Makalah Bahan Galian Industri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Bahan galian adalah semua produk dari pertambangan diperoleh dengan cara pelepasan dari batuan induknya di dalam kerak bumi, terdiri dari mineral-mineral. Mineral adalah suatu benda berbentuk padat,cair, atau gas yang homogeny dan terdapat dialam, terbentuk secara alamiah dari bahan-bahan an-organis, mempunyai komposisi kimia tertentu dengan struktur atom dan sifat fisik yang sama. Klasifikasi bahan galian industri dapat ditentukan berdasarkan asal bahan galian tersebut diperoleh. Berdasarkan sumber diperolehnya bahan galian industri, maka bahan galian industri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :



1. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Sedimen 2. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Gunung Api 3. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Intrusi Plutonik Batuan Asam danUltra Basa 4. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Endapan Residu dan Endapan Letakan 5. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Proses Ubahan Hidrotermal 6. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Malihan



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan bahan galian industri? 2. Apa saja yang termasuk bahan galian industri? 3. Di mana saja persebaran bahan galian industri? 4. Apa kegunaan bahan galian industri?



1



1.3 Manfaat 1. Untuk mengetahui pengertian bahan galian industri 2. Untuk mengetahui macam-macam bahan galian industri 3. Untuk mengetahui di mana persebaran bahan galian industri 4. Untuk mengetahui manfaan dari bahan galian industri



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Sedimen a. Batu Gamping



Secara kimia batu gamping terdiri atas Kalsium karbonat (CaCO3). Dialam tidak jarang pula dijumpai batu gamping magnesium. Batu gamping/batu kapur/limestone merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling banyak jumlahnya.



Ciri dari batu gamping adalah sebagai berikut : a. Warna : Putih, Putih kecoklatan, dan Putih keabuan b. Kilap : Kaca, dan tanah c. Goresan : Putih sampai putih keabuan d. Bidang belahan : Tidak teratur e. Pecahan : Uneven f. Kekerasan : 2,7 – 3,4 skala mohs g. Berat Jenis : 2,387 Ton/m3 h. Tenacity : Keras, Kompak, sebagian berongga



Batu Gamping terjadi secara organik, mekanik atau secara kimia.  Organik Pengendapan binatang karang/cangkang siput, foraminifera, koral/kerang.  Mekanik



3



Bahannya sama dengan organik yang berbeda hanya terjadinya perombakan dari batu gamping tersebut yang kemudian terbawa arus dan diendapkan tidak terlalu jauh dari tempat semula.  Kimia Terjadi pada kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut atau air tawar. Mata air mineral dapat juga mengendapkan batu gamping karena peredaran air panas alam yang melarutkan lapisan batu gamping dibawah permukaan yang kemudian diendapkan di permukaan. Sebagian perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan dari batu gamping tersebut terhadap cuaca. Lapisan gelap pada bagian atas mengandung sejumlah besar fraksi dari silika yang terbentuk dari kerangka mikrofosil, dimana lapisan pada bagian ini lebih tahan terhadap cuaca. Tempat Terdapatnya Batu Gamping: 1. Jabar (serang, padalarang, cibadak, tasikmalaya) 2. Jateng ( nusakambangan, gunungkidul, rembang, klaten) 3. Jatim ( tuban, pacitan, madura, malang) 4. Sumatera ( kotaraja, aceh, nias, jambi, bengkulu) 5. Kalimantan ( barito, kutai, kalbar, kalteng) 6. Sulawesi ( tonnasa, ujungpandang) 7. Nusa tenggara (timor, sumbawa) 8. Maluku 9. Papua (kotabaru) Lokasi yang menghasilkan batu gamping terbanyak adalah di Kabupaten Manggarai dengan cadangan mencapai 5.558.771.299 m3.



4



Penambangan: Tambang terbuka, dikupas tanah penutupnya dengan bulldozer/powershovel kemudian ditambang dengan pemboran peledakan atau secara sederhana dengan linggis, ganco dan lain-lain.



Pengolahan: 



Tanpa diolah dapat untuk semen jalan bangunan







Dengan pemanasan untuk mendapatkan kapur tohor (CaO)3, kapur padam (Ca(OH))2 dan gas CO2. prosesnya disebut kalsinasi pada T = 900-1000 0C.



Reaksi : CaCO3



CaO + CO2



CaO + H2O



Ca(OH)2



Pada pembuatan LCC (Light Calcium Carbonat) Bahan Galian gamping telah dikalsinasi. Masing-masing produk dicuci dan direaksikan kembali maka didapatkan CaCO3 yang murni dan ringan, kadar tinggi. Di alam ada HCC (High Calcium Carbonat) yaitu Bahan Galian gamping yang dengan kadar tinggi dialam >95% CaCO3. Berwujud bongkahan Digiling halus Dipanaskan/dibakar/ kalsinasi



Kegunaan: 1. Batu bangunan dipakai untuk pondasi jalan, rumah, bendungan. Biasanya dipakai Bahan Galian Gamping yang keras dan pejal berhablur halus dan mempunyai daya tekan 800-2500 kg/cm2. 2. Bahan bangunan



5



syarat : CaO+ MgO mininal 95 %, SiO2+Al2O3 + Fe2O3 maksimal 5%, CO2 3 %, 70 % lolos ayakan 0,85 mm. 3. Industri kaca berfungsi sebagai Galian fluks dengan kadar 0,96% SiO2, 0,04 Fe2O3, 0,14 % Al2O3, 0,15% MgO, 55,8% CaO 4. Industri bata silika Syarat: 90% CaO, maksimal 4,5% MgO, maksimal 1,5% Fe2O3+Al2O3, maksimal 55,8% CO2. 5. Industri semen : syarat: 50-55% CaO, maksimal 2% MgO, viskositas 3200 cp (40% H2O), 2,47 % Fe2O3, 0,95% Al2O3 6. Pembuatan karbit bahan utama 60 % kapur tohor dan 40 % kokas. Syarat: minimal 92% CaO, 75 % MgO, maksimal 1% Fe2O3 + Al2O3. Untuk kokas maksimal 5% Fe2O3, maksimal 0,2% S, maksimal 0,02 % P, hilang pijar 4 % maksimal 2% SiO2. Khusus kokas kadar arang padat > 86%. Kadar abu maks 12%, tidak rapuh, kadar air rendah. Pembuatan karbit : kokas dan kapur tohor dicampur dengan perbandingan 1,7 : 1 diaduk, kemudian dibakar dalam tanur listrik dengan T 2000C. Hasil pembakaran dimasukan dalam tabung dengan reaksi: CaO+ C + CaC2 + CO 7. Pembuatan refraktori Sebagai Galian bahan baku adalah high calcium lime yg mengandung 95% CaCO3, 5 % dolomit. Dapat juga high magnesium lime mengandung 50-90% CaCO3, 10-50% dolomit, sebagai Galian bahan tambahan adalah clay dan air. Pembuatannya : Dibuat CaO maupun CaOMgO, dilakukan hidrasi diperoleh Ca(OH)2 dan Ca(OH)2MgO kemudian bahan baku dicampur dengan bahan tambahan (clay,samot,air) dan dicetak serta diangin-anginkan, setelah itu dipanaskan 1200 0C sehingga didapatkan produk.



6



8. Pelicin tablet Syarat: berukuran –200 mesh, kandungan CaCO3 98,5% sehingga merupakan serbuk hablur putih tidak berbau dan tidak berasa, tidak mengandung arsen dan logam berat lainnya, susut kering tidak melebihi 1% tidak mengganggu bahan aktif. Pembuatannya : formulasi tablet dicampur sesuai dosis + digiling granuler dan dikeringkan + digiling dan ditambah dengan CaCO3 + lubrication & dicetak & ditekan + didapat produk. 9. Peleburan baja Berfungsi sebagai Galian bahan imbuh (fluks). Silika dan alumina akan bereaksi dengan bahan imbuh menjadi terak/slag yang mengapung terletak di atas lelehan besi baja, sehingga mudah dipisahkan. Disamping itu Bahan Galian Gamping dapat mengikat SO2 dan H2O. Syarat: CaO minimal 52%, SiO2 maksimal 4%, Al2O3+Fe2O3 3%, MgO maksimal 3,5%, P maksimal 0,1%, Fe2O3 maksimal 0,65%. 10. Bahan Pemutih kertas, pulp, karet Bahan Galian Gamping hablur murni digerus halus dengan syarat 98% CaCO3 dan PH > 7,8 dengan kehalusan 325 mesh mempunyai daya serap terhadap minyak warna putih. 11. Industri gula Bahan Galian gamping berfungsi menjernihkan nira tebu dan menaikan tebu. Biasanya untuk 1000 kw tebu = 100 kg kapur tohor dengan syarat 0,2% H2), 0,2% HCl, 55% CaO, 0,1% SiO2, 0,1% Al2O3, 0,4% MgO, 43,6% CO2, 0,3% Na2OK2O.



7



b. Marmer (Batu Pualam)



Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi. Tulungagung



adalah salah satu penghasil marmer terlama di



Indonesia. Saat ini daerah penghasil marmer di Indonesia sangat tersebar, antara lain Lampung, Jawa Tengah, Bandung, Sulawesi, Kalimantan, Bangka, dan Kupang. Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batu gamping. Setiap ada batu marmer akan selalu ada batu gamping, walaupun tidak setiap ada batu gamping akan ada marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang mempengaruhinya baik berupa tekan maupun perubahan temperatur yang tinggi. Penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan sebagainya, sedangka tipe staturio sering dipakai untuk seni pahat dan patung.



8



Daya Aus (mm/menit)



Kuat Tekan (kg/cm2)



1



< 0,100



1500 – 2000



2



0,100 – 0,130



1200 – 1400



3



0,130 – 0,160



990 – 1100



4



< 0,160



300 – 800



Kelas



c. Gipsum



Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang mendominasi pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah jenis hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO4.2H2O. Gipsum adalah salah satu dari beberapa mineral yang teruapkan. Contoh lain dari mineralmineral tersebut adalah karbonat, borat, nitrat, dan sulfat. Mineral-mineral ini diendapkan di laut, danau, gua dan di lapisan garam karena konsentrasi ionion oleh penguapan. Ketika air panas atau air memiliki kadar garam yang tinggi, gipsum berubah menjadi basanit (CaSO4.H2O) atau juga menjadi anhidrit (CaSO4). Dalam keadaan seimbang, gipsum yang berada di atas suhu 108 °F atau 42 °C dalam air murni akan berubah menjadi anhidrit. Gipsum termasuk mineral dengan sistem kristal monoklin 2/m, namun kristal gipsnya masuk ke dalam sistem kristal orthorombik. Gipsum umumnya berwarna putih, kelabu, cokelat, kuning, dan transparan. Hal ini tergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan gipsum. Gipsum umumnya memiliki sifat lunak dan pejal dengan skala Mohs 1,5 – 2. Berat jenis gipsum



9



antara 2,31 – 2,35, kelarutan dalam air 1,8 gr/liter pada 0°C yang meningkat menjadi 2,1 gr/liter pada 40°C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi. Gipsum memiliki pecahan yang baik, antara 660 sampai dengan 1140 dan belahannya adalah jenis choncoidal. Gipsum memiliki kilap sutra hingga kilap lilin, tergantung dari jenisnya. Gores gipsum berwarna putih, memiliki derajat ketransparanan dari jenis transparan hingga translucent, serta memiliki sifat menolak magnet atau disebut diamagnetit. Tempat diketemukan : Daerah istimewa aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan. Pengolahan dan Pemanfaatannya : Bahan Tambang semen Portland, bahan plester, bahan pembuat cetakan, bahan pembuat kapur tulis, alat optic dalam mikroskop polarisasi, industri kimia, industri makanan (Sebagai pengental tofu karena memiliki kadar kalsium yang tinggi).



10



11



d. Bentonit



Bentonit monmorillonit



adalah dalam



istilah dunia



pada



lempung



perdagangan



dan



yang



mengandung



termasuk



kelompok



dioktohedral. Penamaan jenis lempung tergantung dari penemu atau peneliti, misal ahli geologi, mineralogi, mineral industri dan lain-lain. Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alumunium silikat hydrous, yaitu activated clay dan fuller's Earth. Activated clay adalah lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu. Sementara itu, fuller's earth digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari lemak. Sedangkan berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu : a. Tipe Wyoming (Na-bentonit – Swelling bentonite) Na bentonit memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air. Dalam keadaan kering berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi koloidal mempunyai pH: 8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion sodium (Na+). b. Mg, (Ca-bentonit – non swelling bentonite) Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah diaktifkan 12



mempunyai sifat menghisap yang baik. Perbandingan kandungan Na dan Ca rendah, suspensi koloidal memiliki pH: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh ion-ion kalsium dan magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid slaking, berwarna abu-abu, biru, kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonit dalam proses pemurnian minyak goreng perlu aktivasi terlebih dahulu. Endapan bentonit Indonesia tersebar di Pulau Jawa, Pulau Sumatera, sebagian Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta ton, serta pada umumnya terdiri dari jenis kalsium (Ca-bentonit) . Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi (filler), lumpur bor, sesuai sifatnya mampu membentuk suspensi kental setelah bercampur dengan air. Sedangkan Ca-bentonit banyak dipakai sebagai bahan penyerap. Untuk lumpur pemboran, bentonit bersaing dengan jenis lempung lain, yaitu atapulgit, sepiolit dan lempung lain yang telah diaktifkan.



13



e. Zeolit



Zeolit di alam banyak ditemukan di India, Siprus, Jerman dan Amerika Serika. Rumus umum zeolit adalah Mx/n[(AlO2)x(SiO2)y].mH2O Dimana M adalah kation bervalensi n (AlO2)x(SiO2)y adalah kerangka zeolit yang bermuatan negatif H2O adalah molekul air yang terhidrat dalam kerangka zeolit. Zeolit (Zeinlithos) atau berarti juga batuan mendidih, di dalam riset-riset kimiawan telah lama menjadi pusat perhatian. Setiap tahunnya, berbagai jurnal penelitian di seluruh dunia, selalu memuat pemanfaatan zeolit untuk berbagai aplikasi, terutama yang diarahkan pada aspek peningkatan efektivitas dan efisiensi proses industri dan pencemaran lingkungan. Berikut adalah beberapa contoh jenis mineral zeolit beserta rumus kimianya : Nama Mineral Rumus Kimia Unit Sel Analsim



Na16(Al16Si32O96). 16H2O



14



Kabasit



(Na2,Ca)6 (Al12Si24O72). 40H2O



Klipnoptolotit (Na4K4)(Al8Si40O96). 24H2O Erionit



(Na,Ca5K) (Al9Si27O72). 27H2O



Ferrierit



(Na2Mg2)(Al6Si30O72). 18H2O



Heulandit



Ca4(Al8Si28O72). 24H2O



Laumonit



Ca(Al8Si16O48). 16H2O



Mordenit



Na8(Al8Si40O96). 24H2O



Filipsit



(Na,K)10(Al10Si22O64). 20H2O



Natrolit



Na4(Al4Si6O20). 4H2O



Wairakit



Ca(Al2Si4O12). 12H2O



Di Indonesia, jumlah zeolit sangat melimpah dan tersebar di berbagai daerah baik di pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Pemanfaatan zeolit Indonesia untuk penggunaan secara langsung belum dapat dilakukan, karena zeolit Indonesia banyak mengandung campuran (impurities) sehingga perlu dilakukan



pengolahan



terlebih



dahulu



untuk



menghilangkan



atau



memisahkannya dari kotoran-kotoran. Bidang/Sektor Aplikasi Penetral keasaman tanah, meningkatkan aerasi tanah, sumber mineral Pertanian



pendukung pada pupuk dan tanah, serta sebagai pengontrol yang efektif dalam pembebasan ion ammonium, nitrogen, dan kalium pupuk. Meningkatkan nilai efisiensi nitrogen, dapat mereduksi penyakit



Peternakan



lembuhg pada hewan ruminensia, pengontrol kelembaban kotoran hewan dan kandungan amonia kotoran hewan.



Perikanan



Membersihkan air kolam ikan yang mempunyai sistem resikurlasi



15



air, dapat mengurangi kadar nirogen pada kolam ikan. Sebagai katalis pada proses pemecahan hidrokarbon minyak bumi, Energi



sebagai panel-panel pada pengembangan energi matahari, dan penyerap gas freon. Pengisi (filler) pada industri kertas, semen, beton, kayu lapis, besi



Industri



baja, dan besi tuang, adsorben dalam industri tekstil dan minyak sawit, bahan baku pembuatan keramik.



Karena sifat unik dari zeolit, maka zeolit banyak digunakan untuk berbagai aplikasi di industri diantaranya zeolit digunakan di industri minyak bumi sebagai ‘cracking’, di industri deterjen sebagai penukar ion, pelunak air sadah dan di industri pemurnian air, serta berbagai aplikasi lain



16



e. Yodium



Yodium biasanya terjadi di alam hanya sebagai yodat dan yodida atau kombinasi keduanya. Unsur yodium dalam kerak bumi, diantaranya adalah lautarit (IO3)2 atau kalsium yodat, dan dietzet (Ca (IO3)2 (CrO4) atau kalsium yodat kromat. Keberadaan yodium di Indonesia tidak jauh berbeda kondisi kegeologiannya dengan keberadaan air dan minyak bumi, yaitu merupakan air konat atau air purba yang mengan-dung yodium dengan berbagai variasi dalam suatu endapan permeabel yang terjebak bagian atas dan bawahnya oleh lapisan impermeabel. Seperti halnya di Watudakon Jawa Timur reservoar yang mengandung yodium terjebak dalam suatu Antiklin Pucangan, Tempuran, dan Antiklin Segunung. Mineral yang mengandung yodium ini bersifat halus, dengan kilap kaca, berwarna abu-abu kehitaman mengandung unsur non logam, berat jenis sekitar 4,9. Potensi yodium di Watukadon total volume struktur antiklinnya sekitar 4,847 milyar m3, dengan total potensi struktur terisi gas adalah 472,19 juta m3, sedangkan struktur terisi brine adalah 4,375 milyar m3 dan cadangan potensial mencapai 288 juta m3. Yodium mempunyai titik leleh pada 113°C, dan menguap pada temperatur 184,4°C menjadi gas biru-ungu dengan bau kurang sedap.



17



2.2 Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Gunung Api



a. Perlit dan Obsidian



Perlit adalah batuan yang terbentuk oleh lava riolit. Pada waktu lava mengalir, bagian bawahnya bersentuhan dengan media air dan akibat beban diatasnya dan aliran lava yang tertahan akan terjadi pendinginan sangat cepat, maka terbentuklah perlitisasi. Batuan ini berwarna abu-abu kehijauan hingga abu-abu kehitaman dan mempunyai sifat yang khas, apabila dipanaskan akan mengembang antara 4 hingga 20 kali, serta batuan ini tahan terhadap api.



Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung api bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk gelas atau kaca dari pada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa. Manfaat dari perlit dan obsidian adalah sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan, plesteran, isolator temperatur tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter, bahan pembawa (media) dan campuran makanan ternak. Lokasi ditemukan bahan galian ini antara lain di Gunung Kiamis dan sekitarnya, Kecamatan Pasirwangi dengan jumlah cadangan diperkirakan sebesar 72 juta ton. Berdasarkan mutu dengan index pemuaian antara 120 -160 kali, prospek penambangan perlit di masa mendatang cukup menjanjikan.



18



b. Purnice/Batu Apung



Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan gelas volkanik silikat. Batu Apung terdiri dari pada silika, alumina, soda, besi oksida. Warna : putih, abu-abu kebiruan, abu-abu gelap, kemerah-merahan, kekuning-kuningan, jingga. Bongkah-bongkah di waktu kering dapat terapung diatas air. Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunung api yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung di dalamnya, dan pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen dalam breksi gunung api. Sedangkan mineral-mineral yang terdapat dalam batu apung adalah feldspar, kuarsa, obsidian, kristobalit, dan tridimit. Jenis batuan lainnya yang memiliki struktur fisika dan asal terbentuknya sama dengan batu apung adalah pumicit, volkanik cinter, dan scoria. Sifat kimia dan fisika batu apung antara lain, yaitu: mengandung oksida SiO2, Al2O3, Fe2O3, Na2O, K2O, MgO, CaO, TiO2, SO3, dan Cl, hilang pijar (Loss of Ignition) 6%, pH 5, bobot isi ruah 480 – 960 kg/cm3, peresapan air (water absorption) 16,67%, berat jenis 0,8 gr/cm3, hantaran suara (sound transmission) rendah, rasio kuat tekan terhadap beban tinggi, konduktifitas panas (thermal conductivity) rendah, dan ketahanan terhadap api sampai dengan 6 jam. Penyebaran meliputi daerah Serang, Sukabumi, Pulau Lombok, dan Pulau Ternate.



19



Kegunaan batu apung : Untuk Bahan Penggosok (Ampelas), Bahan Bangunan Konstruksi Ringan dan Tahan Api, Bahan Pengisi (Filler), Isolator Temperatur Tinggi, Rendah dan Akustik Pembawa, Penyerap dan Saringan (Filter).



c. Tras



Tras adalah sejenis batu truf. Tras adalah batuan gunung api yang telah mengalami perubahan komposisi kimia yang disebabkan oleh pelapukan dan pengaruh kondisi air bawah tanah. Bahan galian ini berwarna putih kekuningan hingga putih kecoklatan, kompak dan padu dan agak sulit digali dengan alat sederhana. Sifat Fisik Tras Kadar air



: 1 - 5,6 %



Kehausan



: 18 - 46 %



Bobot isi :  Gembur



: 889 -1155 gr/l



 Padat



: 1177 - 1361 gr/l



Kuat tekan



: 4,6 - 83,2 kg/cm2



Kuat lentur



: 1,9 - 25,5 kg/cm2



Waktu pengikatan



:1-2



20



Kegunaan tras adalah untuk bahan baku batako, industri semen, campuran bahan bangunan dan semen alam. Pada saat ini belum dimanfaatkan secara optimal, namun secara lokal telah dimanfaatkan penduduk untuk pembuatan batako. Standar komposisi Kimia tras Unsur



Kisaran % berat



SiO2



40,75-56,2



Al2O3



17,35-27,95



Fe2O3



7,35-13,15



H2O



3,35-10,7



CaO



0,82-10,27



MgO



1,96-8,05



Tempat Ditemukan : NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara.



Teknik Penambangan 



Dilakukan dengan sistem penambangan terbuka







Pengolahan dan Pemanfaatan







Untuk luluh, plesteran, lantai, batako, semen rakyat.



d. Belerang



Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses vulkanisme, sifat-sifat fisik belerang adalah : Kristal belerang berwarna kuning, kuning kegelapan,



21



dan kehitam-hitaman, karena pengaruh unsur pengotornya. Berat jenis : 2,05 - 2,09, kekerasan : 1,5 - 2,5 (skala Mohs), Ketahanan : getas/mudah hancur (brittle), pecahan : berbentuk konkoidal dan tidak rata. Kilap : damar, Gores : berwarna putih. Sifat belerang lainnya adalah : tidak larut dalam air, atau H2SO4. Titik lebur 129oC dan titik didihnya 446oC. Mudah larut dalam CS2, CC14, minyak bumi, minyak tanah, dan anilin, penghantar panas dan listrik yang buruk. Apabila dibakar apinya berwarna biru dan menghasilkan gas-gas SO2 yang berbau busuk. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineralmineral sulfida dan sulfat. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bahan peledak (bubuk mesiu), korek api, insektisida dan fungisida. Tempat Ditemukan : NAD, Sumut, Sumbar, Jambi, Jabar, Jateng, Jatim, Sulut, Maluku. Teknik Penambangan : Penambangan dilakukan dengan sistem tambang terbuka.



e. Kalsedon



Semua batu yang terdiri dari microcrystalline atau cryptocrystalline dalam berbagai batu kuarsa disebut batu kalsedon (yang artinya jika tanpa bantuan mikroskop, kristal-kristal kuarsa yang tersusun amat rapat di dalamnya akan teralu kecil untuk dilihat oleh mata telanjang). Termasuk mineral yang keras, nilai kerasnya 6.5-7 dalam daftar keras Mohs dan batu kalsedon warnanya seperti diselimuti kabut, sehingga kusam atau buram cahayanya. Tidak seperti batu-batu kuarsa lainnya yang seperti kristal. Batu kalsedon banyak berlubang-lubang lembut, sehingga gampang untuk diberi warna-warna khusus dalam batu tersebut. Batu kalsedon tertentu akan mengkilau dari dalam setelah dipoles secara teratur. Batu kalsedon terdapat di



22



berbagai tempat di seluruh dunia dan warnanya bermacam-macam dari abu-abu, putih, hitam, oranye, coklat, kuning, coklat-kemerahan, hijau muda sampai hijau tua, lavender, biru dan ada juga yang campur-campur seperti batu akik (agaat) atau jasper. Warna yang paling banyak ditemui dari batu kalsedon adalah warna putih sampai abu-abu, biru-keabu-abuan dan colat terang sampai coklat gelap. Kegunaanya banyak dalam pembuatan barang-barang suci keagamaan yang terdiri dari salib, jimat, perhiasan jubah, gelang atau kalung, lambing-lambang dan patung. Tempat Ditemukan: Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Maluku. Teknik Penambangan 



Penambangan dilakukan secara sederhana dan dengan alat sederhana.







Pengolahan dan Pemanfaatan







Sebagai batu Mulia atau untuk hiasan/ornamen.



f. Andesit dan Basalt



Andesit merupakan batuan bertekstur halus dari diorite, terdiri dari feldspar terutama plagioklas, tetapi plagioklas sodik adalah tipe yang utama kwarsa tidak ada, tetapi ada mineral gelap seperti hornblende atau augit. Jika hornblende atau augit yang banyak, maka batuannya disebut dengan andesit hornblende atau andesit biotit. Warna dari andesit abu-abu hijau, tetapi sering merah atau jingga. Andesit sulit dibedakan dengan desit, latit, dan tracit. meskipun demikian kebanyakan andesit adalah porfitis. Jika banyak penokrisnya disebut dengan porfir andesit. Jikan tanpa



23



penokris dengan absidian. Batu apung dari komposisi andesit juga diketemukan, demikian juga tuff andesit dan breksi andesit. Basalt mempunyai komposisi mineral yang bermacam-macam. Plagioclase feldspar, pyroxene, olivine, magnetite, and ilmenite mineral yang umumnya ditemukan di batuan basalt. Biasanya berwarna abu-abu menjadi hitam dan halus karena pendinginan yang cepat dari lava pada suhu permukaan. Menurut definisi resmi, basal didefinisikan sebagai batuan beku aphanitic yang mengandung, volume, kurang dari 20% kuarsa dan kurang dari 10% feldspathoid dan di mana setidaknya 65% dari felspar dalam bentuk plagioklas. Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro. Tempat Ditemukan : NAD, Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Kalsel, NTT, Sulut, Sulsel, Maluku, Irian Jaya. Teknik Penambangan : Dilakukan dengan sistem peledakan, penggunaan backoe, showel, buldoser atau scraper. pengolahan dan Pemanfaatan : Sebagai batu tempel/hiasan pada tembok luar/pengganti tegel (dinding) dan lantai.



24



25



2.3 Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Intrusi Plutonik Batuan Asam dan Ultra Basa



a. Granit dan Granodiorit



Ciri-ciri : • Batuan beku asam berbutir kasar. • Batuan granit berwarna kelabu dan terdapat bintik-bintik hitam. • Mineral pembentuknya berwarna terang (Kuarsa Ortoklas). • Proses pembekuannya perlahan dan jauh dari permukaan bumi. • Susunan kimianya terdiri dari Al2O3, SiO2, TiO2, K2O, Fe2O3, MgO, CaO, MnO, FeO, Na2O, H2O+, P2O5. • Batuan granit berbentuk padat tak bereaksi dengan asam sulfat, permukaan kasar, berat, tidak mudah hancur, dan berkilau. Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstrur porfiritik, terdiri atas mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas, biotit, dan hornblende. Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna terang, mempunyai banyak warna umumnya putih, kelabu, merah jambu atau merah. Warna ini disebabkan oleh variasi warna dari mineral feldspar. Granit terbentuk jauh di dalam bumi dan tersingkap di permukaan bumi karena adanya erosi dan tektonik. Granit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Tempat Ditemukan : NAD, Sumut, Sumbar, Jambi, Riau, Bengkulu, Kalbar, Kalsel, Sulsel. 26



Teknik Penambangan : Dilakukan seperti pada penambangan andesit. Pengolahan dan pemanfaatan : Kegunaan Granit sebagai bahan Bangunan rumah dan gedung, untuk bangunan Monumen, jalan dan jembatan, sebagai batu hias (dekorasi), sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dan lain-lain) dan bahan bangunan (gedung, jalan, jembatan, dan lain-lain), selain itu dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan aksesoris rumah seperti lantai, wastafel dan meja serta di bidang konstruksi.



b. Bauksit



Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3.3H2O). Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2 1 – 12%, Fe2O3 2 – 25%, TiO2 >3%, dan H2O 14 – 36%. Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi,yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit. Tempat Ditemukan : Sumut, Kalbar, Riau, dan Bangka Belitung. Teknik Penambangan : Dilakukan dengan penambangan terbuka diawali dengan land clearing. Pengolahan dan Pemanfaatan



27







bauksit mengandng beberapa mineral dengan kadar bervariasi, bila kandungan Al2O3 dominan baru dinamakan bauksit.







Dilakukan proses penggilingan sampai ukuran