15 0 267 KB
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE
Dosen Pembimbing : Ibu Siti Fatonah.,S.Kp.,M.Kes. DISUSUN OLEH : 1. Egi Amanda Liesti (2014401052) 2. Hikmatin Nuzuliah (2014401061)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Konsep Dasar dan Askep Kebutuhan Diri (Personal Hygiene)” .Salawat berserta salam kami sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang. Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,baik secara langsung maupun tidak langsung . Kami juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi, maupun dari segi penulisan, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas makalah ini.
Bandar Lampung, Januari 2021
Penyusun
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1 A.
Latar Belakang.................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C.
Tujuan............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2 A.
Pengertian......................................................................................................... 2
B.
Macam-Macam Personal Hygiene.................................................................... 2
C.
Tujuan Personal Hygiene.................................................................................. 6
D.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebersihan diri........................................ 7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................... 10 A.
Pengkajian......................................................................................................... 10
B.
Diagnosa Keperawatan..................................................................................... 19
C.
Intervensi Keperawatan.................................................................................... 23
BAB IV PENUTUP................................................................................................... 24 A.
Kesimpulan....................................................................................................... 24
B.
Saran................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana pentingnya dan peranan Personal Hygiene? C. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu : 1. Untuk mengetahui tentang Personal Hygiene. 2. Untuk mengetahui peranan dari Personal Hygiene. 3. Untuk mengetahui pentingnya Personal Hygiene.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997). Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Begitu pula pada penderita pasca stroke yang mengalami hemiplegia ataupun hemiparesis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada penderita pasca stroke. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan metode pendekatan fenomenologis. Sampel penelitian sebanyak 4 orang diperoleh dengan teknik purposive sample. Hasil penelitian dari 4 informan menunjukkan bahwa pengetahuan informan mengenai personal hygiene sudah baik terbukti informan dapat menyebutkan pengertian dan tujuan dari personal hygiene. Selain itu sebagian besar pemenuhan kebutuhan personal hygiene dapat dilakukan secara mandiri kecuali untuk perawatan kuku kaki dan tangan yang masih bergantung pada orang lain. Modifikasi juga dilakukan oleh informan untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene. Dukungan serta bantuan keluarga masih sangat diperlukan oleh penderita pasca stroke dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene walaupun sebagian besar dari mereka sudah dapat melakukan sendiri secara mandiri. Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan perawatan diri. B. Macam-Macam Persona Hygiene Dan Manfaatnya Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri
seseorang
untuk
kesejahteraan
fisik
dan
psikisnya.
Seseorang
dikatakanmemiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya.Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal hygiene dan tujuannya adalah: 1. Perawatan kulit
kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga bagaimana melaksanakan personal higiene. Seorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit akan beresiko terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang tergantung dan terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya matrasi gips tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat menyebabkan dekubitus. Pelembab pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, dan dapat menyebabkan maserasi kulit. Keringat, urine, material fekal berair, dan drainase luka dapat mengakumulasikan pada permukaan kulit dan akan menyebabkan kerusakan kulit dan infeksi. Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada kulit seperti gips, baju pengikat, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat menimbulkan tekanan atau friksi terhadap permukaan kulit sehinggga menyebabkan kerusakan kulit. Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit. 2. Mandi memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total. Keluasan mandi pasien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkat hygiene yang dibutuhkan. Pasien yang bergantung dalam pemenuhan kebutuhanpersonal higiene, terbaring ditempat tidur dan tidak mampu mencapai semua anggota badan dapat memperoleh mandi sebagian di tempat tidur. Tujuan memandikan pasien di tempat tidur adalah untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien dapat dimandikan setiap hari di rumah sakit. Namun, bila kulit pasien
kering, mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali seminggu sehingga tidak akan menambah kulit menjadi kering. Perawat atau anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien berjalan ke kamar mandi atau kembali dari kamar mandi. Perawat atau anggota keluarga harus ada untuk membantu pasien mengguyur atau mengeringkan bila perlu atau mengganti pakaian bersih setelah mandi. Kadang pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur atau mereka memerlukan bantuan dari perawat atau anggota keluarga untuk memandikan bagian punggung atau kakinya. Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri dan perawat atau anggota keluarga memandikan pasien di tempat tidur. 3. Hygiene mulu pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan.Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatanhygiene mulut dengan benar. 4. Perawatan mata, hidung, dan telinga perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, hidung, dan telinga selama pasien mandi. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus – menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak telinganya perlu dibersihlkan baik
mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara. Hidung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan. Pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga untuk melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga. Tujuan perawatan mata, hidung, dan telinga adalah pasien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga sehari – hari. 5. Perawatan rambut
penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari – hari. Pasien immobilisasi rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan bersampo merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien. Pasien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara perawatan rambut sehari – hari. Sedangkan pada pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam melakukan higyene rambut. Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan rambut.
6. Perawatan kaki dan kuku kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar. 7. Perawatan genitalia perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankanpersonal higiene. C. Tujuan Personal Hygiene Tujuan dari personal hygiene adalah (Tarwoto, 2004): 1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang 2. Memelihara kebersihan diri seseorang 3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang 4. Mencegah penyakit 5. Menciptakan keindahan 6.
Meningkatkan rasa percaya diri
Tujuan lain perawatan personal hygiene:
1. Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan bakteri 2. Menghilangkan bau badan yang berlebihan 3. Memelihara integritas permukaan kulit 4. Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah 5. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien 6. Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien. 7. Meningkatkan percaya diri seseorang 8. Menciptakan keindahan 9. Meningkatkan derajat kesehatan sesorang
Prinsip dalam melakukan perawatan personal hygiene adalah: 1. Gunakan komunikasi terapeutik selama perawatan hygiene 2. Selama dalam perawatan hygiene,Perawat dapat melakukan tindakan keperawatan yang lain, misalkan latihan gerak
D. Faktor – faktor yang mempengaruhi kebersihan diri 1. Body Image Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan
hygiene.
Jika
seorang
klien
rapi
sekali
maka
perawat
mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene. 2. Praktik social. Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan. 3. Status sosio-ekonomi
Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahanbahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social klien. 4. Pengetahuan Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu. 5. Variable kebudayaan Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negaranegara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu. 6.
Pilihan pribadi Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
7.
Kondisi fisik. Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi. Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
Dampak yang sering timbul
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku. 2. Dampak Psikososial Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN Ny.E, 35 tahun dirawat di rumah sakit fatmawati, sejak 2 minggu yang lalu dengan diagnosa medit DM dengan gangrene pada dorsal pedis. Dari hasil pengkajian didapatkan data kesadaran kompos mentis, TD=120/90mmHg, suhu 36,5 c˚, RR=20x/ menit. Klien
mengeluh lemas, pusing, dan merasa sakit pada daerah kaki yang ada lukaserta tidak dapat menggerakannya. Klien juga mengatakan belum mencuci rambut dan menggosok gigi serta memotong kuku selama berada diruangan. Mandi dilakukan setiap dua kali sehari dengan cara dilap tanpa menggunakan sabun dengan di bantu keluarga. Klien mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan mencuci rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data rambut klien kotor, lengket dan berminyak, saat berbicara tercium bau, gigi terlihat kuning dan kotor, kulit terlihat kotor dan tidak bercahaya, kuku panjang dan kotor. Kebutuhan aktivitas sehari – hari dibantu seluruhnya oleh anggota keluarga dan perawat. Klien juga terpasang dowe kateter dan infuse RL tetes/ menit. Balutan luka diganti setiap satu kali sehari dengan menggunakan prinsip steril. Nafsu makan klien baik dimana klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan dirumah sakit. PENGKAJIAN KEPERAWATAN (Personal Hygiene)
Tanggal Masuk : 25 Sepptember 2012
Jam Masuk : 09.00
Ruang/Kelas : Lt. IV/3
No.Kamar : 137
No.Register : 0809
A.Data Biograf
Nama Pasien : Ny.E
Tempat/tanggal lahir : Jakarta,10 desember 1977
Umur : 35
Jenis Kelamin : Perempuan
BB/TB : 55 Kg/158 cm
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesi
Pendidikan : S1- Sekretaris
Pekerjaan : Sekretaris
Alamat Rumah : Jl.Bunga Raya No.21 Kebayoran
Alamat Kantor : Jl.Melati No.34 Pasar Rebo
Sumber Biaya : Suami
Nama Suami : Munajar
Pendidikan Suami : S1- Hukum
Pekerjaan : Pengacara
B. Riwayat Kesehatan 1. Tanggal mulai sakit : 25 September 2012 2. Riwayat penyakit sekarang : Klien datang ke rumah sakit dengan kondisi terdapat luka pada daerah tungkai kaki kiri. Suami klien mengatakan luka disebabkan karena terkena rantai sepeda motor ketika perjalanan berobat ke dokter 1 bulan yang lalu. Klien mengatakan saat kejadian tersebut klien sama sekali tidak merasakan sakit pada kakinya. karena luka dirasa tidaksembuh-sembuh dan semakin melebar, kemudian klien dibawa ke RSUP Fatmawati Jakarta 3. Diagnosa medis : DM dengan ganngrene pada dorsal pedis dengan balutan luka harus diganti setiap 1x sehari dengan prinsip steril 4. Keluhan : Klien mengeluh lemas,pusing dan merasa sakit pada daerah dorsal pedis yang ada luka serta tidak dapat menggerakannya dan klien terlihat meringis
C. Pola Kebiasaan sehari-hari (sebelum sakit dan saat ini)
Pola Aktivitas
a. Di rumah : Melakukan aktivitas seperti biasa b. Di RS : Dibantu seluruhnya oleh keluarga dan Perawat
Pengkajian fisik yang berhubungan dengan aktivitas :
a. Kekuatan otot : b. Paralis : c. Terapi bedrest : bedres dengan posisi semi fowler d. Lain-lain : DM dengan gangrene pada dorsal pedis, balutan luka diganti sekali sehari menggunakan prinsip steril
D.Pola Nutrisi
Rumah RS
1. Frekuensi : 3x l hari 3x lhari 2. Jenis : nasi, lauk, dan sayur nasi, -1auk, sayur, -buah, dan susu
Pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan nutrisi:
a. Turgor kulit : elastis b. Kelembaban mukosa mulut : lembab c. Konjungtiva : anemis d. Lain-lain : E. Pola Eliminasi
BAB Rumah Rs
Frekuensi : I x sehari I x sehari
Cara : Mandiri dibantu
Di WC Di tempat tidur
Menggunakan: ( ) Tissu (√) Air ( ) Lain-lain
BAK
Rumah Rs
Frekuensi : 6-7x/hari 1600 cc/hari
Cara : Mandiri dibantu
Di WC Di tempat tidur
Menggunakan: ( ) Tissue(√) Air ( ) Lain-lain
F. Pola kebersihan Rumah RS
Kebiasaan mandi : 2x sehari I x sehari
Mencuci rambut : lx 3hari l x 3hari
Membersihkan gigi dan mulut : I x sehari 1 x sehari
Mengganti pakaian : I x sehari 1 x sehari
Membersihkan kaki dan kuku : 1 x 2 minggu 1 x seminggu
Kebersihan kulit : Tidak teratur tidak teratur
Cara membersihkan : Sabun dilap dengan air
G.
Keadaan Psikososial
Konsep diri
1) Gambaran diri : klien mengatakan malu karena pada kakinya ada luka dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
2) Peran : klien mengatakan perannya sebagai wanita karier.
3) Suasana hati : terlihat cemas, gelisah dan sering melamun 4) Karakter : supel, ramah, dan lemah lembut 5) Perkembangan mental : sesuai dengan manusia 6) Daya konsentrasi : klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik
7) Sosialisasi : bersosialisasi dengan keluarga dan pasien lain.
H.
Riwayat Kesehatan Linkungan
1) Kebersihan
I.
Rumah : klien mengatakan rumahnya setiap hari jarang disapu
lingkungan : klien mengatakan lingkungan sekitar kotor dan berisik
Polusi : klien mengatakan rumahnya dekat pabrik
Kemungkinan bahaya : dekat dengan jalan raya
Pemeriksaan Fisik
1. Rambut a) Tekstur : kasar, kusam, dan berketombe b) Warna : hitam c) Kebersihan : rambut terlihat kotor d) Distribusi : merata e) Kulit kepala : kulit kepala kotor f)
Gatal : klien mengatakan kepala terasa gatal,
g) Kebersihan : klien mengatakan sudah 5 hari belum cuci rambut, 2. Gigi dan mulut
a) Kelengkapan gigi : sudah tidak lengkap dengan jurnlah 30 buah b) Masalah gigi : gigi berlubang, kuning, dan kotor c) Kebersihan : gigi terlihat kuning, klien mengatakan sudah 2 hari belum gosok gigi.
d) Bau mulut : ada, klien merasa malu bicara dengan orang lain karena mulutnya bau.
3. Kuku tangan dan kaki a) Bentuk kuku : normal b) Sudut antar kuku : 180 derajat c) Warna kuku : putih pucat d) Kebersihan : kuku terlihat panjang dan kotor, klien mengatakan memotong kuku selama 3 minggu
4. Genitalia a) Kelainan : tidak ada b) Gatal : tidak ada c) Kemerahan : tidak ada d) Lesi : tidak ada e) Kebersihan : bersih 5. Kulit a) Erithema : b) Tekstur : kasar dan kering c) Turgor : elastis d) Jaundice : e) Petechie : -
belum
f) Sianosis : ada g) Gatal : ada h) Kebersihan : Kulit terlihat kotor dan lengket, klien mengatakan sudah 2 hari belum mandi dan merasa tidak nyaman karena merasa badannya lengket dan bau. terdapat luka pada daerah dorsal pedis dengan diameter 9 cm kedalam 3 cm tidak ada pus, terdapat nekrosis jaringan, bau gangren, balutan luka bersih, kondisi luka setengah kering, tidak kotor, sekitar daerah luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman, dan balutan luka harus diganti setiap 1x sehari dengan prinsip steril
J. Kepercayaan Budaya 1. Kebiasaan : klien mengatakan jarang shalat 5 waktu 2. Pantangan : klien mengatakan tidak boleh mandi saat sakit 3. Pengetahuan : klien mengatakan tidak memehami tentang kebersihan diri 4. lain-lain : k. Lain-lain Suami mengatakan klien
1. sering menggaruk pada bagian kaki 2. tidak dapat berjalan seperti biasa DATA FOKUS Nama/Umur : Ny.E / 35 thn Ruang / Kamar : Lt IV/ 3 Data Subjektif Klien mengatakan : Kulit kepalanya terasa gatal. Belum keramas selama 5 hari. Belum gosok gigi selam 2 hari.Merasa tidak nyaman karena badannya lengket dan bau. belum memotong kuku selama 3 minggu Klien mengatakan tidak boleh mandi dan
Data Objektif 1. Tercium bau mulut , 2. Rambut klien terlihat kasar, kusam,berketombe, dan acakacakan, 3. Gigi klien terlihat kuning, 4. Kuku terlihat kotor dan panjang 5. Badan klien tercium bau yang tidak sedap 6. kulit klien lengket dan kusam
keramas selama sakit. Merasa nyeri pada bagian dorsal pedis. Tidak dapat menggerakan kaki telapak kaki Suami mengatakan: 1. Luka terjadi karena terkena rantai sepeda motor ketika pergi berobat dan klien tidak merasakan sakit pada kakinya. 2. Luka tidak sembuh-sembuh selama 1 bulan, semakin hari semakin parah dan melebar
7. klien terlihat meringis 8. Terdapat luka didaerah dorsal pedisdengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, bau gangren, kondisi luka setengah kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman 9. Konjungtiva anemis 10. terpasang dowe chateter dan infuse 11. TTV TD : 120/90 mmHg N : 80 x/menit Rr : 28x/menit S : 36,5 C
ANALISA DATA Nama/Umur : Ny.E / 35 thn Ruang / Kamar : Lt IV/ 3 No Data Masalah 1. DS: Gangguan personal hygiene: rambut, mulut Klien mengatakan : , kulit, dan kuku Kulit kepalanya terasa gatal Sudah 3 hari belum keramas selama sakit tidak boleh keramas belum menggosok gigi selama 3 hari malu bicara dengan orang lain karena bau mulut malas gosok gigi karena terpasang infus belum mandi selama 3 hari merasa malu bertemu dengan orang lain karena bau badan belum memotong kuku selama masuk RS,sudah terbiasa dengan kuku panjang
Etiologi Kelemahan fisik
Paraf
DO :
2.
Rambut klien terlihat acakacakan Rambut klien Lengket dan berminyak Rambut klien kasar, kusam dan berketombe gigi terlihat kuning dan kotor tercium bau mulut kulit lengket dan kusam terlihat daki pada kulit kuku klien panjang terdapat kotoran pada ujung kuku terpasang dowe chateter terpasang infus dan terdapat balutan luka pada dorsal pedis DS: Gangguan integritas kulit Klien mengatakan: Merasa nyeri pada bagian dorsal pedis. Tidak dapat menggerakan kaki telapak kaki Suami mengatakan:
Terputusnya kontinuitas jaringan
Luka terjadi karena terkena rantai sepeda motor ketika pergi berobat dan klien tidak merasakan sakit pada kakinya, luka tidak sembuh-sembuh selama 1 bulan, semakin hari semakin parah dan melebar DO: Terdapat luka didaerahdorsal pedis dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, bau gangren, kondisi luka setengah kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman klien terlihat meringis Konjungtiva anemis TTV TD : 120/90 mmHg N : 80 x/menit Rr : 28x/menit S : 36,5 C
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN Nama/Umur : Ny.E / 35 thn Ruang / Kamar : Lt IV/ 3 NO 1
2
DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan personal hygiene : rambut,mulut,kulit ,kuku b.d keterbatasan fisik
Tanggal ditemukan teratasi 25 Sep 12 26 Sep 12
Gangguan integritas kulit bd terputusnya kontuinitas 25 Sep 12 jaringan kulit
Nama jelas
26 Sep 12
RENCANA KEPERAWATAN Nama: Ny. E / 35 thn Ruang Kamar: Lt. IV/ 3 DX Tujuan dan Kriteria TGL Hasil NO 1 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam. Personal hygiene rambut, mulut, kulit, dan kuku klien kembali terpenuhi. KH: Rambut klien bersih Rambut klien wangi dan tidak
Rencana Tindakan
Rasional
kaji pola kebutuhan personal hygiene klien .
Mengetahui data dasar dalam melakukan intervensi. Rambut klien bersih
Cuci rambut klien menggunakan shampo selama 1x 2 hari Sisir rambut klien
Rambut klien rapi
Bantu klien menggosok gigi
Gigi klien bersih
Ajarkan klien cara menggosok gigi yang
Mengurangi resiko luka pada gusi
Paraf
2
lengket Gigi klien bersih Mulut klien wangi dan segar Kulit klien bersih. Klien mersakan segar pada tubuhnya. Kulit tidak lengket Kulit klien lembab Kuku klien pendek Kuku klien bersih
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam integritas kulit kembali utuh. KH: Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan adanya granulasi. Tidak adanya pus pada luka Klen dapat menggerakkan kembali kakinya
benar Bantu klien mengganti pakaian. Bantu klien dalam menjaga kebersihan badannya dengan cara memandikan klien 2x sehari Berikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri pada klien. Beri lotion pada kulit klien Potong kuku klien 1x/minggu Sikat kuku klien bila perlu
Memberi rasa nyaman pada klien Menghindari resiko infeksi dan memberikan kenyamanan bagi klien Meningkatkan pengetahuan dan membuat klien lebih kooperative. Melembabkan kulit klien. Kuku klien pendek Membersihkan kotoran pada ujung kuku
Kaji luas dan keadaan Pengkajian yang luka serta proses tepat terhadap luka penyembuhan. dan prosespenyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakanselanjutnya. Ganti balutan luka Menurunkan resiko secara asepti 1x sehari infeksi sehingga membantu penyenbuhan dan mencegah terjadinya kontaminasi Kaji tanda vital. Untuk mengetahui perubahan pada fungsi lain Lakukan perawatan Merawat luka dapat luka secara menjaga kontaminasi luka Kolaborasi pemberian Antibiotik dapat antibiotik: menbunuh kuman metronidazole dan bakteri Dorongan gerak ROM Meningkatkan aliran
pasif pada daerah yg sakit dan ROM aktif pada daerah yang tidak sakit
darah ke otot dan tulang, mencegah kontaktur, atropi otot dan mempertahankan mobilitas sendi tulang. Berikan klien makanan Mempercepat TKTP sesuai diit 2000 perbaikan jaringan kal/hari
CATATAN KEPERAWATAN Nama/Umur : Ny.E / 35 thn Ruang / Kamar : Lt IV/ 3 Tanggal No Catatan Pukul 26 Sep 12
DX
06.00
1
Mengkaji pola kebutuhan personal hygiene klien R: mengetahui data dasar dalam melakukan intervensi
09.30
1
Membantu membersihkan rambut dengan cara mencuci rambut klien R: rambut klien lebih bersih, tidak lengket,kulit rambut bersih dan klien merasa lebih nyaman
11.00
1
Membantu klien mengganti pakaian R: klien merasa lebih nyaman
09.45
1
Membantu menyisir rambut R: rambut klien lebih rapi
07.30
1
Memandikan R: klien merasa lebih nyaman dan bersih,kulit bersih
08.30
1
Paraf
Membantu membersihkan mulut dengan menggosok gigi klien R: gigi klien terlihat lebih bersih dan klien merasa lebih nyaman 17.00
1 Membantu klien dalam kebersihan mulut dengan cara dan menggosok gigi klien
15.00
1
R: klien merasa lebih bersih dan nyaman Menjelaskan pentingnya melakukan kebersihan diri
11.00
1
R: klien terlihat menyisir rambut sendiri Membantu klien memotong kuku
14.00
1
R: kuku klien pendek dan bersih Menganjurkan klien dalam ikut serta dalam perawatan diri sesuai kemampuan
12.00
1
R: klien terlihat dapat menggosok gigi sendiri Memberi lotion pada kulit klien
17.00
1
R:agar kulit klien tidak kusam Membantu dan mengajarkan klien dalam membersihkan mulut
18.00
1
R: klien mau melakukannya Membantu klien membersihkan badanya R: klien mau melakukannya dan klien mengatakan merasa
14.10
2
lebih nyaman Mengkaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.
14.30
2
R: Membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya Mengganti balutan luka secara steril
14.15
2
R: adanya granulasi, pus pada jaringan berkurang
Mengukur TTV TD: 120/90mmHg N: 80 x / menit RR: 20 x menit 14.25
2
S: 36,5 ˚c Melakukan perawatan luka R: luka didaerah dorsal pedis
16.45
08.00
2
dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, gangrene, kondisi luka setengah kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman
18. Mengkolaborasi pemberian antibiotik: metronidazole sesuai indikasi. 2 R: adanya granulosa pada luka Membantu klien melakukan gerak ROM pasif pada daerah yg sakit dan ROM aktif pada daerah yang tidak sakit
07.30
2
R: klien mengatakan otot-otonya tidak kaku Berikan klien makanan TKTP sesuai diit 2000 kal/hari R: adanya perbaikan jaringan pada luka CATATAN PERKEMBANGAN
Nama/Umur : Ny.E / 35 thn Ruang / Kamar : Lt IV/ 3 Tanggal
Pukul
NO DX
16.00
1
Paraf Evaluasi/Catatan SOAP Nama jelas S: 1. Klien mengatakan rambutnya lebih rapi.Klien mengatakan lebih nyaman dari sebelumnya.Klien mengatakan sudah tidak malu bicara dengan orang lain. Klien mengatakan mulutnya terasa mulutnya lebih segar. Klien mengatakan badannya terasa
lebih segar .klien merasa lebih nyaman dengan kuku pendek O: 1. Klien terlihat senang dan nyaman.Rambut bersih dan rapi.Gigi klien bersih.Mulut klien wangi. Kulit klien bersih.Rasa lengket dan bau badan klien berkurang. Badan klien terlihat lebih bersih. Kuku klien pendek. Kuku klien bersih A: Tujuan teratasi masalah teratasi P: pertahankan intervensi: 1. Anjurkan klien untuk selalu mandi 2x/hari 2. menggosok gigi 3x/hari, keramas 1x2 hari 3. potong kuku 1x/minggu S:1. Klien terlihat meringis Klien mengatakan sudah dapat menggerakan kakinya. Klien mengatakan masih merasakan nyeri 18.00
2
O: 1. Terdapat luka didaerah dorsal pedis dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, gangrene, kondisi luka setengah kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman, Bau ganggrene tidak tercium lagi, Adanya jaringan dan granulasi Pus (nanah) pada jaringan berkurang. Adanya granulasi A : Tujuan teratasi sebagaian, masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1. Tingkatkan asupan TKTP sesuai dengan diit 2. Ganti balutan secara aseptic 3. Lakukan perawatan luka secara aseptic.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Kebersihan dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Personal Hygiene yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis. B. Saran Makalah ini mebahas tentang Personal Hygiene yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, di harapkan setelah membaca makalah ini untuk dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan derajat kesehatan sesorang.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Handhi. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA. Jakarta : MediAction Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Ediai 3. Jakarta: Salemba Medika http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2108806-personal-hygiene/#ixzz1q5WYapiH http://arviwheq.blogspot.com/2012/04/makalah-personal-hygine.html http://nursing-akun.blogspot.com/2011/10/askep-oral-hygiene.html