Makalah Arthropoda Dan Echinodermata Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu yang mempelajari tentang hewan atau Zoologi merupakan bagian dari Biologi. Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, maka untuk pengembangan Zoologi perlu menggunakan cara pemecahan ilmiah. Langkahlangkah metode ilmiah mengobservasi, mempersoalkan, membuat hipotesis, melakukan eksperimen, dan menyusun teori. Zoologi invertebrata merupakan salah satu cabang ilmu Biologi yang kajiannya mencakup hewan tidak bertulang belakang. Habitat hewan invertebrata ini teradapat pada perairan tawar, laut dan daratan. Namun lebih dominan pada perairan aquatic terutama pada daerah lautan. Lautan merupakan rumah bagi kebanyakan filum hewan tersebut. Dunia hewan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang dikelompokkan menjadi hewan bertulang belakang (Vertebrata) dan hewan tak bertulang belakang (Avertebrata / Invertebrata). Kelompok hewan Invertebrata mempunyai ciri-ciri tidak bertulang belakang, susunan syaraf terletak di bagian ventral (perut) di bawah saluran pencernaan, umumnya memiliki rangka luar (eksoskeleton) dan otak tidak dilindungi oleh tengkorak. Invertebrata adalah organisme yang paling berlimpah di bumi. Mereka menempati hampir semua habitat, mereka dapat ditemukan merayap, terbang, berenang atau mengambang. Invertebrata tidak memiliki kerangka internal yang terbuat dari tulang. Invertebrata adalah hewan yang memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan vertebrata, juga memiliki sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan vertebrata. Hewan ini dikelompokkan menjadi 8 kelompok (filum) yaitu hewan berpori (Porifera), hewan berongga (Coelenterata), cacing pipih (Platyhelminthes),



cacing



gilig



(Nemathelminthes),



cacing



berbuku-buku



1|Page



(Annelida), hewan lunak (Mollusca), hewan berkulit duri (Echinodermata) dan hewan dengan kaki beruas-ruas (Arthropoda). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Arthropoda? 2. Bagaimana struktur dan fungsi Arthropoda ? 3. Bagaimana sistematika Arthropoda ? 4. Apa yang dimaksud dengan Echinodermata ? 5. Bagaiman struktur dan fungsi Echinodermata ? 6. Bagaimana sistematika Echinodermata ? 7. Apa saja peranan hewan Arthropoda dan hewan Echinodermata bagi Kehidupan ?



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian Atrhropoda? 2. Untuk mengetahui sistematika Arthropoda ? 3. Untuk mengetahui Struktur dan fungsi Arthropoda? 4. Untuk mengetahui pengertian Echinodermata ? 5. Untuk mengetahui sistematika Echinodermata ? 6. Untuk mengetahui struktur dan fungsi Echinodermata ? 7. Untuk mengetahui peranan hewan Arthropoda dan hewan Echinodermata bagi kehidupan ?



2|Page



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Arthropoda Arthropoda berasal dari kata arthron yang berarti ruas, dan podos yang berarti kaki. Jadi Arthropoda dapat diartikan hewan yang kakinya beruasruas. Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen). Dimana bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik coelomata, terlindung oleh rangka luar dari kitin. Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan trakea. Ciri-ciri umum Arthropoda 1. Tubuh dan kaki yang beruas-ruas atau berbuku. 2. Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut) yang bersegmen-segmen. 3. Bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. 4. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon). Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit. Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat. 5. Memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata, penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. 6. System Saraf tangga tali yang disebut ganglia. Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan. 7. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler darah.



3|Page



8. Alat pencernaan makanan lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan usus, dan anus. Ciri-ciri khusus Arthropoda 1. Memiliki tubuh bersegmen. 2. Mempunyai kulit keras terbuat dari kitin, yang berfungsi untuk sebagai eksoskeleton. 3. Mengalami pergantian kulit (molting) dalam interval waktu tertentu. 4. Bernafas dengan insang atau trakhea. 5. Habitatnya di perairan maupun di daratan. 2.2 Anatomi Arthropoda Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi. Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas. Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton). Eksoskeleton tersusun dari kitin yang disekresikan oleh sel kulit. Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat. Ukuran tubuh Artropoda bervariasi dari 0,1 mm sampai > 3cm. Tubuhnya simetri bilateral dan dilindungi esksoskeleton. Mempunyai mata majemuk (faset) atau mata tunggal (oselus). Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak. Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan tubuh. Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru. Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis. Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba.



4|Page



2.3 Klasifikasi dan Sistematika Arthropoda Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada disepanjang sisi ventral tubuhnya. Pada berbagai otempat disegmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia. Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan. Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak. Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang. Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku. Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya. Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka. Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol. Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa.



5|Page



Cara reproduksi Arthropoda Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual dengan perkawinan (kopulasi). Namun ada juga yang secara seksual dengan perkawinan (kopulasi) dan juga secara aseksual yaitu dengan cara partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Menjadi individu jantan yang memiliki kromosomseparuh dari betina. Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masingmasing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa telur. Pembuahan bisa terjadi di dalam (gonokoris) atau terjadi di luar (diesis). Klasifikasi Arthropoda Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki. Berikut ini akan diuraikan delapan kelas diantaranya, yaitu Kelas Crustacea,



Onychopora,



Chilopoda,



Dhilopoda,



Insecta,



Arachnoidea,



Paauropoda, Symphyla. Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasnya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masingmasing kelompok. 1. Klasifikasi phylum arthropoda a) Klas Crustaceae (udang-udangan) Ciri-ciri: 1) Memiliki dua pasang antena. 2) Kepala menyatu dengan dada (sefalotoraks) 3) Tubuh terdiri dari Cephalothorax dan abdomen. 4) Memiliki eksoskeleton dari zat tanduk/kitin. 5) Dapat mengalamai pelepasan kulit dari tubuhnya 6) Tidak memiliki pembuluh darah kapiler. 7) Sebagian respirasinya menggunakan insang.



6|Page



8) Pertukaran udara terjadi secara difusi.



Contoh Hewan Crustacea



Contoh: Penaeus (udang windu), Cambarus virilis (udang air tawar), Portunus s-exdentalus (kepiting), dan Neptunus pelagicus (rajungan). 1) Morfologi Klas Crustacea atau Udang-udangan adalah suatu kelompok besar dari Arthropoda, Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti Lobster, kepiting, udang-Udangan. Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu (sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (abdomen). Bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas dan 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit (keliped) dan 4 pasang kaki jalan. Selain itu, di sefalotoraks juga terdapat sepasang antena, rahang atas, dan rahang bawah. Sementara pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan di bagian ujungnya terdapat ekor. 2) Siklus Hidup Udang melakukan pemijahan di perairan yang relatif dalam. Setelah menetas, larvanya yang bersifat planktonis terapung-apung dibawa arus, kemudian berenang mencari air dengan salinitas rendah disekitar pantai atau muara sungai. Di kawasan pantai, larva udang



tersebut



berkembang.



Menjelang



dewasa,



udang



7|Page



tersebut berupaya kembali ke perairan yang lebih dalam dan memiliki tingkat salinitas yang lebih tinggi, untuk kemudian memijah. Tahapan-tahapan tersebut berulang untuk membentuk siklus hidup. Udang dalam pertumbuhan dan perkembangannya mengalami beberapa fase, yaitu nauplius, zoea, mysis, post larva, juvenile (udang muda), dan udang dewasa setelah telur-telur menetas, larva hidup di laut lepas menjadi bagian dari zooplankton. Saat stadium post larva bergerak ke daerah dekat pantai dan perlahan-lahan turun ke dasar di daerah estuari dangkal. Perairan dangkal ini memiliki kandungan nutrisi, salinitas dan suhu yang sangat bervariasi dibandingkan dengan laut lepas. Setelah beberapa bulan hidup di daerah estuari, udang dewasa kembali ke lingkungan laut dalam dimana kematangan sel kelamin, perkawinan dan pemijahan terjadi. 3) Sususnan Anatomi Hewan ini adalah satu-satunya Arthropoda yang memiliki dua pasang antena. Kemudian terdapat tiga pasang anggota badan yang digunakan untuk mengunyah dan memanipulasi makanan, satu pasang pertama adalah mandibular dan dua pasang berikutnya adalah maksila. Organ tambahan lain umumnya adalah pasangan kaki-kaki untuk bergerak. Dengan perkecualian pasangan antena pertama yang bercabang satu (uniramous), pasangan organ-organ tambahan anggota subfilum Crustacea yang lain adalah bercabang dua (biramous). 4) Sistem Ekskresi Crustacea juga memiliki alat ekskresi. Alat ekskeresi pada udang terdiri atas dua buah kelenjar hijau yang membuat cairan berwarna hijau, strukturnya seperti nefridium, dan terbuka pada dasar antena-antena. 5) Sistem Respirasi Insang berbulu (insang dalam), bertaut pada segmen basal dari maksiliped kedua dan ketiga, dan bertaut pula dengan empat kaki



8|Page



untuk berjalan yang pertama. Barisan insang kedua dan ketiga (pada beberapa jenis, antara lain Astacus sp) bertaut dengan barisan insang luar. Insang-insang dalam itu terendam dalam air dalam ruang insang (ruang di sebelah bawah tiap karapase). Insang-insang itu mengandung pembuluh-pembuluh darah. Aliran air dalam ruang insang itu terjamin oleh adanya “ember” air yang merupakan cabang dari maksila kedua 6) Sistem Digestivus Mulut > Kerongkongan > Lambung dengan kelenjar penceraan > Usus > Rektum > Anus 7) Sistem Reproduksi Kelamin terpisah (diesius). Baik testes maupun ovarium bilobat. Testes melepaskan sperma ke dalam duktus spermatikus terus ke pori-pori yang terdapat di dasar pasangan kaki untuk berjalan yang kelima. Oviduk melepaskan telur dari ovarium ke lubang-lubang pada dasar pasangan kaki untuk berjalan. Stadium embrional diselesaikan ketika telur masih bertaut dengan “swimmeretswimmeret” hewan betina. Bahkan larva telah menetas pun tetap tertaut padanya untuk beberapa lama. 8) Sistem Syaraf Pada udang terdapat “otak” di sebelah dorsal, dengan dua buah penghubung sirkumesofageal, dan sebuah rantai ganglion-ganglion di sebelah ventral. Ganglion ventral pertama besar, berhubungan dengan beberapa persatuan ganglion. Saraf bercabang dari otak dan korda ventral. 2. Klas Onychopora Kelas ini tidak begitu dikenal sehingga tidak terlalu dibahas secara panjang lebar. Hewan ini memiliki kutikula yang tipis, tidak bersegmen, dinding tubuh berotot, terdapat sepasang rahang dan sebaris lubang nephridium, panjang tubuh ± 5 cm. Contohnya adalah Peripatus a. Morfologi



9|Page



karakter morfologi Onychopora. Kemiripan dengan arthropoda terlihat adanya k u t i k u l a ya n g b e r k i t i n , j a n t u n g t u b u l a r ya n g t e r l e t a k d i d a l a m t u b u h sebelah dorsal, sistem sirkulasi terbuka, hemocoel sebagai rongga utama tubuh m e m i l i k i tabung



pernafasan



(trabekula),



b e r s e g m e n - s e g m e n . Sedangkan



kondisi



dan yang



tubuh



membedakan



Onychophora dengan Arthropoda adalah k u t i k u l a n y a y a n g t i d a k m e n g e r a s , yang membedakan Onychophora dengan Arthropoda adalah k u t i k u l a n ya y a n g t i d a k m e n g e r a s , a p e n d i k s t i d a k bersendi,



tidak



memiliki



dan



pembuka



abdomen, menutup



sehingga



ganglion trakhea



mengakibatkan



torak Tidak



dan dapat



Onychophora



h a n y a a k t i f p a d a m a l a m h a r i s a a t lingkungan lembab dan selama hujan. b. Sususnan Anatomi Bentuk tubuh seperti cacing dengan 14-43 pasang kaki (Lobopodia). Akibat k o n d i s i i n i O n y c h o p h o r a s e r i n g d i s e b u t c a c i n g b e l u d r u a t a u c a c i n g ber



Jalan. Panjang



tubuhnya mulai 1,4 cm sampai 15 cm. Ro n g g a t u b u h n ya b e r u p a hemocoel. c. Sistem Ekskresi Berupa Nefrida berjumlah satu di setiap dasar kaki. d. Sistem Digestivus Sistem pencernaan sangat sederhana, terdiri atas satu Faring yang berotot,esofagus pendek, lambung panjang dan usus pendek. e. Sistem Syaraf Sistem Saraf terdiri atas otak terletak di kepala bagian dorsal, sepasang tali saraf ventral yang dihubungkan oleh beberapa saraf transversal. 3. Klas Chilopoda



10 | P a g e



Sub Kelas Chiliopoda disebut juga centipede, tubuhnya pipih dan bersegmen-segmen. Jumlah segmen tersebut tidak sama tergantung pada jenis spesiesnya spesiesnya yaitu berkisar antara 15-17 segmen. Tiap segmen tersebut mempunyai sepasang kaki kecuali 2 segmen terakhir dan sebuah segmen di belakang kepala. Pada segmen yang di belakang kepala tersebut terdapat sepasang cakar beracun yang disebut maxilliped, digunakan untuk membunuh mangsanya. Antena panjang terdiri dari 12 segmen atau lebih. Contoh: Lithobius forficatus (kelabang/lipan). a) Morfologi Chilopoda adalah Kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Arthropoda, Hewan ini tergolong hewan pemangsa (predator). makanannya adalah cacing dan serangga. b) Siklus Hidup Habitat di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk sehingga kelas ini sering disebut Sentipedes. c) Sususnan Anatomi Chilopoda (bentuk tubuh gepeng), berbagai macam lipan (kelabang) yang memiliki panjang hingga 26 cm. Hewan ini mampu memangsa hewan kecil dengan cara melumpuhkannya dengan gigi yang beracun. Bentuk tubuh agak gepeng, yang terdiri atas kepala dan badan beruas-ruas (15-173 ruas), pada tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya, berupa Insecta, Mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora. Pada bagian kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. d) Sistem Ekskresi



11 | P a g e



Berupa dua buah saluran Malpighi.



e) Sistem Respirasi Dengan trakea yang bercabang, dengan lubang yang terbuka hamper pada setiap ruas. f) Sistem Digestivus Sistem pencernaanya sudah sempurna. Artinya dari mulut sampai anus. g) Sistem Reproduksi Reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilisasi internal). Myriapoda ada yang ovipar dan ovovivipar. h) Sistem Syaraf Sistem sarafnya disebut sistem saraf tangga tali dengan alat penerima rangsang berupa satu pasang mata tunggal dan satu pasang antena sebagai alat peraba. 4. Klas Dhipolopoda Sub Kelas Diplopoda, Diplopoda disebut juga Millipede. Tubuhnya bulat panjang dan terdiri dari 25-100 segmen atau lebih tergantung jenis spesiesiesnya. Setiap segmen tampaknya mempunyai dua pasang embelan. Sesungguhnya segmen tersebut tersusun rapat sehingga terlihat seperti satu segmen. Jadi sebenarnya adalah setiap segmen hanyalah mempunyai sepasang embelan. Contoh: Julus virgatus (keluing/kaki seribu). 1. Morfologi Kaki seribu memiliki tubuh yang terbagi atas dua bagian, kepala di sebelah depan dan bagian tubuhyang panjang dibelakangnya. Tubuhnya terdiri dari segmen-segmen tubuh berbentuk.



12 | P a g e



Pada hampir setiap segmen tubuh dari kaki seribu dewasa terdapat dua pasang kaki। Segmen tubuh pertama setelah kepala disebut tengkuk (collum) dan tidak berkaki. Tiga segmen berikutnya (segmen 2 hingga 4) mengandung sepasang kaki pada tiap segmennya Kaki seribu yang belum dewasa sering kali mempunyai segmen terakhir yang tidak berkaki. Kaki seribu yang belum dewasa sulit sekali ditentukan jenisnya. Oleh karena itu pilihlah kaki seribu dewasa, spesimen yang segmen terakhirnya lengkap dengan kaki atau specimen yang hanya mempunyai sedikit segmen tanpa kaki untuk ditentukan identitasnya. Alat mulut kaki seribu hanya memiliki dua pasang alat mulut, mandibula yang digunakan untuk mengunyah dan suatu keping di sebelah belakang yang disebut gnathochilarium. Organ Tömösváry: Ini adalah organ perasa yang terletak di kepala pada kebanyakan kaki seribu.Organ ini umumnya berbentuk cincin yang agak menonjol, tetapi dapat juga berbentuk ladam atau hanya sekedar berbentuk suatu lubang. Posisinya terletak di bagian belakang dasar sungut. Tidak semua bangsa kaki seribu memiliki organ ini. 1. Ozopor: Organ ini pada kebanyakan bangsa kaki seribu terdapat pada sejumlah segmen tubuh, yaitu lubang kelenjar yang menghasilkan bau tertentu. Bagian ini agak sulit untuk dilihat. Pada kebanyakan hewan, ozopore terletak di sebelah samping tubuh dan dimulai pada segmen ke enam. Pada sebagian kecil kelompok hewan ini, lubang kelenjar terdapat di sepanjang bagian tengah dorsal. 2. Paranota: Bagian dorsal setiap segmen cincin ditutupi dengan perisai yang kerat dan disebut tergit.Pelebaran kearah samping tubuh dinamakan paranota. Kebanyakan kaki seribu memiliki “bintik mata” pada daerah sisi kepala. Mata demikian dapat terdiri dari sejumlah bintik mata yang bersatu membentuk daerah penglihatan. Sejumlah kaki seribu, misalnya Polydesmida, tidak pernah memiliki bintik mata. Kaki seribu yang hidup di dalam gua pada beberapa bangsa



13 | P a g e



telah kehilangan alat penglihatan mereka, meskipun kerabatnya yang hidup di permukaan tanah mempunyai daerah penglihatan yang terbentuk dengan baik. Kaki seribu dewasa umumnya mempunyai alat kelamin yang jelas. Alat kelamin tentu terdapat pada kedua jenis kelamin, hanya lebih nyata pada hewan jantan. Kaki yang berubah menjadi alat kelamin umumnya dapat ditemukan di dua bagian, di daerah segmen cincin yang ke tujuh atau pada bagian ujung tubuhnya, meliputi pasangan kaki yang terakhir. Pasangan kaki yang terakhir umumnya dinamakan telopod. Pasangan kaki ke tujuh yang termodifikasi kadang-kadang tersembunyi pada suatu kantung. Pada kelompok hewan demikian hewan jantan terlihat tidak punya pasangan kaki pada segmen ke tujuh). Pasangan kaki ke tujuh yang mengalami modifikasi dikenal dengan gonopod. Organ ini sangat penting untuk mengidentifikasi jenis. Hewan betina mempunyai alat kelamin (kadang-kadang disebut cifopod) dapat ditemukan di sebelah belakang pasangan kaki kedua. Lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini:



Gambar 1. Bagian-bagian tubuh suatu kaki seribu jantan dari Bangsa Julida. Pada tampak samping kaki pada bagian segmen depan, kaki-kaki terlihat lebih depan dibandingkan dengan tempat sebenarnya (menurut Blower, 1985). Perhatikan bahwa pasangan kaki pertaman berbentuk cakar adalah ciri paling jelas dari Julid jantan. collum = tengkuk, ocelli = bintik, mata, ocular field = daerah mata, mandible = rahang, ozopore(s) = ozopor, gonopod(s) = gonopod, leg(s) = kaki. Gambar 2:



14 | P a g e



Gambar 7. Struktur segmen cincin (diplosegmen)(menurut Demange, 1981). ozopore(s) =ozopor, leg(s) = kaki, gland = kelenjar, prozonite = prozonit, metazonite = metazonit, suture = sambungan, stigma = lubang halus, sternite = sternit, posterior = belakang, anterior = depan. 1. Siklus Hidup Diplopoda (bentuk tubuh bulat/gilig), mencakup berbagai macam lengkibang (luing)/kaki seribu yang hidupnya di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk karena makanannya berupa sayur-mayur, vegetasi yang sudah mati atau lumut. 2. Sususnan Anatomi Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 - 100 segmen) terdiriatas kepala dan badan, setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dantidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu, ataukedua, kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi. Serta pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok mata tunggal. 3. Sistem Ekskresi Berupa dua buah saluran Melpighi. 4. Sistem Respirasi Dengan Trakea yang tidak bercabang. 5. Sistem Reproduksi Pada kelas diplopoda sudah dapat dibedakan jantan dan betina. Bukaan genital terletak pada segmen ketiga, dan pada jantan disertai oleh



15 | P a g e



satu atau dua penis, yang paket setoran sperma ke gonopods. Pada wanita, membuka pori-pori genital ke kamar kecil, atau vulva, yang ditutupi oleh tudung kecil seperti penutup, dan digunakan untuk menyimpan sperma setelah sanggama. Dalam beberapa spesies jantan memancarkan feromon untuk menarik si betina. Sebelum perkawinan, kaki seribu jantan terlebih dahulu mengisi organ-organ seksual sekunder dari yang utama, untuk melakukan hal ini dia harus menekukkan tubuhnya ke depan sehingga spermatophore dari Gonopores pada segmen tubuh ke-3 dapat ditransfer ke Gonopods (berarti 'seks-kaki') pada 7 segmen tubuh. Kaki seribu jantan dan betina melakukan pendekatan untuk kawin dengan cara, kaki seribu jantan berjalan di belakang betina dan merangsang dengan irama pulsa dari kakinya. Ketika betina mengangkat segmen depan jantan mengelilingi tubuhnya dan ketika mereka menentang alat kelamin transfer sperma terjadi. Sperma dilewatkan ke perempuan sebagai sebuah paket disebut spermatophore. Gonopods atau organ seksual sekunder yang digunakan dalam transmisi spermatophore ini bervariasi dalam bentuk dengan spesies yang berbeda, ini terkait erat dengan membantu menghentikan bentuk spesies hybridizing.. Betina dapat dan akan kawin beberapa kali dalam jenis Iulid tetapi jenis Polydesmoid betina cenderung untuk kawin hanya sekali



dalam



semusim.



Betina menghasilkan 10-300 telur dalm satu waktu, telur ditempat pada tempat yang lembab atau sampah organik, walaupun terkadang di tempat yang kering, sarang akan dilapisi dengan kotorannya. 5. Klas Insecta Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah.Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda.



16 | P a g e



Klasifikasi Insecta



Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea.Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta.Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alt ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka.Organ kelaminnya dioseus. Perkembangan Insecta dibedakan menjadi 3 : 1. Pertama Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa perubahan wujud.Contohnya kutu buku (lepisma saccharina) 2. Kedua Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap.Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut nimfa.Ringkasan skemanya adalah telur – nimfa (larva) – dewasa (imago).Contoh Insecta ini adalah belalang, kecoa (periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp.), dan walang sangit (leptocorisa acuta). 3. Ketiga Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan wujud yang sanagt berbeda (sempurna).Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur – larva – pupa – dewasa.Larvanya berbentuk ulat tumbuhdan mengalami ekdisis beberapa kali. Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa..Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa.Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa.Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk. Berdasarkan sayap,Insecta dibedakan menjadi 2 sub-kelas : 1. Pertama Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki antena panjang.Umumnya



17 | P a g e



berkembang secara ametabola.Contoh hewan kelas ini adalah kutu buku. 2. Kedua Pterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh yang disebut Eksopterigota.Kelompok lain yang sayapnya berasal dari tonjolan dalam dinding tubuh disebut Endopterigota.Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya : a) Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit.Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir. b) Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang.Contohnya walang sangit (Leptocorisa acuta) dan kutu busuk (Cymex rotundus). c) Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang.Contohnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis), dan kutu kepala (Pediculus humanus). d) Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala.Contohnya capung (Pantala). e) Endopterigota dibedakan menjadi : 1. Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan tebal.Misalnya kumbang tanduk (Orycies rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica). 2. Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih besar daripada sayap belakang.Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam (Monomorium sp.), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes). 3. Diptera hanya memiliki sepasang sayap.Misalnya nyamuk (Culex sp.), nyamuk malaria (Anopheles sp), nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat buah (Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis) 4. Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap.Misalnya kupu-kupu sutera (Bombyx mori) dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos) Insecta disebut juga serangga atau heksapoda.Heksapoda berasal dari kata heksa yang artinya enam (6) dan kata podosyang berarti kaki.Insecta mempunyai ciri khas yaitu berkaki 6 (tiga pasang).Diperkirakan oleh para ahli zoologi, insecta mempunyai jumlah lebih dari 70.000 jenis.Insecta berhabitat hampir di seluruh bagian biosfer, kecuali di laut.



18 | P a g e



1. Struktur dan Fungsi Tubuh Tubuh insecta beruas-ruas, terdiri atas segmen kepala (cephalo), dada (toraks) dan perut (abdomen).Kepala insecta terdiri atas satu segmen yang sebenarnya merupakan persatuan dari enam segmen. Pada bagian kepala terdapat : a) Sepasang mata faset (majemuk), yaitu mata yang memiliki beberapa ommatidia (mata tunggal) b) Sepasang antena/alat peraba. c) Tiga pasang alat mulut, yaitu : 1. rahang muka 2. rahang tengah 3. rahang belakang Dada (toraks) terdiri dari tiga segmen, yaitu prototoraks, mesotoraks dan metatoraks.Pada bagian dada terdapat tiga pasang kaki yang beruas-ruas.Pada beberapa insecta, di bagian kakinya terdapat keranjang serbuk sari.Pada umumnya insecta mempunyai dua pasang sayap. Bagian perut (abdomen) terdiri atas ± 11 ruas.Ruas belakang (bagian posterior) berfungsi sebagai alat reproduksi.Pada beberapa insecta betina terdapat alat untuk melepaskan telur yang disebut ovipositor serta kantung tempat menyimpan spermatozoid yang disebut spermateka.Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran atau membran tympanum. Menurut tipe mulutnya, Insecta digolongkan menjadi empat (4) tipe mulut, yaitu : 1. mulut menggigit dan mengunyah, misalnya jangkrik dan berbagai macam belalang. 2. mulut menggigit dan menjilat, misalnya berbagai macam lebah. 3. mulut menusuk dan mengisap, misalnya nyamuk. 4. mulut mengisap, misalnya kupu-kupu Tipe Mulut Insecta Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium). Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya yakni: 1.



kaki untuk menggali (anjing tanah)



2.



kaki untuk meloncat (belalang)



3.



kaki untuk berenang (kumbang air)



4.



kaki untuk pengumpul serbuk sari



5.



kaki untuk berjalan (kumbang tanah)



6.



kaki untuk memegang (belalang sembah)



19 | P a g e



Contoh Kelas Insecta : KINGDOM Animalia FILUM Artropoda KELAS Insecta ORDO Orthoptera SUBORDO caelifera FAMILI Acrididae GENUS Dissosteira SPESIES Dissosteira carolina



Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen) a. Kepala (Caput) Kepala pada serangga terdiri dari satu rentetan ruas-ruas metamer tubuh. kepala serangga berfungsi untuk mengumpulkan makanan, manipulasi, penerima sensoris dan perpaduan saraf . Pada kepala serangga terdapat alat mulut,antena, mata majemuk, dan mata tunggal. . 1. Alat Mulut. Bagian mulut serangga tersusun atas labrum, sepasang mandibula, sepasang maksila, labium dan hypofaring. Tipe bagian-bagian mulut serangga telah menentukan bagaimana serangga itu makan . pada dasarnya bentuk mulut pada serangga dapat digolongkan menjadi menggigitmengunyah (Seperti pada: Ordo Orthoptera, Coleoptera, Isoptera, dan pada larva serangga), menusuk-menghisap (seperti pada



20 | P a g e



Ordo Homoptera dan Hemiptera), menghisap (seperti pada Ordo Lepidoptera), menjilat-menghisap (seperti pada Ordo Diptera). 2. Antena. Antena pada serangga bervariasi bentuknya dengan fungsi sebagai alat sensor.menyatakan bahwa fungsi antena pada serangga merupakan alat perasa dan bertindak sebagai organ-organ pengecap, organ pembau, serta organ untuk mendengar. Serangga mempunyai sepasang antena pada kepala dan biasanya tampak seperti benang memanjang . 3. Mata Majemuk dan mata Tunggal (Ocelli). Menurut Jumar (2000), serangga dewasa memiliki 2 tipe mata, yaitu mata tunggal dan mata majemuk. Mata tunggal dinamakan ocellus (jamak: ocelli). Mata tunggal dapat dijumpai pada larva, nimfa, maupun pada serangga dewasa. Mata majemuk sepasang dijumpai pada serangga dewasa dengan letak masing-masing pada sisi kepala dan posisinya sedikit menonjol ke luar, sehingga mata majemuk ini mampu menampung semua pandangan dari berbagai arah. Mata majemuk (mata faset), terdiri atas ribuan ommatidia. Dada (Toraks) Menurut Borror et al (1992), toraks merupakan tagma (segmen) lokomotor tubuh dan toraks mangandung tungkai-tungkai dan sayap-sayap. Toraks terdiri atas tiga ruas, bagian anterior protoraks, mesotoraks, dan bagian posterior metatoraks. Diantara serangga-serangga memiliki dua pasang spirakel terbuka pada toraks. Spirakel yang satu berkaitan dengan mesotoraks dan yang lain berkaitan dengan metatoraks. Meso dan metahoraks mengalami beberapa perubahan yang berkaitan dengan penerbangan. Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen) . Sistem Pernafasan Pernapasan dilakukan menggunakan trakea yang seperti tabung berisi udara. Tabung itu terbuka di permukaan thoraks dan abdomen melalui pasangan katup spirakel. Sistem pernapasan pada belalang sama saja dengan sistem pernapasan pada serangga lain seperti nyamuk, lalat, dan kupu-kupu. Belalang berukuran lebih besar mungkin perlu lebih sering membuka ventilasi tubuhnya untuk membuka beberapa spirakel. Belalang menggunakan otot abdominal untuk mengembangkan tubuhnya dan memompa air ke dalam sistem pernapasannya.



21 | P a g e



Oksigen dari luar masuk lewat spirakel kemudian menuju pembuluh-pembuluh trakea. Pembuluh trakea akan bercabang hingga menjadi cabang halus yang disebut trakeolus. Trakeolus adalah tempat terjadinya pertukaran gas dengan selsel tubuh. Darah tidak mengangkut oksigen, melainkan hanya mengangkut sarisari makanan. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan tersusun oleh sel yang disebut trakeoblas. Cairan pada ujung trakeolus berfungsi supaya udara mudah berdifusi ke jaringan. Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea memipih sehingga udara kaya karbon dioksida keluar dari tubuh. Jika otot perut berelaksasi maka trakea kembali pada volume semua sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk ke trakea. Pembagian Sistem Pencernaan Serangga



Sistem pencernaan pada serangga dibedakan menjadi 3 bagian besar, yakni : 1. Pencernaan atas atau depan (stomodeum) 2.



Pencernaan tengah (mosenteron)



3. Pencernaan bawah atau belakang (proktodeum)



22 | P a g e



Saluran-saluran pencernaan diatas berasal dari turunan berbeda, saluran pencernaan depan serta belakang asalnya dari jaringan ektodermal serta saluran pencernaan tengah asalnya dari jaringan endodermal. Bentuk dari saluran pencernaan tersebut dipengaruhi oleh makanan serangga dan cara makannya, jadi hal tersebut menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan/ penyesuaian-penyesuaian antar bentuk pencernaan serangga. Kebanyakan serangga pada bagian-bagian tersebut dibagi lagi menjadi bagian lainnya dengan beragam fungsi masing-masing, yakni esofagus, faring, proventrikulus dan krop pad assaluran pencernaan bagian depan, sementara bagian pencernaan tengah ventrikulus, dan pada pencernaan bagian belakang ada pirolus, ileum serta rectum. Sejumlah sistem yang mendukung fungsi dari sistem pencernaan ialah sistem syaraf stomatogastik, sistem syaraf pusat, sistem pernapasan dan sistem endoktrin. 1. Pencernaan Atas atau Depan (stomodeum) Didalam sistem pencernaan serangga bagian ini, kebanyakan terlapisi oleh lapisan kutikula yang dapat diperbaharui pada saat terjadi pergantian kulit atau rangka luarnya serangga. Saluran pencernaan yang pertama ini tersusun dari organ-organ berikut : 1. Rongga Mulut Sebagai masuknya makanan. Berbeda dari mulut hewan umumnya yang mempunyai gigi untuk mengunyah makanan, untuk serangga organ rongga mulut ini tidak bergigi. 2. Faring Merupakan lengkungan yang menghubungkan antara rongga mulut dengan kerongkongan (esofagus). Dinding-dinding faring ini tersusun dari otototot yang fungsinya mendorong makanan agar mampu diteruskan ke kerongkongan. Sementara pada serangga tipenya mulut menusuk seperti nyamuk, serta penghisap seperti kupu-kupu, dalam faring lengkap dengan mirip pompa untuk menarik makanan ke kerongkongannya. 3. Kerongkongan (esophagus) Identik dengan faring, fungsinya kerongkongan mendorong bahan makanan yang telah masuk menuju organ pencernaan berikutnya. 4. Tembolok Hampir sama juga dengan tembolok yang sering dijumpai pada organisme Aves (burung), tembolok disini berfungsi untuk menyimpan makanan, dan menunggu antrian ke lambung (ventrikulus). Kemudian terjadi pencernaan melewati enzim yang terbawa menuju dalam tubuh serangga. Tetapi, pencernaan yang terjadi cuma sebagian kecil yang tersimpan bahan makanannya, jadi tidak seluruhnya. 5. Proventrikulus (lambung depan) Pada proventrikulus, terjadi pencernaan berbeda-beda yang sesuai dengan jenis tipe makanan serangga. Untuk serangga pemakan makanan berjenis keras dan liat, maka proventrikulus fungsinya memecah makanan yang baik secara fisik ataupun enzimatis. Untuk serangga yang memakan cairan



23 | P a g e



seperti nektar, maka lambung depannya akan termodifikasi serupa katup dan saluran panjang. 2. Pencernaan Tengah (Mosenteron) Setelah melewati pencernaan atas dengan berakhir di proventrikulus, maka sistem pencernaan pada serangga akan menuju ke pencernaan tengah, yakni terdiri dari gastrik kaekum serta ventrikulus. Dalam saluran tersebut pergerakan makanan akan dikontrol membran peritropik yang menyusun dari khitin dan protein. Saluran tengah pada sistem tersebut menyerap nutrisi yang dibutuhkan dan memecah makanan jadi bagian-bagian kecil. Hal ini sudah membuktikan dengan struktur dinding pada organ pencernaan tengah yang terdiri atas jonjot-jonjot dinding epitel yang kolumnar ber-vili. 3. Pencernaan Bawah atau Belakang Salam saluran pencernaan belakang, fungsinya menjadi tempat keluarnya sisa-sisa makanan tidak terserap serta memaksimalisasi penyerapan dari sisa makanan tidak terserap tersebut ketika di mesenteron. Pada saluran belakang, asalnya dari jaringan ectodermal jadi saluran ini mempunyai kutikula bernama intima. Pada saluran inilah serangga memiliki sifat hemostasis. Beberapa organ penyusun dari saluran pencernaan ini, yakni : 1. Pilorus Pylorus adalah pangkal tabung malphigi yang fungsinya untuk penyaringan air dan juga nutrisi yang telah berlarut di dalamnya. 2. Ileum (usus penyerap) Sesuai dari namanya, organ ini mempunyai fungsi penyerapan, misalnya menyerap air dan amonia. Didalam rayap ileum ini ada kantung-kantung tempat bagi organisme lain untuk bersimbiosis. 3. Rectum Selain menjadi tempat penyimpanan feses saat sebelum dikeluarkan, dan rectum ini juga mengalami reabsorbsi air serta asam-asam amino yang kemungkinan dapat dimanfaatkan. Dalam rectum terjadi diferensiasi sejumlah sel, ada yang membentuk bantalan dan memanjang. 4. Kloaka atau anus Adalah bagian ujung saluran untuk tempat keluarnya faeses serangga. Ada sejumlah jenis kelenjar yang bisa beradsosiasi menggunakan sistem pencernaan, antara lain kelenjal mandible, kelenjar faring, kelenjar maksila dan kelenjar labium. Serangga hampir makan segala zat organic yang ada di dalam, serta sistemsitem pencernaannya menunjukkan variasi yang besar. Saluran pencernaan pada serangga ini ialah suatu buluh, berkelok dan memanjang mulai dari mulut hingga ke anus. Pada sistem pencernaan tersebut sangat beragam, bergantung dari



24 | P a g e



macam-macam yang dimakan oleh serangga. Kebiasan-kebiasaan makan hingga mungkin sangat beragam dalam satu jenis tunggal. Demikianlah sistem pencernaan pada serangga yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, ilmu tentang serangga khususnya fisiologi serangga bisa digunakan sebagai bahan dasar pengetahuan bagaimana kita bisa mengendalikan serangga. Sistem Ekskresi



Sistem ekresi pada belalang ini mungkin juga bisa disamakan dengan sistem ekskresi pada reptil yang sedikit membedakan hanyalah pada alat atau nama organ tubuhnya. sedangkan untuk sistemnya dan pengerjaannya akan sama dengan yang lainnya. Pembuluh malpighi yang ada pada belalang ini, terletak di antara usus tengah dan usus belakang belalang. Aliran darah pada belalang akan melewati pembuluh malpighi ini. Dan di saat cairan lewat bagian proksimal dari pembuluh malpighi ini, maka, bahan yang mengandung nitrogen akan diendapkan sebagai asam urat. Sedangkan untuk air dan berbagai macam garam, akan diserap kembali oleh pembuluh tadi secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air akan masuk ke bagian bagian usus halus dan sisa air akan diserap kembali. Kristal yang terbentuk dari asam urat tadi bisa diekresikan lewat anus bersamaan dengan keluarnya fases. Untuk sebagian zat sisa yang mengandung nitrogen akan digunakan untuk membentuk kitin yang teletak pada eksoskeleton. Dan ini berguna untuk diekresikan pada saat pengelupasan kulit atau disebut molting. Sistem Reproduksi



25 | P a g e



Belalang berkembang biak dengan cara generatif yaitu dengan perkawinan. Organ reproduksi belalang jantan dinamakan aedeagus, sedangkan belalang betina mempunyai ovarium sebagai tempat pembuahannya. Belalang jantan yang mempunyai ukuruan tubuh lebih kecil, akan membuahi sang betina dengan cara berada di atas tubuhnya. Selanjutnya belalang jantan akan menyalurkan spermatophere ke dalam ovipositor sang betina. Kemudian sperma masuk ke sel telur melalui micropyles (saluran halus). Selanjutnya spermatozoa akan disimpan dan diproses di dalam ovarium. Dalam berkembang biak, belalang termasuk hewan ovipar yaitu berkembang biak dengan cara bertelur.Proses pembentukan telur berlangsung selama 3 – 4 hari. Belalang betina akan memasukan telurnya kedalam tanah menggunakan ovipositor pada ujung perutnya. Selama masa bertelur, belalang betina mampu menghasilkan hingga 300 butir telur.Selain di dalam tanah, media lain yang bisa digunakan untuk meletakan telur adalah pada batang, daun dan bunga tanaman. Telur yang telah tersimpan, akan dibiarkan selama berbulan-bulan dan pada musim panas akan menetas. 6. Kelas Arachnoidea Kerjaan : animalia Filum



: arthropoda



26 | P a g e



Kelas



: arachnida



Ordo



: araneae



Subordo :mesotelae, mygalomorphae, araneomorphae 1. Laba-Laba (Nephila maculata) Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai, yaitu laba-laba. Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior. Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada). Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan. Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut. Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas. Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa. Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea. Paru-paru buku adalah organ respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian abdomen. Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula (tunggal=tubulus) Malpighi. Tubula Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus.Selain Tubula Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal. Kelenjar koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa (segmen pada kaki insecta). Adapun klasifikasi dari laba-laba adalah sebagai berikut: Kerajaan



: Animalia



Filum



: Arthropoda



Kelas



: Arachnoidea



27 | P a g e



Subkelas



: Arachnida



Ordo



: Araneae



Family



: Nephilidae



Genus



: Nephila



Spesies



: Nephila maculata



Sistem Morfologi



Sistem Morfologi laba-laba, meliputi: A. esophagus, lambung penghisap, sekum, rectum, kelenjar-kelenjar hepatic, saku kloaka dorsal dan anus sebagai sistem digesti. B. Paru-paru yang terdiri dari lamel-lamel yang berlipat dalam ruang pernafasan, jantung pada bagian dorsal abdomen yang terletak di ruang pericardial dan menerima darah melaluli sepasang ostium. Darah dipompa keluar melalui pembuluh-pembuluh terus masuk ke sinus-sinus tubuh. Sinus ventral menghubungkan sinus-sinus itu dengan paru-paru buku C. Tabung Malphigi sebagai sistem eksresi. D. Ganglion ventral dan ganglion dorsal sebagai sistem saraf dan perasa E. Gonad pada bagian ventral abdomen (Brotowidjojo, 1989). Selain bagian bagian diatas laba laba juga dapat membuat sarang atau dapat juga disebut sutra. Dari penelitian yang dilakukan Vollrath (1998), laba-laba mengeraskan suteranya dengan mengasamkannya. Vollrath memusatkan penelitiannya pada laba-laba taman yang dikenal sebagai Araneus diadematus, dan memeriksa saluran yang dilalui sutera sebelum keluar dari tubuhnya. Sebelum memasuki saluran ini, sutera terdiri dari protein-protein sutera.



28 | P a g e



Sistem Saraf



Pada sebagian besar Arachnida, semua ganglion saraf (termasuk berada di opisthosoma) menyatu di prosoma. Akan tetapi pada Mesothelae tergolong laba-laba paling primitif yang masih hidup, ganglion-ganglion opisthosoma dan ganglion prosoma bagian belakang tidak menyatu. kalajengking, ganglion-ganglion pada sefalotoraks menyatu, namun abdomen masih terdapat pasangan ganglion terpisah



yang yang pada Pada pada



Sistem Ekskresi



Sistem ekskresi Arachnida sudah efisien untuk menjaga cairan tubuh mereka di darat (selain dengan lapisan lilin pada kutikula). Kelenjar ekskresi pada Arachnida terletak di sisi (tepi) prosoma dan berjumlah sampai dengan empat pasang, dan juga satu atau dua pasang tubulus Malphigi. Ada yang memiliki salah satu jenis kelenjar, dan ada juga yang memiliki keduanya. Sampah nitrogen utama golongan laba-laba adalah guanin.



29 | P a g e



Sistem Pencernaan



Arachnida umumnya adalah karnivora. Mereka menggunakan racun untuk melumpuhkan mangsa menggunakan kelisera (pada laba-laba), atau menggunakan ekor sengat (pada kalajengking). Hewan ini makan dari tubuh yang serangga dan hewan kecil yang telah dicerna sebagian (di luar) dengan menggunakan cairan pencernaan yang dihasilkan oleh lambung, lalu menuangkan cairan tersebut pada tubuh mangsa dengan kelisera atau pedipalpus. Cairan pencernaan itu akan “melelehkan” mangsa menjadi cairan nutrisi yang siap disedot melalui mulut, menuju kerongkongan, lalu lambung. Walaupun demikian, ada juga laba-laba yang vegetarian, dan banyak yang memakan madu dan serbuk sari sebagai makanan tambahan. Tungau dan caplak sebagian besar adalah parasit pengisap darah. Opiliones adalah sebagian kecil dari golongan laba-laba yang dapat memakan benda padat dan memiliki cara makan yang berbeda. Cakar pada ujung kaki digunakan untuk mengambil invertebrata kecil dan membawa mangsa itu ke lekukan di antara mulut dan ujung depan pangkal kaki. Di sini, mangsa dihancurkan dan didorong ke mulut. Konon, ini adalah cara makan nenek moyang Arthropoda. Bentuk lambung hewan golongan laba-laba bulat panjang dengan diverticula (kantong-kantong) di sekujur tubuhnya. Baik lambung maupun kantong-kantong tersebut menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan menyerap zat gisi dari makanan. Sampah makanan dikeluarkan melalui anus pada bagian belakang abdomen.



30 | P a g e



Sistem Reproduksi



Arachnida memiliki satu atau dua gonad pada abdomen. Fertilisasi umumnya internal dan pada sebagian besar spesies, individu jantan menyalurkan sperma ke individu betina dalam “paket” atau spermatofor (en: spermatophore). Pada spesies lain, pedipalpus dapat digunakan untuk “menyuntikkan” sperma ke lubang kelamin betina. Sebagian besar hewan golongan laba-laba bertelur, akan tetapi kalajengking dan beberapa tungau menyimpan telur di dalam tubuh mereka sampai menetas. Kalajengking juga menjaga “bayi” mereka di punggung sampai molting pertama kali. 7. Kelas Pauropoda Pauropoda berbentuk kecil, pucat dan memiliki banyak kaki seperti arthropoda. Mereka membentuk Order Pauropodina. Memilik kelas monotypic paurodopa. Mereka tampak seperti centipede, tetapi kemungkinan masuk kelompok saudara milipede. Pauropoda berasal dari bahasa Yunani "pauro" yang berarti "beberapa" dan "podos" yang berarti "kaki".



31 | P a g e



Pauropoda Trachypauropus



Britannicus



Source: andybadger / Flickr



Pauropoda merupakan myriapoda progoneat kecil dengan panjang sekitar 0.5-1.5 mm. Tubuh pauropoda dewasa memiliki abdomen dengan jumlah segmen 12, 6-12 tergite dengan 5 pasang bothriotricha dan 8-11 pasang kaki dengan 5-6 segmen (Scheller, 2008). Jika tubuhnya dilihat dari atas, segmennya tampak lebih sedikit karena tergite (lapisan sisi dorsal) tergabung berpasangan. Jumlah segmen sebenarnya dapat dilihat dari sisi ventral, setiap segmen menghubungkan setiap pasang dari kaki jalan. Bagian yang khas dari pauropoda adalah antena mereka yang bercabang (Minor, 2015). Batang antenanya terdiri dari 4-6 segmen dan bercabang secara distal dengan flagella dan sensor (Scheller, 2008). Pauropoda merupakan Arthropoda yang tidak memiliki mata dan kepalanya belum berkembang dengan baik. Beberapa jenis pauropoda memiliki kulit yang tersklerotisasi dan berjalan dengan lambat, dan sebagian memiliki tubuh berwarna pucat dan berjalan cepat. Pauropoda memiliki jenis kelamin yang terpisah di setiap individunya. Pada beberapa spesies, pauropoda jantan belum dipelajari lebih lanjut, namun beberapa diketahui berkembang biak dengan partenogenesis. Pauropoda betina menyimpan telurnya pada substrat tertentu. Perkembangannya mulai dari larva langsung menjadi Pauropoda dewasa, mulai dari ukuran tubuh yang kecil, segmen tubuh yang sedikit, dan jumlah seta yang berbeda (Minor, 2015).



32 | P a g e



Sistem pencernaan



Saluran



pencernaannya



lengkap



ludah. Chilopoda bersifat karnivor dengan



dan gigi



mempunyai beracun



pada



kelenjar segmen



1,



sedangkan Diplopoda bersifat herbivor pemakan sampah atau daun-daunan.[3] Sistem pernapasan[ Organ pernapasan berupa satu pasang trakea berspirakel yang terletak di kanan kiri setiap ruas, kecuali pada Diplopoda terdapat dua pasang di setiap ruasnya.[3] Sistem peredaran darah Sistem peredaran darahnya bersifat terbuka. Organ transportasi berupa jantung yang panjang dan terletak memanjang di bagian punggung tubuh. Pada Chilopoda terdapat sepasang ostium disetiap segmen, sedangkan pada Diplopoda terdapat dua pasang ostium di tiap segmen. Darah tidak berwarna merah karena tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang larut dalam plasma. Dari jantung, darah dipompa ke dalam arteri ke tiap segmen, dan kembali ke jantung hemosoel (rongga tubuh yang brperan dalam peredaran darah).[3] Sistem ekskresi Organ



ekskresi



berupa



dua



pasang



pembuluh Malphigi yang



bertugas



mengeluarkan cairan yang mengandung unsur nitrogen.[3]



33 | P a g e



Sistem saraf Sistem sarafnya disebut sistem saraf tangga tali [2] dengan alat penerima rangsang berupa satu pasang mata tunggal dan satu pasang antena sebagai alat peraba.[3] Sistem reproduksi Reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilisasi internal). Myriapoda ada yang ovipar dan ovovivipar



8. Klas Symphyla Symphylan juga dikenal sebagai lipan taman dan kelabang semu, adalah arthropoda yang hidup di darat dari kelas synphyla dan subfilum myriapoda. Symphylan menyerupai kelabang, tapi lebih kecil dan bertubuh transparan. Mereka bisa bergerak dengan cepat melalui pori pori antara partikel tanah dan biasa ditemukan di kedalaman sekitar 50 cm dari permukaan tanah. Mereka mengkonsumsi tumbuhan yang membusuk, tetapi bisa membahayakan pertanian karena dapat mengkonsumsi biji, akar dan rambut akar di dalam tanah.



Symphyla Scutigerella



Inmaculata



Source: Jonathan / Flickr



34 | P a g e



2.4 Pengertian Echinodermata Echinodermata berasal dari bahasa Yunani yaitu Ecinos yang berarti duri dan derma yang berarti kulit. Echinodermata adalah kelompok hewan triopoblastik selomata (endoskeleton)



yang memilki berduri



ciri khas



yang



adanya



rangka dalam



menembus



kulit.



Jadi dapat disimpulkan bahwa filum echinodermata adalah kelompok hewan yang memiliki identitas khusus yaitu anggota filum ini memiliki kulit yang berduri. Echinodermata merupakan sebuah filum hewan laut yang mencakup bintang laut, teripang, dan beberapa kerabatnya. Filum ini muncul di periode Kambrium awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang masih hidup. Diantara spesiesspesies tersebut 80 spesies bersifat sesil, dan terdapat 6 kelas yang telah punah yang diperkirakan hampir mencapai 13.000 spesies. Habitat dari echinodermata adalah pantai, dasar laut (mulai dari garis pantai sampai kedalaman sekitar 12.000 kaki). Ada juga yang menyebutkan echinodermata dapat ditemukan di semua kedalaman laut. Bentuk dari hewan echinodermata yang sudah punah dapat diketahui dari fosilnya. Diantaranya yaitu Blastoidea, Edrioasteriodea, Cechinoderystoidea, dan beberapa hewan Kambrium awal seperti Helicoplacus, Carpoidea, Homalozoa, dan Eocrinoidea. Adapun fosil echinodermata memiliki manfaat yang diantaranya sangat membantu dalam penentuan lingkungan pengendapan laut atau marine dan juga membantu dalam penentuan umur batuan. Echinodermata adalah filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat. Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya. Kebanyakan memiliki simetri radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima). Walaupun terlihat primitif, echinodermata adalah filum yang berkerabat relatif dekat dengan chordata yang di dalamnya tercakup vertebrata, dan simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva bintang laut misalnya, masih menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan larva hemichordata. Echinodermata mempunyai kemampuan untuk melakukan regenerasi pada bagian tubuhnya yang hilang, contohnya timun laut. Apabila timun laut merasa dirinya terancam, maka timun laut akan menyemprotkan organ tubuhnya agar



35 | P a g e



mendapatkan kesempatan untuk melarikan diri. Kelak, organ tubuh yang hilang akan tumbuh kembali.



Ciri-ciri Umum Echinodermata Berikut ini karakteristik filum echinodermata secara umum: 1. Semua echinodermata hidup di air laut. 2. Tubuhnya berbentuk bilateral simetri, sedangkan setelah dewasa bentuk tubuhnya menjadi radial simetri dan memiliki tubuh (organ tubuh) lima atau kelipatannya. 3. Tidak ada kepala. 4. Tidak bersegmen. 5. Tubuh memiliki banyak kaki tabung yang befungsi untuk bergerak dan menangkap makanan. 6. Tubuh ditutupi oleh epidermis yang di sokong oleh skeleton yang tetap dan spina. 7. Sistem pencernaan sederhana (beberapa di antaranya dilengkapi dengan anus), rongga tubuh bersilia, biasanya luas, di isi dengan/mengandung sel bebas (amoebosit). 8. Respirasi dengan papulae, kaki tabung atau dengan pohon respirasi; 9. Jenis kelamin terpisah, gonat besar, fertilisasi eksternal, telur banyak, larva mikroskopik, bersilia, biasanya berenang bebas, mengalami metamorfosis.



36 | P a g e



10. Sebagian besar spesies mampu bergerak dengan merangkak dan sangat lambat. 11. Tampilan khusus anggota filum ini seluruhnya memiliki duri. Tepat dibawah kulitnya, duri dan lempeng kapurnya membentuk kerangka. 12. Tubuhnya berkembang dalam bidang lima antimere yang memancar dari sebuah cakram pusat dimana mulutnya berada di tengah. 13. Mereka memiliki sistem peredaran air yang terdiri dari sederet tabung berisi cairan yang dipakai dalam pergerakan.



Ciri-ciri khusus Echinodermata 1. Tubuh



tersusun



atas



tiga



lapisan



dan



memiliki



rongga



tubuh



(triploblastik selomata). 2. Bentuk tubuh simetri bilateral (larva) dan simetri radial (dewasa). 3. Kulit tubuh terbuat dan zat kitin sebagai rangka luar dan pada permukaan insang kulit terdapat duri. 4. Bergerak dengan kaki ambulakral atau kaki tabung, yaitu gerakannya terjadi dengan mengubah tekanan air yang diatur oleh sistem pembuluh air yang berkembang dari selom. 5. Sudah memiliki sistem pencernaan yang sempurna, kecuali bintang yang tidak memiliki anus. 6.



Tidak memiliki sistem ekskresi.



7. Terdapat cincin saraf yang mengelilingi mulut sebagai sistem saraf dan memiliki lima cabang saraf radial pada masing-masing lengannya. 8. Sistem respirasi menggunakan kulit berupa tonjolan dinding selom tipis dan dilindungi oleh silia. 9. Semua jenisnya merupakan hewan laut. 10. Sistem



perkembangbiakan



terjadi



secara



kawin



dengan



proses fertilisasi (pembuahan) eksternal.



37 | P a g e



2.5 Sistem tubuh Echinodermata



1. Sistem Ambulakral pada Asterias forbesi



Struktur tubuh bintang laut Mulutnya ada di permukaan bawah tubuh dan anusnya ada di permukaan atas tubuh. Hewan ini memiliki kerangka dalam yang terdiri dari lempenglempeng kapur. Lempeng-lempeng kapur ini bersendi satu dengan yang lainnya dan terdapat di dalam kulit. Hewan ini juga umumnya mempunyai duri-duri kecil. Duri-durinya berbentuk tumpul dan pendek. Sistem ambulakral merupakan sistem saluran air. Sistem saluran air ini terdiri atas: a. Madreporit, merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh. b. Saluran batu



38 | P a g e



c. Saluran cincin d. saluran radial, meluas ke seluruh tubuh. e. Saluran lateral f. Ampula g. Kaki tabung Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil (madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial selanjutnya ke saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula. Dari saluran lateral, air masuk ke ampula. Saluran ini berkahir di ampula. Sistem ambulakaral echinodermata



Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan dan masuk ke dalam kaki tabung. Akibatnya kaki tabung berubah menjulur panjang. Apabila hewan ini akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya dan kaki lainnya akan bebas. Selanjutnya ampula mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan dengan arah masuk. Kaki tabung sebelah kanan yang memegang objek tadi akan menyeret tubuh hewan ini ke arahnya. Begitulah cara hewan ini bergerak. Di samping itu hewan ini juga bergerak dalam air dengan menggunakan gerakan lengan-lengannya.



39 | P a g e



Hewan ini sehari-harinya mencari mangsanya yang berupa kerang. Caranya ternyata menggunakan sistem ambulakral tadi. Tubuhnya menindih dari atas, kemudian tubuh kerang yang rapat dan keras itu dikelilingi oleh kaki ambulakral. Dengan sistem tersebut cangkang kerang yang keras itu bisa dibuka dan akhirnya ia bisa memakan dagingnya. Cara hidup dan Habitat Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas. Makanannya adalah kerang, plankton, dan organisme yang mati. Habitatnya didasar air laut, didaerah pantai hingga laut dalam. Sistem Gerak Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil (madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial selanjutnya ke saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula. Dari saluran lateral, air masuk ke ampula. Saluran ini berkahir di ampula. Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan dan masuk ke dalam kaki tabung. Akibatnya kaki tabung berubah menjulur panjang. Apabila hewan ini akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya dan kaki lainnya akan bebas. Selanjutnya ampula mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan dengan arah masuk. Kaki tabung sebelah kanan yang memegang objek tadi akan menyeret tubuh hewan ini ke arahnya. Begitulah cara hewan ini bergerak. Di samping itu hewan ini juga bergerak dalam air dengan menggunakan gerakan lengan-lengannya. Sistem Reproduksi Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang 40 | P a g e



bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri.



2.6 Klasifikasi dan Sistematika Sistem Pencernaan Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus ini letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata tidak berfungsi. Pada hewan ini lambung memiliki cabang lima yang masing-masing cabang menuju ke lengan. Di masing-masing lengan ini lambungnya bercabang dua, tetapi ujungnya buntu.



41 | P a g e



Sistem Pernafasan dan Ekskresi Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae (Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ada pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas dengan menggunakan kaki tabung. Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal branchiae untuk selanjutnya dilepas ke luar tubuh. Sistem Peredaran Darah dan Sistem Syaraf Sistem Peredaran Darah Sistem peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan. Sistem Saraf Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian lenganlengannya . Klasifikasi Filum Echinodermata Filum Echinodermata umumnya terbagi menjadi 5 kelas, antara lain asteroidea (bintang laut), ophiuroidea (bintang mengular), echinoidea (bulu babi dan dolar pasir), crinoidea (lili laut dan bintang berbulu), serta holothuroidea (timun laut atau teripang).



42 | P a g e



Perhatikan table berikut ini : Kelas



Contoh



Ciri-ciri



Crinoidea



Lilia laut, bulu laut



Sessil,



menempel



batang;



lengan



menggunakan



bercabang;



kaki



tabung bersilia dipakai untuk makan; beberapa spesies berenang bebas Asteroidea



Bintang laut



Bergerak bebas dengan kaki tabung; tangan bercabang dari cakram pusat



Ophiuroidea



Bintang ular, bintang Bergerak bebas; lengan luwes yang rapuh,



bintang tipis memancar dari cakram; kaki



keranjang



tabung dipakai sebagai indera dan untuk makan



Echinoidea



Dollar pasir; biskuit Bergerak bebas; badan menyatu laut; bulu babi



dalam



lempengan



atau



cakram



lempeng, tanpa sinar bebas, tertutup dengan lempeng kapur; beberapa spesies tertutup dengan duri Holothuroidea Teripang



Bergerak bebas; tubuh luwes & panjang



dengan



mulut



di



satu



ujungnya; kadang memiliki tentakel; unsur kerangka kulit sudah mulai lenyap



1. Kelas Asteroidea (Bintang Laut)



43 | P a g e



Gambar 2.1 Morfologi Asteroidea (Bintang Laut) 1. Morfologi Bintang Laut Hewan-hewan asteroid berdiskus (bercakram) sentral dengan penjuluran-penjuluran yang berongga dan bercabang-cabang sebagai selom. Asteroid mempunyai telapak kaki berbentuk tabung dan terletak pada alur sepanjang sisi oral penjuluran-penjuluran itu. Contoh: Asterias vugaris (bintang laut). Pada bintang laut (star fish) jelas dapat dibedakan permukaan atas (sisi aboral) dan permukaan bawah (sisi oral). Pada sisi aboral terdapat papan berwarna yang disebut madreporit yang letaknya pada persimpangan empat dari 2 penjuluran.1



Gambar 2.2 Anatomi Asteroidea (Dilihat Dari Aboral)



Seluruh tubuhnya tertutup duri kecuali pada lekuk sisi oral yang disebut celah ambulakral. Alat gerak berupa tabung telapak, biasanya 4 buah, terletak dalam celah ambulakral. Dinding selom menonjol sebagai kantong yang disebut branki atau papulae. Branki muncul di antara papan-papan kapur, dan berfungsi sebagai alat pernapasan dan eksresi. Pada permukaan tubuhnya terdapat pediselariae, sebagai alatalat tambahan dan berbentuk seperti angkup (forsep) yang berguna untuk menghilangkan benda-benda asing pada permukaan tubuhnya.



44 | P a g e



Gambar 2.3 Anatomi Bintang Laut



b. Anatomi Tubuh bintang laut berbentuk bintang, terdiri atas satu diskus sentralis dan lima radii. Dataran yang biasanya di sebelah bawah di mana terdapat mulut atau aktinostoma disebut dataran oral, sedangkan di sebelah atas disebut aboral. 1. Permukaan Oral Sisi tubuh yang menghadap substrat terdiri atas mulut atau lubang oral, datar dan berwarna orange gelap sampai keunguan, disebut permukaan oral atau aktinal. Pada permukaan oral terdapat bentukan-bentukan seperti di bawah ini: a) Mulut: pada permukaan oral, di tengah dari diskus sentral yang pentagonal adalah berupa lubang yang disebut aktinosom atau mulut. Dia adalah sebuah lubang pentagonal dengan lima sudut, masing-masing di hubungkan kearah lengan. Mulut di kelilingi oleh membran yang lunak atau lembut disebut membran peristomial atau papilla-papila mulut. b) Celah ambulakral: dari masing-masing sudut mulut memancar sebuah alur sempit disebut celah ambulakral yang berjalan sepajang tengah-tengah dari permukaan oral dari masing-masing lengan. c) Kaki tabung atau podia: masing-masing celah ambulakral terdiri atas 4 baris kaki tabung atau podia yang berfungsi untuk



45 | P a g e



pergerakan, penangkapan makanan, organ-organ respirasi dan sensori. Kaki tabung adalah lunak, berdinding tipis, berbentuk tabung, berstruktur retraktile (dapat di tarik masuk), dilengkapi dengan diskus terminal atau batil pengisap. Fungsi batil pengisap sebagai mangkok penghisap melekatkan diri pada permukaan substrat. d) Duri-duri



ambulakral:



masing-masing



celah



ambulakral



dilindungi oleh 2 atau 3 baris duri ambulakral (kalkareus) di bagian lateralnya yang dapat digerakkan dan dapat menutup celah. Dekat mulut, duri-duri ini selalu menjadi lebih besar, kuat berkumpul dalam lima kelompok, satu pada msing-masing interradius dari diskus dan disebut papilla mulut. e) Organ-organ sensoris: organ-organ sensoris termasuk lima tentakeltentakel terminal yang tidak berpasangan dan lima mata yang tidak berpasangan. Ujung dari masing-masing lengan menunjang satu median kecil, non-olfaktori, disebut tentakel terminal; berfungsi sebagai organ taktil dan olfaktory. Di dasar masing-masing tentakel terdapat bintik mata yang sensitif terhadap cahaya merah yang terang dibentuk dari beberapa ocelli.



2) Permukaan Aboral Sisi tubuh yang menghadap ke atas, adalah cembung dan berwarna orange terang sampai keungu-unguan disebut permukaan aboral



atau



abaktinal.



Pada



permukaan



aboral



terdapat



bentukanbentukan sebagai berikut: a) Anus: suatu lubang kecil disebut anus, terletak di dekat pusat diskus sentral dari permukaan aboral. b) Madreporit: pada permukaan aboral dari diskus sentral, datar, subsirkular, lempengan asimetris dan beralur disebut lempengan



46 | P a g e



madreporit atau mareporit terletak di antara dua dari lima lengan. Permukaan madreporit ditandai oleh sejumlah alur menjari, sempit, berombak, ramping atau lurus dengan lubang-lubang padanya. Jumlah madreporit setiap individu meskipun umunya satu, tetapi ada yang memiliki lebih dari satu pada beberapa spesies untuk menambah jumlah lengan melebihi jumlah normal dari lima. c) Duri-duri: seluruh permukaan aboral ditutup oleh sejumlah duriduri atau tubercle kalkareus yang pendek, keras, tumpul. d) Papulae atau insang: antara ossicle dari integument ada sejumlah besar lubang-lubang dermal yang kecil. Papulae merupakan pelekukan dari dinding tubuh, dibatasi oleh epitelium coelomic, berfungsi respiratori dan eksretori. e) Pedicellaria: di samping duri-duri dan insang-insang seluruh permukaan aboral ditutup oleh rahang-rahang atau supit-supit sangat



kecil



seperti



duri



berwarna



keputihan



disebut



pedicellaria.2 c. Fisiologi



1) Sistem Ambulakral Sistem ambulakral atau pembuluh air merupakan rangkaian saluran kaku yang terisi dengan air laut yang diambil melalui madreporit dan terhubung ke kaki tabung. Tiap kaki tabung berbentuk silinder tertutup dengan dinding muskular, memiliki pengisap di ujung luar yang bebas dan sebuah tonjolan (ampula) di ujung dalam. Ketika tonjolan tersebut berkontraksi, cairan



yang



dikandungnya



didorong



ke



kaki



tabung,



memanjangkan kaki tabung sebagai prosesus fleksibel ramping yang dapat digerakkan ke sana-sini oleh otot di dindingnya. Jika menyentuh 2



sebuah



objek,



otot



akan



berkontraksi



Yusuf Kastawi, dkk., “Zoologi Avertebrata”, Malang: UM Press, 2005, h.



269270



47 | P a g e



mengembalikan air ke ampula, sehingga kaki memendek. Pengeluaran cairan mengurangi tekanan di bagian ujung menyebabkan ujung tersebut menempel pada objek karena tekanan dari air laut atau atmosfer luar yang lebih besar; oleh sebab itu, kaki berperan sebagai mangkuk pengisap. Kaki tabung dapat berperan secara terpisah atau dalam cara berkomunikasi, mereka berfungsi untuk menahan bintang laut ke batuan atau dasar, untuk pergerakkan, serta untuk menangkap dan menangani makanan.3



Gambar 2.4 Sistem Abulakral.4



2) Sistem Pernapasan Echinodermata bernapas dengan menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae (pulpulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan pediseria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh amobosid (sel-sel



48 | P a g e



amoeboid) ke dermal brankhia untuk selanjutnya dilepas ke luar tubuh.



3) Sistem Pencernaan Makanan Mulai dari mulut melanjut ke esophagus yang pendek, terus ke bagian kardiak lambung. Dari bagian ini terus ke bagian pylorus yang menerima saluran-saluran dari lima pasang kelenjar hepatis (yang juga disebut sekum). Dari bagian pilorus dilanjutkan sebagai usus halus yang mempunyai 2 buah sekum rectal, terus ke anus yang terbuka pada sisi aboral dekat pusat diskus (cakram). Bagian kardiak lambung dapat ditonjolkan melalui mulut untuk menangkap makanan dan mencernakannya, baru kemudian lambung bagian kardiak itu ditarik kembali. 4) Sistem Reproduksi Organ kelamin terpisah, fertilisasi secara eksternal dan terjadi sebelum musim panas tiba. Larvanya disebut bipinaria. Sejumlah besar telur dan sperma di lepaskan ke air laut, tempat fertilisasi terjadi, dan perkembangan berjalan dengan cepat. Pada tahap gastrula, blastopori menjadi ujung anal, selom membentuk tunas usus primitif, dan kemudian mulut terbentuk sebagai pembentuk kantung dalam dari ektoderm. Larva bersilia yang berenang bebas memperoleh tiga pasang lobus (tahap bipinaria) yang kemudian memanjang (tahap brakiolaria) ketika larva mencapai panjang 2 sampai 3 mm. setelah 6-7 minggu larva menetap ke dasar dan dengan transformasi yang cukup rumit menjadi bintang laut kecil. Bintang laut dengan mudah meregenerasi lengan yang hilang.



49 | P a g e



Gambar 2.5 Perkembangan Telur Bintang Laut Setelah Terjadi Pembuahan5



5) Sistem Peredaran Darah



Sistem



peredaran



darah



Echinodermata



umumnya



tereduksi, ditambahkan dan sukar diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan. 6) Sistem Saraf



Pada bintang laut terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap penjuluran tubuhnya terdapat saraf radial pada sisi ventral. Saraf ini bercabang-cabang halus dan sangat banyak. Tiap saraf radial berakhir sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh.



50 | P a g e



Gambar 2.6 Struktur Umum Bintang Laut



d. Habitat dan Penyebaran Habitat Echinodermata dapat di temui hampir semua ekosistem laut. Namun ekosistem yang paling tinggi terdapat pada daerah terumbu karang. Habitat bintang laut ini adalah di terumbu karang, terutama di lereng terumbu pada kedalaman 2 sampai 6 m. Ada yang ditemukan di paparan terumbu yang terbuka pada saat pasang dan ada yang ditemukan di terumbu karang hidup pada kedalaman 33 m. Di daerah rataan terumbu binatang ini dapat menempati berbagai habitat seperti, rataan pasir, timbunan karang mati, dan daerah tubir karang. Di Indonesia daerah penyebaran binatang ini adalah mengikuti penyebaran karang batu dan dapat juga ditemukan di daerah pulau-pulau karang atau daerah pesisir yang di tumbuhi karang batu.



Klasifikasi Bintang Laut Kingdom : Animalia Phylum phPhylum



: Echinodermata



Class



: Asteroidea



Ordo



: Forcipulatida



Family



: Asteriidae



Genus



: Asteroidea



51 | P a g e



Spesies



: Asteroidea sp



Peranan Bintang Laut



Bintang laut yang tersedia di bumi ini selain bisa dibuat sebagai hiasan ternyata bisa digunakan untuk mengobati sakit asma. Demikian hasil riset ilmuan di London yang bisa menjadi referensi bagi kita. Penyakit asma selama ini diketahui belum ada obat yang bisa menyembuhkannya, begitu pula dengan radang sendi atau arthritis. Tapi studi terbaru dari ilmuwan kelautan menunjukkan bahwa bintang laut bisa menjadi obat untuk penderita asma dan radang sendi. Sebuah tim peneliti dari Scottish Association for Marine Science telah mempelajari substansi atau bahan berlendir yang melapisi tubuh bintang laut berduri. Dan peneliti percaya bahwa bahan tidak lengket ini dapat dijadikan senjata baru yang penting untuk mengobati penyakit inflamasi atau peradangan seperti asma dan radang sendi. Penyakit peradangan seperti asma dan radang sendi merupakan kondisi yang terjadi ketika respon alami tubuh terhadap infeksi dipercepat diluar kendali. Hal ini membuat sel darah putih (leukosit) yang bertugas memerangi infeksi mulai menumpuk di pembuluh darah dan menempel pada sisi-sisinya, sehingga dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Lendir bintang laut dapat digunakan untuk melapisi pembuluh darah yang akan membiarkan sel darah putih mengalir dengan mudah. Sel-sel darah putih harus tetap mengalir pada pembuluh darah. Jadi tim peneliti mulai mempelajari bagaimana lendir bintang laut dapat mengatasi hal ini dan mencegah terjadinya peradangan pada tubuh manusia 2. Klas Ophiuroide



52 | P a g e



a. Deskripsi Umum Bintang ular atau Ophioneries reticulata adalah hewan dari filum Echinodermata, yang memiliki hubungan dekat dengan bintang laut. Mereka berjalan di dasar laut dengan menggunakan lengan fleksibel mereka untuk bergerak. Bintang ular umumnya memiliki lima lengan yang fleksibel atau lentur tetapi mudah putus berbentuk seperti cambuk yang panjangnya bisa mencapai 60 cm (2 kaki) pada spesimen terbesar. Pada lengan Ophioneries reticulata terdapat rongga coelom yang kecil, tali syaraf, rongga pembuluh darah, dan cabang-cabang sistem saluran air. Memiliki kaki tabung yang kecil (tentakel) terletak ventrolateral tanpa alat pengisap atau ampula. Bagian ini merupakan organ sensoris, membantu dalam respirasi, dan meneruskan makanan ke dalam mulut. b. Morfologi dan Struktur Tubuh Dikenal dengan sebutan bintang ular. Bentuk tubuhnya seperti bintang tetapi memiliki lengan yang panjang dan jika lengan ini bergerak menyerupai gerakan ular, misalnya ophiothrix. Pada cakram sentral oral terdapat mulutnya dilengkapi 5 rahang dan madrepori, anus dan pedikel tidak ada. Ophiuroidea bersembunyi pada siang hari di bawah batu atau rumput laut atau terkubur di dalam pasir atau lupur, tetapi menjadi aktif pada malam hari. Hewan ini bergerak dengan gerakan cepat seperti ular, memegang objek dengan satu lengan atau lebih dan mendorong dengan lengan yang lain untuk menghantarkan tubuh ke depan. Mereka juga dapat berenang dengan menggunakan lengan, seperti yang dilakukan oleh manusia. Mereka memakan crustacea kecil, molluska, dan penghuni dasar yang lain, dan pada gilirannya



53 | P a g e



mereka berfungsi sebagai makanan untuk ikan. Kelamin, biasanya terpisah, mengeluarkan telur dan sperma ke dalam laut, larva yang dihasilkan mempunyai lengan yang panjang. Kemudian larva tersebut bermetamorfosis, seperti pada bintang laut. Lengan bintang laut patah atau dapat terlepas dengan mudah, dan beberapa spesies bahkan dapat kehilangan sebagian besar cakramnya, bagian seperti itu dengan mudah diregenerasikan.



c. Klasifikasi Bintang Ular Kingdom : Animalia Phylum



: Echinodermata



Class



:Ophiuroidea



Ordo



: Valvatida



Famil



: Ophiuridae



Genus



:Ophiolepsis



Spesies



:Ophiolepsis sp



d. Makanan dan Cara Makan Ophionereis reticulata makanannya adalah udang, kerang atau serpihan organisme lain (sampah). Alat-alat pencernaan makanan holozoik atau saprozoik. Terdapat bola cakram, dimulai dari mulut yang terletak di pusat tubuh kemudian lambung yang berbentuk kantong. Hewan ini tidak memiliki anus, di sekeliling mulut terdapat rahang yang berupa 5 kelompok lempeng kapur. Makanan dipegang dengan satu atau lebih lengannya, kemudian dihentakkan dan dengan bantuan tentakel dimasukkan ke mulut. Sesudah dicerna, bahan-bahan yang tidak tercerna dibuang ke luar melalui mulutnya. e. Habitat, Populasi, Distribusi Bintang ular dapat ditemukan pada perairan besar, dari kutub sampai tropis. Hewan ini hidup di laut yang dangkal atau dalam. Biasanya bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di lumpur 54 | P a g e



atau pasir; sangat aktif di malam hari. Ada sekitar 2.000 spesies bintang ular yang hidup sekarang, dan mereka kebanyakan ditemukan pada kedalaman lebih dari 500 meter (1.620 kaki). Spesies ini dianggap terancam punah Bintang ular dari jenis Psammechinus miliaris mengalami kerusakan serius pada lapisan kalsitnya pada pH 6,63. Padahal jenis ini telah beradaptasi pada lingkungan kolam karang yang berbatu sangat dangkal.6



f. Peran Bintang Ular



Para ahli biologi membayangkan mungkin di laut akan menjadi limbah raksasa yang penuh dengan benda berbau busuk. Laut bisa bersih seperti sekarang ini antara lain merupakan jasa hewan Echinodermata. Hewan ini adalah pemakan bangkai, sisa-sisa hewan, dan kotoran hewan laut lainnya. Oleh karena itu hewan ini sering disebut sebagai hewan pembersih laut atau pantai. 2. Klas Holothuroidea A. Ciri-ciri Umum Teripang (Holothurioidea) Hewan jenis ini kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai jenis Echinodermata. Tubuhnya seperti mentimun dan disebut mentimun laut atau disebut juga teripang.



Teripang



atau



holothurians (Holorhurioidea, Echinodermata) merupakan salah satu kelompok biota laut yang spesifik dan mudah dikenal. Bentuk tubuh teripang secara umum adalah silindris memanjang dari ujung mulut kea rah anus(orally-aborally). Mulut terletak di ujung anterior dan anus diujung posterior. Seperti pada echinodermata umumnya, tubuh teripang adalah "pentamerous radial symmetry" dengan sumbu aksis mendatar (horizontal). Namun bentuk semitri tersebut termodifikasi oleh lempeng tegak (dorsoventral plane) nampak sebagai "bilateral symmetry". Seperti halnya Echinodermata lain, selain radial semitri tersebut, karakteristik



lainnya adalah bentuk skeleton dan adanya



55 | P a g e



sistem saluran air (water-vascular system). Teripang bergerak dengan kaki tabung (podia), yaitu bagian dari sistem saluran air ambulakra yang bekerja secara hidrolik. Fungsi utama sistem saluran air adalah mengatur



tekanan



hidrolik



ini



sehingga



kaki



tabung



dapat



bekerja/digerakkan. Pusat sistem saluran air tersebut adalah saluran cincin (water ring canal) yang terletak disekeliling faring. Saluran cincin bercabang ke lima saluran radial, yang masing-masing dihubungkan dengan kaki tabung melalui cabang-cabang saluran lateral. Fungsi utama kaki tabung adalah sebagai organ pergerakan, namun sebagian termodifikasi sebagai organ peraba. Kaki tabung yang berfungsi sebagai alat gerak beradadisisi ventral tubuh dan disebut 'pedisel'. Kaki tabung untuk peraba berada disisi dorsal tubuh dan disebut 'papila'. Beberapa jenis teripang, dari Bangsa Apodida, kaki tabungnya tereduksi atau hilang sama sekali. Pergerakkan teripang dari bangsa ini dilakukan dengan kontraksi peristaltik tubuh, yang dibantu oleh sifat kulitnya yang Iengket. Di daerah sekeliling mulut, kaki tabung termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk mengumpulkan makanan. Pada kelompok teripang dikenal dua cara makan, yaitu menangkap plankton dengan tentakel (pada Dendrochirotida) dan dengan menelan pasir kemudian mengambil detritus yang terkandung (pada Aspidochirotida). Pasir tersebut kemudian akan dikeluarkan kembali melalui anus. Teripang mempunyai endoskeleton kalkarius berukuran mikroskopis sebagai "spikula". Bentuk spikula bervariasi dan karakteristik untuk setiap jenis (species), sehingga spikula sangat penting dan menentukan dalam klasifikasi maupun identifikasi. Teripang pada umumnya berkelamin terpisah (dioecious), tetapi tidak jelas adanya dimorfisma kelamin. Pembuahan umumnya terjadi secara eksternal dikolom air laut tempat hidupnya. Gonad berkembang membentuk filamen dengan bentuk percabangan tunggal (pada Holothuriidae) atau dobel (berpasangan) (pada Stichopodidae).



56 | P a g e



Hewan ini sering ditemukan di tepi pantai. Gerakannya tidak kaku, fleksibel, lembut dan tidak mempunyai lengan. Rangkanya direduksi berupa butir-butir kapur di dalam kulit. Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada ujung posterior (aboral). Di sekeliling mulut terdapat tentakel yang bercabang sebanyak 10 sampai 30 buah. Tentakel dapat disamakan dengan kaki tabung bagian oral pada Echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian ventral digunakan untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk melakukan pernafasan. Selain itu pernafasan juga menggunakan paruparu air. Kebiasaan hewan ini meletakkan diri di atas dasar laut atau mengubur diri di dalam lumpur/pasir dan bagian akhir tubuhnya diperlihatkan. Teripang dalam ekosistem laut termasuk dalam kategori benthos yang mendiami dasar perairan pantai dan dapat digunakan sebagai indikator untuk



menunjukkan



keadaan



lingkungan



dimana



komunitas tersebut berada. B. Klasifikasi Filum



: Echinodermata



Sub filum : Echinozoa Kelas



: Holothuroidea



Ordo



: Aspidochirota



Famili



: Holothuroidae



Genus



: Holothuria, Muelleria, dan Stichopus



C. Morfologi dan Anatomi Ciri-ciri morfologi Teripang yaitu bentuk badari bulat panjang, punggungnya berwarna abu-abu sampai kehitaman dengan garis melintang berwarna hitam dan seluruh bagian tubuh. Apabila diraba terasa kasar dan banyak ditemukan diselasela karang baik yang masih



57 | P a g e



hidup maupun yang telah mati dan diperairan yang didasarnya mengandung pasir (Martoyo et al, 2006). Notowinarto (1991), menyatakan bahwa pada bagian anterior terdapat mulut (oral) tentakel yang berfungsi untuk mengambil, menghisap partikel atau makanan dan bagian pasterior terdapat kloaka (aboral) untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan maupun air. Pada bagian dekat anus dijumpai kelenjar seperti getah yang berfungsi sebagai alat pertahanan diri. Sistem pemapasan Teripang menggunakan sistem pernapasan pohon yang terletak pada rongga kanan dan kiri atau bersebelahan dengan sistem pencemaan. Deskripsi morfologi atau bentuk tubuh teripang diperlukan untuk klasifikasinya. Pengamatan morfologi, pengukuran panjang dan pemotretan teripang harus dilakukan saat hewan misih hidup. Hal ini mengingat teripang mudah mengalami perubahan bentuk dan warna setelah diawetkan. Teripang memiliki tubuh yang lunak dan elastis dengan bentuk bervariasi, seperti membulat, silindris, segi empat, atau bulat memanjang seperti ular. Mulut terletak di ujung anterior, sedang anus diujung posterior. Panjang tubuh bervariasi menurut jenis dan umur, berkisar antara 3 cm sampai 150 cm. Bentuk tubuh teripang merupakan ciri taksonomiknya pada tingkat Bangsa (ordo) dan suku (family), khususnya untuk Suku-suku dari Bangsa Aspidochirotida. Teripang pada umumnya mempunyai warna kulit yang kusam, seperti abu-abu. coklat, hijau lurnut, atau hitam. Sisi ventralnya biasanya berwarna lebih cerah dari pada sisi dorsal, seperti putih, kuning, merah muda atau merah. Beberapa jenis teripang memiliki kulit dengan pola bercak-bercak atau garis-garis Teripang memiliki lima daerah "ambulakra" yang memanjang secara oral-aboral. Tiga daerah ambulakra berada disisi ventral, sedangkan dua lainnya disisi dorsal. Masing-masing sisi "trivium" dan "bivium". Kaki tabung disisi ventral



58 | P a g e



lebih banyak. Lebih besar, dan merniliki penghisap pada ujungnya, sedangkan kaki tabung disisi dorsal termodifikasi sebaga papila yang lebih sedikit dan lebih kecil. Ada tidaknya kaki tabung juga merupakan salah satu dasar klasifikasi teripang pada tingkat Bangsa .Pada sekeliling mulut, kaki tabung termodifikasi menjadi tentakel. Jumlah tentakel bervariasi dari 10 sampai 30, biasanya merupakan kelipatan lima. Panjang tentakel pada setiap individu umumnya sama. Bentuk tentakel teripang bermacam-macam, seperti bentuk perisai (peltate), bentuk dendrit (dendritic), bentuk menyirip (pinnate) maupun bentuk menjari (digitate) dan bentuk perisai menjari (peltato-digitate). Jumlah dan bentuk tentakel merupakan ciri taksonomik dalam klasifikasi teripang pada tingkat Bangsa dan Suku. Permukaan tubuh teripang pada umumnya kasar karena adanya "spikula” pada dinding tubuh hewan tersebut. Spikula merupakan endoskeleton yang telah tereduksi menjadi berukuran mikroskopis dan tertanam dalam lapisan dermis dinding tubuh teripang. Senyawa utama pembentuk spikula adalah kalsium karbonat yang larut dalam larutan asam. Spikula teripang, seperti halnya endoskeleton echinoderm lainnya, memiliki struktur berpori. Pori-pori tersebut dapat mencapai lebih dari 50 % volume total endoskeleton. Susunan dan ukuran poripori sangat bervariasi. Pada hewan yang masih hidup, pori-pori terisi oleh serat-serat jaringan pengikat. Bentuk spikula bermacam-macam dan khas untuk masing-masing jenis. Oleh karena itu, spikula menjadi ciri teripang pada tingkat Marga (genus) dan jenis (species). Variasi bentuk spikula teripang bermacam-macam, mulai bentuk yang sederhana seperti batang (rod), batang bercabang (branched rod), lempengan (plate), roset (rosette), kancing (button), dan jangkar (anchor) sampai kebentuk-bentuk yang lebih kompleks, seperti bentuk meja (table). Sistem Pencernaan



59 | P a g e



Sistem pencernaan teripang berbentuk tabung memanjang, terdiri dari tentakel, mulut, kerongkongan, perut besar, usus kecil, kloaka dan anus. Saluran pencernaan teripang bulat panjang merentang di atas tubuh dalam rongga coelum. Oesophagus yang pendek merupakan sambungan dari mulut ke lambung, selanjutnya intestinum yang poanjang ditopang oleh mesentris dan dihubungkan dengan kloaka yang berotot dan berakhir pada anus yang terletak di bagian posterior. Mulut berbentuk bulat atau sedikit oval, terletak di tengah selaput bukal dan dikelilingi oleh sederetan tentakel bukal. Mulut dilingkari oleh semacam otot polos yang diduga berfungsi sebagai bibir. Faring dan esofagus relatif pendek, dan esofagus kadang-kadang tereduski. Faring melekat dengan erat ke dinding tubuh dengan bantuan suspensor yang terdiri dari otot dan jaringan ikat. Lambung ditandai oleh kehadiran otot polos yang membesar, tetapi pada beberapa anggota Holothuroidea pembesaran otot polos ini tidak begitu jelas. Selain dari pembesaran otot polos, lambung pada awal dan akhirnya juga ditandai oleh semacam penyempitan (contriction). Usus merupakan bagian saluran pencernaan yang paling panjang. Kurang lebih 2 sampai 3 kali panjang total tubuh. Usus tersusun berbelok dalam tubuh, mula-mula usus berjalan memanjang sepanjang sisi middorsal ke arah belakang, kemudian membelok kembali ke arah depan melalui sisi tubuh sebelah kiri. Setelah sedikit melewati faring, usus ini berbelok kembali ke arah belakang sepanjang sisi midventral. Bagian usus paling belakang sarat dengan makanan yang ditelan, bagian ini kadang-kadang disebut sebagai usus besar, dan bagian sebelumnya disebut sebagai usus halus. Usus akan berlanjut ke bagian rektum dan kloaka. Rektum dan kloaka mempunyai struktur dinding yang tebal (Gambar 3). Kloaka melekat ke bagian posterior tubuh dengan bantuan suspensor (kloakal-suspensor). Ukuran dan bentuk dari komponen saluran makanan ini bervariasi dari jenis ke jenis lainnya. Secara umum saluran pencernaan dibangun oleh 5 lapisan, yaitu : lapisan epitel, lapisan jaringan penyokong dalam, lapisan otot polos dan 60 | P a g e



otot bergaris, lapisan jaringan penyokong luar, dan lapisan peritoneum bersilia. Lapisan peritoneum ini kadang-kadang absen pada sebagian anggota kelompok teripang. Sel-sel kelenjar dan sel-sel mukosa yang berperan penting dalam pencernaan terdapat di antara sel-sel epitel. Posisi anus pada teripang juga bervariasi, biasanya terletak di ujung posterior dari tubuh. Pada bangsa Elasipoda anus terletak pada posisi posterio-ventral Dactylochirotida,



dari



ujung



sebagian



tubuh. anggota



Sedangkan



pada



Aspidochirotida



bangsa dan



Dendrochirotida, mempunyai anus yang terletak di ujung poterio-dorsal. Sebagaimana lazimnya pada biota lainnya, gerak partikel makanan dalam saluran pencernaan dimungkinkan oleh daya peristaltik. Daya peristaltik timbul akibat gerakan dinding saluran pencernaan yang fungsinya dikoordinasikan oleh kerja otot polos yang dibantu oleh otot bergaris



61 | P a g e



a).



Macam Makanan Ada tiga macam sumber makanan bagi teripang, yaitu : kandungan zat organik dalam lumpur, detritus, dan plankton. Teripang primitif dan teripang yang hidup di laut jeluk, lebih tergantung kepada detritus dan kandungan zat organik dalam lumpur. Dalam hal ini tipe tentakel bukal sangat erat kaitannya dengan macam makanan. Tentakel bukal dengan tipe sederhana, dan berukuran relatif pendek dengan luas sapuan yang sangat terbatas (tipe peltate, digitate, dan pinnate) merupakan ciri dari teripang pemakan endapan (deposit feeder). Mengingat pergerakan teripang yang relatif sangat terbatas, dan dengan kemampuan gerak yang sangat lamban, menyebabkan biota ini tidak mungkin bertindak sebagai hewan predator atau karnivora. Tidak adanya alat kunyah dan pemotong seperti organ Aristoteles pada kelompok bulu babi, juga mengakibatkan tidak mungkin menjadi hewan herbivora dan menyebabkan biota ini sangat tergantung kepada substrat di sekitarnya. Teripang bangsa Aspidochirotida, Elasipoda, Apoda, Molpadiida, dan Dactylochirotida mempunyai 10 sampai 20 tentakel bukal yang berukuran relatif kecil dan mempunyai bentuk yang sederhana. Biota ini pada umumnya bersifat deposit feeder, dengan sumber makanan utamanya berupa kandungan zat organik dalam lumpur, detritus dan plankton. selain kandungan zat organik dalam lumpur, teripang juga tergantung kepada massa bakteri yang terdapat dalam pasir. Selain lumpur, detritus, bakteri, beberapa biota berukuran kecil juga dimanfaatkan sebagai makanan, seperti fora-minifera, plankton, dan potongan-potongan kecil dari hewan ataupun tumbuhan laut lainnya (organik debris). Tetapi makanan yang disebutkan belakangan ini bukanlah menjadi sumber makanan utama. Teripang bangsa Dendrochirotida, dianggap lebih maju dalam sudut pandang evolusi. Teripang ini mempunyai tentakel bukal tipe dendritik. Tentakel bukal tipe dendritik mempunyai percabangan berbentuk pohon dan berukuran relatif lebih panjang, sehingga mempunyai daya sapuan yang lebih luas. Berbeda dengan teripang yang



62 | P a g e



diceritakan terdahulu. kelompok Dendrochirotida ini bersifat suspension feeder, dan hidup dari memakani plankton dan partikel tersuspensi (seston). Dalam hal ini plankton merupakan makanan utamanya. bahwa tidaklah semua anggota kelompok Dendrochirotida bersifat suspension feeder. Teripang jenis Leptopenctata elongata yang hidup di perairan Inggris ternyata bersifat sebagai deposit feeder atau pemakan endapan. Teripang ini selalu berada dalam lumpur dengan bagian anusnya menghadap ke arah permukaan substrat. Pada lubang di atasnya terlihat adanya tumpukan fecal pellet yang menunjukkan hewan ini melakukan aktifitas makan dengan normal. Sumber makanan teripang ini adalah kandungan zat organik yang terdapat dalam lumpur. Beberapa anggota bangsa Aspidochirotida mempunyai tentakel bukal yang merupakan modifikasi antara tipe peltate dan tipe dendritik. Tentakel



bukal



seperti



ini



disebut



sebagai



semidendrit



atau



peltatodendreit. Di samping memakani lumpur di sekitarnya. teripang ini juga aktif menangkap plankton langsung dari air laut di sekitarnya. Dua jenis teripang yang termasuk ke dalam kelompok ini, yaitu Holothuria cinerascen dan Actinopyga mauritiana. Teripang ini memilih hidup di kaloran terumbu karang yang relatif berarus kuat. Para pakar sependapat bahwa teripang pemakan endapan tidak selektif memilih partikel yang kaya akan kandungan zat organik. Ukuran partikel dalam saluran pencernaan relatif sama dengan ukuran partikel medium di sekitarnya. Kandungan zat organik dalam saluran pencernaan dan dalam fecal pellet, jauh lebih tinggi dari kandungan zat organik dalam lumpur di sekitarnya. 1. Enzim Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup, dan mampunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia yang secara kolektif membentuk metabolisme perantara dari sel. Berdasarkan sifat kimia dari lokasi aktif enzim protease dibagi menjadi empat golongan. Enzim papain dan enzim bromelin termasuk ke



63 | P a g e



dalam golongan kedua, yaitu protease suifidril yang artinya mempunyai residu sufidril pada lokasi aktif. Enzim ini dihambat oleh senyawa oksidator, alkilator dan logam berat. Protease yang diisolasi dari Famili Bromiliaceae ini disebut bromelin. Prospek pengembangan enzim ini cukup besar karena enzim ini dapat diperoleh dari limbah industri pengolahan nenas seperti sari, kulit, atau batang nenas. Enzim bromelin ini juga secara optimal dapat bekerja pada pH netral dan temperatur udara tetap. Hal ini membuat rasa enak dan mernbantu hidrolisa dari protein dalam fermentasi. Dari penelitian mengenai ekstrak dinding usus dan cairan saluran pencernaan, diketahui adanya aktifitas enzimatik pada teripang. Enzim bersama mukosa diduga dihasilkan oleh lapisan epitelium. Mukus dan enzim secara bersama menguraikan senyawa-senyawa kimia dari partikel makanan di sepanjang saluran pencernaan. teripang jenis, Leptosynapta gallinnei, Leptosynapta inhaerens, dan Holothuria forskali melaporkan adanya 25 macam enzim pada teripang tersebut. Lima macam enzim mampu menguraikan rantai senyawa ester, 12 macam enzim mampu menguraikan rantai glikosida, dan 8 macam enzim lainnya mampu menguraikan rantai senyawa peptida. adanya enzim yang mampu memecah ikatan cellulosa dan chitin. Sistem enzim pada teripang juga mampu mengurai senyawa kompleks, seperti gliko-protein dan glikolipida. Keduapuluh lima macam enzim tersebut dapat dikelompokkan kedalam Disacchari-dase, Polysaccharidase, amylase, maltase, pro-tease, esterease, dan chitinase. Aktifitas enzimatik dapat berlangsung sepanjang saluran pencernaan, tetapi aktifitas yang paling menonjol adalah pada usus depan (anterior intestine). Bahwa baik pada teripang kelompok pemakan endapan ataupun pemakan mated tersuspensi, diduga mempunyai komposisi enzim yang sama. Hal ini berkaitan dengan samanya sumber makanan, yaitu de-tritus dan biota kecil, perbedaan hanyalah pada cara memperolehnya (substrat pasir dan medium air laut). Dari sudut pandang enzimatik, teripang bisa



64 | P a g e



dianggap sebagai biota omnivora, karena sumber makanannya bisa berasal dari sisa tanaman ataupun sisa he wan. Pencernaan fauna ekhinodermata, sebelumnya telah melaporkan adanya enzim amylase, cellulase, pectmase, maltase, protease, dan peptidase dengan kemampuan reaksi enzimatik sedang sampai kuat. Juga dilaporkan adanya enzimenzim lainnya dengan reaksi enzimatik yang relatif lemah atau tidak nyata. Tingkat asam-basa atau pH level dalam cairan lambung selama proses reaksi enzimatik bervariasi antara 5,0 sampai dengan 7,9 tetapi biasanya suasana pH adalah sedikit asam pada kebanyak teripang 2. Cara Makan Selain



mengandalkan



kemampuan



tentakel



bukal



untuk



mengumpulkan partikel makanan, teripang pemakan endapan juga mempunyai kemampuan untuk menelan lumpur dan pasir di sekitarnya secara langsung. Cara makan dengan jalan menelan lumpur, jelas tidak bersifat selektif, baik terhadap ukuran granula ataupun terhadap kandungan zat organik. Kemampuan selektif dari tentakel bukal disebabkan karena pada bagian ujung dari tentakel bukal terdapat komponen kecil yang disebut nodular. Pada nodular terdapat sel-sel yang bersifat kemosensitif. Dengan kehadiran sel-sel tersebut teripang dapat menjadi lebih selektif dalam memilih partikel makanan. Baik pada kelompok teripang pemakan endapan ataupun pada kelompok teripang pemakan materi tersuspensi, terlihat bahwa tentakel bukal berperan aktif untuk pengumpulan makanan. Selain sel-sel kemosensitif, pada bagian ujung tentakel bukal juga terdapat sel-sel penghasil mukosa. Dengan bantuan mukus ini kerja tentakel bukal menjadi lebih efisien.



65 | P a g e



Kelompok teripang pemakan plankton dan materi tersuspensi memanfaatkan tentakel bukalnya yang relatif lebih panjang dan mempunyai percabangan seperti pohon. Tentakel bukal ini secara aktif mengumpulkan plankton dan seston langsung dari medium air laut di sekitarnya.



Beberapa



anggota



teripang



bangsa



Dendrochirotida



beradaptasi untuk hidup sebagai megaloplankton. Teripang suku Synaptidae dengan tentakel bukal berbentuk sikat (pinnate) juga tergolong sebagai teripang pemakan endapan. Tetapi berbeda dengan anggota kelompok Aspidochirotida lainnya, partikel makanan tidak langsung diambil dari substrat di sekitarnya, tetapi diperoleh dari sedimen yang menempel di daun algae, lamun ataupun pada koloni sessil bentik (spons, karang lunak, tunikata dan seterusnya). Dan dalam batasan tertentu teripang suku Synaptidae juga mempunyai kemampuan untuk menangkap partikel melayang langsung dari medium air laut di sekitarnya. 3. Pengaruh Aktifitas Makan Terhadap Lingkungan Berbeda dengan bintang laut dan kelompok bulu babi, pengaruh aktifitas makan pada teripang tidaklah terlalu mempengaruhi lingkungan tempat hidupnya. Salah satu pengaruhnya adalah memindahkan volum tertentu dari sedimen di sekitarnya. Adanya dua macam pengaruh dari aktifitas makan teripang terhadap lingkungannya. Pertama adalah merubah komposisi ukuran partikel pasir (sedimen) melalui proses pencernaan. Hal ini terutama dilakukan oleh kelompok teripang pemakan endapan. Efek kedua adalah pengadukan partikel sedimen (bioturbation). Tetapi dari hasil penelitian diketahui bahwa, baik daya "giling" ataupun reaksi kimiawi pada teripang adalah sangat lemah sehingga tidak begitu jelas dampaknya dalam merubah (memperkecil) ukuran partikel pasir yang ditelannya. Pemindahan partikel pasir, terbatas kepada perubahan batasan tertentu dari stratifikasi sedimen dan mempengaruhi stabilitas dari



66 | P a g e



sedimen. Aksi bioturbasi ini pada kelompok teripang tidaklah begitu menonjol. Dengan tetap tingginya kandungan zat organik dalam fecal pellet teripang, secara biologis teripang bisa dipandang menyediakan semacam fasilitas untuk kelompok biota pemakan endapan lainnya. Semoga tulisan yang ringkas ini bisa menambah pengetahuan kita terhadap kelompok teripang ini. Sistem Reproduksi Secara umum Teripang adalah Dioecius, yaitu alat kelamin jantan dan betina terdapat pada individu yang berbeda. Namun, adapula beberapa spesies



hermaprodith,



seperti



:



Cucumaria



laevigata



dari



ordo



Dendrocirotida dan Mesothuria intestinalis dari ordo Aspidocirotida. Secara visual kedua jenis kelamin ini tidak dapat dibedakan, kecuali pada jenis teripang tertentu yang berkelamin betina mengeluarkan telurnya. Perbedaan ini akan terlihat dengan jelas apabila diaamti dengan bantuan mikroskop dengan cara menyayat bagian organ kelamin jantan dan betina. Organ kelamin betina berwarna kekuning-kuningan dan bila kelaminnya sudah matang berubah menjadi kecoklat-coklatan, sedangkan organ jantan berwarna bening keputihan. Beberapa spesies dari ordo Dendrocirota adalah hermaprodith. Holothuroidea berbeda dengan kebanyakan Echinodermata, karena Holothuroidea mempunyai gonad tunggal. Gonad teripang jenis microthele nobilis dan Thelenota ananas betina pada stadia kematangan gonad I dan II terdiri dari sel-sel germinal berbentuk bulat dengan diameter kurang dari 30µm. Pada stadia selanjutnya sel telur pada teripang betina dan sel sperma pada teripang jantan diameternya berkembang mengikuti perkembangan TKG nya. Waktu reproduksi ditentukan oleh kemampuan organism dewasa dalam mendapatkan makanan yang selanjutnya akan diubah dalam bentuk energy untuk melakukan reproduksi. Teripang pada umunya memijah pada perairan di sekitar lingkungan hidupnya. Spesies yang hidup di perairan tropis tidak mempunyai waktu tertentu untuk musim pemijahannya



67 | P a g e



sepanjang tahun. Diduga siklus reproduksi tersebut dipengaruhi oleh factor luar diantaranya, suhu, salinitas, kelimpahan makanan, serta intensitas cahaya matahari. Selain itu perubahan salinitas karena masuknya air bersih sewaktu musim hujan berlangsung dapat menyebabkan pemijahan pada teripang pasir dan organism laut tropis lainnya. Pemijahan pada teripang biasanya dilakukan pada siang hari atau malam hari. Proses pemijahan berlangsung ebagai berikut: teripang jantan mengeluarkan spermanya ke air, lalu teripang betina mengeluarkan telur dibantu oleh rangsangan pheromone. Sperma teripang jantan akan membuahi sel telur di luar tubuh (di dalam air), kemudian telur yang sudah dibuahi akan tenggelam dan diangkat kembali oleh teripang betina dengan tentakelnya lalu dimasukkan ke dalam kantung pengeraman. Rata-rata pemijahan teripang berlangsung selama 30 menit, walaupun ada juga yang berlangsung antara 15 menit hingga 4 jam dan pembuahan terjadi di dalam air, setelah pembuahan telur akan tenggelam di dasar perairan atau melayang di permukaan air. Secara umum telur yang telah dibuahi setelah kira-kira 18 jam akan menjadi gastrula. Selanjutnya selama 3 atau 4 hari larva ini akan menjadi larva auricularia akan menjadi larva doriolaria yang berbentuk tabung. Setelah mengalami proses metamorfosa, larva ini akan berkembang menjadi larva pentacula. Pada tahap ini mulai tampak sejumlah tentakel pada bagian anterior dan sepasang podia pada bagian posterior yang pada akhirnya menjadi teripang muda yang menetap pada dasar laut. Sistem Pernafasan Kebanyakan Holothuroidea mempunyai alat pernafasan berupa system pembuluh yang disebut pohon pernafasan atau respiratory tree yang berfungsi menghisap oksigen dan menyalurkan ke darah dan pernafasan berbentuk kaki tabung berfungsi menghisap oksigen yang larut dalam air. Pangkal pohon pernafasan terletak pada bagian anterior. Kloaka berjumlah 2 buah, masing-masing memanjang ke anterior di sebelah kiri dan kanan saluran pencernaan. Tiap pembuluh besar mempunyai banyak percabangan dan diujungnya terdapat kantung-kantung kecil. Kloaka dan pohon



68 | P a g e



pernafasan memompa air masuk dan keluar dari pembuluh-pembuluh tersebut. Cabang-cabang pohon pernafasan sebelah kiri becampur dengan sinus darah. Dengan demikian oksigen dari kantong-kantong kecil disalurkan ke cairan rongga tubuh dan selanjutnya ke sinus darah. Cilia pada peritoneum rongga tubuh menghasilkan aliran cairan rongga tubuh (coelomic fluid) yang berperan dalam peredaran zat makanan. Habitat dan Penyebaran Teripang dapat ditemukan hampir di seluruh perairan pantai, mulai daerah pasang surut yang dangkal sampai perairan yang lebih dalam. Ada juga Holothuroidea yang hanya sebagian waktu hidupnya menguburkan diri tetapi ada juga yang bersembunyi sepanjang hidupnya. Untuk kehidupannya teripang lebih menyukai perairan yang jernih dan airnya relative tenang. Pada umumnya, masing-masing jenis memiliki habitat dan yang spesifik, seperti teripang pasir yang hidup di daerah yang berpasir di kedalaman 1-40 meter ataupun ditemukan di perairan yang dangkal dan banyak ditumbuhi rumput laut jenis Enhalus sp. Teripang selalu menempati daerah yang digenangi air di rataan pasir, tetapi akan bergerak pindah bila mengalami kekeringan pada waktu air surut ke tempat yang masih digenangi air terutama ke tempat pertumbuhan algae. Pada habitatnya ada teripang yang hidup berkelompok dan ada pula yang hidup soliter. Teripang hanya mengandalkan bantuan kaki tabung yang terangkum dalam sistem kaki ambulakral dan hamper terdapat di seluruh bagian ventral tubuh, maka teripang hamper seluruh hidupnya dihabiskan di dasar laut. Beberapa jenis Holothuridae mampu berenang beberapa saat dan ada juga yang bergerak dengan batuan kontraksi ototnya. 3. Klas Echinoidea A. Morfologi dan Klasifikasi Bulu babi merupakan biota laut penghuni ekosistem terumbu karang dan padang lamun yang sangat umum dijumpai di perairan dangkal. Biota ini tersebar



69 | P a g e



luas mengikuti penyebaran terumbu karang. Bentuk umum dari bulu babi marga Diadema sebagaimana kelompok regularia lainnya adalah seperti bola tertekan yang membulat-oval. Berbeda dari kelompok bintang laut dan bintang mengular, pada biota ini tangan teredukasi sama sekali tetapi tetap memperlihatkan pola simetris pentaradial. Bulu babi marga Diadema terdiri dari empat jenis Diadema



yaitu



antillarum, Diadema setosum, Diadema savignyi dan Diadema



mexicanum. Biota ini hidup tersebar pada kedalaman antara 0 – 30 meter. Di ekosistem terumbu karang, bulu babi marga Diadema dapat menempati zona rataan pasir, zona pertumbuhan algae, zona lamun dan daerah tubir. Makanan dari bulu babi marga Diadema adalah berupa daun lamun, algae dan dianggap sebagai biota herbivora. Tetapi sesuai dengan tempat hidupnya biota ini bisa beradaptasi sesuai dengan lingkungannya. Dalam hal ini macam pakan bervariasi dari nabati sampai hewani, seperti krustasea, foraminifera, polip karang dan algae benang (BIRKELAND 1989). Klasifikasi Bulu babi marga Diadema termasuk kedalam filum Echinodermata. Nama echino berarti duri dan dermata/dermis berarti lapisan kulit. Jadi nama Echinodermata kurang lebih berarti binatang yang mempunyai kulit berduri. Bulu babi termasuk kedalam kelas Echinoidea. Kelas Echinoidea ini mempunyai dua anak kelas yaitu anak kelas Perischoechinoidea dan anak kelas Euechinoidea. Anak kelas Euechinoidea ini mempunyai empat induk bangsa (super ordo) yaitu induk bangsa Diadematacea, Echinacea, Guathostomata dan Atelostomata (ARNOLD & BIRTLES 1989). Bulu babi marga Diadema termasuk kedalam induk



bangsa



Diadematacea.



Urutan



sistematik



menurut



CLARK



&



COURTMAN–STOCK (dalam ARNOLD & BIRTLES 1989) marga yaitu



marga



Astropyga,



Centrostephanus,



Chaetodiadema,



Diadema,



Echinothrix dan Lissodiadema. Marga Diadema merupakan marga yang relatif kecil yaitu dengan 4 jenis. Keempat jenis dari marga Diadema hidup di perairan tropis dan subtropis, yaitu : 1. Diadema



antillarum, hidup di Karibia



2. Diadema



mexicanum, hidup di pantai barat Amerika



3. Diadema



setosum



4. Diadema



savignyi



70 | P a g e



Morfologi Bulu babi marga Diadema termasuk kedalam kelompok bulu babi yang mempunyai cangkang beraturan (regularia). Bentuk luar cangkang berupa buah delima atau dengan bentuk lebih tertekan/memipih memberikan kesan setengah bola. Sebagaimana bentuk umum bulu babi regularia, cangkang Diadema tersusun dari ratusan keping-keping kecil yang terpolakan dengan arsitektur yang unik (Gambar 1). Berbeda dengan kelas Asteroidea dan Ophiuroidea, pada bulu babi tangan yang berpola pentaradial absen sama sekali. Tetapi lempenganlempengan kapur tetap tersusun dengan pola pentaradial simetri. Lima pasang jalur keping ambulakral tersusun bergantian dengan lima pasang jalur



keping



interambulakra



Keping-keping ambulakral berukuran lebih kecil dan mempunyai lubang-lubang untuk keluar masuknya kaki tabung. Sedang keping interambulakral berukuran lebih besar dan melebar. Duri-duri utama (primary spines) terletak pada keping interambulakral. Sedangkan duri-



71 | P a g e



duri kecil (secondary spines) tersebar di semua keping (ambulakral dan interambulakral). Pada bagian tengah dari sisi aboral terdapat kelompok keping "periproct" atau sistem apikal dan pada bagian tengah dari sisi oral terdapat kelompok keping peristomial. Keping-keping ambulakral dan interambulakral berada antara sistem apikal dan sistem peristomial. Sistem apikal, pada bagian tengah terdapat lubang anus yang dikelilingi oleh keping-keping "periproct" dibatasi oleh 10 keping yang tersusun bergantian. Lima keping utama yang berukuran lebih besar disebut keping genital. Pada keping genital terdapat gonopore yang berhubungan ke sistem reproduksi. Lima keping okular berukuran relatif lebih kecil. Pada salah satu keping genital, biasanya yang berukuran paling besar terdapat keping batu ajau "medreporite" disini tempat bermuaranya sistem pembuluh air. Sistem peristomial dikelilingi oleh sederetan keping-keping berukuran kecil. Bagian tengah dibangun oleh semacam selaput kulit tempat menempelnya organ lentera Aristoteles. Organ lentera Aristoteles berfungsi sebagai rahang dan gigi. Posisi anus, ukuran keping genital, sebaran duri-duri primer, bentuk lentera Aristoteles, ada atau tidaknya lubang antara keping interambulakral adalah merupakan karakter morfologis yang penting untuk indikasi ke tingkat marga dan jenis. Bulu babi marga Diadema dewasa bisa mencapai ukuran cangkang 90 mm. Bulu babi jenis Diodema setosum bisa dibedakan dari jenis Diadema savignyi dari hadir dan absennya bintik putih sekitar sistem apikal dan terdapatnya cincin merah bata di pangkal kerucut anus. Kedua tanda tersebut didapatkan pada Diadema setosum dan absen pada Diadema savignyi.



72 | P a g e



Makanan dan Cara Makan Bulu babi marga Diadema sebagaimana kelompok regularia pada umumnya adalah pemakan tumbuhan atau herbivora. Makanannya bisa berupa daun lamun dan algae. Tetapi berdasarkan analisis isi lambung dan percobaan akuarium ternyata bahwa bulu babi marga Diadema cenderung sebagai pemakan segala atau omnivora (LAWRENCE 1975, AZIZ 1978). Bulu babi marga Diadema sebagaimana bulu babi kelompok regularia lainnya menggunakan organ lentera Aristoteles secara aktif untuk memotong dan mengunyah makanannya. Selanjutnya LAWRENCE (1975) melaporkan bahwa bulu babi jenis Diadema antillarum dan Diadema setosum mengkonsumsi lamun, algae coklat, krustaea, foraminifera, karang, dan algae benang sebagai makanannya. Dalam pencernaan makanan, pada bulu babi terdapat semacam kelenjar penghasil enzim, yaitu proteinase, amylase dan lipase yang membantu sistem pencernaan. Absennya enzim selulose diduga digantikan fungsinya oleh aktifitas bakteri lambung (AZIZ 1978). Daur Hidup



Sebagaimana fauna ekhinodermata pada umumnya bulu babi marga Diadema mempunyai kelamin yang terpisah. Pada musim memijah sel telur dan sperma dilepas kemedium air laut di sekitarnya. Sifat agregrasi atau hidup mengelompok diduga ikut membantu mempermudah proses fertilisasi. Zygote sebagai hasil pertemuan sperma dan sel telur akan mengalami fase-fase pembelahan sampai ke stadium morula, blastula, dan gastrula. Gastrula selanjutnya akan berkembang menjadi larva pluteus yang hidup bebas sebagai plankton yang mempunyai bentuk simetris bilateral. Larva pluteus bila menemui substrat keras seperti karang mati, cangkang keong atau batu akan mengalami penempelan (settling larva), kemudian akan mengalami metamorfosa dan menjelma menjadi bulu babi kecil.



Sistem Pencernaan Secara umum sistem pencernaan pada semua kelompok bulu babi dibangun oleh unit yang sama, yaitu terdiri dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus, rektum dan anus. Lambung merupakan bagian saluran 73 | P a g e



pencernaan yang terpanjang. Saluran pencernaan pada kelompok regularia relatif lebih panjang bila dibandingkan, dengan saluran pencernaan kelompok irregularia. Sehubungan dengan macam makanannya yang terutama terdiri dari berbagai jenis tanaman laut, pada kelompok regularia terdapat semacam rahang yang dilengkapi dengan semacam gigi pemotong. Alat tersebut dikenal sebagai lentera aristoteles (Gambar 1). Alat pemotong ini sangat rumit, dibangun oleh 40 keping kerangka kapur yang terdiri dari 5 pasang gigi, 10 keping demipyramid, 10 keping ephyphysis, 5 keping rotulae, dan 5 keping compass. Alat yang cukup rumit ini digerakkan dengan bantuan sekitar 60 otot motoris dengan fungsi yang berbeda-beda (Tabel 1). Dengan alat yang begitu rumit dan kompleks ini, bulu babi dapat membabat dan memotong tanaman laut, dan melumatnya menjadi potongan lebih kecil dan siap untuk ditelan. Keampuhan alat lentera aristoteles ini ternyata juga mampu memotong cangkang teritip, moluska, ataupun jenis bulu babi lainnya. Lentera aristoletes ini hanya terdapat pada kelompok regularia dan pada kelompok irregularia hanya terbatas pada ordo Clypeasteroidea saja, tetapi dalam bentuk yang lebih sederhana dan tereduksi fungsinya. Mulut biasanya terdapat pada bagian tengah dari sisi oral, dari mulut berjalan saluran pencernaan ke arah anus yang biasanya terletak pada sistem apical di sisi aboral. Saluran pencernaan berputar satu lingkaran penuh searah dengan arah jarum jam dan kemudian kembali berputar satu lingkaran penuh berlawanan arah dengan jarum jam (Gambar 2). Pada kelompok "heart urchin" mulut berada pada bagian anterior dari



sisi oral, dan anus berada pada ujung posterior dari tubuh,



kedudukan saluran pencernaan pada prinsipnya sama dengan pada kelompok regularia (Gambar 3). Pada kelompok "sand dollar" usus relatif lebih pendek dan melebar, mulut terletak pada bagian tengah dari sisi oral, dam anus pada posisi asentris pada sisi aboral.



74 | P a g e



Jenis otot



Fungsi Bertugas menekan gigi ke arah bawah.



10 otot protractor 10 otot retractor 10 otot compass



5 otot interpyramidal 20 otot rotulae 6 otot circumferensial compass



Bekerja secara antagonis dengan otot protractor. Menjaga pergerakan vertikal dari sistem pyramid, dan mengatur gerakan memutar dari keseluruhan struktur aristoteles. Memberikan kemampuan untuk gigi dapat bergerak memotong dan mengiris. mengakomodasikan gerakan memutar dari sistem pyramid. Fungsi dan tugasnya tidak begitu diketahui.



Tabel 1. Jenis dan fungsi otot motoris pada sistem lentera aristoteles pada kelompok bulu babi regularia (DURHAM 1966)



75 | P a g e



76 | P a g e



2.7 Manfaat dan Kerugian Arthropoda dan Echinodermata bagi kehidupan manusia Secara umum, Arthropoda dapat menguntungkan dalam kehidupan, diantara peranan arthropoda yang menguntungkan yaitu: 1. Arthropoda termasuk sangat baik untuk dikonsusmi karena ia mamiliki kandungan protein yang tinggi. Keuntungan ini dapat anda dapat dari beberapa pilihan macam hewan arthropoda yang ada, contohnya udang windu (pemilik nama ilmiah Penaeus monodon), lobster (pemilik nama ilmiah Panulirus homarus), kepiting (pemilik nama ilmiah Scylla serrata), rajungan (pemilik nama ilmiah Portunus), laron dan gangsir. 2. arthropoda dapat menghasilkan madu yang sangat bermanfaat bagi manusia, lebah madu (Apis mellifera) adalah bentuk konkritnya. 3. Kepompong ulat sutra (Bombyx mori) adalah bagian dari arthropoda yang dapat punya kontribusi besar dalam pembuatan kain sutera. 4. Serangga-serangga yang biasa hinggap di bunga, mereka sangat membantu dalam penyerbukan tanaman. 5. Secara biologi, serangga predator sebagai pemberantas hama tanaman. Ini sangat membantu dalam dunia pertanian. Selanjutnya tentang peranan arthropoda yang merugikan bagi kehidupan, antara lain sebagai berikut: 1. Semua larva atau ulat pemakan daun, wereng dan belalang yang merupakan bagian dari arthropoda sangat merugikan karena mereka adalah pelaku utama yang merusak tanaman milik petani. Untuk menghindarinya, kita perlu tahu cara mencegah hama. 2. Kita tahu bahwa penyakit kaki gajah ditularkan dengan perantara vektor yang dalam hal ini adalah nyamuk. dalam hal ini, nyamuk sangat merugikan karena dapat menyebarkan penyakit. Selain penyakit kaki gajah, ada beberapa penyakit lain yang juga disebabkan oleh arthopoda yang satu ini, diantaranya seperti demam berdarah, cikungunya dan lainlain. 77 | P a g e



3. Caplak penyebab kudis (Sarcoptes scabiei), nyamuk, dan kutu rambut kepala (Pediculus humanus capitis) merupakan parasit bagi manusia. 4. Rayap adalah jenis arthropoda yang sangat merusak kayu bangunan. Manfaat Echinodermata bagi kehidupan manusia 1. Sebagai bahan makanan Beberapa kelas seperti Holothuroidea dapat digunakan sebagai bahan makanan dengan kandungan protein yg tinggi, contohnya adalah mentimun laut. 2. Sebagai bahan dasar pembuatan obat Racun yang terkandung di duri bulu babi dapat diekstrak menjadi obat. 3. Sebagai penghasil kapur Sisa-sisa tubuh echinodermata yg keras dapat diproses menjadi kapur. 4. Sebagai dekomposer Beberapa kelas Asteroidea berperan sebagai pengurai yaitu memakan bangkai makhkuk hidup lain. Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat adanya echinodermata , antara lain yaitu : 1. Dapat merugikan pembudidayaan tiram mutiara dan kerang laut, karena echinoderamata merupakan predator hewan-hewan budidaya tersebut. 2. Bulu babi dan landak laut bisa sangat merugikan bagi para turis yang ingin menikmati olahraga air, karena dari bulunya sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian. 3. Beberapa jenis binatang laut ada yang memakan karang sehingga banyak yang mati.



78 | P a g e



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan karya tulis tentang materi zoology ini adalah : 1. Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. 2. Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi. Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas. Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). 3. Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada disepanjang sisi ventral tubuhnya. Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang. 4. Echinodermata adalah kelompok hewan triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit. Jadi dapat disimpulkan bahwa filum echinodermata adalah kelompok hewan yang memiliki identitas khusus yaitu anggota filum ini memiliki kulit yang berduri. 5. Tubuh memiliki banyak kaki tabung yang befungsi untuk bergerak dan menangkap makanan. Tubuh ditutupi oleh epidermis yang di sokong oleh skeleton yang tetap dan spina. Tubuh tersusun atas tiga lapisan dan memiliki rongga tubuh (triploblastik selomata). 6. Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah permukaan



79 | P a g e



tubuh. Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae (Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae (Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian lengan-lengannya 7. Arthropoda dapat menghasilkan madu yang sangat bermanfaat bagi manusia, lebah madu (Apis mellifera) adalah bentuk konkritnya. Semua larva atau ulat pemakan daun, wereng dan belalang yang merupakan bagian dari arthropoda sangat merugikan karena mereka adalah pelaku utama yang merusak tanaman milik petani. Untuk menghindarinya, kita perlu tahu cara mencegah hama. Sebagai bahan makanan Beberapa kelas seperti Holothuroidea dapat digunakan sebagai bahan makanan dengan kandungan protein yg tinggi, contohnya adalah mentimun laut. Bulu babi dan landak laut bisa sangat merugikan bagi para turis yang ingin menikmati olahraga air, karena dari bulunya sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian.



B. Saran Sebagai manusia kita harus menjaga dan melestarikan keanekaragaman hewan yang ada negara kita dan khususnya dilingkungan kita.Semoga dengan adanya makalah ini baik penyusun maupun pembaca dapat memahami akan pentingnya hewan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila pembaca menemukan kata-kata yang kurang berkenan, penyusun mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya.



80 | P a g e



DAFTAR PUSTAKA



Abu Bakar Sidik Katili, “Struktur Komunitas Echinodermata Pada Zona Intertidal Di Gorontalo”, Jornal Skripsi, Universitas Negeri Gorontalo: 2011 Arief, Mudianto. 2001. Keanekearagaman ekosistem. Bandung: Cahaya Ilmu. Brotowidjojo. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga. Karmana, Oman. 2007. Biologi. Bandung: Grafindo. Kastawi, Yusuf. 2005. Zoologi Vertebrata. Malang: UM Press. Hegner, Robert W. & Engemann, Joseph G. 1968. Invertebrate Zoology. The Macmillan Company. New York. Mukayat Djarubito Brotowidjoyo, “Zoology Dasar”, PT. Glora Aksara Pratama: Erlangga. Radiopoetro. 1983. Zoologi. Jakarta: Erlangga Rusyana Adum. 2011. Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta Souto, C., Martins, L., & Menegola, C. (2018). Giving up on elaborate dermal ossicles: A new genus of ossicleless Apodida (Holothuroidea). Journal of the Marine Biological Association of the United Kingdom, 98(7), 1685-1688. doi:10.1017/S0025315417001084 Sutarno, N. dkk. 2010. Petunjuk Praktikum Zoologi Inverebrata. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Sutara, Tj.&Sutarno, N. 1985. Zoologi. Bandung: Koperasi Setia Budi



81 | P a g e