Makalah Audit Kinerja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH AUDIT KINERJA DALAM AUDIT MANAJEMEN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Audit SEMESTER 5 Dosen Pembimbing Ruswan Nurmadi., SE., M.Si.



Disusun Oleh : Annisa Fadhillah



17110022



Riqqah Hasanah Simatupang



17110020



PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS HARAPAN MEDAN 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berisikan tentang “ Audit Kinerja Dalam Audit Manajemen” tepat pada waktu yang telah di tentukan. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa/mahasiswi lainnya dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dan juga dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses kegiatan pembelajaran. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami miliki cukup terbatas. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.



Medan, 22 November 2019



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR BAB I :



PENDAHULUAN .................................................................................................1



1.1.



Latar Belakang ……………………………………………………………………1



1.2.



Rumusan Masalah ………………………………………………………………...1



1.3.



Maksud dan Tujuan ……………………………………………………………….2



BAB II :



PEMBAHASAN …………………………………………………………………3



2.1.



Pengertian Audit Kinerja …………………………………………………………3



2.2.



Struktur Audit Kinerja ……………………………………………………………4



2.3.



Tahap Pengenalan dan Perencanaan Audit Kinerja ………………………………6



2.4.



Tahapan Dalam Audit Kinerja ……………………………..................................10



2.5.



Tahap Pelaporan Dalam Audit Kinerja ………………………………………….12



2.6.



Tahap Penindaklanjutan (Follow-Up) Pada Audit Kinerja ……………………...13



BAB III :



PENUTUP ……………………………………………………………………...15



3.1.



Kesimpulan ……………………………………………………………………...15



3.2.



Saran …………………………………………………………………………….15



DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………16



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Masalah



Kelompok manajemen dalam suatu organisasi, termasuk perusahaan merupakan pemain kunci dalam seluruh aspek kehidupan organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya. Pada tingkat yang dominan, berhasil tidaknya organisasi atau perusahaan meraih kemajuan dalam berbagai bentuk dan manivestasinya ditentukan oleh kinerja mereka. Sebaliknya, kegagalan atau kekurang berhasilan perusahaan mencapai tujuan dan berbagai sasarannya harus dilihat sebagai kegagalan atau kekurang berhasilan kelompok manajemen, terutama manajemen puncak, untuk menampilkan kinerja yang memuaskan yang menuntut pertanggung jawaban. Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan mampu melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada standar yang tinggi dengan biaya yang rendah. Kinerja yang baik bagi suatu organisasi dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa oleh organisasi yang bersangkutan dilakukan pada tingkat yang ekonomis, efisien dan efektif. Konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat diartikan secara terpisah. Konsep ekonomi memastikan bahwa biaya input yang digunakan dalam operasional organisasi dapat diminimalkan. Konsep efisien memastikan bahwa output yang maksimal dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia. Sedangkan konsep efektif berarti bahwa jasa yang disediakan/dihasilkan oleh organisasi dapat melayani kebutuhan pengguna jasa dengan tepat. Tiga aspek yang bermuara pada kinerja yang dapat dan harus dijadikan sebagai sasaran audit kinerja ialah : a. Kemampuan manajemen memainkan peranannya. b. Ketangguhan manajemen menyelenggarakan berbagai fungsi manajerial. c. Keterampilan memimpin perusahaan yang dihadapkan kepada berbagai tantangan, baik yang sifatnya eksternal ataupun internal.



1.2



Rumusan Masalah



1.



Apakah Pengertian Audit Kinerja ?



2.



Apa saja Struktur Audit Kinerja ?



3..



Bagaimana Tahap Pengenalan dan Perencanaan dalam Audit Kinerja ?



4.



Bagaimana Tahapan Dalam Audit Kinerja ?



5.



Bagaimana Tahap Pelaporan Dalam Audit Kinerja ?



6.



Bagiamana Tahap Penindaklanjutan (Follow-Up) pada Audit Kinerja ?



1.3



Maksud dan Tujuan



Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1.



Untuk menjelaskan Pengertian Audit Kinerja



2.



Untuk menjelaskan Struktur Audit Kinerja



3.



Untuk menjelaskan Tahap Pengenalan dan Perencanaan Dalam Audit Kinerja



4.



Untuk menjelaskan Tahapan Dalam Audit Kinerja



5.



Untuk menjelaskan Tahap Pelaporan Dalam Audit Kinerja



6.



Untuk menjelaskan Tahap Penindaklanjutan (Follow-Up) Pada Audit Kinerja



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Pengertian Audit Kinerja Audit kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan yang biasanya dilakukan oleh



organisasi, baik sektor bisnis maupun sektor publik. Dilihat dari teknik pengauditan, pada dasarnya tidak terdapat perbedaan mendasar antara audit keuangan dengan audit kinerja. Definisi dari audit kinerja adalah suatu proses yang sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif atas kinerja suatu organisasi, program, fungsi, atau aktivitas/kegiatan. Evaluasi dilakukan terhadap tingkat ekonomi, efisiensi, dan keefektifan dalam mencapai target yang ditetapkan serta kepatuhannya terhadap kebijakan dan peraturan yang ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan adanya audit kinerja ini diharapkan dapat mengetahui apakah sumber daya organisasi telah diperoleh dan digunakan secara ekonomis, efisien dan efektif; tidak terjadi pemborosan, kebocoran, salah alokasi, dan salah sasaran dalam mencapai tujuan. Selain itu audit kinerja berfungsi untuk mengetahui apakah penggunaan sumber daya dalam rangka mencapai target dan tujuan telah memenuhi prinsip ekonomis, efisien, dan efektivitas serta tidak melanggar ketentuan hukum, peraturan perundang-undangan dan kebijakan manajemen. Pada sisi yang lain, audit kinerja juga bermanfaat mengidentifikasi dan mendorong dilakukannya perbaikan sistem pengendalian manajemen. Sehingga dengan dilakukannya audit kinerja ini organisasi baik pada sektor bisnis maupun sektor publik dapat memperoleh informasi yang objektif. Audit kinerja meliputi dua jenis, yaitu 1. Audit ekonomi dan efisiensi Audit ini dilakukan untuk menentukan apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber daya secara ekonomis dan efisien dan untuk mengetahui penyebab timbulnya inefisiensi atau pemborosan yang terjadi, termasuk ketidakcukupan sistem informasi manajemen maupun kekurangan sistem pengendalian internal. 2. Audit program



Audit program kerja atau disebut juga audit efektivitas, dilakukan untuk menentukan seberapa jauh target atau hasil yang ditetapkan yang telah tercapai, seberapa jauh efektivitas program, aktivitas fungsi atau organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Berikut tahapan-tahapan kunci dalam siklus audit kinerja.



Perencanaan strategis



Memulai audit



Studi pendahuluan



Pelaksanaan dan pelaporan audit



Tindak lanjut audit



2.2



Struktur Audit Kinerja



Pada dasarnya, struktur audit baik audit keuangan, audit kepatuhan, audit manajemen, audit program, dan audit jenis lainnya secara umum adalah sama. Hal yang membedakan antara satu macam audit dengan audit lainnya terletak pada tugas-tugas spesifik (spesifik task) pada masing-masing tahap audit yang menggambarkan kebutuhan dari masing-masing audit. Secara umum, struktur audit terdiri atas : 1. 2. 3. 4.



Tahap-tahap audit Elemen masing-masing tahap audit Tujuan umum masing-masing elemen Tugas-tugas tertentu yang diperlukan untuk mencapai setiap tujuan



Audit kinerja pada dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya .Berdasarkan kerangka umum struktur audit diatas, dapat dikembangkan struktur audit kinerja yang terdiri atas: 1. 2. 3. 4.



Tahap Pengenalan dan perencanaan (Familiarization and plannning phase ) Tahap Pengauditan (Audit chase) Tahap Pelaporan (Reporting phase) Tahap Penindaklanjutan (Follow-up phase)



Untuk lebih jelasnya, tahap-tahap audit kinerja dan elemene masing-masing tahapan audit dapat dilihat pada tabel 12.1



Tabel 12.1 Struktur Audit Kinerja TAHAP



ELEMEN



Tahap Pengenalan dan Perencanaan



-Survei Pendahuluan



Tahap Audit



-Review Hasil-Hasil Program



- Review Sistem pengendalian Manajemen



-Review Ekonomi -Review Kepatuhan Tahap Pelaporan



-Persiapan Laporan -Review dan revisi -Pengiriman dan Penyajian Laporan



Tahap Follow-up



-Desain Follow-up -Investigasi -Pelaporan



Sebelum melakukan audit, auditor terlebih dahulu harus memperoleh informasi umum organisasi guna mendapatkan pemahaman yang memadai tentang lingkungan organisasi yang diaudit, struktur organisasi, misi organisasi, proses kerja, serta sistem informasi dan pelaporan. Pemahaman lingkungan masing-masing organisasi akan memberikan dasar untuk memperoleh penjelasan dan analisis yang lebih mendalam mengenai sistem pengendalian manajemen. Menurut Scott (1997) dan Kristianto (2011) menyatakan bahwa keberlangsungan suatu organisasi dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menciptakan informasi yang terbuka, seimbang dan merata bagi semua pihak yang berkepentingan. Berkaitan dengan adanya pengungkapan informasi tersebut akan dapat mengatasi masalah information asymetry antara konsumen atau pihak yang memberikan amanah kepada perusahaan dalam mengelola sumber daya. Dimana perusahaan melalui aksesibilitas laporan keuangan dapat menunjukan akuntabilitas kepada konsumen dan pihak-pihak lain yang mengandalkan informasi dalam laporan keuangan. Dengan demikian melalui aksesibilitas laporan keuangan akuntabilitas perusahaan dapat ditingkatkan. Menurut Rai (2008) menyatakan bahwa audit kinerja merupakan audit yang dilakukan secara objektif dan sitematis terhadap berbagai macam bukti untuk menilai kinerja entitas yang diaudit dalam hal ekonomi, efisiensi dan efektivitas dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja dari entitas yang diaudit dan meningkatkan akuntabilitas perusahaan. Dengan audit kinerja, auditor melakukan proses audit untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti untuk melakukan penilaian secara independen atas aspek ekonomi, efisiensi dan efektivitas dari kegiatan yang dilakukan perusahaan, apakah dalam melaksanakan kegiatan perusahaan telah sesuai dengan peraturan, hukum, dan kebijakan yang berlaku dan apakah terdapat kesesuaian antara kinerja yang dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasil dari proses audit kinerja kepada pihak-pihak pengguna laporan. Dengan demikian audit kinerja ditunjukkan agar penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilakukan sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan untuk pihak-pihak yang berkepentingan dalam mewujudkan pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban tersebut merupakan wujud dari akuntabilitas perusahaan karena melalui pertanggujawaban tersebut diperoleh informasi dan pengungkapan atas aktivitas-aktivitas dan kinerja perusahaan.



2.3



Tahap Pengenalan dan Perencanaan Audit Kinerja



Tahap pengenalan dan perencanaan terdiri dari dua elemen yaitu survei pendahuluan dan review sistem pengendalian manajemen. Pekerjaan yang dilakukan pada masing-masing elemen bertujuan untuk menghasilkan rencana penelitian (research plan) yang detail yang dapat membantu auditor dalam mengukur kinerja dan mengembangkan temuan berdasarkan perbandingan anatara kinerja dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.



a)



Survei pendahuluan (Preliminary Survey)



Pada tahap survei pendahuluan auditor akan berupaya untuk memperoleh gambaran yang akurat tentang lingkungan organisasi yang diaudit, terutama berkaitan dengan struktur dan operasi organisasi, lingkungan manajemen, kebijakan, standar dan prosedur kerja. Deskripsi yang akurat tentang lingkungan organisasi yang diaudit akan membantu auditor untuk menentukan tujuan audit dan rencana audit secara detail, memanfaatkan sumber daya yang ada untuk hal-hal yang sifatnya material, mendesain tugas secara efisien dan menghindari kesalahan . b)



Review Sistem Pengendalian (Control System Review)



Pada audit keuangan, auditor memulai pekerjaan dengan melakukan review dan evaluasi terhadap sistem pengendalian intern (SPI) terutama yang berkaitan dengan prosedur akuntansinya. Sedangkan pada audit kinerja, auditor harus menelaah sistem pengendalian manajemen atau sistem pengendalian administratif dengan bertujuan untuk menemukan kelemahan pengendalian yang signifikan agar menjadi perhatian manajemen dan untuk menentukan luas, sifat dan waktu pekerjaan pemeriksaaan berikutnya. Sistem Pengendalian Manajemen memberikan gambaran tentang metode dan prosedur yang digunakan oleh organisasi untuk mengendalikan kinerjanya. Pengendalian manajemen sendiri bertujuan untuk memastikan bahwa tujuan organisasi dicapai secara ekonomis, efisien, dan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Prosedur audit yang dilakuakn pada tahap review sistem pengendalian secara garis besar terdiri dari tiga langkah yaitu : 1. Menganalisis sistem manajemen organisasi 2. Membandingkannya dengan model yang ada 3. Mencatat dugaan terhadap setiap ketidakcocokan /ketidaksesuaian. Kriteria Pengendalian Untuk Hasil-Hasil Program, Penilaian Ekonomi dan Efisiensi Kriteria yang digunakan untuk menilai reliabilitas data dibagi dalam dua cara : 1)



Proses Pengumpulan, Perhitungan dan Pelaporan Data a. Prosedur yang ada didesain untuk memastikan fairness, dependability , dan reliabilty data. b. Terdapat pengendalian dalam proses pengumpulan dan perhitungan data untuk memastikan integritas data. c. Pengendalian yang telah ditetapkan sudah dijalankan d. Terdapat dokumentasi yang memadai untuk menentukan integritas data.



2)



Kecukupan Pelaporan Data



a. Data yang dikumpulkan dan dihitung , dibuat dengan dasar yang konsisten dengan tahun sebelumnya. b. Kewajaran dan reliabilitas data disajikan dengan kriteria tertentu. Pekerjaan audit pada tahap pengenalan dan perencanaan diharapkan mampu mempersiapkan dua buah dokumen yaitu : 1.



Memorandum analitis (analitical memorandum)



Berisi identifikasi kelemahan yang material dalam sistem pengendalian manajemen dan pembuatan rekomendasi untuk perbaikan atas kelemahan tersebut. 2.



Memorandum perencanaan (planning memorandum)



Dibuat berdasarkan hasil review sistem pengendalian untuk menetukan sifat, luas dan waktu pekerjaan audit berikutnya. Analitical memorandum untuk kepatuhan ekonomi dan efisiensi , serta hasil-hasil program memiliki format umum yang sama, tetapi berbeda dalam hal kriteria yang digunakan. Pengendalian manajemen fokus evaluasinya adalah kecukupan, perencanaan, struktur organisasi yang memadai dan efektivitas kepimpinana manajemen . Fokus evaluasi kepatuhan adalah memastikan apakah entitas sudah mengikuti peraturan, hukum, dan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Ekonomi dan evaluasi fokus evaluasinya adalah penetuan apakah entitas mnggunakan sumber daya yang dimilikinya secara ekonomis dan efisien. Hasil-hasil program fokus evaluasinya adalah apakah hasil yang diinginkan telah tercapai, apakah tujuran ditetapkan oleh pihak yang berwenang dan apakah entitas telah mempertimbangkan alternatif –alternatif yang memberikan hasil yang diinginkan dengan biaya yang lebih rendah. Pemakaian indikator/kriteria kinerja oleh organisasi akan membantu pemakaian laporan dalam menilai kinerja yang dilaporkan oleh oraganisasi mengingat audit ekonomi, efisiensi dan efektivitas selain berkaitan dengan hal-hal yang bersifat kuantitatif juga berkaitan dengan halhal yang sifatnya kualitatif dan sulit diukur secara pasti. Berikut beberapa contoh kriteria audit atau standar evaluasi yang dapat digunakan oleh auditor. KRITERIA



KRITERIA AUDIT



1. Penetapan Tujuan



Tujuan masing-masing unit organisasi yang menggambarkan kontribusi dari masingmasing unit terhadap organisasi secara keseluruhan.



2. Penetapan Strategi



Strategi untuk mencapai tujuan harus ditetapkan ,dan program-program disusun berdasarkan strategi yang telah



dibuat.



3. Kelengkapan dan Keseimbangan Pengendalian



4. Kualifikasi Manajemen



5. Job Descriptions



6. Perencanaan



Rentang pengendian dalam sebuah organisasi harus lengkap dan seimbang diantara aktivitas-aktivitas organisasi yang banyak jumlahnya.



Orang-orang yang duduk diposisi manajemen harus mempunyai kemampuan yang cukup untuk memudahkan komunikasi , koordinasi dan memastikan tanggung jawab masing-masing.



Job Description harus dikembangkan untuk seluruh posisi dalam organisasi untuk memudahkan komunikasi , koordinasi dan memastikan tanggung jawab masing-masing posisi.



Perencanaan harus menetapkan hasil yang ingin dicapai ,kapan akan dilaksanakan, jumlah dana yang perlukan, dan standar pelaksanaan.



-Seluruh karyawan dievaluasi secara periodik dan informasikan hasil pekerjaan mereka. - Sistem evaluasi harus didasarkan pada atribut-atribut yang paling efektif dalam mendukung pencapaian tujuan evaluasi.



7. Evaluasi Kinerja Karyawan



a. Ada standar untuk mengukur produktivitas masingmasing departemen atau fungsi, yatang meliputi: Tingkat jasa yang diharapkan dapat disediakan oleh masing-masing departemen atau fungsi -



Kualitas jasa yang diharapkan dapat dicapai.



-



Jumlah output yang ingin dicapai



b. Indikator untuk mengukur produktivitas masing-masing departemen atau fungsi harus ditetapkan 8. Sistem Pengendalian Manajemen untuk Produktivitas



c. Perbandingan antara kinerja yang telah dicapai dengan standar yang telah ditetapkan dilaporkan secara periodik. d. Penyebab terjadinya penyimpangan diidentifikasi dan dianalisa untuk mengambil tindakan koreksi yang tepat. e. Sistem bagi prosedur dan praktek untuk menyampaikan informasi tentang produktivitas ditetapkan untuk memastikan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu.



9. Garis Wewenang dan Tanggung Jawab



Garis wewenang dan tanggung jawab dalam organisasi harus ditetapkan dengan jelas, tidak terduplikasi dan ditetapkan secara garis logis dan konsisten.



10. Pelaksanaan dan Pengendalian Kegiatan



Pelaksanaan ,koordinasi dan pembatasan tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah dittapkan untu mencapai tujuan .



2.4



Tahapan Dalam Audit Kinerja



Tahapan dalam audit kinerja terdiri dari tiga elemen yaitu : 1. Telaah hasil – hasil program (program results review) 2. Telaah ekonomi dan efisien (economy and efficiency review) 3. Telaah kepatuhan (compliance review) Tahapan –tahapan dalam audit kinerja disusun untuk menbantu auditor dalam mencapai tujuan audit kinerja. Riview hasil-hasil program akan membantu auditor untuk megetahui apakah entitas telah melakukan sesuatu yang benar (doing the right things). Review ekonomis dan efisiensi akan mengarahkan auditor untuk mengetahui apakah entitas telah melakukan sesuatu yang benar tadi secara ekonomi dan efisien. Review kepatuhan akan membantu auditor untuk menentukan apakah entitas telah melakukan segala sesuatu dengan cara –cara yang benar , sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku. Secara lebih rinci, komponen audit terdiri dari : a)



Identifikasi Lingkungan Manajemen



Auditor harus familiar dengan lingkungan manajemen klien untuk memahami keterbatasan – keterbatasan yang dihadapi organisasi. Untuk ini auditor harus mengetahui dengan seksama dan akurat gambaran menyeluruh organisasi dari perspektif hukum, organisasi dan karyawan . b)



Perencanaan dan Tujuan



Komponen ini berkaitan dengan review atas proses penetapan rencana dan tujuan organisasi. Auditor menguji keberadaan tujuan yang ditetapkan secara jelas dan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut, serta keterkaitan anatar aktivitas-aktivitas yang dilakukan dengan kebutuhan dan tujuan organisasi. c)



Struktur Organisasi



Komponen ini berkaitan dengan bagaimana sebuah unit diatur dan sumber daya dialokasikan untuk mencapai tujuan organisasi. Struktur organisasi menunjuk pada otoritas formal maupun informal dan tanggung jawab dengan organisasi. d)



Kebijakan dan Praktik



Komponen mengacu pada kebijakan yang berlaku umum yang merupakan kesepakatan yang dirumuskan oleh masayarakat yang diawali oleh lembaga legislatif dan diformalkan dalam peraturan atau petunjuk administratif. e)



Sistem dan Prosedur



Merupakan rangkaian kegiatan untuk menelaah struktur pengendalian ,efektivitas ,ketepatan, logika dan kebutuhan suatu organsasi. Salah satu contoh sistem dan prosedur yang biasa digunakan adalah Standar Operating Procedures yang menjelaskan bagaimana sebuah fungsi atau tanggung jawab dilaksanakan. f)



Pengendalian dan Metode Pengendalian



Komponen ini berhubungan dengan pengendalian intern terutama accounting control dan administratif control . Pengendalian akuntansi diperlukan untuk menyusun rencana, metode dan prosedur organisasi untuk menjaga kekayaan perusahaan. Pengendalian administratif terdiri dari rencana, metode dan prosedur organisasi yang berfokus pada efisiensi operasional , efektivitasa organisasi dan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen. g)



Sumber Daya Manusia dan Lingkungan Fisik



Komponen sumber daya manusia dan lingkungan fisik berkaitan dengan sikap karyawan, dokumentasi tentang berbagai aktivitas, dan kondisi fisik pekerjaan. h)



Praktik Penempatan Karyawan (Staffing practices)



Komponen ini mengacu pada :



1. Metode dan prosedur yang digunakan untuk melindungi sumber daya manusia yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi 2. Metode dan sumber daya manusia digunakan untuk mengatur administrasi penggajian 3. Metode dan prosedur yang digunakan untuk menilai kinerja karyawan 4. Kebijakan dan prosedur pelatihan karyawan 5. Affirmative action plans, yaitu rencana-rencana tindakan yang disetujui pihakpihak tertentu. i)



Analisis Fiskal



Analisis Fiskal diperlukan untuk menganalisis informasi keuangan yang secara langsung atau tidak langsung dapat digunakan untuk mengindikasikan efisiensi operasi ,ekonomis dan efektivitas unit organisasi. j)



Investigasi khusus



Jika dibandingkan dengan analisis pengendalian maanjemen , investigasi khusus sifatnya lebih spesifik. Investigasi ini lebih diarahkan pada usaha untuk mengevaluasi solusi alternatif yang didesain untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi .



2.5



Tahap Pelaporan Dalam Audit Kinerja



Ada tiga langkah utama yang sangat penting dalam mengembangkan laporan audit secara tertulis, yaitu: 1.



Persiapan (preparation)



Pada tahap persiapan, auditor mulai mengembangkan temuan-temuan audit, menggabungkan temuan-temuan tersebut menjadi sebuah laporan yang koheren dan logis, serta menyiapkan bukti-bukti pendukung dan dokumentasi yang diperlukan. 2.



Penelaahan (review)



Merupakan tahap analisis kritis terhadap laporan tertulis yang dilakukan oleh staf audit, review, dan komentar atas laporan diberikan oleh pihak manajemen atau auditee. 3.



Pengiriman (transmission)



Meliputi persiapan tertulis sebuah laporan yang permanen agar dapat dikirim ke lembaga yang memberi tugas untuk mengaudit dan kepada auditee. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan laporan audit kinerja : 1. Laporan audit kinerja harus ditulis secara objektif



2. Auditor tidak boleh terlalu overstate 3. Informasi yang disajikan harus disertai suatu bukti yang kompeten 4. Auditor hendaknya menulis laporan secara konstruktif, memberikan pengakuan terhadap kinerja yang baik maupun kinerja yang buruk. 5. Auditor hendaknya mengakomodasi usaha-usaha yang dilakukan oleh manajemen untuk memperbaiki kinerjanya. Laporan audit untuk audit mempunyai struktur dan format yang hampir sama dengan laporan audit pada umumnya. Kekhususan laporan audit untuk audit kinerja terletak pada bagian pemberian rekomendasi untuk perbaikan. Secara lebih rinci, laporan audit untuk audit kinerja terdiri atas : 1.



Pendahuluan a. b. c. d. e.



2.



Umum Surat pengiriman atau memorandum Laporan ringkasan Daftar isi laporan secara keseluruhan Daftar tabel dan gambar Teks



a. Pendahuluan b. Badan (body), mencakup: 1) Pengantar masalah (bila perlu), 2) Temuan-temuan, 3) Kesimpulan dan rekomendasi c. Komentar auditee 3.



Referensi Masalah a. b. c. d. e.



2.6



Footnotes Lampiran Bibliografi Komentar auditee (jika tidak dimasukkan ke dalam teks) Bahan referensi



Tahap Penindaklanjutan (Follow-Up) Pada Audit Kinerja



Tindak lanjut didesain untuk memastikan/memberikan pendapat apakah rekomendasi auditor sudah diimplementasikan. Dari sisi auditor, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap penindaklanjutan, antara lain:



1)



Dasar Pelaksanaan Follow-Up



Dasar untuk melakukan follow-up adalah perencanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Untuk setiap setiap rekomendasi yang diberikan oleh auditor, manajemen harus menentukan apakah rekomendasi tersebut ditolak atau diterima, jika tidak diimplementasikan periode sekarang, kapan implementasi direncanakan akan dilaksanakan. Jika rekomendasi telah diimplementasikan sebelum laporan diterbitkan, seharusnya telah diverifikasi oleh auditor. 2)



Pelaksanaan Review Follow-Up



Perencanaan manajemen memberikan dasar untuk review follow-up. Berdasarkan prosedur, hal pertama yang harus diputuskan dalah penjadwalan follow-up, yang mana hal ini sangat tergantung pada kompleksitas rekomendasi dan tingkat kesulitan implementasi. 3)



Batasan Follow-Up



Pelaksanaan follow-up sebaiknya tidak terbatas pada penilaian pelaksanaan dan dampak rekomendasi yang diusulkan oleh auditor, namun sebaliknya juga dihindari terjadinya followup yang overload. 4)



Implementasi Rekomendasi



a.



Implementasi oleh Unit Kerja



Unit yang diaudit memiliki kesempatan pertama untuk mempelajari temuan dan rekomendasi audit. b.



Peranan Auditor dalam Pengimplementasian Rekomendasi Audit



Dalam proses pengimplementasian rekomendasi, auditor hanya berperan sebagai pendukung. Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk memastikan implementasi rekomendasi audit : 1. Tindakan legislatif secara formal 2. Tindakan legislatif secara informal 3. Tindakan legislatif melalui anggaran 5)



Pemeriksaan Kembali Secara Periodik



Laporan hasil pemeriksaan sebelumnya dapat dijadikan sebagai dasar untuk memulai pekerjaan audit sehingga dapat menghemat waktu untuk perencanaan audit, dan isu-isu spesifik dapat diidentifikasi lebih awal pada proses perencanaan.



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan



Pada dasarnya audit, baik itu untuk audit keuangan, audit kinerja, audit kepatuhan, audit manajemen, audit program dan audit jenis lainnya secara umum hampir sama. Perbedaan yang mendasar antara satu macam audit dengan audit yang lainnya terletak pada penentuan dan pelaksanaan tugas-tugas khusus yang menggambarkan kekhususan dari masing-masing audit. Struktur audit kinerja terdiri atas: 1. 2. 3. 4.



Tahap Pengenalan dan Perencanaan Tahap Pengauditan Tahap Pelaporan Tahap Penindaklanjutan.



Tahapan dalam audit kinerja terdiri dari tiga elemen yaitu : 1) Telaah hasil – hasil program (program results review) 2) Telaah ekonomi dan efisien (economy and efficiency review) 3) Telaah kepatuhan (compliance review) Dan ada tiga langkah utama yang sangat penting dalam mengembangkan laporan audit secara tertulis, yaitu: 1) Persiapan 2) Penelaahan 3) Pengiriman Dari sisi auditor, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap penindaklanjutan, antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 3.2



Dasar Pelaksanaan Follow-Up Pelaksanaan Review Follow-Up Batasan Follow-Up Implementasi Rekomendasi Pemeriksaan Kembali Secara Periodik Saran



Dengan adanya makalah mengenai audit kinerja, diharapkan pembaca khususnya mahasiswa dapat mengetahui proses atau tahap-tahap dalam audit kinerja dan bagi auditor diharapkan dapat melakukan proses audit dengan baik agar terdapat kesesuaian antara kinerja dan kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan.



DAFTAR PUSTAKA







Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: PENERBIT ANDI



∙ Ni Made Suratmi,dkk. 2014. Pengaruh Audit Kinerja Penyajian Laporan Keuangan dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas Publik. E- Journal S1 Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi .Volume 2 No. 1 Tahun 2014. ∙ Nery Revianti. https://www.academia.edu/23716372/Tahapan_audit_kinerja. Diunduh tanggal 10 November 2018. https://brigitalahutung.wordpress.com/2012/10/15/audit-kinerja-manajerial/ http://estikarzila30.blogspot.com/2013/06/audit-kinerja-manajerial.html



Kelompok 4 : Annisa Fadhillah



17110022



Riqqah Hasanah Simatupang 17110020 Pertanyaan : 1. Siti Nurhaliza (17110041) Sebutkan dan Jelaskan kelemahan-kelemahan pada audit kinerja! Jawaban : Kelemahan audit salah satunya adalah dari adanya kelemahan pada standard nya, khususnya pada proses pelaksanaannya. Pelaksanaan Audit Kinerja terdiri dari Pengumpulan dan Pengujian bukti audit, Penyusunan kertas kerja audit, Pengelolaan Temuan Audit, dan Penyusunan dan Pengkomunikasian Temuan Audit. Karena setiap perusahaan memiliki standard nya masingmasing dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif, efisien, dan ekonomis. 2. Sadar Irwanto Sirait (17110058) Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara audit keuangan dengan audit kinerja. Serta sebutkan tujuannya masing-masing! Jawaban : Aspek



Audit Kinerja



Audit Keuangan



Tujuan



Menilai apakah audit telah mencapai tujuan atau harapan yang ditetapkan. Program dan kegiatan organisasi. Ekonomi, Ilmu Politik, Sosiologi, dan lain-lain. Bervariasi antara satu proyek dan proyek lainnya.  Lebih subjektif.  Terdapat kriteria yang unik untuk masingmasing audit.  Struktur dan isi laporan bervariasi.  Dipublikasikan secara tidak tetap.



Menilai apakah akun-akun benar dan disajikan secara wajar.



Fokus Dasar Akademik Metode



Kriteria Penilaian



Laporan



Sistem akuntansi dan sistem manajemen. Akuntansi. Kurang lebih telah terstandarisasi.  



Kurang subjektif. Kriteria untuk semua kegiatan audit.







Bentuk laporan kurang lebih telah terstandarisasi. Dipublikasikan secara berkala.







3. Nur Amidah (17110011) Mengapa audit kinerja dan audit manajemen saling berhubungan? Jawaban : Karena dalam suatu perusahaan, manajemen memerlukan audit kinerja untuk dapat mengetahui apakah perusahaan tersebut sudah berjalan secara efektif, efesien, dan ekonomis atau tidak dalam mencapai tujuannya.