Makalah Anatomi Fisiologi Kelompok 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI “ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL”



Dosen Pengampu : Ismansyah, S.Kp. M.Kep



Disusun Oleh : Aji Rizky Anandhito



(P07220221002)



Desi Asri Rahmawati



(P07220221016)



Kamila Azizah Rayhani



(P07220221025)



Radina Syaidina Aliyah



(P07220221035)



Shendy Maulita Yusnanda (P07220221041) Tingkat 1 STr Kep POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR PRODI SARJANA TERAPAN PERAWAT + PROFESI NERS 2021



KATA PENGANTAR



DAFTAR ISI



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata anatomi berasal dari bahasa Yunani (Greek) yang secara makna harfiah diartikan sebagai “membuka suatu potongan”. Anatomi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagian dalam (internal) dan luar (external) dari struktur tubuh manusia dan hubungan fisiknya dengan bagian tubuh yang lainnya, sebagai contohnya adalah mempelajari organ uterus dan posisinya dalam tubuh. Anatomi secara harfiah juga diterjemahkan pada Bahasa Latin, dari susunan kata “Ana” adalah bagian, memisahkan dan “Tomi” adalah irisan atau potongan. Sehingga anatomi dapat juga dimaknai sebagai ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh baik secara keseluruhan maupun bagian-bagin serta hubungan alat tubuh yang satu dengan yang lain. Kata physiology juga berasal dari bahasa Yunani (Greek) yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana suatu organisme melakukan fungsi utamanya. Sebagai contoh yaitu seseorang yang ingin mempelajari fisiologi tentang bagaimana uterus bisa membesar saat kehamilan atau mengapa dinding uterus berkontraksi pada saat persalinan. Fisiologi secara makna kata dari Bahasa Latin, berasal dari kata Fisis (Physis) adalah alam atau cara kerja. Logos (Logi) adalah ilmu pengetahuan. Maka fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan atau fungsi dari tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian dari alatalat tubuh dan fungsinya. Anatomi fisiologi adalah dua hal yang berkaitan erat satu dengan yang lainnya baik secara teoritis maupun secara praktikal, sehingga muncul suatu konsep yaitu “semua fungsi yang spesifik dibentuk dari struktur yang spesifik”. Sistem muskuloskeletal terdiri dari kata muskulo yang berarti otot dan kata skeletal yang berarti tulang. Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-otot tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah myologi. Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh, yang terdiri dari tulang dan sendi. Ilmu yang mempelajari



tentang skeletal atau osteo tubuh adalah osteologi. Muskulus (muscle) otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik atau gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka, sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan. Otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakkan tulang. semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Otot membentuk 40-50% berat badan, kira-kira sepertiganya merupakan protein tubuh dan setengahnya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja anatomi sistem muskuloskeletal ? 2. Bagaimana fisiologi sistem muskuloskeletal (eksitasi, kontraksi, relaksasi) ? 3. Apa saja fisiologi dari persendian ? 4. Bagaimana fisiologi jaringan penyokong ? 5. Bagaimana pertumbuhan dan metabolisme tulang ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui sistem muskuloskeletal 2. Untuk mengetahui bagaimana fisiologi dari sistem muskuloskeletal (eksitasi, kontraksi, relaksasi) 3. Untuk mengetahui fisiologi persendian 4. Untuk mengetahui fisiologi jaringan penyokong 5. Untuk mengetahui pertumbuhan dan metabolisme tulang



D. Manfaat 1. Menambah pengetahuan mengenai system musculoskeletal 2. Dapat memahami bagaimana fisiologi atau fungsi dari berbagai system musculoskeletal 3. Dapat memahami materi fisiologi persendian dengan baik 4. Dapat memahami materi fisiologi jaringan penyokong dengan baik 5. Dapat memahami dengan jelas dan memanfaatkan ilmu yang didapat dari materi pertumbuhan tulang. E. Sistematika Penulisan Bab I terdiri dari Pendahuluan : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat dan Sistematika Penulisan. Bab II terdiri dari Telaah Pustaka : Bab III terdiri dari Pembahasan : Bab IV terdiri dari Penutup : Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka



BAB II TELAAH PUSTAKA A. Landasan Teori Anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal merupakan suatu sistem otot rangka atau otot yang melekat pada tulang yang terdiri atas otot-otot lintang yang sifat gerakannya dapat diatur (volunter) yang secara umum berfungsi sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan pergerakan bagian-bagian tubuh atau berjalan 2. Mempertahankan sikap tertentu karena adanya kontraksi otot secara lokal yang memungkinkan kita mengambil sikap berdiri, duduk, jongkok, dan sikap lainnya 3. Menghasilkan panas karena proses-proses kimia dalam otot yang dapat digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh. Otot skeletal secara sukarela dikendalikan oleh saraf pusat dan perifer (Guyton & Hall, 2008). Otot skeletal atau otot lurik berperan dalam gerakan tubuh dan produksi panas. Otot seling oleh tendon ke tulang, jaringan ikat, dan kulit. Otot tubuh tersusun oleh kelompok sel otot yang terbungkus dalam jaringan fibrus epimisium. B. Definisi Anatomi Anatomi berasal dari kata anatomy berasal dari bahasa Yunani (Greek) yang diartikan sebagai “membuka suatu potongan”. Maka dari itu, anatomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari bagian dalam (internal) maupun luar (external) dari struktur tubuh manusia dn hubungan fisiknya dengan bagian tubuh yang lainnya. Dalam bahasa Latin, anatomi merupakan gabungan dari kata “Ana” yaitu bagian dan “Tomi” yang diartikan sebagai irisan atau potongan. Sehingga anatomi juga dapat dimaknai sebagai ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan susunan tubuh baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang satu dengan yang lainnya.



C. Klasifikasi Anatomi Berdasarkan aspeknya, anatomi terdiri dari 2 bagian, yaitu: 1. Anatomi Mikroskopik Merupakan ilmu yang mempelajari suatu struktur yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Bentuk pemeriksaan anatomi ini adalah pemeriksaan sitology dan histology. Sitology mempelajari suatu sel secara individual sedangkan histologi mempelajari suatu jaringan. 2. Anatomi Makroskopik Merupakan ilmu yang mempelajari suatu struktur besar yang dapat dilihat dengan mata telanjang, antara lain yaitu anatomi permukaan berdasarkan



ciri-ciri



dari



permukaannya,



anatomi



regional



berdasarkan fokus pada area tertentu, anatomi sistemik mempelajari organ



secara



sistem



pencernaan,



sistem



reproduksi,



sistem



kardiovaskuler dan lainnya, serta anatomi perkembangan mempelajari perubahan tubuh dari sudut pandang struktur. D. Definisi Fisiologi Fisiologi berasal dari kata physiology yang juga berasal dari bahasa Yunani yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana suatu organisme melakukan fungsi utamanya. Tak hanya itu, fisiologi juga berasal dari kata “Fisis” (Physis) yang memiliki arti alam atau cara kerja dan kata “Logos” (Logi) berarti Ilmu pengetahuan. Maka dari itu, fisiologi dapat diartikan sebagai Ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan atau fungsi dari tiaptiap jaringan tubuh atau bagian dari alat-alat tubuh dan fungsinya. E. Klasifikasi Fisiologi Terdapat 4 macam klasifikasi fisiologi dari anatomi, antara lain fisiologi sel mempelajari fungsi sel dan bagian-bagiannya, fisiologi spesifik mempelajari suatu organ, fisiologi sistemik mempelajari fungsi organ secara sistemik, dan fisiologi patologikal mempelajari efek penyakit terhadap suatu organ.



F. Sistem Muskuloskeletal Sistem muskuloskeletal terdiri dari kata “Muskulo” atau muskular yang berarti otot maupun jaringan otot dan kata “Skeletal” atau osteo memiliki arti tulang atau tulang kernagka tubuh. Berdasarkan bidang keilmuannya, myologi adalah ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh, sedangkan osteologi adaah ilmu yang mempelajari tentang skeletal atau osteo tubuh. Muskulus (muscle) otot merupakan organ tubuh yang memiliki kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik atau gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka, sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan. Otot dikenal sebagai alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakkan tulang. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi, dimana otot dapat membentuk 4050% dari berat badan kita, diperkirakan bahwa sepertiganya merupakan protein tubuh dan setengahnya adalah tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat. Tidak hanya itu, terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh, dan sebagian kecilnya melekat di bawah permukaan kulit. Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari fascia, ventrikel, dan tendon. Fascia adalah jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak, fungsi dari fascia yaitu mengelilingi otot, menyedikan tempat tambahan otot, memungkinkan struktur bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat peredaran darah dan saraf. Selanjutnya adalah ventrikel (empal) yang merupakan bagian tengah mengembung. Dan yang terakhir adalah tendon (urat otot) yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari jaringan ikat dan bersifat liat.



BAB III PEMBAHASAN A. Anatomi Sistem Muskuloskeletal Seperti yang diketahui, bahwa disadari maupun tidak, tubuh manusia selalu melakukan gerak. Bahkan seseorang yang memiliki ketidaksempurnaan alat gerak pun tetap melakukan gerak. Saat tersenyum, mengedipkan mata, atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkan oleh kontraksi otot. Dalam satu hari, banyak aktivitas yang manusia lakukan, misalnya mandi, makan, berjalan, berlari, berolahraga, dan sebagainya. Manusia dapat melakukan segala macam aktivitas bergerak itu karena dia memiliki sistem organ gerak yaitu sistem muskuloskeletal. Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar. Gerak tidak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melelui mekanisme yang rumit dan melibatkan banyak bagian tubuh. Gerak pada manusia disebabkan oleh kontraksi otot yang menggerakkan tulang. Jadi, gerak merupakan kerjasama antara tulang dan otot. Maka dari itu, tubuh manusia terdapat sistem muskuloskeletal yang berperan dalam situasi tersebut. Muskuloskeletal terdiri dari otot dan tulang. Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot, sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan tulang. B. Fisiologi Sistem Muskuloskeletal 1. Otot Semua



sel-sel



otot



mempunyai



kekhususan



yaitu



untuk



berkontraksi. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di



bawah permukaan kulit. Sistem muskuler terdiri dari otot, tendon dan ligamen.



a. Fungsi Sistem Muskuler Adapun fungsi sistem muskuler/otot meliputi hal berikut ini. 1) Pergerakan otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh. 2) Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi. 3) Produksi



panas.



Kontraksi



otot-otot



secara



metabolis



menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal. b. Ciri-ciri Sistem Muskuler Sistem muskuler memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak melibatkan pemendekan otot. 2) Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf. 3) Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot saat rileks. 4) Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang. c. Jenis-jenis Otot Otot dibedakan menjadi otot rangka, otot polos, dan otot jantung. 1) Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka. 2) Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti



kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentra. 3) Otot jantung merupakan otot lurik, yang disebut juga otot serat lintang involunter. Karakteristik otot ini hanya terdapat pada jantung. Otot jantung mempunyai sifat bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut. Struktur mikroskopis otot jantung mirip dengan otot skelet. Memilki banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah. Panjang sel berkisar antara 85100 mikron dan diameternya sekitar 15 mikron. d. Mekanisme Kerja Otot Berikut ini beberapa mekanisme kerja otot. 1) Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan). 2) Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup). 3) Defresor (menurunkan) >< Lepator (menaikkan). 4) Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan). 5) Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan). 6) Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh). 2. Tendon Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut. a. Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi. b. Inersio, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi. 3. Ligamen



Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi. Beberapa tipe ligamen adalah sebagai berikut. a. Ligamen tipis merupakan ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligamen kolateral yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan terjadinya gerakan. C. Fisiologi Persendian Menurut (Suratun, Heriyati, Manurung, & Raenah, 2009) pergerakan tidak mungkin terjadi jika kelenturan dalam rangka tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan oleh adanya persendian. Sendi adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua tulang berada salang berdekatan. Fungsi utama sendi adalah memberi pergerakan dan fleksibilitas dalam tubuh. Bentuk persendian ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe pergerakannya, sedangkan klasifikasi sendi berdasarkan pada jumlah pergerakan yang dilakukan. Menurut klasifikasinya, sendi terdiri dari: 1. Sendi sinartrosis (sendi tidak bergerak sama sekali). Contohnya tulang tengkorak. 2. Sendi amfiartrosis (sendi bergerak terbatas). Contohnya pelvik, simfisis dan tibia. 3. Sendi diartrosis/ sinovial (sendi bergerak bebas). Contohnya siku, lutut, dan pergelangan tangan. Sendi sinovial dapat membuat berbagai macam gerakan, yaitu: 1. Abduksi, yaitu menggerakkan tungkai menjauhi bagian tubuh 2. Aduksi, yaitu menggerakkan tungkai mendekati tubuh 3. Ekstensi, yaitu meluruskan tungkai pada persendian 4. Fleksi, yaitu membengkkokan tungkai pada sendi 5. Dorso-fleksi, yaitu membengkokkan pergelangan agar kaki ke atas 6. Plantar-fleksi, yaitu meluruskan pergelangan kearah bawah



7. Pronasi, yaitu memutar lengan atas sehingga telapak tangan berada dibawah 8. Supinasi, yaitu memutar lengan atas sehingga telapak tangan berada diatas 9. Eversi, yaitu memutar keluar 10. Inversi, yaitu memutar ke dalam 11. Sirkumduksi, yaitu bergerak dalam lingkaran 12. Internal rotasi, yaitu bergerak kedalam pada sumbu pusat 13. Eksternal rotasi, yaitu bergerak keluar keluar pada sumbu pusat Berdasarkan strukturnya, sendi dibedakkan atas: 1. Fibrosa. Sendi ini tidak memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. Contohnya, sutura pada tulang tengkorak, perlekatan tulang tibia dan fibula bagian distal. 2. Kartilago, yaitu sendi yang ukung-ujung tulangnya terbungkus tulang rawan hialin, disokong oleh ligament dan hanya dapat sedikit bergerak.Sendi ini terbagi menjadi 2, yaitu: a. Sinkondrosis, yaitu sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh tulang rawan hialin. Contohnya, sendi-sendi kostropondan. b. Simfisis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya memiliki suatu hubungan fibrokartilago dan selapis tipis tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contohnya, simfisis pubis dan sendi tulang punggung. 3. Sendi sinovial, yaitu sendi tubuh yang dapat digerakkan, serta memiliki rongga sendi dan permukaan sendi yang dilapisi tulang rawan hialin. Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum dalam tubuh dan berasal dari kata synovium yang merupakan membran yang mensekresi cairan sinovial untuk lumbrikasi dan absorpsi syok (Suratun et al., 2009). D. Fisiologi Jaringan Penyokong



Jaringan



dalam biologi adalah



sekumpulan sel yang



memiliki



bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari



dalam cabang biologi yang dinamakan histologi,



sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi, jaringan hamper dimiliki oleh makhluk hidup bersel banyak (multisluler) Jaringan penyokong memiliki istilah lain yaitu jaringan pengikat. Jaringan ini terdapat pada tubuh manusia dengan perannya sebagai pengisi celah antarjaringan, memberi kekuatan dan bentuk, membungkus organorgan tubuh sekaligus mengikatnya/menghubungkannya dengan jaringan lain, atau sekaligus pula melindunginya (pada organ-organ yang lemah dan rentan benturan). Peran tersebut dimiliki oleh jaringan penyokong disebabkan jaringan ini menjalankan beberapa fungsi di antaranya seperti menyimpan lemak, melindungi dari mikroorganisme, memproduksi darah, menghasilkan matriks yang keras, dan lain-lain. Jaringan penyokong terdiri atas jaringan ikat, jaringan skeleton, dan jaringan darah. 1. Jaringan Ikat Seperti nama yang disandangnya, jaringan ikat merupakan jaringan yang berfungsi untuk mengikat (menghubungkan) satu jaringan dengan jaringan lainnya. Berdasarkan fungsinya tersebut jaringan ikat tidak terdapat di permukaan luar tubuh dan bahkan jaringan ikat memiliki pembuluh darah. Jaringan ikat pada dasarnya adalah sekumpulan jalinan matriks yang terdiri dari serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut retikuler. Jaringan ikat dibedakan menjadi jaringan ikat padat, jaringan ikat longgar, dan jaringan lemak. a. Jaringan ikat padat terbagi lagi ke dalam 2 jenis yaitu jaringan ikat kolagen dan jaringan ikat elastis. Jaringan ikat kolagen



contohnya adalah tendon yang melekatkan otot pada tulang. Jaringan ikat elastis contohnya adalah ligamen yang mengikat tulang-tulang dengan persendian. Ligamen tersusun dari serabut elastis. b. Jaringan ikat longgar adalah jaringan ikat yang paling banyak ditemukan



pada



tubuh



hewan



vertebrata.



Jaringan



ini



menghubungkan epitel dengan jaringan atau organ di bawahnya serta menjaga organ-organ agar berada pada tempatnya. Jaringan ikat mengandung berbagai jenis sel dan serabut. Sel yang ada diantaranya sel fibroblas, mast cell, sel lemak, sel makrofag (sel yang ‘memakan’ patogen, mikroorganisme asing sel mati). Serabut yang ada antara lain serabut kolagen dan serabut elastis. c. Jaringan lemak adalah sekumpulan sel-sel yang menyimpan lemak. Jaringan ini merupakan bagian dari jaringan ikat yang berfungsi sebagai penyimpan cadangan lemak. Sel-sel yang dikenal sebagai sel adiposa ini menyimpan lemak di dalam vakuolanya. Bentuk selnya bulat dengan ukuran yang berbedabeda.Jaringan lemak ini selain menjadi cadangan lemak (energi),juga perannya sebagai bantalan tubuh yang mengurangi 2. Jaringan Skeleton Jaringan skeleton/tulang merupakan jaringan yang paling keras dan kuat. Selain mengandung sedikit air, jaringan ini tersusun dari kalsium fosfat dan kalsium karbonat. Pada vertebrata terdapat 2 macam jaringan tulang, yaitu tulang rawan dan tulang keras. Tulang rawan (kartilago) terbuat dari matriks yang mengandung sel-sel kondroblas. Sementara tulang keras sifatnya lebih keras daripada tulang rawan karena matriksnya sebagian besar adalah garam anorganik seperti kalsium fosfat. Berdasarkan susunan matriksnya jaringan tulang keras dibedakan menjadi tulang kompak dan tulang spons. Kombinasi zat organik dan anorganik menghasilkan struktur



yang kuat pada tulang kompak. Tulang spons matriksnya berongga, mengandung sumsum merah yang memproduksi sel-sel darah merah. 3. Jaringan Darah Jaringan darah letaknya berada di pembuluh darah, tersusun atas cairan (plasma) yang di dalam cairan tersebut terdapat sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan keping darah. Darah merupakan cairan yang terdapat pada manusia dan hewan tingkat tinggi yang berfungsi dalam membawa gas oksigen, karbondioksida, serta zat-zat terlarut lain (glukosa, asam lemak, asam amino, hormon, dan lain-lain) dan mengangkutnya dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lain. Darah menjadi bagian penting dari kehidupan, organisme yang mengalami kekurangan darah bisa mengalami gangguan bahkan kematian. Sel darah merah (eritrosit) merupakan unsur yang membuat cairan darah terlihat berwarna merah, jumlahnya paling banyak dibanding sel darah putih atau keping darah, sel darah merah tidak mempunyai inti, mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen, sehingga sel darah merah menjadi kunci penting bagi kehidupan organisme karena ia berperan mengangkut oksigen ke jaringan- jaringan hingga sel-sel di seluruh bagian tubuh. Sel darah putih (leukosit) bertanggung jawab dalam memusnahkan bibit penyakit atau benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh (seperti virus dan bakteri). Sel darah putih memiliki inti sel, tidak berwarna, jumlahnya sekitar 7.00025.000 sel pertetes pada orang sehat. Ada 5 jenis sel darah putih yang jumlah, bentuk, dan fungsinya berbeda, yaitu eosinofil, basophil, neutrofil, limfosit, dan monosit. Trombosit atau keping darah bertanggung jawab dalam pembekuan darah (membantu darah membeku/berhenti mengalir misalnya saat terjadi luka). Saat pembuluh darah pecah, trombosit berkumpul di daerah luka sampai terjadinya proses pembekuan darah yang bisa menutup kebocoran karena luka. Plasma darah adalah bagian cair dari jaringan darah, terdiri dari 90% air dan 7- 8% protein. Di dalam plasma inilah terlarut



garam-garam, glukosa, lemak, asam amino, dan lain-lain (senyawasenyawa hasil metabolisme). Pembuluh darah yang berupa pipa tempat mengalirnya darah memiliki dinding yang permeabel bagi air dan elektrolit, sehingga plasma darah secara terus menerus saling bertukar zat dengan cairan tubuh. E. Pertumbuhan dan Metabolisme Tulang Pertumbuhan tulang adalah terminologi yang digunakan untuk menggambarkan perubahan struktur tulang yakni pada saat pembentukan skeleton, pertumbuhan dan pematangan (Baron, 2006). Pertumbuhan tulang (modeling) mengarah ke proses pengubahan ukuran dan bentuk tulang. Pertumbuhan tersebut terjadi hingga akhir pubertas, akan tetapi peningkatan kepadatan masih terjadi hingga dekade ke empat (Deftos, 2002), sedang remodeling adalah proses regenerasi yang terjadi secara terus menerus dengan mengganti tulang yang lama (old bone) dengan tulang yang baru (new bone) (Monologas, 2000). Tempat dimana terjadi peristiwa remodeling diberi istilah basic multicelluler units (BMUs) atau bone remodeling unit. Remodeling berlangsung antara 2-8 minggu dimana waktu terjadinya pembentukan tulang berlangsung lebih lama dibanding dengan terjadinya resorpsi tulang. Proses remodeling berlangsung sejak pertumbuhan tulang sampai akhir kehidupan. Tujuan remodeling tulang belum diketahui secara pasti, tetapi aktivitas tersebut dapat berfungsi antara lain untuk: 1. Mempertahankan kadar ion kalsium dan fosfat ekstraseluler. 2. Memperbaiki kekuatan skeleton sebagai respon terhadap beban mekanik. 3. Memperbaiki kerusakan (repair fatique demage) tulang dan 4. Mencegah penuaan sel tulang (Monologas, 2000; Baron, 2006; Murray, 2003).



Modeling dan remodeling akan mencapai dua hal dalam kehidupan seseorang yaitu: pemanjangan tulang (longitudinal bone growth) dan kepadatan tulang (bone massa) (Baron, 2006). Proses



remodeling



meliputi



dua



aktivitas



yaitu:



proses



pembongkaran tulang (bone resorption) yang diikuti oleh proses pembentukan tulang baru (bone formation), proses yang pertama dikenal sebagai aktivitas osteoklas sedang yang kedua dikenal sebagai aktivitas osteoblas (Murray, 2003). Proses remodeling melibatkan dua sel utama yaitu osteoblas dan osteoklas, dan kedua sel tersebut berasal dari sumsum tulang (bone marrow) (Raisz, 1999; Monologas, 2000). Osteoblas berasal dari pluripotent mesenchymal stem cell yaitu: fibroblast coloni forming unit (CFU-F), sedang osteoklas berasal dari hematopoietic stem cell yaitu granulocyt-macrophage colony-forming units (CFU-GM) (Monologas, 1995; Baron, 2006). Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi 425 Raisz (1999) dan Monologas (1995) menyatakan bahwa proses remodeling tulang merupakan suatu siklus yang meliputi tahapan yang komplek yaitu: 1. Tahap aktivasi (activation phase) adalah tahap interaksi antara prekusor



osteoblas



dan



osteoklas,



kemudian



terjadi



proses



diferensiasi, migrasi, dan fusi multinucleated osteclast dan osteoklas yang terbentuk kemudian akan melekat pada permukaan matrik tulang dan akan dimulai tahap berikutnya yaitu tahap resorpsi. Sebelum migrasi ke matrik tulang osteoklas tersebut akan melewati sederetan lining sel osteoblas pada permukaan tulang untuk dapat mengeluarkan enzim proteolitik. Interaksi sel antara stromal cell (sel stroma) dan hematopoietik cell (sel hematopoietik) menjadi faktor penentu perkembangan osteoklas. Perkembangan osteoklas dari prekusor hematopoietik tidak bisa diselesaikan jika tidak ada kehadiran sel stroma. Oleh karena itu hormon sistemik dan lokal yang mempengaruhi perkembangan osteoklas disediakan oleh stromalosteoblastic lineage (sel stroma).



2. Tahap resorpsi (resorption phase) adalah tahap pada waktu osteoklas akan mensekresi ion hydrogen dan enzim lisosom terutama cathepsin K dan akan mendegradasi seluruh komponen matriks tulang termasuk kolagen. Setelah terjadi resorpsi maka osteoklas akan membentuk lekukan atau cekungan tidak teratur yang biasa disebut lakuna howship pada tulang trabekular dan saluran haversian pada tulang kortikal. 3. Tahap reversal (reversal phase), adalah tahap pada waktu permukaan tulang sementara tidak didapatkan adanya sel kecuali beberapa sel mononuclear yakni makrofag, kemudian akan terjadi degradasi kolagen lebih lanjut dan terjadi deposisi proteoglycan untuk membentuk coment line yang akan melepaskan faktor pertumbuhan untuk dimulainya tahap formasi. 4. Tahap formasi (formation phase), adalah tahap pada waktu terjadi proliferasi dan diferensiasi prekusor osteoblas yang dilanjutkan dengan pembentukan matrik tulang yang baru dan akan mengalami mineralisasi. Tahap formasi akan berakhir ketika defek (cekungan) yang dibentuk oleh osteoklas telah diisi. Tulang sebagai organ yang dinamis, dalam fungsi metabolisme dapat merupakan cadangan dan pengatur keseimbangan ber bagai mineral dalam tubuh seperti kalsium, fos for, magnesium dan lain-lain. Semuanya ini dipengaruhi oleh berbagai hormon dan ke adaan, antara lain vitamin D, hormon paratiroid, hormon kalsitonin, hormon pertumbuhan, hor mon broid, kadar kalsium atau fosfor darah, dan lain-lain. Tulang



merupakan



jaringan



yang



kaya



pembuluh



darah.



Diperkirakan aliran darah ke tulang mencapai 200-400ml/menit, yang berguna dalam membantu metabolisme tulang. Terdapat berbagai kelainan tulang yang disebabkan karena gangguan metabolisme tulang, akibat berbagai sebab. Osteosklerosis merupakan kelainan tulang axbat terjadi peningkatan



kalsifikasi



tulang,



yang



dapat



d



sebabkan



karena



hipoparatiroid. Osteoporosis, terjadi penurunan penutangan akibat terjadi



peningkatan resorpsi atau penurunan pemben tukan tulang, antara lain disebabkan karena imobilisasi lama atau akibat kelebihan hormon glukokortikoid. Osteomalasia adalah keadaan dimana tulang terjadi penurunan mineralisasi tulang.



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Sistem muskuloskeletal terdiri dari kata muskulo yang berarti otot dan kata skeletal yang berarti tulang. Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-otot tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah myologi. Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh, yang terdiri dari tulang dan sendi. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah osteologi. Muskulus (muscle) otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik atau gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka, sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan. Fungsi sistem muskuler/otot yaitu:



1. Pergerakan bahwa tot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.



2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur 3. Produksi panas bahwa kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal.



Jenis otot ada tiga yaitu otot rangka/lurik, otot polos, dan otot jantung. Dalam sistem muskuler terdapat tiga komponen yaitu otot, tendon, dan ligamen. B. Saran Berdasarkan pemaparan materi mengenai sistem muskuloskeletal serta pembahasan mengenai fisiologi persendian, jaringan penyokong serta pertumbuhan tulang diharapkan kepada pembaca untuk mengerti dan menerapkan ilmu tentang anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal ini di dunia nyata.



DAFTAR PUSTAKA Arifin, Z dan Husein, A.2017.Struktur dan Fungsi Jaringan.Jakarta Mahmudati, Nurul.2017. Kajian Biologi Molekuler Peran Estrogen /Fitoestrogen Pada Metabolisme Tulang Usia Menopause.Malang Putri, R.R.2019. Penerapam Terapi Back Massage Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Keluarga Dengan Rheumatoid Arthritis.Magelang Sari,M.J.A.2021.Modul



Pembelajaran



Anatomi



Fisiologi



Tubuh



Manusia.Lampung Wahyuningsih H.P dan Kusmiyati Y.2017.Anatomi Fisiologi.Jakarta: Pusdiknakes