14 0 223 KB
LAPORAN OBSERVASI PETERNAKAN LELE TUGAS AKUNTANSI BIAYA Pengampu Dosen : SITI ALIYAH, SE., M.Si.
Disusun Oleh : NAMA : AYU SEPTYANINGRUM NIM :
151110001596
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA FAKULTAS EKONOMI BISNIS TAHUN 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komponen pembentukan laba adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Biaya adalah pengorbanan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi atau menghasilkan sesuatu barang atau jasa, biaya tersebut disebut sebagai biaya harga pokok atau harga pokok produksi. Dalam penentuan harga pokok produksi, informasi yang dibutuhkan oleh usaha lele adalah informasi mengenai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Ketiga jenis biaya tersebut harus ditentukan secara cermat, baik dalam pencatatan maupun penggolongannya sehingga informasi harga pokok produksi yang dihasilkan dapat diandalkan baik untuk perhitungan harga jual produk maupun untuk perhitungan laba rugi periodik. Oleh karena itu informasi biaya dan informasi harga pokok produksi sangat diperlukan untuk berbagai pengambilan keputusan. Peternakan lele (BidangPertanian) sebagai usaha yang memproduksi lele juga berorentasi pada laba. Hal ini tidak terlepas dari masalah pencapaian laba, dan perhitungan harga pokok produksi serta biaya yang telah di keluarkan untuk membeli bibit lele sebagai produk utamanya. Usaha lele Pak Jay yang berlokasi di jalan Sukabangun II lr. Masjid Kecamatan Sukarami Palembang adalah sebuah usaha lele yang mengelolah atau membesarkan lele. Usaha ini berkembang dengan pesat seiring banyaknyaJenis metode observasi yang digunakan oleh penulis dalam menyusun laporan akhir ini yaitu observasi non partisipan. Artinya penulis hanya mengamati secara langsung tanpa menjadi bagian dari staf tenaga kerja pada perusahaan dimana tempat penulis melakukan penelitian terhadap objekobjek yang diteliti.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti adalah bagaimana Perhitungan Harga Pokok Produksi Ikan Lele Pada Usaha Peternakan Lele Pak Jay di Sukabangun II Palembang 1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan Adapun tujuan yang ingin di capai adalah untuk mengetahui bagaimana analisis Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Usaha Peternakan Lele dan Sebagai bahan pertimbangan yang dapat digunakan dalam meningkatkan kinerja pada kegiatan manajemen yang ada.
BAB II METODE PENELITIAN Menurut Nazir (2005 : 55) ada 2 jenis penelitian yang digunakan yaitu: 1. Penelitian Lapangan (field research) 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Berdasarkan data diatas maka penulis memilih 2 jenis penelitian tersebut untuk menulis laporan akhir ini. Adapun penelitian yang penulis gunakan adalah : 1. Penelitian Lapangan (field research) Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung kepad perusahaan yang bersangkutan, untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan laporan akhir ini. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Metode yang dilakukan dengan membaca semua hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi untuk informasi yang dibutuhkan.Data yang Dibutuhkan Untuk
melengkapi
memperoleh kegiatan
ini,
bentukbentuk data yang diperoleh dari suatu penelitian menurut Supranto (2004:20) adalah : 1. Data Primer Data Primer (primary data) merupaka data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti. 2. Data Sakunder Data Sakunder ( Secondary data) merupakan data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang sudah jadi.Untuk pengumpulan data primer dan data sekunder tersebut, penulis menggunakan metode observasi dan interview. Berikut ini adalah data yang penulis dapatkan dalam menyusun laporan akhir ini: 1. Data primer yang penulis peroleh dari usaha lele Pak Jay adalah informasi yang berkaitan dengan: a. Sejarah perusahaan b. Aktivitas perusahaan c. Proses produksi d. Laporan harga pokok produksi 2. Data sekunder yang penulis peroleh dari perusahaan dan dari riset kepustakaan adalah struktur organisasi serta uraian tugas dan tanggung jawab.
2.1 Objek Penelitian dan teknis analisa Objek penelitian yang penulis lakukan adalah pada Usaha Peternakan Lele Pak Jay di Sukabangun II Palembang. Teknik AnalisisDalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah analisa harga pokok produksi yaitu dengan cara mengumpulkan bahan dan data yang diperlukan untuyk kemudian mengolah dan membahasnya.Alat yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Akuntansi biaya yaitu, sebagai suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur dan melaporkan tentang informasi baiaya yang digunakan. 2. Akuntansi manajemen yaitu, sebagai penyedian informasi bagi pengambilan keputusan.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overheadpabrik Keterangan : Harga Pokok Produksi Dilihat dari gambar kerangka berfikir diatas maka penulis akan menjelaskan kerangka berfikir yang digunakan yaitu penentuan harga pokok produksi, pengklasifikasian
biaya,
analisis
unsur-unsur harga pokok produksi dan
perhitungan biaya. Analisis harga produksi meliputi semua unsur biaya yang melekat pada suatu produk yang menggambarkan tinggi rendahnya imbalan yang terdapat didalam produsen
atas
biaya
yang dikeluarkan
untuk
memproduksi
suatu
produk, untuk
menentukan harga pokok produksi yang mutlak biaya produksi perlu diklasifikasikan menurut jenis atau objek pengeluarannya hal ini penting agar pengumpulan data biaya dan alokasinya yang seringkali menuntut adanya ketelitian yang tinggi, seperti misalnya penentuan tingkat penyelesaian produk dalam proses pada produksi dapat dilakukan dengan mudah sehingga penggolongan biaya juga disesuaikan dengan tujuan tersebut. Klasifikasi Biaya (Penggolongan Biaya) dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberi informasi biaya yang lengkap bagi seorang pimpinan dalam mengelola dan menjalankan fungsinya dalam pengklasifikasian biaya terdapat unsur-unsur harga pokok produksi yang dapat digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu, biaya bahan baku (direct material cost),biaya tenaga kerja langsung (direct
labor
cost), danbiaya
overheadpabrik sehinggaharga pokok produksi
dapat
menghasilkan harga pokok produksi yang benar dengan menjumlahkan biaya-biaya yang dikeluarkan dari proses pengolahan sampai barang tersebut siap dijual.
BAB III TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biaya Adapun
pengertian
biaya
menurut
Mulyadi (2007:24) adalah:
pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemudian akan terjadi pada tujuan tertentu (didalam arti luas) sedangkan dalam arti
yang lebih sempit, biaya diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh aktiva.Dari definini di atas bahwa biaya sebagai suatu pengorbanan atas sumber-sumber ekonomi untuk mendapatkan sesuatu yaitu pendapatan. Sebagai harga pokok, biaya yang dapat diukur atau merupakan harga pertukaran atas sumber ekonomis yang dikorbankan atau diserahkan untuk mendapatkan suatu barang, jasa atau aktiva. Namun kadang-kadang
biaya juga diukur berdasarkan harga pasar dan aktiva yang
didapat.Biaya sebagai beban adalah apabila pengorbanan sumber ekonomis dalam rangka merealisasikan pendapatan dengan demikian, jika dari cara bagaimana perusahaan pada umumnya berupaya untuk menghasilkan laba, maka perbedaan antara harga pokok dan beban semata-mata terletak pada faktor waktu. 3.1 Penggolongan Biaya Di dalam penggolongan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari biaya yang disajikan. Menurut Mulyadi (2007:14) biaya digolongkan menjadi lima, yaitu: 1. Penggolongan Biaya menurut Objek Pengeluaran, dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar” 2. Penggolongan Biaya menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan funsi administrasi & umum. a. Biaya Produksi Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong; biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. b. Biaya Pemasaran Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari
gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sample) c. Biaya Administrasi dan Umum Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia, dan Bagian Hubungan Masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, biaya photocopy. 3. Penggolongan biaya menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang dibiayaiSesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan produk, biaya dapat dibagi menjadi dua: biaya Produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Dalam hubungannya dengan departemen, biaya dibagi menjadi dua: biaya langsung departemen dan biaya tidak langsung departemen. Dalam hubungan dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokan menjadi dua golongan yaitu biaya Langsung (direct cost) biaya Tidak Langsung (indirect cost). 4. Penggolongan Biaya menurut Perilaku Biaya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi, biaya variable, biaya semivariabel, biaya semi fixed dan biaya tetap 5. Penggolongan Biaya Atas Dasar
Jangka Waktu Manfaatnya, biaya dapat dibagi
menjadi dua yaitu pengeluaran modal (capital expenditure) , pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). 3.2 Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi atau products cost merupakan elemen penting untuk menilai keberhasilan (performance) dari perusahaan dagang maupun manufaktur. Harga pokok produksi mempunyai kaitan erat dengan indikator-indikator tentang sukses perusahaan, seperti misalnya: laba kotor penjualan, dan laba bersih. 3.3 Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi pada dasarnya menunjukan harga pokok produk barang dan jasa yang diproduksikan dalam suatu periode akuntansi tertentu. Hal ini berarti bahwa harga pokok produksi merupakan bagian dari harga pokok. Harga pokok dari produk yang terjual dalam suatu periode akuntansi. Berikut ini pengertian harga pokok menurut beberapa pendapat. Menurut Nurlela (2007:60) harga pokok produksi adalah:Kumpulan
biaya
produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik
ditambah
persediaan produk
dalam
proses
awal
dan
dikurang
persediaan produk dalam proses akhir.Dari definisi di atas
harga pokok produksi
merupakan biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. 3.4 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Untuk mengetahui laba atau rugi secara periodik suatu perusahaan dihitung dengan mengurangkan pendapatan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Oleh karena itu diperlukan informasi dari harga pokok produksi. Menurut Mulyadi (2007 : 41) manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Harga Jual ProdukPerusahaan yang berproduksi masa memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang dengan demikian biaya produksi dihitung dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilakan informasi biaya produksi per satuan produk. Penentuan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping data biaya lain serta data non biaya. 2. Memantau Realisasi Biaya Produksi Manjemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dibandingkandengan rencana
produksi
yang telah
ditetapkan
,
oleh
sebab
itu
mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya. 3. Menghitung Laba Rugi Periodik Guna mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto. Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu. 4. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk dalam Proses yang di Sajikan dalam NeracaPada saat manajemen di tuntut untuk membuat pertanggungjawaban perperiode, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporn laba rugi, yang menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Berdasarkan catatan biaya poduksi yang masih melekat pada produk jadi yang belum di jual pada tanggal neraca serta dapat diketahui biaya produksinya. Biaya yang melekat pada produk jadi pada tanggal neraca disajikan dalam harga pokok persediaan produk jadi. Biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan disajikan dalamneraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses. 3.5 Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi
Terdapat tiga unsur-unsur harga pokok produksi menurut Nurlela (2007:219-257) yaitu : 1. Biaya bahan baku Biaya
ini meliputi harga pokok dari semua bahan yang secara praktis dapat
diidentifikasi sebagai produk selesai. 2. Biaya tenaga kerja langsung Meliputi gaji dan upah dari seluruh tenaga kerja langsung yang secara praktis dapat diidentifikasikan dengan pengolahan bahan menjadi produk jadi atau setengah jadi. 3. Biaya overhaedpabrik Biaya ini meliputi semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, biaya overhaedpabrik meliputi juga biaya bahan penolong, gaji dan upah tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi tak langsung lainnya. 3.6 Metode Pengumpulan Biaya Produksi Menurut Nurlela (2007:48) metode yang digunakan dalam memproduksi suatu produk dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu: 1. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) yaitu: Metode harga pokok pesanan, biaya produksi dikumpulkan menurut persanan demi pesanan. Metode ini dianggap tepat untuk perusahaanperusahaan yang menghasilkan berbagai macamkuntansi biaya digunakan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah produksi 3.7 Analisis Terhadap Pengklasifikasian UnsurUnsur Harga Pokok Produksi Setelah semua unsur biaya dikelompokkan berdasarkan klasifikasi yang ada selanjutnya adalah melakukan pengumpulan biaya. Selama ini pengumpulan biaya dalam usaha lele masih kurang memadai untuk tujuan penentuan harga pokok produksi. Untuk itu pada bagian ini akan diklasifikasikan biaya- biaya yang telah dikeluarkan usaha lele Pak Jay selama 3 bulan yaitu Januari, Februari, Maret
untuk 3 kolam dan disertakan alokasi
pembebanan biaya ke produksi. 1. Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh usaha lele meliputi biaya pembelian bibit lele. Usaha lele menggunakan metode harga pokok proses sehingga setiap satuan produk yang sama akan membutuhkan bahan baku yang sama pula. Biaya bahan baku produk dapat diikuti jejaknya pada setiap macam produk. 2. Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan lele adalah biaya tenaga kerja yang
terlibat secara langsung dalam kegiatan produksi yaitu berjumlah 1 orang untuk kegiatan pembesaran lele yang berkualitas dengan upah mingguan sebesar Rp 50.000 perminggu sedangkan tenaga kerja tidak langsung hanya dibutuhkan 1 orang apabila panen lele telah tiba untuk tiap 3 bulandengan upah harian sebesar Rp 100.000 selama 1 hari namum dalam perhitungan harga pokok produksi usaha lele Pak Jay tidak melakukan perhitungan untuk tenaga kerja hal ini tentu akan merugikan pemilik usaha. 3. Biaya OverheadPabrik Biaya overhead pabrik di usaha lele adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan , maka biaya overhead yang berhasil dikelompokkan dalam usaha lele Pak Jay terdiri dari : 1. Biaya Pakan 2. Biaya Air 3. Biaya Lain-lain 4. Biaya Suplemen 5. Biaya Penyusutan mesin 6. Biaya tenaga kerja tidak langsung Pada setiap akhir periode biaya overhead pabrik dihitung berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, yang kemudian dibebankan pada departemen produksi. Selama ini untuk perhitungan harga pokok produksi, usaha lele Pak Jay belum membebankan biaya overhead pabrik kepada produk secara nyata berdasarkan pengumpulan biaya yang telah dipergunakan. Agar diperoleh perhitungan yang benar, maka biaya overhead harus di alokasikan ke produk berdasarkan jenis produk yang akan dihasilkan sehingga nantinya diketahui berapa biaya sesungguhnya yang digunakan oleh setiap produk secara nyata. 3.8 Analisis Terhadap Pengalokasian Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi Penulis melakukan analisis terhadap pengalokasian unsur-unsur harga pokok produksi lele sebanyak 6000 bibit lele yang masing-masing 2000 bibit lele perkolam degan hasil panen 250 kg perkolam. Untuk lebih jelasnya analisis terhadap alokasi biaya-biaya yang merupakan unsur-unsur dari harga pokok lele dapat disajikan berikut ini : 1. Biaya bahan baku Seperti analisis yang telah dilakukan terhadap pangklasifikasian unsur-unsur harga pokok produksi sebelumnya, yang menjadi bahan baku pada peternakan ini adalah bibit lele. Biaya bahan baku untuk tahun 2013 dalam 3 bulan Januari, Februari, dan Maret untuk 3 kolam dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 1. Alokasi Biaya Bahan Baku Tahun 2013 Kolam
Harga bahan Pemakaian baku/ ekor lele
bahan Jumlah
kolam baku /(ekor)
bahan
Pemakaian baku
/
jenis
produk Rp.300.000 Rp.300.000 Rp.300.000
1 Rp.150 2000 2 Rp.150 2000 3 Rp.150 2000 Sumber: Hasil Olahan Penulis 2. Biaya Tenaga Kerja
Pada analisis sebelumnya untuk biaya tenaga kerja langsung maupun tidak langsung tidak diperhitungkan atau dimasukkan kedalam perhitungan harga pokok produksi yang ada pada laporan usaha lele Pak Jay pada halaman 22. Berdasarkan teori untuk biaya tenaga kerja harus dimasukkan kedalam laporan harga pokok produksi. Berikut perhitungannya berdasarkan upah tarif yang ada pada usaha lele Pak Jay. - Biaya Tenaga Kerja Langsung Upah mingguan 1 orang x Rp 50.000 = Rp 50.000 Upah 1 bulan = Upah mingguan x 4 minggu = Rp 200.000 Upah 3 bulan = Upah 1 bulan x 3 bulan = Rp 200.000 x 3 bulan = Rp 600.000 3. Biaya OverheadPabrik Berdasarkan
pengklasifikasian
yang dilakukan
sebelumnya,
maka
penulis
akan
merincikan lebih jelas biaya overhead pabrik yang ada pada perusahaan. Seperti biaya pakan lele. Biaya air, biaya suplemen, biaya lainnya, dan biaya
tenaga
kerja
tidak
langsung. Berikut ini akan diuraikan biaya-biaya overhead yang terjadi pada usaha lele Pak Jay selama 3 bulan Januari, Februari, dan Maret untuk 3 kolam tahun 2013. a. Biaya Pakan Tabel berikut Menunjukkan alokasi penggunaan biaya pakan lele yang dikeluarkan oleh usaha lele sebesar Rp 1.236.000
Tabel 2. Alokasi Biaya Pakan LeleTahun 2013 Kolam Jenis Produk
Alokasi Pemakaian Biaya Pakan Jumlah Lele
1
2000 lele
(2000/6000 lele) x Rp1.236.000,00
Rp412.000,00
2
2000 lele
(2000/6000 lele) x Rp1.236.000,00
Rp412.000,00
3
2000 lele
(2000/6000 lele) x Rp1.236.000,00
Rp412.000,00
Total Sumber: Hasil Olahan Penulis
Rp 1.236.000,00
a. Biaya Air Kolam Tabel berikut Menunjukkan alokasi pemakaian biaya air kolam yang dikeluarkan oleh usaha lele sebesar Rp 200.000
Tabel 3. Alokasi Biaya Air Kolam Tahun 2013 Kolam Jenis Produk 1 2 3
Alokasi Biaya Air Kolam
Jumlah
5000 L
(5000L/15000L) x Rp600.000,00
Rp 200.000,00
5000 L
(5000L/15000L) x Rp600.000,00
Rp 200.000,00
5000 L Total
(5000L/15000L) x Rp600.000,00
Rp 200.000,00 Rp 600.000,00
Sumber: Hasil Olahan Penulis Dari data pengalokasian biaya air diatas sebesar Rp 600.000 dimana diperlukan air sebanyak 15000 Liter untuk 1 kolam maka perkolamnya sebanyak 5000 Liter air. a. Biaya Suplemen (Vitamin) Tabel berikut Menunjukan alokasi pemakaian suplemen (vitamin) yang dikeluarkan oleh usaha lele sebesar Rp 300.000.
Tabel 4. Alokasi Biaya Suplemen Tahun 2013
Kolam Jenis
Alokasi Biaya suplemen
Jumlah
Produk
1`
2000 lele
(2000/6000 lele) x Rp300.000,00
Rp 100.000,00
2
2000 lele
(2000/6000 lele) x Rp300.000,00
Rp 100.000,00
3
2000 lele
(2000/6000 lele) x Rp300.000,00
Rp 100.000,00
Total
Rp 300.000,00
Sumber: Hasil Olahan Penulis a. Biaya Lain-lain Tabel di bawah ini menunjukan alokasi pemakaian biaya lain-lain yang dikeluarkan oleh usaha lele biaya lain-lain itu seperti biaya listrik, biaya pengalokasian bibit mati, biaya penyusutan mesin, dan biaya tenaga kerja tidak langsung. a. Biaya Listrik
Tabel 5. Alokasi Biaya Lain-lain Tahun 2013 Kolam Jenis Produk
Alokasi
Pemakaian Jumlah
Biaya lain-lain 1
2000 lele
(2000/6000
lele)
x Rp 50.000,00
2
2000 lele
Rp150.000,00 (2000/6000 lele)
x Rp 50.000,00
3
2000 lele
Rp150.000,00 (2000/6000 lele)
x Rp 50.000,00
Rp150.000,00 Total Sumber: Hasil Olahan Penulis
Rp150.000,00
b. Biaya Pengalokasian Bibit Mati Usaha peternakan terutama ternak lele Pak Jay dalam proses pembesaran tidak semua hasil panen dapat dipanen contohnya usaha lele Pak Jay menebar 6000 bibit lele untuk 3 kolam jika semua dapat dipanen menghasilkan 750 kg lele untuk 3 kolam namum dalam usaha lele Pak Jay 750 kg lele tersebut tidak dapat dihasilkan semua biasanya Pak Jay
hanya menghasilkan 730 kg lele sisanya mengalami kematian hal ini menyebabkan kerugian pada uasaha lele Pak Jay besar biaya kerugian yang ditanggung Pak Jay yaitu: = Jumlah lele yang mengalami kematian X Harga jual lele = Lele 20 kg x Rp 14.000 = Rp 280.000 a. Biaya Penyusutan Mesin Pompa Biaya Penyusutan yang ada pada Usaha Lele Pak Jay adalah biaya mesin yang sudah ada sejak 5 tahun yaitu pada tahun 2008 yaitu sebanyak 3 pompa yang dibeli padengan harga 1 pompanya Rp 325.000. Harga Perolehan
=
Umur ekonomis
Rp 975.000 = Rp.195.000 5 tahun
b. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Untuk biaya tenaga kerja tidak langung dimana usaha lele Pak Jay hanya memiliki 2 orang pegwai tambahan yang hanya dibayar untuk tiap 3 bulan saja selama 1 hari atau pada saat pemanenan tiba, berikut perhitungannya berdasarkan tarif upah yang ada pada usaha lele Pak Jay : Tiap 3 bulan panen 2 orang x Rp 100.000 = Rp 200.000 Terdapat 4 jenis biaya overheadyang akan dibebankan oleh perusahaan yaitu: Biaya overhead: a. Biaya Pakan :
Rp 1.236.000
b. Biaya Air :
Rp 600.000
c. Biaya Suplemen : Rp 300.000 d. Biaya lain-lain: - Biaya listrik : Rp 150.000 - Biaya Pengalokasian bibit mati : Rp 280.000 - Biaya penyusutan mesin
: Rp 195.000
- Biaya tenaga kerja tidak langsung: Rp 200.000
3.9 Analisis terhadap Perhitungan Harga Pokok Produksi
Setelah penulis melakukan analis atas pengklasifikasian dan pengalokasian biaya berdasarkan biaya-biaya yang membentuk unsurunsur harga pokok produksi atas produksi lele seabnyak 730 kg untuk 3 kolam, maka berikut ini dapat dilihat total dari unsur-unsur biaya yang membentuk harga pokok produksi, yaitu: 1. Biaya bahan baku
:
Rp 900.000
2. Biaya tenaga kerja langsung:
Rp 600.000
3. Biaya overheadpabrik :
Rp 2.961.000 Rp 4.461.000
Untuk mempelajari pertanggung jawaban biaya yang telah dipakai serta dapat memberikan gambaran mengenai data produksi dan Biayabiaya ke produk.prinsip akuntansi yang lazim menghendaki penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing. Dalam metode full costing menghendaki pembebanan seluruh biaya produksi baik itu biaya tetap maupun biaya variabel sebagai komponen pembentukan harga pokok produksi.
Biaya-biaya yang dibebankan pada pengumpulan biaya sesuai dengan
penggolongan biaya serta pengumpulan biaya produksi beserta alokasi pemakaiannya ke produk secara merata, maka akan dapat disusun suatu laporan produksi tahun 2013. laporan produksi : - 2000 lele masuk proses
2000 ekor/ 6000 lele selesai 250 kg
- 2000 lele masuk proses
2000 ekor/ 6000 lele selesai 250 kg
- 2000 lele masuk proses
2000 ekor/ 6000 lele selesai 250 kg
Biaya yang dikeluarkan :
Tabel 6. Jumlah Produk Ekuivalen HPP/Kg kolam Kolam 1 2000
JumlahProdukEkuivalenHP/kg
lele:
BBB: Rp 50 BTK: BOP
Rp 300.000 Rp 200.000
6000 Lele 6000 Lele
Rp33.333
Rp 990.333 Rp 1.357.000
6000 Lele
Rp 165.055 Rp 248.388
Kolam 2
2000
lele: BBB: Rp 50 BTK
Rp 300.000
6000 Lele Rp 33.333
BOP
Rp 200.000 Rp 990.333
6000 Lele 6000 Lele
Rp 165.055 Rp 248.388
Rp 1.357.000 Kolam 3
2000
lele: BBB: Rp 50 BTK: BOP
Rp 300.000 6000 Lele Rp 200.000 6000 Lele Rp 990.333 6000 Lele Rp 1.357.000 Sumber: Hasil Olahan Penulis
Rp 33.333 Rp 165.055 Rp 248.388
Dari hasil perhitungan yang di atas ternyata harga pokok yang dihasilkan atas pengumpulan biaya setiap kolam sebesar Rp 248.388 sehingga untuk mengumpulkan harga pokok per unit produknya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 7. Jumlah Harga Pokok Produksi Lele Per Unit
Jenis
HPP/Kg
Jumlah Harga Pokok
produk
Per Jenis Produk
2000 lele
Rp 248.388
Rp 248.388
2000 lele
Rp 248.388
Rp 496.776
2000 lele
Rp 248.388
Rp 745.164
Sumber: Hasil Olahan Penulis Sehingga susunan laporan biaya produksi tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Perbandingan Kalkulasi harga pokok produksiPada Usaha Lele Tahun 2013(untuk panen per 3 bulan Januari –Maret untuk 3 kolam) (dalam ribuan rupiah) Selisih Menurut Perusahaan
Menurut Teori
Biaya Bahan Baku:
Biaya Bahan Baku:
Biaya Bibit Lele 2000 bibit @150 x 3 Biaya Bibit Lele kolam
2000 bibit @150 x 3 kolam
900
900 0 600 Biaya tenaga kerja 600
Biaya Overhead Pabrik :
Biaya Overhead Pabrik :
Biaya pakan lele 1.236 Biaya air
Biaya pakan lele 1.236 Biaya air
600
600
0
0
Biaya Suplemen 300 Biaya Suplemen 300
0 150
B. Lain-lain : 280 195 Biaya listrik 150 Biaya Pengalokasian bibit mati 280 Biaya penyusutan mesin 195 Biaya tenaga kerja tidak langsung 200
Jumlah BOP 2.961 Jumlah BOP 2.136 Harga Pokok Produksi: 4.461 Harga Pokok Produksi: 3.036
`Sumber: Hasil Olahan Penulis
200 825 1.425
Terjadi perbedaan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan hasi analaisis ternyata harga pokok produksi menrut analisis untuk tahun 2013 selama 3 bulanJanuari, Februari, dan Maret untuk 3 kolam sebesar Rp 4.461.000 maka perkolamnya Rp 1.487.000 sedangkan dalam hasil perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan biaya produksi lebih rendah yaitu sebesar Rp 3.036.000 maka selisihnya yaitu sebesar Rp 1.425.000 perbedaan tersebut sebagai akibat biaya-biaya yang seharusnya diperhitungkan oleh perusahaan sebagai unsur biaya produksi tidak diperhitungkan. Biaya ini adalah biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang meliputi,biaya penyusutan mesin, biaya lain-lain dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Alasan
peusahaan
tidak memperhitungkan
biaya-biaya
tersebut
karena
perusahaan menganggap semua biaya tersebut merupakan biaya yang tidak di masukan ke dalam kategori biaya produksi. Oleh karena itu, perusahaan harus lebih berhati-hati dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi . Adanya kesalahan dalam klasifikasi dan pengumpulan biaya produksi tidak menunjukan keadaan sebenarnya dimana harga pokok produksi lebih rendah dan ini akan menyebabkan informasi yang dihasilkan menjadi informasi yang kurang tepat untuk mengambil keputusan. Setelah dilakukan
pengklasifikasian
dan
melakukan penggolongan
dan
pengumpulan biaya produksi secara tepat maka akan dihasilkan informasi biaya untuk penentuan harga pokok produksi secara wajar dengan adanya informasi yang wajar ini akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi manajemen sehingga keputusan diambil tepat dan dapat mendukung keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam penentuan harga pokok produksinya, perusahaan belum memasukkan beberapa
biaya seperti biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang meliputi biaya penyusutan mesin,
biaya lain-lain dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Alasan
perusahaan tidak memperhitungkan biayabiaya tersebut, karena perusahaan menganggap semua biaya tersebut merupakan biaya umum yang tidak dimasukkan ke dalam kategori biaya produksi. 2. Dalam penentuan harga pokok produksi belum menunjukkan harga pokok produksi yang wajar karena harga pokok tersebut tidak dihitung berdasarkan penggolongan danpengumpulan biaya yang dikeluarkan tetapi lebih mengacu pada pertimbangan manajemen. Saran-saran Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka penulis mencoba untuk memberikan saran bagi perusahaan yang berguna untuk meningkatkan usahanya di masa yang datang. 1. Dalam hal penggolongan biaya produksi maupun pngumpulan biaya produksi hendaknya perusahaan memperhitungkan unsur-unsur biaya yang masuk ke dalam kriteria biaya overhead pabrik karena dengan kesalahanwalau sedikitpun dalam melakukan pengumpulan biaya produksi maka informasi harga pokok produksi tidak relevan dan hasilnya akan berdampak pada prusahaan. 2. Dari hasil evaluasi penentuan harga pokok produksi hendaknya perusahaan memperhitungkan perhitungan harga pokok yang benar sehingga informasi harga produksi dapat tersaji dengan wajar maka dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat bagi manajemen dan dapat mendukung keberhasilan perusahaan di masa akan datang.