Makalah Bedside Teaching Jadi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BEDSIDE TEACHING



Disusun oleh : Kelompok I 1. ALLEN TIARA PERMATA 16340061P 2. ANGGI MUTIARA 16340062P 3. ANITA HARSIMAYA 16340063P 4. ASTRI PRATIWI 16340064P 5. AYU WANDIRA 16340065P 6. BETHA SINTYA SARIE 16340066P 7. CHRISTIKA LUCIA ANGGRAINI 16340067P 8. DAME DISNA OTRIANA S 16340068P 9. DESI HAYU NALURITA 16340069P 10. DIA RATNASARI 16340070P Dosen pengampu : Neneng Siti Lathifah, SST., M.Kes



PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016



BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang Perkembangan metode pembelajaran di bidang kesehatan atau kedokteran



dapat dikatakan berjalan sangat lambat. Hingga tahun 1950-an, metode yang ada belum banyak beranjak dari metode yang ada sejak zaman Hipocrates yaitu pembelajaran didaktik l dan dijalankan atas arahan para pendidik yang menjadi narasumber utama. Metode ini disebut sebagai metode tradisional. Hingga sekarang sebagian besar tenaga pendidik di bidang kesehatan atau kedokteran hanya mengandalkan metode pembelajaran tradisional dan enggan untuk mengalihkan metode itu menjadi metode alternatif yang lebih menantang dan berhasil guna. Hanya sebagian kecil tenaga pendidik atau sekolah kedokteran baru yang banyak menggunakan metodealternatif yang terbukti efektif, salah satunyabedside teaching. Metode pembelajaran yang tepat efektif dan efisien sangat dibutuhkan bagi pendidikan di bidang kedokteran atau kesehatan. Pada dasarnya luaran suatu sistem pendidikan, bukanlah semata-mata tergantung dari metodenya, tetapi lebih kepada bagaimana suatu metode diterapkan secara benar dan dilaksanakan oleh orang yang sangat kompeten atau profesional dalam metode tersebut. Bagaimanapun hebatnya metode pembelajaran bila para pengguna atau pelaksana metode pembelajaran tidak memahami secara benar tentang konsep dan



1



cara penggunaanya, maka hasilnya juga tidak akan lebih efektif dari berbagai metode sebelumnya. Tiga puluh (30) tahun yang lalu pelaksanaan bedside teachingmencapai 75 % dari waktu pembelajaran.Sedangkan pada tahun 1978 menurun hingga 16 % dan pada tahun 2007 tidak diketahui bagaimana pelaksanaannya. Pembelajaran merupakan salah satu metode mendidik peserta didik di klinik yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan objektif (tujuan), dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran (Nursalam, 2002). Maka pemilihan dan penerapan metode bimbingan klinik dalam kondisi tertentu dengan “Metode Bedside Teaching” sangat dimungkinkan. Untuk membantu meningkatkan kemampuan/perilaku profesional tersebut pada mahasiswa, mempersiapkan/meminimalisir hal-hal yang menjadi pengaruh dalam pembelajaran klinik dan memilih atau menerapkan metode pembelajaran klinik dengan Bedside Teaching penting untuk dilakukan dengan harapan peserta didik dapat menguasai keterampilan secara prosedural, tumbuh sikap profesional melalui pengamatan langsung. B.



Tujuan



1.



Untuk mengetahui pengertian bedside teaching.



2.



Untuk mengetahui tujuan bedside teaching.



3.



Untuk mengetahui prinsip dasar bedside teaching.



4.



Untuk mengetahui keuntungan bedside teaching.



5.



Untuk mengetahui kerugian bedside teaching.



6.



Untuk mengetahui pelaksanaan bedside teaching.



7.



Untuk mengetahui hambatan bedside teaching.



C.



Rumusan Masalah



1.



Apa pengertian bedside teaching?



2.



Apa tujuan bedside teaching?



3.



Apa prinsip dasar bedside teaching?



4.



Apa keuntungan bedside teaching?



2



5.



Apa kerugian bedside teaching?



6.



Bagaimana pelaksanaan bedside teaching?



7.



Apa hambatan bedside teaching?



BAB II PEMBAHASAN



A.



Pengertian Bedside Teaching Bedside teaching adalah pembelajaran yang dilakukan langsung di depan



pasien.



Dengan metode bedside



teachingmahasiswa dapat menerapkan



ilmu



pengetahuan, melaksanakan kemampuan komunikasi, keterampilan klinik dan profesionalisme, menemukan seni pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatan dokter kepada pasien. Bedside teaching merupakan pembelajaran kontekstual dan interaktif yang mendekatkan pembelajaran pada real clinical setting. Bedside teachingmerupakan metode



pembelajaran yang



peserta



didiknya mengaplikasikan



kemampuan



kognitif, psikomotor dan afektif secara terintegrasi. Sementara itu, dosen bertindak sebagai fasilitator dan mitra pembelajaran yang siap untuk memberikan bimbingan dan umpan balik kepada peserta didik. Di dalam proses bedside teachingdiperlukan kearifan fasilitator tentang kemungkinan timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan sebagai akibat dari interaksi antara peserta didik (mahasiswa kesehatan)dan pasien. B.



Tujuan Bedside Teaching



1.



Peserta didik mampu menguasai keterampilan prosedural.



2.



Menumbuhkan sikap profesional.



3



3.



Mempelajari perkembangan biologis/fisik.



4.



Melakukan komunikasi dengan pengamatan langsung.



4



C.



Prinsip Dasar Bedside Teaching



1. Adanya kesiapan fisik maupun psikologis dari pembimbing klinik peserta didik dan klien. 2. Jumlah peserta didik dibatasi idealnya5-6 orang. 3. Diskusi di awal dan akhir demonstrasi didepan klien dilakukan seminimal mungkin. 4. Lanjutkan dengan redemonstrasi. 5. Kaji permasalahan peserta didik sesegera mungkin terhadap apa yang dilakukan. 6. Kegiatan yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum pernah diperoleh peserta didik sebelumnya,atau apabila peserta didik menghadapi kesulitan penerapannya. D.



Keuntungan Bedside Teaching Dalam penelitian Williams K (Tufts Univ,Maret 2008) dihasilkan kesimpulan



bahwabedside teaching sangat baik digunakan untuk mempelajari keterampilan klinik. Beberapa keuntungan bedside teaching antara lain : 1.



Observasi langsung.



2.



Menggunakan seluruh pikiran.



3.



Klarifikasi dari anamnesa dan pemeriksaan fisik.



4.



Kesempatan untuk membentuk keterampilan klinik mahasiswa.



5.



Memperagakan fungsi :



a.



Perawatan



b.



Keterampilan interaktif Bedside



teaching tidak



hanya dapatditerapkan



di



rumah



sakit,



keterampilanbedside teaching juga dapat diterapkan dibeberapa situasi di mana ada pasien.



5



E.



Kerugian Bedside Teaching



1.



Gangguan (misalnya ada panggilan telepon/HP berdering).



2.



Waktu rawat inap yang singkat.



3.



Ruangan yang kecil sehingga padat dan sesak.



4.



Tidak ada papan tulis.



5.



Tidak dapat mengacu pada buku.



6.



Pelajar lelah.



F.



Pelaksanaan Bedside Teaching Keterampilan bedside teaching dapat kita laksanakan namun sulit mencapai



kesempurnaan. Oleh karena itu perlu perencanaan yang matang agar berhasil dan efektif. Persiapan sebelum pelaksanaanbedside teaching : 1.



Persiapan



a.



Tentukan tujuan dari setiap sesi pembelajaran.



b.



Baca teori sebelum pelaksanaan.



2.



Ingatkan mahasiswa akan tujuan pembelajaran :



a. Mendemonstrasikan pemeriksaan klinik. b.



Komunikasi dengan pasien.



c. Tingkah laku yang profesional. 3.



Persiapan Pasien



a.



Keadaan umum pasien baik.



b.



Jelaskan pada pasien apa yang akan dilakukan.



4.



Lingkungan/Keadaan Pastikan keadaan ruangan nyaman untuk belajar :



a.



Tarik gorden.



b.



Tutup pintu.



6



c.



Mintalah pasien untuk mematikan televisinya.



Pelaksanaan bedside teaching antara lain: 1.



Membuat peraturan dasar



a.



Pastikan setiap orang tahu apa yang diharapkan dari mereka.



b.



Mencakup etika.



c.



Batasi interupsi jika mungkin.



d.



Batasi penggunaan istilah kedokteran saat di depan pasien.



2.



Perkenalan



a.



Perkenalkan seluruh anggota tim.



b.



Jelaskan maksud kunjungan.



c.



Biarkan pasien menolak dengan sopan.



d.



Anggota keluarga diperkenankanboleh berada dalam ruangan jika pasien mengizinkan.



e.



Jelaskan



pada



pasien



atau



keluarga



bahwa



banyak



yang



akan



didiskusikan, mungkin tidak diterapkan langsung pada pasien. f.



Undang partisipasi pasien dan keluarga.



g.



Posisikan pasien sewajarnya posisi tim di sekitar tempat tidur.



3.



Anamnesa



a.



Hindari pertanyaan tentang jenis kelamin atau ras.



b.



Hindari duduk di atas tempat tidur pasien.



c.



Izinkan interupsi oleh pasien dan pelajar untuk menyoroti hal penting atau untuk memperjelas.



d.



Jangan mempermalukan dokter yang merawat pasien.



4.



Pemeriksaan fisik



a.



Minta pelajar untuk memeriksa pasien.



b.



Izinkan pasien untuk berpartisipasi(mendengarkan bising, meraba hepar, dll).



c.



Minta tim untuk mendemonstrasikan teknik yang tepat.



d.



Berikan beberapa waktu agar pelajar dapat menilai hasil pemeriksaan yang baru pertama kali ditemukan.



7



5.



Pemeriksaan Penunjang



a.



Jika mungkin tetap berada disamping tempat tidur.



b.



Rongent, ECG bila mungkin.



c.



Izinkan pasien untuk meninjau ulang dan berpartisipasi.



6.



Diskusi



a.



Ingatkan pasien bahwa tidak semua yang didiskusikan akan dilaksanakan, biarkan pasien tahu kapan itu biasa dilaksanakan.



b.



Hati-hati



memberikan



pertanyaan



yang



tidak dapat dijawab



kepada



mahasiswa yang merawat pasien. c.



Berikan pertanyaan pertama kali pada tim yang paling junior.



d.



“Saya tidak tahu” adalah jawaban yang tepat, setelah itu gunakan kesempatan untuk mencari jawaban.



e.



Hindari bicara yang tidak perlu.



f.



Izinkan pasien untuk bertanya sebelum meninggalkan tempat tidur.



g.



Minta pasien untuk menanggapibedside teaching yang telah dilakukan.



h.



Ucapkan terima kasih pada pasien.



G.



Hambatan Bedside Teaching Dalam pelaksanaan bedside teaching, ada beberapa hambatan yang mungkin



timbul dalam pelaksanaan bedside teaching: 1.



Gangguan (misalnya panggilan telepon).



2.



Waktu rawat inap yang singkat.



3.



Ruangan yang kecil sehingga padat dan sesak.



4.



Tidak ada papan tulis.



5.



Tidak dapat mengacu pada buku.



6.



Pelajar lelah.



Adapun beberapa hambatan dari pasien : 1.



Pasien merasa tidak nyaman.



2.



Menyakiti pasien, terutama pada pasien yang kondisi fisiknya tidak stabil.



3.



Pasien tidak ada di tempat.



8



4.



Pasien salah pengertian dalam diskusi.



5.



Pasien tidak terbuka.



6.



Pasien tidak kooperatif atau marah.



9



BAB III PENUTUP



A.



Kesimpulan Bedside teaching adalah pembelajaran yang dilakukan langsung di depan



pasien.



Dengan metode bedside



teachingmahasiswa dapat menerapkan



ilmu



pengetahuan, melaksanakan kemampuan komunikasi, keterampilan klinik dan profesionalisme, menemukan seni pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatan dokter kepada pasien. Metode bedside teaching merupakan salah satu metode pembelajaran klinik yang efektif, namun hingga saat ini publikasibedside teaching tidak terlalu gencar, sehingga masih banyak pusat pendidikan kesehatan yang belum menerapkannya. B. Saran Penulis mengharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memanfaatkan makalah ini untuk menambah wawasan tentang metode bedside teaching sehingga mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan, melaksanakan kemampuan komunikasi,



keterampilan



klinik



dan



profesionalisme,



menemukan



seni



pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatan tenaga medis (dokter, bidan, perawat, dll) kepada pasien,sehingga masyarakat dapat menghargai profesi tenaga medis dan mereka dapat lebih mencintai profesinya dengan melihat peran dan tanggung jawab tenaga medis sebagai tenaga pendidik nantinya.



10



DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2012. Metode Bedside Teaching.http://academiclifeinem.blogspot.com (Diakses tanggal 01 Juli 2014). Anonim. 2012. Bedside Teaching dalam Keperawatan. http://ksuheime.blogspot.com (Diakses tanggal 01 Juli 2014) Eksap, hendrik. 2011. Bedside Teaching.http://www.hendrikeksap.blogspot.com (Diakses tanggal 01 Juli 2014).



11