Makalah Arab Pra Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengenai sejarah peradaban manusia dan dari mana pula asal-usulnya, sebenarnya masih ada hubungannya dengan zaman kita sekarang ini. Penyelidikan demikian sudah lama menetap kan, bahwa sumber peradaban itu sejak lebih dari enam ribu tahun yang lalu adalah mesir. Kenyataan ini adalah bahwa sumber peradaban pertama-baik di mesir, funisia, atau asiria-ada hubungannya dengan laut tengah; dan bahwa mesir adalah pusat yang paling menonjol membawa peradaban pertama itu ke yunani atau ke rumawi, dan bahwa peradaban dunia sekarang, masa hidup kita sekarang ini, masih erat sekali hubungannya dengan peradaban pertama itu. Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab alHadharah al-Islamiyyah. Kata arab ini sering juga diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan Kebudayaan islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-tsaqafah. Sumber peradaban pertama baik di Mesir, Funisia atau Mesopotamia Raya ada hubungannya dengan Laut Tengah dan bahwa Mesir adalah pusat yang paling menonjol membawa peradaban dunia sekarang, masa hidup kita sekarang, masih erat sekali hubungannya dengan peradaban pertama itu. Dan untuk memiliki pengertian yang sebenar-benarnya tentang asal mula islam, maka satu hal yang perlu diketahui adalah bagaimana keadaan Arab sebelum adanya islam.



1.2.



Rumusan Masalah



1. Bagaimana asal usul bangsa Arab Pra-Islam? 2. Bagaimana politik,pemerintahan dan sosial kemasyarakatan pada zaman Arab Pra-Islam? 3. Apa agama dan kepercayaan yang dianut? 4. Apa bisnis yang dilakukan bangsa-bangsa Arab kuno Pra-Islam? 1



5. Bagaimana Ekonomi dan perdagangan serta kedudukan Mekah pada zaman Arab Pra-Islam? 1.3.



Tujuan



1. Mengetahui asal usul, politik, pemerintahan dan sosial kemasyarakatan pada zaman Arab Pra-Islam. 2. Mengetahui agama dan kepercayaan serta bisnis yang dilakukan bangsa-bangsa Arab Pra-Islam. 3. Mengetahui ekonomi dan perdagangan serta kedudukan Mekah pada zaman Arab Pra-Islam.



BAB II



2



PEMBAHASAN



2.1. Asal Usul Bangsa Arab Asal usul keturunan penduduk Jazirah Arab dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu Qahthaniyun (keturunan qhathan) dan



‘Adnaniyun



(keturunan Ismail ibn Ibrahim). Pada mulanya wilayah utara diduduki golongan ‘Adnaniyun, dan wilayah selatan didiami golongan Qahthaniyun. Akan tetapi lama kelamaan kedua golongan itu membaur karena perpindahan-perpindahan dari utara ke selatan atau sebaliknya. Golongan Qahthaniyun pernah mendirikan kerajaan Saba’ dan kerajaan Himyar di Yaman, bagian selatan jazirah Arab. Kerajaan Saba’ ini lah yang membangun bangunan Ma’arib, sebuah bendungan raksasa yang menjadi sumber air untuk seluruh wilayah kerajaan. Masyarakat, baik nomadic maupun yang menetap, hidup dalam kesukuan badui. Organisasi dan identitas social berakar pada keanggotaan dalam suatu rentang komunitas yang luas. Kelompok beberapa keluarga membentuk kabilah(clan). Wilayah geografis yang didiami bangsa Arab sebelum islam, orangmembatasi pembicaraan hanya pada jazirah Arab, padahal bangsa Arab juga menjadi daerah-daerah disekitar jazirah. Jazirah Arab memang merupakan kediaman mayoritas bangsa Arab kala itu. Jazurah Arab terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu bagian tengah dan bagian pesisir. Disana tidak ada sungai yang mengalir tetap,yang ada hanya lembah-lembah berair dimusim hujan. Sebagian besar daerah jazirah adalah padang pasir Sahara yang terletak ditengah dan memiliki keadaan dan sifat yang berbeda-beda, karena itu ia bisa dibagi menjadi tiga bagian: 1. Sahara langit memanjang 140 mil dari utara ke selatan dan 180 mil dari timur ke barat, disebut juga Sahara Nufud. Oase dan mata air sangat jarang, tiupan angin sering kali menimbulkan kabut debu yang mengakibatkan daerah ini sukar ditempuh.



3



2. Sahara selatan yang membentang menyambung Sahara langit kearah timur sampai selatan Persia. Hampir seluruhnya merupakan dataran keras, tandus dan pasir bergelombang. Daerah ini juga disebut dengan al-Rub’ al-khali (bagian ynag sepi). 3. Sahara Harrat, suatu daerah yang terdiri dari tanah liat yang berbatu hitam bagaikan terbakar. Gugusan batu-batu hitam itu menyebar di keluasan Sahara ini, seluruhnya mencapai 29 buah. Penduduk Sahara sangat sedikit terdiri dari suku-suku Badui yang mempunyai gaya hidup pedesaan dan nomadic, berpindah dari satu daerah ke daerah lain guna mencari air dan padang rumput untuk binatang gembalaan mereka, kambing dan unta. Adapun daerah pesisir, bila dibandingkan dengan Sahara sangat kecil, bagaikan selembar pita yang mengelilingi jazirah. Penduduk sudah hidup menetap dengan mata pencaharian bertani dan berniaga. Karena itu, mereka sempat membina berbagai macam budaya, bahkan kerajaan.1



2.2.



Politik dan Pemerintahan Bangsa Arab sebelum Islam tidak pernah dijajah oleh



bangsa asing, bahkan tidak pernah tercipta kesatuan politik di seluruh Jazirah Arab. Kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di Jazirah Arab bagian selatan umumnya berdaulat atas wilayah mereka yang sempit dan sebatas masyarakatnya. Mereka lebih suka hidup berkabilah-kabilah dan setiap kabilah atau suku diperintah oleh seorang syaikh, yaitu seorang yang dianggap tertua dan berani di antara anggota kabilah tersebut. Kenyataan ini dipengaruhi oleh situasi dan kondisi geografis dan kondisi 1 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persade, 1997, hlm. 12.



4



alam di sekitar mereka yang membuat demikian. Mereka tinggal berpencar-pencar, jaraknya jauh-jauh sesuai dengan adanya Oase yang merupakan sumber kehidupan mereka. Oleh karena itu, tidak ada rasa solidaritas sosial yang menyeluruh bagi semua suku Arab, bahkan kerjasama antar suku hanya didasari atas kepentingan bersama. Perang adalah jalan yang paling mudah bagi kabilahkabilah ini bila harus juga timbul perselisihan yang tidak mudah diselesaikan dengan cara terhormat. Karena bawaan itu juga, maka tumbuhlah di kalangan sebagian besar kabilah itu sifatsifat



harga



tetangga



diri,



serta



keberanian, sikap



tolong-menolong,



memaafkan



sedapat



melindungi



mungkin



dan



semacamnya. Sifat-sifat ini akan makin kuat apabila semakin dekat kepada kehidupan pedalaman, dan akan makin hilang bilamana semakin dekat dengan kehidupan kota.



2.3.



Sosial kemasyarakatan Masyarakat Arab sebelum Islam adalah masyarakat feodal



dan sudah mengenal sistem perbudakan. Sistem kekerabatannya adalah sistem patrilinial, yaitu hubungan kekerabatan yang berdasarkan garis keturunan bapak. Wanita kurang mendapat tempat yang layak dalam masyarakat. Wanita hanya sebagai kebutuhan sex. Sebagai objek kebutuhan sex wanita disanjungsanjung. Akan tetapi untuk berperang, untuk mitra sosial dan sebagainya wanita dianggap rendah, karena secara fisik/ biologis wanita lebih lemah dari laki-laki. Oleh karenanya tidak jarang apabila mereka melahirkan anak perempuan, mereka merasa malu



dan



hina



bahkan



ada



yang



menguburkan



anak



perempuannya hidup-hidup. 5



Dengan demikian, akhlak masyarakat telah merosot sekali, sehingga sering berlaku hukum rimba siapa yang perkasa ialah yang berkuasa, siapa yang bodoh diperas oleh yang pandai, siapa yang miskin sihisap oleh yang kaya. Masa inilah yang disebut



dengan



masa



Jahiliyah.2Bangsa



Arab



pra-Islam



menjadikan adat sebagai hukum dengan berbagai bentuknya. Dalam



perkawinan,



mereka



mengenal



beberapa



macam



perkawinan, di antaranya: 1. Istibdha, yaitu seorang suami meminta kepada istrinya untuk berjimak dengan laki-laki yang dipandang mulia atau memiliki



kelebihan



tertentu,



seperti



keberanian



dan



kecerdasan. Salah satu contohnya adalah seorang suami merelakan istrinya berjimak dengan raja sampai terbukti hamil



agar



memperoleh



anak



yang



berasal



dari



bangsawan. 2. Poliandri, yaitu beberapa laki-laki berjimak dengan seorang perempuan. Setelah perempuan itu hamil dan melahirkan anak, perempuan tersebut memanggil semua laki-laki tersebut, kemudian perempuan tersebut menunjuk salah seorang dari semua laki-laki tersebut untuk menjadi bapak dari anak yang dilahirkannya. 3. Maqthu’, yaitu seorang laki-laki menikahi ibu tirinya setelah bapaknya meninggal dunia. 4. Badal, yaitu tukar-menukar istri tanpa bercerai terlebih dahulu dengan tujuan untuk memuaskan hubungan seks dan terhindar dari bosan. 5. Shighar, yaitu seorang wali menikahkan anak atau saudara perempuannya kepada seorang laki-laki tanpa mahar.3 2.4.



Agama dan kepercayaan



2 Maidir Harun dan Firdaus, Sejarah Peradaban Islam, Padang: IAIN-IB Press, 2002, hlm. 19-20.



6



Mayoritas



bangsa



Arab



sebelum



Islam



menganut



kepercayaan yang menyembah berhala dengan berbeda-beda antara sebutan sanam(patung), wasian (berhala), dan nusub. Sanam ialah dalam bentuk manusia dibuat dari logam atau kayu. Wasan demikian juga dibuat dari batu, sedang nusub adalah batu karang tanpa bentuk tertentu.4 Beberapa kabilah melakukan cara-cara ibadahnya sendiri-sendiri. Mereka beranggapan batu karang itu berasal dari langit meskipun itu adalah batu kawah atau yang serupa itu. Beberapa berhala yang baik buatannya berasal dari Yaman. Benda-benda lain yang dianggap mempunyai kekuatan gaib, seperti batu, pohon kayu, binatang, matahari dan sebagainya. Oleh karena itu, di kalangan mereka terdapat beberapa nama tuhan yang disembah seperti Al-‘Uzza di Hejaz, Manah didekat kota Yasrib, Al-Lata di Thaif dan Hubal di Mekah. Hubal adalah tuhan orang-orang keturunan suku Quraisy. Berhala ini terbuat dari batu zaki berwarna merah, berbentuk manusia, dan bahwa lengannya pernah rusak dan oleh orang Quraisy diganti dengan lengan dari emas. Hubal ini dewa orang Arab yang paling besar. Menurut riwayat yang umum, batu hubal ini, dibawa dan diperkenalkan oleh Umar bin Lubay dari Bani Khuza’ah. Pada waktu ia berkunjung ke Balqa’ Suriah, Syam, ia terpengaruh anggapan



oleh



sembahan



orang-orang



yang



penduduk



tersebut.



menyembah



Menurut



patung-patung



tersebut patung yang mereka sembah itu memiliki kekuatab ghaib yang luar biasa, seperti mampu menurunkan hujan,



3 Dedi Supriadi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: CV. Pustaka Mulia,2008, hlm.55-56.



4 Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Jakarta:Mitra Kerjaya Indonesia, 2013, hlm.19-20.



7



menyembuhkan orang sakit dan sebagainya. 5 Tidak cukup dengan berhala-berhala besar itu saja buat masyarakat Arab guna menyampaikan sembahyang dan memberikan kurbankurban, tetapi kebanyakan mereka mempunyai patung-patung dan



berhala-berhala



dalam



rumah



masing-masing.



Mereka



mengelilingi patungnya itu baik yang ada dalam Ka’bah atau yang ada disekelilingnya. 2.5.



Bisnis Yang Dilakukan Bangsa-Bangsa Arab Kuno Pra-Islam



 Bisnis Kaum Arab pada Zaman Perunggu 1. Bisnis Kaum Mangan Mangan merupakan daerah kuno yang disebutkan dalan tulisan kuno Simeria sekitar 2300 SM sebagai sumber tembaga dan diorite untuk mesopotamia. Orang Sumeria tinggal



diselatan mesotamia yang dikenal



sebagai peradaban awal dunia. Tanah mangan mempunyai penggunungan yang tinggi yang mengandung diorit dan di tambang. 2. Bisnis kaum ‘aad Kaum ‘aad atau ‘ad merupakan suku arab kuno yang dipimpin oleh ‘ad ibn kin’ad. Menurut muhammad bin ishaq, kaum ‘aad tinggal di daerah al ahqaf , daerah sebelah barat oman dan sebelah timur yaman, membentang dari laut arab sampai pengunungan dhofar dan pinggiran rub’al-khali. Bisnis yang dilakukan oleh kaum ‘aad bertumpu pada bisnis kemenyan(frankincese) yang pada waktu itu merupakan produk yang berharga mahal. Menurut catatan sejarah, hal tersebut menjadikan orangorang ‘aad memperoleh kekayaan yang luar biasa dari bisnis mereka dengan daerah pesisir dan merupakan pusat penduduk di timur tengah yang sejajar dengan eropa.’’dan yang telah kami mewahkan mereka dalam kehidupan dunia’’.(Al mukminun:33). Hasil bisnis tersebut cukup untuk membuat bangunan-bangunan tinggi menjulang yang belum pernah dibangun oleh kaum lain. Hal ini disebutkan dalam al-qur’an surat al fajr ayat 6-8 : ‘’apakah kamu tidak memperhatikan 5 Maidir Harun dan Firdaus, Sejarah Peradaban Islam, Padang: IAIN-IB Press, 2002, hlm. 19-20.



8



bagaimana tuhan berbuat terhadap kaum ‘aad (yaitu) penduduk iram yang mempunyai bangunan-bangunan yangg tinggi yang beluum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, dinegeri-negeri lain.’’ 3. Bisnis Kaum Tsamud Kaum tsamud merupakan orang arab kuno, baik sebagai suku atau kelompok yang hidup dari 2300 SM sampai 200 SM. Meskipun kaum tsamud mungkin berasal dari arab selatan, sekelompok besar dari mereka ruparupanya pindah menuju utara pada awal tahun tersebut, yang secara taradisional menempati lereng gunung athlab. Hasil temuan dari para arkeolog, sejumlah batu karang hasil budaya kaum tsamud tidak hanya di temukan digunung athlab, tetapi juga juga seluruh arab tengah. Berdasarkan sumber al-qur’an, catatan orang Assyiria dan prasati di candi yunani dari barat laut hijaz pada 169 Masehi.  Bisnis Kaum Arab Pada Zaman Besi 1. Bisnis kaum minea Kerajaan pertama di arab selatan adalah minea, yang di perkirakan ada sejak 1200 SM sampai 650 SM. Wilayah utama bangsa minea mencakup daerah oase sungai yang luas membentang ke barat laut ma’rib, yang sejak periode islam dikenal dengan sebutan al jawf. Minea dalam bahasa arab, alma’iiniyyuun atau ma’iin atau di ucapkan ma’in mempunyai arti mata air. Bisnis utama yang dilakukan oleh orang minea adalah bisnis rempah-rempah, kemenyan (frankincese) dan myrrh. 2. Bisnis Kaum Saba’ Orang saba’ sejak abad ketujuh sebelum masehi (SM) telah menempati yaman. Orang saba’ hhidup dari 750 SM sampai 115 SM dengan satu kali perubahan gelar raja, sekitar 610 SM. Pada periode pertama tersebut mulai dibangun bendungan ma’rib yang menjadikan saba sebaagai daerah yang subur. Di tanah saba tumbuh pohon rempah-rempah, gaharu dan tumbuhan beraroma untuk penyedap masakan atau kemenyan untuk upacara kenegaraan atau ke agamaan di gereja. 3. Bisnis kaum awsan Kaum awsan bertempat tinggal dan mendirikan kerajaan di arabia selatan (yaman) dengan ibu kota di hagar yahirr yang terletak di wadi markha,



9



sebelah selatan wadi bayhan, yang saat ini di kenal dengan lokasi yang bernama hagar asfal. Kerajaan awsan merupakan salah satu kerajaan yang palingg penting di arabia selatan. Kaum awsan mengalami kemakmuran karena ikut mengendalikan rute bisnis para kalifah dagang yang melintas semenanjung arabia selatan dan kemudian juga rute laut. Produk bisnis yang bersifat international adalah frankincense dan myrrh. Pengembangan kedua produk tesebut dan rempahrempah serta tanaman lainnya di mungkinkan karna sistem irigasi yang luas yang mengaliri dari dam menuju lembah. 2.6.



Ekonomi dan Perdagangan Terikat oleh keadaan geografis alam yang tandus, kering dan gersang, maka



pada umumnya kehidupan orang Arab sebelum Islam bersumber dari kegiatan perdagangan dan peternakan. Penduduk kota pada umumnya berdagang dan penduduk kampung hidup dengan beternak, yang bermanfaat untuk sebagai alat transportasi sekaligus untuk konsumsi bagi mereka. Terkenallah beberapa kota di Arab sebagai pusat perdagangan, seperti Mekkah,Madinah, Yaman dan lain-lainnya. Di kota Mekkah, sekali setahun pada bulan, Zulqaidah, Zulhijjah dan bulan Muharam diadakan keramaian yang ramai dikunjungi orang sekitarnya, sehingga dengan demikian Mekkah tumbuh menjadi kota dagang (kota metropolitan) antar suku bangsa yang terdapat di sekitar Jazirah Arab. Pada musim dingin mereka pergi berdagang ke Yaman dan musim panas mereka berdagang ke Syam. Informasi ini sudah dijelaskan dalam Al-Quran pada surat Quraisy ayat 2.











  



(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Selain itu, penduduk yang tinggal di pedesaan, umumnya



hidup dengan beternak kambing, biri-biri dan unta. Ternak ini sekaligus merupakan bahan makanan bagi mereka. Hewan ternak ini mereka gembalakan di daerah-daerah yang memiliki 10



rumput dan air, yang jumlahnya amat sedikit dan terbatas di Jazirah Arab. 2.7. Kedudukan Mekah Meskipun yaman mempunyai peradaban yang paling tinggi di antara seluruh jazirah arab, yang di sebabkan oleh kesuburan negerinya serta pengaturan pengairan yang baik, namun ia tidak menjadi pusat perhatian negeri-negeri sahara yang terbentang luas itu, juga tidak menjadi pusat ke agamaan mereka. Tetapi yang menjadi pusat adalah mekah dengan ka’bah sebagai rumah ismail. Ketempat itu orang berkunjung dan ketempat itu pula orang melepaskan pandang. Bulanbulan suci sangat di peluhara melebihi tempat lain. Oleh karena itu, dan sebagian markas perdangan jazirah arab yang istimewah, mekah di anggap sebagai ibukota seluruh jazirah. Kemudian takdir pun mengkehendaki pula ia menjadi sasaran pandangan dunia sepanjang zaman. Ka’bah tetap di suci kan dan suku quraisy masih menempati kedudukan yang tinggi, sekalipun mereka semua tetap sebagai orang-orang badawi yang kasar sejak berabad-abad lamanya.6 Daerah Arab yang sama sekali tidak pernah dijajah oleh bangsa lain, baik karena sulit dijangkau maupun karena tandus dan miskin,adalah Hijaz. Kota terpenting didaerah ini adalah Mekkah, kota suci tempat Ka’bah berdiri. Ka’bah pada masa itu bukan saja disucikan dan dikunjungi oleh penganut-penganut agama asli Mekkah, tetapi juga oleh orang-orang Yahudi yang bermukim disekitarnya. Untuk mengamankan para perziarah yang datang kekota itu, didirikanlah suatu pemerintahan yang pada mulanya berada ditangan dua suku yang berkuasa, yaitu Jurhum, sebagai pemegang



kekuasaan



politik



dan



Ismail



(keturunan



Nabi



Ibrahim), sebagai pemegang kekuatan atas Ka’bah. Kekuasan 6 M. Suyanto, Muhammad Business Strategy & ethnic, Yogyakarta: CV. Andi Offest, 2008,hlm. 20.



11



politik kemudian berpindah kesuku Khuza’ah dan akhirnya kesuku Quraisy dibawah pimpinan Qushai. Suku terakhir inilah yang kemudian mengatur urusan-urusan politik dan urusanurusan yang berhubungan dengan Ka’bah. Semenjak itu, suku Quraisy menjadi suku yang mendominasi masyarakat Arab.7



BAB III KESIMPULAN 3.1. Kesimpulan 1. Asal Usul Bangsa Arab dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu Qahthaniyun (keturunan qhathan) dan



‘Adnaniyun (keturunan Ismail ibn



Ibrahim). 2. Politik dan Pemerintahan Bangsa Arab sebelum Islam tidak pernah dijajah oleh bangsa asing, bahkan tidak pernah tercipta kesatuan politik di seluruh Jazirah Arab. 3. Sosial kemasyarakatan Masyarakat Arab sebelum Islam adalah masyarakat feodal dan sudah mengenal sistem perbudakan. Sistem kekerabatannya adalah sistem patrilinial. 4. Agama dan kepercayaan Mayoritas bangsa Arab sebelum Islam menganut kepercayaan yang menyembah. 5. Bisnis Yang Dilakukan Bangsa-Bangsa Arab Kuno Pra-Islam  Bisnis Kaum Arab pada Zaman Perunggu 7 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persade, 1997, hlm. 13-14.



12



 Bisnis Kaum Arab Pada Zaman Besi 6. Ekonomi dan Perdagangan, Penduduk kota pada umumnya berdagang dan penduduk kampung hidup dengan beternak. 7. Kedudukan Mekah, Kota terpenting didaerah ini adalah Mekkah, kota suci tempat Ka’bah berdiri. Ka’bah juga disucikan



oleh



orang-orang



Yahudi



yang



bermukim



disekitarnya. 3.2. Saran Kepada pembaca diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan mengenai peradaban bangsa-bangsa Arab Pra-Islam. Dan dapat menjadi sumber bacaan yang berguna bagi para pembaca.



13