Makalah Beton [PDF]

  • Author / Uploaded
  • yoga
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS TEKNOLOGI BETON BAHAN BETON DAN APLIKASI BETON PADA BANGUNAN



Oleh : I Wayan Karidana (20180031580) Ida Bagus Putu Yoga Manuaba (20180031581)



UNIVERSITAS NGURAH RAI PRODI TEKNIK SIPIL TAHUN 2019



PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang



Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik seperti abu pozzolan sebagai pembentuknya telah dimulai sejak zaman Yunani dan Romawi bahkan mungkin sebelumnya. Dengan campuran kapur, pozzolan, dan batu apung, bangsa Romawi banyak membangun infrastruktur seperti akuaduk, bangunan, drainase dan lain-lain. Di Indonesia penggunaan yang serupa bisa dilihat pada beberapa bangunan kuno yang tersisa. Benteng Indrapatra di Aceh yang dibangun pada abad ke-7 oleh kerajaan Lamuri, bahan bangunannya berupa kapur, tanah liat, dan batu gunung. Orang Mesir telah menemukan sebelumnya bahwa dengan memakai aditif debu vulkanik mampu meningkatkan kuat tekan beton. Penggunaan beton secara masif diawali pada permulaan abad 19 dan merupakan awal era beton bertulang. Pada tahun 1801, F.Coignet menerbitkan tulisannya mengenai prinsip-prinsip konstruksi dengan meninjau kelembaban bahan beton terhadap taruknya. Pada tahun 1850, J.L. Lambot untuk pertama kalinya membuat kapal kecil dari bahan semen untuk dipamerkan dalam Expo tahun 1855 di Paris. J.Moiner, seorang ahli taman dari Prancis mematenkan rangka metal sebagai tulangan beton untuk mengatasi taruknya yang digunakan untuk tanamannya. Pada tahun 1886, Koenen menerbitkan tulisan mengenai teori dan perancangan struktur beton. C.A.P Turner mengembangkan pelat slab tanpa balok tahun 1906. Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir),semen dan air. Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.



BETON



Page 2



1.2. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: a) Memperdalam pengetahuan kita mengenai macam bahan pembuatan beton. b) Mengetahui apa saja bahan dasar penyusun beton c) Mengetahui apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi d) Memahami bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung e) Dan juga mengetahui apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung



1.3. Rumusan Masalah a) Apa sajakah bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan dinding bangunan ? b) Apa saja bahan dasar penyusun beton? c) Apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi? d) Bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung? e) Apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung? f) Apa kelebihan dan kekurangan beton? g) Bagaimana konversi antara karateristik dan mutu f’c? h) Apa saja komposisi campuran beton karateristik (K)?



BETON



Page 3



BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Beton Dalam KBBI, Beton adalah campuran semen, kerikil, dan pasir yg diaduk dengan air untuk tiang rumah, pilar, dinding, dsb. Dalam pengertian umum beton berarti campuran bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau koral kemudian diikat semen bercampur air. Sifat beton berubah karena sifat semen, agregat dan air, maupun perbandingan pencampurannya. Untuk mendapatkan beton optimum pada penggunaan yang khas, perlu dipilih bahan yang sesuai dan dicampur secara tepat. Seiring dengan penambahan umur,beton akan semakin mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana (f’c) pada usia 28 hari. Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat(SNI-03-2847-2002). Beton juga dapat didefinisikan sebagai bahan bangunan dan kontruksi yang sifat-sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahanbahan yang dipilih (Dr. Wuryati Samekto, M.Pd dan Candra Rahmadiyanto, S.T.,2001).



2.2. Sifat-sifat Beton Sifat dan karakteristik beton : 1. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah 2. Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul momen lengkung atau tarikan 3. Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi retak yang makin lama makin besar 4. Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan dikenal dengan proses hidrasi 5. Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar butiran sehingga beton dapat dipadatkan dengan mudah 6. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang. 7. Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk memeriksa dan mengetahui perbandingan campuran agar dihasilkan kekuatan beton yang tinggi. BETON



Page 4



8. Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton harus dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan. 9. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya 10. Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok, maka dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik 11. Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam menerima gaya tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik. 12. Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga yang relative rendah. 13. Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa konstruksinya mencapai 50 tahun serta elemen konstruksinya yang mempunyai kekakuan tinggi serta aman terhadap bahaya kebakaran. 14. Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendiri konstruksi dengan massa jenis γc sekitar 2400 kg/m3 bahan ini memiliki berat jenis 23,54 kN/m3 ( 1000g kg setara dengan 1 kN, di mana gravitasi dalam cm/dt2), mengakibatkan bangunan beton sangat berat 15. Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi waktu berupa susut dan rangkak.



2.3. Jenis-jenis Beton Beton dibedakan dalam 2(dua) kelompok besar yaitu : 1. Beton Keras Sifat-sifat beton keras yang penting adalah kakuatan karakteristik, kekuatan tekan, tegangan dan regangan, susut dan rangkak, reaksi terhadap temperatur, keawetan dan kekedapan terhadap air . Dari semua sifat tersebut yang terpenting adalah kekuatan tekan beton karena merupakan gambaran dari mutu beton yang ada kaitannya dengan struktu beton. Berbagai test uji kekuatan dilakukan pada beton keras ini antara lain :



BETON



Page 5



a.



Uji kekuatan tekan ( compression test)



b.



Uji kekuatan tarik belah ( spillting tensile test )



c.



Uji kekuatan lentur



d.



Uji lekatan antara beton dan tulangan



e.



Uji Modulus Elastisitas dan lain sebagainya.



2. Beton Segar Sifat-sifat beton segar hanya penting sejauh mana mempengaruhi pemilihan peralatan yang dibutuhkan untuk pengerjaan dan pemadatan serta kemungkinan mempengaruhi sifat-sifat beton pada saat mengeras. Ada 2 hal yang harus dipenuhi ketika membuat beton : a. Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lama oleh beton yang mengeras, seperti kekuatan, keawetan, dan kestabilan volume. b. Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek ketika beton dalam kondisi plastis (workability) atau kemudahan pengerjaan tanpa adanya bleeding dan segregation.



Sifat workabilitas pada beton segar dapat dilakukan dengan beberapa cara, tetapi kebanyakan dari pengetesan tersebut hanya bersifat empiris. Hanya sedikit yang memenuhi standart, dan semua test tersebut bersifat ‘a single point test’ jadi tidak dapat dibandingkan satu samalainnya karena mereka mengukur sifat-sifat beton yang berbeda. Walaupun begitu adalah penting untuk mendapatkan beberapa dari sifat workabilitas karena penting untuk control kualitas. Pengukuran workabilitas yang telah dikembangkan antara lain:



BETON



a.



Slump test



b.



Compaction test



c.



Flow test



d.



Remoulding test



e.



Penetration test



f.



Mixer test



Page 6



Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, jenis beton dapat dibedakan menjadi sepuluh macam yaitu: a. Beton Mortar Bahan baku pembuatan beton mortar terdiri atas mortar, pasir, dan air. Ada tiga ragam mortar yang sering digunakan antara lain semen, kapur, dan lumpur. Beton mortar semen yang dipasangi anyaman tulangan baja di dalamnya dikenal sebagai ferro cement. Beton ini memiliki kekuatan tarik dan daktilitas yang baik. b. Beton Ringan Sesuai namanya, beton ringan dibuat dengan memakai agregat yang berbobot ringan. Beberapa orang juga kerap menambahkan zat aditif yang bisa membentuk gelembung-gelembung udara di dalam beton. Semakin banyak jumlah gelembung udara yang tersimpan pada beton, maka pori-porinya pun akan semakin bertambah sehingga ukurannya juga bakal kian membesar. Hasilnya, bobot beton tersebut lebih ringan daripada beton lain yang memiliki ukuran sama persis. Beton ringan biasanya diaplikasikan pada dinding non-struktur. c. Beton Non-Pasir Proses pembuatan beton non-pasir sama sekali tidak menggunakan pasir, melainkan hanya kerikil, semen, dan air. Hal ini menyebabkan terbentuknya rongga udara di celah-celah kerikil sehingga total berat jenisnya pun lebih rendah. Karena tidak memakai pasir, kebutuhan semen pada beton ini juga lebih sedikit. Penggunaan beton non-pasir misalnya pada struktur ringan, kolom dan dinding sederhana, bata beton, serta buis beton. d. Beton Hampa Disebut hampa karena dalam pembuatannya dilakukan penyedotan air pengencer adukan beton memakai vacuum khusus. Akibatnya beton pun hanya mengandung air yang telah bereaksi dengan semen saja sehingga memiliki kekuatan yang sangat tinggi. Tak heran, beton hampa



BETON



Page 7



banyak sekali



dimanfaatkan dalam pendirian bangunan-bangunan



pencakar langit. e. Beton Bertulang Beton bertulang tercipta dari perpaduan adukan beton dan tulangan baja. Perlu diketahui, beton mempunyai sifat kuat terhadap gaya tekan, tetapi lemah dengan gaya tarik. Oleh karena itu, tulangan baja sengaja ditanamkan ke dalamnya agar kekuatan beton tersebut terhadap gaya tarik meningkat. Beton bertulang biasanya dipasang pada struktur bentang lebar seperti pelat lantai, kolom bangunan, jalan, jembatan, dan sebagainya.



f. Beton Pra-Tegang



Pada dasarnya, pembuatan beton pra-tegang mirip sekali dengan beton bertulang. Perbedaan tipis hanyalah terletak pada tulangan baja yang bakal dimasukkan ke beton harus ditegangkan terlebih dahulu. Tujuannya supaya beton tidak mengalami keretakan walaupun menahan beban lenturan yang besar. Penerapan beton pra-tegang juga banyak dilakukan untuk menyangga struktur bangunan bentang lebar.



BETON



Page 8



2.4. Kekuatan Beton Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton. Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk dapat menerima gaya per satuan luas (Tri Mulyono, 2004). Nilai kekuatan beton diketahui dengan melakukan pengujian kuat tekan terhadap benda uji silinder ataupun kubus pada umur 28 hari yang dibebani dengan gaya tekan sampai mencapai beban maksimum. Beban maksimum didapat dari pengujian dengan menggunakan alat compression testing machine.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mutu dari kekuatan beton, yaitu : 1. Faktor air semen (FAS) Faktor air semen (FAS) merupakan perbandingan antara jumlah air terhadap jumlah semen dalam suatu campuran beton. Fungsi FAS, yaitu : a. Untuk memungkinkan reaksi kimia yang menyebabkan pengikatan dan berlangsungnya pengerasan. b. Memberikan



kemudahan



dalam



pengerjaan



beton



(workability) Semakin tinggi nilai FAS, mengakibatkan penurunan mutu kekuatan beton. Namun nilai FAS yang semakin rendah tidak selalu berarti bahwa kekuatan beton semakin tinggi. Umumnya nilai FAS yang diberikan minimum 0,4 dan maksimum 0,65 (Tri Mulyono, 2004). 2. Sifat agregat Sifat-sifat



agregat



sangat



berpengaruh



pada



mutu



campuran beton. Adapun sifat-sifat agregat yang perlu diperhatikan seperti, serapan air, kadar air agregat, berat jenis, gradasi agregat, modulus halus butir, kekekalan agregat, kekasaran dan kekerasan agregat. 3. Proporsi semen dan jenis semen yang digunakan Berhubungan dengan perbandingan jumlah semen yang digunakan saat pembuatan mix design dan jenis semen yang digunakan berdasarkan peruntukkan beton yang akan dibuat. Penentuan jenis semen yang digunakan mengacu pada tempat dimana



BETON



Page 9



struktur bangunan yang menggunakan material beton tersebut dibuat, serta pada kebutuhan perencanaan apakah pada saat proses pengecoran membutuhkan kekuatan awal yang tinggi atau normal. 4. Bahan tambah Bahan tambah (additive) ditambahkan pada saat pengadukan dilaksanakan. Bahan tambah (additive) lebih banyak digunakan untuk penyemenan (cementitious), jadi digunakan untuk perbaikan kinerja. Menurut standar ASTM C 494/C494M – 05a, jenis bahan tambah kimia dibedakan menjadi tujuh tipe, yaitu : 1.



water reducing admixtures



2.



retarding admixtures



3.



accelerating admixtures



4.



water reducing and retarding admixtures



5.



water reducing and accelerating admixtures



6.



water reducing and high range admixtures



7.



water reducing, high range and retarding admixtures



2.5. Aplikasi Beton pada Konstruksi Bangunan Gedung Dalam konstruksi bangunan gedung penggunaan beton umumnya dilengkapi dengan besi tulangan, sehingga beton yang memiliki kuat tekan yang baik dilengkapi dengan besitulangan yang memiliki kuat tarik yang baik. Beton bertulang hampir dapat di jumpai padasemua elemen struktur bangunan, dari pondasi, tie beam/sloof, kolom, balok, dan pelat lantai.Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1. Pondasi



Pengertian pondasi yang dimaksud disini adalah suatu jenis konstruksi yang menjadi dasardan pondasi ini berfungsi sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya dan ini bertujuanuntuk diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. Namun terdapat juga pengertian pondasi yang lain yangmengatakan bahwa pondasi adalah konstruksi yang telahdiperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal ini dapat menjamin keseimbangan dankestabilan bangunan terhadap berat yang akan dibebankan pada pondasi tersebut. 2. Tie Beam/Sloof



BETON



Page 10



Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Jenis Konstruksi Beton Bertulang ini biasanya dibuat pada bangunan Rumah atau Gedung, dan posisinya biasanya pada Lantai 1 atau Orang-orang biasa menyebutnya Lantai Dasar. Inilah sebabnya mengapa kita jarang melihat bentuk sloof saat bangunan sudah “Berdiri” tegak. 3. Kolom



Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).



4. Balok



BETON



Page 11



Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemenelemen kolom penopang. Selain itu ring



balok juga berfungsi sebag



pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok dibuat dari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring balok dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah bentuk.Pola gaya yang tidak seragam dapat mengakibatkan balok melengkung atau defleksi yang harus ditahan oleh kekuatan internal material.



5. Pelat lantai beton



Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok penumpu dan kolom pendukungnya. Dengan demikian akan



BETON



Page 12



diperoleh hubungan yang kuat yang menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk menahan momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit, tulangan plat lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.



2.6. Kelebihan dan Kekurangan Beton Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat (terkadang bahan tambah, yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia) pada perbandingan tertentu.



Kelebihan dari beton adalah: a. Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal, kecuali semen Portland. b. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan termasuk rendah c. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan. d. Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau pasangan batu. e. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan Kekurangan dari beton adalah: a. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa. b. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.



BETON



Page 13



c. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu. d. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan beton. e. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.



BAB III PEMBAHASAN 3.1. Bahan-bahan Penyusun Beton 1. Semen



Semen adalah bahan organik yang mengeras pada percampuran dengan air atau larutan garam. Jenis-jenis semen menurut BPS adalah : a.



Semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-



biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar kalsium tinggi



BETON



Page 14



yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester. Semen ini berdasarkan prosentase kandungan penyusunannya terdiri dari 5 (lima) tipe, yaitu tipe I sd. V. b.



Semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen abu



dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone murni. c.



Oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang



digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat maupun di lepas pantai. d. Mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari pembakaran batubara yang mengandung amorphous silika, aluminium oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam berbagai variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat beton, sehingga menjadi lebih keras. Semen yang biasa digunakan pada teknik sipil adalah semen portland. Semen portland adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan dengan cara menghaluskan clinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis) dengan batu gips sebagai tambahan.



2. Agregat



Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang telah mengalami pengecilan ukuran secara alamiah melalui proses pelapukan dan aberasi yang berlangsung lama. Atau agregat dapat juga diperoleh dengan memecah batuan induk yang lebih besar. Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa



BETON



Page 15



pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5 mm. Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, memiliki ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang diizinkan tergantung pada maksud pemakaian. Pada teknologi beton, agregat terdiri dari banyak klasifikasi, yaitu;



Ditinjau dari asalnya 1.



Agregat alam Pada umumnya agregat alam menggunakan bahan baku alam atau hasil



penghancurannya. Jenis batu alam yang baik untuk agregat adalah batuan beku. Jenis batu endapan atau metamorph juga dapat dipakai meskipun kualitasnya masih perlu dipilih. Batuan yang abaik untuk agregat adalah butiran-butiran yang keras kompak, tidak pipih , kekal (volume tidak mudah berubah karena perubahan cuaca), serta tidak terpengaruh keadaan sekelilingnya. Agregat alam dapat dibedakan atas tiga kelompok. a.



Kerikil dan pasir alam agregat jenis ini merupakan hasil



penghancuran oleh alam dari batuan induknya. Seringkali agregat ini terdapat jauh dari asalnya karena terbawa arus air atau angin, dan mengendap di suatu tempat. Pada umumnya pasir dan kerikil yang terbawa arus air berbentuk bulat, sehingga dianggap baik untuk agregat aduk atau beton. Umumnya pula jenis agregat ini bentuknya berubah-ubah dan tidak homogen sehingga dalam penggunaannya untuk beton diperlukan perhatian khusus. Karena perubahan susunan butir agregat sangat berpengaruh terhadap sifat beton yang dibuat agregat tersebut. b.



Agregat batu pecah,Jenis batu yang baik untuka agregat ini adalah



batuan beku yang kompak. Di dalam pemakaiannya, batu pecah membutuhkan air lebih banyak karena luas bidang permukaannya relatif lebih luas. Dengan demikian untuk mendapatkan kelecakan aduk tertentu dan faktor air semen sama, beton dengan agregat batu pecah akan menggunakan semen sedikit lebih banyak daripada beton dengan menggunakan pasir atau kerikil alam. kekuatan



BETON



Page 16



beton dengan batu pecah biasanya juga lebih tinggi , karena daya lekat perekat pada permukaan batu pecah lebih baik daripada butiran yang halus. c.



Agregat batu apung ,merupakan agregat alamiah yang ringan dan



umum digunakan. Penggunaan batu apung harus bebas dari debu volkanik halus dan bahan-bahan yang bukan volkanik, misalnya lempung. Batu ini memiliki sifat isolasi panas yang baik.



2.



Agregat buatan Agregat buatan adalah suatu agregat yang dibuat dengan tujuan penggunaan



khusus, atau karena kekurangan agregat batuan-batuan alam. Berikut adalah contoh agregat buatan: a. Klinker dan Breeze Pada umumnya klinker dianggap sebagai bahan yang dibakar sempurna, massanya mengeras dan berinti, serta terisi bahan yang sedikit terbakar. Adapun breeze merupakan bahan residu yang kurang keras dan kurang baik pembakarannya, sehingga mengandung lebih banyak bahan yang mudah terbakar. Kuantitas bahan yang mudah terbakar akan mempengaruhi rambatan kelembapan. Makin banyak bahan yang mudah terbakar semakin besar pula terjadinya rambatan kelembapan.Sumber utama jenis agregat ini adalah stasiun pembangkit tenaga dimana ketel uap dipanasi dengan bahan bakar padat. Agregat jenis ini banyak dipergunakan untuk memproduksi blok dan pelat untuk partisi/penyekat dalam dan tembok interior lainnya. b. Agregat yang berasal dari bahan-bahan yang mengembang tanah liat dan batu tulis yang terjadi secara alamiah dapat dipergunakan unytuk membuat bahan berpori yang ringan, dengan permukaan yang berbentuk sel-sel dengan pemanasan sampai suhu sekitar 1000 0C – 2000 0C.



c. Cooke breeze Cooke breeze adalah hasil tambahan dari sisa bakaran bahan bakar batu arang yang kurang sempurna pembakarannya, biasanya terdapat pada dapur-dapur rumah tangga di negara-negara Eropa dan Amerika. Cooke



BETON



Page 17



breeze mengandung banyak sekali arang, kadang mencapai 75 %. Kandungan arang yang banyak tadi akan menghambat pengerasan semen sehingga dalam pemakaiannya perlu



3. Air dan Bahan Campuran Beton menjadi keras karena reaksi antara semen dan air. Oleh karena itu, air yang dipakai untuk mencampur kadang-kadang mengubah sifat semen. Air yang digunakan adalah air yang bersih, tidak mengandung minyak, lumpur dan bahanbahan kimia yang dapat merusak kekuatan beton. Untuk itu diperlukan pemeriksaan terlebih dahulu apakah air itu cocok untuk dipakai sebagai campuran beton atau tidak. Cara berikut ini dipergunakan untuk pemeriksaan tersebut: Waktu set semen dan kekuatan tekan diukur untuk mortar yang dicampur dengan air bersih dan yang dicampur air yang diuji, hasil pengukurannya dibandingkan. Sedangkan air laut hanya dapat dipakai untuk beton yang tidak mempergunakan baja tulangan karena mengandung garam yang dapat menyebabkan baja berkarat. Bahan campuran ditambahkan dengan maksud agar dapat memperbaiki sifat beton yang lemah dan mengeras. Bahan campuran dibagi menjadi dua kelompok: yang pertama ialah bahwa volume yang ditambahkan harus diperhitungkan pada pengadukan beton dan yang ditambahkan tidak perlu diperhitungkan. Yang pertama disebut bahan campuran dan yang kedua disebut zat campuran. Ada beberapa macam bahan campuran. Contoh khas adalah bahan yang memiliki sifat hidrolik tersembunyi seperti pozolan, abu terbang, slag tanur tinggi, dan berbagai bahan penambah. Ada beberapa jenis zat campuran yang digolongkan menurut fungsinya yaitu zat pembawa dan zat untuk pendispersi (zat penghilang air). Zat pembawa dipakai untuk memperbaiki kemampuan pengerjaan dengan mencampur sejumlah optimum udara ke dalam beton. Termasuk ke dalam golongan ini adalah resin vinol. Zat untuk pendispersi dipergunakan untuk mencegah tersetnya partikel dalam semen. Jika zat ini dibubuhkan dalam beton, kecairan beton akan bertambah. Garam kondensat tinggi dari asam sulfonat melamin dan sebagainya temasuk golongan zat pendispersi.



BETON



Page 18



3.2.



Tahap Pembuatan Beton Dalam proses pembuatan beton normal hal-hal yang harus diperhatikan antara lain : 1. Pemeriksaan bahan atau material beton harus sesuai dengan standar pemeriksaan beton seperti SNI, SKSNI, ASTM DAN AASHTO 2. PemeriksaanAgregat



Kasar



Pemeriksaan Agregat kasar yang digunakan dam proses campuran beton meliputi : a. Pemeriksan berat isi b. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan c. Pemeriksaan menggunakan analisa saringan d. Pemeriksaan agregat dengan mesin Los Angeles 3. Pemeriksaan Agregat Halus Pemeriksaan Agregat Halus yang digunakan dam proses campuran beton meliputi : a.Pemeriksan berat isi b.Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan c.Pemeriksaan menggunakan analisa saringan d.Pemeriksaan Organik Im Purities



4. Pemeriksaan Air Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih dan bebas dan tidak boleh mengandung asam, alkalin, bahan padat, bahan organik,minyak, lumut, gula, sulfar dan chlorida. 5. Tahapan Pembuatan a. Perencanaan



Rancangan



Campuran



Beton(Job



Mix



Design



Concrete)Tujuan dari proses perencanaan campuran beton adalah untuk mendapatkan komposisi atau proporsi campuran beton yang



BETON



Page 19



sesuai standar mutu beton sehingga beton yang digunakan pada konstruksi adalah mutu beton sesuai dengan rencana.



b. Percobaan Campuran ( Trial Mix ) Setelah diketahui komposisi atau proporsi campuran beton selanjutnya dilakukan percobaab campuran ( Trial Mix ) pada mesin pengaduk sehingga diperoleh contoh – contoh uji yang dicetak sesuai kebutuhan yaitu kubus atau silinder. c. SlumpTest Percobaab Slump Test pada beton merupakan salah satu metoda yang digunakan untuk mengetahui Viscositas atau Kekentalan beton segar. Percobaab Slump Test dilakukan sebelum percetakan benda uji.



d. PerendamanBenda Uji Beton yang telah dicetak dalam benda uji, kemudian dikeluarkan dari cetakan setelah beton berumur 24 jam, kemudian benda uji direndalam bak air. Proses perendaman benda uji sesuai dengan umur beton yang direncanakan, misalnya 3, 7, 14, 21, 28 hari. e. Uji Kuat Tekan



BETON



Page 20



Benda uji baik berupa kubus atau silinder selanjutnya dapat di uji tekan pada mesin tekan sesuai dengan umur beton yang telah direncanakan seperti diatas. Setelah benda uji kuat tekan dilakukan maka didapat atau dihasilkan Kuat Tekan Beton (α hancur). f. Pelaporan Dari evaluasi uji kuat tekan tersebut akan didapat Nilai “Kuat Tekan Beton” yang dirancang, sehingga dapat diketahui tercapai atau tidaknya Kuat Tekan yang ditargetkan ( f’cr ). Dari hasil pemeriksaan keseluruhan dirangkum dalam bentuk laporan. g. Pemeriksaan Beton Dengan Concrete Hammer Test Pengujian kuat tekan beton dengan Concrete Hammer Test (Baca : Pengujian Beton Dengan Concret Hammer Test ). Maksud pengujian beton dengan alat Concrete Hammer test adalah untuk mengetahui kuat tekan beton yang telah di cor dilapangan. Pengujian beton dengan Concret Hammer Test dilakukan pada umur diatas 14 hari. 3.3.



Konversi antara karateristik dan mutu f’c Nilai kuat tekan beton kadangkala ada yang menyebut K- misalnya K200 ; K-175 ; K-300 atau ada yang menyebut f'c 20; f'c 25; f'c 30. Kedua nilai ini ada adalah nilai kuat tekan beton. Hal ini tentunya dapat membuat suatu kebingungan? di satu pihak ada yang menggunakan Kdi satu pihaknya ada yang menggunakan f'c. Kemudian apa yang menjadi perbedaan antara keduanya.



Penggunaan K dan f'c BETON



Page 21



Nilai K digunakan hanya untuk benda uji berbentuk KUBUS Nilai MPa digunakan hanya untuk benda uji berbentuk SILINDER



Satuan K dan f'c Nilai K menggunakan satuan kg/cm2 Nilai f'c menggunakan satuan MPa (N/mm2) 1 MPa = 10 kg/cm2



Hubungan K dan f'c Dalam desain bila mencantumkan nilai K atau f'c harus di konversi sebaliknya. Kubus 15x15x15 (K) = 1 Kubus 20x20x20 = 0,95 Kubus 10x10x10 = 1,07 Silinder 15x30 (f'c) = 0,83 Contoh : Kubus yang digunakan = 15x15x15 fc. 5 Mpa setara dengan = (5x10) / 0,83 = 50 / 0,83 = 60,24 kg/cm2 K. 100 kg/cm2 setara dengan = (100/10) x 0.83 = 10 x 0,83 = 8,3 Mpa



Mutu Beton Karakteristik Beton dengan mutu K-250 menyatakan kekuatan tekan karakteristik minimum adalah 250 kg/cm2 pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan kubus beton ukuran 15x15x15 cm. Mengacu pada PBI 71 yang merujuk pada standar eropa lama. Mutu Beton fc’ Beton dengan mufu fc' 25 menyatakan kekuatan tekan minimum adalah 25 MPa pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan silinder beton diameter 15 cm, tinggi 30 cm. Mengacu pada standar SNI 03-2847-2002 yang merujuk pada ACI (American Concrete Institute).MPa = Mega Pascal ; 1 MPa = 1 N/mm2 = 10 kg/cm2. 3.4.



BETON



Komposisi Campuran Beton Karateristik (K)



Page 22



Tabel komposisi berat semen, pasir, dan kerikil, serta volume air yang dibutuhkan untuk membuat 1 m3 beton dengan mutu tertentu.



Mutu Beton



Pasir (kg)



7.4 Mpa(K-100) 9.8 Mpa (K-125) 12.2 Mpa (K-150) 14.5 Mpa (K-175)



Semen (kg) 247 276 299 326



16.9 Mpa (K-200) 19.3 Mpa (K-225) 21.7 Mpa (K-250) 24.0 Mpa (K-275) 26.4 Mpa (K-300) 28.8 Mpa (K-325) 31.2 Mpa (K-350)



352 371 384 406 413 439 448



BETON



Air (liter)



w/c ratio



869 828 799 760



Kerikil (kg) 999 1012 1017 1029



215 215 215 215



0.87 0.78 0.72 0.66



731 698 692 684 681 670 667



1031 1047 1039 1026 1021 1006 1000



215 215 215 215 215 215 215



0.61 0.58 0.56 0.53 0.52 0.49 0.48



Page 23



BAB IV PENUTUP 4.1.



Kesimpulan Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Bahan penyusun beton, yaitu semen, agregat, air dan bahan adiktif, dan bahan penyusun lainnya yang telah diuraikan dalam makalah ini.



4.2.



Saran



1. Perlu di perhatikan ketika menggunakan beton sebagai bahan struktur, pekerjaan penulangan beton harus di perhitungkan dengan matang, karena jika tidak kualitas beton menurun. 2. Seorang perencana struktur hendaklah selalu mangikuti perkembangan peraturan dan pedoman – pedoman standar dalam perencanaan struktur, sehingga bangunan yang dihasilkan nantinya selalu memenuh persyaratan yang terbaru yang ada ( up to date ) seperti dalam hal peraturan perencanaan struktur tahan gempa, standar perencanaan struktur beton, harga matrial terbaru dan sebagainya. 3. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan berpedoman pada faktor kamudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, pengalaman tenaga kerja serta segi ekonomisnya.



BETON



Page 24



DAFTAR PUSTAKA https://sastrasipilindonesia.wordpress.com http://agusimanuddin22.blogspot.com http://tosimasipil.blogspot.com http://asrinurdin96.blogspot.com https://www.academia.edu http://sang-pemujarahasia.blogspot.com https://baturisit.blogspot.com http://strong-indonesia.com



BETON



Page 25