Makalah Aspek Pendidikan Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANEKA ASPEK PENDIDIKAN



DISUSUN OLEH : YUSMIANTI NIM



: 2020530915



UNIT



:6



DOSEN



: Dr. Nazaruddin S. Hi., MA



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE PASCASARJANA PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM TAHUN AJARAN 2020 - 2021



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah menurunkan Alquran sebagai petunjuk dan hikmah bagi manusia, pedoman bagi umat muslim dan juga atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw beserta para keluarganya, sahabatnya dan kita selaku umatnya yang setia hingga akhir zaman. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Hadits Tematik oleh Dr. Nazaruddin, S.H.I, M.A. Adapun makalah yang kami sajikan ini berjudul “ANEKA ASPEK PENDIDIKAN”. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang senantiasa memberikan bimbingan dan motivasinya dalam kelancaran penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Melalui makalah ini, semoga pembaca dapat menambah wawasan yang lebih luas mengenai Al-Quran dan juga memperoleh manfaat baik tersurat maupun tersirat dalam makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan masukan dan perbaikan dari dosen yang bersangkutan serta kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk lebih baiknya makalah ini. Kami selaku penulis juga memohon maaf yang sebesar-besarnya, jika terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini.



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian. Pengertian pendidikan secara umum yang dihubungkan dengan Islam sebagai suatu sistem keagamaan menimbulkan pengertian-pengertian baru, yang secara implicit menjelaskan karakteristik-karakteristik yang dimilikinya. Pendidikan memiliki beberapa aspek yang harus dipenuhi baik oleh peserta didik maupun pendidik sendiri. Aspek pendidikan sangat erat hubungannya dengan kesuksuksesan proses belajar/mengajar dalam forum/ruang belajar. Dalam Islam juga memeliki beberapa aspek pendidikan untuk menentukan proses pembelajaran berjalan dengan baik dan benar. Namun, tidak semua tujuan yang telah direncanakan tersebut berjalan mulus tanpa sandungan sedikitpun. Permasalahan seringkali muncul yang berkaitan dengan tujuan pendidikan Islam, yaitu ketika output pendidikan yang dihasilkan tidak sesuai dengan tujuan tersebut. Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka pemakalah akan membahas aneka aspek pendidikan berdasarkan hadist yang sahih dan akurat. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penulisan ini adalah : 1. Apa pengertian pendidikan? 2. Apakah dasar dan tujuan pendidikan Islam? 3. Bagaimana aspek-aspek pendidikan Islam?



1



C. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk : 1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan. 2. Untuk mengetahui dasar dan tujuan pendidikan Islam 3. Untuk mengetahui aspek-aspek pendidikan Islam



2



BAB II PEMBAHASAN



A. PENGERTIAN PENDIDIKAN



‫ﻋﺎ ِﻟ ًﻤﺎ ﺍ َ ْﻭ ُﻣﺘَ َﻌ ِﻠّ ًﻤﺎ ﺍ َ ْﻭ ُﻣ ْﺴﺘَ ِﻤﻌًﺎ ﺍ َ ْﻭ ُﻣ ِﺤﺒًﺎ َﻭ َﻻ ﺗَ ُﻜ ْﻦ‬ َ ‫ ُﻛ ْﻦ‬:‫ﺳﻠﱠﻢ‬ َ ُ‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲ‬ َ ‫ﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ َﻭ‬ َ ‫ﻲ‬ ‫َﻗﺎ َﻝ ﺍﻟﻨﱠ ِﺒ ﱡ‬ ‫ﺴﺎ َﻓﺘ ُ ْﻬ ِﻠ َﻚ‬ ِ ‫ﺧ‬ ً ‫َﺎﻣ‬ (‫ﻖ‬ َ ِ ‫)ﺭ َﻭﺍﻩُ ْﺍﻟ َﺒ ْﻴ َﻬ‬ Artinya :



Telah bersabda Rasulullah SAW :”Jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka (H.R Baehaqi) Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia baik dibagian rohani atau dibagian jasmani. Ada juga para beberapa orang ahli mengartikan pendidikan itu adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam mendewasakan melalui pengajaran dan latihan. Dengan pendidikan kita bisa lebih dewasa karena pendidikan tersebut memberikan dampak yang sangat positif bagi kita, dan juga pendidikan tersebut bisa memberantas buta huruf dan akan memberikan keterampilan, kemampuan mental, dan lain sebagainya. Seperti yang tertera didalam UU No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.1 Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.



1



Haryanto, 2012 : dalam artikel “pengertian pendidikan menurut para akhli http://belajarpsikologi.com/pengertianpendidikan-menurut-ahli/diakes pada tanggal 9 april 2017



3



Menrut Prof. H. Mahmud Yunus dan Martinus Jan Langeveld mengatakan pendidikan adalah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan citacitanya yang paling tinggi. Agar anak tesebut memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukannya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Selain dari itu Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri dan bertanggung jawab dan pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.2 Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi (terwujud) dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia. Setiap negara maju tidak akan pernah terlepas dengan dunia pendidikan. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dapat memajukan dan mengharumkan negaranya. Pendidikan merupakan faktor penting bagi masyarakat, demi maju mundurnya kualitas masyarakat atau bangsa sangat bergantung pada pendidikan yang ada pada rakyat bangsa tersebut.3 Seperti yang dikatakan oleh harahap dan poerkatja, pendidikan adalah usaha yang secara sengaja dari orang tua yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.4 Yang dimaksud orang tua tersebut adalah orang tua anak itu atau orang yang mempunyai kewajiban untuk mendidik tersebut seperti guru, pendeta, dan seorang kiai. Pendidikan akan memberikan dampak positif bagi para generasi muda dan juga pendidikan akan meyiapkan generasi yang baik dan bagus bagi Negaranya. Maka dari itu para pendidik harus membutuhkan keuletan dan kesabaran didalam mengajarnya. Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan Nasional Indonesia mengatakan pendidikan tersebut adalah merupakan tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksud dari pendidikan yaitu menuntun segala 2



http://www.kumpulandefinisi.com/2015/10/pengertian-definisi-tujuan-pendidikan-menurutpara-ahli.html 3 ibid 4 Muhibbin, syah. 2007. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. bandung. Pt. remaja rosdakarya. Hal. 11



4



kodrat yang ada pada anak-anak tersebut agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan.5 Menurut Heidjrachman dan Husnah (1997:77) pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuaan umum seseorang termasuk di dalam peningkatan penguasaan teori dan keterampilan, memutuskan dan mencari solusi atas persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan di dalam mencapai tujuannya, baik itu persoalan dalam dunia pendidikan ataupun kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Notoadmodjo (2003:77), kalau pendidikan formal dalam suatu organisasi merupakan suatu proses pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan.6 Para masyarakat mengartikan pendidikan adalah pengajaran yang di lakukan disekolah yang mana sekolah tersebut sebagai tempat terjadinya pengajaran atau pendidikan formal.7 Jadi pendidikan tidak seluruhnya terjadi disekolah tetapi pendidikan bisa jadi di rumah yang mana orang tua yang menjadi gurunya. Pendidikan adalah sebuah program yang mengandung komponen tujuan, proses belajar mengajar antara murid dan gurunya sehingga, akan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) menjadi lebih baik. Apalagi kita hidup dijaman sekarang ini pendidikan sangatlah diperlukan karena pendidikan itu akan membawa kita tidak ketinggalan jaman tetapi kita bisa memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik bagi kita. Pangartian mengenai pendidikan tersebut, dapat dilihat dari sisi beberapa titik sudut pandang yang berbeda-beda antara dari titik sudut psikologis maupun titik sudut pandang sosiologis. Terdapat banyak pengertian maupun definisi yang membahas mengenai pendidikan, tergantung dalam melihat pendidikan melalui titik sudut manapun. Akan tetapi dalam inti sari mengenai pemaknaan konsep pendidikan mengarah pada satu tujuan yaitu suatu upaya yang dijadikan proses dalam membina diri seseorang maupun masyarakat secara umum supaya dapat menjembatani langkah-langkah dalam menjalani kehidupan sehingga bisa meraih hidup yang diimpikan oleh semua orang yaitu menikmati kehidupan yang serba dilandasi pegetahuan dan hidup sejahtera, semua kebutuhan terpenuhinya dengan 5



Haryanto, 2012: dalam artikel “pengertian pendidikan menurut para akhli http://belajarpsikologi. com/pengertianpendidikan-menurut-ahli/diakes pada tanggal 9 april 2017 6 Benny Heldrianto, 2013: dalam jurnal “penyebab rendahnya tingkat pendidikan anak putus sekolah dalam program wajib belajar 9 tahun desa sungai kakap kecamatan sungai kakap kabupaten kubu raya” http://jurmafis.untan.ac.id 7 Ivan sujatmoko, 2011: Dalam Artikel Konsep, Fungsi, Tujuan, Dan Aliran-Aliran Pendidikan



5



munculnya ide kreatif dan inovatif yang hanya bisa didapat dengan proses mengenyam pendidikan. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Dalam pendidikan di Indonesia kita dapat memperoleh banyak pengetahuan seperti pengetahuan tentang moral, agama, kedisiplinan dan masih banyak lagi yang lainnya. Dalam pendidikan Indonesia pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan di sekolah-sekolah atau di perguruan tinggi melalui bidang studi yang dipelajari dengan cara pemecahan soal-soal, pemecahan berbagai masalah, menganalisis sesuatu serta menyimpulkannya.



B. DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM 1. Dasar Pendidikan Islam Dasar pendidikan Islam sebagaimana pendapat yang menyatakan bahwa dasar pendidikan agama Islam adalah meliputi “dasar ideal yaitu Pancasila, dasar konstitusional adalah Undang-undang Dasar 1945. Dasar yuridis formal adalah Undang-Undang Pendidikan Nasional, Dasar operasional adalah Kurikulum Pendidikan Nasional yang memuat mata pelajaran agama”.8 Berdasarkan pendapat di atas jelas bahwa dasar pendidikan agama Islam secara yuridis formal itu adalah dasar-dasar yang berkenaan dengan negara Republik Indonesia, dan yang lebih utama bahwa pendidikan agama Islam memiliki dasar secara religius yaitu Al Qur’an dan Sunnah. Pendapat lain menyatakan bahwa dasar pendidikan Islam adalah Al Qur’an, karena : "Kalam Allah yang diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril kedalam kalbu Rasulullah SAW dengan menggunakan bahasa Arab dan disertai dengan kebenaran agar dijadikan hujjah (penguat) dalam hal pengakuannya sebagai Rasul, dan agar dijadikan sebagai undang-undang bagi seluruh ummat manusia, di samping merupakan amal ibadah bagi yang membacanya.9 Firman Allah SWT yaitu :



‫ﺳﻮ َﻟ ۥﻪُ َﻓ َﻘ ْﺪ َﻓﺎﺯَ َﻓ ْﻮ ًﺯﺍ َﻋ ِﻈﻴ ًﻤﺎ‬ ْ ُ‫ﻳ‬ ُ ‫َ َﻭ َﺭ‬€‫ﺼﻠِﺢْ َﻟ ُﻜ ْﻢ ﺃ َ ْﻋ ٰ َﻤ َﻠ ُﻜ ْﻢ َﻭ َﻳ ْﻐ ِﻔ ْﺮ َﻟ ُﻜ ْﻢ ﺫُﻧُﻮ َﺑ ُﻜ ْﻢ ۗ َﻭ َﻣﻦ ﻳ ُِﻄﻊِ ٱ ﱠ‬



8 9



Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya : Usaha Nasional, 1981), hlm. 5 Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Jakarta : Gema Insani Press, 1997), hlm. 39.



6



Terjemah Arti: Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (QS. Al Ahzab : 71)



Dalam Hadits Rasulullah SAW: Artinya : “Telah diberitakan kepadaku dari Malik bahwa sesungguhnya Malik telah menyampaikan berita tersebut bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Aku tinggalkan kepadamu dua perkara dan kamu tidak akan tersesat berpegang kepada keduanya yaitu kitab Allah (Al Qur’an) dan As Sunnah”. (HR. Buhori)10 Berdasarkan uraian di atas dapat diperjelas bahwa dasar dari pendidikan Islam adalah Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Keduanya yang menjadi pedoman dan tuntunan hidup umat Islam dalam segala aktivitasnya tersebut dalam usaha melaksanakan pendidikan Islam, baik masalah materi, metode maupun tujuan pendidikan Islam. 2. Tujuan Pendidikan Islam



‫َﻣ ْﻦ ﺍ َ َﺭﺍﺩَ ﺍﻟﺪﱡ ْﻧ َﻴﺎ َﻓ َﻌ َﻠ ْﻴ ِﻪ ِﺑ ْﺎﻟ ِﻌ ْﻠ ِﻢ َﻭ َﻣ ْﻦ ﺍ َ َﺭﺍﺩَ ْﺍﻷ َ ِﺧ َﺮﺓ َ َﻓ َﻌ َﻠ ْﻴ ِﻪ ِﺑ ْﺎﻟ ِﻌ ْﻠ ِﻢ َﻭ َﻣ ْﻦ ﺍ َ َﺭﺍﺩَ ُﻫ ِﻤﺎ َﻓ َﻌ َﻠ ْﻴ ِﻪ ِﺑ ْﺎﻟ ِﻌ ْﻠ ِﻢ‬ Artinya: “Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia maka dengan ilmu. Barangsipa yang menghendaki kebaikan di akhirat maka dengan ilmu. Barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu” (HR. Bukhori dan Muslim) Pendidikan agama Islam adalah ”Suatu usaha untuk menumbuhkan, mengembangkan, mengawasi dan memperbaiki seluruh potensi fitrah manusia secara optimal dengan sadar dan terencana menurut hukum-hukum Allah yang ada di dalam semesta maupun di dalam Al-Quran” Tujuan pendidikan Islam yang hendak dibidik dewasa ini adalah untuk membimbing, mengarahkan, dan mendidik seseorang untuk memahami dan mempelajari ajaran agama Islam. Diharapkan mereka memiliki kecerdasan



10



Malik bin Anas, Al Muwaththa’, (Kairo : Al Maktaba An Nashiriyah, 1970), hlm. 109.



7



berpikir (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan memiliki kecerdasan Spiritual (SQ) untuk bekal hidup menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bahwa “pendidikan agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.11 Sedangkan menurut pendapat lainnya bahwa tujuan pendidikan Islam adalah “membentuk manusia yang berjasmani kuat atau sehat dan terampil, berotak cerdas dan berilmu banyak, berhati tunduk kepada Allah, serta mempunyai semangat kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan pendirian yang teguh”.12 Seperti yang telah dikemukakan dua pendapat di atas dapat diperjelas bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk menciptakan manusia yang mengabdi kepada Allah SWT, mewujudkan generasi yang beriman dan bertaqwa, beramal shaleh, berakhlak mulia, serta mampu berdiri sendiri sebagai salah satu dari ciri kepribadian muslim sejati. Dengan pengabdian itu manusia akan mendapat keseimbangan hidup antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat sebagaimana yang telah dicita-citakan setiap muslim sesuai dengan kehidupan yang diingini. Sebagaimana firman Allah yaitu :



ٰ ۡ ‫ﱠﺍﺭ‬ ُ• ‫ﺴﻦَ ﱣ‬ ‫َﻭ ۡﺍﺑﺘ َﻎِ ِﻓ ۡﻴ َﻤ ۤﺎ ٰﺍ ٰﺗﯨﻚَ ﱣ‬ ِ ‫ﺲﻧ‬ َ ‫َﺼ ۡﻴ َﺒﻚَ ِﻣﻦَ ﺍﻟﺪ ۡﱡﻧ َﻴﺎ َﻭﺍ َ ۡﺣﺴ ِۡﻦ َﻛ َﻤ ۤﺎ ﺍ َ ۡﺣ‬ َ ‫•ُ ﺍﻟﺪ‬ َ ‫ﺍﻻ ِﺧ َﺮﺓ َ َﻭ َﻻ ﺗ َۡﻨ‬ َ‫•َ َﻻ ﻳ ُِﺤﺐﱡ ۡﺍﻟ ُﻤ ۡﻔ ِﺴﺪ ِۡﻳﻦ‬ ‫ﺽؕ ﺍ ﱠِﻥ ﱣ‬ ِ ‫ﺴﺎﺩَ ِﻓﻰ ۡﺍﻻَ ۡﺭ‬ َ ‫ﺍِ َﻟ ۡﻴﻚَ َﻭ َﻻ ﺗ َۡﺒﻎِ ۡﺍﻟـ َﻔ‬ Artinya : “Dan carilah pada apa yang dianugerahkan Allah SWT kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al Qashash : 77). Tujuan pendidikan Islam juga dapat dipahami berdasarkan dari firman yaitu :



َ‫•َ َﺣ ﱠﻖ ﺗ ُ ٰﻘﯨ ِﺘ ٖﻪ َﻭ َﻻ ﺗ َ ُﻤ ْﻮﺗ ُ ﱠﻦ ﺍ ﱠِﻻ َﻭﺍ َ ْﻧﺘ ُ ْﻢ ﱡﻣ ْﺴ ِﻠ ُﻤ ْﻮﻥ‬ ‫ٰ ٓﻳﺎَﻳﱡ َﻬﺎ ﺍﻟﱠ ِﺬﻳْﻦَ ٰﺍ َﻣﻨُﻮﺍ ﺍﺗﱠﻘُﻮﺍ ﱣ‬ 11



Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta : Hida Karya Agung, 1983), hlm. Syahminan Zaini, Prinsip-prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1986), hlm. 48 12



8



Artinya : “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepadanya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.(QS. Ali Imran : 102) Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa tujuan hidup manusia untuk menjadi seorang muslim, orang yang berserah diri kepada Allah SWT dalam arti mengabdi dan menyembah kepada-Nya. C. ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN Aspek pendidikan islam ada 3 macam yaitu aspek aqidah, aspek akhlak dan aspek ibadah 1. Aspek Aqidah Dalam dunia pendidikan aspek aqidah sering disebut dengan aspek kognitif. Muhibbin Syah menyatakan Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti berarti mengetahui.13 Berdasarkan hadis riwayat Turmudzi dan Muslim ‫ﻋ َﻤ َﺮ ﺑ ِْﻦ ْﺍﻟﺨ ﱠ‬ ‫ﺳ ْﻮ َﻝ ﷲِ ﺻﻠﻰ‬ ُ ‫ﺍﻟﺮﺣْ َﻤ ِﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ ﷲِ ﺑ ِْﻦ‬ ُ ‫ﺳ ِﻤ ْﻌﺖُ َﺭ‬ ‫َﻋ ْﻦ ﺃ َ ِﺑﻲ َﻋ ْﺒ ِﺪ ﱠ‬ ِ ‫َﻄﺎ‬ َ : ‫ﻲ ﷲُ َﻋ ْﻨ ُﻬ َﻤﺎ َﻗﺎ َﻝ‬ ِ ‫ﺏ َﺭ‬ َ ‫ﺿ‬ ‫ﺼﻼَﺓِ َﻭﺇِ ْﻳﺘَﺎ ُء‬ َ : ‫ﻲ ﺍْ ِﻹ ْﺳﻼَ ُﻡ َﻋ َﻠﻰ ﺧ َْﻤ ٍﺲ‬ ُ ‫ﺷ َﻬﺎﺩَﺓ ُ ﺃ َ ْﻥ ﻻَ ﺇِ َﻟﻪَ ﺇِﻻﱠ ﷲُ َﻭﺃ َ ﱠﻥ ُﻣ َﺤ ﱠﻤﺪﺍ ً َﺭ‬ ‫ﺳ ْﻮ ُﻝ ﷲِ َﻭﺇِ َﻗﺎ ُﻡ ﺍﻟ ﱠ‬ َ ‫ ﺑُ ِﻨ‬: ‫ﷲ ﻭﺳﻠﻢ َﻳﻘُ ْﻮ ُﻝ‬ ‫ﱠ‬ ‫ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ‬. َ‫ﻀﺎﻥ‬ ِ ‫ﺍﻟﺰﻛَﺎﺓِ َﻭ َﺣ ﱡﺞ ْﺍﻟ َﺒ ْﻴ‬ َ ‫ﺻ ْﻮ ُﻡ َﺭ َﻣ‬ َ ‫ﺖ َﻭ‬



Artinya : Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Alh- Khattab radiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. (Hr. Turmuzi dan Muslim) Muhaimin mendefinisikan kata aqidah dalam bukunya (Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. 2004. 305-306), Kata “aqidah” berasal dari bahasa Arab, yang berarti: “ma ‘uqida ‘alaihi wa al-dlamir”, yakni sesuatu yang ditetapkan atau yang diyakini oleh hati dan perasaan (hati nurani); dan berarti “ma tadayyana bihi al-insan wa i’taqadahu”, yakni sesuatu yang dipegangi dan diyakini (kebenarannya) oleh manusia. Dengan demikian secara etimologis,



13



Muhibbin Syah, Psikologi Belajar”.2003. hal.22



9



aqidah berarti kepercayaan atau keyakinan yang benar-benar menetap dan melekat di hati manusia.14 Dalam arti luas, cognition (kognisi) ialah memperoleh, penataan dan penggunaan pengetahuan. Disebutkan pula, ranah psikologi siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kejiwaan yang berkedudukan pada otak ini, pada perspektif psikologi, kognitif adalah sumber sekaligus sumber ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa) dijelaskan pula pada halamn selanjutnya, “upaya pengembangan fungsi ranah kognitif sendiri melainkan juga dalam ranah afektif dan psikomotor” (Psikologi Belajar.2003.51). jadi dapat disimpulkan bahwa aspek aqidah sangat penting karena aspek aqidah sangat mempengaruhi aspek ibadah (afektif) dan aspek akhlak (psikomotor).15 Menurut Piaget yang dikutip oleh Drs. Muhaimin (Paradigma Pendidikan Islam.2002.199), membagi proses belajar menjadi tiga tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi dan equilibrasi. Dijelaskan pula, asimilasi adalah proses penyatuan (pengitegrasian) informasi baru ke struktur kognisi.16 2. Aspek Akhlak ‫ﻋ َﻤ ُﺮ ﺍ ْﺑﻦُ ْﺍﻟﺨ ﱠ‬ ‫ ﺗَ َﻌ ﱠﻠ ُﻢ ْﺍﻟ ِﻌ ْﻠ َﻢ َﻭﺗَ َﻌ ﱠﻠ ُﻤ ْﻮﺍ ِﻟ ْﻠ ِﻌ ْﻠ ِﻢ‬: ‫ﺳ ﱠﻠ َﻢ‬ ُ ‫َﻋ ْﻦ‬ ُ ‫ َﻗﺎ َﻝ َﺭ‬: ‫ﻲ ﷲُ َﻋ ْﻨﻪُ َﻗﺎ َﻝ‬ ِ ‫َﻄﺎ‬ َ ‫ﺻ ﱠﻠﻰ ﷲُ َﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ َﻭ‬ ِ ‫ﺏ َﺭ‬ َ ِ‫ﺳ ْﻮ ُﻝ ﷲ‬ َ ‫ﺿ‬ ْ ‫ﱠ‬ ُ‫ﺿﺌ ُ ْﻮﺍ ِﻟ َﻤ ْﻦ ﺗَﺘَ َﻌﻠ ُﻤ ْﻮﻥَ ِﻣ ْﻨﻪ‬ ‫ﺎﺭ َﻭﺗ ََﻮ ﱠ‬ ‫ﺍﻟ ﱠ‬ ِ ‫ﺴ ِﻜ ْﻴ َﻨ ِﺔ َﻭﺍﻟ َﻮ َﻗ‬ (‫) َﺭ َﻭﺍﻩُ ﺍَﺑ ُْﻮ ﻧُ َﻌﻴ ِْﻢ‬ Artinya: Dari Umar Ibnul Khattab R.A beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Pelajarilah olehmu ilmu pengetahuan dan pelajarilah pengetahuan itu dengan tenang dan sopan, rendah hatilah kami kepada orang yang belajar kepadanya” (H.R Abu Nu’aim) Dalam dunia pendidikan aspek akhlak sering disebut aspek afektif. Muhimin mendefinisikan akhlak merupakan bentuk jamak dari kata “khuluq”, yang brarti tabiat, budi pekerti,kebiasaan. Jadi bila kita berbicara tentang afektif, maka kita berbicara tentang sikap dan nilai siswa.17 Muhibbin Syah (Psikologi Belajar.2003.53) mengatakan keberhasilan pengembangan ranah kognitif tidak hanya akan membuahkan kecakapan kognitif tetapi juga menghasilkan kecakapan 14



Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. 2004. Hal. 305-306 Muhaimin, Psikologi Belajar”.2003. hal. 48 16 Drs. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam.2002.Hal 199 17 Muhimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. 2003.Hal. 306 15



10



ranah afektif. Ia juga mengatakan keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak positif terhadap perkembangan ranah afektif. Peningkatan kecakapan afektif ini antara lain, berupa kesadaran beragama yang mantap. Dampak positif lainnya inilah dimilikinya sikap mental keagamaan ysng lebih tegas dan lugas sesuai dengan tuntunan ajaran agama yang telah diilhami dan diyakini secara mendalam.18 Dalam Al Qur’an surat Luqman ayat 12-15 menjelaskan tentang tujuan dari pendidikan islam, dalam aspek aqidah yang diterangkan dalam buku Ilmu Pendidikan Islam karya Dra. Hj. Nur Uhbiyati yaitu keyakinan agama, kesadaran moral dan tanggung jawab sosial19 a. Keyakinan Agama Dalam menanamkan keyakinan agama, pesan luqman menekan 3 aspek penting, yaitu: 1) Keyakinan tauhid yang sebersih-bersihnya 2) Kesadaran akan kemakhlukan kita yang wajib menyukuri segala karunia Tuhan 3) Kesadaran bahwa segala gerak gerik kita yang nampak maupun yang tersembunyi tidak lepas dari pengetahuan dan pengawasan Tuhan. Untuk menumbuhkan, memupuk dan memantapkan keyakinan agama itu, Luqman berpesan kepada anaknya agar mendirikan sholat. Ini berarti melaksanakan ibadah harus dibiasakan semenjak kecil. Sebagaimana dimaksud dalam hadis shahih Bukhari



‫ﻋ ْﻦ ﱡ‬ ‫ﻋ ْﻦ ﱡ‬ ُ‫ﺳ ِﻌﻴﺪ‬ ُ ‫ﺎﺟ‬ ٍ ‫ﺐ ﺑ ُْﻦ ْﺍﻟ َﻮ ِﻟﻴ ِﺪ َﺣﺪﱠﺛَﻨَﺎ ُﻣ َﺤ ﱠﻤﺪُ ﺑ ُْﻦ َﺣ ْﺮ‬ َ ِ‫ﻱ‬ َ ‫ﺏ‬ َ ‫ﻱ ِ ﺃ َ ْﺧ َﺒ َﺮ ِﻧﻲ‬ ِ ‫َﺣﺪﱠﺛَﻨَﺎ َﺣ‬ ّ ‫ﺍﻟﺰ ْﻫ ِﺮ‬ ّ ‫ﺍﻟﺰ َﺑ ْﻴ ِﺪ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﱠ‬ ‫ﺳﻮ ُﻝ ﱠ‬ ‫ﺳﻠﱠ َﻢ َﻣﺎ ِﻣ ْﻦ َﻣ ْﻮﻟُﻮ ٍﺩ ِﺇ ﱠﻻ‬ ُ ‫ﺐ َﻋ ْﻦ ﺃَﺑِﻲ ُﻫ َﺮﻳ َْﺮﺓ َ ﺃَﻧﱠﻪُ َﻛﺎﻥَ َﻳﻘُﻮ ُﻝ َﻗﺎ َﻝ َﺭ‬ ِ ‫ﺴﻴ ﱠ‬ َ ‫•ُ َﻋﻠَ ْﻴ ِﻪ َﻭ‬ َ ‫ﺑ ُْﻦ ْﺍﻟ ُﻤ‬ َ ِ• ْ ‫ﻳُﻮ َﻟﺪُ َﻋ َﻠﻰ ْﺍﻟ ِﻔ‬ ‫ﺴﺎ ِﻧ ِﻪ َﻛ َﻤﺎ ﺗ ُ ْﻨﺘ َ ُﺞ ْﺍﻟ َﺒ ِﻬﻴ َﻤﺔُ َﺑ ِﻬﻴ َﻤﺔً َﺟ ْﻤ َﻌﺎ َء ﻫ َْﻞ‬ ّ ِ ‫ﻄ َﺮﺓِ َﻓﺄ َ َﺑ َﻮﺍﻩُ ﻳُ َﻬ ّ ِﻮﺩَﺍ ِﻧ ِﻪ َﻭﻳُ َﻨ‬ َ ‫ﺼ َﺮﺍ ِﻧ ِﻪ َﻭﻳُ َﻤ ِ ّﺠ‬ ْ ‫ﻮﻻ ﺃَﺑُﻮ ُﻫ َﺮﻳ َْﺮﺓ َ َﻭﺍ ْﻗ َﺮ ُءﻭﺍ ﺇِ ْﻥ ِﺷﺌْﺘ ُ ْﻢ } ِﻓ‬ ُ ُ‫ﺗ ُ ِﺤﺴﱡﻮﻥَ ِﻓﻴ َﻬﺎ ِﻣ ْﻦ َﺟ ْﺪ َﻋﺎ َء ﺛ ُ ﱠﻢ َﻳﻘ‬ َ ‫•ِ ﺍﻟﱠ ِﺘﻲ َﻓ‬ ‫ﻄ َﺮﺓ َ ﱠ‬ ‫ﺎﺱ‬ َ ‫ﻄ َﺮ ﺍﻟﻨﱠ‬ ‫ﻖ ﱠ‬ ُ‫ﻋ ْﺒﺪ‬ َ ‫•ِ { ْﺍﻵ َﻳﺔَ َﺣﺪﱠﺛَﻨَﺎ ﺃَﺑُﻮ َﺑ ْﻜ ِﺮ ﺑ ُْﻦ ﺃ َ ِﺑﻲ‬ َ ‫ﺷ ْﻴﺒَﺔَ َﺣﺪﱠﺛَﻨَﺎ َﻋ ْﺒﺪُ ْﺍﻷ َ ْﻋ َﻠﻰ ﺡ ﻭ َﺣﺪﱠﺛَﻨَﺎ‬ ِ ‫َﻋ َﻠ ْﻴ َﻬﺎ َﻻ ﺗ َ ْﺒﺪِﻳ َﻞ ِﻟﺨ َْﻠ‬ ‫ﻋ ْﻦ ﱡ‬ ‫ﺍﻹ ْﺳﻨَﺎ ِﺩ َﻭ َﻗﺎ َﻝ َﻛ َﻤﺎ ﺗ ُ ْﻨﺘ َ ُﺞ‬ ‫ﺑ ُْﻦ ُﺣ َﻤ ْﻴ ٍﺪ ﺃ َ ْﺧ َﺒ َﺮﻧَﺎ َﻋ ْﺒﺪُ ﱠ‬ َ ‫ﻋ ْﻦ َﻣ ْﻌ َﻤ ٍﺮ‬ َ ‫ﻕ ِﻛ َﻼ ُﻫ َﻤﺎ‬ ّ ‫ﺍﻟﺰ ْﻫ ِﺮ‬ ِ ْ ‫ﻱ ِ ِﺑ َﻬﺬَﺍ‬ ِ ‫ﺍﻟﺮ ﱠﺯﺍ‬ ‫ْﺍﻟ َﺒ ِﻬﻴ َﻤﺔُ َﺑ ِﻬﻴ َﻤﺔً َﻭ َﻟ ْﻢ َﻳ ْﺬ ُﻛ ْﺮ َﺟ ْﻤ َﻌﺎ َء‬ Artinya : 18



Muhibbin Syah, Psikologi Belajar.2003.Hal. 53 Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam.2005.Hal 152



19



11



Telah menceritakan kepada kami Hajib bin Al Walid telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Harb dari Az Zubaidi dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah, dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi -sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka, apakah kalian merasakan adanya cacat? ' Lalu Abu Hurairah berkata; 'Apabila kalian mau, maka bacalah firman Allah yang berbunyi: '…tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah.' (QS. Ar Ruum (30): 30). Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Alaa Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakan kepada kami 'Abd bin Humaid; telah mengabarkan kepada kami 'Abdurrazzaq keduanya dari Ma'mar dari Az Zuhri dengan sanad ini dan dia berkata; 'Sebagaimana hewan ternak melahirkan anaknya. -tanpa menyebutkan cacat.Dari kutipan diatas bisa disimpulkan bahwa aspek aqidah sangat mempengaruhi aspek akhlak. Bila diaplikasikan dalam dunia pendidikan yaitu dengan menanamkan pengetahuan (aspek aqidah) maka peserta didik dapat mengerti tentang bagaimana ia menilai suatu perbuatan disekitarnya (aspek akhlak).



b. Kesadaran Moral Perkembangan kesadaran moral dalam diri anak, sebagaimana dicontohkan oleh Luqman, berpangkal kepada kemampuan membedakan antara yang makruf, yakni hal-hal yang tidak bertetangan dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai moral dan yang mungkar yakni hal-hal yang mengganggu dan menimbulkan kerusakan pada kehidupan manusia. c. Tanggung Jawab Sosial Nana Sudjana mengatakan Tanggung jawab social dapat diwujudkan sikap: 1. Berbuat baik dan hormat epada orang lain, lebih-lebih mereka yang berjasa kepada kita seperti orang tua kita sendiri.



12



2. Bergaul dengan baik walaupun dengan orang yang berbeda keyakinan dengan kita 3. tidak berlagak, sombong dan angkuh kepada orang lain.20 Setelah dibahas tujuan mengapa kita harus menanamkam aspek akhlak, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana memananmkan aspek tersebut pada diri peserta didik. Dr. Asma Hasan Fahmi mengemukakan cara-cara pendidikan Akhlak yang dikutip oleh Dra. Hj. Nur Uhbiyati adalah sebagai berikut: 1. Memberi petunjuk dan pendekatan dengan cara menerangkan mana yang baik dan mana yang buruk, menghafal syair-syair, cerita-cerita dan nasihat-nasihat yang baik, menganjurkan untuk melakukan budi pekerti yang baik dan akhlak yang mulia. Selain itu ketika peserta didik melakukan kesalahan, pendidik harus mengingatkan dengan menggunakan kata-kata yang baik dan sebijak mungkin sehingga peserta didik paham atas kesalahannya dan tidak melakukan kesalahn yang sama.



2. Mempergunakan instink untuk mendidik anak-anak dengan cara: a. Anak-anak suka dipuji dan disanjung untuk memenuhi keinginan instink berkuasa dan ia takut celaan dan cercaan. Maka oleh karena itu kalau anak-anak mengerjakan sesuatu yang baik hendaklan dipuji dan menggemarkan dia melawan hawa nafsu dan menjauhkan diri dari ketamakan, baik yang dalam makanan minuman maupun dalam segala kelezatan pada umumnya, dan menimbulkan kesukaan pada dirinya untuk mengutamakan orang lai atas dirinyasendiri, serta ia dicela kalau menginginkan makanan dan pakaian megah. b. Mempergunakan instink meniru. Sesuai dengan hai ini para pendidik islam haruslah orang-orang yang memiliki sifat-sifat yang utama dan berakhlak karena anak-anak akan menuruti jejak gurunya, apa yang dianggap jelek oleh guru, maka jeleklah dalam pandangan anak-anak, sebaliknya apa yang dianggap baik oleh guru, maka baiklah dalam pandangan anak-anak. c. Memperhatikan instink bermasyarakat. Anak-anak disuruh belajar di tempat-tempat yang sudah ada anak-anak yang lain sesuai dengan instink utuk bermasyarakat yang terdapat dalam dirinya. Apabila instink bermasyarakat ini telah dipenuhi , akan memberi efek dalam segi-segi lain dari kehidupannya, seperti ia akan merasa bangga dengan anak-anak lain yang telah dikenalnya, dan 20



Nana Sudjana, Ilmu Pendidikan Islam. 2005.Hal. 153



13



akan membangkitkan semangat apabila ia melihat kemajuan yang telah dicapai oleh kawan-kawannya, sehingga iapun mau bekerja untuk mencapai cita-citanya. d. Mementingkan pembentukan adapt kebiasaan dan keinginan-keinginan semenjak kecil, seperti membiasakan anak-anak bangun cepat diwaktu pagi, berjalan, bergerak, gerak badan dan naik kuda dan membiasakan tidak membuka anggota badan dan tidak menurunkan tangan, tidak cepat berjalan, tidak memanjangkan rambut, tidak memakai pakaian wanita, tidak meludah dalam majlis, tidak membuang ingus atau menguap didepan orang lain, tidak meletakkan kaki atas kaki yang lain,tidak berbohong, tidak bersumpah baik benar atau bohong dan membiasakan patuh kepada ibu-bapak dan guru-guru.21 Sedangkan menurut M.Athiyah Al Abrasyi yang dikutip oleh Dra. Hj. Nur Uhbiyati menyatakan metode yang paling tepat untukmenanamkan akhlak kepada anak ada 3 macam yaitu: a. Pendidikan secara langsung, yaitu dengan mempergunakan petunjuk, tuntunan, nasihat, menyebutkan manfaat dan bahaya-bahayanya sesuatu ;dimana pada murid dijelaskan hal-hal yang bermanfaat dan yang tidak,menentukan kepada amal-amal baik, mendorong mereka berbudi pekerti yang tinggi dan menghindari hal-hal tercela. Untuk pendidikan moral ini sering dipergunakan sajak-sajak, syair-syair, oleh karena ia mempunyai gaya musik,ibarat-ibarat yang indah, ritme yang berpengaruh dan kesan yang dalam ditimbulkannya dalam jiwa. Oleh karena itu kita lihat buku-buku islam dalam bidang sastra,sejarah, penuh dengan kata-kata berhikmat, wasiat-wasiat, petunjk-petunjuk berguna.22 Orangorang Amerika di Amerika Serikat kini menggunakan cara-cara ini dan di antara kata-kata berhikmat, wasiat-wasiat yang baik dalam bidang pendidikan moral anak-anak, kita sebut sebagai berikut: 1. Sopan-santun adalah warisan yang terbaik 2. Budi pekerti yang baik adalah teman sejati 3. Mencapai kata mufakat adalah pemimpinan yang terbaik 4. Ijtihad adalah perdagangan yang menguntungkan 5. Akal adalah harta paling bermanfaat 6.



Tidak ada bencana yang lebih besar dari kejahilan



7. Tidak ada kawan yang lebih buruk dari mengagungkan diri sendiri



21



Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam.2005.Hal. 153 Ibid .Hal. 155-156



22



14



b. Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan jalan sugesti seperti mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmat kepada anak-anak memberikan nasihat-nasihat dan berita-berita berharga, mencegah mereka membaca sajak-sajak yang kosong termasuk yang menggugah soal-soal cinta dan pelakon-pelakonnya. Tidaklah mengherankan, karena ahli-ahli pendidik dalam islam yakin akan pengaruh kata-kata berhikmat, asihat-nasihat dan kisah-kisah nyata itu dalam pendidikan akhlak anak-anak. Karena kata-kata mutiara itu dapat dianggap sebagai sugesti dari luar. Didalam ilmu jiwa (psikologi) kita buktikan bahwa sajak-sajak itu sangat berpengaruh dalam pendidikan anak-anak, mereka membenarkan apa yang didengarkya dan mempercayai sekali apa yang mereka baca dalam buku-buku pelajarannya. Sajak-sajak, kata-kata berhikmat dan wasiatwasiat tentang budi pekerti itu sangat berpengaruh terhadap mereka. Juga seorang guru dapat menyugestikan kepada anak-anak beberapa contoh pekerjaan, adil dalam menimbang begitu pula sifat suka terus terang, berani dan ikhlas. c. Mengambil manfaat daru kecenderungan dan pembawaab anak-anakanak dalam rangka pendidikan akhlak. Sebagai contoh mereka memiliki kesenangan meniru ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan, gerak-gerik orang-orang yang berhubungan erat dengan mereka. Oleh karena itu maka filosof-filosof islam mengharapkan dari setiap guru supaya mereka itu berhias dengan akhlak yang baik, mulia dan menghindari setiap yang tercela. 3. Aspek Ibadah Dalam dunia pendidikan aspek ibadah sering disebut dengan aspek psikomotorik. Muhibbin Syah, M.Ed mendefinisikan kecakapan psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka.23 Muhibbin Syah, M.Ed berpendapat keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak positif terhadap perkembangan ranah psikomotorik Dijelaskan pula oleh Dr. Nana Sudjana seseorang yang berubah tigkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula perilakunya.24 Muhaimin berpendapat dalam bukunya Pembelajaran PAI justru harus dikembangkan kearah proses internalisasi nilai (afektif) yang dibarengi dengan aspek kognitif sehingga timbul dorongan yang sangat kuat untuk mengamalkan dan mentaati pelajaran dan nilai-nilai dasar agama yang telah terinternalisasikan dalam diri peserta didik (psikomotori).25 23



Muhibbin Syah, M.Ed , Psikologi Belajar.2003.Hal. 54 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar. 2005.Hal. 54. 25 Muhaimin, Paradigma Pendidikan islam. 2002. Hal. 169 24



15



Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan guru dalam mendidik peserta didik dapat dilihat dari aspek psikomotor yaitu bias atau tidakkah peserta didik itu mengaplikasikan mata pelajaran yang diberikan oleh guru kedalam tingkah laku kehidupan sehari-hari.



BAB III KESIMPULAN



Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmania juga harus berlangsung secara bertahap. Pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Toumy AlSyaebani, diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam hidup pribadinya atau hidup kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses kependidikan. Pada hakikatnya, pendidikan adalah proses yang berlangsung secara kontiniu dan berkesinambuangan. Berdasarkan hal ini, maka tugas dan fungsi yang perlu di emban oleh Pendidikan Islam pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian muslim, maka pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan landasan kerja. Oleh karena itu, dasar yang terpenting dari pendidikan Islam adalah AlQur’an dan hadist (Sunnah Rasulullah). Aspek pendidikan islam ada 3 macam yaitu 1. Aspek Aqidah Dalam dunia pendidikan aspek aqidah sering disebut dengan aspek kognitif, Dengan demikian secara etimologis, aqidah berarti kepercayaan atau keyakinan yang benar-benar menetap dan melekat di hati manusia. 2. Aspek akhlak Dalam dunia pendidikan sering disebut aspek afektif. yaitu keyakinan agama, kesadaran moral dan tanggung jawab sosial



16



3. Aspek Ibadah dalam dunia pendidikan aspek ibadah sering disebut dengan aspek psikomotorik. Muhibbin Syah, M.Ed (Psikologi Belajar.2003.54). mendefinisikan kecakapan psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka.



17



DAFTAR PUSTAKA



Ahmadi, Abu dan Uhbiyantin,Nur, Ilmu pendidikan , Jakarta:Rineka cipta,1991 Azyumardi, Azra, Pendidikan islam, Ciputat: Logos, 1999 Drajat, Zakiah, dkk,Ilmu Pendidikan Islam\, Jakarta: Bumi Aksara, 2004 Uhbiyanti, Nur, Ilmu PendidikanIslam, Bandung: Pustaka Setia,1988 Ahmad Saebani Beni, Hendra Akhdiyat. 2009. Ilmu Pendidikan Islam 1, (Bandung: CV Pustaka Setia,) Haryanto, 2012 : dalam artikel “pengertian pendidikan menurut para akhli http://belajarpsikologi.com/pengertianpendidikan-menurut-ahli/diakes pada tanggal 9 april 2017 Muhibbin, syah. 2007. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. bandung. Pt. remaja rosdakarya Benny Heldrianto, 2013: dalam jurnal “penyebab rendahnya tingkat pendidikan anak putus sekolah dalam program wajib belajar 9 tahun desa sungai kakap kecamatan sungai kakap kabupaten kubu raya” http://jurmafis.untan.ac.id Ivan sujatmoko, 2011: Dalam Artikel Konsep, Fungsi, Tujuan, Dan Aliran-Aliran Pendidikan Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya : Usaha Nasional, 1981), Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Jakarta : Gema Insani Press, 1997), Malik bin Anas, Al Muwaththa’, (Kairo : Al Maktaba An Nashiriyah, 1970) Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta : Hida Karya Agung, 1983) Syahminan Zaini, Prinsip-prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, (Jakarta Kalam Mulia, 1986) Muhibbin Syah, Psikologi Belajar”.2003 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. 2004



:



Muhaimin, Psikologi Belajar”.2003 Drs. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam.2002 Muhimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. 2003 Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam.2005 Nana Sudjana, Ilmu Pendidikan Islam. 2005 Muhibbin Syah, M.Ed , Psikologi Belajar.2003 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar. 2005