Makalah Asesmen Formatif Formal Dan Informal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASESMEN FORMATIF FORMAL DAN INFORMAL



MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Asesmen Formatif Yang Dibimbing oleh Bapak Muhammad Reyza Arief Taqwa



Disusun oleh: Kelompok 4 Amalia Nur Atiqoh (160321605094) Ayu Nurmauluta Via (160321605009) Desy Fransiska Ayu (160321605026) Faradila Nur Anjelin (160321605084) Intan Lovina



(160321605063)



Raka Bimantara



(160321605098)



UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FISIKA SEPTEMBER 2018



KATA PENGANTAR



Puji syukur terhaturkan kepada Tuhan yang Maha Esa, dengan nikmat dan anugerah yang telah diberikan-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Asesmen Formatif Formal dan Informal. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asesmen Formatif yang dibimbing oleh Bapak Reyza Arief Taqwa. Upaya menggali informasi tentang pemahaman dan pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik merupakan hal yang penting dilakukan dalam proses pembelajaran, baik secara formal maupun informal. Cara tersebut menjadikan pendidik dapat memperbaiki ataupun mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan serta kebutuhan peserta didik. Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai kegiatan asesmen formatif formal dan informal. Penulis menyadari jika pada makalah yang telah dibuat akan ditemukan kesalahan dikarenakan kurangnya pengetahuan yang dikuasi. Pun manusia merupakan tempat salah dan lupa. Dengan demikian, penulis mengharapkan saran dan kritik, karena penulis telah melakukan yang terbaik dalam proses pembuatan makalah ini. Penulis berterimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, termasuk kepada Bapak Reyza Arief Muhammad selaku dosen pembimbing mata kuliah Asesmen Formatif, yang karenanya penulis dapat memahami lebih dalam mengenai kegiatan asesmen formatif formal dan informal.



Malang, 24 September 2018



Tim Penulis



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................ii DAFTAR ISI......................................................................................................iii PENDAHULUAN..............................................................................................1 1.1 Latar Belakang.......................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2 1.3 Tujuan.....................................................................................................2 PEMBAHASAN 2.1 Asesmen Formal....................................................................................3 2.2 Asesmen Informal..................................................................................5 PENUTUP..........................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12



iii



1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada ranah pendidikan, dalam proses pembelajaran diperlukan beberapa komponen penting untuk menunjang diperolehnya keberhasilan. Salah satu komponen penting tersebut adalah assesmen, di mana dalam kegiatan tersebut akan diukur apa saja yang sebenarnya dipahami peserta didik dalam proses pembelajaran dan apakah materi tersebut telah sesuai dengan kurikulum yang dibutuhkan peserta didik (Pellegrino, Chudowsky, & Glaser, 2001). Di era ini, pendidik mengharapkan peserta didik memiliki kemampuan psikomotor, afektif dan kognitif yang seimbang supaya didapatkan hasil belajar dan prestasi belajar yang maksimal. Untuk mencapai harapan tersebut, pendidik dapat melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan asesmen formatif. Dalam asesmen formatif, peserta didik dituntut untuk mengenali, mengevaluasi, dan memberi reaksi terhadap pembelajaran yang diperoleh dirinya dan kepada temannya (Bell & Cowie, 2001; Zellenmayer, 1989). Asesmen formatif dapat bersifat formal dan informal, asesmen formatif formal berisi kegiatan yang telah dirancang pendidik untuk mendapatkan bukti hasil belajar peserta didik, sedangkan pada asesmen formatif informal bukti hasil belajar siswa diperoleh pada kegiatan sehari-hari di saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung (Bell & Cowie, 2001; Duschl, 2003; Shavelson et al., 2003). Asesmen formatif formal memiliki acuan yang telah ditentukan dalam kurikulum, berbeda dengan asesmen formatif informal yang dapat dilakukan setiap waktu seperti di saat pendidik dan peserta didik berinteraksi di kelas. Tujuan dari asesmen formatif, baik formal maupun informal adalah untuk mencari, menafsirkan dan mengolah informasi, keduanya hanya memiliki perbedaan pada waktu perencanaan. Aspek terpenting pada proses asesmen adalah kembali kepada kemampuan pendidik, seberapa luas



1



kemampuan pendidik dan seberapa jauh kemampuan pedagogi pendidik. Maka dari itu, pendidik wajib mengerti dan memahami secara detail mengenai asesmen formatif formal dan informal. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang diambil adalah, sebagai berikut: 1). Bagaimanakah penjelasan asesmen informal dalam pembelajaran? 2). Bagaimanakah penjelasan asesmen formal dalam pembelajaran? 1.3 Tujuan 1). Memahami dengan benar tentang penjelasan asesmen informal dalam pembelajaran 2). Memahami dengan benar tentang penjelasan asesmen formal dalam pembelajaran



2



2. PEMBAHASAN 2.1 Asesmen Formatif Formal 2.1.1



Pengertian Asesmen Formatif Formal Asesmen formal adalah salah satu implementasi dari asesmen formatif. Asesmen formal didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan pendidik untuk mengumpulkan informasi secara sistematis agar dapat mengidentifikasi, merekam pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Asesmen formal ini biasanya dilakukan dengan peserta didik yang diminta untuk mengerjakan tes atau kuis oleh guru. Kusairi (2013) dalam bukunya menyatakan bahwa asesmen formal merupakan asesmen dengan menggunakan tes, kuis, dan karya tulis. Dari hal –hal tersebut, asesmen formal dapat diartikan sebagai bentuk penilaian dengan cara memberi tugas atau tes yang mengacu pada kurikulum pembelajaran. Berdasarkan definisi yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa Asesmen formatif formal merupakan upaya yang dilakukan pendidik yang sudah didirencanakan secara sistematis berdasarkan kurikulum pembelajaran dengan waktu yang jelas untuk memastikan apa yang diketahui dan dilakukan peserta didik (dalam arti pengetahuan). Misalnya tes, kuis, karya tulis dan karya yang lain. Dengan asesmen ini dapat ukur sampai mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang diberikan guru.



2.1.2



Karakteristik Asesmen Formatif Formal Pada asesmen ini, ditekan kan kepada perencanaan yang sistematis. Selain itu, tes yang diberikan guru kepada peserta didik, dianjurkan pada materi yang telah dipelajari sebelumnya dan langsung memberikan umpan balik kepada mereka agar peserta didik dapat mengetahui seberapa besar perkembangan belajarnya.



3



Ketika mengadakan tes, dianjurkan menggunakan tes yang bersifat objektif. Seperti pemberian soal pilihan ganda, agar memudahkan proses pengoreksian dan dengan cepat mengembalikan hasilnya ke peserta didik. Namun ketika menggunakan soal pilihan ganda peserta didik terkadang tidak benar- benar menjawab dengan kemampuanya sendiri melainkan hanya menebak jawaban, dan jawaban yang ditebak kebetulan benar. Untuk meminimalisir hal tersebut, perlu di tambahkan penggunaan alasan mengapa peserta didik menjawab opsi tersebut. Peserta didik merasakan adanya penilaian secara langsung, maka dari itu meraka menyiapkan jawaban yang tebaik agar mendapatkan nilai terbaik. Di asesmen ini mempunyai kriteria penskoran yang jelas dan dapat memotivasi keberhasilan siswa. 2.1.3



Strategi Asesmen Formatif Formal Pada setiap asesmen pasti memiliki sebuah strategi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dalam asesmen. Terdapat tiga strategi dalam asesmen formal yaitu : 1. Test ( Tes ). Test ini digunakan untuk mengevaluasi strategi yang digunakan serta kelayakan progam pembelajaran. 2. Grades ( Merangking ) Grades disini bertujuan untuk mengevaluasi pekembangan peserta didik 3. Standardized Test ( Tes Standar ) Tes ini adalah uji penilaian perkembangan dengan reliabilitas yang tinggi dan validitas prediktif. Pada tes ini dapat digunakan untuk menentukan penempatan peserta didik dan penggolongan peserta didik



4



2.1.4



Kelebihan dan Kekurangan Asesmen Formatif Formal Dalam asesmen formal pasti memilki kelebihan dan kekurangan. Menurut Kusairi (2013:17) kelebihan asesmen formal adalah sebagai berikut:



a. Lebih Fair bagi peserta didik , karena semua peserta didik mendapatkan penilaian yang sama dimana didasarakan pada test yang telah dilakukan sehingga menghindarkan dari penilaian yang bersifat subjekif b. Memiliki Skoring yang jelas Hasil penilaian disusun dengan jelas dan telah ditentukan sebelumnya c. Memotivasi peserta didik Dengan hasil dari test yang dilakukan peserta didik, peserta didik yang dirasa berhasil dalam asesmen ini akan menjadikan mereka lebih giat dan termotivasi untuk meningkatkan dan mempertahankan hasil belajar mereka . Sedangkan,kekurangan asesmen formal adalah, sebagai berikut: a. Menyebabkan setres jika mengalami kegagalan Peserta didik yang mengalami kegagalan dalam asesmen ini cenderung merasa dirinya kurang bisa memhami dan mengikuti pembelajaran dengan baik b. Membutuhkan persiapan yang lebih panjang Asesmen ini memerlukan waktu yang lebih lama karena dalam penyusunannya harus disusun secara cermat dan harus sesuai dengan kurikulum,KD, indikator, dan dalam penyusunan harus sesuai dengan aturan yang ada c. Memerlukan waktu untuk menganalisis hasilnya Dalam menentukan hasil yang akan diterima peserta didik tidak dapat keluar secara instan tapi membutuhkan waktu yang cukup dalam menganalisis serta membutuhkan banyak proses yang akan dijalani .



5



2.2 Asesmen Formatif Informal 2.2.1



Pengertian Asesmen Formatif Infomal Asesmen formatif



informal merupakan penilaian pada saat



terjadinya interaksi di kelas yang menitik beratkan pada kegiatan belajar mengajar, dapat terjadi pada setiap saat dan dapat melibatkan penilaian seluruh kelas, siswa dalam kelompok, maupun siswa perorangan (Bell & Cowie, 2001: p.86). Asesmen formatif informal merupakan pemilihan kegiatan dalam pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk memperoleh informasi untuk penilaian mengenai pemahaman yang telah dikuasai oleh siswa dengan cara yang lebih santai dapat dilakukan kapan saja dan tidak terikat oleh kriteria penilaian tertentu (kusairi, 2013:17). Asemen formatif informal adalah penilaian yang terjadi pada saat kegiatan belajar dan pembelajaran berlangsung yang dapat memberikan informasi kepada guru tentang pemahaman seluruh siswanya, kelompok kecil maupun perorangan dan dapat dilakukan setiap saat serta tidak terikat oleh waktu dan kriteria penilaian tertentu. 2.2.2



Karakteristik Asesmen Formatif Informal Karakteristik asesmen



formatif



informal yaitu dapat dilakukan



setiap saat dan kriteria penilaian dapat ditentukan sendiri oeh guru, hasil dari



asesmen



formatif



informal tidak digunakan guru untuk



mengelompokkan ataupun merangkingkan siswa, namun tetap bertujuan untuk mengetahui seberapa dalam kemampuan yang telah dikuasai oleh siswa sebagai acuan guru terhadap keefektifan pembelajaran yang telah dilakukan. Asesmen formatif informal dalam pelaksanaannya memiliki dua metode, yaitu asesmen formatif informal terstruktur dan asesmen formatif informal tak terstruktur. asesmen formatif informal terstruktur adalah penilaian yang dilakukan secara tersusun rapi dan berkala, contoh dari asesmen formatif informal terstruktur antara lain wawancara terstruktur, skala penilaian dan sebagainya. Sedangkan asesmen formatif informal tak



6



terstruktur adalah penilaian yang dilakukan dengan tidak berkala, meliputi debat, diskusi, PR, dan sebagainya. 2.2.3



Strategi Assesmen Formatif Informal Untuk mencapai tujuan dari asesmen formatif informal diperlukan beberapa strategi dalam pelaksanaannya antara lain adalah sebagai berikut:



a. Observasi, merupakan aktivitas terhadap proses pembelajaran untuk memahami perkembangan pemahaman siswa sebagai titik pijakan untuk melakukan tindakan dalam pembelajaran selanjutnya agar proses pembelajaran dapat berjalan secara maksimal dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. b. Checklist perkembangan, merupakan catatan-catatan aspek berkaitan dengan pemahaman siswa yang dapat dilakukan secara berulang dengan cara menchecklist aspek-aspek yang perlu diamati dan tidak perlu ditulis secara naratif. c. Portofolio, merupakan kumpulan tugas-tugas yang telah dikerjakan oleh siswa untuk mengindikasikan kemampuan dan keterampilan yang telah dikuasai oleh siswa. d. Rekaman anektodal,merupakan catatan perkembangan siswa berupa narasi pendek yang menggambarkan konteks dan perlaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat digunakan untuk menetukan tidakan pada proses pembelajaran selanjutnya. 2.2.4



Aplikasi Asesmen Formatif Informal pada Pembelajaran Black dan Wiliiam (1998: 139-148) memberikan contoh-contoh mengenai asesmen formatif informal yang bisa dikerjakan oleh guru diantaranya yaitu : a. Guru dapat meminta peserta didik untuk mengemukakan opininya mengenai pernyataan yang telah diberikan oleh guru dan opini tersebut disampaikan di depan kelas.



7



b. Guru dapat memberikan opsi-opsi mengenai jawaban dan peserta didik diminta untuk memilih satu jawaban saja beserta dengan alasan yang mendukungnya. c. Guru dapat memberikan tugas pada peserta didik untuk menuliskan gagasannya



mengenai



proses



sebelum



dan



sesudah



dalam



pembelajaran. d. Guru dapat memberikan tugas pada peserta didik untuk membuat ringkasan mengenai materi atau hal yang sudah dipelajari. e. Pada akhir proses pembelajaran guru dapat meminta peserta didik untuk memecahkan suatau masalah. f. Guru dapat menggali informasi mengenai pola pikir atau cara berpikir peserta didik dalam menyelesaikan susatu masalah. g. Guru dapat memeberikan tugas tertulis pada peserta didik. Selain contoh yang tertera diatas,berikut beberapa mengenai implementasi asesmen formatif. Berikut implementasi asesmen formatif yang bisa digunakan guru agar memperoleh informasi mengenai belajar peserta didik dan untuk mengatur suatu pembelajaran. a. Paper Lima Menit Dalam paper lima menit dilakukan pada akhir pembelajaran fisika. Peserta didik diminta untuk menuliskan ringkasan mengenai materi atau hal yang sudah dipelajari. Dengan demikian guru dapat memperoleh informasi mengenai kepahaman peserta didik dalam materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru. b. Hal yang belum jelas Hampir sama dengan paper lima menit dalam poin ‘hal yang belum jelas’ juga dilakukan di akhir pembelajaran fisika dan guru meminta peeserta didik untuk menuliskan hal-hal apa saja yang sudah dipahami dengan baik dan yang masih kurang dipahami dalam pembelajaran tersebut. Dengan demikian guru dapat memperoleh informasi mengenai konsep-konsep apa saja yang sudah



8



dan belum dipahami oleh peserta didiknya. Dan hal yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah menindaklanjutinya agar konsep yang kurang dipahami oleh peserta didik agar dipahami dipertemuan berikutnya. c. Wawancara Dalam wawancara (interview),guru dapat menggali informasi mengenai kondisi peserta didiknya yang berhubungan dengan proses pembelajaran. Informasi yang diperoleh tersebut dapat berupa proses pembelajaran dan konsep apa saja yang dipelajari. d. Asesmen mandiri (self asesmen) Asesmen mandiri adalah salah satu contoh asesmen alternatif yang dapat memberikan informasi terkait dengan proses belajar peserta didik. Asesmen mandiri dapat dilakukan dengan cara peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri mengenai penguasaan materi khusunya pelajaran fisika. 2.2.5



Kelebihan dan Kekurangan Asesmen Formatif Informal Dalam keterlaksanaan asesmen formatif informal pasti ada kelebihan dan kekurangan didalamnya. Berikut penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan yang ada di dalam asesmen formatif informal. Kelebihan asesmen formatif informal menurut Kusairi (2013:18) adalah sebagai berikut.



a. Peserta didik tidak mendapatkan tekanan secara berlebihan karena dalam proses pembelajarannya dilaksanakan dalam suasana yang santai sehingga peserta didik tidak mengalami stres. b. Mempersiapkan asesemen formatif informal tidak serumit dengan asesmen formatif formal maka dari itu mudah untuk dipersiapkan dan pelaksanaanya tidak harus pada waktu tertentu. c. Data-data yang diperoleh valid. Data yang dihasilkan valid karena data tersebut langsung diperoleh dari peserta didik. Kekurangan asesmen formatif informal adalah sebagai berikut. a. Keterampilan komunikasi guru. Dalam hal ini komunikasi guru termasuk dalam kelemahan asesmen formatif informal karena apabila komunikasi



9



guru pada peserta didik kurang baik maka asesmen ini sulit dilakukan bahkan pelaksanaannya pun sulit. b. Validitas hasil asesmen yang diragukan. Dalam hal ini validitas asesmen formatif informal sering diragukan karena perencanaan yang cepat dan tidak memerlukan waktu yang rumit seperti validitas asesmen formatif formal. c. Prasangka tersembunyi oleh guru (stereotipi). 3. PENUTUP Asesmen formatif adalah proses penilaian yang digunakan oleh guru sebagai tolak ukur pemahaman siswa. Dimana asesmen formatif adalah bentuk penilaian yang dapat dilakukan setelah guru memberikan materi. Dengan kata lain asesmen formatif dapat dilakukan dengan waktu yang tidak ditentukan, dan dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis ataupun pertanyaan lisan mengenai opini siswa terhadap materi. Asesmen formatif pada dasarnya dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya asesmen formatif formal dan asesmen formatif informal. Yang mana asesmen formatif formal adalah proses pengumpulan informasi untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan keterampilan siswa oleh guru yang dirancang secara sistematis dan sesegera mungkin diberikan feedback. Biasanya aesmen formatif formal dapat berupa tes atau kuis. Dengan begitu peserta didik mampu mengetahui perkembangan belajarnya dan guru juga dapat mengoreksi kekurangan dalam menyampaikan materi yang dapat dijadikan bahan evaluasi untuk materi selanjutnya. Sedangkan asesmen formatif informal dapat diartikan sebagai kegiatan dalam pembelajaran yang dipilih oleh guru untuk menggali informasi dari siswa. Asesmen formatif tidak bersinggungan dengan waktu. Karena asesmen formatif informal dapat berupa pertanyaan lisan untuk mengetahui opini dan pemahaman siswa setelah guru menyampaikan materi. Balikan yang diberikan pun harus sesegera mungkin disampaikan untuk segera memperbaiki dan memperkuat konsep yang dibentuk dalam pikiran siswa. Namun asesmen



10



formatif



informal



tidak



bertujuan



untuk



mengelompokkan



atau



mengklasifikasi siswa dalam ranking, dan tetap memiliki ketelitian dalam pelaksanaannya untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa akan materi yang disampaikan.



11



DAFTAR PUSTAKA



Kusairi, Sentot. 2013. Asesmen Pembelajaran Sains. Malang : Fisika FMIPA.



Hajan, lutfi.2016. Assesmen dan Metode Assesmen,(online), (http://www.academia. Edu/7484171/Asesmen _Formal_Dan_Informal), diakses pada tanggal 23 september 2018



Hillyard,S.2013. Informal Assessment tools in Kindergarten. Argentinian Journal of Applied Linguistics, 1(1),46. Navarte,C.,Wilde, J.,Nelson,C.,Martine, R., & Hargett, G. 1990. Informal Assessment in Educational Evaluation: Implication for Bilingual Education Programs. NV.



Novikasari, Meli. 2013. Asesmen Formal dan Informal, (Online), (http://www.melyloelhabox.blogspot.com/2013/05/asesmen-formal-dan-



asesmen-informal.html?m=1), diakses pada 23 September 2018. Primo, M.A.R & Furtak, E.M. 2004. Informal Formative Assessment of Student’s Understanding of Scientific Inquiry. Education Journal,NV.



12