Makalah Anticipatory Pada Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ANTICIPATORY GUIDANCE PADA ANAK



Dosen Pengampu: Ahmad Zakiudin, S,Kep.,M.Kes Disusun Oleh: 1. Listiyani



(000000)



2. Amalia Zahra (000000)



AKDEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES 2019 i



KATA PENGANTAR



ii



Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahNya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anticipatory Guidance Pada Anak”. Makalah



ini



merupakan



salah



satu



tugas



mata



kuliah



Ilmu



…………………… Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Bapak Ahmad Zakiudin, S,Kep.,M.Kes selaku dosen pengampu dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat. Benda, Mei 2019



Penyusun



DAFTAR ISI



iii



HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. BAB I



PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………………..



i ii



B. Rumusan Masalah ………………………………………………. C. Tujuan ……………………………………………………………. BAB II



PEMBAHASAN A. Pengertian ……………………………………………………….. B. Aktivitas Utama dalam Anticipatory Guidance …………………. C. Bimbingan Orang tua Berdasarkan Tahap Tumbuh Kembang Anak …………………………………………………………….. D. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kecelakaan …………………. E. Pencegahan Terhadap Kecelakaan ……………………………..



BAB III



PENUTUP



0



A. Kesimpulan……………………………………………………. B. Saran…………………………………………………………….



1



DAFTAR PUSTAKA 2



4



iv



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang tua. Namun kehadiran anak bagi orang tua juga merupakan suatu tantangan sehubungan dengan masalah dependensi atau ketergantungan, disiplin, meningkatkan mobilitas dan keamanan bagi anak. Masa anak merupakan masa dimana rasa ingin tahu mereka terhadap lingkungan sekitar sangat tinggi. Mereka akan mengeksplorasi lingkungan sekitar



dengan



menggunakan



seluruh



panca



indra



mereka



tanpa



memperhitungkan kemungkinan bahaya yang akan timbul sehingga dapat menyebabkan kecelakaan dan melukai tubuh mereka bahkan bisa mengakibatkan kematian. Orang tua sering keliru dalam memperlakukan anak karena ketidaktahuan mereka akan cara membimbing dan mengasuh yang benar. Apabila hal ini terus berlanjut, maka pertumbuhan anak dapat terhambat dan kemungkinan kecelakan pada anak dapat terjadi. Saat ini terjadi pergeseran peran orang tua, misalnya kedua orang tua lebih banyak beraktifitas di luar rumah dan tingginya mobilitas di masyarakat. Untuk itu diperlukan keseimbangan bagi model peran tradisional dalam pendidikan anak. Sehingga Orang tua memerlukan tenaga professional untuk memberikan bimbingan guna merawat dan memelihara anak. Sebagai bagian dari tenaga professional perawatan kesehatan, perawat mempunyai peran yang cukup penting dalam membantu memberikan bimbingan dan pengarahan pada orang tua, sehingga setiap fase dari kehidupan anak yang kemungkinan mengalami trauma. Bimbingan ini dapat berupa suatu bentuk antisipasi orang tua dalam mencegah terjadinya kecelakaan pada anak, makanan dan minuman yang berguna dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak serta pemenuhan kebutuhan istirahat tidur anak. Bentuk antisipasi ini secara keseluruhan berguna dan sangat



penting



dalam



menyeimbangkan 1



kebutuhan



anak dan



untuk



menunjang



proses



pertumbuhan



dan



perkembangan



anak.



Untuk



mewujudkannya tentu saja orang tua harus memiliki pengetahuan tentang Anticipatory guidance yang artinya petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Memberitahukan bimbingan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak. Dengan memberitahukan upaya ataupun aktivitas yang dapat dilakukan orang tua dalam anticipatory guidance dapat mencegah anak dari kecelakaan dan dari bahaya yang mengancam dapat dihindarkan. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari Anticipatory Guidance ? 2. Apa saja aktivitas utama dalam Anticipatory Guidance ? 3. Bagaimana bimbingan orang tua berdasarkan tahap tumbuh kembang



anak? 4. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan? 5. Bagaimana cara pencegahan terhadap kecelakaan pada anak ?



C. Tujuan 1. Mengetahui dan memahami pengertian dari Anticipatory Guidance 2. Mengetahui dan memahami aktivitas utama dalam Anticipatory Guidance 3. Mengetahui dan memahami bimbingan orang tua berdasarkan tahap tumbuh kembang anak 4. Menegathui faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan 5. Mengetahui dan memahami cara pencegahan terhadap kecelakaan pada anak



BAB II KONSEP DASAR 2



A.



Pengertian Secara harfiah, petunjuk antisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu Anticipatory guidance. Anticipatory berarti lebih dahulu, guidance berarti petunjuk. Jadi petunjuk antisipasi dapat diartikan sebagai petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal (Nursalam, 2005). Anticipatory guidance (bimbingan antisipasi) adalah bantuan perawat terhadap orang tua dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui upaya orang tua dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui upaya pertahanan nutrisi yang adekuat, pencegahan kecelakaan dan supervise kesehatan (Maslow, 1998). Anticipatory guidance juga merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh perawat dalam membimbing orang tua tentang tahapan perkembangan anak sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan mengetahui apa yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan tahapan usia anak. Telah dikemukakan bahwa perawat mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membantu orang tua memahami tumbuh kembang anak dan melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan anak. Bimbingan antisipasi atau anticipatory guidance adalah bantuan



perawat



terhadap



orang



tua



dalam



mempertahankan



dan



meningkatkan kesehatan melalui upaya pertahanan nutrisi yang adekuat, pencegahan kecelakaan, dan supervisi kesehatan. Anak mempunyai karakteristik yang khas yang memerlukan kecermatan orang tua untuk mengenalinya sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan yang potensial dialami anak (Yupi, 2004). B.



Aktivitas Utama dalam Anticipatory Guidance 1. Mengumpulkan Informasi



Mengumpulkan informasi dengan mengumpulkan riwayat dan observasi secara hati-hati adalah satu syarat yaitu memahami anak dan keluarga. Asuhan kesehatan anak tradisional fokus pada anak, khususnya 3



masalah promosi kesehatan fisik, pencegahan penyakit, deteksi dan treatment dan perkembangan milestones. Sedangkan asuhan kesehatan anak terkini memperluas fokusnya pada masalah perilaku dan lingkungan di mana anak berkembang. Informasi yang berkaitan dengan Anticipatory Guidance : a. Informasi tentang anak 1) Concerns/masalah: diekspresikan oleh orangtua atau anak 2) Kesehatan: status sekarang dan follow up dari masalah waktu yang lalu 3) Perawatan routine: makan, tidur dan eliminasi 4) Perkembangan: evaluasi dengan performance di sekolah atau dengan test standar (Denver II; tes IQ) 5) Tingkah laku: temperamen dan interaksi dengan keluarga, teman sebaya dan yang lainnya. b. Informasi tentang lingkungan anak 1) Komposisi keluarga (di rumah) 2) Jadwal pengasuhan anak: siapa dan kapan 3) Stress keluarga: pekerjaan, finansial, penyakit, kematian, pindah



rumah, perkawinan dan hubungan lainnya 4) Family



supports: kerabat, teman, organisasi, sumber-sumber



material 5) Stimulasi di rumah 6) Pre school/sekolah, peers, organisasi



7) Stimulasi/aktivitas di luar rumah 8) Keamanan Prinsip-prinsip dasar tentang persyaratan Anticipatory Guidance, yaitu: a. Berikan kesempatan pada orang tua dan anak untuk mengungkapkan permasalahan mereka pada awal setiap kunjungan. b. Bangun interaksi yang hangat dengan si anak pada tiap kunjungan dengan memberi sapa, berbicara dan bermain dengan anak sebelum 4



melakukan interaksi yang lebih menakutkan anak seperti PE dan imunisasi. c. Selalu cari tahu tentang bagaimana sesuatu berlangsung pada orangtua dengan puji orangtua, dorong orangtua untuk punya waktu bagi diri mereka sendiri dan keduanya. 2. Membangun Hubungan Terapeutik



Membangun hubungan terapeutik berdasar pada mutual trust dan respect adalah Anticipatory Guidance efektif. Hubungan Terapeutik merupakan sumber yang sangat penting bagi dukungan emosional dengan mendengar dengan respek berempati pada frustrasi orangtua, mendorong parenting yang efektif akan membantu ortu mendapat rasa kompetensi dan percaya diri dalam pola mengasuh anak mereka. Penting juga membangun hubungan terapuetik dengan si anak jika anak menjadi lebih independent. 3. Menyediakan Edukasi dan Bimbingan



Memberi edukasi berdasar data yang diperoleh dari pengkajian (diberikan secara individual). Topik-topik yang penting pada semua umur dan layak dipertimbangkan, yaitu : a. Stress keluarga, misal : orangtua single, perceraian, perpisahan, pindah, pengangguran, sakit, mati. b. Temperamen c. Anak yang terburu-buru, seperti jadwal padat dan pressure untuk berprestasi dan tumbuh dengan cepat. d. Self-esteem, yaitu perkembangan sense of competence.



C.



Bimbingan Orang tua Berdasarkan Tahap Tumbuh Kembang Anak Bimbingan antisipasi bagi orang tua akan berbeda untuk setiap tahap usia anak karena disesuaikan dengan karakteristiknya (Wong, 2004): 1. Usia Bayi a. Enam Bulan Pertama 1) Memahami akan adanya proses penyesuaian orang tua dengan bayinya. 5



2) Mengajarkan perawatan infant dan membantu orang tua untuk memahami sebagai individu yang mempunyai kebutuhan dan bagaimana bayi mengekspresikan apa yang diinginkannya melalui menangis. 3) Menentramkan orang tua bahwa bayinya tidak akan menjadi manja dengan adanya perhatian yang penuh selama 4-6 bulan pertama. 4) Menganjurkan orang tua untuk memahami jadwal dalam memenuhi kebutuhan bayi. 5) Membantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap stimulasi lingkungan. 6) Menyokong kesenangan orang tua dalam melihat pertumbuhan dan perkembangan bayinya. 7) Menyiapkan orang tua akan kebutuhan bayinya tentang rasa aman. 8) Menyiapkan orang tua untuk memulai memberikan makanan padat. b. Enam Bulan Kedua 1) Menyiapka orang tua akan adanya ketakutan bayinya terhadap orang yang tidak dikenal 2) Menganjurkan orang tua untuk menghindarkan perpisahan yang lama dengan bayinya 3) Membimbing orang tua untuk disiplin karena makin meningkatnya mobilitas bayi 4) Menganjurkan kontak mata daripada hukuman badan sebagai suatu disiplin 5) Menganjurkan orang tua untuk lebih banyak perhatian bila bayinya berkelakuan baik daripada ketika menangis 6) Mengajurkan orang tua untuk meninggalkan bayinya dengan pengganti ibu yang sesuai 7) Mendiskusikan persiapan penyapihan 8) Menggali perasaan orang tua tentang pola tidur bayi. 2. Usia Toodler a. Usia 12-18 bulan 1) Menyiapkan orang tua untuk antisipasi adanya perubahan tingkah laku dari toodler terutama negativism 2) Mengkaji kebiasaan makan dan secara bertahap penyapihan dari botol serta peningkatan asupan makanan padat 3) Menyediakan makanan selingan antara 2 waktu makan dengan rasa yang disukaiyang merupakan 6



4) Mengkaji pola tidur malam, kebiasaan memakai botol yang merupakan penyebab utama gigi berlubang 5) Pencegahan bahaya kecelakaan yang potensial terjadi terutama di rumah, kendaraan bermotor, keracunan, jatuh. 6) Perlu ketentuan atau disiplin dengan lembut untuk meminimalkan negativism, tempertantrum serta penekanan akan kebutuhan yang positif dan disiplin yang sesuai 7) Perlunya mainan yang dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan anak b. Usia 18-24 bulan 1) Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain 2) Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain. 3) Menekankan pentingnya persiapan anak untuk kehadiran bayi baru dan kemungkinan terjadinya persaingan dengan saudara kandung (sibling rivalry). Persaingan dengan saudara kandung adalah perasaan cemburu dan benci yang biasanya dialami oleh anak karena kehadiran/kelahiran saudara kandungnya. Hal ini terjadi bukan karena rasa benci tetapi lebih karena perubahan situasi. Libatkan anak dalam perawatan adik barunya seperti mengambilkan baju, popok, susu dan sebagainya. 4) Mendiskusikan kesiapan fisik dan psikologis anak untuk toilet training. Toilet training adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil atau buang air besar. Toilet training secara umum dapat dilaksanakan pada setiap anak yang sudah mulai memasuki fase kemandirian. Fase ini biasanya terjadi pada anak usia 18 – 24 bulan. Dalam melakukan toilet training ini, anak membutuhkan persiapan fisik, psikologis maupun intelektualnya. Dari persiapan tersebut anak dapat mengontrol buang air besar dan buang air kecil secara mandiri (Hidayat, 2005). 5) Perawat bertanggung



jawab



dalam



membantu



orang



tua



mengidentifikasi kesiapan anak untuk toilet training. Latihan miksi biasanya dicapai sebelum defekasi karena merupakan aktifitas regular yang data diduga. Sedangkan defekasi merupakan sensasi 7



yang lebih besar daripada miksi yang dapat menimbulkan perhatian dari anak. 6) Mendiskusikan berkembangnya rasa takut seperti pada kegelapan atau suara keras. 7) Menyiapkan orang tua akan adanya tanda-tanda regresi pada waktu anak mengalami stress (misalnya anak yang tadinya sudah tidak mengompol tiba-tiba menjadi sering mengompol) 8) Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah dengan orang tua 9) Memberi kesempatan orang tua untuk mengekspresikan kelelahan, frustasi dan kejengkelan dalam merawat anak usia toodler c. Usia 24-36 bulan 1) Mendiskusikan pentingnya meniru dan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan. 2) Mendiskusikan pendekatan yang dilakuakan dalm toilet training 3) Menekankan keunikan dari proses berfikir toodler terutama untuk bahasa yang diungkapkan 4) Menekankan disiplin harus tetap terstruktur dengan benar dan nyata, hindari kebingungan dan salah pengertian 5) Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau play group 3. Pra Sekolah a. Usia 3 tahun 1) Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan yang luas 2) Menekankan pentingnya batas-batas / peraturan-peraturan 3) Mengantisipasi perubahan perilaku agresif 4) Menganjurkan orang tua menawarkan anaknya alternative-alternatif pilihan pada saat anak bimbang 5) Perlunya perhatian ekstra b. Usia 4 tahun 1) Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas motorik dan bahasa 2) Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu tentang seksual 3) Menekankan pentingnya batas-batas yang realistis c. Usia 5 tahun 1) Menyiapkan anak memasuki lingkungan sekolah 2) Meyakinkan bahwa usia tersebut adalah periode tenang pada anak 4. Usia Sekolah a. Usia 6 tahun



8



1) Bantu orang tua memahami kebutuhan mendorong anak berinteraksi dengan teman 2) Ajarkan pencegahan kecelakaan dan keamanan terutama naik sepeda 3) Siapkan orang tua akan peningkatan interst anak ke luar rumah 4) Dorong orang tua untuk respek terhadap kebutuhan anak akan privacy dan menyiapkan kamar tidur yang berbeda b. Usia 7-10 tahun 1) Menakankan untuk mendorong kebutuhan akan kemandirian 2) Tertarik beraktifitas diluar rumah 3) Siapkan orang tua untuk perubahan pada wanita pubertas c. Usia 11-12 tahun 1) Bantu orang tua untuk menyiapkan anak tentang perubahan tubuh pubertas 2) Anak wanita pertumbuhan cepat 3) Sex education yang adekuat dan informasi yang adekuat. 5. Usia Remaja a. Terima remaja sebagai manusia biasa b. Hargai ide-idenya, kesukaan dan ketidaksukaan serta harapannya. c. Biarkan remaja mempelajari dan melakukan hal-hal yang disukainya walaupun metdenya berbeda dengan orang dewasa. d. Berikn batasan yang jelas dan masuk akal. e. Hargai privacy remaja f. Berikan kasih sayang tanpa menuntut. g. Gunakan pertemuan keluarga untuk merundingkan masalah dan menentukan aturan-aturan. h. Orangtua juga harus menyadari bahwa: mereka ingin mandiri, sensitif terhadap perasaan dan perilaku yang mempengaruhinya, temantemannya merupakan hal yang sangat penting dan memandang segala sesuatu sebagai hitam atau putih, baik atau buruk.



D.



Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kecelakaan



9



Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kematian pada anak. Berikut faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan pada anak, antara lain: 1. Jenis kelamin, biasanya lebih banyak pada laki-laki karena lebih aktif di rumah. 2. Usia, pada kemampuan fisik dan kognitif, semakin besar akan semakin



tahu mana yang berbahaya. 3. Lingkungan, adanya penjaga atau pengasuh cenderung dapat mengurangi angka kejadian kecelakaan pada anak (Yupi, 2004). E. Pencegahan Terhadap Kecelakaan Kecelakaan merupakan peristiwa yang sering dialami oleh anak yang dapat melukai bahkan menyebabkan kematian. Bagaimanapun orang tua merupakan pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kebutuhan dan keselamatan anak, sehingga mereka harus memahami karakteristik dan perilaku anak serta menyadari potensi bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan. Anak laki-laki biasanya lebih banyak mengalami kecelakaan terutama saat bermain dibandingkan anak perempuan karena mereka lebih aktif dan banyak menggunakan keterampilan motorik kasarnya seperti berlari, melompat, memanjat, bermain sepeda dan sebagainya. Sedangkan anak perempuan cenderung lebih banyak menggunakan keterampilan motorik halus seperti bermain boneka, masak-masakan, bermain peran dan sebagainya Kejadian kecelakaan pada anak sebenarnya dapat dicegah dan diminimalisir dengan melakukan berbagai upaya, di antaranya: 1. Pemahaman tingkat perkembangan dan tingkah laku anak. 2. Kualitas asuhan meningkat. 3. Memodifikasi lingkungan agar aman bagi anak. Bahaya umum yang harus diperhatikan orang tua: 1. Lantai rumah yang basah atau licin 2. Rumah dengan tangga yang curam dan tidak ada pegangan 3. Alat makan dari bahan pecah belah 4. Benda tajam (Pisau dapur, gunting) yang dapat dijangkau anak 5. Penyimpanan zat berbahaya yang terbuka dan dapat dijangkau anak 6. Adanya sumur yang terbuka 7. Adanya parit di depan/samping rumah 8. Rumah yang letaknya di pinggir jalan raya 9. Kompor/alat memasak yang dijangkau anak 10. Kabel listrik yang berantakan dan stop kontak yang tidak tertutup 10



Di bawah ini adalah upaya-upaya pencegahan kecelakaan yang dapat dilakukan sesuai dengan tahap usia anak (Wong, 2004): 1. Masa Bayi Jenis kecelakaan yang biasa terjadi di antaranya adalah aspirasi benda asing (terutama benda-benda kecil seperti kancing, kacangkacangan, biji buah, bedak dan sebagainya) jatuh, luka bakar (tersiram air panas atau minyak panas), keracunan dan kekurangan oksigen. Pencegahan yang sebaiknya dilakukan: a. Menghindari aspirasi: Simpan pada tempat yang aman dan tidak terjangkau atau buang benda-benda yang berpotensi menyebabkan aspirasi seperti bedak, kancing, permen, biji-bijian dan sebagainya. Gendong bayi saat memberi makan dan menyusui. b. Kekurangan oksigen: jauhkan dan jangan biarkan anak bermain plastik, sarung bantal atau benda-benda yang berpotensi membuat anak kekurangan oksigen. Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian di kamar bayi atau kamar mandi. c. Jatuh : beri pengaman tempat tidur saat bayi/anak sedang tidur, usahakan anak duduk di kursi khusus atau tidak memakai kursi tinggi, usahakan ujung benda seperti meja dan kursi tidak tajam.Jangan pernah meninggalkan bayi pada tempat yang tinggi dan bila ragu tempatkan bayi di lantai dengan pengalas. d. Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai, simpan air panas di tempat yang aman dan tidak terjangkau oleh anak. Jangan merokok di dalam rumah atau dekat dengan bayi. Tempatkan peralatan listrik jauh dari jangkauan bayi dan gunakan pengaman. e. Keracunan : simpan bahan toxic dilemari/tempat yang aman. Buang bahan-bahan yang mengandung zat kimia tidak terpakai seperti baterai ke tempat yang jauh dari jangkauan bayi. 2. Masa Toddler



11



Jenis kecelakaan yang sering terjadi di antaranya adalah Jatuh/luka akibat mengendarai sepeda, tenggelam, keracunan atau terbakar, tertabrak karena lari mengejar bola/balon, aspirasi dan asfiksia. Pencegahan yang bisa dilakukan: a. Awasi anak jika bermain dekat sumber air. b. Ajarkan anak berenang. c. Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan strika. d. Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari. e. Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan. f. Cek air mandi sebelum dipakai g. Tempatkan barang-barang berbahaya ditempat yang aman. h. Jangan biarkan kabel listrik menggantung/menjuntai ke lantai. i. Awasi anak pada saat memanjat, lari, lompat. 3. Pra Sekolah Kecelakaan terjadi biasanya karena anak kurang menyadari potensi bahaya seperti: obyek panas, benda tajam, akibat naik sepeda misalnya main di jalan, lari mengambil bola/layangan, menyeberang jalan. Pencegahannya ada 2 cara, yaitu: a. Mengontrol lingkungan. b. Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya. 1) Jauhkan korek api dari jangkauan. 2) Mengamankan



tempat-tempat



yang



secara



potensial



dapat



membahayakan anak. 3) Mendidik anak cara menyeberang jalan, arti rambu-rambu lalu lintas. 4. Usia Sekolah a. Anak biasanya sudah berpikir sebelum bertindak. b. Aktif dalam kegiatan: mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang. c. Berikan pendidikan tentang Aturan lalu-lintas pada anak. d. Apabila anak suka berenang, ajakan aturan yang aman dalam berenang. e. Awasi anak saat menggunakan alat berbahaya seperti gergaji, alat listrik. 12



f. Ajarkan



anak



untuk



tidak



menggunakan



alat



yang



bisa



meledak/terbakar. 5. Remaja a. Jenis kecelakaan yang sering terjadi pada usia ini adalah: 1) Kecelakaan lalu lintas terutama kendaraan bermotor yang dapat mengakibatkan fraktur, cedera kepala. 2) Kecelakaan karena olah raga. b. Oleh karena itu perlu diberikan pemahaman kepada remaja tentang: 1) Petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor 2) Ada negosiasi antara orang tua dengan remaja. 3) Penggunaanalat pengaman yang sesuai seperti helm sesuai standar, penggunaan sabuk keselamatan. 4) Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan olah raga



BAB III PENUTUP A



Kesimpulan Anticipatory guidance adalah petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal.Upaya bimbingan ini diberikan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak Anticipatory Guidance merupakan kunci penting untuk mencapai tujuan perawatan pediatrik primer yang menyangkut promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Dengan memberitahukan upaya ataupun aktivitas yang



13



dapat dilakukan orang tua dalam anticipatory guidance dapat mencegah anak dari kecelakaan dan dari bahaya yang mengancam. B



Saran Setelah mengetahui tentang Ancipatory Guidance diharapkan bagi para pembaca dapat lebih mengerti dan sebagai perawat ataupun tenaga kesehatan kita harus dapat memberikan pengarahan kepada keluarga pasien khususnya orang tua tentang Anticipatory Guidance dengan benar agar anak terhindar dari bahaya yang mengancam keselamatan.



DAFTAR PUSTAKA Hurlock E B. 1991. Perkembangan Anak Jilid I. Erlangga: Jakarta. Markum dkk. 1990. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. IDI: Jakarta. Nursalam dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan).Jakarta: Salemba Medika Shonkoff, Jack P dan Samuels J Meisels. 2003. Handbook of Early Childhood Intervention. USA: Cambridge University Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC Suriadi dan Rita Yuliani. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto https://studylibid.com/doc/136157/bab-i-pendahuluan-latar-belakang-memilikianak-dengan https://www.scribd.com/document/326058467/MAKALAH-ANTICIPATORYGUIDANCE-doc https://www.scribd.com/doc/303520340/Keperawatan-Anak-Konsep-BimbinganAntisipasi-Pencegahan-Kecelakaan-Istirahat-Tidur 14



http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Keperawatan-Anak-Komprehensif.pdf



15