Makalah Batu Saluran Kemih [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BATU SALURAN KEMIH



Nama Kelompok :  MAILANI ASTITA  WIDYA ARIANANDA



PRODI : D3 Keperawatan sem 3



UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI RIAU



PENDAHULUAN  PEMBAHASAN 1. DEFINISI Batu saluran kemih adalah terbentuknya batu di dalam saluran kemih. (bisa di ginjal, ureter, kadung kemih, dan uretra). Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). 2. ETIOLOGI Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik, yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik, yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Faktor intrinsik itu antara lain adalah : 1. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya 2. Umur : paling sering ditemukan pada usia 30-50 tahun 3. Jenis kelamin : laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan. Beberapa faktor ekstrinsik diantaranya adalah : 1. Geografi : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi dari daerah lain, sehingga disebut sebagai Stone Belt 2. Iklim dan temperatur 3. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkat insiden batu saluran kemih 4. Diet : diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu saluran kemih 5. Pekerjaan : sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas Batu saluran kemih juga dapat terbentuk pada usia lanjut yang disebut batu sekunder karena terjadi sebagai akibat adanya gangguan aliran air kemih, misal karena hiperplasia prostat



Pada kebanyakan penderita batu kemih tidak ditemukan penyebab yang jelas. Faktor predisposisi berupa stasism infeksi dan benda asing. Misal, batu fosfat amonium magnesium, didapatkan pada infeksi kronik yang disebabkan oleh bakteria yang menghasilkan urease sehingga urin menjadi alkali akibat pemecahan ureum. Infeksi, stasis, dan litiasis merupakan faktor yang saling memperkuat sehingga terbentuk lingkaran setan. Jaringan abnormal atau mati seperti pada nefrosis papila dan benda asing mudah menjadi nidus dan inti batu. Batu idiopatik disebabkan berbagai faktor, misal batu urat pada anak di negara sedang berkembang. Faktor yang memegang peranan ialah dehidrasi dan gastroenteritis. Faktor ini menyebabkan oligouria dengan urin yang mengandung asam tinggi urin dan ikatan kimia lain. Faktor lain adalah imobilisasi lama pada penderita cedera dengan fraktur multipel atau paraplegia yang menyebabkan kalsifikasi tulang dengan peningkatan ekskresi kalsium dan stasis sehingga presipitasi batu mudah terjadi. Pada sebagian kecil penderita batu kemih didapat kelainan kausal yang menyebabkan ekskresi berlebihan bahan dasar batu seperti terjadi pada hiperparatiroidisme, hiperoksaluria, artritis urika (terbentuk karena pH urin rendah), hiperkalsiuria, dan sistinuria. 3. GEJALA / MANIFESTASI KLINIS Tanda dan gejala batu saluran kemih ditentukan oleh letaknya, besarnya, dan morfologinya. Namun, penyakit ini mempunyai tanda umum, yaitu hematuria, baik secara makroskopik maupun mikroskopik. Bila disertai infeksi saluran kemih, dapat ditemukan kelainan endapan urin, bahkan mungkin demam atau tanda sistemik lain.  Batu pelvis ginjal Batu pielum didapatkan dalam bentuk sederhana sehingga hanya menempati bagian pelvis, tetapi dapat tumbuh mengikuri bentuk susunan pelviokaliks sehingga menyerupai tanduk rusa. Umumnya gejala batu saluran kemih merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan infeksi. Nyeri dikeluhkan di daerah pinggang dapat berupa pegal hingga kolik yang terus menerus dan hebat karena adanya pionefrosis. Pada pemeriksaan fisik kelainan mungkin tidak nampak, sampai mungkin terabanya ginjal akibat dari hidronefrosis. Nyeri dapat berupa nyeri ketok pada daerah arkus aorta pada sisi ginjal yang terkena.  Batu ureter



Anatomi dari ureter mempunyai beberapa tempat penyempitan yang memnungkinkan batu ureter terhenti. Karena adanya peristaltik, akan terjadi gejala kolik, yaitu nyeri yang hilang timbul disertai perasaan mual dengan ataupun tanpa muntah dengan nyeri alih khas. Batu ureter bisa turun menjadi batu kandung kemih sehingga bisa menjadi nidus batu kandung kemih yang besar. Batu bisa menetap dan menjadi kronik sehingga menyebabkan hidroureter. Dapat menimbulkan gambaran infeksi umum bila keadaan obstruksi berlangsung terus menerus, lanjutan dari kelainan yang terjadi dapat berupa hidronefrosis dengan atau tanpa pielonefritis. 



Batu kandung kemih Batu akan menghalangi aliran kencing karena penutupan leher kandung kemih, aliran mula-mula lancar secara tiba-tiba berhenti dan menetes disertai rasa nyeri. Bila pada saat sakit tersebut penderita mengubah posisi, suatu saat air kemih akan dapat keluar karena ketak batu yang pindah. Bila selanjutnya terjadi infeksi yang sekunder, selain nyeri, sewaktu miksi juga akan terdapat nyeri menetap suprapubik.







Batu prostat Umumnya berasal dari batu kandung kemih yang secara retrograd terdorong ke dalam saluran prostat dan mengendap yang akhirnya menjadi batu yang kecil. Pada umumnya batu ini tidak menimbulkan keluhan dan tidak menyebabkan gangguan pasase.







Batu uretra Umumnya berasal dari ureter atau kadung kemih yang terbawa sewaktu miksi ke uretra, tetapi menyangkut di daerah yang agak lebar. Tempat yang agak lebar ini adalah pars prostatika, bagian permulaan pars bulbosa, dan di fosa navikulare. Bukan tidak mungkin ditemukan di tempat lain. Gejala yang timbul umumnya miksi yang tiba-tiba berhenti,menjado menetes dan nyeri. Penyulit dapat berupa terjadinya divertikulum, abses, fistel proksimal, dan uremia karena obstruksi urin. -



MANIFESTASI KLINIS 1. Batu di ginjal a. Nyeri dalam dan terus-menerus di area kastovertebral b. Hematuria dan piuria c. Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita nyeri ke bawah mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis d. Mual dan muntah



e. Diare 2. Batu di ureter a. Nyeri menyebar ke paha dan genitalia b. Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urine yang keluar c. Hematuria akibat aksi abrasi batu d. Biasanya batu bisa keluar secara spontan dengan diametr batu 0,5-1 cm 3. Batu di kandung kemih a. Biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria. b. Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi retensi urine. 4. PATOFISIOLOGI Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan urolitiasis belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu antara lain : Peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake cairan yang kurang dan juga peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi saluran kemih atau stasis urin menyajikan sarang untuk pembentukan batu. Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat, oxalat, dan faktor lain mendukung pembentukan batu meliputi : pH urin yang berubah menjadi asam, jumlah solute dalam urin dan jumlah cairan urin. Masalah-masalah dengan metabolisme purin mempengaruhi pembentukan batu asam urat. pH urin juga mendukung pembentukan batu. Batu asam urat dan batu cystine dapat mengendap dalam urin yang asam. Batu kalsium fosfat dan batu struvite biasa terdapat dalam urin yang alkalin. Batu oxalat tidak dipengaruhi oleh pH urin. Imobilisasi yang lama akan menyebabkan pergerakan kalsium menuju tulang akan terhambat. Peningkatan serum kalsium akan menambah cairan yang akan diekskresikan. Jika cairan masuk tidak adekuat maka penumpukan atau pengendapan semakin bertambah dan pengendapan ini semakin kompleks sehingga terjadi batu. Batu yang terbentuk dalam saluran kemih sangat bervariasi, ada batu yang kecil dan batu yang besar. Batu yang kecil dapat keluar lewat urin dan akan menimbulkan rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan akan tampak darah dalam urin. Sedangkan batu yang besar dapat menyebabkan obstruksi saluran kemih yang



menimbulkan dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan terjadi refluks urin dan akibat yang fatal dapat timbul hidronefrosis karena dilatasi ginjal. Kerusakan pada struktur ginjal yang lama akan mengakibatkan kerusakan pada organ-organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal ginjal kronis karena ginjal tidak mampu melakukan fungsinya secara normal. Maka dapat terjadi penyakit  GGK yang dapat menyebabkan kematian.



5. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan batu saluran kemih harus tuntas sehingga bukan hanya mengeluarkan batu saja, tetapi disertai terapi penyembuhan penyakit batu atau paling sedikit disertai dengan terapi pencegahan. Hal ini karena batu merupakan gejala penyakit batu sehingga pengeluaran batu dengan cara apapun bukanlah suatu terapi yang sempurna. Selanjutnya, perlu juga diketahui bahwa pengeluaran batu baru diperlukan bila menyebabkan gangguan pada saluran air kemih. Bila batu ternyata tidak memberi gangguan fungsi ginjal, batu tersebut tidak perlu diangkat, diharapkan batu dapat keluar sendiri. Penanganannya dapat berupa terapi medis dan simptomatik atau dengan bahan pelarut. Dapat pula dengan pembedahan atau dengan tindakan yang kurang invasif, misalnya nefrostomi perkutan, atau tanpa pembedahan sama sekali secara gelombang kejut. -



Terapi medis dan simptomatik Terapi medis



BSK berusaha mengeluarkan batu atau melarutkan batu.



Pengobatan simtomatik mengusahakan agar nyeri, khususnya kolik yang terjadi, menghilang dengan pemberian simpatolitik. Dapat diberi saran minum berlebihan ataupun diberi diuretik, diharapkan batu keluar dengan sendirinya. -



Pelarutan Jenis batu yang dapat dilarutkan adalah batu asam urat. Dengan pemberian



natrium bikarbonat disertai makanan alkalis, batu asam urat diharapkan dapat larut. Lebih baik bila dibantu dengan usaha menurunkan kadar asam urat air kemih dan darah dengan bantuan allopurinol. Batu struvit tidak dapat dilarutkan tetapi dapat dicegah pembesarannya bila diberikan pengobatan dengan pengasaman kemih dan pemberian antiurease. -



Litotripsi



Untuk batu kandung kemih, batu dipecahkan memakai litotriptor secar mekanis melalui sistoskop atau dengan memakai gelombang elektrihidrolik atau ultrasonik. Untuk batu ureter, digunakan ureteroskop dan batu dapat dihancurkan memakai gelombang ultrasonik, elektrohidrolik, atau sinar laser. Untuk batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk membawa tranduser melalui sonde ke batu yang ada di ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi perkutan. ESWL ( Ekstracorporeal shock wave lithotripsy) dapat memecah batu tanpa perlukaan di tubuh sama sekali. Gelombang kejut dialirkan melalui air ke tubuh dan dipusatkan di batu yang akan dipecahkan. Batu akan hancur berkeping-keping dan keluar bersama dengan urine. Kadang diperlukan tindakan tambahan berupa pemasangan kateter. Tindakan ESWL ini tidak akan bermanfaat bila terdapat kelainan saluran kemih, misal stenosis yang akan menghalangi keluarnya batu yang sudah dipecahkan. -



Pembedahan Terapi pembedahan dilakukan bila tidak tersedia alat litotripsor, ESWL, atau



cara non bedah tidak berhasil. Batu ginjal yang terletak di kaliks perlu dilakukan tindakan bedah bila terdapat hidrokaliks. Batu sering dikeluarkan melalui nefrolitotomi yang tidak mudah karena batu biasanya tersembunyi di dalam kaliks. Batu pelvis juga perlu dibedah bila menyebabkam hidronefrosis, infeksi atau menyebabkan nyeri yang hebat. Pada umumnya, batu pelvis yang berbentuk tanduk rusa amat mungkin menyebabkan kerusakan ginjal. Operasi untuk batu pielum disebut pielolitotomi. Ureterolitotomi selalu didasarkan atas gangguan fungsi ginjal, nyeri yang tidak dapat ditoleransi oleh pasien, dan penanganan medis yang tidak berhasil. Batu kandung kemih selalu menyebabkan gangguan miksi yang hebat sehingga perlu dilakukan tindakan. Tidak jarang batu uretra yang ukurannya