Makalah Anatomi Daun [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah S.W.T yang telah memberikan karunia-Nya sehingga,kami dapat menyusun makalah yang berjudul”Anatomi Daun” dengan baik. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Teknologi Informasi yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.Sehingga, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,untuk kesempurnaan makalah di masa yang akan datang.Semoga makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan bagi para pembaca.



Kendari,



i



Januari 2018



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................................................ i DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR............................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 4 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5 1.3 Tujuan Makalah......................................................................................................... 5 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 6 2.1 Pengertian Daun ....................................................................................................... 6 2.2 Fungsi Daun ............................................................................................................... 7 2.3 Struktur Luar Daun dan Struktur Dalam Daun .......................................................... 7 2.3.1 Struktur Morfologi Bagian Luar Daun ................................................................ 7 2.3.2 Struktur Anatomi Bagian Dalam Daun ............................................................... 8 2.3.3 Struktur Anatomi Daun Dewasa ...................................................................... 10 2.3.4 Struktur Anatomi Daun Dalam Lingkungan Khusus ......................................... 11 2.4 Jaringan Pokok Penyusun Daun .............................................................................. 13 2.5 Perbedaan Daun Monokotil dan Daun Dikotil ........................................................ 15 2.6 Proses Pembentukan Daun ..................................................................................... 17 2.7 Proses Pengguguran Daun (Absisi) ......................................................................... 18 BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 21 3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 21 3.2 Saran ....................................................................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 22



ii



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.2.1 (tumbuhan cocor bebek) ............................................................................... 7 Gambar 2.3.1 ( anantomi daun ) ......................................................................................... 9 Gambar 2.5.1 ( daun monokotil ) .................................................................................. 16 Gambar 2.5.2 ( daun dikotil) ............................................................................................. 17



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian yang lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekkatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuhtumbuhan nampak hijau pula. Sehingga secara tidak langsung manusia juga dapat mengetahui batapa penting dan gunanya tumbuh-tumbuhan dalam hidup. Pada lingkungan informal manusia secara umum mengetahui bentuk dari daun, namun pada lingkungan ini manusia tidak mengetahui dan mengenal daun secara spesifik. Tapi pada lingkungan formal, manusia dapat mengenal dan mengetahui pentingnya daun pada tumbuhan secar spesifik, sehingga proses pembelajaran dari setiap lembaga formal yang time scedokan, harus banyak mengarah pada kagiatan penelitian dan praktikum sehingga proses pedalaman materi pada bidang-bidang tertentu selalu ada. Bagian tumbuhtumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya



4



menjadi energi kimia. Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air.



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan daun ? 2. Apa fungsi daun ? 3. Bagaimana struktur morfologi luar daun dan struktur anatomi dalam daun ? 4. Apa saja jaringan pokok penyusun daun ? 5. Bagaimana perbedaan daun monokotil dan dikotil ? 6. Bagaimana proses pembentukan daun itu ? 7. Bagaimana proses pengguguran daun ?



1.3 Tujuan Makalah 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan daun. 2. Utuk mengetahui struktur luar dan struktur dalam daun. 3. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari daun. 4. Untuk mengetahui jaringan pokok penyusun daun. 5. Untuk mengetahui perbedaan daun monokotil dan dikotil. 6. Untuk mengetahui terjadinya proses pembentukan daun. 7. Untuk mengetahui terjadinya proses pengguguran daun.



5



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Daun Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumny berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. Daun yang mempunyai helaian daun (lamina) umumnya menampilkan secara jelas spesialisasinya sebagai struktur fotosintesis pada laminanya. Daun terdiri atas sistem kulit, sistem vascular, dan sistem jaringan dasar. Karena daun umumnya mengalami pertumbuhan sekunder maka epidermis tetap sebagai penyusun sistem kulit. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).



6



2.2 Fungsi Daun a.



Tempat terjadinya fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.



b.



Sebagai organ pernapasan. Di daun terdapat stomata yang berfungsi sebagai organ respirasi.



c.



Tempat terjadinya transpirasi.



d.



Alat perkembangbiakan vegetatif, misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas daun).



Gambar 2.2.1 (tumbuhan cocor bebek)



2.3 Struktur Luar Daun dan Struktur Dalam Daun 2.3.1 Struktur Morfologi Bagian Luar Daun 1. Daun sempurna tersusun dari 3 bagian, yaitu: a) Pelepah daun mendudukkan daun pada batang. b) Tangkai daun (petiolus) menghubungkan pelepah atau batang dengan helai daun. c) Helai daun (lamina) merupakan bagian terpenting dari kebanyakan daun karena di sinilah fungsi utama daun sebagai organ fotosintetis paling dominan bekerja. Bentuk helai daun



7



sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. 2. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. 3. Permukaan daun dapat ditumbuhi oleh rambut-rambut kecil. 4. Di antara pangkal daun atau tangkai daun seringkali dihiasi dengan daun penumpu. 5. Pada daun rumput-rumputan, di bagian perbatasan helai dan pelepah seringkali dihiasi lidah-lidah (ligula). 6. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air. 7. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya



yang energinya



diambil



dalam



fotosintesis. Daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). 2.3.2 Struktur Anatomi Bagian Dalam Daun 1. Epidermis, yang merupakan lapisan sel hidup terluar. Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis bawah. Fungsinya untuk melindungi jaringan yang terdapat dibawahnya. 2. Jaringan mesofil yang terbagi menjadi 2 yaitu: a. Jaringan tiang (jaringan palisade), yaitu jaringan yang mengandung banyak kloroplas yang berfungsi dalam proses pembuatan makanan. Salah satu cirri jaringan ini yaitu selselnya berbentuk selinder dan tersusun rapat.



8



b. Jaringan bunga karang (jaringan spons), yaitu jaringan yang lebih berongga bila dibandingkan dengan jaringan palisade. Fungsinya sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. 3. Berkas pembuluh angkut yang terbagi menjadi 2 yaitu: a. Xilem (Pembuluh Kayu) yang pada akar berfungsi untuk mengangkut air dan mineral menuju daun, sedangkan pada batang dan fungsi xylem itu sebagai sponsor penegak tumbuhan. b. Floem (Pembuluh Tapis) yang berfungsi untuk mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. 4. Jaringan tambahan pada daun yang meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat pada mesofil daun, misalnya sel-sel Kristal dan kelenjar. 5. Stomata, yang berfungsi organ respirasi. Dimana stomata mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis dan mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis.



Gambar 2.3.1 ( anantomi daun )



9



2.3.3 Struktur Anatomi Daun Dewasa 1. Epidermis dan derivatnya, epidermis yang terdapat di permukaan atas maupun bawah, umumnya terdiri dari selapis sel, tetapi ada pula yang terdiri dari beberapa lapis sel (epidermis ganda) misalnya pada Ficus, Nerium dan Piper. Bila epidermis bawah berlapis banyak maka maka terdapat ruang substomata, stomata sebagai derivat epidermis terdapat di kedua permukaan daun (yang disebut daun amfistomatik) tetapi pada daun terapung stomata hanya terdapat di bagian atas (daun epistomatik). Sel-sel epidermis daun tidak mengandung kloroplas, kecuali pada sel penutup, modifikasi epidermis yang lain ialah sel kipas terdiri dari sederet sel yang lebih besar dari epidermis normal dengan dinding tipis dan vakuola besar 2. Mesofil, sebagai jaringan dasar yang terletak antara epidermis atas dan epidermis bawah serta antara berkas pengangkut yang berdiferensiasi menjadi 2 bentuk yaitu palisade atau jaringan tiang dan jaringan bunga karang. Sel jaringan tiang bentuknya silindris, tegak pada permukaan daun, selapis atau lebih, rapat satu sama lain dan mengandung banyak kloroplas sedangkan jaringan bunga karang tersusun oleh sel-sel yang tak teratur, berdinding tipis, lepas dan mengandung kloroplas yang sedikit dibandingkan dengan jaringan tiang. Misalnya pada rumput itu mesofilnya tidak berdiferensiasi menjadi jaringa tiang dan jaringan bunga karang tetapi tersusun atas jaringan parenkim yang struktur dan ukurannya seragam. 3. Sistem jaringan berkas pengankut, membentuk bangunan kompleks



yang



disebut



tulang



daun.



Pada



tumbuhan



Dicotyledoneae mempunyai satu ibu tulang daun dan cabangcabang



membentuk



jala,



sedangkan



pada



tumbuhan



Monocotyledoneae tulang daun berderet sejajar sumbu daun dan



10



dihubungkan oleh berkas-berkas kecil, fungsi tulang daun untuk mentransfor air serta zat hara dari tanah dan menyebarkan hasil fotosintesis ke bagian tubuh yang lain sehingga struktur jaringan pengangkut harus dapat mencapai semua sel mesofil yang terlibat dalam fotosintesis. Di dalam berkas pengangkut xylem selalu berada di atas floem karena tulang daun merupakan kelanjutan dari tangkai daun yang berasal dari batang. 4. Sistem jaringan penguat, berbagai jaringan penyusun daun dapat berfungsi sebagai penguat. Pertama adalah epidermis yang strukturnya yang dengan adanya kutikula dan kolenkim yang terdapat di bawah epidermis pada tulang daun dan tepi daun, tulang daun yang besar itu juga mengandung serabut sklerenkim. 5. Kelenjar, struktur kelenjar yang berfungsi pada pengeluaran air serta senyawa-senyawa lain. Kelanjar biasanya terdapat diujung berkas pengangkut berupa sekelompok parenkim padat dikelilingi epithelium yang bersifat kelenjar, letak kelanjar di dalam daun atau tangkai daun yang dipakai sebagai tanda taksonomi sedangkan kelenjar madu banyak terdapat pada tangkai daun atau stipula dan kelenjar minyak atsiri terdapat pada mesofil misalnya pada daun jeruk dan daun Eucalyptus, dan kelenjar yang mengeluarkan air terdapat di ujung trakeid terdiri dari parenkim yang longgar tanpa kloroplas disebut epitem dan dikelilingi oleh epidermis. 2.3.4 Struktur Anatomi Daun Dalam Lingkungan Khusus 1. Hidrofit, Struktur anatomi tumbuhan hidrofit kurang beragam dibandingkan



dengan



tumbuhan



xerofit.



Faktor



yang



mempengaruhi struktur tumbuhan air atau hidrofit ini biasanya bergantung pada suhu, air,konsentrasi dan komposisi garam dalam air. Tumbuhan air mempunyai sedikit jaringan penyokong dan pelindung, jumlah jaringan pembuluh sedikit, xilem



11



mengecil, dan mempunyai ruang udara. Epidermis tumbuhan air tidak



berfungsi



untuk



perlindungan,



tetapi



lebih



untuk



pengeluaran zat makanan, senyawa air, dan pertukaran gas. Beberapa tumbuhan air memiliki sekelompok sel yang disebut dengan



hydropotes,



yang



berfungsi



untuk



memudahkan



pengangkutan air dan garam ke luar dan ke dalam tumbuhan. Contoh tumbuhan Hidrofit (Ranunculus aquatilis). 2. Xerofit, adalah tumbuhan yang hidup di daerah yang sangat kering seperti di gurun yang membuat transpirasinya dapat turun sampai minimum di bawah kondisi kekurangan air. Maka dari itu untuk tetap bertahan hidup di daerah yang kering seperti itu, struktur atau anatomi daun tumbuhan tersebut pun beradaptasi menjadi lebih khas. Daun xeromorf berukuran kecil dan pada umumnya tertutupi oleh trikoma yaitu jaringan penyimpan air pada daun di balik trikoma inilah stomatanya berada. Trikoma ini selain berfungsi sebagai pelindung atau mengurangi dari gangguan predator juga berfungsi dalam mengurangi penguapan. Faktor lingkungan memengaruhi pembentukan kutikula. Penutupan ini diakibatkan karena sel penutup stomata oleh massa yang mengandung resin atau oleh lapisan lilin. Seperti pada Rumex acetosella resin serta lapisan lilin yang terbentuk dalam epidermis dan sel di sekeliling tulang daun pada kondisi musim panas. Jaringan penyimpan air pada tumbuhan xerofit terdiri atas sel besar dengan vakuola besar berisi cairan sel yang mengandung lendir. Sel ini mempunyai sitoplasma tipis yang menempel pada dinding sel dan kloroplasnya tersebar. Tekanan osmosis pada sel fotosintesis lebih tinggi daripada sel yang bukan untuk fotosintesis. Apabila air berkurang, maka tumbuhan xerofit mendapat air dari jaringan penyimpan air ini. Contoh dari xeromorf (Atriplex portulacoides).



12



3. Mesofit dalam intensitas cahaya yang berbeda, struktur daun mesofit itu juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya, sehingga adanya daun dalam terang dan daun dalam teduh. Umunya daun dalam terang lebih tebal dan mengalami diferensiasi dari pada daun dalam teduh dengan trikoma yang lebih banyak tetapi ukuran daunnya lebih sempit, daun dalam teduh selain lebih lebar dengan tulang daun yang renggang karena mesofilnya terdiri dari jaringan bunga karang yang sangat lepas.



2.4 Jaringan Pokok Penyusun Daun Adapun jaringan pokok penyusun daun terdiri dari 3 sistem pada daun yaitu: a. Sistem kulit (dermal system atau epidermis ) Tersusun oleh epidermis, baik pada permukaan atas maupun pada permukaan bawah daun. b. Sistem jaringan dasar, terdapat mesofil daun yang kadang-kadang terdiferendiasi ke dalam palisade dan spons. Apabila palisade terdapat pada kedua permukaan daun disebut isolateral atau isobilateral. c. Sistem jaringan pembuluh, terdiri dari xilem dan floem , xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garaman yang diserap akar dari dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis). Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan. Sedangkan anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian : 1. Epidermis, merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas da epidermis bawah. Untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal jumlah lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, penampilan, dan susunan trikoma, serta adanya sel khusus. Di antara sel epidermis terdapat sel penjaga yang membentuk stomata yang merupakan suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup



13



yang berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berlainan dengan epidermis. Adapun fungsi stomata yaitu : 1) Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis, 2) Sebagai jalan penguapan (transpirasi) dan 3) Sebagai jalan pernafasan (respirasi). 2. Mesofil, yang terdiri atas jaringan parenkim yang terdapat di sebelah dala epidermis.



Mesofil



mengalami



diferensiasi



membentuk



jaringan



fotosintetik yang berisi kloroplas. Pada kebanyakan tumbuhan terdapat dua jeni parenkim dalam mesofil, yaitu parenkim palisade dan parenkim spons. Sel palisade terdapat di bawah epidermis unilateral (selapis) atau multilateral (berlapis banyak).Seringkali terdapat hipodermis di antara epidermis dan jaringan palisade. Sel parenkim palisade tersusun atas satu atau lebih lapisan, dan jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya dapat berbentuk bermacam-macam. Kekhususannya adalah adanya lobus (rongga) yang terdapat antara sel satu dan lainnya, ciri khas jaringan spons adalah adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung antar sel. 3. Jaringan pembuluh, yang terletak pada jaringan spons. Jaringan pembuluh pada daun merupakan kelanjutan dari jaringan pembuluh pada batang. Ada dua jenis pembuluh yaitu xylem yang berperan untuk mengangkut air dan mineral yang diserap akar dari tanah menuju daun dan floem yang berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Sistem jaringan pembuluh tersebar di seluruh helai daun dan dengan demikian menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil, Terdapat dua macam pola yakni sistem tulang daun jala dan sistem tulang daun sejajar. Sistem tulang daun jala merupakan sistem bercabang. Pada sistem ini, tulang daun lebih halus, secara bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang tebal. Sedangkan istilah sejajar bagi jalannya berkas pembuluh dalam sistem tulang daun sejajar hanyalah sebagai pendekatan saja, karena berdasarkan atas ujung dan pangkal daun semua berkas itu akan bertemu di satu titik.



14



2.5 Perbedaan Daun Monokotil dan Daun Dikotil 1. Daun Monokotil Tumbuhan berkeping biji tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari duakelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga. Daun tumbuhan monokotil beragam dalam bangun dan struktur, dan beberapa mirip dengan daun dikotil.daun monokotil terdiri atas tangkaian dan helaian daun , namun kebanyakan berdiferensiasi menjadi helaian dan pelepah, dan helaiannya berupa relatif sempit. Secara tipikal tulang daun sejajar, daun monokotil ini terdiri dari jaringan epidermis, mesofil dan berkas vaskuler. Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan pada tumbuhan dikotil yaitu sistem jaringan dasarnya (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang, tidak demikian halnya pada monokotil. Adapun struktur daunmonokotil memiliki : · Epidermis dan kutikula, terletak pada Lapisan permukaan atasdan bawah daun. Jaringan ini berfungsi melindungi lapisan sel di bagian dalam dari kekeringan dan mencegah penguapan air melalui permukaan daun. · Stomata, terletak berderet di antara urat daun. Berfungsi sebagai jalan masuk dan keluarnya udara. · Mesofil, terletak pada cekungan di antara urat daun. Berfungsi Membuat zat makanan melalui fotosintesis. · Urat daun, terletak pada helai daun. Berfungsi sebagai transportasi zat. Struktur daun



15



Gambar 2.5.1 ( daun monokotil )



2. Daun Dikotil Tumbuhan berbiji belah atau tumbuhan berkeping biji dua adalah segolonga tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas yang sama dengan memiliki sepasang daun lembaga (kotiledon:daun yang terbentuk pada embrio) berbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji sebagian besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua. Umumnya daun dikotil mesofilnya tidak berdiferensiasi, jaringan palisade tidak ada atau perkembangannya sedikit, volume antar selnya besar, daunnya tipis, epidermis berkutikula tipis, stomata sejajar epidermis atau agak menonjol. Jaringan penguat pada daun dikotil adalah kolenkim atau skelenkim dan jaringan pembuluh juga merupakan jaringan penyokong dari helai daun. Kolenkim terdapat sepanjang tulang daun yang besar dibagian atas dan bagian bawahnya serta dibagian xylem dan floem yang tak berfungsi untuk penghantar sedangkan klerenkima terdapat dalam bentuk seludang pembuluh atau sklereida dalam mesofil. Adapun struktur daun dikotil memiliki :· Jaringan epidermis, terdiri dari satu lapis sel kecuali tanaman ficus (karet), lapisan epidermis tumbuhan dikotil berfungsi melindungi lapisan sel di bagian dalam dari kekeringan dan menjaga bentuk daun agar tetap



16



· Jaringan kutikula, merupakan penebalan dari zat kutin, letaknya melapisi permukaan atas dan bawah daun. Zat kutin pada kutikula berfungsi mencegah penguapan air melalui permukaan daun · Stomata, melapisi permukaan atas dan bawah daun, berfungsi sebagai jalan masuk dan keluarnya udara serta sebagai sel penjaga sebagai pengatur membuka dan menutupnya stomata. · Rambut dan kelenjar, yang berfungsi sebagai alat pengeluaran · Mesofil, terletak diantara lapisan epidermis atas dan bawah, berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis - Urat daun, terletak pada helai daun, berfungsi sebgai transportasi zat



· Gambar 2.5.2 ( daun dikotil)



2.6 Proses Pembentukan Daun Daun baru berkembang dari primordial daun yang dibentuk pada meristem apeks. Setiap primordial daun terbentuk pada bagian panggul meristem apeks pucuk. Ketika primordial daun baru terbentuk, primordial daun sebelumnya (yan lebih tua) telah melebar secara progresif, sebagai akibat aktifitas meristem di dalam daun itu sendiri. Interval waktu antara pembentukan primordial daun sebelumnya



dengan primordial



daun



berikutnya pada meristem apeks disebut plastokron. Primordial daun pada



17



tumbuhan dikotil biasanya terbentuk pada sebagian kecil dari diameter meristem apeks pucuk, sedangkan pada tumbuhan monokotil, primordial daun terbentuk dan berkembang pada sekeliling meristem apeks pucuk. Jadi, daun dikotil yang sangat muda tampak berbentuk seperti pasak, sedangkan daun monokotil tampak seperti kerah baju yang menutupi seluruh apek pucuk. Primordial daun akan terus berkembang ukurannya secara berangsurangsur sehingga mencapai ukuran dan bentuk tertentu. Bertambahnya ukuran daun terjadi sebagai akibat bertambahnya jumlah sel yang diikuti dengan penambahan ukuran sel. Pembelahan sel berbeda-beda pada daerah tertentu dari meristem daun, sehingga terjadi aktifitas diferensial dari meristem daun yang menyebabkan terbentuknya bentuk-bentuk daun yang berbeda. Pada awal perkembangan daun, aktifitas meristem daun menyebabkan terjadinya perpanjangan daun. Perpanjangan daun berikutnya terjadi sebagai akibat aktifitas meristem interkalar. Pelebaran daun (bifacial/dorsoventral) terjadi bila meristem tepi daun aktif melakukan pembelahan sel. Bila aktifitas meristem tepi tersebut terbatas hanya pada daerah-daerah tertentu saja, maka akan terbentuk daun yang berbagi menyirip atau majemuk menyirip. Jadi, pada dasarnya bentuk daun sangat tergantung dari



perkembangannya,



terutama



pembelahan



dan



pembesaran



sel.



Perkembangan daun seperti inilah yang merupakan dasar bagi terbentuknya basal daun, ujung daun, tepi daun, dan bentuk geometri daun yang berbedabeda.



2.7 Proses Pengguguran Daun (Absisi) Peristiwa gugurnya dedaunan tumbuhan tampak seperti kejadian alam biasa. Abscission adalah suatu proses yang dilakukan tumbuhan untuk memisahkan dan membuang’ organ tumbuhan seperti dedaunan, kelopak bunga, bunga dan buah yang tidak lagi diperlukan tumbuhan atau yang terserang penyakit. Absisi yang terjadi pada daun dan buah merupakan contoh senesen yang jelas. Pembelahan sel yang disebut daerah absisi, berkembang dekat pengkal tangkai daun, sehingga sejumlah dinding sel yang melintang



18



tegak lurus terhadap sumbu panjang tangkai daun terbentuk. Pektinase dan selulase dirangsang pembentukannya pada sel-sel di daerah absisi, hubungan ikatan pembuluh yang terputus akan tersumbat dengan dibentuknya tilosa (tylose), yaitu suatu zat sejenis “gum” dan dilapisi sel-sel gabus. Dalam proses ini dua peristiwa terlibat, yaitu pembelahan sel dan induksi hirdulose. Kedua proses ini merupakan proses metabolisme yang aktif dan oleh karenanya merupakan bagian yang terprogram dalam perkembangan tumbuhan. Menurut John Walker, kepala the MU Interdisciplinary Plant Group di the Christopher S. Bond Life Sciences Center, tumbuhan menggugurkan organnya karena dedaunan tua, misalnya, digugurkan guna membantu daur ulang zat-zat makanan, sementara buah-buahan yang telah masak rontok dan jatuh ke bawah guna membantu penyebaran benih. Juga, bagian-bagian bunga yang terkena penyakit sengaja digugurkan dan dibuang oleh tumbuhan. Hal ini sengaja dilakukan untuk mencegah penjalaran penyakit. Demikianlah gugurnya daun, bunga, buah itu adalah peristiwa besar yang melibatkan pengaturan rumit gen-gen tumbuhan. Tanpa pengguguran ini, takkan ada daur ulang zat gizi, takkan ada penyebarluasan biji dan takkan ada pencegahan perluasan penyakit. Jika kesemua proses ini terhenti, tumbuhan pada akhirnya akan punah. Daun gymospermae dan Dicotyledoneae umumnya sebelum mati gugur dulu sebagai akibat adanya perubahan di panggal tangkai atau helaian daun, bagian tanggai dinamakan daerah pengguguran yang merupakan bagian paling lemah dari tangkai daun, di tempat tersebut diameter berkas pengangkut lebih kecil dari bagian lain dan juga tidak mengandung kolenkim maupun sklerenkim. Sebelum daun gugur terjadinya lapisan pemisah pada daerah pengguguran tersebut dimana sel parenkim di daerah itu membelah menjadi sel yang lebih kecil, pipih, mengandung tepung dan plasmanya kental. Sel-sel penyusun lapisan ini dindingnya larut atau bahkan seluruh selnya hancur sehingga daun gugur akibat tenaga mekanis atau gravitasi.



19



Sedangkan lapisan pemisah yang tersisadi batang akan membentuk lapisan pelindung dapat berupa jaringan pelindung primer maupun pelindung sekunder berupa periderm.



20



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Daun merupakan organ tumbuhan yang memiliki peran penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, Secara anatomi jaringan penyusun daun terdiri atas jaringan epidermis, jaringan dasar, jaringan pengangkut, dan jaringan penyokong. Berdasarkan letak jaringan palisade, daun terbagi atas dua tipe, yaitu daun isobilateral (jaringan palisade berada dikedua sisi,di lapisan atas dan bawah ) dan daun dorsiventral (jaringan palisade berada pada satu sisi lapisan saja ). Pada tumbuhan Dicotyledoneae, dapat dibedakan antara jaringan palisade dengan jaringan bunga pagar. Sedangkan, pada tumbuhan Monocotyledoneae, tidak dapat dibedakan antara jaringan palisade dengan jaringan bunga pagar, yang terlihat hanya jaringan parenkim. Dan daun memiliki banyak fungsi yaitu sebagai tempat fotosintesis, tempat terjadinya respirasi dan sebagai organ pernapasan.



3.2 Saran Dalam mempelajari anatomi tumbuhan, diperlukannya pengetahuan yang cukup baik mengenai berbagai jenis tumbuhan dan morfologinya, untuk mempermudah mempelajari struktur anatominya.



21



DAFTAR PUSTAKA Ahmad yusna. 2005. Mata K. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung uliah Anatomi Tumbuhan. UNG : Jurusan Biologi Dwidjoseputro, D. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia. Hidayat, Estiti B. 1995: Penerbit ITB. http://www.pusatbiologi.com/2013/03/struktur-anatomi-daun-dikotil-dan.html http://www.astalog.com/2674/struktur-anatomi-daun-dan-fungsinya.htm Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar – Dasar Anatomi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Pers



22