami kebangkrutan, maka akan timbulbiaya kebangkrutan yang disebabkan oleh : -



Keterpaksaan menjual aktiva dibawah harga pasar



-



Biaya likuidasi perusahaan



-



Rusaknya aktiva tetap dimakan waktu sebelum terjual, dan sebagainya Agency



yang



costs



timbul karena



melibatkan



hubungan



atau biaya



keagenan adalah



perusahaan menggunakan antara



pemilik



hutang



biaya dan



perusahaan (pemegang



saham) dan kreditor. Biaya keagenan ini muncul dari problem keagenan.Jika



12



perusahaan



menggunakan



utang,



George Foster, 1996, Financial Statemen Analysis, Prentice Hall Internasional Hlm. 65.



ada



kemungkinan



pemilik



perusahaan melakukan tindakan yang



13



merugikan kreditor. e. Model Trade-Off



Menurut trade-off teory yang diungkapkan oleh Myers (2001), “Perusahaan akan berhutang



sampai



pada



tingkat



hutang tertentu, dimana penghematan pajak (taxs hields) dari tambahan



hutang sama



dengan



biaya kesulitan



keuangan



(financial distress)” (p.81). Biaya biaya dan



kesulitan



keuangan



(Financial



kebangkrutan (bankruptcy biaya



keagenan (agency



distress)



costs) atau costs)



adalah



reorganization,



yang meningkat akibat



dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan. Trade-off theory dalam menentukan struktur modal



yang



optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric



information



sebagai



imbangan



penggunaan hutang. Tingkat hutang ketika



penghematan



pajak



(tax



yang shields)



dan



manfaat



optimal



tercapai



mencapai jumlah



yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan (costs of financial distress). Trade-off theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan



berpikir



dalam kerangka trade-off antara



penghematan



pajak



dan biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur



modal. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu



akan



berusaha



mengurangi pajaknya dengan



cara meningkatkan rasio hutangnya, sehingga tambahan hutang tersebut akan mengurangi pajak. Dalam berpikir terhadap 13



kenyataannya



jarang



demikian. Donaldson perilaku



struktur



(1961)



manajer



keuangan



melakukan



yang



pengamatan



modal perusahaan di Amerika



George Foster, 1996, Financial Statemen Analysis, Prentice Hall Internasional Hlm. 65.



Serikat. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perusahaanperusahaan



dengan



cenderung



rasio



tingkat



profitabilitas



yang



tinggi



hutangnya rendah. Hal ini berlawanan dengan



pendapat trade-off theory. Trade-off theory tida kdapat menjelaskan korelasi negatif antara tingkat profitabilitas dan rasio hutang. Dengan



biaya



kebangkrutan



yang



besar,



proposisi



MM dengan pajak bisa dimodifikasi sebagai berikut:14 VL = VU + PV Penghematan Pajak – PV Biaya Kebangkrutan Dengan memasukkan biaya keagenan, persamaan



nilai



perusahaan di atas bisa diperluas sebagai berikut: VL = VU + PV Penghematan Pajak – [PV Biaya Kebangkrutan + PV BiayaKeagenan] E. Pengukuran Struktur Modal Dalam



mengukur



struktur



modal



yang



dimiliki



oleh



perusahaan dapat menggunakan rasio leverage. Rasio leverage menurut



Sawir



(2005:13)



adalah



rasio



ini menunjukan



kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban finansialnya



seandainya perusahaan pada saat itu dilikuidasi.



Rasio leverage yang dapat digunakan adalah: 1. Rasio utang atau atau Debt Rasio (debt to total Aet Rasio) Rasio yang dimilki tinggi



hasil



ini memperlihatkan



proposisi



dan seluruh kekayaan persentasenya,



antara kewajiban



yang dimiliki. Semakin



cenderung



semakin besar resiko



keuangan bagi kreditor maupun memegang saham. 2. Rasio Utang Terhadap Ekuitas Atau DER (Debt To Equity Rasio) Rasio ekuitas



ini menggambarkan



dalam



perbandingan



utang dan



pendanaan perusahaan dan menunjukkan



kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajiban. 14



George Foster, 1996, Financial Statemen Analysis, Prentice Hall Internasional Hlm. 65.



3. Rasio Utang Terhadap Beban Bunga Atau TIE (Times Interest Earned) Rasio kemampuan laba



ini



disebut



juga



rasio



pemenuhan kewajiban bunga



opersai (EBIT). Sejauh



mana



tanpa menyebabkan kegagalan



laba



penutup. Mengukur tahunan



dengan



opersai boleh turun



15



dalam pemenuhan kewajiban



membayar bunga pinjamam. 4. Rasio Pernutup Beban Tetap (Fix Change Coverage) Rasio ini mirip dengan rasio TIE. Namun ini lebih lengkap karena dalam rasio ini diperhitungkan seandainya



perusahaan



melakukan



kewajiban



perusahaan



leasing (sewa beli) aktiva



dan memperbolehkan utang jangka panjang berdasarkan kontrak sewa beli.



15



George Foster, 1996, Financial Statemen Analysis, Prentice Hall Internasional Hlm. 65.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri. Modal hal ini



adalah



utang



jangka



panjang



asing



dalam



maupun jangka



pendek. Sedangkan modal sendiri terbagi atas laba ditahan dan penyertaan kepemilikan perusahaan. Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap



posisi finansial



perusahaan, terutama



dengan adanya utang yang sangat besar akan memberikan beban kepada perusahaan. Tujuan manajemen sumber-sumber untuk



dana permanen yang digunakan perusahaan



operasionalnya



perusahaan itu



struktur modal adalah memadukan



yang



sendiri.



optimal



merupakan



adanya



konflik



yang



Konflik



lama



terjadi



akan



memaksimalkan



Pencarian



pekerjaan



struktur yang



mengarah



modal



sangat



kepada



antara pemegang



nilai yang



sulit, karena



biaya saham



agensi. dan



pemegang obligasi dalam penetapan struktur modal optimal suatu perusahaan. Maka



untuk mengurangi



kemungkinan



manajemen menanggung risiko berlebihan atas nama pemegang saham, perlu memasukkan beberapa batasan protektif. Adapun Empat faktor utama yang memengaruhi keputusan struktur modal adalah (1)Risiko bisnis, (2) Posisi Perpajakan, (3)



Fleksibelitas



Keuangan,



dan



(4)Konservatisme atau



keagresifan manajemen. Selain itu, ada beberapa faktor lainnya yang dapat memengaruhi Struktur Modal antara lain struktur aktiva atau



tangibility,



growth



profitabilitas, dan resiko bisnis.



opportunity,ukuran



perusahaan,



Menurut Dr. Dermawan Sjahrial, M.M. (2008:179), Teori Struktur Modal dibagi 2 bagian : Teori struktur modal tradisional yang terdiri dari: 1. Pendekatan Laba Bersih (Net Income Approach) 2. Pendekatan Laba Operasi (Net Operating Income Approach) 3. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach) Teori struktur modal modern yang terdiri dari: 1. Model Modigliani-Miller (MM) Tanpa Pajak 2. Model Modigliani-Miller (MM) Deengan Pajak 3. Model Miller 4. Financial Distress and Agency Cost 5. Model Trade-Off 6. Teori Informasi Tidak Simetris 7. Teori Asimetri Informasi dan SignalingPacking Order Theory Dalam perusahaan leverage



mengukur dapat



menurut



menunjukan



struktur



modal



menggunakan Sawir



yang



dimiliki



oleh



rasio leverage. Rasio



(2005:13) adalah



rasio



ini



kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala



kewajiban finansialnya seandainya perusahaan pada saat itu dilikuidasi. Rasio leverage yang dapat digunakan adalah: 1. Rasio utang atau atau Debt Rasio (debt to total Aet Rasio) 2. Rasio Utang Terhadap Ekuitas Atau DER (Debt To Equity Rasio) 3. Rasio Utang Terhadap Beban Bunga Atau TIE (Times Interest Earned) 4. Rasio Pernutup Beban Tetap (Fix Change Coverage) B. Saran Semoga dalam makalah ini, mahasiswa dapat memahami tentang Analisis Struktur Modal. Mohon maaf atas kesalahan penulisan yang ada di makalah tersebut.



CONTOH SOAL! 1. Suatu perusahaan mempunyai hutang sebesar Rp. 8.000.000,dengan tingkat bunga sebesar 15%. Laba operasi bersih Rp. 8.000.000,- dengan tingkat kapitalisasi total sebesar 20%, dan saham yang beredar sejumlah 10.000 lembar. Maka dari data di atas niolai perusahaan adalah : Keterangan



Nilai



Laba operasi bersih



(O)



Rp. 8.000.000,-



Tingkat kapitalisasi total



(ko)



Nilai total perusahaan



(V)



Rp. 40.000.000,-



Nilai pasar hutang



(B)



Rp. 8.000.000,-



Nilai pasar saham



(S)



Rp. 32.000.000,-



20%



Laba untuk pemegang saham biasa (E)=



O – 1 – 8.000.000 –



(15% x 8.000.000) = Rp.



8.000.000







Rp.



1.200.000 = Rp. 6.800.000 Sehingga tingkat return modal sendiri yang disyaratkan, ke adalah : Ke =



E 6.800.000 = = 21,25% S 32.000.000



Harga saham per lembar =



32.000.000 = Rp.3.200 10.000



Misalnya perusahaan mengganti sebagian modal sahamnya dengan



modal



hutang



sebesar



Rp.



16.000.000,-



sehingga



diperlukan saham sebanyak = Rp. 16.000.000/3.200 = 5.000 lembar saham untuk mendapatkan hutang tersebut. Dengan



demikian jumlah saham beredar sekarang berkurang menjadi 5.000 lembar (10.000 lbr – 5.000 lbr), sehingga nilai perusahaan menjadi : Keterangan



Nilai



Laba operasi bersih



(O)



Rp. 8.000.000,-



Tingkat kapitalisasi total



(ko)



Nilai total perusahaan



(V)



Rp. 40.000.000,-



Nilai pasar hutang



(B)



Rp. 24.000.000,-



Nilai pasar saham



(S)



Rp. 16.000.000,-



20%



Laba untuk pemegang saham biasa (E)=



O–1



= Rp. 8.000.000 – {15% x (Rp. 8.000.000 + Rp. 16.000.000)} = Rp. 8.000.000 – Rp. 3.600.000 = Rp. 4.400.000,Sedangkan untuk return modal sendiri (ke) sebesar : Ke =



E 4.400.000 = = 27,5% S 16.000.000



Harga saham per lembar =



16.000.000 = Rp.3.200 5.000



2. Perusahaan “ABC” pada awal mula berdirinya menggunakan modal hutang obligasi sebesar Rp. 45.000.000,- dengan bunga 5% dan mendapat laba operasi bersih sebesar Rp. 15.000.000,- per tahun. Keuntungan yang disyaratkan dari pemilik sebesar 11% per tahun. Jumlah saham yang beredar 12.750 lembar. Dari data tersebut maka nilai perusahaan akan nampak sebagai berikut : Keterangan



Nilai



Laba operasi bersih



(O)



Rp.



8.000.000,-



Bunga hutang 5%



(I)



Rp.



2.250.000,-



Laba tersedia untuk pemegang saham



(E)



Rp. 12.750.000,-



Keuntungan yang disyaratkan



(ke)



0,11



Nilai pasar saham



(S)



Rp. 115.909.090,-



Nilai pasar hutang



(B)



Rp. 45.000.000,-



Nilai total perusahaan



(V)



Rp. 160.909.090,-



Tingkat kapitalisasi keseluruhan (ko) = 15.000.000/160.909.090 Harga per lembar saham = Rp. 115.909.090/12.750 = Rp.9.090,(dibulatkan). Misalnya perusahaan akan mengganti seluruh modal hutang obligasi dengan saham. Karena nilai obligasi sebesar Rp. 45.000.000,- dengan harga saham per lembar sebesar Rp. 9.090,maka diperlukan sebanyak Rp.45.000.000/9.090 = Rp.4.950 lembar saham. Sekarang, seluruh modal perusahaan merupakan modal sendiri sehingga tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor (modal sendiri) menjadi lebih rendah, misalnya dari 11% menjadi sebesar 10%. Dengan demikian nilai perusahaan dan biaya modalnya sebagai berikut : Keterangan



Nilai



Laba operasi bersih



(O)



Rp. 15.000.000,-



Bunga hutang



(I)



0



Laba tersedia untuk pemegang saham



(E)



Rp. 15.000.000,-



Keuntungan yang disyaratkan



(ke)



0.10



Nilai pasar saham



(S)



Rp. 15.000.000,-



Nilai pasar hutang



(B)



0



Nilai total perusahaan



(V)



Rp. 150.000.000,-



Tingkat



kapitalisasi



keseluruhan



atau



(ko)



=



15.000.000/150.000.000 = 10%, sedangkan harga saham menjadi 150.000.000 / (12.750 + 4.950) = Rp.8.474,58 per lembar. Sehingga harga saham berubah (turun) dari Rp.9.090,- menjadi Rp. 8.474,58,- akibat perubahan struktur modal. Misalkan sekarang ini perusahaan mengganti sahamnya dengan hutang sebesar Rp. 45.000.000,- dari keadaan semula, sehingga



jumlah



hutang



menjadi



Rp.



45.000.000,-



+



Rp.



45.000.000,- = Rp. 90.000.000. Dengan demikian jumlah sahamnya



akan berkurang sejumlah 4.950 lembar lagi. Jadi jumlah sahamnya tinggal 7.800 lembar (12.750 lembar – 4.950 lembar). Karena sekarang proporsi modal asing menjadi lebih besar (dengan kata lain risiko finansialnya menjadi lebih besar), maka mungkin tingkat kapitalisasi modal sendiri menjadi lebih besar, katakanlah menjadi 14%. Dengan kata lain para pemegang saham mensyaratkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi karena menganggap risiko perusahaan meningkat. Tetapi karena risiko yang makin tinggi, maka hutang (obligasi) harus membayar bunga lebih besar, katakanlah menjadi 6%. Dari data tersebut di atas, penilaian terhadap perusahaan akan menjadi : Keterangan



Nilai



Laba operasi bersih



(O)



Rp.



15.000.000,-



Bunga hutang 6%



(I)



Rp.



5.400.000,-



Laba tersedia untuk pemegang saham



(E)



Rp.



9.600.000,-



Keuntungan yang disyaratkan



(ke)



0,14



Nilai pasar saham



(S)



Rp. 68.571.429,-*



Nilai pasar hutang



(B)



Rp.



Nilai total perusahaan



(V)



Rp. 158.571.429,-



90.000.000,-



* Pembulatan Tingkat



kapitalisasi



keseluruhan



adalah



=



O/V



=



15.000.000/158.571.429 = 9,5%. Berarti mengalami kenaikan dibandingkan dengan struktur modal semula sebesar 9,3%. Sedangkan harga pasar sahamnya menjadi = Rp. 68.571.429/7.800 = Rp. 8.791,- per lembar, yang berarti lebih rendah dari harga saham semula sebesar Rp. 9.090,Ada dua perusahaan yang serupa yaitu perusahaan A yang modal seluruhnya merupakan modal sendiri, dengan keuntungan yang disyaratkan sebesar 15%. Perusahaan kedua adalah perusahaan B yang sebagian modalnya berupa obligasi sebesar Rp. 240.000.000,- dengan bunga 12% dan keuntungan yang disyaratkan pemegang saham sebesar 16%. Maka penilaian kedua perusahaan adalah sebagai berikut :



Keterangan Laba operasi bersih



(O)



Perusahaan A (Rp) 80.000.000



Perusahaan B (Rp) 80.000.000



Bunga hutang obligasi



(I)



0



28.800.000



Laba tersedia untuk pemegang saham



(E)



80.000.000



51.200.000



Keuntungan yang disyaratkan



(ke)



0,15



0.16



Nilai pasar saham



(S)



533.333.333*



320.000.000



Nilai pasar hutang



(B)



0



240.000.000



Nilai total perusahaan



(V)



533.333.333*



560.000.000



Tingkat kapitalisasi keseluruhan (ko) : Perusahaan A = Rp. 80.000.000/Rp. 533.333.333 = 15% Perusahaan B = Rp. 80.000.000/Rp. 560.000.000 = 14,3% Misalnya seorang investor memiliki sejumlah 5% saham di perusahaan B, maka langkah-langkah yang dilakukan investor tersebut adalah sebagai berikut : 1) Menjual saham perusahaan B untuk mendapatkan dana sebesar Rp. 16.000.000 yaitu dari 5% x Rp. 320.000.000,2) Meminjam dana Rp. 12.000.000,- yaitu dari 5% x Rp. 240.000.000 dengan bunga 12% sehingga total dana = Rp. 16.000.000,- + Rp.12.000.000 = Rp. 28.000.000,3) Membeli 5% saham perusahaan A seharga 26.666.666,65 (dibulatkan 26.666.667) yaitu dari 5% x Rp. 533.333.333 Sebelum transaksi di atas dilakukan, investor tersebut mengharapkan



keuntungan



investasinya



dari



perusahaan



B



sebesar 16% dari nilai investasi Rp. 16.000.000 yaitu sebesar = 16% x Rp. 16.000.000,- = Rp. 2.650.000,- Sedangkan keuntungan yang ia harapkan dari perusahaan A sebesar 15% dari investasi sebesar Rp. 26.666.667, yaitu sama dengan 15% x Rp. 26.666.667 = Rp. 4.000.000,p. Dengan keuntungan ini investor harus mengurangi



sebagian



keuntungan



untuk



membayar



pinjaman, sehingga keuntungan bersihnya adalah :



bunga



Keuntungan investasi dari perusahaan A



=Rp. 4.000.000,-



Bunga yang harus dibayar (12% x 12.000.000) =Rp. 1.440.000,Keuntungan bersih



=Rp. 2.560.000,-



Keuntungan bersih sebesar Rp.2.560.000,- sama dengan keuntungan investasi pada perusahaan B. Tetapi pengeluaran kas untuk investasi perusahaan A hanya sebesar Rp. 14.666.667 (dari Rp. 26.666.667 – Rp. 12.000.000) dibandingkan pengeluaran kas untuk investasi pada perusahaan B sebesar Rp. 16.000.000,-



DAFTAR PUSTAKA Weston, J Fred and Thomas E. Copeland, 1986, Manajemen Keuangan, Terjemahan, Edisi kedelapan, Jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta (terjemahan).Hlm. 68 Eugene F. Brigam dan Joel.Houston, 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta (terjemahan). Hlm.33 Eugene F. Brigam dan Joel. Houston, Op. Cit., 6-7. George Foster, 1996, Financial Statemen Analysis, Prentice Hall Internasional Hlm. 65.