MAKALAH BAHASA INDONESIA Ketrampilan Bahasa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BAHASA INDONESIA “KETERAMPILAN BAHASA”



RYAN MOSES ANTONIO



19031010160



NABILLAH SALSA W.P



19031010164



DIMAS ALFA ALIF D



19031010172



UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi saya kekuatan dan petunjuk untuk menyelesaikan tugas makalah Bahasa Indonesia ini. Tanpa pertolongan-Nya saya tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik. Makalah ini disusun berdasarkan tugas dan proses pembelajaran yang telah disampaikan kepada kelompok kami. Makalah ini disusun dengan baik. Makalah ini memuat tentang “Keterampilan Bahasa”, tema yang akan dibahas di makalah ini telah dipilih untuk kelompok kami pelajari lebih dalam. Butuh waktu bagi saya untuk mendalami materi ini sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik. Saya selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah yang saya buat ini dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh pembaca. Meski makalah ini masih mempunyai kekurangan, saya selaku penyusun mohon kritik dan sarannya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.



ii



DAFTAR ISI Cover ....................................................................................................................... i Kata Pengantar ........................................................................................................ ii Daftar Isi................................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................2 1.3 Tujuan .........................................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................3 2.1 Keterampilan Bahasa ..................................................................................3 2.2 Aspek Keterampilan Bahasa .......................................................................3 2.3 Aspek Keterampilan Mendengar .................................................................4 2.4 Aspek Keterampilan Berbicara ...................................................................5 2.5 Aspek Keterampilan Membaca ...................................................................6 2.6 Aspek Keterampilan Menulis ......................................................................8 2.7 Hubungan Antar Aspek Keterampilan Bahasa ...........................................9 BAB III PENUTUP ..............................................................................................12 3.1 Kesimpulan ...............................................................................................12 3.2 Saran ..........................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13



iii



BAB 1 PENDAHULUAN



I.1.



Latar Belakang Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita



semua dapat berhubungan satu sama lain. Seseorang yang mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik akan lebih mudah bergaul terutama dengan lingkungan masyarakat. Keteerampilan berbahasa merupakan modal utama dalam komunikasi yang terdiri dari 4 aspek yaitu: menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Komunikasi pula tidak lepas dari kegatan berbicara, maka dari itu keterampila berbicara dapat menunjang dalam berkomunikasi. Maka salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh sisa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang ketearampilan lainnya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Selanjutnya disebutkan pula bahwa ruang lingkup pembelajaran bahasa meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada hakikatnya belajar Bahasa adalah



belajar



berkomunikasi.



Oleh



karena



itu,



pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis. Dalam pembelajarannya keempat aspek keterampilan berbahasa disajikan dalam porsi yang seimbang dan dilaksanakan secara terpadu. Bahan pembelajaran pemahaman diambil dari bahan mendengarkan dan membaca, yang meliputi pengembangan kemampuan untuk menyerap gagasan, pendapat, pengalaman, pesan, dan perasaan yang dilisankan atau ditulis. Bahan pemahaman tersebut mencakup pula karya sastra, baik asli Indonesia maupun terjemahan (daerah/asing). Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk mempelajari berbagai aspek dalam keterampilan berbahasa.



1



I.2.



Rumusan Masalah 1. Apa saja tujuan berbicara? 2. Apa saja factor-faktor penunjang kegiatan berbicara? 3. Apa hubungan antar aspek dalam keterampilan berbahasa?



I.3



Tujuan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksut keterampilan Bahasa 2. Untuk mengetahui aspek keterampilan Bahasa 3. Untuk mengetahui hubungan antar aspek



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



II. 1



Keterampilan Bahasa Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan menyimak,



berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak dan membaca merupakan aspek reseptif, sementara berbicara dan menulis merupakan aspek produktif. Dalam aktivitas berbicara, si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Sementara, dalam menyimak si penerima pesan berupaya memberi makna terhadap bahasa lisan yang disampaikan si penyampainya. Dalam kegiatan menulis, si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa tulis. Di pihak lain, dalam membaca si penerima pesan berupaya memberi makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan penulisnya. Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang keberhasilannya, antara lain bergantung pada tingkat keterampilan berbahasa yang dimilikinya, misalnya profesi sebagai manajer, jaksa, pengacara, guru, penyiar, dai, wartawan, dan lain-lain.



II. 2



Aspek Keterampilan Bahasa Keterampilan Bahasa mencakup empat keterampilan, yaitu:



1. Keterampilan Mendengar 2. Keterampilan Berbicara 3. Keterampilan Membaca 4. Keterampilan Menulis



Keempat Keterampilan Bahasa itu saling berkait satu sama lain, sehingga untuk mempelajari salah satu keterampilan berbahasa, beberapa keterampilan berbahasa lainnya juga akan terlibat.



3



Tabel 1 Empat Aspek Keterampilan Bahasa Ciri-ciri



Lisan



Tulisan



Reseptif



Mendengarkan



Membaca



Produktif



Berbicara



Menulis



II. 3



Aspek Keterampilan Mendengar Mendengarkan adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat



reseptif. Yang dimaksud dengan keterampilan mendengarkandi sini bukan berarti hanya sekadar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melalui alat pendengarannya, melainkan sekaligus memahami maksudnya. Oleh karena itu, istilah mendengarkan sering diidentikkan denganmenyimak. Istilah mendengarkan/menyimak berbeda dari istilah mendengar.Meskipun sama-sama menggunakan alat pendengaran, mendengarkanberbeda denganmendengar. Pada kegiatan mendengar tidak tercakup unsur kesengajaan, konsentrasi, atau bahkan pemahaman. Sementara pada kegiatan mendengarkan terdapat unsur-unsur kesengajaan, dilakukan dengan penuh perhatian dan konsentrasi untuk memperoleh pemahaman yang memadai. Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan, yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan situasi mendengarkan secara noninteraktif. Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu. Contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, film, khotbah, atau mendengarkan dalam acaraacara seremonial. Dalam situasi mendengarkan noninteraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicara mengulangi apa yang diucapkannya, dan tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.



4



Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus: 1. Menyimpan / mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short-term memory) 2. Berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target 3. Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intonasi, dan menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata 4. Membedakan dan memahami arti kata-kata yang didengar 5. Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns) 6. Mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan 7. Menebak makna dari konteks 8. Mengenal kelas-kelas kata (grammatical word classes) 9. Menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis 10. Mengenal perangkat-perangkat kohesif (recognize cohesive devices) 11. Mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan unsur-unsur lainnya



II. 4



Aspek Keterampilan Berbicara Dalam keterampilan berbicara dikenal tiga jenis situasi berbicara, yaitu



interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya terjadi pada percakapan secara tatap muka dan berbicara melalui telepon. Kegiatan berbicara dalam situasi interaktif ini memungkinkan adanya pergantian peran/aktivitas antara berbicara dan mendengarkan. Di samping itu, situasi interaktif ini memungkinkan para pelaku komunikasi untuk meminta klarifikasi, pengulangan kata/kalimat, atau meminta lawan bicara untuk memperlambat tempo bicara, dan lain-lain. Kegiatan berbicara dalam situasi interaktif ini dilakukan secara tatap muka langsung, bersifat dua arah, atau bahkan multiarah. Kemudian, ada pula situasi berbicara yang tergolong semiinteraktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum, kampanye, khutbah/ceramah, dan lain-lain, baik yang dilakukan melalui tatap muka secara langsung namun



5



berlangsung secara satu arah. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan betul-betul bersifat noninteraktif jika pembicaraan dilakukan secara satu arah dan tidak melalui tatap muka langsung, misalnya berpidato melalui radio atau televisi. Pidato kenegaraan yang disampaikan melalui siaran televisi atau radio termasuk ke dalam jenis ini.



Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki oleh si pembicara dalam melakukan aktivitas berbicara, antara lain 1. Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya 2. Menggunakan tekanan, nada, serta intonasi secara jelas dan tepat sehingga pendengar dapat memahami apa yang diucapkan pembicara 3. Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat 4. Menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai dengan situasi komunikasi dan pelaku komunikasi (hubungan antara pembicara dan pendengar) 5. Menyampaikan kalimat-kalimat utama (the main sentence constituents) dengan jelas bagi pendengar 6. Berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide utama 7. Berupaya agar wacana berpautan secara serasi sehingga pendengar mudah mengikuti pembicaraan



II. 5



Aspek Keterampilan Membaca Keterampilan membaca tergolong keterampilan yang bersifat aktif-reseptif.



Keterampilan membaca terbagi ke dalam dua klasifikasi, yakni (a) membaca permulaan, dan (b) membaca lanjutan. Kemampuan membaca permulaan ditandai oleh kemampuan melek huruf, yakni kemampuan mengenali lambang-lambang tulis dan dapat membunyikannya dengan benar. Pada fase ini, pemahaman isi



6



bacaan belum begitu tampak karena orientasi pembaca lebih ke pengenalan lambang bunyi bahasa. Sementara pada membaca lanjut, kemampuan membaca ditandai oleh kemampuan melek wacana. Artinya, pembaca bukan hanya sekadar mengenali lambang tulis, bisa membunyikannya dengan lancar, melainkan juga dapat memetik isi/makna bacaan yang dibacanya. Penekanan membaca lanjut terletak pada pemahaman isi bacaan, bahkan pada tingkat tinggi harus disertai dengan kecepatan membaca yang memadai.



Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki pembicara, yaitu: 1. Mengenal sistem tulisan yang digunakan 2. Mengenal kosakata 3. Menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan utama 4. Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata, dari konteks tertulis 5. Mengenal kelas kata gramatikal: kata benda, kata sifat, dan sebagainya 6. Menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan preposisi 7. Mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis 8. Merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan, dan partisipan 9. Menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan-kesimpulan 10. Menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal untuk memahami topik utama atau informasi utama 11. Membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan 12. Menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca yang berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide utama atau melakukan studi secara mendalam



7



II. 6



Aspek Keterampilan Menulis Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat aktif-



produktif. Keterampilan ini dipandang menduduki hierarki yang paling rumit dan kompleks di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Karena aktivitas menulis bukanlah sekadar hanya menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan menuangkan dan mengembangkan pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, ide dalam suatu struktur tulisan yang teratur, logis, sistematis, sehingga mudah ditangkap oleh pembacanya. Sama seperti halnya dengan keterampilan membaca, keterampilan menulis pun dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yakni (a) menulis permulaan dan (b) menulis lanjutan. Menulis permulaan sesungguhnya identik dengan melukis gambar. Pada fase ini, si penulis tidak menuangkan ide/gagasan, melainkan hanya sekadar melukis atau menyalin gambar/lambang bunyi bahasa ke dalam wujud lambang-lambang tertulis. Kegiatan menulis yang sesungguhnya merupakan aktivitas curah ide, curah gagasan, yang dinyatakan secara tertulis melalui bahasa tulis.



Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis, di mana penulis perlu untuk: 1. Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan 2. Memilih kata yang tepat 3. Menggunakan bentuk kata dengan benar 4. Mengurutkan kata-kata dengan benar 5. Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca 6. Memilih genre tulisan yang tepat, sesuai dengan pembaca yang dituju 7. Mengupayakan ide-ide atau informasi utama didukung secara jelas oleh ideide atau informasi tambahan 8. Mengupayakan, terciptanya paragraf, dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan



8



9. Membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca sasaran mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai halhal yang belum mereka ketahui dan penting untuk ditulis



II. 7



1.



Hubungan Antar Aspek Keterampilan Bahasa



Hubungan antara Menyimak dan Berbicara



Menyimak dan Berbicara merupakan dua kegiatan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam kegiatan sehari-hari Menyimak (mendengarkan) dan berbicara berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Kedua kegiatan ini merupakan proses yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan sebuah media yang disebut Bahasa yang dimiliki dan dipahami bersama.



Dawson dalam Tarigan (1994:3) menjelaskan hubungan antara berbicara dan mendengarkan, seperti berikut ini : 1. Ujaran biasanya dipelajari melalui proses mendengarkan dan proses meniru. Dengan demikian, materi yang didengarkan dan direkam dalam ingatan berpengaruh terhadap kecakapan berbicara seseorang 2. Ujaran seseorang mencerminkan pemakaian bahasa di lingkungan keluarga dan masyarakat tempatnya hidup, misalnya dalam penggunaan intonasi, kosakata, dan pola-pola kalimat. 3. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara. 4. Bunyi suara yang didengar merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kemampuan berbicara seseorang (terutama anak-anak). Oleh karena itu, suara dan materi pembicaraan yang berkualitas baik yang didengar dari seorang guru, tokoh-tokoh, atau dari pemuka-pemuka agama, dari rekaman-rekaman atau cerita-cerita yang bernilai tinggi, sangat membantu anak atau seseorang yang sedang belajar berbicara.



9



2.



Hubungan antara Menyimak dan Membaca Hubungannya adalah: 1. Keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi 2. Perbedaan keduanya, menyimak menerima informasi dari sumber lisan, membaca dari sumber tertulis 3. Keterampilan menyimak mempengaruhi keberhasilan membaca efektif 4. Pengajaran membaca disampaikan oleh guru secara lisan 5. Anak yang kesulitan membaca lebih banyak belajar dengan menyimak 6. Kosakata simak yang terbatas berkaitan dengan kesukaran membaca 7. Pendengaran



yang



kurang



baik



merupakan



salahsatu



penyebab



ketidakpahaman dalam membaca 8. Menyimak sesuatu secara mendadak tidak lebih baik daripada membaca



3.



Hubungan antara Menyimak dan Menulis Hubungannya adalah: 1. Bahan informasi yang digunakan dalam menulis didapatkan melalui kegiatan menyimak. 2. Menyimak dapat menimbulkan kreatifitas menulis 3. Dengan melakukan kegiatan menyimak dengan baik maka seseorang akan memiliki pengetahuan yang luas sehingga dengan mudah penyimak dapat menulis dengan baik 4. Keterampilan menulis mendorong seseorang untuk menggunakan kaidah berfikir dalam kegiatan menyimak



4.



Hubungan antara Berbicara dan Membaca Hubungannya adalah: 1. Performansi atau penampilan membaca berbeda dengan kecakapan bahasa lisan 2. Ujaran tunaaksara/buta huruf dapat mengganggu pelajaran membaca bagi anak



10



3. Ujaran membentuk suatu dasar bagi pembelajaran membaca dan membaca membantu meningkatkan bahasa lisan 4. Kosakata khusus mengenai bahan bacaan perlu dipahami sebelum memulai aktifitas membaca



5.



Hubungan antara Berbicara dan Menulis Hubungannya adalah: 1. Keduanya merupakan alat untuk mengekspresikan makna 2. Ujaran merupakan dasar bagi ekspresi tulis 3. Diskusi dapat dilakukan sebelum seseorang menulis tentang topik yang belum dikuasainya 4. Ekspresi tulis lebih terstruktur, tetap, dan jelas dibandingkan ekspresi lisan 5. Membuat catatan dan bagan atau kerangka ide yang akan disampaikan dalam suatu pembicaraan akan membantu seseorang dalam mengutarakan idenya kepada pendengar



6.



Hubungan antara Membaca dan Menulis Hubungan antara membaca dan menulis yaitu membaca adalah merupakan



proses awal yang melatih dan meningkatkan keterampilan bahasa lisan sehingga mampu mengembangkan keterampilan bahasa tulis dalam bentuk karya sastra.



Secara garis besar hubungan antara membaca dan menulis adalah : 1. Menulis adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pesan, informasi, sedangkan membaca adalah kegiatan memahami gagasan, perasaan, informasi dalam tulisan 2. Sebelum menulis, seringkali peulis melakukan aktifitas membaca 3. Dalam kegiatan membaca, seringkali pembaca menulis atau membuat catatan, bagan, rangkuman, atau komentar 4. Seringkali kita menulis apa yang kita baca dan membaca apa yang kita tulis



11



BAB III PENUTUP



III. 1



Kesimpulan Keterampilan Bahasa memiliki 4 aspek, diantaranya yaitu keterampilan



mendengar atau menyimak, keterampilan membacaa, keterampilan menulis, dan keterampilan berbicara. Menyimak dan membaca merupakan aspek reseptif, sementara berbicara dan menulis merupakan aspek produktif. Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat. Antar aspek saling memiliki hubungan.



III. 2



Saran Dengan adanya keterampilan Bahasa, membuat kita untuk dapat



mempelejari dan memahami tentang keterampilan Bahasa yang ada



12



DAFTAR PUSTAKA



http://repository.ut.ac.id/3978/3/PDGK4101-M1.pdf http://dwicahyadiwibowo.blogspot.com/2014/05/aspek-aspek-keterampilandalam.html



13